Anda di halaman 1dari 18

AULIA NURUL ATIKA

INDRYANI SINURAT
LAMPITA R P
SITORUS
PENJUALAN CICILAN/ANGSURAN
Penjualan Angsuran
Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilaksanakan
dengan perjanjian
dimana pembayarannya dilakukan secara bertahap atau
berangsur. Biasanya pada
saat barang atau jasa diserahkan kepada pembeli, penjual
menerima uang muka
(down payment) sebagai pembayaran pertama dan sisanya
diangsur dengan
beberapa kali angsuran
Secara garis besar masalah yang timbul dalam
hal ini dapat dibagi 2, yaitu

Masalah Non Akuntansi Masalah Akuntansi


Masalah Non Akuntansi

yaitu bagaimana menghindari resiko terjadinya


adanya pembeli yang tidak memenuhi kewajibannya

Mengurangi
kemungkinan Menyediakan Menyediakan
terjadinya perlindungan Perlindungan
pembatalan hukum kepada Ekonomi kepada
penjualan angsuran penjual Penjual
Masalah Akuntansi

yang dihadapi dalam penjualan angsuran

Masalah yang Masalah yang


berhubungan berhubungan
dengan dengan cara
pengakuan laba perhitungan bunga
kotor. dan angsuran.

Masalah yang
Masalah yang berhubungan
berhubungan dengan pembatalan
dengan tukar- penjualan
tambah. angsuran.
Pengakuan Laba Kotor

Dasar Penjualan
Dasar-Dasar
Pengakuan Laba
Kotor
Dasar Kas
Dasar Penjualan

Laba kotor atas penjualan diakui dalam priode penjualan


angsuran terjadi , tanpa memperhatikan apakah
pembayarannya sudah diterima atau belum.

Biaya – biaya yang


Kemungkinan berhubungan
Jangka waktu terjadinya dengan penjualan
pembayaran pembatalan angsuran bisa
relative pendek sangat kecil ditaksiran dengan
teliti.
Contoh : Dasar Penjualan
Pada awal tahun 2016 PT SANI MEDIKAL melakukan penjualan
angsuran seharga Rp. 12.500.000, dibayar melalui 5 kali angsuran
tahunan, setiap akhir tahun. Dan Harga pokok penjualan Rp.
10.000.000

Penyelesainnya

Laba kotor yang sudah diakui dari penjualan angsuran tersebut dan dicatat
pada tahun 2016 oleh PT. Sani Medikal sebesar Rp 2.500.000
(Rp 12.500.000 – Rp. 10.000.000). Tanpa memperhatikan apakah pembayaran
sudah diterima atau belum.
Dasar Kas

Laba kotor atas penjualan angsuran baru diakui


apabila pembayaran dari piutang penjualan angsuran
sudah diterima,

Harga pokok
Harga pokok
kemudian laba Laba kotor penjualan dan
kotor kemudian harga laba kotor secara
(Cost recovery pokok penjulan proporsional
method)
Contoh : Dasar Kas

Pada awal tahun 2016 PT SANI MEDIKAL melakukan penjualan


angsuran
seharga Rp. 12.500.000, dengan syarat pembayaran sebagai
berikut :
1. Uang muka Rp. 2.500.000, dibayar pada saat transaksi
penjualan.
2. Sisanya dibayar melalui 4 kali angsuran tahunan, setiap akhir
tahun.
3. Harga pokok penjualan Rp. 10.000.000
Harga pokok kemudian laba kotor (Cost recovery method)
Dari contoh Perusahaan akan mencatat penerimaan tanggal 01 Januari
2016 sampai 31 Desember 2018 sebagai pembayaran harga pokok
penjualan (totalnya Rp 10.000.000 ), sedangkan penerimaan tanggal 31
Desember 2018 dan 31 Desember 2019 dicatat sebagai laba atas
penjualan
angasuran (Rp 2.500.000)

Laba kotor kemudian harga pokok penjulan


Dari contoh Perusahaan akan mencatat penerimaan tanggal 01 Januari
2016 (Rp 2.500.000) sebagai laba atas penjualan angsuran, sedangkan
penerimaan 31 Desember 2015 sampai 31 Desember 2019 diakui sebagai
pembayaran harga pokok penjualan angsuran ( total Rp 10.000.000 )

Harga pokok penjualan dan laba kotor secara proporsional


Dari contoh di atas dapat dihitung perbandingan harga pokok
penjualan dengan laba kotor
Perhitungan Bunga Angsuran

• Di dalam perhitungan bunga ini


tergantung pada total sisa pinjaman.
Bunga dihitung dari Karena sisa pinjaman dari priode ke
sisa pinjaman priode semakin menurun maka
Dasar (sistem bunga pembayaran bunga pun ikut menurut,
Perhitungan atau dihitung dengan mengkalikan
menurun) persentase tingkat bunga dengan sisa
bunga yabg pinjaman tersebut.
sering dipakai

• Di dalam perhitungan ini besarnya


bunga untuk semua priode
Bunga dihitung dari didasarkan pada pokok pinjaman
awal, atau besarnya pembayaran
pokok pinjaman bunga untuk setiap priode adalah
(sistem bunga tetap) dengan mengkalikan tingkat
persentase bunga dengan pokok
pinjamanawal.
Tukar Tambah

Dalam hal ini sebagai uang mukanya berupa


barang bekas yang serupa dengan barang yang
diangsur pembayarannya. Untuk menarik
pembeli biasanyadihargai lebih barang tersebut
sehingga harga jualnya terlalu tinggi oleh
karena itu perlu dicatat berdasarkan nilai
realisasi bersihnya saja. Besarnya itu tentunya
tidak boleh lebih dari harga pokok
penggantinya.
Contoh Kasus

Pada awal tahun 2012 toko elektronik “Metrika” menjual mesin cuci Electrolux” secara
angsuran sebesar Rp 7.500.000. cara pembayarannyaadalah sebagai berikut:
1. Sebagai uang muka diterima sebuah mesin cuci merk “Yamoto” dengan nilai yang
disepakati sebesar Rp 2.000.000,-
2. Sisanya diangsur sebanyak 10 kali angsuran bulanan, masing-masing Rp 550.000,-
mesin cuci yang diterima diperkirakan membutuhkan biaya perbaikan sebesar Rp
500.000,-. Setelah diperbaiki diperkirakan dapat dijual dengan harga Rp 2.400.000,-.
Dalam penjualan mesin cuci
“ Electrolux” perusahaan memperhitungkan laba normal sebesar 10% dari harga jual.
Harga perolehan mesin cuci “ Electrolux” sebesar Rp 5.600.000.

Anda mungkin juga menyukai