PANDEMI COVID-19
Email : Adellaisnanisahera@gmail.com
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sampai saat ini dunia masih dihantui dengan wabah virus yang telah merengut banyak
nyawa manusia, yaitu Virus corona atau yang biasa disebut dengan Covid-19. tak terkecuali
di indonesia. Menurut data dari WHO (World Health Organization) di Indonesia hingga saat
ini sebanyak 73.582 jiwa meninggal dunia karena terpapar virus ini. Virus dengan nama
imiah Orthocoronavirinae ini menghambat pertumbuhan beberapa sektor, terutama pada
sektor ekonomi. Di indonesia sendiri, pemerintah mengambil langkah dengan
memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dengan tujuan supaya mobilitas
masyarakat indonesia berkurang sehingga penyebaran virus corona juga ikut berkurang, akan
tetapi upaya pemerintah melakukan pembatasan mobilitas masyarakat ini berdampak akan
kelajuan ekonomi, bagaimana tidak aktifitas perekonomian juga ikut terhenti seiring dengan
mobilitas masyarakat terhenti.
Saat ini pemerintah sedang fokus dalam rangka pemulihan ekonomi dengan cara
memberikan stimulus bagi UMKM. Berdasarkan data dari Kementrian Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah memaparkan bahwa sebanyak 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terdampak pandemi virus corona (Antara, Mei 2020).
Sektor UMKM yang paling terdampak yakni makanan dan minuman. Kementerian Koperasi
dan UMKM mengatakan bahwa koperasi yang bergerak pada bidang jasa dan produksi juga
terdampak pada pandemi COVID-19.
Dampak tersebut sudah terjadi di Tanggulangin Sidoarjo dan sudah dirasakan oleh
pengusaha mulai dari usaha mikro, kecil hingga koperasi sangat terdampak dengan adanya
wabah COVID-19 ini. Permodalan yang kurang, penjualan menurun, sampai dengan kredit
yang macet adalah dampak dari pandemi Covid-19. Saat ini ekonomi sedang mengalami
krisis sangat parah yang dialami oleh warga Tanggulangin. Pendapatan yang minim ditambah
lagi dengan pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari yang semakin banyak dikarenakan
kebutuhan pada masa pandemi ini yang mewajibkan untuk selalu mengenakan masker
sebagai antisipasi penularan virus corona dan keperluan obat-obatan sebagai penangkal virus
corona. Sebagian warga Tanggulangin banyak yang mengeluh karna pengurangan tenaga
kerja ditempat kerja mereka. Sehingga kebanyakan warga tersebut mengambil langkah
dengan membuka usaha yang bermodalkan dari koperasi simpan pinjam tersebut dengan
tujuan supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari nya dengan mengandalkan
pendapatan yang diperoleh dari membuka usaha tersebut.
Maka dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
“PERANAN KOPERASI TANGGULANGIN TERHADAP UMKM PADA MASA
PANDEMI COVID-19”
Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja peranan koperasi di Tanggulangin terhadap UMKM pada masa pandemi
Covid-19 ?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar dampak COVID-19 terhadap
UMKM dan bagaimana kah peran koperasi Tanggulangin saat menghadapi krisis ekonomi
pada masa pandemi seperti ini.
2. METODE PENLITIAN
a. Bentuk Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Dengan mengumpulkan dan
mendeskripsikan efek yang terjadi saat adanya virus COVID-19. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik dokumetasi yang merupakan cara yang penulis lakukan untuk
mengumpulkan data dari berbagai sumber referensi. Selain itu, karena keterbatasan waktu
dan materi terkait penelitian ini, penulis menggunakan telaah literatur (literature review) dan
artikel penelitian (research article), dari jurnal dan pemberitaan online yang bertujuan untuk
membuat kesimpulan dan evaluasi pada permasalahan yang penulis kaji.
Di tengah pandemi Covid-19, peranan koperasi sangat penting guna membantu pelaku
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Terutama, guna menyalurkan program
bantuan atau kredit untuk permodalan mereka. di tengah pandemi harusnya koperasi menjadi
garda terdepan pemulihan ekonomi nasional, lewat UMKM. Mengingat saat ini, koperasi
memiliki database terkait dengan pelaku langsung UMKM. Ternyata Pihak perbankan
biasanya ambil data dari koperasi, Jadi, memang saat ini pemerintah harus mengembalikan
peran koperasi, agar ekonomi kerakyatan kembali bergairah. Ditambah lagi, sektor perbankan
saat ini sangat minim dalam menyalurkan bantuan kredit, terutama untuk pelaku UMKM
karena resiko yang sangat tinggi, dengan adanya kekhawatiran kredit macet.
Di samping itu juga, pelaku UMKM sangat sulit untuk bisa mendapatkan permodalan dari
perbankan, mengingat keharusan adanya jaminan jika lewat perbankan. Sementara untuk
kredit pelaku mikro, biasanya mereka tidak punya jaminan. Makanya, mereka sulit dalam
mendapatkan pinjaman dari perbankan. Berbeda dengan koperasi, yang notabene tidak ada
jaminan; selama dia aktif menjadi anggota koperasi, penyaluran pinjaman atau kredit lebih
dimudahkan.
Permodalan koperasi bisa lebih efektif, karena minimnya persyaratan dan koperasi bisa
menjangkau dan mengetahui persis seluk beluk usaha dari seluruh anggotanya. Dihubungi
terpisah, Ketua Umum Asosiasi Industri UMKM Indonesia (Akumandiri) Hermawati
Setyorini mengatakan, dengan berkoperasi ada keuntungan lebih yang bisa didapat. Yaitu,
bunga lebih rendah dan tidak diperlukan adanya jaminan, sehingga tidak memberatkan para
pelaku usaha dalam mendapatkan pinjaman usaha, terutama untuk para pelaku usaha mikro.
Usaha skala mikro sangat sedikit sekali yang punya jaminan, dan juga kepastian
penghasilan. Jika dibebani bunga yang besar mereka akan mengalami kesulitan. Tapi dengan
koperasi bunga bisa jauh lebih rendah, berkisar 0,5 persen dari omset, sehingga tidak
membebani para pelaku usaha dalam mengembalikan pinjamannya.
Dampak Pandemi Covid-19 bagi Usaha dan Keuangan Koperasi
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA