Anda di halaman 1dari 39

PENYELESAIAN TERHADAP KREDIT MACET BAGI PELAKU UMKM

SELAMA PANDEMI COVID-19 PADA BANK BRI CABANG


BLANGPIDIE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

Proposal Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh


Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum

OLEH

NAMA : DEK WANTI


NIM : 170510012
FAKULTAS : HUKUM
PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM

KEMENENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS HUKUM
2020
1

USULAN RANCANGAN PENELITIAN UNTUK PENULISAN SKRIPSI


PADA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

I. Judul Skripsi

Penyelesaian Terhadap Kredit Macet Bagi UMKM Selama Pandemi Covid-

19 Pada Bank BRI Cabang Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya

II. Pelaksana Penelitian

a. Nama : Dek Wanti

b. Nim : 170510012

c. Angkatan : 2017

d. Fakultas : Hukum

e. Program Studi : Ilmu Hukum

f. Kekhususan : Hukum Perdata

g. Alamat : Jl. Tgk Malem,Desa Alue Selaseh,

Kec.Jeumpa, Blangpidie, Aceh Barat Daya

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi, potensi
yang mulai diperhatikan dunia internasional. Indonesia ekonomi terbesar di asia
tenggara memiliki sejumlah karakteristik yang menempatkan negara ini dalam
posisi yang bagus untuk mengalami perkembangan ekonomi yang pesat.
Saat ini perekonomian global termasuk Indonesia mengalami ketidakpastian
dan mengarah pada resesi ekonomi karena pandemi Covid-19. Beberapa negara
seperti AS, Jepang, Korea Selatan, Uni Eropa, Hong Kong, dan Singapura
mengalami pertumbuhan ekonomi negatif pada Triwulan I dan II Tahun 2020.

1
2

Perlambatan ekonomi pasti akan berdampak pada kinerja pertumbuhan


ekonomi Indonesia pada tahun 2020. Pandemi menimbulkan efek domino dari
kesehatan ke masalah sosial dan ekonomi, termasuk pelaku usaha.1
Pandemi virus corona yang berlangsung sepanjang tahun 2020 ini tak
hanya berdampak pada sektor kesehatan. Dampak pandemi juga terjadi pada
sektor ekonomi dunia dan banyak negara, termasuk Indonesia.
Menteri keuangan Sri Mulyani mengatakan Indonesia cukup terhantam keras
penyebaran virus Corona. Tidak hanya kesehatan manusia, virus ini juga
mengganggu kesehatan ekonomi di seluruh Dunia. Komite Stabilitas Sektor
Keuangan (KSSK), kata Ani, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia
dalam skenario terburuk bias minus 0,4%. Kenapa hal ini bias terjadi? Ani
menjelaskan, kondisi sekarang ini akan berimbas pada menurunya konsumsi
rumah tangga yang diperkirakan 3,2 persen hingga 1,2 persen. Lebih dari itu
investasi pun akan merosot tajam.2
Sektor UMKM, adalah sektor yang paling pertama terdampak wabah covid-
19, berkaca pada krisis tahun 1998, sektor ini cenderung aman. Namun, sekarang
situasinya berbeda. Sekarang ini dalam pandemi Covid-19, UMKM terpukul
paling depan karena ketiadaan kegiatan di luar rumah oleh seluruh masyarakat
(VoaIndonesia, 1 April 2020).
Keberadaan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
tidak dapat dihapuskan ataupun dihindarkan dari masyarakat bangsa saat ini.
Karena keberadaanya sangat bermanfaat dalam hal perindustrian pendapatan
masyarakat.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berupaya menjaga kualitas kredit di
tengah pandemi Covid-19. Tercatat sepanjang 2020, BRI menyalurkan kredit
secara konsolidasian Rp 938,37 triliun atau naik 3,89 persen secara tahunan (yoy)
dengan rasio nonperforming loan (NPL) gross terjaga level 2,99 persen.
1
https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/18/100600765/Pandemi-Belum-Berakhir
Bagaimana-Perekonomian-Indonesia-Pada-2021
2
https://www.voaindonesia.com/a/Menkeu-Dampak-Covid-19-Pertumbuhan-Ekonomi-
Indonesia-2020-Bisa-Minus-0-4-Persen/5355838.html
3

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan, pencapaian


tersebut menunjukkan, dalam situasi sulit pun kinerja intermediasi BRI masih
berjalan dengan sangat baik. “Portofolio kredit yang sehat merupakan salah satu
faktor utama dalam menjaga keberlangsungan bisnis Perbankan, khususnya di
tengah kondisi perekonomian yang melambat karena dampak pandemi Covid-
19,”.3
Perkembangan perekonomian dan perdagangan saat ini yang di pengaruhi
ekonomi globalisasi membuat para pengusaha harus berfikir dan bertindak global,
pengembangan usaha tersebut sebagian besar merupakan pinjaman yng berasal
dari bank,penanaman modal, penerbitan obligasi maupun cara cara lain yang di
perbolehkan menurut Hukum.

Pengaturan tentang kredit di Indonesia mengacu kepada ketentuan hukum


Perbankan. Pengertian tentang kredit sendiri di temukan dalam ketentuan Pasal 1
angka 11 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1992 tentang
Perbankan sebagaimana telah di ubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun
1998 yaitu:4
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan KUH antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan Penyelesaian bunga.”

Berkaitan dengan pergertian kredit, menurut ketentuan pasal 1 butiir 5


peraturan bank Indonesia No. 72/PBI/2005 tentang penilaian kualitas aktiva Bank
Umum, yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu.

3
https://www.republika.co.id/berita/qp8jkr370/masa-pandemi-bri-jaga-rasio-kredit-
macet-di-bawah-industri
4
Pasal 1 angka 11 Undang-undang 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-
undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
4

berdasarkan persetujuan atau kesempatan pinjam-meminjam antara bank dan


pihak lain yang mewajib kan pihak peminjaman untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan Penyelesaian bunga termasuk; (a) cerukan
overdraft,yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah yang tidak dapat di
bayar lunas pada akhir hari;(b) pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan
anjak-piutang ; dan (c)pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak lain.5

Usaha Perbankan untuk Penyelesaian kredit ini sesuai dengan usaha bank
yang khusus bergerak di bidang jasa keuangan.

POJK Nomor11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional


sebagai Kebijakan Countercyclical mengatur bahwa debitur yang mendapatkan
perlakuan khusus dalam POJK ini adalah debitur (termasuk debitur UMKM) yang
mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban pada Bank karena debitur atau
usaha debitur terdampak penyebaran COVID-19 baik secara langsung ataupun
tidak langsung pada sektor ekonomi antara lain pariwisata, transportasi,
perhotelan, perdagangan, pengolahan, pertanian, dan pertambangan. Dalam POJK
ini jelas diatur bahwa pada prinsipnya bank dapat melakukan restrukturisasi untuk
seluruh kredit/pembiayaan kepada seluruh debitur, termasuk debitur UMKM,
sepanjang debitur-debitur tersebut teridentifikasi terdampak COVID-19.
Pemberian perlakuan khusus tersebut tanpa melihat batasan plafon
kredit/pembiayaan. Kualitas kredit/pembiayaan yang direstrukturisasi dapat
ditetapkan lancar apabila diberikan kepada debitur yang teridentifikasi terkena
dampak penyebaran COVID- 19.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan


penelitian dengan judul “Penyelesaian Terhadap Kredit Macet Bagi Pelaku
UMKM Selama Pandemi Covid-19 Pada Bank BRI Cabang Blangpidie
Kabupaten Aceh Barat Daya”.

5
Anton suyatno, Kepastian Hukum Dalam Penyelesaian Kredit Macet Melalui Eksekusi
Jaminan Hak Tanggungan Tanpa Proses Gugatan Pengadilan,Depok:Kencana,hal 30
5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka pemasalahannya


adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penyelesaian terhadap kredit macet bagi pelaku UMKM
dimasa Pandemi Covid-19 ?
2. Apakah hambatan dalam upaya penyelesaian kredit macet bagi pelaku
UMKM selama Pandemi Covid-19 ?
Bagamana Sanksi terhadap Debitur yang tidak membayar Kredit tidak
tepat waktu pada Masa Pandemi Covid-19?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana Penyelesaian Kredit macet bagi pelaku


UMKM di masa Pandemi Covid-19
2. Untuk mengetahui hambatan apa dalam upaya penyelesaian kredit macet
bagi pelaku umkm selama Pandemi Covid-19
3. Untuk mengetahui bagaimana sanksi hukum terhadap debitur yang tidak
membayar kredit tidak tepat waktu pada masa pandemi Covid-19

D. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini dibatasi pada Penyelesaian
hukum perdata terhadap kredit macet serta pelaksanaan Penyelesaian kredit
untuk usaha mikro kecil dan menengah selama pandemi covid-19 pada Bank
BRI Cabang Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak. Adapun manfaat dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis
6

Secara teoritis, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan
sebagai sumbangan pengetahuan ilmu hukum khususnya di bidang hukum
perdata, serta dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan tentang penyelesaian perjanjian kredit bagi pelaku
Umkm selama pandemi Covid-19.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan yang akan berguna dalam
memberikan jawaban terhadap masalah yang akan diteliti yaitu mengenai
penyelesaian kredit terhadap perjanjian kredit bagi pelaku usaha mikro kecil
dan menengah, selama pandemi Covid-19 ini. Serta dapat di manfaatkan untuk
memberikan informasi dan gambaran kepada masyarakat serta memberi
masukan kepada pemerintah dan pelaku usaha.

F. Tinjauan Pustaka

A. Tinjauan Hukum Tentang Perbankan Dan Perjanjian Penyelesaian Kredit

1) Penyelesaian Kredit Macet

Dalam menyelesaikan kredit macet, Bank BRI dapat melakukan berbagai


macam cara dengan memperhatikan ketentuan Bank Indonesia, ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan, maupun kebijakan dan prosedur Bank BRI yang mengatur
mengenai penyelematan dan penyelesaian kredit macet yang berlaku bagi Bank
BRI. Jika masih dapat dibantu, Bank BRI akan mengusahakan bantuan terhadap
debitur dengan menambah jumlah kredit atau dengan memperpanjang jangka
waktunya.

Frequently Asked Questions


Restrukturisasi Kredit/Pembiayaan terkait Dampak COVID-19

Presiden RI dalam keterangan pers hari Selasa 24 Maret 2020


menyampaikan bahwa OJK memberikan kelonggaran/relaksasi kredit
7

usaha mikro dan usaha kecil untuk nilai dibawah Rp10 milyar baik
kredit/pembiayaan yang diberikan oleh bank maupun industri keuangan
non-bank kepada debitur perbankan. Bagi debitur perbankan, akan
diberikan penundaan sampai dengan 1 (satu) tahun dan penurunan
bunga. Hal tersebut tertuang dalam ketentuan yang mengatur secara
umum pelaksanaan restrukturisasi kredit/pembiayaan sebagai akibat
dampak dari persebaran virus COVID-19.6

2) Perjanjian Kredit

Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada


seorang lain atau di mana dua orang saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu
hal. Dari peristiwa ini, timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut yang
dinamakan perikatan. Perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan antara dua orang
yang membuatnya. Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa suatu rangkaian
perkataan yang mengandung janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau
ditulis.7

Perjanjian kredit merupakan salah satu jenis perjanjian sehingga sebelum


membahas secara khusus mengenai perjanjian kredit perlu dibahas secara teratur
garis besar tentang ketentuan umum atau ajaran umum hukum perikatan yang
terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) karena
ketentuan umum dalam KUHPerdata tersebut menjadi dasar atau asas umum yang
konkrit dalam membuat semua perjanjian apapun. KUHPerdata buku III Bab I s/d
Bab IV Pasal 1319 menetapkan:

Semua perjanjian baik yang mempunyai suatu nama khusus maupun yang
tidak dikenal dengan suatu nama khusus maupun yang tidak dikenal dengan suatu
nama tetentu, tunduk pada peraturan-peraturan umum yang termuat dalam bab II
dan Bab I KUHPerdata.8
6
https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/info-terkini/Pages/FAQ-Restrukturisasi-
Kredit-Pembiayaan-terkait-Dampak-COVID-19.aspx
7
Subekti,Hukum Perjanjian PT.intermasa:Jakarta,2005,hal.1
8
Sutarno,Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank,Alfabeta,Bandung,2005,Hal
8

Dengan demikian perjanjian disini diartikan sebagai suatu perhubungan


hukum mengenai harta benda antara dua pihak, dalam mana suatu pihak berjanji
untuk melakukan suatu hal atau untuk tidak melakukan suatu hal, sedangkan
pihak lain berhak untuk pelaksanaan janji itu.

Kemudian di dalam kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BW) Pasal


1313 juga ditegaskan bahwa ada yang dimaksud dengan perjanjian itu iala suatu
perbuatan yang menyebabkan seseorang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
seorang lain atau lebih. Dengan demikian perjanjian disini diartikan sebagai suatu
perhubungan hukum mengenai harta benda antara dua pihak, dalam mana suatu
pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal untuk tidak
melakukan suatu hal, dengan pihak lain berhak untuk pelaksanaan janji itu.9

Perikatan adalah hubungan hukum yang terjadi diantara dua orang (pihak)
atau lebih, yakni pihak yang suatu berhak atas prestasi dan pihak lainnya wajib
memenuhi prestasi, begitu juga sebaliknya.10

Perikatan dalam bahasa belanda disebut verbintenissenrecht. Namun,


terdapat perbedaan pendapat dari beberapa ahli hukum dalam memberikan istilah
hukum perikatan. Misalnya, Wirjono Prodjodikoro dan R. Subekti.

1. Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Asas-Asas Hukum Perjanjian,


(bahasa Belanda: het verbintenissenrecht) jadi, verbintenissenrecht oleh
Wirjono diterjemahkan menjadi hukum perjanjian bukan hukum perikatan.
2. R. Subekti tidak menggunakan istilah hukum periktan, tetapi
menggunakan istilah perikatan sesuai dengan judul Buku III KHUPerdata
tentang perikatan.

Dalam bukunya Pokok-Pokok Hukum Perdata, R, Subekti menulis perkataan


perikatan (verbintenis) mempunyai arti yang lebih luas dari perkataan perjanjian,
sebab didalam Buku III KUHPerdata memuat tentang perikatan yang timbul dari
9
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan, Penerbit Alumni: Bandung,1982, Hal 78
10
ibid
9

a. Persetujuan atau perjanjian

b. Perbuatan yang melanggar hukum

c. Pengurusan kepentingan orang lain yang tidak berdasarkan persetujuan


(zaakwaarnemiing).

Perjanjian dalam bahasa Belanda disebut overeenkomst, sedangkan hukum


perjanjian disebut overeenkomstenrecht. Sementara itu, pengertian perikatan lebih
luas dari perjanjian, perikatan dapat terjadi karena

1. Perjanjian (kontrak), dan

2. Bukan dari perjanjian (dari undang-undang).

Perjanjian timbul, disebabkan oleh adanya hubungan kekayaan antara dua


orang atau lebih. Pendukung hubungan perjanjian sekurang-kurangnya harus ada
dua tertentu. Masing-masing orang itu menduduki tempat yang berbeda. Satu
orang menjadi pihak kreditur, dan seorang lagi sebagai pihak debitur. Kreditur
debitur itulah yang menjadi subjek perjanjian. Kreditur mempunyai hak atas
prestasi dan debitur wajib memenuhi pelaksanaan prestasi.11

Beberapa orang kreditur berhadapan dengan seorang debitur atau


sebaliknya, tidak mengurangi sahnya perjanjian. Atau jika pada mulanya kreditur
terdiri dari beberapa orang kemudian yang tinggal hanya seorang kreditur saja
berhadapan dengan debitur, juga tidak mengurangi nilai sahnya perjanjian. Hal
seperti ini bisa saja terjadi pada “percampuran hutang” (schuld vermeging)
sebagaimana diatur pada pasal 1436 BW. Demikian juga pada pasal 1437,
mengenai percampuran hutang atas diri seorang penanggung, yaitu penanggung
yang berubah kedudukan menjadi kreditur.12

2. Syarat-syarat Sah Perjanjian

11
M Yahya Harahap,Segi-Segi Hukum Perjanjian,Penerbit Alumni,Bandung,1986,hal
12
ibid
10

Menurut Pasal 1320 KUHPerdata untuk sahnya suatu perjanjian


diperlukan empat syarat :
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya
2. Cakap untuk membuat suatu perjanjian
3. Mengenai suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal

Dua syarat yang pertama, dinamakan syarat-syarat subyektif, karena


mengenai orang-orangnya atau subyeknya yang mengadakan perjanjian,
sedangkan dua syarat yang terakhir dinamakan syarat-syarat obyektif karena
mengenai perjanjiannya sendiri atau obyeknya dari perbuatan hukum yang
dilakukan itu.
Apabila syarat subyektif tidak dipenuhi maka perjanjian itu dapat
dibatalkan canceling oleh salah satu pihak yang tidak cakap. Dapat dibatalkan
oleh salah satu pihak dapat melakukan pembatalan atau tidak melakukan
pembatalan.
Apabila salah satu pihak tidak membatalkan perjanjian itu maka
perjanjian yang telah dibuat tetap sah. Yang dimaksud salah satu pihak yang
membatalkan disini adalah pihak yang tidak cakap menurut hukum.13
1. Orang-orang yang belum dewasa
2. Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan
3. Orang perempuan dalam hal-hal yang ditetapkan oleh Undang-Undang,
dan semua orang kepada siapa Undang-Undang telah melarang membuat
perjanjian-perjanjian tertentu.

Persyaratan kecakapan seseorang yang membuat perjanjian sangat


diperlukan karena hanya orang yang cakap yang mampu memahami dan
melaksanakan isi perjanjian yang dibuat. Membuat perjanjian berarti terikat dan
bertanggung jawab untuk melaksanakan apa yang telah dijanjikan. Orang yang
sakit ingatan berarti tidak sehat pikirannya, orang yang seperti itu sudah tentu
13
Subekti,op.cit,hal.17
11

tidak mampu memahami dan melaksanakan apa yang dijanjikan sehingga


dianggap tidak cakap. Orang yang ditaruh dibawah pengampuan tidak bebas
berbuat terhadap harta kekayaan, tetapi dibawah pengawasan pengampu. Orang
seperti itu disamakan dengan orang yang belum dewasa.14
Sebagai syarat ketiga disebutkan bahwa suatu perjanjian harus mengenai
suatu hal tertentu, artinya apa yang diperjanjikan hak-hak dan kewajiban kedua
belah pihak jika timbul suatu perselisihan. Barang yang dimaksudkan dalam
perjanjian paling sedikit harus ditentukan jenisnya. Bahwa barang itu sudah ada
atau sudah berada ditangannya si berutang pada waktu perjanjian dibuat, tidak
diharuskan oleh undang-undang. Juga jumlahnya tidak perlu disebutkan, asal saja
kemudian dapat dihitung atau ditetapkan.15
Syarat ke empat suatu sebab atau causa yang halal artinya suatu perjanjian
harus berdasarkan sebab yang halal atau yang diperolehkan oleh undang-undang.
Kriteria atau ukuran sebab yang halal adalah:16
1. Perjanjian yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan undang-undang.
Misalnya perjanjian yang menyanggupi untuk melakukan pembunuhan dengan
imbalan tertentu. Ini perjanjian yang di dasarkan sebab atau causa tidak halal
bertentangan dengan undang-undang pidana pasal 338 KUHPidana. Sebab atau
causa yang bertentangan dengan undang-undang jelas dan mudah tampak
Perjanjian seperti ini adalah batal demi hukum artinya sejak semula perjanjian
dianggap tidak pernah ada, para pihak tidak terikat untuk melaksanakan isi
perjanjian ini.
2. Perjanjian tidak bertentangan dengan kesusilaan. Lebih mudah untuk
menentukan sebab atau causa yang bertentangan dengan undang-undang
karena sifat jelas dan nampak tetatpi sebab atau causa yang bertentangan
dengan kesusilaan adalah relatif tidak sama wujudnya diseluruh dunia,
mungkin di Indonesia suatu perbuatan tertentu bertentangan dengan kesusilaan

14
Sutarno, Op.cit, hal 81
15
Subekti,Op.Cit, hal 19
16
Ibid
12

tetapi di negeri barat perbuatan tersebut dianggap tidak bertentangan dengan


kesusilaan. Jadi tergantung pada anggapan masyarakat terhadap perbuatan itu.
Perjanjian yang bertentangan dengan kesusilaan misalnya perjanjian dengan
seorang penyanyi berpakaian minim dan porno.
3. Perjanjian tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum. Tidak mudah
untuk menetapkan seuatu ukuran yang bertentangan dengan ketertiban umum.
Ketertiban umum sebagai lawan atau kebalikan dari kepentingan orang-
perorangan. Sebagian besar dari hal-hal yang berkaitan dengan ketertiban
umum terletak pada bagian ketatanegaraan dari hukum, dalam hubungan lalu
lintas pengangkutan, perjanjian perburuhan.

Dalam suatu syarat subyektif, jika syarat itu tidak terpenuhi, perjanjiannya
bukan batal demi hukum, tetapi salah satu pihak mempunyai hak untuk meminta
supaya perjanjian itu dibatalkan. Pihak yang dapat meminta pembatalan itu,
adalah pihak yang tidak cakap atau pihak yang memberikan sepakatnya
(perizinannya) secara tidak bebas. Jadi, perjanjian yang telah dibuat mengikat
juga, selama tidak dibatalkan (oleh hakim) atas permintaan pihak yang berhak
meminta pembatalan tadi.17
Dalam setiap hubungan hukum harus ada subyek dan obyek, tetapi subyeklah
yang merupakan pndukung hak dan kewajiban para pihak dalam hubungan atau
pembuatan hukum tersebut, dengan kata lain bahwa subyek hukum atau
pendukung hak dan kewajiban dapat berupa manusia atau badan hukum. Adapun
mengenai hak dan kewajiban pihak tersebut di cantumkan didalam surat
perjanjian pemborong. Dan juga disebut di dalam peraturan umum, yaitu dalam
KUHPerdata. Akan tetapi mengenai hak dan kewajiban dari para pihak dalam
perjanjian pemborong bangunan hanya sedikit diatur dalam KUHPerdata.
Sebagian besar hak-hak kewajiban tersebut diatur dalam peraturan standar

17
Ibid
13

pemborong bangunan (AV Tahun 1941), kemudian dimuat secara terperinci


dalam perjanjian pemborongan (rencana kerja dan syarat).18
Perjanjian bersyarat adalah perjanjian yang yang pelaksanaannya di
gantungkan (afhangen) kepada sesuatu pada masa yang akan datang yang belum
pasti terjadi. Dari pengertian diatas, kita melihat ada dua unsur yang melekat pada
perjanjian bersyarat :19
1. Perjanjian “digantungkan” (afhangen) pada sesuatu kejadian/perbuatan di
“masa akan datang” (toekomstig).
2. Dan kejadian itu “belum pasti terjadi” (onzekere gebeurtenis). Syarat itu tidak
boleh terhadap sesuatu kejadian “yang pasti” terjadi. Misalnya digantungkan
pada syarat kematian. Ini adalah hal yang pasti terjadi, karena setiap orang
pasti akan mati. Jika syarat itu digantungkan kepada sesuatu yang diketahui
pasti terjadi, syarat demikian dianggap tidak sah.
Kalau dalam perjanjian bersyarat digantungkan pada kejadian dimasa datang
tentang sesuatu “yang belum pasti terjadi”, maka dalam perjanjian dengan
ketetapan waktu, pelaksanaan perjanjian “tertunda” sampai batas waktu yang
ditentukan terjadi.
B. Pengertian kredit

Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 14 Tahun


1967 adalah penyediaan uang yang ditulis antara lain disamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan pinjaman (pinjam-meminjam) antara bank dengan pihak
lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utang setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan.20

Dalam bahasa latin kredit disebut “credere” yang artinya percaya.


Maksudnya si pemberi kredit percaya keapada si penerima kredit, bahwa kredit

18
Sri Soedeli Masjchun,Hukum Bangunan, Yogjakarta Liberty, 1998, Hal 78
19
M.Yahya Harahap,Op Cit, hal 48
20
Nurulichsan hasan,pengantar,perbankan gaung persada press
group,Jakarta,2014,hal.127-128
14

yang disalurkannnya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si


penerima kredit berarti menerima kepercayaan. Sehingga mempunyai kewajiban
untuk membayar kembali pinjaman tersebut dengan jangka waktunya. Oleh
karena iu, untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah benar-benar dapat dipercaya,
maka sebelum kredit diberikan terlebih dulu bank mengadakan analis kredit.

Analisa kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek


usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor yang lainnya. Pengertian
kredit dalam arti ekonomi, yaitu suatu penundaan pembayaran. Artinya uang atau
barang diterima sekarang dan dikembalikan pada masa yang akan datang.21

Pengaturan tentang kredit di Indonesia mengacu kepada ketentuan hukum


perbankan. Pengertian tentang sendiri ditemukan dalam ketentuan pasal 1 angka
11 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan
diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 (selanjutnya disebut
Undang-undang perbankan), yaitu:

“kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamaaan dengan itu,
berdasarkan persetujuan ataun kesepkatan KUH antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan Penyelesaian bunga.”
Berkaitan dengan pengertian kredit diatas,menurut ketentuan pasal 1
butir 5 peraturan bank Indonesia No.72/PBI/2005 tentang penilaian Kualitas
Aktiva Bank Umum, yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
Penyelesaian bunga termasuk: (a) cerukan (overdraft,yaitu saldo negatif pada
rekening giro nasabah yang tidak dapat dibayar lunas pada akhir hari; (b)

21
Ibid
15

pengambil alihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak-piutang; (c) pengambil


alihan atau pembelian kredit dari pihak lain.22

Dari elemen-elemen kredit, maka suatu Penyelesaian kredit akan


dilandasi oleh suatu perjanjian kredit, dimana perjanjian pinjam-meminjam dasar
acuan dalam perjanjian kredit. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH
Perdata) sendiri tidak mengatur secara khusus tentang perjanjian kredit.KUH
Perdata hanya men gatur tentang utang yang diatur dalam Pasal 1756 yang
selengkapnya berbunyi:

“Utang yang terjadi karena pemijaman uang hanyalah terdiri atas jumlah uang
yang disebutkan dalam perjanjian. Jika,sebelum saat pelunasan,terjadi suatu
kenaikan atau kemunduran harga atau ada perubahan mengenai berlakunya mata
uang, mak pengembalian jumlah yang dipinjam harus dilakukan dalam mata uang
yang berlaku pada waktu pelunasan, dihitung menurut harganya yang berlaku
pada saat itu.”23
Jaminan kebendaan dalam jaminan kredit merupakan upaya guna
memperkecil risiko. “Jaminan adalah sarana perlindungan bagi keamanan kreditur
yaitu kepastian hukum akan pelunasan utang debitur atau pelaksanaan suatu
prestasi oleh debitur oleh kreditur oleh penjamin debitur.” Salah perlindungan
hukum yang diberikan oleh undang-undang kepada kreduitur pemegang hak
jaminan untuk mengambil pelunasan atau piutangnya terhadap debitur yang
cedera janji adalah kreditur pemegang hak kebendaan dapat menuntut haknya
dengan cara menjual barang milik debitur tersebut serta mengambil pelunasan dari
penjualan tersebut.24

undang-undang memberikan perlindungan bagi semua kreditur dalam


kedudukan yang sama atau berlaku asas paritas Creditorum.yakni pembayaran
atau pelunasan utang kepada para kreditur hanya berkedudukan sebagai kreditur
konkuren bersaing dalam pemenuhan piutangnya kecuali apabila ada alasan yang

22
Dr.H.R.M.Anton.suyatno,S.H.,m.hum,kepastian-hukum-dalam-penyelesaian-kredit-
macet,kencana,2018.hal.29-30
23
Ibid.hal.31
24
.Ibid.hal.208-209.
16

memberikan kedudukan preferen (droit de preference) kepada para kreditur


tersebut.25

Pentingnya jaminan dalam perjaanjian kredit bank adalah sebagai salah


satu sarana perlindungan hukum bagi keamanan bank dalam mengatasi resiko,
yaitu agar mendapat suatu kespastian bahwa nasabah debitur akan melunasi
pinjamannya. Dalam penjelasan pasal undang-undang nomor 8 tahun 1992
tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengn undang-undang nomor 10
tahun 1998 disebutkan bahwa jaminan Penyelesaian kredit dalam artikeyakinan
atas kemampuan dan kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi kewajibannya
sesuai dengan yang dijanjikan merupakan factor penting yang harus diperhatikan
oleh bank.26

Perlindungan hukum terhadap kreditor dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1). Perlindungan hukum preventif muncul manakala Bank dalam Penyelesaian


kreditnya melakukan tahapan analisis kredit terhadap calon debitor sesuai dengan
amanat Pasal 8 Undang-Undang Perbankan.

2). perlindungan hukum represif muncul ketika Bank rakyat indonesia cabang
blangpidie abdya melakukan upaya penyelesaian kredit macet di masa pandemi
covid-19 berupa somasi, Bank rakyat Indonesia blacklist, mengajukan jaminan
umum serta mengajukan gugatan pengadilan untuk memperoleh haknya.

Berkaitan dengan prinsip Penyelesaian kredit, pada dasarnya Penyelesaian


kredit oleh bank kepada nasabah debitur berpedoman kepada dua prinsip,yaitu:

a) Prinsip kepercayaan
Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa Penyelesaian kredit oleh bank kepada
nasabah debitur selalu didasarkan kepada kepercayaan.bank mempunyai
kepercayaan bahwa kredit yang memberikan bermanfaat bagi nasabah debitur
sesuai dengan peruntukkannya,dan terutama sekali bank percaya nasabah
25
ibid
26
ibid
17

debitur yang bersangkutan mampu melunasi utang kredit beserta bunga dalam
jangka waktu yang telah ditentukan.
b) Prinsip kehati-hatian (prudential principle)
Bank dalam menjalakan kegiatan usahanya, termasuk dalam Penyelesaian
kredit kepada nasabah debitur harus selalu berpedoman dan menerangkan
prinsip kehati-hatian. Prinsip ini antara lain diwujudkan dalam bentuk
penerapan secara konsisten berdasarkan iktikad baik terhadap semua
persyaratan dan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
Penyelesaian kredit oleh bank yang bersangkutan.27

Restrukturisasi kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan bank dalam


kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi
kewajibannya,yang dilakukan antara lain melalui:

1) Penurunan suku bunga kredit


2) Perpanjangan jangka waktu kredit
3) Pengurangan tunggakan bunga kredit
4) Pengurangan tunggakan pokok kredit
5) Penambahan fasilitas kredit dan atau
6) Konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara (dengan
memerhatikan ketentuan yang juga tercantum dalam PBI tersebut di atas)28
Pasal 1754 KUHPerdata menentukan bahwa pinjam meminjam adalah
persetujuan dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain
suatu jumlah yang tertentu barang – barang yang menghabis karena pemakaian
dengan syarat bahwa pihak yang belakangan ini akan mengembalikan sejumlah
yang sama pula. Pasal 1765 KUHPerdata memperolehkan memperjanjikan bunga.
Adapun unsur-unsur dari pinjam meminjam adalah:
a. Adanya kesepakatan atau persetujuan antara peminjam dengan pemberi
pinjaman

27
Ibid,hal.36
28
.M.Bahsan, Hukum jaminan dan jaminan kredit pernbankan Indonesia,2010,hal.92
18

b. Adanya suatu jumlah barang tertentu yang dapat habis karena memberi
pinjaman
c. Adanya pihak penerima pinjaman yang nantinya akan mengganti barang
yang sama
d. Peminjam wajib membayar bunga bila diperjanjikan.

Pasal 1 angka 11 UU Perbankan menyebutkan bahwa kredit didasarkan atas


kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak lain, sehingga
tunduk pada ketentuan yang diatur dalam buku III KUHPerdata pasal 1754 yang
mengatur tentang pinjam meminjam.29

Perjanjian kredit yang diberikan oleh bank, pada umumnya berisi klausul-
klausul tentang hak dan kewajiban antara debitur dan kreditur. Namun, ada
kalanya ketika debitur mengalami keadaan-keadaan yang diluar kendalinya
sehingga menyebabkan ia tak dapat memenuhi prestasinya kepada kreditur.30

Keadaan tersebut lazim disebut sebagai keadaan kahar. Keadaan kahar sendiri
terbagi menjadi dua yaitu keadaan kahar relatif dan absolut. Terkait dengan
keadaan kahar yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 maka perlu merujuk ke
salah satu Keputusan Presiden No 12 tahun 2020 tentang Penetapan Bencana
Non-alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Sebagai Bencana
Nasional yang pada intinya menyatakan bencana non-alam yang diakibatkan oleh
penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai bencana nasional.

Selain itu, pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah


menerbitkan POJK 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional
Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease
2019 yang membahas salah satunya adalah Penyelesaian restrukturisasi kredit
oleh lembaga perbankan. Serta untuk lembaga keuangan non perbankan, OJK juga
29
Sentosa sembiri,hukum perbankan edisi revisi,CV.mandar maju,bandung,2012,hal.191
30
Jurnal E.Agtha,A.Novera, Keadaan Kahar Akibat Covid -19 Dan Penerapannya
Dalam Perjanjian Kredit,fakultas hukum universitas sriwijaya,2020.
19

menerbitkan POJK No. 14/POJK.05/2020 tentang Kebijakan Countercyclical


Dampak Penyebaran Corona Virus Disease 2019 Bagi Lembaga Jasa Keuangan
Nonbank.31

Prinsip penyaluran kredit adalah prinsip kepercayaan dan kehati-hatian,


indikator kepercayaan ini adalah kepercyaan moral, komersial, finansial, dan
agunan. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan persetujuan untuk
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewujudkan
pihak peminjaman untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan (UU RI No. 7 Tahun
1992 tentang Perbankan Bab 1, Pasal 1, ayat (12)). Semua jenis pinjaman yang
harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian
yang telah disepakati.32

Peranan bank sebagai lembaga keungan tidak pernah lepas dari masalah
kredit. Bahkan, kegiatan bank sebagai lembaga keungan, Penyelesaian kredit
merupakan kegiatan utamanya. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan
menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit,
sementara dana yang terhimpun dari simpanan banyak, akan menyebabkan bank
tersebut rugi.

pengelolaan kredit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya mulai dari


perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, preosedur Penyelesaian kredit,
anlis Penyelesaian kredit, sampai pada pengendalian kredit macet, sementara dana
yang terhimpun dari simpanan banyak, akan menyebabkan bank tersebut rugi.
pengelolaan kredit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya mulai dari perencanaan
jumlah kredit, penentuan suku bunga, preosedur Penyelesaian kredit,analisis
Penyelesaian kredit, sampai pada pengendalian kredit macet.33
31
Ibid
32
.H.melayu S.P.hasibuan,dasar-dasar perbankan cetakatan pertama,PT.Bumi
aksara,Jakarta,1996,hal. 87
33
Kasmir,op.cit,hal.80
20

Sistem Penyelesaian kredit setiap bank berbeda-beda sesuai dengan


ketentuan bank yang bersangkutan. Pihak perbankan didalam memberikan kredit
kepada debitur harus melakukan peninjauan terlebih dahulu kepada calon
peminjam UMKM. Peminjam akan dilakukan terhadap keseriusan, kemampuan
usaha, modal usaha perusahaan,agunan debitur untuk memproteksi jumlah kredit
dan prospek usaha dari peminjam. Setiap data yang didapat oleh pihak bank akan
dianalisa terlebih dahulu. Dalam Penyelesaian kredit atau pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah, bank wajib memperhatikan hal-hal sebagaimana
ditentukan dalam pasal 8 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
menyatakan bahwa:34

1. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah,


Bank Umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang
mendalam atau itikad baik dan kemampuan serta kesanggupan Nasabah
Debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan
dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan.
2. Bank Umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan dan
pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, maka bank harus merasa yakin
bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut
diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian
kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan
keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar dan
sungguh-sungguh. Dalam melakukan penilaian, kriteria-kriteria serta aspek
penilaian tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah
menjadi standar penilaian setiap bank. 35

34
Dr.Banker,Undang-undang perbankan Indonesia,uu-no-10-tahun-1998,artikel,dikutip
dari,diakses pada 30 april 2017.
35
Nurul ichsan hasan,op.cit,hal,139-141
21

Untuk dapat menjadi nasabah, secara umum bank memerlukan berbagai


syarat yang standar. Mungkin saja syarat-syarat yang diminta oleh bank tersebut
adalah wajar, tetapi tidak semua instansi pemberi izin mampu mengeluarkan surat
izin dengan cara yang sama dan wajar. Syarat-syarat itu antara lain :36

a. Kartu tanda penduduk dan pemerintah


b. Jika anda pegawai, diperlukan : rekomendasi atasan, untuk kuasa
memotong gaji; surat keputusan pengangkatan pegawai; rincian gaji
terakhir
c. Jika anda pensiunan, diperlukan: kartu identitas pension; rincian pension
terakhir.
d. Jika anda pedagang, diperlukan: surat izin usaha perdagangan dari
departemen perdagangan; surat izin tempat usaha dari pemerintah daerah.
e. Jika anda industrial diperlukan: surat izin usaha perdagangan dari
pemerintah daerah; surat izin industri dari dinas perindustrian; surat izin
tempat usaha dari pemerintah daerah.
f. Jika anda seorang pengusaha pengangkutan, diperlukan: surat izin trayek
dari dinas lalu lintas angkutan jalan raya; surat izin gangguan; surat izin
tempat usaha.
g. Jika anda seorang penguasaan hutan dari departemen kehutanan; surat izin
tempat usaha; surat izin industri.

Untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank maka tahap yang pertama
permohon kredit mengajukan permohonan kredit secara tertulis dalam sutu
proposal. Proposal kredit harus dilampiri dengan dokumen-dokumen lainnya yang
disyaratkan. Yang perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal suatu
kredit hendaknya yang berisi keterangan tentang:

36
H.As mahmeddin,100 keluhan anda dalam kredit bank,rafflesia.jakarta,1996,hal.107
22

1) Riwayat perusahaan, seperti riwayat hidup perusahaan, jenis bidang usaha,


nama pengurus berikut latar belakang pendidikan, perkembangan perusahaan,
serta wilayah pemasaran produknya
2) Tujuan pengambilan kredit, dalam hal ini harus jelas tujuan pengambilan
kredit. Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan
kapasitas produksi atau untuk mendirikan pabrik baru (perluasan) serta tujuan
lainnya. Kemudian yang perlu mendapat perhatian adalah kegunaan kredit
apakah untuk modal kerja atau investasi
3) Besarnya kredit dan jangka waktu, dalam proposal pemohon menentukan
besarnya jumlah kredit yang diinginkan dan jangka waktu kreditnya.
4) Cara pemohon mengembalikan kredit maksudnya perlu dijelaskan secara rinci
cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil
penjualan atau dengan cara lainnya.
5) Jaminan kredit, yang diberikan dalam bentuk surat atau sertifikat. Penilaian
jaminan kredit haruslah teliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu, dan
sebagainya, biasanya setiap jaminan diikat dengan suatu asuransi tertentu.
Usaha kecil (small business) adalah kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan
serta kepemilikkan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Usaha kecil.37

Pasal 1 Undang-undang Republik Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha


Mikro, Kecil dan Menengah menjelaskan Usaha menengah adalah usaha ekonomi
proktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil :38

37
.Sanusi bintang,dan dahlan,pokok-pokok hukum ekonomi dan bisnis,PT.citra adtya
bakti,bandung,2000,hal.51
38
Lihat lebih lanjut pasal 1 angka 1,2 dan 3,Undang-undang nomor 20 tahun
2008,tentang usaha mikro kecil dan menengah
23

Pasal 1 angka 1 :

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau


badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.
Pasal 1 angka 2 :

Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini.
Pasal 1 angka 3 :

Usaha menengah adalah usaha ekonomi proktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.
Menurut Pasal 6 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tengan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.
Masalah UMKM adalah terkait dengan penambahan modal untuk
pengembangan usaha untuk mendapatkan tambahan modal pinjaman dari
bank,UMKM sering kali terkendala tidak ada jaminan kebendaan yang cukup
sebagai agunan kredit ketika UMKM mengajukan permohonan pinjaman dana
untuk tambahan modal kepada bank.

Upaya menanggulangi permasalahan tersebut adalah dibentuknya


perusahaan penjamin kredit Daerah (PPKD) menteri keuangan telah
mengeluarkan peraturan terkait dengan PPKD ini melalui PMK
No.99/PMK.010/2011 tentang perubahan atas PMK No.
222/PMK.010/perusahaan penjaminan kredit dan perusahaan penjaminan uang
kredit.39

39
Dr.A.wangsawididjaja,, Kredit bank umum,lautan pustaka,2020,hal.291
24

C. Dasar-Dasar Hukum Perbankan di Indonesia

Secara sederhana hukum perbankan (banking law) adalah hukum yang


mengatur segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, baik
kelembagaan,kegiatan usaha,serta cara dan proses dalam melaksanakan usaha
bank. Bank merupakan salah satu lembaga keungan yang fungsi utamanya sebagai
penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Ini berarti, kita akan membicarakan
peraturan hukum (norma hukum) dan asas-asas hukum, struktur hukum, dan
budaya hukum yang mengatur segala sesuatu yang menyangkut tentang bank.40

Munir Fuady menyatakan, bahwa hukum yang mengatur masalah


perbankan disebut hukum perbankan (banking law), yakni seperangkat kaidah
hukum dalam bentuk peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, doktrin, dan
lain-lain sumber hukum, yang mengatur masalah-masalah perbankan sebagai
lembaga, dan aspek kegiatan sehari-haei, rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh
suatu bank, perilaku petugas-petugasnya, hak, kewajiban, tugas dan tanggung
jawab para pihak yang tersangkut dengan bisnisperbankan, apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan oleh bank, eksistensi perbankan dan lain-lain yang
berkenaan dengan dunia perbankan.41

Dasar hukum perbankan ini terdiri dari dua sumber hukum perbankan,
yaitu sumber hukum dalam arti formil dan sumber hukum dalam arti material.
Sumber hukum dalam arti material adalah sumber hukum yang menentukan isi
hukum itu sendiri dan itutergantung dari sudut mana dilakukan peninjauannya,
apakah dari sudut pandang ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat, dan lain
sebagainya, sedangkan sumber hukum dalam arti formil adalah tempat
ditemukannya ketentuan hukum dang perundang-undangan, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis.42

40
Djoni S. Gazali Dan Rahmadi Usman, Hukum Perbankan , Sinar Grafikancetakan
Kedua: Jakarta 2012.Hal 1.
41
Munir fuady, hukum perbankan modern buku kesatu, citra aditya bakti: bandung
1999,hal 14
25

Di bawah ini disebutkan berbagai peraturan perundang-undangan yang


secara khusus mengatur atau berkaitan dengan masalah perbankan dan kebank
sentralan, yang menjadi sumber hukum perbankan yang berlaku dewasa ini,
diantaranya yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana


telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (disebut
Undang-Undang Perbankan yang Diubah).
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
sebagaimana telah diubah pertama dengan Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2004 dan terakhir dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2008 sebagaimana telah ditetapkan dengan
Undanng-Undang Nomor 6 Tahun 2009.
3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan
Sistem Nilai Tukar.
4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin
Simpanan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 tahun 2008 sebagaimana telah
ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2009.
5. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan syariah.
6. Burgelijk Wetboek (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata), terutama
ketentuan dalam Buku II dan Buku III mengenai jaminan kebendaan dan
perjanjian.
7. Wetboek van Koophandel (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang),
terutama ketentuan dalam Buku I mengenai surat-surat berharga.Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah.

8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian .

42
Rachmadi Usman, Aspek Aspek Hukum Perbankan di Indonesia. PT. Gramedia
Pustaka Utama Jakarta, 2001, hal.4
26

9. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, yang


kemudian diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007.

10. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas


Tanah Beseta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah.

11. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia

12. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang.43

Peraturan-peraturan perbankan di atas, dinilai sudah tidak dapat mengikuti


perkembangan perekonomian nasional maupun internasional, karenanya perlu
diganti dan disusun undang-undang yang baru mengatur masalah perbankan, yang
kemudian mengalami perubahan dan penambahan sebagaimana dalam Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.44

D. Tinjauan tentang Covid-19


Pada Desember 2019, kasus pneumonia misterius pertama kali
dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei. Sumber penularan kasus ini masih belum
diketahui pasti, tetapi kasus pertama dikaitkan dengan pasar ikan di Wuhan.
Tanggal 18 Desember hingga 29 Desember 2019, terdapat lima pasien yang
dirawat dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS).
Sejak 31 Desember 2019 hingga 3 Januari 2020 kasus ini meningkat
pesat, ditandai dengan dilaporkannya sebanyak 44 kasus. Tidak sampai satu bulan,
penyakit ini telah menyebar di berbagai provinsi lain di China, Thailand, Jepang,
dan Korea Selatan. Sejak kasus pertama di Wuhan, terjadi peningkatan kasus
COVID-19 di China setiap hari dan memuncak diantara akhir Januari hingga awal
Februari 2020.

43
Djoni S. Gazali dan Rachmad Usman, Op.Cit, hal 5-6
44
Ibid, hal 6-7
27

Awalnya kebanyakan laporan datang dari Hubei dan provinsi di sekitar,


kemudian bertambah hingga ke provinsi-provinsi lain dan seluruh China. Tanggal
30 Januari 2020, telah terdapat 7.736 kasus terkonfirmasi COVID-19 di China,
dan 86 kasus lain dilaporkan dari berbagai negara seperti Taiwan, Thailand,
Vietnam, Malaysia, Nepal, Sri Lanka, Kamboja, Jepang, Singapura, Arab Saudi,
Korea Selatan, Filipina, India, Australia, Kanada, Finlandia, Prancis, dan
Jerman.45
COVID-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020
sejumlah dua kasus. Data 31 Maret 2020 menunjukkan kasus yang terkonfirmasi
berjumlah 1.528 kasus dan 136 kasus kematian.10 Tingkat mortalitas COVID-19
di Indonesia sebesar 8,9%, angka ini merupakan yang tertinggi di Asia
Tenggara.5,11 Per 30 Maret 2020, terdapat 693.224 kasus dan 33.106 kematian di
seluruh dunia. Eropa dan Amerika Utara telah menjadi pusat pandemi COVID-19,
dengan kasus dan kematian sudah melampaui China. Amerika Serikat menduduki
peringkat pertama dengan kasus COVID-19 terbanyak dengan penambahan kasus
baru sebanyak 19.332 kasus pada tanggal 30 Maret 2020 disusul oleh Spanyol
dengan 6.549 kasus baru. Italia memiliki tingkat mortalitas paling tinggi di dunia,
yaitu 11,3%.46
Pandemi covid-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada 2 Maret 2020,
ketika 2 orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga Negara Jepang. Pada 9
April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi dengan Jawa Timur, DKI Jakarta
dan Sulawesi Selatan sebagai provinsi paling terpapar. Upaya pencegahan
penyebaranpun dilakukan dan dikampanyekan. Setidaknya ada dua Jepang.
Pada 9 April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi dengan Jawa
Timur, DKI Jakarta dan Sulawesi Selatan sebagai provinsi paling terpapar. Upaya
pencegahan penyebaranpun dilakukan dan dikampanyekan. Setidaknya ada dua
cara yang menjadi kunci pengendalian.47
45
Jurnal Adityo Susilo,dkk,Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini,2020
46
ibid
47
Jurnal litera bisnis,rahmi Rosita,pengaruh pandemic covid-19 terhadap UMKM di
Indonesia,poletektik LP3I Jakarta,November 2020
28

Penularan dan penyebaran covid-19 yaitu dengan menjaga jarak dan rajin
mencuci tangan dengan sabun dan memperbanyak wastafel portable yang
diadakan secara mandiri oleh masyarakat. Pemerintah pun akhirnya melakukan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta mengkampanyekan Stay at home.
Sektor UMKM pun terdampak parah. Berdasarkan data dari kementerian koperasi
yang memaparkan bahwa 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) terdampak pandemi virus corona (Antara, Mei 2020).
Sektor UMKM yang paling terdampak yakni makanan dan minuman.
Kementerian Koperasi dan UMKM mengatakan bahwa koperasi yang bergerak
pada bidang jasa dan produksi juga paling terdampak pada pandemi COVID-19.
Para pengusaha UMKM merasakan turunnya penjualan, kekurangan modal, dan
terhambatnya distribusi. Sedikitnya 39,9 persen UMKM memutuskan mengurangi
stok barang selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat covid-19.
Sementara itu , 1 persen UMKM memilih mengurangi karyawan akibat toko fisik
ditutup. Sektor UMKM mengalami dampak yang cukup dalam akibat pandemi
covid-19.48
B. Metode Penelitian
Metode penelitian hukum yang digunakan dalam mengerjakan Proposal ini
meliputi:
1. Jenis penelitian

Jenis penelitian dalam penulisan proposal ini adalah kombinasi penelitian


yuridis normatif dan yuridis empiris. Penelitian yuridis normatif yaitu mengacu
kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan
dan norma-norma hukum yang ada dalam masyarakat.49 Penelitian yuridis
normatif dilakukan dengan cara penelusuran terhadap norma-norma hukum yang
terdapat di dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur topik yang
penulis angkat, serta memperoleh data maupun keterangan yang terdapat dalam

48
ibid
49
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika: Jakarta, 2009, hal 105
29

berbagai literatur di perpustakaan, jurnal hasil penelitian, majalah, situs internet,


dan sebagainya. Sementara penelitian yuridis empiris adalah penelitian
permasalahan mengenai hal-hal yang bersifat yuridis dan didasarkan atas fakta-
fakta yang diperoleh dari hasil penelitian dengan mengacu kepada pola-pola
perilaku masyarakat yang nyata di lapangan.50

2. Metode Pendekatan

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penulis, maka metode pendekatan


adalah penelitian yuridis normatif dilakukan dengan cara penelusuran terhadap
norma-norma hukum yang terdapat di dalam peraturan perundang-undangan yang
mengatur topik yang penulis angkat, serta memperoleh data maupun keterangan
yang terdapat dalam berbagai literatur di perpustakaan, jurnal hasil penelitian,
majalah, situs internet, dan sebagainya.51

Sementara penelitian yuridis empiris adalah penelitian permasalahan


mengenai hal-hal yang bersifat yuridis dan didasarkan atas fakta-fakta yang
diperoleh dari hasil penelitian dengan mengacu kepada pola-pola perilaku
masyarakat yang nyata di lapangan. dimana data penelitian diolah dan dianalisis
dan disajikan dengan Penyelesaian gambaran yang lengkap mengenai alasan
Kredit Macet akibat pandemi Covid-19 dalam pelaksanaan perjanjian yang
dilakukan dengan alat pengumpul bahan hukum.

3. Sifat Penelitian
Sifat penelitian penulisan skripsi ini adalah bersifat penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin
tentang manusia, keadaan, atau gejala-gejala lainnya. Maksudnya adalah terutama
untuk mempertegas hipotesa-hipotesa, agar dapat membantu di dalam
memperkuat teori-teori lama, atau didalam kerangka menyusun teori.52
50
Ibid hal
51
Ibid
52
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press:
Jakarta, 2007, hal. 41.
30

4. Sumber dan Jenis Data

a. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian proposal ini adalah
data yang diperoleh secara langsung ke lapangan melalui wawancara yang
dilakukan penulis kepada beberapa debitur dan wawancara kepada Pemimpin
Divisi Ritel dari Bank Rakyat Indonesia. Sedangkan data sekunder yaitu data yang
diperoleh melalui studi kepustakaan, meliputi peraturan perundang-undangan,
buku-buku, artikel hukum dari internet, media massa dan kamus serta data yang
terdiri atas:53

b. Jenis Data

Jenis data dapat dilihat dari sumbernya, dapat dibedakan antara data yang
diperoleh langsung dari masyarakat dan data yang diperoleh dari bahan pustaka.
Adapun untuk mendapatkan data yang tepat dalam penelitian ini, serta sesuai
dengan pendekatan masalah dan ruang lingkup yang digunakan, maka jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah
data yang diperoleh melalui studi kepustakaan bahan-bahan hukum.54

Jenis data sekunder yang dipergunakan dalam penulisan ini terdiri dari :

1. Bahan hukum primer


yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat yang merupakan peraturan
perundangan terkait, yaitu : Kitab Undang Undang Hukum Perdata, UU
No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, UU No.10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbakan,
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial
Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease
2019 (Covid-19), Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang
53
Ibid
54
Ibid hal.43
31

Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019


(Covid-19), Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Bersekala Besar Dalam Rangka
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Keputusan
Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Sebagai Bencana
Nasional.
2. Bahan hukum sekunder

yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum


primer sebagaimana literatur-literatur yang tercantum dalam Daftar Pustaka.55

3. Bahan hukum tersier.

yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap


bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti Kamus.
Selanjutnya data penelitian dianalisis dengan pendekatan Perundang-undangan
(statute approach), yaitu dengan menelaah semua Undang-Undang dan
regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang diteliti terkait kredit
macet akibat Covid- 19.
4. Teknik Pengumpulan Data

Data pada pengumpulan data yang penulis gunakan, berkisar pada instrumen
utama yaitu studi kepustakaan. Untuk memperoleh data dalam penelitian
deskriptif, maka dapat dipakai teknik pengumpulan data yaitu studi dokumen
yang diterapkan untuk mencari konsepsi, teori, pendapat hingga berbagai
temuan yang berkaitan dengan isu hukum yang menjadi fokus penelitian.56
Studi dokumen dilakukan dengan mengkaji dan menganalisa karya ilmiah,
buku literature termasuk juga informasi yang diakses melalui internet.
5. Teknik Pengolahan Data Dan Analisis Data

55
ibid
56
Ibid
32

a. Pengolahan Data

Peneliti akan melakukan penelitian kembali dari berbagai bahan hukum, yang
diperoleh dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder maupun bahan
hukum tersier yang berkaitan dengan masalah yang akan dikaji. Setelah itu
penulis melakukan pengklasifikasian dari bahan-bahan yang ada untuk kemudian
dicocokkan dengan penelitian yang ada sehingga mempermudah membandingkan
teori yang akan dikemukakan.

h. Analisis Data

Analisis merupakan penjelasan dari semua bahan-bahan maupun data-data


yang sudah dikumpulkan dan dijelaskan sebelumnya secara sistematis,penjelasan
tersebut diuraikan secara logis menurut pemikiran dari penulis.Terdapat beberapa
jenis teknik analisis data, tetapi dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
analisis data bersifat kualitatif.
Teknik analisis data secara kualitatif yaitu metode analisis data dengan cara
mengelompokkan dan menseleksi data yang diperoleh dari penelitian lapangan
menurut kualitas dan kebenarannya kemudian disusun secara sistematis, yang
selanjutnya dikaji dengan metode berfikir secara deduktif dihubungkan dengan
teori-teori dari studi kepustakaan (data sekunder), kemudian dibuat kesimpulan
yang berguna untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.57

a. Jadwal Penelitian

Target waktu yang dibutuhkan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. Persiapan penelitian : 20 hari
2. Pengumpulan data : 20 hari

57
Abdul kadir Muhammad, hukum dan penelitian hukum cet 1, bandung:PT.citra
adityabakti,2004,hal.50
33

3. Pengelolaan data : 30 hari


4. Analisis data : 20 hari
5. Penulisan skripsi : 40 hari
Jumlah : 130 hari
OUTLINE PENULISAN

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
RINGKASAN
SUMMARY
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Ruang Lingkup Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Kerangka Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian perjanjian
B. Pengertian Kredit
C. Dasar-Dasar Hukum Perbankan di Indonesia
E. Tinjauan tentang Covid-19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
B. Metode Pendekatan
C. Sifat Penelitian
D.Sumber dan Jenis Data
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

BAB IV PENYELESAIAN TERHADAP KREDIT MACET BAGI PELAKU


UMKM SELAMA PANDEMI COVID-19 PADA BANK BRI CABANG
BLANGPIDIE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA”

A. pelaksanaan Penyelesaian kredit kepada usaha mikro kecil dan menengah


selama pandemi covid-19 oleh bank rakyat Indonesia Kota blangpidie
B. Pertimbangan selama pandemi BRI di kota Blangpidie tidak memberikan
fasilitas kredit terhadap Usaha mikro kecil dan menengah di kota blangpidie

C. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Hermansyah,S.H.,M.HUM. 2020. Hukum Perbankan Nasional Indonesia.


Jakarta: Kencana

M.Bahsan, S.H., S.E. 2006. Hukum Jaminan Dan Jaminan Kredit Perbankan
Indonesia.

Iswi hariyani,S.H.,M.H.2010. Restrukturisasi dan penghapusan kredit macet


PT.gramedia.Jakarta.

Wirjono Prodjodikoro.1986.Asas-asas hukum perjanjian PT.bale.bandung.


Ni komang sutriyanti.2020.Menyemai benih dharma perspektif multidisiplin,
yayasan ahmad cendeki Indonesia.

Subekti,2005.hukum perjanjian PT.intermasa: Jakarta.

Sutarno.2005.Aspek-aspek hukum perkreditan pada bank,alfabeta,bandung

M yahya harahap.1986.segi-segi hukum perjanjian,penerbit alumni.bandung.

Dr.H.R.M.Anton,suyatno.S.H.,m.hum,kepastian-hukum-dalam-penyelesaian
kredit-macet,kencana.

Sentosa sembiri.2012.hukum perbankan edisi revisi.CVmandar maju,bandung.

Nurul ichsan hasan.2014.pengantar-perbankan,gaungpersada press group,Jakarta.

H.melayuS.P.hasibuan.1996.dasar-dasar-perbankan-cetakatan pertama. PT.Bumi


aksara.Jakarta.

Sanusi bintang.2000. dan dahlan,pokok-pokok hukum ekonomi dan bisnis,PT.citra


aditya bakti.bandung.

Dr.A.wangsawididjaja Z.,S.H.,M.H.2020.Kredit bank umum,lautan pustaka.


Zainudin Ali.2009 Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika: Jakarta.

Soerjono Soekanto.2007.Pengantar Penelitian Hukum,Universitas Indonesia


Press: Jakarta.
Abdul kadir Muhammad.2004. hukum dan penelitian hukum cet 1.
bandung:PT.citra adityabakti.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU Nomor 7


Tahun 1992 tentang perbankan

Undang-undang Republik Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (Umkm)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Otoritas jasa keuangan Republik Indonesia no.11/POJK.03/2020 tentang stimulus


perekonomian nasional sebagai kebijakan countercyclical dampak
penyebaran coronavirusdisease 2019

Putusan Presiden No 12 tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-alam


Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)

C. Jurnal dan Artikel

Dr.Banker,Undang-undang perbankan Indonesia,uu-no-10-tahun-


1998,artikel,dikutip dari,diakses pada 30 april 2017.
Tekun. determinan penyaluran kredit UMKM bank perseroan.2018.Hal.4

Adityo Susilo,dkk,Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur


Terkini,ISSN:2406 8969 Vol 7 No 1 2020.
E.Agtha,A.Novera,keadaan kahar akibat covid -19 dan penerapannya dalam
perjanjian kredit,fakultas hukum universitas sriwijaya,2020.

literal bisnis,rahmi Rosita,pengaruh pandemi covid-19 terhadap Umkm di


Indonesia,politektik LP3I Jakarta,November 2020
sains sosio humaniora,analisis hukum relaksasi kredit saat pandemi corona
dengan kelonggaran kredit berdasarkan peraturan otoritas jasa keuangan
nomor 11/POJK.03/2020,hal.613-616 ISSN 2580-1244 Vol 4 nomor 2
desember 2020
D. Internet

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/135560/peraturan-ojk-no-
11pojk032020-tahun-2020, di akses tanggal : 02 Januari 2021

https://ebooks.gramedia.com/id/buku/restrukturisasi-dan-penghapusan-kredit-
macet, di akses tanggal : 02 Januari 2021

https://www.ojk.go.id/sustainable-finance/id/peraturan/undang-
undang/Pages/Undang-Undang-Republik-Indonesia-Nomor-20-Tahun-2008-
Tentang-Usaha-Mikro,-Kecil,-dan-Menengah.aspx di akses tanggal : 02
Januari 2021

https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners/article/download/102
3/843, di akses tanggal : 05 Januari 2021

http://www.jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/index.php/jpdi/article/view/415 di
akses tanggal : 05 Januari 2021

https://id.scribd.com/document/325229379/Hukum-Perbankan di akses
tanggal : 05 Januari 2021

http://lib.ui.ac.id/detail?id=20333412 di akses tanggal : 05 Januari 2021

https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/info-terkini/Pages/FAQ-
Restrukturisasi-Kredit-Pembiayaan-terkait-Dampak-COVID-19.aspx di akses
tanggal : 11 Januari 2021

Anda mungkin juga menyukai