Proposal Skripsi
OLEH
I. Judul Skripsi
b. Nim : 170510012
c. Angkatan : 2017
d. Fakultas : Hukum
Indonesia adalah negara yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi, potensi
yang mulai diperhatikan dunia internasional. Indonesia ekonomi terbesar di asia
tenggara memiliki sejumlah karakteristik yang menempatkan negara ini dalam
posisi yang bagus untuk mengalami perkembangan ekonomi yang pesat.
Saat ini perekonomian global termasuk Indonesia mengalami ketidakpastian
dan mengarah pada resesi ekonomi karena pandemi Covid-19. Beberapa negara
seperti AS, Jepang, Korea Selatan, Uni Eropa, Hong Kong, dan Singapura
mengalami pertumbuhan ekonomi negatif pada Triwulan I dan II Tahun 2020.
1
2
3
https://www.republika.co.id/berita/qp8jkr370/masa-pandemi-bri-jaga-rasio-kredit-
macet-di-bawah-industri
4
Pasal 1 angka 11 Undang-undang 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-
undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
4
Usaha Perbankan untuk Penyelesaian kredit ini sesuai dengan usaha bank
yang khusus bergerak di bidang jasa keuangan.
5
Anton suyatno, Kepastian Hukum Dalam Penyelesaian Kredit Macet Melalui Eksekusi
Jaminan Hak Tanggungan Tanpa Proses Gugatan Pengadilan,Depok:Kencana,hal 30
5
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak. Adapun manfaat dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
6
Secara teoritis, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan
sebagai sumbangan pengetahuan ilmu hukum khususnya di bidang hukum
perdata, serta dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan tentang penyelesaian perjanjian kredit bagi pelaku
Umkm selama pandemi Covid-19.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan yang akan berguna dalam
memberikan jawaban terhadap masalah yang akan diteliti yaitu mengenai
penyelesaian kredit terhadap perjanjian kredit bagi pelaku usaha mikro kecil
dan menengah, selama pandemi Covid-19 ini. Serta dapat di manfaatkan untuk
memberikan informasi dan gambaran kepada masyarakat serta memberi
masukan kepada pemerintah dan pelaku usaha.
F. Tinjauan Pustaka
usaha mikro dan usaha kecil untuk nilai dibawah Rp10 milyar baik
kredit/pembiayaan yang diberikan oleh bank maupun industri keuangan
non-bank kepada debitur perbankan. Bagi debitur perbankan, akan
diberikan penundaan sampai dengan 1 (satu) tahun dan penurunan
bunga. Hal tersebut tertuang dalam ketentuan yang mengatur secara
umum pelaksanaan restrukturisasi kredit/pembiayaan sebagai akibat
dampak dari persebaran virus COVID-19.6
2) Perjanjian Kredit
Semua perjanjian baik yang mempunyai suatu nama khusus maupun yang
tidak dikenal dengan suatu nama khusus maupun yang tidak dikenal dengan suatu
nama tetentu, tunduk pada peraturan-peraturan umum yang termuat dalam bab II
dan Bab I KUHPerdata.8
6
https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/info-terkini/Pages/FAQ-Restrukturisasi-
Kredit-Pembiayaan-terkait-Dampak-COVID-19.aspx
7
Subekti,Hukum Perjanjian PT.intermasa:Jakarta,2005,hal.1
8
Sutarno,Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank,Alfabeta,Bandung,2005,Hal
8
Perikatan adalah hubungan hukum yang terjadi diantara dua orang (pihak)
atau lebih, yakni pihak yang suatu berhak atas prestasi dan pihak lainnya wajib
memenuhi prestasi, begitu juga sebaliknya.10
11
M Yahya Harahap,Segi-Segi Hukum Perjanjian,Penerbit Alumni,Bandung,1986,hal
12
ibid
10
14
Sutarno, Op.cit, hal 81
15
Subekti,Op.Cit, hal 19
16
Ibid
12
Dalam suatu syarat subyektif, jika syarat itu tidak terpenuhi, perjanjiannya
bukan batal demi hukum, tetapi salah satu pihak mempunyai hak untuk meminta
supaya perjanjian itu dibatalkan. Pihak yang dapat meminta pembatalan itu,
adalah pihak yang tidak cakap atau pihak yang memberikan sepakatnya
(perizinannya) secara tidak bebas. Jadi, perjanjian yang telah dibuat mengikat
juga, selama tidak dibatalkan (oleh hakim) atas permintaan pihak yang berhak
meminta pembatalan tadi.17
Dalam setiap hubungan hukum harus ada subyek dan obyek, tetapi subyeklah
yang merupakan pndukung hak dan kewajiban para pihak dalam hubungan atau
pembuatan hukum tersebut, dengan kata lain bahwa subyek hukum atau
pendukung hak dan kewajiban dapat berupa manusia atau badan hukum. Adapun
mengenai hak dan kewajiban pihak tersebut di cantumkan didalam surat
perjanjian pemborong. Dan juga disebut di dalam peraturan umum, yaitu dalam
KUHPerdata. Akan tetapi mengenai hak dan kewajiban dari para pihak dalam
perjanjian pemborong bangunan hanya sedikit diatur dalam KUHPerdata.
Sebagian besar hak-hak kewajiban tersebut diatur dalam peraturan standar
17
Ibid
13
18
Sri Soedeli Masjchun,Hukum Bangunan, Yogjakarta Liberty, 1998, Hal 78
19
M.Yahya Harahap,Op Cit, hal 48
20
Nurulichsan hasan,pengantar,perbankan gaung persada press
group,Jakarta,2014,hal.127-128
14
“kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamaaan dengan itu,
berdasarkan persetujuan ataun kesepkatan KUH antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan Penyelesaian bunga.”
Berkaitan dengan pengertian kredit diatas,menurut ketentuan pasal 1
butir 5 peraturan bank Indonesia No.72/PBI/2005 tentang penilaian Kualitas
Aktiva Bank Umum, yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
Penyelesaian bunga termasuk: (a) cerukan (overdraft,yaitu saldo negatif pada
rekening giro nasabah yang tidak dapat dibayar lunas pada akhir hari; (b)
21
Ibid
15
“Utang yang terjadi karena pemijaman uang hanyalah terdiri atas jumlah uang
yang disebutkan dalam perjanjian. Jika,sebelum saat pelunasan,terjadi suatu
kenaikan atau kemunduran harga atau ada perubahan mengenai berlakunya mata
uang, mak pengembalian jumlah yang dipinjam harus dilakukan dalam mata uang
yang berlaku pada waktu pelunasan, dihitung menurut harganya yang berlaku
pada saat itu.”23
Jaminan kebendaan dalam jaminan kredit merupakan upaya guna
memperkecil risiko. “Jaminan adalah sarana perlindungan bagi keamanan kreditur
yaitu kepastian hukum akan pelunasan utang debitur atau pelaksanaan suatu
prestasi oleh debitur oleh kreditur oleh penjamin debitur.” Salah perlindungan
hukum yang diberikan oleh undang-undang kepada kreduitur pemegang hak
jaminan untuk mengambil pelunasan atau piutangnya terhadap debitur yang
cedera janji adalah kreditur pemegang hak kebendaan dapat menuntut haknya
dengan cara menjual barang milik debitur tersebut serta mengambil pelunasan dari
penjualan tersebut.24
22
Dr.H.R.M.Anton.suyatno,S.H.,m.hum,kepastian-hukum-dalam-penyelesaian-kredit-
macet,kencana,2018.hal.29-30
23
Ibid.hal.31
24
.Ibid.hal.208-209.
16
2). perlindungan hukum represif muncul ketika Bank rakyat indonesia cabang
blangpidie abdya melakukan upaya penyelesaian kredit macet di masa pandemi
covid-19 berupa somasi, Bank rakyat Indonesia blacklist, mengajukan jaminan
umum serta mengajukan gugatan pengadilan untuk memperoleh haknya.
a) Prinsip kepercayaan
Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa Penyelesaian kredit oleh bank kepada
nasabah debitur selalu didasarkan kepada kepercayaan.bank mempunyai
kepercayaan bahwa kredit yang memberikan bermanfaat bagi nasabah debitur
sesuai dengan peruntukkannya,dan terutama sekali bank percaya nasabah
25
ibid
26
ibid
17
debitur yang bersangkutan mampu melunasi utang kredit beserta bunga dalam
jangka waktu yang telah ditentukan.
b) Prinsip kehati-hatian (prudential principle)
Bank dalam menjalakan kegiatan usahanya, termasuk dalam Penyelesaian
kredit kepada nasabah debitur harus selalu berpedoman dan menerangkan
prinsip kehati-hatian. Prinsip ini antara lain diwujudkan dalam bentuk
penerapan secara konsisten berdasarkan iktikad baik terhadap semua
persyaratan dan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
Penyelesaian kredit oleh bank yang bersangkutan.27
27
Ibid,hal.36
28
.M.Bahsan, Hukum jaminan dan jaminan kredit pernbankan Indonesia,2010,hal.92
18
b. Adanya suatu jumlah barang tertentu yang dapat habis karena memberi
pinjaman
c. Adanya pihak penerima pinjaman yang nantinya akan mengganti barang
yang sama
d. Peminjam wajib membayar bunga bila diperjanjikan.
Perjanjian kredit yang diberikan oleh bank, pada umumnya berisi klausul-
klausul tentang hak dan kewajiban antara debitur dan kreditur. Namun, ada
kalanya ketika debitur mengalami keadaan-keadaan yang diluar kendalinya
sehingga menyebabkan ia tak dapat memenuhi prestasinya kepada kreditur.30
Keadaan tersebut lazim disebut sebagai keadaan kahar. Keadaan kahar sendiri
terbagi menjadi dua yaitu keadaan kahar relatif dan absolut. Terkait dengan
keadaan kahar yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 maka perlu merujuk ke
salah satu Keputusan Presiden No 12 tahun 2020 tentang Penetapan Bencana
Non-alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Sebagai Bencana
Nasional yang pada intinya menyatakan bencana non-alam yang diakibatkan oleh
penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai bencana nasional.
Peranan bank sebagai lembaga keungan tidak pernah lepas dari masalah
kredit. Bahkan, kegiatan bank sebagai lembaga keungan, Penyelesaian kredit
merupakan kegiatan utamanya. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan
menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit,
sementara dana yang terhimpun dari simpanan banyak, akan menyebabkan bank
tersebut rugi.
34
Dr.Banker,Undang-undang perbankan Indonesia,uu-no-10-tahun-1998,artikel,dikutip
dari,diakses pada 30 april 2017.
35
Nurul ichsan hasan,op.cit,hal,139-141
21
Untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank maka tahap yang pertama
permohon kredit mengajukan permohonan kredit secara tertulis dalam sutu
proposal. Proposal kredit harus dilampiri dengan dokumen-dokumen lainnya yang
disyaratkan. Yang perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal suatu
kredit hendaknya yang berisi keterangan tentang:
36
H.As mahmeddin,100 keluhan anda dalam kredit bank,rafflesia.jakarta,1996,hal.107
22
37
.Sanusi bintang,dan dahlan,pokok-pokok hukum ekonomi dan bisnis,PT.citra adtya
bakti,bandung,2000,hal.51
38
Lihat lebih lanjut pasal 1 angka 1,2 dan 3,Undang-undang nomor 20 tahun
2008,tentang usaha mikro kecil dan menengah
23
Pasal 1 angka 1 :
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini.
Pasal 1 angka 3 :
Usaha menengah adalah usaha ekonomi proktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.
Menurut Pasal 6 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tengan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.
Masalah UMKM adalah terkait dengan penambahan modal untuk
pengembangan usaha untuk mendapatkan tambahan modal pinjaman dari
bank,UMKM sering kali terkendala tidak ada jaminan kebendaan yang cukup
sebagai agunan kredit ketika UMKM mengajukan permohonan pinjaman dana
untuk tambahan modal kepada bank.
39
Dr.A.wangsawididjaja,, Kredit bank umum,lautan pustaka,2020,hal.291
24
Dasar hukum perbankan ini terdiri dari dua sumber hukum perbankan,
yaitu sumber hukum dalam arti formil dan sumber hukum dalam arti material.
Sumber hukum dalam arti material adalah sumber hukum yang menentukan isi
hukum itu sendiri dan itutergantung dari sudut mana dilakukan peninjauannya,
apakah dari sudut pandang ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat, dan lain
sebagainya, sedangkan sumber hukum dalam arti formil adalah tempat
ditemukannya ketentuan hukum dang perundang-undangan, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis.42
40
Djoni S. Gazali Dan Rahmadi Usman, Hukum Perbankan , Sinar Grafikancetakan
Kedua: Jakarta 2012.Hal 1.
41
Munir fuady, hukum perbankan modern buku kesatu, citra aditya bakti: bandung
1999,hal 14
25
42
Rachmadi Usman, Aspek Aspek Hukum Perbankan di Indonesia. PT. Gramedia
Pustaka Utama Jakarta, 2001, hal.4
26
43
Djoni S. Gazali dan Rachmad Usman, Op.Cit, hal 5-6
44
Ibid, hal 6-7
27
Penularan dan penyebaran covid-19 yaitu dengan menjaga jarak dan rajin
mencuci tangan dengan sabun dan memperbanyak wastafel portable yang
diadakan secara mandiri oleh masyarakat. Pemerintah pun akhirnya melakukan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta mengkampanyekan Stay at home.
Sektor UMKM pun terdampak parah. Berdasarkan data dari kementerian koperasi
yang memaparkan bahwa 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) terdampak pandemi virus corona (Antara, Mei 2020).
Sektor UMKM yang paling terdampak yakni makanan dan minuman.
Kementerian Koperasi dan UMKM mengatakan bahwa koperasi yang bergerak
pada bidang jasa dan produksi juga paling terdampak pada pandemi COVID-19.
Para pengusaha UMKM merasakan turunnya penjualan, kekurangan modal, dan
terhambatnya distribusi. Sedikitnya 39,9 persen UMKM memutuskan mengurangi
stok barang selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat covid-19.
Sementara itu , 1 persen UMKM memilih mengurangi karyawan akibat toko fisik
ditutup. Sektor UMKM mengalami dampak yang cukup dalam akibat pandemi
covid-19.48
B. Metode Penelitian
Metode penelitian hukum yang digunakan dalam mengerjakan Proposal ini
meliputi:
1. Jenis penelitian
48
ibid
49
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika: Jakarta, 2009, hal 105
29
2. Metode Pendekatan
3. Sifat Penelitian
Sifat penelitian penulisan skripsi ini adalah bersifat penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin
tentang manusia, keadaan, atau gejala-gejala lainnya. Maksudnya adalah terutama
untuk mempertegas hipotesa-hipotesa, agar dapat membantu di dalam
memperkuat teori-teori lama, atau didalam kerangka menyusun teori.52
50
Ibid hal
51
Ibid
52
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press:
Jakarta, 2007, hal. 41.
30
a. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian proposal ini adalah
data yang diperoleh secara langsung ke lapangan melalui wawancara yang
dilakukan penulis kepada beberapa debitur dan wawancara kepada Pemimpin
Divisi Ritel dari Bank Rakyat Indonesia. Sedangkan data sekunder yaitu data yang
diperoleh melalui studi kepustakaan, meliputi peraturan perundang-undangan,
buku-buku, artikel hukum dari internet, media massa dan kamus serta data yang
terdiri atas:53
b. Jenis Data
Jenis data dapat dilihat dari sumbernya, dapat dibedakan antara data yang
diperoleh langsung dari masyarakat dan data yang diperoleh dari bahan pustaka.
Adapun untuk mendapatkan data yang tepat dalam penelitian ini, serta sesuai
dengan pendekatan masalah dan ruang lingkup yang digunakan, maka jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah
data yang diperoleh melalui studi kepustakaan bahan-bahan hukum.54
Jenis data sekunder yang dipergunakan dalam penulisan ini terdiri dari :
Data pada pengumpulan data yang penulis gunakan, berkisar pada instrumen
utama yaitu studi kepustakaan. Untuk memperoleh data dalam penelitian
deskriptif, maka dapat dipakai teknik pengumpulan data yaitu studi dokumen
yang diterapkan untuk mencari konsepsi, teori, pendapat hingga berbagai
temuan yang berkaitan dengan isu hukum yang menjadi fokus penelitian.56
Studi dokumen dilakukan dengan mengkaji dan menganalisa karya ilmiah,
buku literature termasuk juga informasi yang diakses melalui internet.
5. Teknik Pengolahan Data Dan Analisis Data
55
ibid
56
Ibid
32
a. Pengolahan Data
Peneliti akan melakukan penelitian kembali dari berbagai bahan hukum, yang
diperoleh dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder maupun bahan
hukum tersier yang berkaitan dengan masalah yang akan dikaji. Setelah itu
penulis melakukan pengklasifikasian dari bahan-bahan yang ada untuk kemudian
dicocokkan dengan penelitian yang ada sehingga mempermudah membandingkan
teori yang akan dikemukakan.
h. Analisis Data
a. Jadwal Penelitian
Target waktu yang dibutuhkan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. Persiapan penelitian : 20 hari
2. Pengumpulan data : 20 hari
57
Abdul kadir Muhammad, hukum dan penelitian hukum cet 1, bandung:PT.citra
adityabakti,2004,hal.50
33
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
RINGKASAN
SUMMARY
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Ruang Lingkup Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Kerangka Penulisan
A. Pengertian perjanjian
B. Pengertian Kredit
C. Dasar-Dasar Hukum Perbankan di Indonesia
E. Tinjauan tentang Covid-19
A. Jenis Penelitian
B. Metode Pendekatan
C. Sifat Penelitian
D.Sumber dan Jenis Data
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data
A. Buku
M.Bahsan, S.H., S.E. 2006. Hukum Jaminan Dan Jaminan Kredit Perbankan
Indonesia.
Dr.H.R.M.Anton,suyatno.S.H.,m.hum,kepastian-hukum-dalam-penyelesaian
kredit-macet,kencana.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-undang Republik Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (Umkm)
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/135560/peraturan-ojk-no-
11pojk032020-tahun-2020, di akses tanggal : 02 Januari 2021
https://ebooks.gramedia.com/id/buku/restrukturisasi-dan-penghapusan-kredit-
macet, di akses tanggal : 02 Januari 2021
https://www.ojk.go.id/sustainable-finance/id/peraturan/undang-
undang/Pages/Undang-Undang-Republik-Indonesia-Nomor-20-Tahun-2008-
Tentang-Usaha-Mikro,-Kecil,-dan-Menengah.aspx di akses tanggal : 02
Januari 2021
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners/article/download/102
3/843, di akses tanggal : 05 Januari 2021
http://www.jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/index.php/jpdi/article/view/415 di
akses tanggal : 05 Januari 2021
https://id.scribd.com/document/325229379/Hukum-Perbankan di akses
tanggal : 05 Januari 2021
https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/info-terkini/Pages/FAQ-
Restrukturisasi-Kredit-Pembiayaan-terkait-Dampak-COVID-19.aspx di akses
tanggal : 11 Januari 2021