Anda di halaman 1dari 19

TUGAS BESAR 2 PERBANKAN SYARIAH

FENOMENA PANDEMI COVID 19 TERHADAP PERBANKAN SYARIAH

Disusun Oleh :

Nama : Yogi Adi Gunawan

NIM : 43120010109

Dosen Pengampu :
Dr. Sudjono, M.Acc

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kemampuan untuk
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat agar dapat membantu mahasiswa untuk
memahami materi-materi Mata kuliah Perbankan Syariah khususnya tentang Fenomena pandemi
covid 19 terhadap perbankan syariah dan untuk memenuhi Tugas Besar 2 mata kuliah Perbankan
Syariah Dosen Bapak Dr. Sudjono, M.Acc

Penulis menyadari bahwa Makalah ini harus dikembangkan lebih lanjut, untuk segala kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk penyempurnaan
makalah lebih lanjut.

Akhir kata, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi gerbang awal
dalam mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang Manajemen khususnya
Perbankan Syariah.

i
DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................................5
1.3 Tujuan..................................................................................................................................................5
1.4 Manfaat................................................................................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................................................7
2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory.....................................................................7
1. Corona Virus (Covid-19)...................................................................................................................7
2. Bank Syariah......................................................................................................................................8
3. Fungsi Bank Syariah..........................................................................................................................8
4. Tujuan Bank Syariah..........................................................................................................................9
2.2 Studi Penelitian Terdahulu.................................................................................................................10
2.3 Hipotesis............................................................................................................................................10
BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................................................12
3.1 Penerapan...........................................................................................................................................12
3.2 Perbandingan Antara Teori, Penelitian Terdahulu dan Praktek.........................................................12
3.3 Pembahasan........................................................................................................................................14
3.3.1 Dampak Pandemi Covid 19 terhadap Bank Syariah di Indonesia..............................................14
3.3.2 Strategi Perbankan Syariah pada masa Covid 19.......................................................................15
BAB IV........................................................................................................................................................18
PENUTUP....................................................................................................................................................18
4.1 Kesimpulan........................................................................................................................................18
4.2 Saran..................................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada saat ini dunia sedang mengalami fenomena yang luar biasa tak terkecuali negeri kita
Indonesia, fenomena tersebut adalah pandemi corona virus (Covid-19). Wabah tersebut
memberikan dampak ke seluruh sektor dan sendi kehidupan, tak terkecuali sistem keuangan
perbankan syariah terkena dampaknya. Adanya karantina wilayah menyebabkan produk tidak
terdistribusi dengan baik. Hal ini menyebabkan sistem keuangan tergerus, termasuk bunga yang
ada di bank konvensional. Sebagaimana instruksi Gubernur Bank Indonesia (BI), perbankan
diharap segera menurunkan bunga kredit (Laucereno, Sylke Febrina, 2020).

Covid-19 atau disebut Corona virusDisease 2019 merupakan penyakit menular yang
dapat menyebabkan penyakit paru-paru yang cukup serius. Kasus Covid-19 ditemukan pertama
kali di Tiongkok pada November 2019. Covid-19 diketahui sebagai penyakit menular yang
disebabkan oleh virus baru dengan tingkat persebaran sangat cepat. Seperti dilaporkan oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), total kasus Covid-19 yang terkonfirmasi di seluruh dunia
adalah sebanyak 3.116.398 kasus dengan kematian 217.153 jiwa (29 April 2020). Indonesia
adalah negara dengan jumlah kematian terbesar akibat Covid-19 di antara negara-negara ASEAN
lainnya.

Covid-19 memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan ekonomi dunia.


Pandemi Covid-19 adalah tantangan bagi dunia bisnis, termasuk industri jasa keuangan
perbankan. Berdasarkan data statistik perbankan Syariah pada Januari 2020, jumlah jaringan
kantor Bank Umum Syariah adalah 1.922 cabang yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia
yang didominasi oleh Pulau Jawa. Sejalan dengan wilayah terbanyak ditemukan Covid-19 yaitu
di pulau Jawa (Statistik Perbankan Syariah, Januari 2020). Ini menunjukkan bahwa sebagian
besar Kantor Bank Syariah berada di zona merah.

1
1.2 Rumusan Masalah
Krisis ekonomi yang tejadi pada saat ini menimbulkan dampak di segala aspek kehidupan
masyarakat. Krisis ekonomi tahun 2020 yang terjadi pada disebabkan oleh covid-19 juga
memberi dampak pada sektor keuangan dan terutama sektor perbankan. Bank syariah juga tidak
luput dalam krisis ini dan tidak ada sektor keuangan yang bisa menghindar dari krisis ini.
Tentunya krisis ekonomi ini bisa saja akan mempengaruhi bank syariah. Beberapa indikator bank
yang dapat terganggu antara lain, Retun on Asset (ROA), non performing finance (NPF) dan
financing to deposit ratio (FDR).

1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap peluang dan tantangan yang dihadapi oleh Bank
Syariah selama masa Pandemi. Penelitian ini penting untuk dilakukan sebagai ikhtiar yang
ditempuh oleh akademisi untuk mengelaborasi peluang dan tantangan yang dihadapi oleh Bank
Syariah di masa Pandemi sehingga berdampak secara positif terhadap perkembangan Bank
Syariah di Indonesia.

1.4 Manfaat
Manfaat penelitian mengenai dampak pandemi COVID-19 terhadap perbankan syariah telah
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsekuensi dari krisis global ini.
Beberapa manfaat dari penelitian tersebut antara lain:

1. Pemahaman Terhadap Kinerja Keuangan: Penelitian ini memberikan pemahaman yang


lebih baik tentang bagaimana pandemi COVID-19 memengaruhi kinerja keuangan
perbankan syariah, termasuk penurunan pendapatan dan kebijakan restrukturisasi
pembiayaan yang diterapkan oleh bank syariah untuk menghadapi dampak pandemi.
2. Analisis Dampak Terhadap Sektor Ekonomi: Penelitian juga memberikan analisis yang
mendalam mengenai dampak pandemi COVID-19 terhadap sektor ekonomi secara
keseluruhan, termasuk pertumbuhan ekonomi, sektor UMKM, nilai tukar mata uang, dan
sektor ekspor-impor, serta bagaimana hal ini memengaruhi bank syariah.

2
3. Strategi Operasional: Penelitian juga membahas strategi operasional yang diterapkan oleh
bank syariah untuk menghadapi dampak pandemi, seperti stimulus ekonomi,
restrukturisasi pembiayaan, dan pengembangan aplikasi digital mobile banking.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory


1. Corona Virus (Covid-19)

Severe acute respiratory syndrome corona virus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal
dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus
ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak,
dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Infeksi virus Corona disebut COVID-19
(Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir
Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar kehampir semua
negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan


lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.

Corona virus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus
ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).

Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernapasan, misalnya
ketika berada diruang tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak
langsung dengan droplet.

Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok
ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome(SARS) dan virus penyebab
Middle-East Respiratory Syndrome(MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang
sama, yaitu corona virus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS,
antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.

4
2. Bank Syariah

Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, yang


dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary),
artinya bank adalah lembaga yang segala aktivitasnya berkaitan dengan masalah keuangan. Di
Indonesia bank berdasarkan prinsip operasinya dibagi atas dua, yaitu bank syariah dan bank
konvensional. Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah. Sedangkan bank konvensional adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
secara konvensional (Muhammad, 2014). Salah satu kegiatan bank syariah adalah melakukan
penyaluran dana. Penyaluran dana pada bank konvensional disebut dengan kredit, sedangkan
penyaluran dana pada bank syariah disebut dengan pembiayaan. Pembiayaan secara luas berarti
financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi
yang telah direncanakan baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. dalam arti
sempit, pembiayaan dikaitkan untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga
pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah (Muhammad, 2014).

3. Fungsi Bank Syariah


Fungsi bank syariah adalah mengumpulkan dan menyalurkan dana dari dan ke
masyarakat. Akan tetapi, tidak hanya itu. Masih ada lagi 4 fungsi yang dimiliki oleh bank
syariah, sebagai berikut:

1) Manajer Investasi
Fungsi bank syariah pertama ialah sebagai manajer investasi. Dengan akad mudharib
yang sebelumnya diuraikan, secara langsung bank syariah juga berfungsi sebagai
manajer investasi. Pasalnya, bank syariah sebagai pengelola kumpulan dana nasabah
menentukan tinggi rendahnya bagi hasil yang akan diterima oleh nasabah sebagai
pemilik dana. Keahlian, kehati-hatian, serta profesionalisme bank syariah sebagai
manajer investasi berperan cukup signifikan di dalamnya.

5
2) Investor
Fungsi bank syariah kedua yaitu sebagai investor. Dengan menjadi manajer investasi,
tentulah bank syariah juga melakukan kegiatan investasi. Tentunya, instrumen
investasi yang dipilih oleh bank syariah hanya instrumen yang diperbolehkan oleh
syariat Islam. Beberapa contoh instrumen yang diperbolehkan antara lain yang
menggunakan akad sewa-menyewa, musyarakah, dan akad mudharabah dalam
transaksinya.
3) Jasa Keuangan
Fungsi ketiga bank syariah mengacu pada fungsi dasarnya sebagai penyedia layanan
transaksi keuangan. Untuk menjalankan fungsi ini, bank syariah senantiasa berinovasi
untuk menciptakan produk dan layanan baru yang semakin sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan nasabah.
4) Fungsi Sosial
Fungsi terakhir bank syariah ialah fungsi sosial. Untuk melaksanakan fungsi ini, bank
syariah memiliki dana CSR atau Corporate Social Responsibility. Tidak hanya itu,
layanan bank syariah seperti zakat, infak, wakaf, dan pembiayaan dengan akad qardul
hasan juga menjadi salah satu upaya untuk menjalankan fungsi sosialnya.

4. Tujuan Bank Syariah


Tujuan bank syariah termasuk namun tidak terbatas pada yang telah dipaparkan
sebelumnya. Di bawah ini merupakan 5 poin yang merupakan tujuan bank syariah:

1) Untuk mengupayakan konsep keadilan dalam sektor ekonomi


Melalui kegiatan investasi yang dilakukan oleh bank syariah, harapannya agar
meratakan pendapatan antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana.
Dengan demikian, kesenjangan yang terjadi tidak akan terlalu besar.
2) Untuk menghindari persaingan tidak sehat antara lembaga keuangan
Selain hal ini, tujuan berdirinya bank syariah diharapkan dapat menanggulangi
kemandirian lembaga keuangan dari pengaruh gejolak moneter dalam dan luar negeri.
3) Untuk meningkatkan transaksi yang sesuai syariat Islam
Dengan menyediakan pilihan produk dan layanan keuangan syariah yang lebih
beragam, secara langsung juga meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan

6
perbankan syariah. Dengan demikian, transaksi akan terhindar dari riba ataupun unsur
penipuan lain.
4) Untuk meningkatkan kualitas hidup umat
Dengan adanya produk pembiayaan bersistem syariah, maka beban pembayaran bagi
nasabah yang membutuhkan kucuran dana akan lebih mudah. Pasalnya, tidak ada
sistem bunga yang akan terus bertambah tak terkira apabila terjadi keterlambatan
dalam membayar. Dengan qardhul hasan serta produk pinjaman lainnya.
5) Untuk menjaga kestabilan ekonomi moneter
Dengan tidak menerapkan sistem bunga, harapannya bank syariah dapat menekan laju
inflasi serta negative-spread yang dihasilkan oleh penerapan sistem bunga tersebut.

2.2 Studi Penelitian Terdahulu


Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Iswahyuni, (2021) dapat disimpulkan
bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak dari pandemi covid-19 terhadap sektor
ekonomi, adalah

1) Pertumbuhan ekonomi indonesia bisa minus 0.4.

2) Penurunan dalam sektor ekspor dan impor.

3) Sektor UMKM

4) Nilai tukar Rupiah anjlok terhadap Dolar AS. Selain itu juga terdapat Dampak covid-
19 terhadap sektor Bank Syariah: 1) Penyaluran kredit (pembiayaan). 2) Penurunan
kualitas asset. 3) Pengetatan margin bunga.

2.3 Hipotesis
Analisis ini diawali dengan memaparkan pemahaman tentang dampak covid 19 terhadap bank
syariah di Indonesia, kemudian mengelaborasi sejumlah peluan dan tantangan yang bias
dirumuskan bagi bank syariah, sehingga bank syariah dapat survive di tengah pandemi.
Berdasarkan hasil analisis, beberapa langkah yang dapat dilakukan bank untuk memperkuat

7
kinerja perbankan, dan intermediasi dapat direkomendasikan berdasarkan rumusan peluang dan
tantangan yang diperoleh dari elaborasi atas literasi terkait.

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Penerapan
Untuk meningkatkan prospek perbankan syariah pada masa pandemi di Indonesia, beberapa
langkah dan strategi telah diterapkan, termasuk:

1) Stimulus Ekonomi: Bank syariah menerapkan stimulus ekonomi terkait pembiayaan


restrukturisasi untuk nasabah yang terkena dampak pandemi COVID-19. Langkah ini
bertujuan untuk membantu pemulihan ekonomi di tengah kondisi yang menantang.

2) Pengembangan Aplikasi Digital Mobile Banking: Bank syariah juga melakukan


pengembangan aplikasi digital mobile banking untuk menjaga pertumbuhan dan
meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah.

3) Peningkatan Kualitas Pelayanan dan Produk: Untuk menjaga pertumbuhan bank


syariah di tengah pandemi COVID-19, diperlukan peningkatan kualitas pelayanan dan
produk serta inovasi dari bank syariah dengan tetap mengikuti regulasi yang berlaku.

4) Pemurnian Operasional: Bank syariah juga melakukan pemurnian operasional untuk


meningkatkan kepercayaan masyarakat dan memperluas segmen syariah awareness umat
Islam. Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, diharapkan bank syariah dapat
tetap berkembang dan memberikan kontribusi yang positif dalam mendukung
perekonomian di masa pandemi COVID-19.

3.2 Perbandingan Antara Teori, Penelitian Terdahulu dan Praktek


Sektor perbankan memiliki peran yang strategi untuk memajukan perekonomian
masyarakat. Melalui pembiayaan dari perbankan Syariah maka akan membantu masyraat untuk
lebih produktif karena mendapat bantuan modal dari perbankan. Sayangnya, diera pandemi ini
semua hal harus diadaptasi dengan cara baru termasuk operasional perbankan Syariah. Bank
Syariah harus menciptakan strategi baru yang lebih inovatif dan dapat memitigasi risiko yang
sudah dihadapi oleh bank Syariah sekarang ini dan kondisi ekonomi dan lingkungan yang tidak
menentu saat ini. Hal ini menunjukkan perbankan syariah menghadapi tantangan yang lebih
besar untuk dapat memajukan perbankan Syariah. Maka dari itu, sudah saatnya Perbankan

9
Syariah mulai merevisi kembali strategi, mengingat tidak ada yang mengetahui kapan Covid-19
akan berakhir. (Tahliani, 2020).

Kondisi pandemi saat ini memberikan tantangan terhadap perbankan syariah seperti pada
pola transaksi fisik menjadi virtual. Alhasil, bank syariah harus segera beradaptasi dengan
kondisi pandemi virus Korona dengan menerapkan strategi baru, dan kembali pada jalur kinerja
yang good performance. Harapannya, fungsi intermediary bank berjalan smooth dan mampu
menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia di era new normal. (Habibah,
2020).

Hal tersebut juga dinyatakan pada penelitian yang dilakukan oleh (Iswahyuni, 2021;
Safitri, Fasa, & Suharto, 2021) yang menyatakan bahwa Perbankan syariah harus bisa
menghadapi dampak dari Covid-19 terhadap perkembangan dan prospek perbankan syariah ini
dalam dampaknya bagi perkembangan perbankan syariah yakni: Penyaluran kredit
(pembiayaan), penurunan kualitas asset, pengetatan margin bunga bersih. Dalam prospek dan
strategi perbankan syariah yakni : Mendorong inovasi produk perbankan syariah yang kreatif dan
efisien, penyiapan SDM dalam kuantitas dan kualitas yang memadai, perbaikan kualitas layanan
prima bagi nasabah agar kompetitif dengan perbankan lainnya, pemanfaatan IT secara optimal
untuk mendorong penciptaan produk-produk unggulan, pelayanan pembiayaan sektor UMKM
dan sektor produktif lainnya guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan
kerja, Sosialisasi, edukasi dan diseminasi gagasan ekonomi kepada masyarakat secara lebih
intensif dan massif, dan peningkatan jumlah penyertaan modal sendiri untuk memenuhi
ketentuan aturan dari Bank Indonesia.

Pada Juni 2020, total aset perbankan syariah tumbuh 9,22 persen secara tahunan menjadi
Rp 545,4 triliun. Realisasi itu lebih tinggi dibandingkan perbankan konvensional yang hanya
tumbuh 4,89 persen. Menurutnya, pertumbuhan kinerja perbankan syariah di tengah pandemi
Covid – 19 utamanya didorong oleh 3 hal. Pertama, meningkatnya kesadaran gaya hidup halal.
Ini ditunjukan oleh munculnya beberapa komunitas. Kemudian, adanya dukungan dari
pemerintah terhadap keuangan syariah, yang terefleksikan dengan pembentukan Komite
Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) hingga pembangunan infrastruktur
penunjang industri halal (Ramli, 2020).

10
3.3 Pembahasan
Pandemi Covid – 19 pertama kali mewabah di Wuhan Cina pada November 2019, setelah itu
menyebar masuk ke Indonesia pada awal Maret 2020. Covid - 19 menimbulkan dampak pada
hampir semua lini kehidupan di Indonesia sampai sekarang (triwulan III tahun 2021). Imbasnya
juga sangat terasa pada perekonomian di Indonesia, termasuk perbankan syariah (Muhyiddin,
2020). Perusahaan – perusahaan baik skala besar, UMKM maupun sektor informal juga sangat
terdampak. Banyak pelaku sektor riil tersebut yang mengurangi karyawan bahkan menutup usaha
mereka karena operasional dan omset usaha yang terus menurun (Pakpahan, 2020). Industri jasa
keuangan syariah, khususnya perbankan syariah merupakan salah satu lini yang berperan dalam
kemajuan perekonomian Indonesia beriringan dengan sektor rill karena perbankan sebagai
lembaga intermediasi. Namun akibat pandemi ini, bank syariah merasakan tantangan untuk
bertahan yang sangat signifikan dikarenakan pergeseran pola konsumsi, pola hidup, dan
kebijakan. Permasalahan operasional dan macetnya pembiayaan yang dialami oleh bank syariah
saat ini berdampak pada kinerja keuangan syariah. Penelitian yang dilakukan oleh (Azhari &
Wahyudi, 2020), Pandemi Covid-19 mempengaruhi kinerja perbankan syariah yang ditunjukkan
dengan gejolak fluktuasi terutama diawal masa pandemi Covid-19. Kinerja pada bank syariah
mengalami fluktuasi pada sisi DPK dan pembiayaan. Pada sisi pembiayaan sewa mengalami
penurunan yang cukup konstan pada masa pandemi. Sedangkan pada sisi equity financing
mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dan stabil. Hal ini semakin memperkuat teori
bahwa sistem bagi hasil yang digunakan pada produk bank syariah; equity financing mampu
bertahan terhadap kondisi gejolak ekonomi domestik dan internasional.

3.3.1 Dampak Pandemi Covid 19 terhadap Bank Syariah di Indonesia


J.P Morgan dalam riset yang dilakukan mengungkapkan bahwa ada tiga risiko
yang akan dihadapi oleh industri perbankan di masa pandemi covid-19, yaitu (Safitri et
al., 2021):

1. Penyaluran kredit/pembiayaan, dimana baik itu bank syariah maupun bank


konvensional akan menghadapi kondisi serupa. Perlambatan terhadap pembiayaan
akan terjadi

2. Penurunan kualitas asset. Pada kondisi ini, bank syariah cukup terbantu dengan
adanya POJK No.11/POJK.03/2020. POJK tersebut akan membantu bank syariah

11
dalam Pengetatan margin bersih Hal tersebut dikarenakan bank syariah
menggunakan sistim bagi hasil seperti yang disampaikan dalam penjelasan di
atas. Dengan sistim bagi hasil maka kondisi neraca bank syariah pada mas krisis
akibat pandemi covid-19 ini akan elastis karena besarnya biaya yang
diperuntukkan buat pembayaran bagi hasil juga akan ikut menurun dengan
penurunan pendapatan yang diperoleh bank syariah.

3. Pengetatan margin bunga bersih. Hal tersebut dikarenakan bank syariah


menggunakan sistim bagi hasil. Dengan sistim bagi hasil maka kondisi neraca
bank syariah pada masa krisis akibat pandemi covid-19 ini akan elastis karena
besarnya biaya yang diperuntukkan buat pembayaran bagi hasil juga akan ikut
menurun dengan penurunan pendapatan yang diperoleh bank syariah.

Kondisi kinerja bank syariah setelah munculnya pandemi covid 19 hingga Januari
2021 adalah sebagai berikut:

1. Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 21,80%

2. Return On Assets (ROA) sebesar 1,79% (untuk Bank Umum Syariah) dan 2,35
% (untuk Unit Usaha Syariah);

3. Gross Non-Performing Financing (NPF) sebesar 3,20% (untuk Bank Umum


Syariah) dan 3,09% (untuk Unit Usaha Syariah).

Berdasarkan dari data di atas diketahui bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR)
mengalami kenaikan sebesar 21,80%. Profitabilitas bank syariah melalui indikator Return
On Assets (ROA) mengalami penurunan dengan ROA sebesar 1,79% di Januari 2021
untuk bank umum syariah dan 2,35% untuk unit usaha syariah. Sementara Gross Non-
Performing Financing (NPF) bank syariah terus membaik dari 3,46% di Januari 2020
menjadi 3,20% di Januari 2021 untuk bank umum syariah. Sedangkan Gross Non-
Performing Financing (NPF) unit usaha syariah mengalami kenaikan pada Januari 2020
sebesar 3,00% menjadi 3,09%.

3.3.2 Strategi Perbankan Syariah pada masa Covid 19


Dalam rangka meminimalisir dampak Covid-19, termasuk di sektor industri
perbankan, pemerintah, melalui Otoritas Jasa Perbankan (OJK) mengeluarkan kebijakan

12
stimulus perekonomian Nasional sebagai kebijakan countercyclical dampak penyebaran
corona virus disease 2019 penerbitan POJK No. 11/POJK.03/2020. Kebijakan ini
mengatur bank untuk mendukung stimulus pertumbuhan ekonomi, khususnya bagi
debitur yang terkena dampak pandemi Covid-19 termasuk debitur UMKM, namun tetap
memperhatikan prudential banking principle. Salah salah satunya memuat tentang
restrukturisasi pembiayaan atau kredit.

Restrukturisasi menjadi salah satu strategi bank syariah untuk dapat memberikan
sedikit kemudahan bagi masyarakat, juga tetap menjaga income bagi bank syariah dari
segi pembiayaan. Selain itu strategi lain ialah meninjau kembali jangka waktu pelunasan
atau pembayaran angsuran dari pembiayaan menjadi tiga sampai dengan enam bulan ke
depan.

Kebijakan restrukturisasi merupakan bagian dari kebijakan makroprudensial. (BI,


2020) Maka dari itu, bank syariah ini dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan
perekonomian yang dialami oleh nasabah.

Restrukturisasi pembiayaan merupakan kemudahan yang diberikan oleh bank


syariah untuk melakukan pembayaran angsuran dengan meninjau kembali seperti
memperpanjang jangka waktu pembiayaan, memperkecil nominal angsuran, intinya
bukan berarti menghapus kewajiban angsuran. Kebijakan ini sudah berlaku sejak awal
pandemi, yang mana kebijakannya diberikan kepada bank syariah. Dengan begitu
diharapkan bank syariah dapat memperbaiki kinerjanya.

Tantangan transformasi pemanfaatan teknologi digital lebih dari sekedar


menyediakan layanan online dan mobile banking, perlu berinovasi dalam
menggabungkan teknologi digital dengan interaksi nasabah, dalam hal ini temuan-temuan
teknologi baru tersebut haruslah mempermudah dan memberikan kenyamanan bagi
pengguna dalam mengakses layanan perbankan syariah. ini juga berdampak bagi citra
perusahaan. Apabila layanan digital tidak mampu memberikan kemudahan dan
kenyamanan penggunanya maka bank syariah gagal dalam menciptakan inovasi
teknologi. Maka dari itu peralihan dari tradisional ke transaksi yang serba digital harus
mempertimbangkan banyak hal. Digitalisasi akan berdampak positif pada pertumbuhan
bisnis secara umum. Maka di era technology disruption saat ini, setiap industri harus siap

13
bergerak menghadapi perubahanperubahan dinamis. Industri perbankan syariah pun mau
tidak mau harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang ada, digitaliasi
mengharuskan bank syariah melakukan pembaharuan layanan, mengingat peralihan dunia
perbankan konvensional menjadi digital dapat meningkatkan efesiensi proses kerja dan
meningkatkan kualitas layanan nasabah, dengan melakukan digitalisasi, bank sudah
melakukan investasi jangka panjang untuk masa depan, dan diproyeksikan layanan digital
menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan industri perbankan secara
berkelanjutan. (Sumadi, 2020).

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian adapun kesimpulan yang didapat yakni :

A. Dampak covid-19 terhadap perekonomian di Indonesia.

1) Pertumbuhan ekonomi indonesia bisa minus 0,4.

2) Penurunan dalam sektor ekspor dan impor.

3) Sektor UMKM

4) Nilai tukar Rupiah anjlok terhadap Dolar AS

B. Dampak covid-19 terhadap sektor Bank Syariah

1) Penyaluran kredit (pembiayaan)

2) Penurunan kualitas asset

3) Pengetatan margin bunga bersih.

4.2 Saran
Melihat situasi ditengah pandemi ini penulis menyarankan untuk pelaku bank syariah harus jeli
untuk menentukan strategi di tengah pandemi covid-19. Melakukan ekspansi serta terobosan
yang terukur kesegmen digital yang bisa diambil oleh bank syariah. Serta momentum bank
syariah untuk melatih pegawainya menjadi marketing digital yang handal.

15
DAFTAR PUSTAKA
Kumaidi, H. P. (2021). Peluang dan Tantangan Bank Syariah di Masa Pandemi Covid19. Iltizam
Journal of Shariah Economic Research, 5(2), 146-156

Ridwan Hidayat, R. U. (2021). KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH PADA


MASA COVID-19 DAN STRATEGI PENINGKATANNYA. Journal of Sharia Financial
Management, 2(2), 77-91.

Aprilliyanti, J. (2022). Analisis Perkembangan Perbankan Syariah Dimasa Covid-19. Jurnal


Perbankan Syariah Indonesia (JPSI), 1(1), 21–30.

Safitri, A. N., Fasa, M. I., & Suharto, S. (2021). Dampak Pandemi Covid-19 terhadap
Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah. Economics and Digital Business Review, 2(2),
103–177.

16

Anda mungkin juga menyukai