Anda di halaman 1dari 7

EFEKTIVITAS PENERAPAN RESTRUKTURISASI KREDIT TERHADAP

KEBERLANJUTAN UMKM PADA PANDEMI COVID-19

Oleh:
Jacinda Salsabila Dhia Artrini
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Malang
E-mail: jacindasalsabila@gmail.com

Research Background

Indonesia saat ini masih bergelut melawan virus Corona sama dengan negara lain di
dunia. Jumlah kasus virus Corona terus bertambah dengan beberapa melaporkan kesembuhan,
tapi tak sedikit yang meninggal. Kasus virus Corona diketahui menyebar lewat penyakit
misterius yang melumpuhkan Kota Wuhan, China. Tragedi pada akhir 2019 tersebut terus
berlanjut hingga penyebaran virus Corona mewabah ke seluruh dunia. Hingga kini, jumlah kasus
terinfeksi mencapai 183.202 orang di 162 negara, dengan angka kematian 7.177 orang dan total
pasien sembuh sebanyak 79.905 orang.

Virus corona di Indonesia ditemukan pada awal Maret, hingga saat ini jumlah pasien
positif terjangkit virus corona tercatat 172 kasus. Dengan masuknya pertama kali Virus Corona
(Virus Covid 19) di Indonesia tentunya virus yang berasal dari China berhasil memporak-
porandakan ekonomi dunia dan memicu munculnya krisis baru. Covid-19 memberikan dampak
yang buruk untuk negara Indonesia baik secara sosial maupun ekonomi, akan tetapi saat ini yang
paling terasa adalah dampak dari Perekonomian dari negera Indonesia.

Dilihat dari dampak pada perekonomian di Indonesia sendiri, salah satu faktor dari Virus
Corona (Virus Covid 19) menyebabkan kurs dollar terhadap rupiah meninggi hingga mencapai
Rp16.000/$US bahkan laporan dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan terjadi
penurunan dalam beberapa minggu terakhir. (Liputan 6, 19 Maret 2020).

Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) termasuk salah satu yang saat ini juga
terkena dampak virus Corona atau Covid-19 dan menjadi sektor paling rentan kena hantaman
pandemi virus corona. Sektor ini sekarang disebut oleh para ekonom tidak bisa lagi menjadi
penyangga perekonomian seperti saat krisis ekonomi dan keuangan tahun 1998 dan 2008.
Banyaknya jumlah UMKM yang tersebar di Indonesia sekitar 62,9 juta unit yang meliputi
perdagangan, pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan, pengolahan,
bangunan, komunikasi, hotel, restoran dan jasa-jasa harus menahan krisis dalam finansial dan
ekonomi yang terjadi akibat adanya Covid-19 ini.

Banyak UMKM yang mengalami “kembang kempis” akibat dari sepinya dalam penjualan
karena adanya social distancing yang dimana himbauan dari pemerintah untuk bekerja di rumah
bagi pekerja dan karyawan yang memungkinkan, meliburkan sekolah hingga membatasi kegiatan
yang melibatkan banyak orang. Hal ini menyebabkan debitur UMKM mengalami kesulitan untuk
memenuhi kewajiban pada bank karena terdampak Covid-19 baik secara langsung ataupun tidak
langsung pada sektor ekonomi. Disamping selain faktor social distancing, faktor kenaikan kurs
nilai tukar rupiah yang tinggi berdampak pada meningkatnya harga bahan baku.

Research Motivation

Penulis mengangkat topik pembahasan ini karena topik yang dibicarakan merupakan topik yang
baru mengenai “Efektivitas Penerapan Bebas Bunga Terhadap Keberlanjutan UMKM Pada
Pandemi Covid-19” dengan melihat beberapa fenomena yaitu adanya wabah virus corona,
meningkatnya nilai tukar rupiah serta adanya social distancing yang mewajibkan masyarakat
Indonesia untuk tetap stay di rumah (bekerja secara online, meliburkan sekolah dan kuliah).
Dengan melihat adanya fenomena tersebut, sektor usaha mikro kecil dan menengah mengalami
kemunduran usaha sehingga banyak debitur UMKM yang mengalami kesulitan pembayaran
pokok dan/ atau bunga kredit (kredit terhambat) demi keberlangsungan usahanya yang dimana
saat Indonesia mengalami krisis moneter pada tahun 1998, UMKM masih menjadi penyangga
ekonomi nasional. menyerap tenaga kerja, dan menggerakan perekonomian dan pada tahun 2008
di masa krisis keuangan global, UMKM tetap kuat menopang perekonomian.

Research Question

1. Bagaimana kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengatasi kredit terhambat pada
UMKM?
Conclusion (Research Contributions)

Penelitian ini dilakukan dengan harapan memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.
Maanfaat yang diharapkan baik penulis maupun pembaca adalah mengetahui kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatasi kredit terhambat pada UMKM yang disebabkan
karena adanya wabah pandemi Covid-19. Virus Corona (COVID-19) dua bulan terakhir ini
menjadi topik permasalahan di dunia internasional sehingga sangat berpengaruh terhadap
perekonomian dunia termasuk Indonesia. Virus Corona adalah bagian dari keluarga virus yang
menyebabkan penyakit pada hewan ataupun pada manusia. Di Indonesia saat ini masih melawan
virus Corona begitupun juga di negara-negara lain. Sebagian virusnya dapat menginfeksi
manusia serta menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari penyakit umum seperti flu, hingga
penyakit-penyakit yang lebih fatal, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Masuknya virus corona ke Indonesia memberikan dampak kepanikan yang cukup tinggi.
Namun, kepanikan tidak hanya terjadi dari sisi kesehatan tetapi juga pada sisi ekonomi
Indonesia. Beberapa perusahaan besar mulai mengurangi kegiatan bisnis secara signifikan.
Pasokan pada beberapa industri besar di negara-negara lain terhambat. Banyak UMKM
dengan kontrak bisnis jangka pendek yang mengalami tekanan dan yang mengalami
kesulitan pembayaran pokok dan/ atau bunga kredit (kredit terhambat).

Status tanggap darurat yang diterapkan di beberapa wilayah akibat wabah virus corona, membuat
pekerja di sektor informal dan UMKM tidak bekerja dan terpaksa pulang kampong selain itu
pendapatan usaha UMKM "pupus" gara-gara wabah Covid-19, sehingga mereka kesulitan untuk
membayar biaya-biaya dan gaji atau honor para pekerja.

Contributions of Theories

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia Bab 6, restrukturisasi kredit adalah upaya perbaikan yang
dilakukan Bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk
memenuhi kewajibannya. Hasil dari restrukturisasi kredit ini biasanya dapat meringankan
nasabah sehingga mereka bisa lebih mampu membayar. 
Pengertian Restrukturisai dalam arti luas (menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia
atau PAPI, revisi 2001), mencakup perubahan struktur organisasi, manajemen, operasional,
sistem dan prosedur, keuangan, aset, utang, pemegang saham, legal dan sebagainya.
Restrukturisasi Kredit menurut PBI (Peraturan Bank Indonesia) adalah upaya perbaikan yang
dilakukan Bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk
memenuhi kewajibannya pada Bank. Restrukturisasi dapat dilakukan dalam berbagai cara, serta
dapat dilakukan pada saat kredit belum termasuk kriteria Non Performing Loan (kredit macet).
Restrukturisasi kredit bertujuan untuk penyelamatan kredit sekaligus menyelamatkan usaha
debitur agar kembali sehat. Restrukturisasi kredit dapat dilakukan apabila Bank mempunyai
keyakinan bahwa debitur masih mempunyai prospek usaha yang baik, dan mampu memenuhi
kewajibannya setelah kreditnya direstrukturisasi (PAPI, revisi 2001).

Restrukturisasi yang dilakukan antara lain melalui:

 penurunan suku bunga
 perpanjangan jangka waktu kredit
 pengurangan tunggakan bunga kredit
 pengurangan tunggakan pokok kredit
 penambahan fasilitas kredit
 konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara

Menurut Peraturan Bank Indonesia Pasal 51 tentang Restrukturisasi Kredit, bahwa Bank hanya
dapat melakukan Restrukturisasi Kredit terhadap debitur yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:

a. debitur mengalami kesulitan pembayaran pokok dan atau bunga Kredit; dan
b. debitur memiliki prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi kewajiban setelah
Kredit direstrukturisasi.

Contribution Of Practices

Virus corona atau covid-19 beberapa bulan ini menjadi topik hangat yang
setiap harinya di bicarakan melalui sosial media atau masyarakat sekitar.
Covid-19 sangat mempengaruhi perekonomian dunia termasuk di Indonesia.
Tantangan perekonomian saat ini sangatlah berat. Masyarakat berada dalam kondisi waspada dan
sangat berhati-hati dengan membatasi bepergian dan konsumsi, tentunya hal ini berimbas kepada
transaksi jual beli di pasaran. Berbagai elemen yang terkena imbas sebut saja restoran, pasar,
pusat perbelanjaan, transportasi online, hingga para pemilik UMKM. Saat ini, sektor UKM justru
paling rentan atas imbas virus corona.

Berdasarkan data Goldman Sachs {lembaga survey} menunjukkan sebanyak 96% pemilik
UMKM di Amerika Serikat telah merasakan dampak dari pandemi COVID-19 dan 75% dari
usaha mereka mengalami penurunan penjualan. Sementara di dalam negeri, Ketua Umum HIPMI
JAYA, Afifuddin Suhaeli Kalla mengatakan, omset UKM Indonesia telah berkurang hingga 70%
dalam sepekan terakhir (Kontan.co.id, 30 Maret 2020).

Contributions To Organizational Policies

Demi mengatasi permasalahan tersebut. sejumlah bank telah merespon kebijakan dari Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) dalam POJK No. 11/POJK.03/2020 terkait dengan pemberian
restrukturisasi kredit. Restrukturisasi ini diberikan kepada usaha mikro dan usaha kecil yang
terdampak pandemi corona (COVID-19) dan tak hanya dibatasi untuk perusahaan yang memiliki
plafon kredit maksimal Rp 10 miliar saja baik kredit atau pembiayaan yang diberikan oleh bank
maupun industri keuangan non-bank kepada debitur perbankan akan diberikan penundaan
sampai dengan 1 tahun dan penurunan bunga. Keringanan ini seperti yang dianjurkan oleh
Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meringankan beban masyarakat. Bentuk keringanan
(restrukturisasi) yang diberikan disesuaikan dengan kondisi atau jenis usaha debitur. Hal ini
bertujuan untuk memudahkan debitur dalam membayar kewajiban.

Beberapa bank umum yang telah memberikan kebijakan tersebut antara lain Bank BUKU IV
seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara
Indonesia Tbk (BBNI), Bank Mandiri dan Bank BRI memberikan keringanan untuk melakukan
penundaan pembayaran kewajiban kepada debiturnya yang terdampak pandemi ini.

BNI juga memberikan kebijakan relaksasi melalui restrukturisasi bagi debiturnya. Namun,
pemberian keringanan ini nantinya akan disesuaikan dengan kondisi dan jenis usaha yang
dijalankan oleh masing-masing nasabah.
Kemudian PT Bank Panin Indonesia Tbk (PNBN) dan PT Bank Permata Tbk (BNLI)
memberikan kebijakan untuk restrukturisasi kredit dalam bentuk perpanjangan jangka waktu
kredit, penundaan pembayaran angsuran pokok hingga keringanan pembayaran bunga dengan
kurun waktu dan persyaratan yang disesuaikan dengan kondisi perekonomian.

PT Bank BTPN Tbk (BTPN) secara spesifik menyebutkan akan memberikan keringanan kredit
kepada debiturnya dengan nilai plafon maksimal Rp 10 miliar yang merupakan pekerja informal,
berpenghasilan harian dan usaha mikro dan kecil. PT Bank DBS Indonesia juga ikut serta
memberikan kebijakan ini. Selain itu juga PT Bank Index Selindo dan PT Bank Ganesha Tbk
(BGTG) juga telah menyatakan komitmennya terkait hal yang sama.

Sektor-sektor UMKM yang disorot akan terdampak dengan virus yang menyebar secara global
ini antara lain pariwisata, transportasi, perhotelan, perdagangan, pengolahan, pertanian, dan
pertambangan. Jenis restrukturisasi yang bisa diberikan bank kepada debiturnya ini seperti
penurunan suku bunga, perpanjangan tenor serta menurunkan nilai tunggakan pokok dan bunga.
Selain itu bank juga bisa memberikan tambahan fasilitas pinjaman atau pembiayaan kepada
debiturnya atau mengkonversi pinjaman tersebut menjadi Penyertaan Modal Sementara.

Jangka waktu restrukturisasi ini sangat bervariasi tergantung pada asesmen bank terhadap
debiturnya dengan jangka waktu maksimal 1 (satu) tahun.
REFERENSI

1. https://tirto.id/umkm-industri-besar-terdampak-corona-dapat-kelonggaran-perbankan-
eHj3
2. https://www.liputan6.com/bisnis/read/4203763/ekonom-khawatir-indonesia-alami-krisis-
ekonomi-berkepanjangan-akibat-corona
3. https://www.cnbcindonesia.com/market/20200330091142-17-148342/ini-sederet-bank-
yang-mulai-lakukan-restrukturisasi-kredit
4. https://keuangan.kontan.co.id/news/kredit-tersumbat-akibat-virus-corona-bank-tekan-
ekspansi?page=all
5. https://nasional.kontan.co.id/news/langkah-selamatkan-koperasi-dan-umkm-di-tengah-
pandemi-virus-corona
6. https://idcloudhost.com/menelusuri-bagaimana-dampak-virus-corona-covid-19-bagi-
perekonomian-indonesia/
7. https://economy.okezone.com/read/2020/03/19/320/2185833/cerita-sepinya-umkm-di-
tengah-wabah-virus-corona
8. https://www.liputan6.com/bisnis/read/4214056/bank-mulai-tawarkan-restrukturisasi-
kredit-ke-debitur-yang-terdampak-corona
9. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51946817

Anda mungkin juga menyukai