Anda di halaman 1dari 19

LANGKAH-LANGKAH MEMBANGKITKAN PEREKONOMIAN

PASCA PANDEMI COVID-19

  Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Ekonomi Moneter Syariah

Dosen Pengampu :
Rina Istiqomah, S.pd., MM

OLEH :

NAMA : MARFUAH

NIM : 20140006

PRODI : PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM (STEI) YOGYAKARTA

TAHUN 2021 / 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “LANGKAH-LANGKAH
MEMBANGKITKAN PEREKONOMIAN PASCA PANDEMI COVID-19” ini tepat pada
waktu yang telah ditentukan.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Ekonomi Moneter Syariah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rina Iaqomah, S.pd., MM selaku Dosen Ekonomi
Moneter Syariah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
penulis perlukan demi kesempurnaan makalah ini.

BANTUL, 28 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………….……………… ii

DAFTAR ISI ………………………………………………...…………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………

1.1 LATAR BELAKANG …………………………………………………………. 1


1.2 RUMUSAN MASALAH ………………………………………………………. 1
1.3 TUJUAN PENULIS …………………………….……………………………... 2
1.4 MANFAAT ……………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………….….

2.1 DAMPAK COVID 19 TERHADAP PEREKONOMIAN……………………. 3-4


2.2 PENERAPAN SERTA LANGKAH-LANGKAH PEMERINTAH DALAM
MEMBANGKITKAN PEREKONOMIAN……………………………………. 5-9
2.3 KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PEMULIHAN
PEREKONOMIAN…………………………………………………………….. 9-11

BAB III PENUTUPAN ………………………………………………..………………

A. KESIMPULAN ……………………………………..………………………… 12
B. SARAN ………………………………………………………………………… 13

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. 14


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Virus corona (COVID-19) pertama kali muncul di tahun 2020 lokal di Wuhan, Cina, lalu
ekspansi dan kehancuran ekonomi dunia. Virus dampak signifikan pada semua ekonomi,
pariwisata, kedokteran, pekerjaan, agama, masyarakat Politik, dll. Covid-19 sebenarnya
adalah masalah sehat, akan tetapi \ efeknya tidak hanya dari segi kesehatan, tapi Secara
ekonomi dan berdampak besar tentang kehidupan sosial. Sejak wabah pertama di Wuhan,
China, akhir 2019, Virus Corona telah menyebar ke seluruh dunia Wilayah dan negara. Ada
beberapa langkah yang negara-negara tersebut ambil. Semisal, ada negara yang menerapkan
dan memberlakukan kebijakan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona. Di
Indonesia sendiri, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini. Aturan ini selalu Mengganggu banyak kegiatan
ekonomi Secara global, menyebabkan pengangguran Lebih tinggi, lebih banyak sektor jasa
Produsen yang lebih kecil dan lebih kecil.

Adanya pandemic covid-19 yang terjadi di seluruh belahan dunia membawa langsung
maupun tidak bagi seluruh manusia. Perubahan pola hidup yang membuat orang tidak
memiliki kesiapan untuk beradaptasi (menyesuaikan diri). Hal ini menyebabkan munculnya
rasa panik dan cemas pada Sebagian masyarakat. Kecemasan yang muncul bervariasi seperti
cemas tertular virus, cemas kondiri keuangan melemah atau bahkan memburuk hingga cemas
akan masa depan setelah pandemic ini berakhir. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
kecemasan yaitu dengan tetap berkomunikasi secara online dengan sahabat dan keluarga, dan
hendaknya memperoleh Pendidikan menyangkut corona serta penularan, pencegahan dan
pemutusan infeksi virus lewat social distancing, cuci tangan dan tetap beraktifitas di rumah
serta tetap menjaga imunitas tubuh lewat makan yang bergizi, berolahraga intensitas sedang
dan istrahat yang cukup.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Pada rumusan masalah ini mengangkat pembahasan mengenai bagaiamana cara


memulihkan perekonomian pasca pandemic covid-19 dan kebijakan apa yang pemerintah
lakukan dalam mempertahankan perekonomian pasca pandemic covid-19.

1.3 TUJUAN PENULIS

Untuk mengetahui dampak yang ekonomi Ketika pandemic covid-19 dan kebijakan yang
lakukan untuk mempertahankan dan membangkitkan perekonomian dengan baik pasca
covid-19.

1.4 MANFAAT

Agar pembaca dan penulis dapat akan semakin memperkaya dan memperdalam wawasan
tentang cara membangkitkan perekonomian pasca pandemic covid-19 yang melanda
beberapa negara termasuk Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DAMPAK COVID 19 TERHADAP PEREKONOMIAN


Adanya wabah tersebut menyebabkan dampak di sektor riil merambah ke sektor
keuangan, dengan banyaknya investor yang kesulitan membayar investor, memberikan
tekanan pada sektor keuangan. Pandemi ini berdampak buruk pada pekerja, pelanggan,
rantai pasokan, dan pasar keuangan. Namun, karena pandemi ini tidak dapat diprediksi
dan tidak ada kepastian akan berakhir, maka perlu waktu bagi ekonomi dunia untuk pulih
dari pandemi ini dan menghasilkan perubahan yang panjang di dunia dan politiknya.
Terutama di bidang kesehatan, Keamanan, perdagangan, pekerjaan, Pertanian, produksi
komoditas dan kebijakan ilmu pengetahuan. Dunia baru ini dapat membawa peluang
besar bagi beberapa negara yang sebelumnya tidak dominan dalam produksi dunia,
memaksa pemerintah untuk merancang cara-cara baru untuk membangun tatanan ini
tanpa penundaan. (Acikgöz dan Gunay, 2020).
Pandemi ini juga memberikan dampak yang luar biasa bagi perekonomian dunia dan
negara-negara terdampak, tak terkecuali bagi masyarakat Indonesia. Setelah sempat
dilanda pembatasan wilayah untuk menekan penyebaran COVID-19, negara Indonesia
berharap bisa bangkit kembali agar kegiatan ekonomi bisa pulih dan tumbuh positif.
Covid-19 telah menyebabkan krisis ekonomi di Indonesia dan juga di negara berkembang
yang dikategorikan miskin (Emiliani et al. 2021). Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) memiliki peran yaitu mensejahterakan masyarakat di bidang ekonomi. Namun,
kondisi UMKM di masa pandemi terus mengalami penurunan produksi dan penurunan
pendapatan. Datangnya virus Covid-19 menyebabkan aktivitas para pelaku ekonomi
terhambat dan tidak dapat berkembang. Akibatnya, para pengusaha UMKM melakukan
pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya akibat penurunan omzet penjualan. Hal
ini mengakibatkan banyak pengangguran dan perubahan perilaku masyarakat. Sebagian
besar pelaku memiliki kekurangan dalam hal pengetahuan konsumen tentang produk
yang dihasilkan saat ini.
Ada pun satu hal yang cukup berpengaruh dalam upaya perbaikan ekonomi akibat
dari pandemi yang terjadi, adalah dari kesiapan pihak-pihak terkait guna mengembalikan
ekonomi kita ke ranah yang lebih stabil. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa faktor,
semisal dilansir dari pandangan Prof. Sucherly yang berpendapat bahwa perubahan
situasi saat COVID-19 berpotensi melahirkan ancaman berupa pelemahan ekonomi.
Maka dari itu, diperlukan strategi yang baik guna menghasilkan keputusan kebijakan
yang tepat. Yang mana kunci utamanya adalah berasal dari data informasi yang tepat.
Yakni ketika dalam hal keputusan dibuat, strategi harus melihat posisi, posisi harus
berdasarkan kondisi situasi. Bilamana informasinya salah, situasi salah, posisi salah,
akibatnya strategi pun salah. Otomatis kunci utamanya adalah berdasarkan informasi
yang valid.

Karena aktivitas ekonomi dari pandemi Covid-19, banyak organisasi telah


menurunkan perkiraan mereka untuk pertumbuhan ekonomi global. Di Indonesia sendiri,
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi skenario terburuk pertumbuhan
ekonomi -0,4%. Pada saat yang sama, meskipun pendapatan pajak berkurang karena
melemahnya manufaktur dan perdagangan serta resesi serupa, pendapatan pajak
konsumsi terus meningkat hingga akhir Maret 2020. Dampak pandemi Covid-19 menjadi
masalah utama bagi perekonomian Indonesia karena tingginya angka pengangguran
mengakibatkan pengangguran. Hal ini menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi pasca
Covid-19 gagal menciptakan lapangan kerja baru. Situasi ini tercermin dari tingginya
angka pengangguran (baik wajib maupun gratis). Pengangguran dan kemiskinan tetap
relatif tinggi, menunjukkan bahwa pertumbuhan, tujuan ekonomi makro yang penting,
tetap lemah. Kehadiran Covid-19 secara signifikan mengubah struktur kehidupan karena
perlu beradaptasi dan memantau perubahan yang terjadi. Namun di samping itu,
diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan menghadapi perubahan yang
ditimbulkan oleh pandemi. Ekonomi adalah salah satu bidang kehidupan manusia yang
tumbuh paling cepat. Karena manusia adalah makhluk ekonomi dan sosial, bisnis dan
manusia tidak terpisahkan dari kodrat manusia sebagai mahkluk sosial.
2.2 PENERAPAN SERTA LANGKAH-LANGKAH PEMERINTAH DALAM
MEMBANGKITKAN PEREKONOMIAN
Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia mulai awal kuartal II
tahun 2020. Hal ini disebabkan adanya peraturan tentang Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) sehingga menimbulkan lockdown kepada beberapa kota bertujuan
memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19. Peraturan ini menyebabkan
meningkatnya penurunan perekomian pada perusahaan formal maupun non formal.
Penurunan perekonomian menyebabkan munculnya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
disebabkan oleh perusahaan tidak dapat membayarkan upah yang seharusnya. Tidak
hanya itu, penurunan ini banyak yang menyebabkan perusahaan memutuskan untuk
gulung tikar atau bangkrut.

Pandemi COVID-19 yang terjadi mengakibatkan banyak kerusakan yang hampir


merata di berbagai sektor, pada dasarnya hal ini disebabkan oleh sifat ketidakpastian dan
resiko fatal yang diakibatkannya. Ada pun pertanyaan yang selalu hadir ialah, kapan
sebenarnya pandemi ini akan berakhir? Selama belum dilakukannya tes secara masif dan
ditemukannya vaksin yang efektif, yang merupakan penyebab adanya assymetric
information, maka segala bentuk akativitas dan kegiatan sosial akan berada dalam
lingkup ketidakpastian dan memiliko resiko tinggi. Yang mana resiko ini belum
menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Data terakhir hingga 9 Juli 2020 menunjukkan
peningkatan. Bahkan untuk kasus yang terkonfirmasi akibat COVID-19 di Indonesia
terus menunjukkan peningkatan. Secara umum, krisis akibat pandemi COVID-19
berdampak pada seluruh provinsi di Indonesia. Akan tetapi, sebagaimana halnya secara
sektoral, terdapat juga heterogenitas dari dampak yang ada pada perekonomian setiap
provinsi.

Terlepas dari adanya pemberlakuan PSBB yang telah dilakukan guna pencegahan
penyebaran virus Corona, pemerintah dengan pasti mulai mencanangkan kebijakan baru
guna menjalankan kembali roda kehidupan yang ada dimasyarakat. Tak lama kemudian
dikeluarkanlah kebijakan pemberlakuan New Normal atau hidup damai dengan covid-19.
Istilah New normal sendiri dipopulekan oleh Presiden Joko Widodo, adalah hidup dengan
tetap melakukan berbagai aktivitas sosial-ekonomi, walaupun didalamnya menerapkan
protokol tindakan untuk meminimalisir resiko penularan. Ini artinya akan ada perubahan
pada rutinitas dan pola kebiasaan dalam berbagai aktivitas sosial, mulai dari cara
berpergian, belajar, bekerja, hingga berbelanja. Berbagai elemen termasuk instansi
pemerintah yang terkait dengan new normal sudah juga mengeluarkan berbagai protokol
terkait new normal ini.

Dengan dimulainya fase pemberlakuan new normal di Indonesia, maka sebuah


perencanaan diberbagai aspek sosial-ekonomi masyarakat seharusnya sudah tersedia.
Adapun berbagai institusi pemerintah seperti Bappenas juga menyiapkan satu protokol
produktif aman sebagai protokol bagi masyarakat dalam melakukan berbagai aktivitas
sosial ekonomi di masa pandemi. Yang mengacu kepada kriteria protokol kesehatan
badan kesehatan dunia WHO. Akan tetapi berbagai protokol kesehatan ini saja tidak
cukup. Karena kehadirannya sebatas menerapkan tindakan preventif penyebaran virus
COVID-19, yang pada akhirnya bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan dan
penghidupan masyarakat, dengan mengatur pola aktivitas sosial ekonomi yang dilakukan.

Dalam upaya pemberlakuan new normal tersebut perlu adanya jalinan komunikasi
antara pihak pemerintah dengan pihak-pihak terkait. Maka dari itu, jalinan komunikasi
yang ada perlu dilandasi oleh beberapa proses. Diantaranya kognisi, keinginan dan sikap.
Kesamaan persepsi itulah yang kemudian melahirkan peluang keberhasilan sebuah
proses komunikasi. Keberhasilan negara-negara lain dalam proses pemulihan diberbagai
sektor pasca pandemi yakni dengan mengelola dilema dalam mengatasi COVID-19
terletak pada hadirnya effective government yang didukung dengan kapasitas kepakaran
sumber daya manusia kesehatan-epidemiologi, virulogi, dan saintis lainnya. Dengan new
normal, pemerintah dan masyarakat bersinergi untuk mengembalikan kondisi
perekonomian dan sosial masyarakat. Namun, di sisi lain semua pihak diharapkan tetap
berupaya menghentikan penyebaran virus Corona. Saat ini, angka pasien Covid-19 di
Indonesia masih menunjukkan peningkatan.

Untuk memulihkan roda ekonomi agar bisa kembali berjalan normal, Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian sudah menyusun tahapan atau fase pembukaan
kegiatan bisnis dan industri pasca-penyebaran pandemi Covid19. Berikut timeline fase
new normal untuk pemulihan ekonomi dalam 5 tahapan: (1) fase pertama (1 Juni) industri
dan jasa dapat beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19, mall belum
boleh beroperasi, kecuali toko penjual masker dan fasilitas kesehatan. (2) fase kedua (8
Juni) toko, pasar dan mall diperbolehkan beroperasi namun dengan menerapkan protokol
kesehatan Covid-19. (3) fase ketiga (15 Juni) sekolah dibuka namun dengan sistem shift.
(4) fase keempat (6 Juli) pembukaan kegiatan ekonomi tambahan evaluasi untuk
pembukaan secara bertahap seperti restoran, cafe, bar, dan lainnya dengan protokol
kebersihan yang ketat, kegiatan ibadah diperbolehkan dengan jumlah jamaah dibatasi. (5)
fase kelima (20-27 Juli) evaluasi untuk 4 fase dan pembukaan tempat-tempat atau
kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial berskala besar.

Perencanaan merupakan langkah awal dalam menentukan prioritas pembangunan.


Tujuannya adalah untuk memecahkan masalah yang lebih besar. Selanjutnya,
pertimbangkan ketersediaan sumber daya dan status saat ini. Ketiga, menentukan strategi
implementasi. Keunikan masing-masing daerah mendukung gagasan pembangunan
daerah. Oleh karena itu, pertama-tama kita perlu mengetahui karakteristik atas wawasan
dari perekonomian daerah. Dalam penelitiannya, Singgih (2007) menyimpulkan bahwa
UMKM adalah tulang punggung ekonomi manusia dan surga bagi sebagian besar
pemangku kepentingan. Pada fase pasca ekonomi, UKM dapat dengan cepat menemukan
jalan kembali ke kekuatan dan posisinya saat ini. Oleh karena itu, UMKM berperan
sebagai mekanisme perekonomian Indonesia. UMKM memainkan peran kunci penting
dalam mencapai tujuan kunci penting (Santoso 2007). UKM juga sering menjadi pemain
lokal yang dominan dan sering menjadi pionir dalam pengembangan ekonomi lokal.
Namun, pengembangan UKM tidak mudah. UMKM memiliki beberapa keterbatasan.
Kelemahan utama adalah kurangnya modal dan kurangnya pengalaman bisnis. Pedagang
UMKM sangat membutuhkan informasi pasar untuk mengatur perdagangan dan
manajemen transaksi mereka berdasarkan informasi pasar.

Ada beberapa proses yang dapat dilakukan, yang pertama adalah dengan Planning
atau perencanaan. Planning merupakan suatu proses penyelesaian tujuan organisasi
sampai ke tahap alternatif apabila planning pertama tidak dapat diterapkan (dalam
Syafalevi, 2011:28) perencanaan ini merupakan proses untuk mempersiapkan secara
sistematis kegiatan-kegaiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu
(Saputra and Ali 2022). Planning sangat mempengaruhi dalam pembentukan program
pemulihan ekonomi nasional. Dibukanya tempattempat untuk masyarakat
mengembangkan UMKM daerah, sehingga masyarakat kecil dapat ikut berkontribusi
didalamnya. Mewadahi masyarakat dalam mengenalkan produk lokal dengan cara
membuka kesempatan untuk dapat mengeskpor produk ke luar negeri dengan mudah
melalui fasilitas pelayanan publik (Baik berupa dana pengembangan dan bantuan akses
Internet yang baik) seperti adanya dana BLT kepada masyarakat sehingga dana tersebut
dapat dimanfaatkan untuk menjalankan UMKM sesuai kemampuan masyarakat.Selain itu
pemerintah juga dapat meberikan fasilitas berupa Digital Marketing sehingga negara lain
lebih cepat mendapat informasi dari produk UMKM dan menjadi daya tarik untuk
membeli.

Yang kedua adalah Organizing. Organizing adalah susunan kegiatan manajemen yang
bertujuan mengumpulkan dan mengatur sumber daya atau potensi yang dimiliki oleh
organisasi, dan akan dipergunakan secara efisien hingga mencapai tujuan organisasi.
(Saputra and Ali 2022). Organizing perlu dilakukan, supaya rencana yang disusun dapat
berjalan dengan baik. Organizing sangat berpengaruh pada pembangunan perekonomian
nasiaonal. Hingga sampai November 2021, organisasi terutama Komite Penanganan
Covid-19serta Komite Pemulihan Ekonomi Nasional masih berusaha agar tujuan dari
organisasi merekatercapai. Melalu kerjasama dengan negara-negara lain, mengupayakan
perekonomian Indonesia dapat bangkit melalu presentasi dimana pemerintah Indonesia
dengan serius menangani masalah Covid-19, sehingga Indonesia berhasil menangani
masalah ini dan perekonomian Indonesia relatif naik dikala pandemic. Hal tersebutlah
yang menjadi perhatian dunia terhadap Indonesia.

Yang ketiga adalah Actuating. Menurut George R. Terry Actuating ialah


meningkatkan serta mendorong semua anggota organisasi supaya berkehendak dan
berusaha semaksimal mungkin hingga tujuan organisasi tercapai. Setelah kegiatan
pengorganisasian selesai, Langkah berikutnya yaitu Actuating, relaksasi dan
restrukturisasi kredit bagi UMKM, perluasan pembiayaan modal kerja UMKM,
menempatkan kementerian, BUMN dan Pemerintah Daerah sebagai penyangga produk
UMKM, dan pelatihan secara e-learning (Saputra and Ali 2022). Dalam upaya
memberikan bantuan sosial pemerintah memastikan bahwa pelaku UMKM termasuk
kedalam penerimaBantun Sosial (Bansos) baik itu Program Keluarga Harapan (PKH),
Paket Sembako, BansosTunai, Bantuan Langsung Tunai (BLT) desa, maupun
pengurangan tarif listrik dan KartuPrakerja. Menurunkan Tarif Pajak Penghasilan (PPh),
pemerintah memberikan penundaan angsuran serta subsidi bunga bagi para penerima
kredit seperti KUR, PNM Mekar, hingga hingga penerima bantuan permodalan dari
beberapa kementerian. Dan terkhir adalah bantuan BUMN atau BUMD yang sasarannya
kepada pemilik usaha kebawah seperti dalam bidang kuliner, pertanian, perikanan, dan
Industri Rumah Tangga. Yang terakhir dalam proses pembangunan ekonomi dan bisnis
adalah Controlling.

Menurut George R. Terry Controlling merupakan pelaksanaan, menilai pelaksanaan


dan apabila perlu dilakukan perbaikanperbaikan hingga pelaksanaan sesuai dengan
planning yang telah disusun. Agar pemulihan ekonomi berjalan dengan teratur, perlu
adanya organisasi yang mengatur akan hal tersebut(Saputra and Ali 2022). Serta perlunya
tindakan atau kebijakan yang diambil, untuk memecahkan masalah di lapangan. Sesuai
dengan kebijakan perpajakan yang ditetapkan pemerintah dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan (PPh) atas penghasilan dari usaha yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu, peraturan ini
dikenal dengan PP. 23/2018. Peraturan pemerintah tersebut masih menjadi pedoman
mengenai tarif pajak UKM, yaitu 0,5 persen dari peredaran bruto per bulan. Tujuan
penurunan tarif ini adalah untuk menggali potensi wajib pajak UKM karena semakin
banyaknya UKM di Indonesia dan dukungan dari pemerintah agar UKM dapat
berkembang. Di masa pandemi saat ini, kebutuhan akan kesehatan masyarakat tetap
menjadi fokus utama pemerintah (Saputra dan Ali 2022).

2.3 KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PEMULIHAN PEREKONOMIAN

Kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat adalah kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter. Kebijakan ini direalisasikan bersama Pemerintah Daerah dan
masyarakat karena keduanya berperan strategis menjalankan kebijakan dengan lancar
bertujuan memulihkan perekonomian Indonesia. Pemerintah melakukan kebijakan fiskal
dengan harapan dapat mengurangi dampak negatif pada perekonomian Indonesia yang
disebabkan oleh pandemi Covid-19. Selain itu, kebijakan ini bertujuan agar
menggerakkan kembali usaha para pelaku usaha termasuk UMKM. Kebijakan fiskal
mempunyai 3 (tiga) stimulus sebagai pergerakan perubahan, yaitu:

1. Percepatan belanja Pemerintah


Pemerintah melakukan percepatan pencairan belanja modal, mempercepat
penunjukan pejabat perbendaharaan negara, melaksanakan tender, mempercepat
pencairan belanja bantuan sosial dan tranfer ke dana daerah dan desa.
Tujuan percepatan ini mengarahkan agar dapat adaptasi dengan kebiasaan yang
baru secara bertahap, menyelesaikan permasalahan yang terjadi pasca pandemi,
dan penguatan reformasi untuk keluar dari middle income trap.

2. Relaksasi pajak penghasilan


Pemerintah meringankan besaran pajak dengan menanggung pajak penghasilan
Pasal 21, pembebasan impor pajak penghasilan yang terdapat pada Pasal 22,
pengurangan pajak penghasilan Pasal 25, dan pengembalian PPN
dipercepat. Selain relaksasi pajak penghasilan, pemerintah melakukan simplifikasi
dan percepatan proses ekspor impor. Percepatan ekspor impor di utamakan untuk
pedagang terkemuka, penyederhanaan dana pengurangan pembatasan ekspor dan
impor (manufaktur, makanan dan dukungan medis), dan layanan ekspor-impor
melalui ekosistem logistik nasional.

3. Pemulihan ekonomi nasional dengan melaksanakan kebijakan Keuangan Negara


melalui relaksasi APBN.
Relaksasi APBN mempersiapkan defisit yang dapat melampaui 3 persen dengan
tujuan tahun 2023 akan kembali seperti semua ke level maksimal 3 persen.
Relaksasi akan berkaitan dengan alokasi belanja antar organisasi, antar fungsi,
dan antar program serta mandatory spending. Relaksasi alokasi atau realokasi
Belanja Pemerintah Daerah, Pemberian Pinjaman kepada LPS, Penerbitan SUN
dan SBSN untuk dapat dibeli oleh Bank Indonesia , BUMN, investor korporasi
dan/atau investor ritel.  Penggunaan sumber anggaran alternatif antara lain SAL,
dana abadi pendidikan, dan dana yang dikelola oleh Badan Layanan Umum.

Kebijakan moneter yang dilakukan Pemerintah yaitu bekerja sama dengan Bank


Indonesia (BI) agar ikut serta mengoptimalkan berbagai kebijakan moneter dan
makroprudensial akodomatif bertujuan mempercepat digitalisasi sistem pembayaran
Indonesia untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi. Pemerintah melaksanakaan
kebijakan moneter sebagai berikut: melanjutkan kebijakan nilai tukar Rupiah untuk
menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar,
melanjutkan penguatan strategi operasi moneter untuk memperkuat
efektivitas stance kebijakan moneter akodomatif, memperkuat kebijakan tranparansi suku
bunga dasar kredit (SBDK) dengan penekanan pada kenaikan suku bunga kredit baru,
memperpanjang kebijakan penurunan nilai denda keterlambatan pembayaran kartu kredit
1 persen dari outstanding, mempercepat program pendalaman pasar uang melalui
penguatan kerangka peraturan pasar uang dan implementasi Electronic Trading
Platfom  (ETP) Mulitimatching khususnya pasar uang Rupiah dan valas, serta
memfasilitasi penyelenggaraan promosi perdagangan dan investasi.

Kebijakan moneter bertujuan agar kinerja perekonomian dunia terus membaik sesuai
prakiraan, ditengah ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun. Hal ini
diakibatkan adanya pandemi sehingga nilai tukar Indonesia mengalami penurunan yang
drastis pada tahun 2020. Akan tetapi, kebijakan moneter yang diberikan pemerintah akan
menguatkan nilai tukar Rupiah sejalan dengan kembalimnya masuk aliran modal asing.

Oleh karena itu, Pemerintah akan melakukan kebijakan fiskal berupa intensif pajak
dan belanja membuat konsumsi belanja RumahTangga pada masyarakat meningkat.
Selain itu, Pemerintah terus memantau kebijakan moneter dengan tujuan jumlah uang
beredar akan meningkat dan menurunkan tingkat bunga. Manfaat dari penurunan tingkat
bunga adalah meningkatnya daya tarik para investor untuk melakukan investasi sehingga
membantu Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat dan memulihkan ekonomi
Indonesia. Pemerintah harus melaksanakan kebijakan moneter agar mempertahankan
jumlah uang yang beredar di masyarakat dan suku bunga yang mempengaruhi investasi.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pemaparan kajian analisis ekonomi publik di atas melalui peran dan kebijakan
pemerintah untuk mengatasi perekonomian pada masa pandemi ini memang masih
banyak menghadapi berbagai hambatan atau tantangan dari segala sisi, baik sisi regulasi,
administrasi maupun implementasi yang ada di lapangan. Belum optimalnya peran
pemerintah dalam perekonomian masa pandemi ini menjadi dorongan kembali bagi
pemerintah untuk tetap memacu kebijakan kebijakan yang tentunya berpihak pada
kepentingan publik. Namun demikian, mengingat setiap kebijakan yang dilakukan baik
itu stimulus fiskal dan sampai saat ini kita kenal dengan program Pemulihan Ekonomi
nasional (PEN) diharapkan mampu menciptakan realisasi yang nyata dalam menyediakan
public goods yang bermanfaat bagi masyarakat. Adapun urgensi pemerintah dalam
percepatan program pemulihan ekonomi nasional ini adalah sebagai bentuk pencegahan
agar laju pertumbuhan ekonomi negara tidak terkoreksi lebih dalam sehingga sasaran
akhir untuk tetap meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat dilaksanakan dengan
baik.

Hampir di seluruh dunia terkena dampak pandemi Covid-19 diperhitungkan sekitar 25


juta orang diseluruh dunia kehilangan pekerjaaan karena melemahnya perekonomian,
menurunnya kuantitas ekspor dan impor, terganggunya pergerakan moda transportasi,
penurunan jumlah wisatawan, obligasi dan pasar saham ikut terganngu. Strategi
pemulihan ekonomi yang dilakukan di berbagai negara dengan cara memberi subsidi gaji
pada pekerja, mendorong pengembangan inovasi wisatawan, relaksasi pinjaman langsung
dan digitalisasi dalam pengembangan UMKM dan optimalisasi pariwisata. Di Negara
Indonesia juga menerapkan strategi yang sama untuk mempercepat pemulihan ekonomi.
strategi yang dapat dilakukan diantaranya: memberikan bantuan sosial untuk UMKM,
insentif perpajakan, relaksasi pinjaman, pemberian modal kerja, penyediaan penyangga
produk, dan strategi jangka panjang dan jangka pendek untuk penanganan Covid-19.
Dengan adanya penerapan new normal kegiatan ekonomi Indonesia perlahan mulai
bangkit. Penerapan new normal diterapkan dengan melihat data persebaran di daerah
yang sudah menjadi zona hijau atau daerah yang persebaran positif Covid-19 rendah dan
aman untuk memulai aktivitas secara normal. Pembukaan diberbagai sektor industri dapat
membantu meningkatkan roda perekonomian di Indonesia namun dengan menerapkan
protocol Covid-19 yang sudah ditetapkan pemerintah. Apabila penggiat usaha atau
pelaku usaha tidak melakukan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan akan dikenakan
denda sesuai ketentuan yang berlaku.

Oleh karena itu, Pemerintah mengadakan kebijakan dalam berbagai aspek guna
memajukan perekonomian Indonesia. Pemerintah lebih fokus kepada kebijakan fiskal dan
moneter. Kebijakan fiskal yang diambil mempunyai banyak ragamnya salah satunya
insentif pajak yang sangat berpengaruh. Insentif pajak membuat para masyarakat merasa
keringanan akan kewajiban mereka dan tidak mempengaruhi perekonomian mereka
sehingga masyarakat tetap bisa memenuhi kebutuhan hidupnya seperti sebelumnya.
Semua kebijakan yang telah dirancang oleh Pemerintah memiliki tujuan agar output
pendapatan pada PDB dapat kembali seperti awal dan mengalani peningkatan, tidak
hanya itu tujuan lain adalah agar Indonesia mengalami inflasi kembali dan tingkat
pengangguran di Indonesia berkurang.

B. SARAN
Dari kajian ini, peran pemerintah yang belum optimal tentunya masih dapat ditingkatkan
jika kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pasca pandemi Covid-19 yang dapat
dirasakan secara langsung manfaatnya oleh masyarakat. Di sisi lain, pihak masyarakat
sendiri sebaiknya saling bergotong royong atau bekerja sama untuk mengurangi dampak
dari Covid-19 ini baik dari sisi perekonomian, sosial atau dari sisi lain yang bisa
membangkitkan perekonomian bersama sehingga tiga fungsi/peran pokok pemerintah
dalam perekonomian dapat dilaksanakan dengan baik. Selain itu, dengan keterbatasan
pengetahuan dan literatur yang penulis pahami menyebabkan tulisan ini masih
memerlukan kajian yang lebih dalam.
DAFTAR PUSTAKA

Margaretha Evi, Ridwan Faizal Ramdhani , Risna Ardianto. MEMBANGUN EKONOMI &
BISNIS PASCA PADEMI COVID-19 UNTUK
MENSEJAHTERAKAN WARGA NEGARA INDONESIA. Jurnal
Ekonomika Dan Bisnis Vol. 2 No. 1 Juli 2022 Hal. 113-121.
Nicolaus Peter Paulus, Narulita Syarweni. PENERAPAN NEW NORMAL UNTUK
MEMBANGKITKAN RODA PEREKONOMIAN INDONESIA.
Administrasi Bisnis, Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Jakarta.
Hal 1-7
Hanifa Nurul, Ladi Wajuba Perdini Fisabilillah. PERAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
INDONESIA DI MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal ilmu
ekonomi volume 2 nomor 1 (MEI 2021

Anda mungkin juga menyukai