OLEH:
NOOR ISTIQAMAH
19612010005
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan baik jasmani dan rohani sehingga kita dapat
menikmati indahnya alam semesta ciptaan-Nya. Sholawat serta salam selalu
kita curahkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad SAW.
Disini saya selaku peneliti akhirnya dapat merasa sangat bersyukur
karena telah menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul
“Strategi dalam Memulihkan Perekonomian Indonesia di Masa Pandemi
Covid-19 Melalui UMKM” yang disusun untuk mengikuti Pemilhan
Mahasiswa Berprestasi Fakultas Ekonomi Universitas Achmad Yani
Banjarmasin 2021.
Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu, baik secara materil maupun moril hingga dapat
terselesaikannya karya tulis ilmiah ini, dan peneliti menyadari jika karya
ilmiah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Maka dari itu, peneliti
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini
bermanfaat bagi semua pembaca.
Peneliti
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah
satu sektor yang terimbas karena kondisi pandemi Covid-19. Kondisi
pandemi yang sudah berlangsung hampir kurang lebih dua tahun di
Indonesia pada akhirnya harus disikapi dengan sejumlah adaptasi
demi bertahan menghadapi ujiannya. UMKM mau tidak mau harus
menghadapi perubahan yang terjadi karena adanya pembatasan saat
pandemi Covid-19. Pembatasan aktivitas hingga perubahan prioritas
kebutuhan masyarakat saat pandemi ternyata menghantam UMKM,
bahkan bisnis kuliner sekalipun.
Krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 telah berdampak
terhadap kelangsungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Berbeda pada saat krisis moneter tahun 1998 di mana UMKM betul-
betul menjadi penyelamat ekonomi nasional yang pada saat itu
mampu meningkat hingga 350 persen ketika banyak usaha besar yang
kolaps. Namun pada saat pandemi Covid-19 saat ini, justru UMKM
yang sangat terdampak. Dampak dari sulitnya berusaha
mengakibatkan banyaknya tenaga kerja yang terpaksa di rumahkan.
Di saat masa pandemi terjadi perubahan pola konsumsi barang
dan jasa masyarakat dari offline ke online. Pelaku UMKM pasti
kesulitan dalam mencapai target-target yang harus dicapai saat
perekonomian terganggu. Perubahan pola tersebut, seyogyanya
diikuti pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar
dapat bertahan, serta bisa berkembang sehingga mampu menghadapi
kondisi new normal. Digitalisasi menjadi sebuah kebutuhan penting,
terbukti di Masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
memberikan kenaikan pada pemanfaatan e-learning, eCommerce,
literasi digital, permintaan delivery, dan kebutuhan alat
kesehatan/kebersihan. Namun kita tidak dapat memungkiri adanya
1
permasalahan digitalisasi UMKM. Di beberapa daerah terpencil
keterbatasan akses internet masih menjadi kendala. Pemahaman dari
pelaku UMKM terhadap teknologi, pemasaran online terbatas, proses
produksi dan akses pasar daring yang masih dinilai belum cukup
maksimal. Selanjutnya, konsumen masih merasa tak aman dalam
melakukan transaksi digital.
2
UMKM di Indonesia, sebanyak 64,13 juta masih merupakan UMK
yang masih berada di sektor informal sehingga perlu didorong untuk
bertransformasi ke sektor formal (CNBC Indonesia, 28 April 2021).
Dorongan UMKM untuk memanfaatkan platform digital
sangat dibutuhkan apalagi pada kondisi pandemi saat ini.
Pemanfaatan platform digital dapat meningkatkan efisiensi serta
menambah saluran penjualan/pemasaran sektor UMKM yang saat ini
terbatas akses fisiknya dengan pelanggan/pengguna jasa.
3
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan
perilaku orang-orang yang diamati.
2. Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang digunakan dalam penulisan ini
menggunakan Studi Dokumen atau teks. Teknik penelitian ini
merupakan kajian dari bahan dokumenter yang berasal dari
pikiran seseorang yang tertuang di dalam buku atau naskah-
naskah yang terpublikasikan.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia merupakan persoalan
global yang yang harus segera diatasi olrh pemerintah. Pandemi ini
pertama kali muncul di Wuhan, China pada Desember 2019.
Perkembangan pandemi ini sangat cepat, tercatat pada situs
covid19.kemkes.go.id hingga 15 September 2021, total kasus
konfirmasi Covid-19 di dunia adalah 225.680.357 kasus dengan
4.644.740 kematian (CFR 2,1%) di 204 negara terjangkit dan 151
negara tranmisi komunitas. Sedangkan, pada situasi Indonesia hingga
15 September 2021, pemerintah RI telah melaporkan 4.178.164 orang
terkonfirmasi positif Covid-19 dan ada 139.682 kematian (CFR 3,3%)
terkait Covid-19 yang dilaporkan dan 3.953.519 pasien telah sembuh
dari Covid-19.
B. UMKM
5
tahun, jumlah kekayaan aset, serta jumlah pegawai. Sedangkan yang
tidak masuk kategori UMKM atau masuk dalam hitungan usaha besar,
yaitu usaha ekonomi produktif yang dijalankan oleh badan usaha
dengan total kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar
dari usaha menengah. Adapun yang termasuk kriteria usaha mikro
adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih mencapai Rp.
50.000.000,- tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha. Hasil
penjualan usaha mikro setiap tahunnya paling banyak Rp.
300.000.000,- Usaha kecil merupakan suatu usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, baik yang dimiliki perorangan atau kelompok dan
bukan sebagai badan usaha cabang dari perusahaan utama. Dikuasai
dan dimiliki serta menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah.
Kriteria usaha kecil adalah usaha yang memiliki kekayaan
bersih Rp 50.000.000,- dengan maksimal yang dibutuhkannya
mencapai Rp 500.000.000,-. Hasil penjualan bisnis setiap tahunnya
antara Rp 300.000.000,- sampai paling banyak Rp 2.500.000.000,-.
Sedangkan usaha menengah adalah usaha dalam ekonomi produktif
dan bukan merupakan cabang atau anak usaha dari perusahaan pusat
serta menjadi bagian secara langsung maupun tak langsung terhadap
usaha kecil atau usaha besar dengan total kekayan bersihnya sesuai
yang sudah diatur dengan peraturan perundang-undangan. Usaha
menengah sering dikategorikan sebagai bisnis besar dengan kriteria
kekayaan bersih yang dimiliki pemilik usaha mencapai lebih dari
Rp500.000.000,- hingga Rp10.000.000.000,- dan tidak termasuk
bangunan dan tanah tempat usaha. Hasil penjualan tahunannya
mencapai Rp2,5 miliar sampai dengan Rp50 miliar.
Keberadaan UMKM di Indonesia sangatlah berperan dalam
menekan tingkat pengangguran. Pasalnya perkembangan pelaku
usaha di Indonesia semakin tahun terus mengalami kenaikan.
Di masa pandemi Covid-19 banyak pelaku usaha yang
mengeluh karena terdampak terhadap usaha mereka. Tercatat sekitar
6
37.000 pelaku usaha yang sudah melaporkan dirinya kepada
Kementerian Koperasi dan UKM akibat terdampak Covid-19.
Dampak yang mereka alami umumnya mengenai penurunan jumlah
penjualan dikarenakan pembatasan kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah sehingga para konsumen hanya berdiam di rumah. Selain
itu mereka juga mengeluhkan keterbatasan modal karena penjualan
mereka yang mengalami penurunan. Serta, keluhan lainnya yaitu
minimnya ketersediaan bahan baku karena mereka ketergantungan
terhadap industry lain.
C. Strategi Bertahan
Strategi bertahan (Survival Strategy) perlu dilakukan dalam
menghadapi kondisi di masa pandemi Covid-19 ini. Adapun yang
dimaksud dengan strategi bertahan merupakan usaha yang dilakukan
dengan rencana oleh individua tau kelompok untuk memperoleh
tujuan yang diinginkannya serta untuk memecahkan permasalahan
yang sedang dihadapi. Dalam hal ini berupa perbuatan atau tindakan.
Adapun dalam hal ini strategi bertahan digunakan guna
menghadapi kondisi pandemi Covid-19 yang membuat berbagai
macam perubahan pola kehidupan. Permasalahan yang terjadi pada
pelaku usaha merupakan tugas yang harus segera diselesaikan secara
bersama-sama. Perlu adanya kerja sama antar berbagai pihak agar
permasalahan yang terjadi cepat selesai.
7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian UMKM
2. Ina Primiana
Berdasarkan yang diterangkan Ina Primiana,
pengertian UMKM adalah sebuah pengembangan empat
kategori kegiatan ekonomi utama yang tengah menjadi motor
penggerak untuk proses pembangunan Indonesia. Motor
penggerak tersebut, antara lain:
➢ Industri Manufaktur
➢ Bisnis Kelautan
8
➢ Sumber Daya Manusia
➢ Agribisnis
3. Rudjito
9
sedikit keuangan usaha mikro menyatu dengan keuangan
pribadi perintisnya. Artinya, usaha mikro belum menerapkan
sistem professional. Contoh usaha mikro, yaitu warung kopi,
pedagang asongan, pangkas rambut, pedagang di pasar, dan
sebagainya.
❖ Usaha Kecil
❖ Usaha Menengah
10
undang. Kriteria usaha menengah, yakni memiliki kekayaan
bersih lebih dari Rp 500 juta sampai dengan paling banyak Rp
10 miliar (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha).
Selain itu, usaha menengah juga memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp 2,5 miliar sampai dengan paling banyak
Rp 50 miliar.
Ciri-ciri usaha menengah bisa dilihat dari pengelolaan
keuangan yang lebih profesional dan telah memiliki legalitas.
Adapun contoh usaha menengah, di antaranya restoran besar,
perusahaan pembuat roti, hingga toko bangunan.
11
berbagai macam fitur pada platform digital yang dapat
menjangkau skala pertumbuhan yang lebih besar
dibandingkan dengan metode konvensional. Contohnya
seperti bagaimana cara utilisasi media sosial sebagai sarana
digital marketing untuk usaha mereka.
• Strategi Bisnis
Bisnis UMKM pun harus fokus pada strategi yang
perlu dilakukan agar produk yang dijual dapat berkembang
dan laku di pasaran. Kualitas produk dengan fitur yang baik
dan unik akan cenderung lebih mudah menciptakan
ketertarikan dan loyalitas dari pembeli. jika strategi yang
diterapkan berhasil dan kreatif, besar kemungkinan bisa
membantu memajukan jalan dari bisnis UMKM itu sendiri.
➢ Permodalan
Isu permodalan merupakan salah satu tantangan yang
menjadi perhatian terbesar bagi pelaku UMKM, karena
merupakan kunci dari menjalankan kegiatan operasional dan
mengembangkan bisnis mereka. Saat ini masih banyak pelaku
UMKM yang masih mengalami kekurangan modal, sehingga
mereka mengalami kendala untuk bisa scale up.
Akses permodalan bisa didapatkan dari berbagai
macam institusi finansial seperti perbankan, multifinance, dan
Peer-to-Peer (P2P) lending. Umumnya, persyaratan untuk
mendapatkan pinjaman modal ke perbankan dan multifinance
sangat banyak dan menyulitkan pelaku UMKM untuk bisa
mendapatkan modal kerja, maka dari itu lah hadir P2P lending
sebagai alternatif permodalan melalui financial technology
(fintech) platform yang mempertemukan peminjam dana
(borrower) dengan pemberi dana (lender).
12
➢ Kurangnya Inovasi Produk
13
Akibatnya, hasil dari apa yang mereka dapatkan pun menjadi
kurang maksimal.
14
1. Peran UMKM untuk meratakan perekonomian
Sebagai negara kepulauan, Indonesia perlu bekerja
secara ekstra untuk bisa mencapai kesejahteraan. Kehadiran
UMKM dianggap mampu meratakan perekonomian di
berbagai pelosok. Masyarakat di daerah terpencil bisa
memenuhi kebutuhannya tanpa perlu mengunjungi kota besar.
Apalagi jumlah total UMKM di Indonesia mencapai 99,9%
dari total unit usaha di Indonesia, sehingga UMKM memiliki
peran besar dalam menyumbang perekonomian yang merata di
Tanah Air.
2. Peran UMKM untuk mengurangi kemiskinan
UMKM memberikan peluang bagi pelaku usaha untuk
membuka lapangan kerja baru. Penyerapan tenaga kerja yang
tinggi bisa mengurangi kemiskinan sehingga berkurangnya
angka pengangguran di Indonesia. Dari data UMKM yang
dimiliki oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah, angka pertumbuhan pelaku UMKM selalu naik
dari tahun ke tahun. Misal dari tahun 2018, UMKM mampu
menyerap tenaga kerja hingga 120 jutaan orang. Ini
menunjukkan sinyal bagus bagi tenaga kerja karena semakin
terbuka lebarnya peluang.
3. Sarana Pemasukan Devisa bagi Negara.
Negara kepulauan memberikan benefit lain bagi
Indonesia dalam mengembangkan UMKM. Usaha kecil,
mikro, dan menengah ini dinilai mampu menyumbang devisa
bagi negara. Sumber-sumber devisa tersebut antara lain,
adanya ekspor barang dan jasa ke negara lain serta kehadiran
wisatawan asing yang berbelanja di dalam negeri. Sejatinya
UMKM sumbang devisa bagi negara sebab pasarnya tidak
hanya menjangkau nasional melainkan hingga ke luar negeri.
15
1. UMKM memiliki kontribusi besar terhadap PDB yaitu 61,97%
dari total PDB nasional atau setara dengan Rp. 8.500 triliun
pada tahun 2020.
2. UMKM menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar yaitu
97% dari daya serap dunia usaha pada tahun 2020. Jumlah
UMKM yang banyak berbanding lurus dengan banyaknya
lapangan pekerjaan di Indonesia sehingga UMKM memiliki
andil besar dalam penyerapan tenaga kerja.
3. UMKM menyerap kredit terbesar pada tahun 2018 sebesar
kurang lebih Rp. 1 triliun
16
9. Melalui beragam jenis investasi dan penanaman modal,
UMKM mampu dan cepat beradaptasi dalam kemajuan
zaman.
10. Memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi.
17
besar dan pedagang eceran mengalami dampak pandemi Covid-19
yang paling tinggi (40,92%), disusul UMKM penyedia akomodasi,
makanan minuman sebanyak (26,86%) dan yang paling kecil
terdampak adalah industri pengolahan sebanyak (14,25%).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir
menyebut, sebanyak 87,5 persen UMKM di Indonesia terdampak
akibat pandemi Covid-19. Lalu hanya 12,5 persennya saja UMKM
yang bisa merasakan dampak yang cukup kecil. Ketua Dewan
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso
menjelaskan, bahwa dampak besar pandemi Covid-19 yang dirasakan
UMKM disebabkan oleh turunnya tingkat konsumsi masyarakat.
Terbatasnya aktivitas di tengah pandemi membuat ekonomi tertekan,
sehingga masyarakat menahan belanjanya. Ketua Komunitas UMKM
Naik Kelas Raden Tedy mengatakan bahwa pihaknya sudah
melakukan 4 kali survei dan kajian pada UMKM.
Pada April 2020, Berdasarkan hasil survei Katadata Insight
Center (KIC) yang dilakukan terhadap 206 pelaku UMKM di
Jabodetabek, mayoritas UMKM sebesar 82,9% merasakan dampak
negatif dari pandemi ini dan hanya 5,9% yang mengalami
pertumbuhan positif. Kondisi Pandemi ini bahkan menyebabkan
63,9% dari UMKM yang terdampak mengalami penurunan omzet
lebih dari 30%. Hanya 3,8% UMKM yang mengalami peningkatan
omzet. Survei KIC tersebut juga menunjukkan para UMKM
melakukan sejumlah upaya untuk mempertahankan kondisi usahanya.
Mereka melakukan sejumlah langkah efisiensi seperti: menurunkan
produksi barang/jasa, mengurangi jam kerja dan jumlah karyawan dan
saluran penjualan/pemasaran. Meski begitu, ada juga UMKM yang
mengambil langkah sebaliknya, yaitu menambah saluran pemasaran
sebagai bagian strategi bertahan (Katadata.co.id, 2020).
Sementara itu, di Era New Normal, di bulan Juli 2020,
pihaknya kembali mengeluarkan hasil survei dan kajian bahwa ada
perbaikan, di mana UMKM yang berpotensi bangkrut 43%. Pada,
18
Maret 2021, mereka kembali mengeluarkan hasil survei dan kajian,
ada 5,4% atau 3,5 juta pelaku UMKM yang sudah bangkrut dan 34,8%
UMKM yang masih berpotensi bangkrut. Survei keempat dilakukan
pada bulan Agustus 2021, yang hasilnya di rilis pada bulan September.
Terdapat 19% UMKM yang sudah bangkrut, atau 11 juta UMKM
yang sudah tutup usahanya, dan masih ada 21,4% UMKM yang
berpotensi bangkrut.
Dalam situasi krisis ekonomi seperti ini, sektor UMKM sangat
perlu perhatian khusus dari pemerintah karena merupakan
penyumbang terbesar terhadap PDB (Product Domestik Bruto) dan
dapat menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja, mensubtitusi
produksi barang konsumsi atau setengah jadi.
19
yakni dengan cara memanfaatkan penjualan secara
Ecommerce.
Menurut Jony Wong E-commerce sendiri merupakan
kegiatan transaksi seperti penjualan, pembelian barang dan
jasa yang dilakukan melalui system elektronik, seperti
komputer ataupun internet. Dengan adanya E-commerce ini
diharapkan dapat membantu pelaku usaha dalam menjalankan
bisnisnya di tengah pandemi ini. E-commerce sendiri dirasa
sangat membantu karena mengingat kondisi PSBB yang
mengharuskan berdiam di rumah dengan adanya E-commerce
konsumen akan lebih bebas dan tak terbatas dimanapun berada
dapat memilih apa yang mereka butuhkan. Selain itu bagi
pelaku usaha E-commerce juga akan sangat efisien dimana
para pelaku usaha tidak perlu mencetak katalog karena
konsumen bisa langsung melihat perubahan jenis, dan harga
barang setiap waktu. Dengan adanya update jenis barang dan
harga terbaru, hal tersebut dirasa lebih transparan sehingga
memudahkan konsumen dalam membeli dan menentukan
barang yang mereka butuhkan. Berdasarkan penelitian
terdahulu, yakni penelitian dari (Helmalia & Afrinawati,
2018) mengungkapkan bahwa dengan adanya E-commerce
dapat meningkatkan kinerja dan pendapatan yang diperoleh
UMKM, hal ini berarti terdapat dampak positif dan pengaruh
yang signifikan dengan adanya E-commerce terhadap
UMKM. Akan tetapi hal tersebut tidak selalu berjalan lancar.
Berdasarkan penelitian dari (Hardilawati, 2019)
dimana dengan adanya E-commerce dapat berdampak positif
terhadap UMKM akan tetapi tidak diikuti dengan peningkatan
kinerja pemasaran secara signifikan. Hal ini disebabkan
karena kurangnya pengetahuan yang luas dari pelaku usaha.
Pelaku usaha perlu mengembangkan kemampuan dalam
menggunakan E-commerce agar hasil yang didapatkan juga
20
maksimal. Hal ini bisa dilakukan dengan bantuan dari pihak
ketiga seperti pemerintah ataupun para praktisi yang bisa
membantu para pelaku usaha dalam meningkatkan
pengetahuan akan E-commerce agar nantinya dapat
memaksimalkan hasil yang diperoleh. Hal ini tentunya harus
terus dikembangkan mengingat saat ini merupakan era
Revolusi Industri yang sudah banyak mengalami perubahan ke
arah digital. Hal ini didukung dengan kondisi pandemi yang
membatasi pergerakan konsumen. Dengan adanya adanya
Ecommerce ini dirasa sudah efektif menjadi jalan keluar bagi
para pelaku usaha yang diharapkan dapat mempertahankan
keberlangsungan usaha. Pada dasarnya dengan hadirnya
Ecommerce sangatlah membantu memudahkan para pelaku
usaha dalam menjalankan usaha dengan adanya E-commerce
para pelaku usaha dapat meningkatkan omset pendapatanya
dan juga mampu bertahan di kondisi pandemi saat ini. Selain
itu dengan adanya E-commerce pelaku usaha bisa menjangkau
pangsa pasar yang lebih luas diberbagai daerah. Pasalnya
semua orang dapat dengan mudah mengakses web yang
digunakan. Selain itu, pelaku usaha juga bisa lebih efektif dan
efisien dalam menjalankan usaha.
➢ Digital Marketing
Di era pandemi Covid-19 ini Indonesia tengah
mengalami kelesuan ekonomi. Kelesuan ekonomi ini
diakibatkan banyaknya sector yang mengalami penurunan
akibat pandemi. Salah satu sektor yang mengalami penurunan
adalah sector UMKM. Banyak pelaku usaha yang kesulitan
dalam memasarkan produknya. Kesulitan ini disebabkan
adnaya pembatasan pada semua kegiatan manusia. Perlu
adanya inovasi ataupun perubahan dalam model pemasaran.
Mengingat kondisi Indonesia saat ini berada di era 4.0
yang mengharuskan kita untuk beralih ke tekhnologi. Hal ini
21
merupakan momentum yang baik bagi pelaku usaha dalam
memanfaatkan internet sebagai ajang mengembangkan usaha
mereka. Namun mereka harus juga memaksimalkan kinerja
mereka agar hasilnya bisa maksimal. Mengingat ketatnya
persaingan yang terjadi pada dunia internet. Mereka juga
harus kreatif dan inovatif agar nantinya konsumen dapat
tertarik kepada produk mereka. Karena pada saat ini
penggunaan internet sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa
ditinggalkan. Apalagi mengingat kondis pandemi saat ini
pelaku usaha harus siap dalam menggunakan internet
khususnya Digital Marketing jika mereka masih ingin
mengembangkan usahanya.
Menurut Chaffey, Digital Marketing sendiri
merupakan suatu kegiatan pemasaran yang menggunakan
sebuah tekhnologi yang mempunyai tujuan dalam
meningkatkan pengetahuan para konsumen dengan
menyesuaiakan kebutuhan yang mereka butuhkan. Digital
Marketing sendiri di zaman sekarang sudah menjadi hal yang
lumrah di semua kalangan umur. Hampir semua tingkatan
umur dapat mengakses sesuka mereka. Maka dari itu menjadi
suatu keharusan bagi para pelaku usaha dalam mempelajari
dan memahami digital marketing ini sehingga dapat diambil
manfaatnya semaksimal mungkin. Cara kerja digital
marketing ini yakni dengan pemasaran melalui media sosial
yang sering kita gunakan sehari-hari seperti instagram,
facebook, tiktok dan masih banyak lagi yang lainya.
Perkembangan ini semakin hari akan semakin pesat, maka dari
itu para pelaku usaha harus segera mungkin mulai
menggunakannya dan mulai beralih ke digital marketing.
Pengguna media sosial yang semakin hari semakin banyak
bisa dijadikan peluang bagi para pelaku usaha untuk
memasarkan produknya melalui media sosial. Hal ini
22
merupakan momentum dalam peralihan usaha offline ke usaha
online. Bahkan 70% pelaku usaha kreatif mengungkapkan
digital marketing akan menjadi sasaran utama dalam
pemasaran produk mereka dan toko offline mereka menjadi
pelengkap bisnis mereka. Karena mengingat kemudahan yang
ditawarkan digital marketing dapat menarik banyak konsumen
baru bahkan dapat menjangkau atau menjaring konsumen
dengan pangsa yang lebih luas. Namun penggunaan digital
marketing ini perlu adanya kepercayaan diri dan optimis yang
tinggi. Karena memulai digital marketing ini perlu adanya
kepercayaan dari konsumen, karena mendapatkan
kepercayaan dari konsumen sangatlah susah apalagi pelaku
usaha yang baru memulai menggunakan media sosial dalam
berbisnis. Adapun cara yang dapat dilakukan pelaku usaha
dalam menumbuhkan kepercayaan konsumen melalui media
sosial sebagai berikut :
1. Melakukan promosi secara kontinu atau berulang-
ulang
2. Melakukan update jenis dan harga barang yang
dipasarkan secara intensif, agar konsumen tidak
merasa tertipu dan nantinya akan timbul kepercayaan.
3. Mendesain foto atau video barang yang dipasarkan
sekreatif mungkin agar konsumen tertarik dengan
produk yang dipasarkan.
4. Menggunakan pengiklanan yang disediakan media
sosial seperti instagram ads atau google ads agar dapat
menjangkau konsumen yang lebih luas.
5. Melibatkan konsumen dalam mereview produk yang
dipasarkan agar konsumen yang lain mengetahui
kualitas barang yang kita pasarkan atau menampilkan
hasil testimoni barang yang kita pasarkan ke media
sosial agar bisa dilihat oleh calon konsumen.
23
Adapun dalam melakukan strategi digital marketing,
pelaku usaha harus mampu melihat kondisi yang sedang
terjadi. Pelaku usaha dituntut untuk kreatif dalam memasarkan
produk mereka. Karena mengingat para pengguna media
sosial terdiri dari berbagai macam golongan usia. Maka dari
itu pelaku usaha harus bisa menyesuaikan dalam berkmunikasi
dan memasarkan sesuai pangsa pasar yang dituju. Dengan
begitu penggunaan digital marketing dalam pemasaran akan
menjadi efektif dan tepat sasaran.
➢ Perbaikan Kualitas Produk dan Pelayanan
Pandemi Covid-19 yang terjadi belakangan ini telah
memberikan dampak yang cukup besar. Menurunnya
kepercayaan konsumen terhadap barang yang dipasarkan oleh
para pelaku usaha membuat para pelaku usaha mengalami
kerugian bahkan mengalami penurunan omzet pendapatan.
Hal tersebut dikarenakan sikap konsumen yang berhati-hati
dalam berbelanja. Penyebab lainnya yakni keterbatasan
konsumen dalam melakukan belanja membuat bisnis para
pelaku usaha menurun. Hal ini tentunya harus segera diatasi.
Para pelaku usaha harus segera memperbaiki kepercayaan para
konsumen dan memperbaiki kualitas produk mereka agar
nantinya mereka kembali percaya dan berbelanja lagi.
Peningkatan pelayanan dan kualitas produk tentunya
sangat berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh pelaku
usaha hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Lestari dan R, 2019) yang menyebutkan bahwa peningkatan
kualitas layanan dan produk UMKM dapat menimbulkan
pengaruh positif dan dampak secara signifikan terhadap
kepuasan konsumen. Maka dari itu hal ini sangatlah penting
bagi pelaku usaha untuk terus meningkatkan kualitas agar
nantinya timbul kepercayaan dari konsumen. Kualitas
merupakan hal yang penting dan perlu diutamakan. Hal ini
24
penting dilakukan karena konsumen cenderung mementingkan
kualitas.
Menurut Tjiptono kualitas merupakan sifat dan
karakteristik yang dapat mengukur nilai dari barang tersebut
sesuai kebutuhanya. Dalam mencapai kualitas yang
diinginkan maka perlu adanya standarisasi kualiatas. Menurut
Zheithalm Indikator dari produk bisa dikatakan berkualitas
apabila produk tersebut memenuhi beberapa indikator
diantaranya kemudahan produk digunakan, daya tahan produk
yang bagus, terdapat kejelasan fungsi produk, terdapat
bermacam-macam ukuran produk, dan lain-lain. Cara yang
bisa dilakukan pelaku usaha dalam meningkatkan kualitas
produk diantaranya dengan selalu melakukan monitoring
terhadap terhadap kualitas produk, selain itu pelaku usaha
harus selalu memastikan kebersihan dan keamanan produk
yang dipasarkan. Pelaku usaha juga harus memperhatikan
ketahanan produk mereka. Mereka harus lebih meningkatkan
kualitas ketahanan produk mereka, karena mengingat di zaman
sekarang lebih banyak menggunkan pemasaran secara online
yang dalam proses pengirimannya memakan waktu, jadi
ketahanan harus lebih diperhatikan.
Hal lain yang harus diperhatikan selain kualitas produk
adalah kualitas pelayanan kepada para konsumen. Hal ini
sangatlah penting karena konsumen akan betah apabila
pelayanan yang diberikan ramah dan nyaman. Kualitas
pelayanan yang bisa diterapkan pelaku usaha adalah dengan
memberikan inovasi pelayanan seperti lebih memperketat
ketika pengirman barang. Dalam hal ini pelaku usaha akan
lebih memperhatikan kualitas barang yang akan dikirim
seperti halnya kebersihan barang, keamanan barang atau daya
tahan barang. Pelayanan lain yang bisa ditingkatkan dalam
mencapai kualitas yang baik adalah pelayanan dalam
25
komunikasi. Mengingat pemasaran saat ini menggunakan
layanan online maka pelaku usaha harus semaksimal mungkin
memberikan respon yang cepat dan tepat kepada konsumen.
Hal ini bertujuan agar konsumen tidak menunggu terlalu lama
sehingga konsumen lebih percaya dan menumbuhkan
kepercayaan yang tinggi kepada produk kita, apabila
pelayanan dan kualitas yang baik sudah terpenuhi maka bisa
dipastikan pelnggan akan betah dan yakin dalam berbelanja.
Hal ini menjadi faktor penting karena mengingat konsumen
tidak bisa kontak fisik secara langsung tetapi melakukan
komunikasi secara online.
26
konsumen. Selain itu kita juga bisa menjalin komunikasi yang
baik dengan konsumen dengan memberikan bantuan ataupun
solusi dari keluh kesah mereka, dengan begitu akan terjalin
komunikasi yang baik antara pelaku usaha dan konsumen.
Pelaksannan strategi Customer Relation Marketing ini
dapat memberikan pengaruh yang positif dalam meningkatkan
pemasaran. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh
(Farida et al, 2017) bahwasanya dengan adanya strategi
Customer Relationship Marketing ini mampu memberikan
pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan
pemasaran, karena semakin baik hubungan antara konsumen
dan pelaku usaha maka akan semakin tinggi pula tingkat
pemasarannya. Selain itu, para pelaku usaha yang berani
mengambil resiko dan mempunyai pengalaman bisnis serta
fleksibel dalam menjalankan bisnisnya akan dapat membuat
konsumenya percaya sehingga konsumen akan bertahan.
Akan tetapi dalam penelitian yang dilakukan (Hardilawati,
2019) memberkan hasil yang berbeda dimana Customer
Relationship Marketing mampu memberikan pengaruh yang
positif akan tetapi tidak signifikan terhadap pemasaran pelaku
usaha. Hal tersebut disebabkan para pelaku usaha tidak
semuanya mampu melaksanakan Customer Relationship
Marketing dengan baik.
27
berupaya mengakomodir permasalahan tersebut melalui
penyusunan UU Cipta Kerja yang telah disahkan pada tahun
2020. Salah satu substansi yang diatur adalah mengenai
kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan UMKM.
Pemerintah berharap melalui UU Cipta Kerja, UMKM dapat
terus berkembang dan berdaya saing.
2. Program PEN
Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
merupakan salah satu program yang dicetuskan pemerintah
untuk memulihkan ekonomi Indonesia akibat dampak Covid-
19. Program ini juga merupakan respon pemerintah atas
penurunan aktivitas masyarakat yang terdampak, khususnya
sektor informal atau UMKM. Program ini dibuat berdasarkan
PP Nomor 23 tahun 2020 yang kemudian diubah menjadi PP
Nomor 43 tahun 2020. Sebagai salah satu upaya pemerintah
untuk memajukan UMKM, berikut merupakan rincian
program PEN untuk UMKM, yaitu:
• Subsidi bunga/margin
• Belanja Imbal Jasa Penjaminan (IJP)
• Penempatan Dana Pemerintah di perbankan
• Penjaminan Loss Limit kredit UMKM
• Pajak penghasilan final UMKM ditanggung pemerintah
• Pembiayaan investasi kepada koperasi melalui Lembaga
Pengelola Dana Bergulir (LPDB) koperasi UMKM
• Program Bantuan Presiden (Banpres) Produktif Usaha
Mikro
28
disubsidi oleh pemerintah. Tujuan KUR adalah untuk
meningkatkan meningkatkan akses pembiayaan dan
memperkuat permodalan UMKM.
29
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
30
menumbuhkan kepercayaan konsumen sehingga konsumen
bertahan dengan produk kita.
Adapun upaya pemerintah untuk memajukan UMKM
di Indonesia, diantaranya yaitu :
1. Undang-Undang Cipta Kerja
2. Program PEN
3. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
4. Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas
BBI)
5. Perluasan Ekspor Produk Indonesia melalui ASEAN
Online Sale Day (AOSD).
4.2. Saran
31
DAFTAR PUSTAKA
Alfin, A. (Januari 2021). Analisis Strategi UMKM dalam Menghadapi Krisis Di Era
Pandemi Covid-19. Jurnal Inovasi Penelitian, Vol. 1 No.8.
Annisa, D. (2021, September 16). Situasi Terkini Perkembangan Coronavirus
Disease Covid-19 16 September 2021. Retrieved from Infeksi Emerging:
https://covid19.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/situasi-terkini-
perkembangan-coronavirus-disease-covid-19-16-september-2021
Ismail, I. (2020, September 21). 7 Masalah yang Terjadi Tada UKM dan Tips
Mengatasinya. Retrieved from Accurate: https://accurate.id/bisnis-ukm/7-
masalah-yang-terjadi-pada-ukm-dan-tips-mengatasinya/
Mulachela, H. (2021, August 25). UMKM adalah: Ciri, peran, dan Faktor
Perkembangannya. Retrieved from Katadata.co.id:
https://www.google.com/amp/s/katadata.co.id/amp/sortatobing/finansial/61
25bb463f83b/umkm-adalah-ciri-peran-dan-faktor-perkembangannya
NISP, R. O. (2021, April 7). Pengertian UMKM, Kriteria, dan Perannya dalam
Ekonomi RI. Retrieved from OCBC NISP:
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/04/07/pengertian-umkm
Sandi, F. B. (2020, Juni 24). Peran UMKM di Indonesia yang Perlu Anda Ketahui.
Retrieved from Pajak: https://www.online-pajak.com/seputar-pph-
final/peran-umkm
Sujarweni, V. W. (2021). Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
PUSTAKABARUPRESS.
Tanifund, D. M. (n.d.). Perkembangan dan Tantangan UMKM di Indonesia.
Retrieved from Tanifund:
https://tanifund.com/blog/pinjaman/perkembangan-dan-tantangan-umkm-
di-indonesia
Upaya Pemerintah Untuk memajukan UMKM Indonesia. (n.d.). Retrieved from
Kementerian Investasi/BKPM:
https://www.bkpm.go.id/id/publikasi/detail/berita/upaya-pemerintah-untuk-
memajukan-umkm-indonesia
Usaha Mikro Kecil Menengah. (n.d.). Retrieved from Wikipedia:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Usaha_mikro_kecil_menengah
32