Anda di halaman 1dari 41

ANALISIS DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP UMKM (USAHA

KECIL MENENGAH)

Nama : Yulian Dwi Prasetyo

NIM : 201010500632

Kelas : SPMJ003

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAMULANG
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa dampak

pandemic virus corona terhadap UMKM yang ada di Indonesia metode analisis yang

digunakan pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Penurunan Omzet pelaku UMKM dan koperasi akibat covid-19 sangat

signifikan Sejak kemunculannya di akhir tahun 2019. Industri pariwisata merupakan

salah satu industri yang terdampak oleh penyebaran virus ini. Lesunya sektor pariwisata

memiliki efek domino terhadap sektor UMKM. Berdasarkan data yang diolah P2E LIPI,

dampak penurunan pariwisata terhadap UMKM yang bergerak dalam usaha makanan

dan minuman mikro mencapai 27%. Sedangkan dampak terhadap usaha kecil makanan

dan minuman sebesar 1,77%, dan usaha menengah di angka 0,07%. Pengaruh virus

COVID-19 terhadap unit kerajinan dari kayu dan rotan, usaha mikro akan berada di

angka 17,03%. Untuk usaha kecil di sektor kerajinan kayu dan rotan 1,77% dan usaha

menengah 0,01%. Sementara itu, konsumsi rumah tangga juga akan terkoreksi antara

0,5% hingga 0,8%. Perkembangan digital dalam globalisasi sangat berpengaruh pada

roda ekonomi termasuk pasar ritel. Karena virus corona, satu persatu pasar ritel modern,

skala besar, mikro, hingga kecil mulai mengalami penurunan penghasilan. Meskipun

dengan menghadirkan kemudahan berbelanja pada kenyataannya di era digital orang

tetap enggan dan lebih suka melakukan aktivitas belanja online atau menggunakan

aplikasi media. Banyak keuntungan yang ditawarkan cara belanja online. Beberapa

langkah untuk dapat mempertahankan eksistensinya di pasar di era digital seperti,

refokus pelanggan dan industri rethinking, merancang strategi sosial dan digital dan

i
mengembangkan kapabilitas organisasi. Kata kunci : COVID-19, dampak COVID-19,

usaha mikro kecil dan menengah

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah dengan sepenuh kerendahan hati, penulis memanjatkan puji serta syukur

kehadirat Allah SWT , karena dengan izin, rahmat dan hidayahNya, penulisan Karya

Ilmiah Menganalisis Dampak Pandemi Covid-19 terhadap UMKM (Usaha Mikro Kecil

Menengah) untuk tugas UAS Penulis.

Penulisan Karya Ilmiah Menganalisis Dampak Pandemi Covid-19 terhadap UMKM

(Usaha Mikro Kecil Menengah) untuk tugas UAS Penulis dimaksudkan agar pembaca

memiliki sarana untuk meningkatkan pengetahuan mereka. Penulisan Karya Ilmiah ini

dibuat berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, dan keterlibatan langsung dalam

menganalisis dampak UMKM

Penulis menyadari, keberhasilan penyusunan Karya Ilmiah Mengalasis UMKM

Laundry Sepatu ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan banyak pihak yang sudah

memberikan masukan, semangat serta doa kepada penulis dalam menghadapi setiap

tantangan, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan ungkapan terima kasih

kepada :

1. Bapak Joko Prasetyo, M.pd selaku Dosen pengampu mata kuliah B.Indonesia.

2.Prawira Putra Setyadi selaku Pemilik Usaha Laundry Sepatu .

Akhir Kata, penulis berharap semoga Karya Ilmiah ini dapat diterima dan tujuan supaya

pembaca dapat pengetahuan lebih. Dalam Penyajian Karya Ilmiah ini penulis menyadari

iii
belum mencapai kata kesempurnaan, oleh karna itu penulis mengharapkan koreksi serta

saran yang bersifat membangun sebagai bahan masukan dan perbaikan untuk

peningkatan penulisan dalam bidang ilmu pengetahuan.

Walaikumsalam Wr.Wb

iv
DAFTAR ISI

COVER JUDUL.........................................................................................................

ABSTRAK.................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................iii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................5

C. Tujuan...............................................................................................................6

D. Manfaat..............................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................8

A. Pengertian.........................................................................................................8

B. Penyebab...........................................................................................................18

C. Dampak.............................................................................................................19

D. Contoh Kasus UKM di lingkungan sekitar rumah Anda

v
foto dengan penulis...........................................................................................26

E. Upaya Pemecahan Masalah..............................................................................27

BAB III PENUTUP..................................................................................................28

Simpulan....................................................................................................................28

Rekomendasi..............................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................30

vi
vii
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Koperasi dan UMKM merupakan jenis usaha yang memiliki peran penting

dalam peningkatan PDB (Pendapatan Domestik Bruto) satu negara khususnya di

Indonesia dengan menghadapi Era Industri 4.0. menurut Wikipedia, Industri 4.0

merupakan otomatisasi sistem produksi dengan memanfaatkan teknologi dan big data.

Konsep Industri 4.0 pertama kali digunakan publik dalam pameran industri Hannover

Messedi kota Hannover, Jerman di Tahun 2011. Dari peristiwa ini juga sebetulnya ide

Industri 2.0 dan Industri 3.0 baru muncul, sebelumnya hanya dikenal dengan nama

Revolusi Teknologi dan Revolusi Digital. Industri 4.0 ini menggunakan komputer dan

robot sebagai dasarnya, maka kemajuan kemajuan yang muncul di era ini terutama yang

berhubungan dengan komputer yaitu Internet of Things (IoT), Big Data, Cloud

Computer, Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning. Revolusi industri telah

terjadi sejak tahun 1750-an dan terus berlanjut sampai sekarang. Dimulai dari mesin uap

yang mendominasi industri saat itu, dari kereta sampai mesin penggerak turbin. Dan

sekarang memasuki revolusi industri ke-4, semuanya telah berubah secara dramatis.

Prinsip rancangan dalam Revolusi Industri 4.0 yang membantu sebuah usaha

mengidentifikasi dan mengimplementasikan skenario-skenario dalam revolusi industri

4.0 seperti Interoperabilitas, Transparansi Informasi, Bantuan Teknis, dan Keputusan

1
Mandiri. Dari beberapa prinsip yang ada dalam Revolusi Industri 4.0, maka untuk

mengenal lebih jauh industri yang telah berubah akibat revolusi industri 4.0 seperti

transportasi, retail, keuangan, asuransi, pertanian dan kesehatan.

Menurut Jacky Musry, Executive Vice President International Council for Small

Business (ICSB) Indonesia tentang UMKM 4.0, adalah mereka (UMKM) harus menjadi

profesional, produktif, kreatif dan be entrepreneurial. Keempatnya harus saling terkait,

para pelaku UMKM era 4.0 tersebut juga akan lebih diarahkan pada digital, tidak lagi

bermain pada tataran konservatif tetapi harus dapat melihat peluang digital sehingga

dapat menyasar pasar yang lebih luas. UMKM 4.0 mulai mengenal kemajuan dalam

daya komputerisasi, kecerdasan buatan, robotik, dan ilmu material yang dapat

mempercepat pergeseran menuju produk yang lebih ramah lingkungan dari semua jenis.

Persiapan diri pada perkembangan teknologi energi baru yang dapat menciptakan

sumberdaya murah, berlimpah, dan berkelanjutan. Skala dan luasnya inovasi teknologi

merevolusi cara UMKM 4.0 dalam berbisnis. UMKM 4.0 mulai dapat mengeksplorasi

bagaimana revolusi Industri 4.0 dapat mempengaruhi individu dan masyarakat. Namun,

UMKM 4.0 bisa melakukan langkah awal terlebih dahulu untuk menciptakan perubahan

besar pada bisnis. COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus

2 atau SARS-CoV-2). Virus ini merupakan keluarga besar Coronavirus yang dapat

menyerang hewan. Ketika menyerang manusia, Coronavirus biasanya menyebabkan

penyakit infeksi saluran pernafasan, seperti flu, MERS (Middle East Respiratory

Syndrome), dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). COVID-19 sendiri

2
merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan di Wuhan, Hubei, China pada tahun

2019 (Ilmiyah, 2020; Hui, et al., 2020). Karena itu, Coronavirus jenis baru ini diberi

nama Coronavirus disease-2019 yang disingkat menjadi COVID-19. COVID-19 sejak

ditemukan menyebar secara luas hingga mengakibatkan pandemi global yang

berlangsung sampai saat ini. Gejala COVID19 umumnya berupa demam 38°C, batuk

kering, dan sesak nafas serta dampak paling buruk untuk manusia ialah kematian.

Sampai 19 April 2020 pukul 10:38:37 WIB, dilaporkan terdapat 2.329.539 kasus

terkonfirmasi dari 185 negara yang 160.717 orang diantaranya meninggal dunia serta

595.229 orang bisa disembuhkan (Johns Hopkins CSSE, 2020).

Pandemi global yang terjadi pula di Indonesia membuat banyak pihak berupaya

ikut berperan serta dalam mengatasi. Para dokter umum dan spesialis angkat bicara

bersama guna memberi penjelasan singkat kepada masyarakat maupun imbauan agar

menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekaligus tak banyak keluar rumah (Irene, et

al., 2020). Grace Natalie Louisa sebagai tokoh politik ikut mengucapkan tanggapan

secara lisan berupa usulan kepada government Indonesia agar memberikan Bantuan

Langsung Tunai (BLT) kepada warga yang menggantungkan hidup pada pendapatan

harian serta melakukan tes COVID-19 secara gratis (Louisa, 2020). Nahdlatul Ulama

(NU) sebagai organisasi kemasyarakatan juga turut beraksi menanggapi dengan

membentuk Satuan Tugas PBNU Cegah COVID-19. Salah satu hasil kerja yang

dilakukan satgas ini ialah protokol di lembaga NU setiap tingkatan guna diberlakukan di

setiap lembaga yang berafiliasi dengan NU. Protokol ini disiapkan sebagai upaya agar

warga NU dan masyarakat secara luas dapat memahami tentang COVID-19, bisa

3
mencegahnya agar tidak terinfeksi, serta tidak panik dalam menanggapi (Ilmiyah,

2020). Salah satu dampak pandemi COVID-19 ialah UMKM di Indonesia, berdasarkan

data dari kementerian koperasi yang menggambarkan bahwa 1.785 koperasi dan

163.713 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terdampak pandemic virus

corona (COVID-19). Kebanyakan koperasi yang terkena dampak COVID-19 bergerak

pada bidang kebutuhan seharihari, sedangkan sektor UMKM yang paling terdampak

yakni makanan dan minuman.

Kementerian Koperasi dan UMKM mengatakan bahwa koperasi yang bergerak

pada bidang jasa dan produksi juga paling terdampak pada pandemi COVID-19. Para

pengelola koperasi merasakan turunnya penjualan, kekurangan modal, dan

terhambatnya distribusi. Sementara itu sektor UMKM yang terguncang selama pandemi

COVID-19 selain daripada makanan dan minuman, juga adalah industri kreatif dan

pertanian.

Dalam menanggulangi masalah yang dihadapi pelaku UMKM dan koperasi,

pemerintah melaksanakan beberapa upaya. Salah satunya adalah, memasukkan pelaku

UMKM dan koperasi sebagai penerima program bantuan pemerintah, seperti Kartu

Prakerja, subsidi tarif listrik, dan Keluarga Harapan. Pemerintah juga memberikan

keringanan pembayaran pajak selama enam bulan, sejak April 2020 hingga September

2020. Juga merelaksasi dan merestrukturisasi pembayaran pinjaman bagi pelaku

UMKM dan koperasi, kementerian koperasi dalam dan UMKM dalam seminar

International yang digelar secara daring melalui Zoom oleh Institut Koperasi Indonesia

(Ikopin) dalam rangka memperingati Dies Natalies Ikopin ke-38, Jumat 8 Mei 2020.

4
Meskipun pandemi COVID-19 memunculkan beberapa masalah bagi pelaku

UMKM dan koperasi, di sisi lain ada kesempatan yang juga muncul. Pelaku UMKM

dan koperasi bisa memanfaatkan teknologi informasi dan komunasi mengingat

perdagangan elektronik pada 2020 mencapai US$ 130 miliar. Transaksi perdagangan

drastis elektronik meningkat selama pandemi COVID-19. Produk yang penjualannya

mengalami peningkatan, antara lain produk kesehatan meningkat 90%, produk

penunjang hobi naik 70%, makanan naik 350%, dan makanan herbal naik 200%.

B.Rumusan Masalah

1. Penurunan omzet bagi para pelaku UMKM dan koperasi

2. Perubahan model bisnis dari konvensional menjadi digitalisasi

3. Apa itu covid?

4. Bagaimana proses penyebarannya?

5. Apa dampak dari covid bagi para UKM?

6. yang menyebabkan perekonomian para UKM Menurun?

7. Apa yang menjadi jika perekonomian para UKM Menurun?

8. Langkah apa yang di ambil pemerintah ditengah wabah covid bagi para UKM?

5
TUJUAN RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka tujuannya

adalah

Pada setiap penelitian dilakukan pada umumnya mempunyai suatu tujuan yang ingin

dicapai. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa itu covid 19

2. Untuk mengetahui bagaimana proses penyebarannya

3. Untuk mengetahui dampak dari covid 19 bagi para UKM

4. Untuk mengetahui penyebab turunnya perekonomian UKM di tengah pandemi

5. Untuk mengetahui dampak yang terjadi ketika perekonomian UKM menurun

6. Untuk mengetahu kebijakan pemerintah mengatasi keterpurukan perekonomian para

UKM di tengah wabah pandemi Covid-19.

MANFAAT RUMUSAN MASALAH

Manfaat Teoritis

Makalah ini diharapkan dapat menjelaskan secara tersusun mengenai dampak covid-19

terhadap perekonomian para UKM.

6
Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi pemerintah mengenai

keputuasan PSBB transisi atas dampak yang berpengaruh terhadap para UKM dam

memberikan beberapa solusi yang minimal dapat membantu sedikit dari perekonomian

mereka.

7
BAB II

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)

adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini

disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem

pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal

dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia.

Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa,

anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.

Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali

ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan

sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya

dalam waktu beberapa bulan.

Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan

lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri,

diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan

penyebaran virus ini.

8
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada

banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu.

Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-

paru (pneumonia).

Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernapasan, misalnya

ketika berada di ruang tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang kurang baik atau

kontak langsung dengan droplet.

Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam

kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan

virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh

virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa

perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan

keparahan gejala.

Tingkat Kematian Akibat Virus Corona (COVID-19)

Virus Corona yang menyebabkan COVID-19 bisa menyerang siapa saja. Menurut data

yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik Indonesia,

jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 30 Oktober 2020 adalah 404.048 orang

dengan jumlah kematian 13.701 orang. Tingkat kematian (case fatality rate) akibat

COVID-19 adalah sekitar 3,4%.

9
Penyebaran Covid di Indonesia

Kasus pertama COVID-19 dikonfirmasi di Indonesia pada 2 Maret 2020, dengan

2 warga Kota Depok, Provinsi Jawa Barat dinyatakan positif mengidap virus penyebab

penyakit tersebut.[1] Pada 15 Maret, Indonesia mengumumkan 117 kasus yang

terkonfirmasi dan Presiden Joko Widodomenyerukan kepada penduduk Indonesia untuk

melakukan langkah-langkah pembatasan sosial, sementara beberapa pemimpin daerah

di Jakarta, Banten dan Jawa Barat sudah menutup sekolah dan tempat-tempat umum.

Keesokan harinya, Joko Widodo menyampaikan bahwa ia tidak akan melakukan

karantina wilayah atau penguncian. Pada 27 Maret, Dedy Yon Supriyono, Wali kota

Tegal, Provinsi Jawa Tengah mengumumkan bahwa kota yang dipimpinnya akan

menerapkan tindakan penguncian lokal, menutup beberapa titik akses ke dan dari kota,

dan menjadi lokasi pertama yang melakukannya di Indonesia.

Selama merebaknya pandemi COVID-19di Indonesia, pasti sudah tidak asing dengan

istilah OTG, ODP dan PDP. Kriteria ini dibuat untuk mengelompokan risiko dan gejala

dari orang-orang yang mungkin telah terpapar COVID-19. Mengutip edaran dari

Kementerian Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus

Disease (COVID-19), kriteria Orang Tanpa Gejala (OTG) adalah orang yang

terkonfirmasi alami COVID-19 tetapi tidak memiliki gejala sehingga mampu

menularkan ke orang lain.

Sedangkan, kriteria Orang Dalam Pantauan (ODP) ditandai dengan gejala ringan,

seperti batuk, sakit tenggorokan, dan demam. Namun, orang tersebut tidak mengalami

10
kontak erat dengan pengidap COVID-19. Seseorang yang masuk ke dalam status ODP

dapat dipulangkan dan melakukan karantina sendiri selama 14 hari di rumah.

Sementara, seseorang masuk dalam kriteria Pasien Dalam Pengawasan (PDP) apabila

mengalami gejala, seperti demam, batuk, sesak napas, hingga sakit tenggorokan. Hal

yang membedakan dengan ODP, pasien PDP telah melakukan kontak erat dengan

pengidap COVID-19. Hasil observasi juga menunjukkan adanya gangguan saluran

napas bawah.

Baru-baru ini Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, menghapus istilah OTG,

ODP, dan PDP serta menggantinya dengan istilah baru. Penggantian ini tertuang dalam

Keputusan Menteri Kesehatan tentang pengendalian COVID-19, tertanggal 13 Juli

2020.

Dikutip dari lembaran Kepmenkes tersebut, istilah ODP berubah menjadi kontak erat,

PDP menjadi kasus suspek, dan OTG menjadi kasus konfirmasi tanpa gejala

(asimtomatik). Berikut istilah-istilah baru lainnya yang tertera dalam Kepmenkes, yaitu:

1. Kasus Suspek

Sebelumnya, kasus suspek ini lebih dikenal dengan istilah Pasien Dalam Pengawasan

(PDP). Seseorang masuk ke dalam kriteria kasus suspek apabila:

• Mengidap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan dalam 14 hari terakhir

memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di wilayah yang terkonfirmasi adanya

penularan COVID-19.

11
• Memiliki salah satu gejala ISPA dan punya riwayat kontak dekat dengan orang

yang terkonfirmasi COVID-19 atau masuk dalam kriteria kasus probable selama 14 hari

terakhir.

• Mengidap ISPA berat atau pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di

rumah sakit.

Perlu diketahui, gejala umum dari ISPA yaitu demam di atas 38 derajat Celcius. Gejala

lain yang menyertai yaitu batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, pilek, dan pneumonia

ringan hingga berat.

2. Kasus Probable

Kasus probable terjadi ketika seseorang telah meninggal dunia akibat ISPA Berat dan

ARDS dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 namun belum ada hasil

pemeriksaan laboratorium RT-PCR.

3. Kasus Konfirmasi

Seseorang masuk ke dalam kasus konfirmasi apabila hasil pemeriksaan RT-PCR

menunjukkan hasil positif terinfeksi virus COVID-19. Kasus konfirmasi dibagi menjadi

dua tipe, yakni kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) dan kasus konfirmasi

tanpa gejala (asimtomatik).

12
4. Kontak Erat

Jika seseorang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi

COVID-19, maka termasuk dalam kategori kontak erat. Riwayat kontak yang dimaksud,

yaitu:

• Melakukan tatap muka atau berdekatan dengan kasus probable atau kasus

konfirmasi dalam radius satu meter selama 15 menit atau lebih.

• Bersentuhan fisik secara langsung, seperti berjabat tangan, berpegangan tangan,

berpelukan dan lain-lain dengan kasus probable atau konfirmasi.

• Memberikan perawatan untuk seseorang yang masuk kategori kasus probable

atau konfirmasi tanpa menggunakan standar APD.

• Situasi lain yang ditandai adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang

telah ditetapkan.

5. Pelaku Perjalanan

Pelaku perjalanan adalah seseorang yang telah melakukan perjalanan dari dalam negeri

(domestik) maupun luar negeri dalam 14 hari terakhir.

6. Discarded

Discarded apabila seseorang dengan status kasus suspek mendapatkan hasil

pemeriksaan RT-PCR negatif sebanyak dua kali selama dua hari berturut-turut selang

13
waktu lebih dari 24 jam. Seseorang dengan status kontak erat yang telah menyelesaikan

masa karantina selama 14 hari juga masuk kedalam kategori discarded.

7. Selesai Isolasi

Seseorang dinyatakan selesai isolasi apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:

• Memiliki status kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik) dan tidak

melakukan pemeriksaan RT-PCR lanjutan dan telah menjalani 10 hari isolasi mandiri

tambahan sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.

• Memiliki status kasus probable atau kasus konfirmasi dengan gejala

(simptomatik) dan tidak melakukan pemeriksaan RT-PCR lanjutan dihitung 10 hari

sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan

gejala demam dan gangguan pernapasan.

• Memiliki status kasus probable atau kasus konfirmasi dengan gejala

(simptomatik) dan mendapatkan hasil pemeriksaan RT-PCR lanjutan satu kali negatif,

dengan ditambah isolasi minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam

dan gangguan pernapasan.

8. Kematian

Kematian apabila seseorang dengan status kasus konfirmasi atau probable COVID-19

yang meninggal.

14
Jika dilihat dari persentase angka kematian yang di bagi menurut golongan usia, maka

kelompok usia di atas 60 tahun memiliki persentase angka kematian yang lebih tinggi

dibandingkan golongan usia lainnya. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 58,5%

penderita yang meninggal akibat COVID-19 adalah laki-laki dan 41,5% sisanya adalah

perempuan.

Kemudian pemerintah mengambil suatu kebijakan yaitu Pembatasan sosial berskala

besar (PSBB) diberlakukan di Indonesia pada tahun 2020 sebagai tanggapan terhadap

penyakit corona virus 2019(COVID-19) yang telah menjadi pandemi, termasuk di

Indonesia. Pembatasan tersebut dilaksanakan oleh pemerintah daerah dengan

persetujuan Kementerian Kesehatan, dan paling sedikit meliputi peliburan sekolah dan

tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan/atau pembatasan kegiatan di tempat

atau fasilitas umum.

Pemberlakuan PSBB Transisi pada masa covid-19

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk memperpanjang

pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta demi menekan wabah Covid-19.

Anies mengatakan, pada masa transisi kegiatan sosial ekonomi sudah bisa dimulai lagi

secara bertahap tetapi ada batasan yang harus ditaati.

Anies memaparkan beberapa fase dalam masa transisi ini.

15
Fase pertama dimulai dengan melakukan pelonggaran untuk kegiatan yang memiliki

manfaat besar bagi masyarakat dan efek risiko yang terkendali. Pemberlakuan PSBB

Transisi pada masa covid-19

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk memperpanjang pembatasan

sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta demi menekan wabah Covid-19.

Anies mengatakan, pada masa transisi kegiatan sosial ekonomi sudah bisa dimulai lagi

secara bertahap tetapi ada batasan yang harus ditaati.

Anies memaparkan beberapa fase dalam masa transisi ini.

Fase pertama dimulai dengan melakukan pelonggaran untuk kegiatan yang memiliki

manfaat besar bagi masyarakat dan efek risiko yang terkendali.

Pemprov DKI lalu mulai membuka kembali rumah ibadah, pusat perbelanjaan, tempat

hiburan dan pariwisata, hingga perkantoran.

Berikut adalah jadwal pembukaan kembali sejumlaj tempat itu:

• Rumah ibadah: 5 Juni 2020

• Perkantoran: 8 Juni 2020

• Rumah makan mandiri: 8 Juni 2020

• Perindustrian: 8 Juni 2020

• Pergudangan: 8 Juni 2020

16
• Pertokoan/ritel/showroom mandiri: 8 Juni 2020

• Lokasi binaan UMKM Pemprov DKI: 13-14 Juni 2020

• Mal dan pasar non-pangan: 15 Juni 2020

• Bengkel, tempat fotokopi (layanan pendukung): 8 Juni 2020

• Taman rekreasi indoor-outdoor: 20-21 Juni 2020

• Kebun binatang: 20-21 Juni 2020

• Fasilitas olahraga outdoor: 5 Juni 2020

• Museum, galeri: 8 Juni 2020

• Perpustakaan: 8 Juni 2020

• Taman, RPTRA: 13-14 Juni 2020

• Pantai: 13-14 Juni 2020

• Ojek boleh angkut penumpang: 8 Juni 2020

Menurut Anies, selama Juni fase pertama ini harus bisa dilewati dengan baik agar tidak

ada lonjakan kasus Covid-19. Jika semuanya lancar, Jakarta bakal memasuk fase kedua

masa transisi dengan pelonggaran bidang-bidang yang lebih luas.

Dalam masa transisi, semua peraturan terkait sanksi pelanggaran PSBB tetap berlaku

dan akan tetap ditegakkan oleh Pemprov DKI.

17
Jika ada warga yang beraktivitas di luar rumah tanpa menggunakan masker, orang itu

bisa didenda Rp 250.000.

Selama masa transisi, ada sejumlah protokol yang harus diterapkan warga, yaitu.

1. Warga sehat diperbolehkan berkegiatan di luar rumah.

2. Dilarang bepergian bagi warga yang tidak sehat atau bugar.

3. Fasilitas atau kegiatan hanya digunakan dengan maksimal 50 persen kapasitas

4. Selalu gunakan masker jika berada di luar rumah

5. Jaga jarak aman 1 meter antar orang lain

6. Cuci tangan dengan sabun secara rutin

7. Menerapkan etika batuk dan bersin

8. Untuk kegiatan-kegiatan tertentu, warga lanjut usia, ibu hamil, dan anak-anak

belum diperbolehkan.

B.PENYEBAB COVID-19 PADA UMKM

HASIL survei Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut penjualan 90%

pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mengalami penurunan. Sebab,

pandemi covid-19 menyebabkan anjloknya permintaan. Pergerakan ekonomi

secara keseluruhan juga melambat dan berdampak pada sektor UMKM.

18
Ppemerintah menyadari UMKM masuk dalam salah satu sektor usaha yang

paling terdampak pandemi.

C. DAMPAK UMKM PADA COVID 19

1. Penurunan Omzet Pelaku UMKM dan koperasi.

Sejak kemunculannya di akhir tahun 2019, virus Covid-19 telah menyebar di

seluruh dunia. Dengan cepatnya penyebaran Covid-19, dampak perlambatan ekonomi

global mulai dirasakan di dalam negeri. Mulai dari harga minyak bumi yang jatuh ke

arah terendah pada dua hari lalu, bursa saham yang terjun bebas, serta harga komoditas

lain seperti gas dan minyak sawit diperkirakan juga akan tertarik ke bawah apabila

permintaan tidak segera pulih (Kompas, 11 Maret 2020). Industri pariwisata merupakan

salah satu industri yang terdampak oleh penyebaran virus ini. Ketua Bali Tourism Board

(BTB)/ Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha

Adnyana mengatakan telah terjadi 40.000 pembatalan hotel dengan kerugian mencapai

Rp1 triliun setiap bulan (Kontan, 5 Maret 2020). Lesunya sektor pariwisata memiliki

efek domino terhadap sektor UMKM. Berdasarkan data yang diolah P2E LIPI, dampak

penurunan pariwisata terhadap UMKM yang bergerak dalam usaha makanan dan

minuman mikro mencapai 27%. Sedangkan dampak terhadap usaha kecil makanan dan

minuman sebesar 1,77%, dan usaha menengah di angka 0,07%. Pengaruh virus Covid-

19 terhadap unit kerajinan dari kayu dan rotan, usaha mikro akan berada di angka

17,03%. Untuk usaha kecil di sektor kerajinan kayu dan rotan 1,77% dan usaha

19
menengah 0,01%. Sementara itu, konsumsi rumah tangga juga akan terkoreksi antara

0,5% hingga 0,8% (katadata.co.id, 2 Maret 2020). Padahal, Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat strategis dalam perekonomian

Indonesia. Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia tahun

2018 menunjukkan jumlah unit usaha UMKM 99,9% dari total unit usaha atau 62,9 juta

unit. UMKM menyerap 97% dari total penyerapan tenaga kerja, 89% di antaranya ada

di sektor mikro, dan menyumbang 60% terhadap produk domestik bruto (Kemenkop

dan UMKM, 2018).

Meskipun telah diketahui ketahanannya dalam menghadapi perlambatan

ekonomi, terkait dengan kondisi terkini Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia

(Akumindo) Ikhsan Ingrabatun memperkirakan omset UMKM di sektor nonkuliner

turun 30- 35% sejak Covid-19 penyebabnya adalah penjualan produk ini mengandalkan

tatap muka atau pertemuan antara penjual dan pembeli secara fisik. UMKM yang

menjual produk non-kuliner menyasar wisatawan asing sebagai pasar (Kompas, 10

Maret 2020). Himbauan dari Pemerintah mengenai social distancing yang dicanangkan

mulai tanggal 15 Maret 2020 juga diprediksi dapat berdampak serius terhadap

penyerapan produk UMKM. Maka dari itu, diperlukan perhatian lebih dari pemerintah

kepada sektor UMKM sebagai penggerak utama perekonomian bangsa.

2. Perubahan model bisnis dari konvensional menjadi digitalisasi

20
Perkembangan digital dalam globalisasi sangat berpengaruh pada roda ekonomi

termasuk pasar ritel. Pasar ritel yang beberapa waktu sebelumnya mencoba untuk

menggusur keberadaan pasar tradisional, tetapi pada kenyataannya keberadaan pasar

ritel modern dipengaruhi oleh globalisasi terlihat bahwa beberapa pasar ritel mulai turun

seperti musim gugur. Satu persatu pasar ritel modern, skala besar, mikro, hingga kecil

mulai turun satu persatu. Hal ini disebabkan kurangnya minat konsumen untuk

berbelanja secara konvensional meskipun fasilitas fisiknya sangat nyaman dan hampir

tidak ada celah. Tetapi dengan menghadirkan kemudahan berbelanja pada kenyataannya

di era digital orang tetap enggan dan lebih suka melakukan aktivitas belanja online atau

menggunakan aplikasi media. Berikut beberapa alasan orang enggan melakukan

aktivitas belanja konvensional:

a) Minimalkan Biaya

Efisiensi biaya dan waktu menjadi faktor utama melakukan transaksi online.

Selain lebih efisien dari segi biaya, antara lain biaya transportasi, biaya parkir, dan biaya

akomodasi yang merupakan satu paket dengan proses transaksi. Belum lagi dari segi

efisiensi waktu, anda perlu harus meluangkan waktu khusus untuk melakukan aktifitas

belanja, terlebih menghabiskan banyak waktu lagi untuk memilih dan mencari barang,

sehingga perlu tenaga fisik yang kuat.

b) Kurangi Kelelahan

Dalam transaksi pasar online, anda tidak perlu harus repot mendatangi toko,

mall atau tempat makan. Sehingga kita tidak harus capek dan mengeluarkan tenaga

21
ekstra belum lagi harus mengendarai kendaraan, macet, dan berbagai masalah yang

muncul dijalan. Jika transaksi secara online, kita bisa berbelanja sambil melakukan

aktifitas lain dirumah, atau tempat kerja, sehingga dinilai sangat praktis.

c) Efesiensi Daya

Aktifitas belanja melalui digital juga efisiensi dari segi daya. Para shooper tidak

perlu lagi menghabiskan waktu untuk antri di depan kasir, antrri dan desk desakan

dalam memilih barang terbaik, belum lagi harus menunggu untuk dilayani para penjaga

toko ketika toko sedang ramai dan banyak pengunjung. Tentu berbeda jauh dengan

belanja via online yang hanya dengan satu aktifitas membuka smartphone semua

aktifitas belanja mulai memilih toko, memilih barang hingga proses transaksi dan

pembayaran dilakukan hanya dengan satu klik. Tentu hal ini menjadi sebuah

kemudahan tersendiri dalam era masyarakat millenial.

d) Terhindar dari Masalah Kerepotan

Jika berbelanja online saat shooper ingin berbelanja banyak tidak perlu

direpotkan membawa atau mencari kuli angkut untuk membawa kekendaraan atau

kerumah kita, karena semua barang pesanan langsung dikirim kerumah dengan keadaan

yang aman. Tentu berbeda dengan belanja konvensional dimana kita dibuat repot untuk

mebungkus, membawa, bahkan mengirimnya kerumah, karena tidak semua toko

penyediaakan jasa pengiriman barang yang dibeli oleh konsumen

e) Tidak Lapar Mata

22
Salah satu faktor elemahan seorang manusia dalam aktifitas belanja adalah nafsu

belanja lebih saat di tempat perbelanjaan. Banyak kasus ketika hanya ingin membeli

satu barang namun sesampai di toko bisa tertarik dengan barang lain yang sebenarnya

tidak menjadi niat awal untuk membelinya. Ketika belanja online tentu hal ini bisa

diminimalisir sebab kita akan bisa fokus mencari barang yang dibutuhkan.

f) Harga Bersaing AktifitaS

belanja konvensional akan banyak faktor untuk meluangkan waktu

membandingkan harga dengan toko sekitarnya, dan itu juga membutuhkan waktu dan

tenaga, berbeda dengan belanja online, saat ingin beralih ketoko lain hanya dengan satu

klik tanpa kita harus berpindah secara fisik. Perbedaan harga juga tidak jauh berbeda

dengan kita belanja konvensional, karena selisihnya realtif sedikit. Jika dibandingkan

dengan beragamnya keuntungan tentu tidak menjadi masalah untuk memilih belanja

online.

g) Diskon Menarik/Harga Spesial

Sistem belanja online semacam sistem tabungan, jadi semakin sering berbelanja

online, penjual akan memberikan voucher, gift, poin, atau reward tertentu sebagai bukti

terima kasih atas kepercayaannya. Berbeda dengan toko konvensional yang

23
3. Pelanggan dan Industri Rethinking

a. Berfokus pada kebutuhan sosial pemikiran tradisional tentang memenuhi kebutuhan

pelanggan dasar seperti pakaian, makanan dan rak telah menjadi landasan pemasaran

selama bertahun-tahun. Namun, revolusi sosial digital telah mengubah kebutuhan dasar

menjadi keseimbangan konektivitas antara satu pelanggan dan pelanggan lainnya.

Berfokus pada kebutuhan sosial berarti memahami arah percakapan pelanggan.

b. Membangun ekosistem dan model bisnis baru di era digital saat ini, keunggulan

kompetitif diciptakan dari keterikatan kita dengan ekosistem industri yang secara

langsung mengubah diri kita dan pesaing kita.

4. Merancang Strategi Sosial dan Digital

a. Mengembangkan strategi sosial dan digital menanggapi perubahan yang terjadi di

pasar dengan menerapkan strategi digital yang tepat. Perusahaan seperti American

Express, Nike dan Harvard telah berhasil mengatasi kebutuhan sosial pelanggan

mereka, sehingga mengurangi retensi pelanggan dan biaya akuisisi serta mengurangi

biaya produksi.

b. Memindahkan pelanggan ke pasar online yang mengembangkan strategi digital

membutuhkan kesiapan integrasi sistem operasi offline dan online. Tidak hanya

menembus Komunikasi Pemasaran Terpadu saja, tetapi juga menjadi manual

operasional yang harus diterapkan bersama.

24
5. Melaksanakan Strategi Digital dan Sosial

Penetrasi pasar baru pasar digital, Facebook, Google, You Tube hingga aplikasi

seluler telah mengubah pasar kami menjadi lebih cerdas dan terinformasi dengan baik.

Ini adalah penggerak perubahan yang memaksa perusahaan kami menjadi lebih sosial

dan digital. Di sini pentingnya memanfaatkan media sosial, pemasaran keluar dan

masuk untuk mencapai keunggulan kompetitif. Ingat, puasa selalu lebih tinggi dari yang

besar.

6. Mengembangkan Kapabilitas

Organisasi Identifikasi kebutuhan perusahaan akan perubahan, persiapkan diri

untuk perubahan. DNA perusahaan kami harus dirancang sedemikian rupa untuk

mengakomodasi kebutuhan sosial digital pelanggan.

Kehadiran pasar online era digital teruama tidak hanya membawa dampak buruk tetapi

juga banyak sisi positif lainnya yang lebih dekat dengan konsumen / pelanggan, dengan

cepat mempromosikan atau memperkenalkan produk kepada publik, tidak adanya

batasan pasar untuk menjangkau seluruh pelosok dunia yang terhubung dengan internet,

dan ketepatan serta kecepatan layanan menjadi kebutuhan utama konsumen di era

25
globalisasi. Di era digital, pebisnis harus memiliki kemitraan dengan era digital sebagai

reformasi bisnis.

Gejolak era globalisasi telah memberikan dampak luar biasa pada hampir semua

sendi kehidupan, salah satunya di dunia pemasaran. Tidak hanya pasar tradisional, pasar

ritel modern menjadi dampak dari era digital komunikasi. pada perkembangan

komunikasi digital, masyarakat modern baik perkotaan maupun pedesaan alih-alih

memanfaatkan teknologi komunikasi dalam kegiatan belanja. Di era digital, orang

cenderung menghabiskan aktivitas belanja online dari melakukan kegiatan belanja

konvensional. Dampaknya adalah jatuhnya pasar pasar konvensional, kejayaan pasar

konvensional secara bertahap mulai terkikis dan diprediksi akan mengalami penutupan

masif di masa depan. Ini karena banyak keuntungan yang didapat jika belanja online

daripada konvensional. Maka dirumuskan beberapa hal yang dapat dijadikan alternatif

untuk dapat mempertahankan bisnis di pasar ritel modern dalam gelombang

perkembangan komunikasi digital.

D.CONTOH KASUS DI LINGKUNGAN SEKITAR RUMAH ANDA

Laundry Sepatu

Laundry sepatu ini bertempat Production House, dengan system Pick Up and

Delivery berbasis Aplikasi dan Sosial media Instagram bernama @Tjokro_Clean.Setiap

26
per minggu Omset laundry sepatu ini 20 pasang sepatu orderan pada sebelum ada

dampak Covid 19 ini, dengan dampak Covid yang sedang melanda Indonesia ini

laundry sepatu hanya mendapat omset 5 pasang sepatu per minggu hal ini sangat turun

drastis pendapatanya.

E.UPAYA PEMECAHAN MASALAH

Dengan keadaan pandemic Covid 19 ini ,Laundry sepatu selalu melakukan

promosi harga, sehingga pemasukan seminggu 5 pasang terkadang naik paling tidak

menjadi 10 pasang perminggu.

27
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dalam penelitian tersebut, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kondisi UMKM ditengah pandemi terus mengalami penurunan kapasitas, mulai dari

kapasitas produksi hingga penurunan penghasilan.

2. Perlu adanya kebijakan dalam rangka melindungi UMKM agar tetap bisa kompetitif

meskipun ditengah pandemi Covid-19.

3.Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)

adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini

disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem

pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

4.Menyebarnya Covid di indonesia menyebabkan pembatasan sosial berskala besar

(PSBB) sehingga mempengaruhi terhadap perekonomian begitu pula terhadap UKM

5. PSBB Transisi penyebabkan menurunnya perekonomian para UKM.

28
B.REKOMENDASI

1) Untuk meningkatkan produksi dan tingkat keuntungan pelaku sektor informal

UKM di pasar raya cengkareng, maka perlu ditunjang oleh adanya dukungan dari

berbagai faktor-faktor produksi terutama modal usaha dan jam kerja akan lebih tepat

melalui pelatihan, kursus ketrampilan, karena faktor produksi ini yang sangat signifikan

dalam meningkatkan keuntungan UKM.

2) Bagi para pelaku UKM, hendaknya dalam menjalankan usaha dapat melihat setiap

jenis peluang usaha yang memberikan keuntungan lebih banyak dan tidak hanya

menekuni pada satu jenis usaha tertentu.

3) Mengingat teknologi merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan

UKM dewasa ini di pasar raya cengkareng, maka untuk dapat bersaing di dunia usaha

dan mempertahankan serta mengembangkan UKM sebagai upaya pelestarian budaya,

perlu perhatian khusus dari Pemerintah Daerah dan seluruh komponen masyarakat,

untuk mengembangkan ketrampilan yang berbasis teknologi melalui jalur pendidikan

formal dari usia dini.

29
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pengertianku.net/2015/04/pen

https://bixbux.com/6-hal-yang-harus-dilakukan-perusahaan-di-era-digital/

https://mediaindonesia.com/ekonomi/334439/90-omzet-umkm-turun-akibat-pandemi-

ini-strategi-pemerintah

https://www.kominfo.go.id/

https://percikaniman.id/2020/03/16/social-distancing-adalah/

https://hbr.org/2020/03/what-coronavirus-could-mean-for-the-global

https://id.wikihow.com/Mencegah-Virus-Corona

https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-01379615/1785-koperasi-dan-163713-

umkm-terdampak-pandemi-covid-19

http://www.ubaya.ac.id/

30
LAMPIRAN

Portofolio Laundry Sepatu Tjokro_clean

Berdiri pada tanggal 6 Agustus 2019 mulanya dengan perkumpulan 3 pemuda di

warung kopi. Mereka membuat usaha Cuci sepatu ini karna baru percobaan pertama

kali nya ingin membuka Usaha. Tjokro sendiri diambil dari nama Tjokrominoto yaitu

bapak pendidikan Indonesia dimana Tjokro sendiri ber usaha dengan mengedukasi

pelanggan tentang perawatan sepatu tas dan jacket kulit dari bahan kulit,canvas,suede

dan berbagai lainnya. Mereka menggunakan social media untuk menarik pelanggan,

karna juga mereka ber usaha dengan tempat Production House. Pasarnya mereka adalah

para mahasiswa dan para pekerja

Keinginan Tjokro sendiri ingin mengembangkan dengan membuka store di suatu

tempat di daerah Tangerang Selatan, ini adalah Media social nya Tjokro :

31
Dari gambar tsb, itu production housenya, dan sebelah saya itu yang mempunyai UKM Laundry

sepatu tsb, bernama Prawira Putra Setyadi (20 th) dan sebenarnya saya juga ikut dalam Usaha

tsb. Kami Partner Usaha

32
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama saya Yulian Dwi Prasertyo, anak ke 2 dari 3 bersaudara , ke Belanda keinginan

ku saat tua, karna disana adalah tempat yang sangat tenang menurut ku untuk masa tua,

aku suka memaknai suatu hal kecil.

Sebelum kuliah di Universitas Pamulang, bekerja sebagai Admin gudang selama 6

bulan dan bekerja ikut dengan ayah sebagai pengawas Project selama 4 bulan.

33

Anda mungkin juga menyukai