MAKALAH
Oleh:
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan rahmat, karunia serta Ridha-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah tentang Dampak Positif dan Negatif Pengiriman Tenaga
Kerja Indonesia Ke Luar Negeri. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari
mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia. makalah ini diharapkan dapat
memberikan informasi yang kemudian bermanfaat bagi kita.
Selama mengerjakan tugas makalah ini, Saya telah banyak menerima
bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini saya ingin
mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:
1. Dosen MSDM Internasional yang telah memberikan kami pengarahan dan
materi dalam pembuatan makalah ini.
2. Orang tua yang telah memberikan dorongan dan semangat sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.
3. Rekan-rekan serta semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu
persatu yang telah membantu penyusun dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap makalah ini dapat berguna dan dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas perhatiannya penyusun ucapkan terima
kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
tujuan TKI dari tahun ke tahun juga terus bertambah. Jauh sebelum Pemerintah
Republik Indonesia mengirimkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar Negeri,
Pemerintah Belanda pada tahun 1890 telah mengirimkan 32.986 orang TKI asal pulau
Jawa ke Suriname, suatu Negara Jajajahan Belanda di Amerika Selatan.
Tujuan pengiriman TKI itu adalah untuk mengganti tugas para budak asal
Afrika yang telah dibebaskan pada tanggal 1 Juli 1863. Gelombang pertama
pengiriman TKI diberangkatkan dari Batavia pada 21 Mei 1890 dengan kapal SS
Koningin Emma. Pelayaran jarak jauh ini singgah di Negeri Belanda dan tiba di
Suriname tanggal 9 Agustus 1890. Jumlah TKI gelombang pertama ini sebanyak 94
orang, terdiri dari 61. Gelombang kedua sebanyak 614 orang, tiba di Suriname pada
tanggal 16 Juni 1894 dengan kapal SS Voorwarts.
Kegiatan pengiriman TKI ini berjalan terus sejak tahun 1890 s/d 1939 hingga
jumlahnya mencapai 32.986 orang dengan menggunakan 77 buah kapal laut. Dari
tahun 1890 hingga tahun 1914. Rute pelayaran pengiriman TKI ke Suriname selalu
singgah di Negeri Belanda.
Pola seperti itu saat ini makin mudah ditemui di sekitar kita. Kantong pemasok
buruh migran tidak lagi didominasi dari Jawa. Daerah lain di Indonesia yang juga
tanahnya kurang subur membuat warganya kabur dan memilih meninggalkan
kampung halaman. Contohnya adalah warga dari Flores. Kampung halaman yang
kurang subur menjadi pemicu warga untuk merantau.
Pengiriman buruh migran ke luar negeri telah memakan waktu cukup lama.
Seiring perjalanan waktu, pengiriman tenaga kerja migran selama sekian lama hingga
detik ini terlihat bahwa nasib mereka selama bekerja di luar negeri selalau tersandung
masalah. Proses panjang pengiriman tenaga kerja ke luar negri meski telah
berlangsung lama namun masalah belum selesai. Itu semua karena motivasi pekerja
migran untuk memperbaiki kehidupan yang lebih bagus. Mencari kesejatreaan keluar
negeri meski dilalui dengan penuh rintangan, pengorbanan dan air mata adalah pilihan
yang ternyata masih diminati oleh ribuan warga negera Indonesia yang berpenghasilan
kecil.
Banyaknya hutan yang diubah menjadi lahan pertanian, penebagan pohon
tidak terkendali, pembakaran lahan, pengerukan bukit, pencemaran air sungai,
pencemaran pantai, penebangan bakau, peningkatan pemakaian kendaraan penghasil
karbon dioksida secara massiv, penggunaan energi bahan bakar yang tidak
tergantikan (minyak, gas) adalah faktor yang jauh lebih penting untuk diperhatikan
bagi pengambil kebijakan masalah pengiriman tenaga kerja ke luar negeri, karena jika
pemerintah bisa lebih perhatian ke masalah ini maka tenaga kerja kita bisa bekerja di
Negara sendiri.
Warga Indonesia kelas menengah ke bawah tidak akan meninggalkan
kampung halamannya kalau kampung halaman mereka subur, menyediakan sumber
alam yang produktif, makmur, tenang, dan damai.
Faktor utama warga Indonesia mencari kehidupan di negera lain karena
kerusakan alam yang parah, alam yang tidak bersahabat untuk bertani, penduduk
miskin tidak memiliki lahan, dan tanah tidak subur. Faktor lainnya adalah karena
Cuaca yang tidak menentu, hasil pertanian berkualitas rendah dan murah dibanding
biaya produksi, serta lahan berpindah tangan dan dikuasai pemegang modal.
Selain itu, yang terpenting adalah mental aparat pemerintah untuk tidak
bermental korup. Masalah di atas di anggap sebagai bencana besar yang kita hadapi
tanpa mengenal latar belakang pendidikan, suku, ekonomi, agama.
Dapat disimpulkan penyebab tingginya pergerakan Kaum Migran untuk
bekerja diluar negeri disebabkan antara lain :
1. Tingginya angka pengangguran bagi penduduk berusia produktif namun
memiliki pendidikan yang rendah
2. Faktor alam di daerah yang tidak mendukung, ekosistem tercemar sehingga
sulit untuk bergantung dari alam sebagai matapencaharian (nelayan, petani)
3. Kurangnya sosialisasi pemerintah mengenai upaya bantuan pemerintah dan
pemberdayaan
(KUR)
penduduk
Bank
seperti
Pemerintah
permodalan
menyediakan
Kredit
dana
Usaha
bagi
Rakyat
penduduk
yang berwiraswasta
4. Kurang meratanya pembangunan dan perluasan kesempatan kerja di seluruh
wilayah Indonesia.
Tabel 2.1 Tiga bulan terakhir negara tujuan pengiriman dari Agen Y
JANUARI 2011
NEGARA
TUJUAN
FEBRUARI 2011
MARET 2011
INFORMAL
FORMAL
INFORMAL
FORMAL
INFORMAL
FORMAL
39
9
9
1
-
14
21
6
-
8
1
-
23
7
9
35
MALAYSIA
TAIWAN
KAPAL PESIAR
SINGAPORE
BRUNAI
NEGARA
TUJUAN
Malaysia
dari BRI.
Kredit Usaha Rakyat: potong gaji, selama 10 bulan
+ 25 RM/bulan sekitar Rp 7.250.000,TKI bayar dimuka, tunai ke Agen biaya sekitar Rp
Taiwan
30 jt.
TKI bayar dimuka, tunai ke Agen biaya sekitar Rp
KTP
Kartu Keluarga
Ijazah terakhir
Izin dari Orang tua hingga diketahui oleh Lurah /kepala Desa setempat
Passport
kerja dengan sistem kontrak atau outsourching. Kini model ini makin marak. Jumlah
perusahaan pengerah tenaga kerja mencapai ratusan perusahaan. Jumlah TKI yang
dikirim mencapai jutaan orang.
Itu artinya persaingan. Persaingan akan melahirkan siapa yang paling kuat,
pintar, trampil dan mampu beradaptasi mudah mendapat pekerjaan. Tapi sebaliknya
makin banyak calon TKI yang terpinggirkan, kalah atau kurang memenuhi syarat
namun punya semangat tinggi untuk mencari penghidupan di negeri lain lantaran
desakan ekonomi. Kaum inilah yang rentan terhadap pelanggaran hak asasi manusia.
Banyaknya korban yang di alami TKI di luar negeri menunjukkan bahwa Para
pengusaha jasa tenaga kerja belum memberikan jaminan terhadap keselamatan TKI.
Sehingga trend yang muncul adalah perusahaan pengerah tenaga kerja hanya mengejar
profit semata.
Padahal kalau dikelola dengan profesional. Pengawasan berjalan dengan baik.
Pembinaan serama proses berlangsung (pra pemberangkatan hingga pemulangan TKI
kembali ke Indonesia) berjalan denganbaik dapat meningkatkan kinerja TKI di luar
negeri. Dengan kriteria kinerja TKI yang baik menjadi kontribusi positif bagi
peningkatkan produktifitas negara tujuan . Harapan TKI memperoleh penghasilan
yang layak pun akan memberi dampak positif bagi pembangunan di tanah air.
Terlepas dari pengelolaan TKI diluar negeri secara benar atau salah, terbukti
bahwa Pekerja migran telah menjadi pahlawan devisa bagi bangsa. Mampu
menggerakkan roda perekonomian kampung halaman. Pekerja migran mengirim
upahnya untuk memperbaiki rumah di kampung halaman, membeli sawah, membantu
terhadap tenaga kerja Indonesia berhasil mewujudkan mimpi pemuda Indonesia untuk
mengumpulkan uang, pengalaman dan pengetahuan.
Bencana terbesar kedua yang menyebabkan buruknya SDM kita diluar negeri
adalah masih adanya praktik tata kelola perusahaan dan pemerintahan yang tidak
bersih. Seperti praktik korupsi, pungli, sogok, nepotisme.
Seandainya penduduk memiliki lahan garapan yang subur, tumbuh-tumbuhan
yang tahan penyakit, air yang melimpah, harga hasil pertanian yang kompetitif,
menguasai teknologi pertanian, maka urusan TKI atau buruh migran dapat dikurangi
atau dihilangkan. Karena sekali lagi penulis nilai penduduk desa sesungguhnya
mencintai tanah kelahirannya.
Penduduk Desa akan lebih nyaman menggarap sawah, ladang atau sebagai
nelayan bila mereka memperoleh keuntungan dari pekerjaan mereka. TKI yang
mayoritas ilegal tersebut sesungguhnya juga tidak mendapatkan upah yang layak di
negeri orang karena banyak kena pungli oleh oknum.
Masalah pengerahan tenaga kerja ke luar negeri tidak bisa dihentikan begitu
saja. Karena pengiriman tenaga kerja ke luar negeri sesuangguhnya dialami oleh
semua negera. Bahkan masyarakat kita memiliki persepsi senang dan bangga bila
tempat kerjanya memiliki konsultan asing.
2.3.2. Dampak Negatif
Mengirim tenaga ke luar negeri sesunggunya netral. Yang bermasalah adalah
pengelolaannya. Justru kalau bisa mengirimkan sebanyak mungkin tenaga terdidik,
berpengalaman, ahli di bidangnya ke luar negeri akan digaji sesuai pasar yang berlaku.
Yakinlah bangsa kita akan dipuji karena menjadi bangsa yang pandai mencetak SDM
tangguh.
Sudah tidak terhitung penderitaan warga negera Indonesia di luar negeri ketika
mengadu nasib sebagai tenaga kerja. Kasus yang muncul berbagai bentuk, seperti TKI
yang dibunuh, diperkosa, pelecehan seksual, bunuh diri, digantung, membunuh ,
dipenjara, gaji tak dibayar, pekerjaan tidak sesuai perjanjian kerja, sakit akibat kerja,
penganiayaan, komunikasi kurang lancar.
Korban TKI meninggal dunia di Malaysia tahun 2007-2008 hingga Maret 2009
mencapai 40 orang per bulan. Penyebab penyakit di Malaysia paling besar karena
radang paru-paru. Karena mereka tinggal di bedeng yang lembab, khususnya pekerja
perkebunan, bangunana dan pabrik.
Kasus warga negera Indonesia di luar negeri mayoritas diborong oleh tenaga
kerja indonesia yang lemah dalam penguasaan keterampilan, penguasaan bahasa asing,
berpendidikan rendah, melalui proses pengiriman ilegal. Penderitaan TKI di luar
negeri terus berulang sepanjang tahun. Dan sepanjang tahun juga pengiriman TKI terus
berlangsung. Tahun 2010 lalu, kasus gadis asal Dompu, Mataram, Nusa Tenggara
Barat itu masih di bawah umur. Pihak Agen atau sponsor diduga telah mengubah
dokumen Sumiati binti Abdul Salam, menambah usia Sumiati menjadi lima tahun
lebih tua. Sumiati, tenaga kerja Indonesia yang disiksa oleh majikannya di Arab Saudi,
kini dirawat di sebuah rumah sakit di Madinah. Sumiati diperkirakan akan berada di
rumah sakit selama dua minggu. Sumiati Sulan Musthafa (24 tahun), pembantu rumah
tangga di Madinah Al Munawwarah, yang mengalami penyiksaan oleh majikannya
akan menjalani operasi paru-paru. Sumiati kemudian mengalami penyiksaan di
Madinah, Arab Saudi, di mana bibirnya terpotong, hidungnya patah, dan tulang iganya
retak. Sumiati kini dibolehkan meninggalkan RS King Fahd, Madinah. Pengadilan di
Arab Saudi menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara kepada mantan majikan Sumiati
binti Salan, Hatab Bin Soleh, juru bicara Kementerian Tenaga Kerja Arab Saudi, minta
kasus yang menimpa Sumiati tidak digeneralisasikan atau disamaratakan karena kasus
itu adalah perilaku buruk oknum majikan dan bukan seluruh majikan.
Yang jelas, hampir 70% TKI lulusan sekolah dasar (SD), bahkan ada kasus
ternyata ditemukan TKI buta huruf. Prosedur yang profesional mengenai pengelolaan
TKI ke luar negeri masih lemah. Contohnya, masih ada TKI yang kurang bahkan tidak
mendapat orientasi atau pembekalan sebelum diberangkatkan ke luar negeri.
Siapa pun mereka, dengan bekal pendidikan dan keterampilan minim, bekerja
profesi apapun, berpotensi menimbulkan masalah. Padahal dalam dunia human
resource khususnya dalam proses rekrutmen tenega kerja tidak hanya meluluskan
calon pekerja yang punya keterampilan atau kemampuan. Yang utama adalah
mempertemukan kandidat pekerja dengan jenis pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan pekerja. The right people on the right job. Orang yang benar pada posisi
pekerjaan yang tidak sesuai dengan job require dapat menimbulkan masalah.
Apalagi orang salah pada posisi salah, akan menimbulkan problem.
Proses perekrutan yang menggunakan celah tertentu karena lemahnya
pengawasan menjadi ujian pertama yang harus dilewati para calon TKI. Prosedur
administrasi dan pembekalan, sang calon TKI sudah dibebani biaya tidak sedikit.
Penempatan yang kadang dimanfaatkan pihak tertentu melakukan praktik
perdagangan manusia. Hingga pulang kembali ke kampung halamannya mereka
dipungli. Padahal modal yang mereka keluarkan cukup besar,ada yang menjual ternak
dan sawah, menjual emas, menggadaikan harta.
Negara tujuan pencari kerja juga dilatarbelakangi dengan kesungguhan pihak
atase kita di luar negeri dalam menyikapi permasalahan di Negara tujuan, contoh
negara Malaysia dikarenakan seringnya terjadi kasus penganiayaan tenaga kerja
membuat negara tersebut masuk dalam Moratorium ( kebijakan politik untuk
menghentikan sementara pengiriman tenaga kerja) untuk tenaga kerja informal
(pembantu rumah tangga). Hongkong maupun Taiwan termasuk negara yang sangat
baik dalam memperlakukan tenaga kerja Indonesia, maka banyak pencari kerja
menginginkan bekerja di sana dan agen pun bisa mengumpulkan keuntungan paling
banyak dari negara tujuan Hongkong/Taiwan.
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Pengiriman tenaga kerja ke luar negeri memiliki kaitan erat dengan harga diri
suatu bangsa, dan politik luar negeri. Penulisan, konsekuensi yang bersifat
makro ini seringkali terabaikan manakala desakan-desakan ekonomi menjadi
prioritas utama. Keadaan ekonomi masyarakat di negara-negara berkembang
yang rendah dan banyaknya warga yang tidak memiliki pekerjaan (termasuk
Indonesia) membuat pengambil kebijakan di bidang ketenagakerjaan untuk
mencari solusi cepat mengatasi pengangguran. Salah satu solusi yang
dipertahankan adalah pengiriman tenaga kerja.
2. Biaya yang dikeluarkan para calon TKI:
1. Malaysia = potong gaji 10 bulan + 25 RM/bulan sekitar Rp.7.250.000.
2. Taiwan = Bayar tunai keagen sebesar Rp.30.000.000.
3. Kapal = Bayar tunai keagen sebesar Rp.45.000.000 50.000.000.
4. Singapura = Potong gaji selama 10 bulan + 250 SGD/bulan.
3. Dokumen-dokumen yang dibawa TKI tidak terlalu rumit sehingga
memudahkan para calon TKI untuk bekerja di luar negeri.
4. Dampak Positif dari Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ini antara lain :
1. Mengurangi tingkat pengangguran di daerah tententu
3.2. Saran
1. Hendaknya perlu dibuat prosedur yang ketat bagi pelayanan penempatan TKI
dengan melakukan cek silang dengan aparat daerah asal tenaga kerja untuk
biodata diri calon TKI
2. Penyempurnaan kebijakan penempatan dan perlindungan TKI seperti
penanganan TKI bermasalah, fasilitasi operasional dan penyelesaian masalah
TKI dan pemberian advokasi dan perlindungan hukum bagi TKI di Luar negeri
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas atase ketenagakerjaan di negera-negara
penempatan
4. Verifikasi dan perbaiki seleksi terhadap seluruh PPTKIS (Perusahaan
Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta) di dalam negeri dan agen-agen
penempatan di luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Nurhadi Daud. Yuni Pratiwi. 2007. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas 7. Jakarta:
Erlangga.
Haris, Abdul. 2005, Gelombang Migrasi dan Jaringan Perdagangan Manusia.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Saleh, Harry Hariawan. 2003. Persaingan Tenaga Kerja Menghadapi Persaingan
Global Guna Suksenya Pembangunan Nasional. Kertas Karya Perorangan.
Kursus Singkat Lemhanas RI.
http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/803/803/
LAMPIRAN
6. Berapa biaya yang harus dikeluarkan bagi calon tenaga kerja? dan
bagaimana cara pembayarannya?
7. Berapa gaji minimal atau rata rata pendapatan tenaga kerja Indonesia di
negara tujuan dan berapa lama kontrak minimal bekerja di luar negeri?
8. Negara tujuan mana yang paling diminati oleh calon tenaga kerja?
Jawaban dari pertanyaan wawancara yang diajukan ke Perusahaan Pengerah Tenaga
Kerja Indonesia Swasta adalah:
1. Dikarenakan nara sumber tidak bersedia disebutkan nama Perusahaan
Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta mana beliau bekerja maka akan kita
sebut saja perusahaan tersebut dengan nama PT.X.
2. Perusahaan didirikan pada bulan oktober 1998, saat krisis moneter pertama
melanda Indonesia, dimana naiknya angka pengangguran.
3. Tenaga kerja yang disalurkan adalah tenaga kerja informal dan non formal.
4. Dokumen yang wajib dimiliki oleh calon tenaga kerja:
a) KTP,
b) kartu keluarga,
c) ijazah terakhir,
d) izin dari orang tua hingga diketahui oleh lurah/kepala desa,
e) lulus Pelatihan di agen PPTKIS,
f) Paspor.