Anda di halaman 1dari 18

STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

DI ERA PANDEMI
MAKALAH
Sebagai Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategis

Disusun oleh :

Meylisa Chicha Saputri

NPP 30.0970

PRODI : ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAERAH


FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
Kutai Barat, 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas limpahan rahmat dan anugerah
dari-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas mandiri Mata Kuliah Manajemen Strategis dengan judul “Strategi Pemasaran
Industri Rumah Tangga di era pandemi”. Disamping itu, Penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada Dosen pengampu Mata Kuliah Manajemen Strategis Bapak Drs.
Ferdinand Jaftoran, M.Si serta semua pihak yang telah membantu Penulis selama
pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat Penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat Penulis perbaiki.

Kutai Barat, 08 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

YKATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah.................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................4
2.1 Industri Rumah tangga (Home Industry)............................................4
2.1.1 Pengertian Industri Rumah tangga (Home Industry)...................4
2.1.2 Karakteristik Industri Rumah tangga (Home Industry).................4
2.2 Gambaran secara menyeluruh tentang Industri Rumah tangga........5
2.3 Kendala-kendala yang dihadapi.........................................................8
2.4 Upaya-upaya yang dilakukan atau Cara Mengatasinya di
Tengah Pandemi Covid-19.....................................................................10
BAB III PENUTUP.....................................................................................14
3.1 Kesimpulan.......................................................................................14
3.2 Saran................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Home Industri adalah suatu unit usaha/perusahaan dalam skala kecil yang
bergerak dalam bidang industri tertentu. Biasanya usaha ini hanya menggunakan
satu atau dua rumah sebagai pusat produksi, administrasi dan pemasaran
sekaligus secara bersamaan. Peran Home Industry sangat berarti dalam
memberdayakan masyarakat agar memiliki kemandirian dalam bidang ekonomi.
Home Industri yang dijadikan mitra dalam pengabdian kepada masyarakat ini
adalah usaha home industry adalah Masakan Jawa Ibu Yani. Permasalahan yang
sering dihadapi pada usaha Home Industri dalah hambatan dalam menghadapi
pengembangan usaha karena sulitnya pemasaran terutama pada saat pandemic
Covid 19. Industri rumah tangga atau home industry merupakan suatu peluang
usaha yang mulai bermunculan dalam era sekarang karena semakin sempitnya
lapangan kerja yang tersedia. Industri semacam ini dapat dikelola di dalam rumah
sehingga dapat dipantau setiap saat. Usaha kecil semacam ini dikelola oleh orang-
orang yang memiliki hubungan kekerabatan. Modal yang dibutuhkan usaha ini
sedikit dan alat-alat yang digunakan bersifat manual. Industri rumahan di kota
Magelang mengalami perkembangan yang besar. Menurut data dari Dinas
Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Magelang tahun
2012 menunjukkan jumlah industri rumahan di bidang pangan sebesar 35.366 unit
usaha. Peningkatan jumlah unit usaha sebesar 15 persen dari tahun sebelumnya.
Data tersebut mengindikasikan bahwa industri rumahan memberi peluang dan
pemasukan ekonomi bagi keluarga. Industri rumahan dalam bidang makanan
menjadi salah satu pilihan usaha yang menarik bagi masyarakat khususnya
wirausahawan di kota Magelang. Hal tersebut dapat dilihat dari munculnya berbagai
produk camilan di daerah ini. Produk camilan seperti keripik, gethuk, ceriping,
slondok, kue bolu menjadi contoh dari sekian banyak produk camilan di kota
Magelang. Bahkan produk gethuk menjadi ikon kuliner atau oleh-oleh yang khas

iv
dari Magelang. Peningkatan jumlah usaha kecil di bidang makanan ini disebabkan
seiring bertambahnya jumlah wisatawan ke kota Magelang.
Perkembangan yang pesat pada produk makanan tersebut tentunya juga
didorong oleh minat beli yang tinggi dari masyarakat sebagai konsumen. Keinginan
dan minat beli yang tinggi tersebut memunculkan peluang bagi produsen produk
makanan untuk semakin berinovasi dalam membuat produkproduk makanan yang
variatif. Menurut Dwi Yuni dalam buku Bisnis Rumah Tangga (2010:3) dikatakan
bahwa ada tiga alasan wirausahawan memiliki bisnis makanan yaitu bisnis
makanan paling populer dan menguntungkan, biaya memulai bisnis makanan pada
umumnya kecil dan jika memerlukan bantuan tenaga dapat memberdayakan
anggota keluarga. Hal ini menunjukkan bisnis makanan mudah dilakukan asalkan
dapat dikelola denga tepat pula. Salah satu industri rumahan di Magelang bernama
Harmoni Brownies merupakan industri rumahan di bidang makanan yang
memproduksi brownies. Harmoni Brownies ini terletak di perumahan Griyo Rejo
Indah, Jalan Merak No D5, Mertoyudan, Magelang. Harmoni Brownies merupakan
kue brownies panggang yang diproduksi oleh sebuah home industry. Harmoni
Brownies menawarkan suatu produk brownies yang berbeda dengan brownies
yang lain. Salah satu bentuk dari diferensiasi produk ini dapat dilihat pada
komposisi adonan dan proses pembuatan brownies tersebut. Produk brownies ini
dibuat dengan cara dipanggang dan pada umumnya kue brownies jika dipanggang
akan matang dalam waktu setengah jam. Produk brownies ini dipanggang lebih
lama kurang lebih satu setengah jam.

1.2 Rumusan Masalah


berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana gambaran secara menyeluruh tentang Industri Rumah tangga?
2. Apa Kendala-kendala apa yang dihadapi?
3. Apa Upaya-upaya apa yang digunakan untuk mengatasinya di Tengah Pandemi
Covid-19?

v
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1. Mampu mengerti dan dapat menjelaskan tentang Bagaimana gambaran secara
menyeluruh tentang Industri Rumah tangga.
2. Mampu mengerti dan dapat menjelaskan tentang Kendala-kendala apa yang
dihadapi.
3. Mampu mengerti dan dapat menjelaskan tentang Upaya-upaya apa yang digunakan
untuk mengatasinya.

vi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Industri Rumah tangga (Home Industry)


2.1.1 Pengertian Industri Rumah tangga (Home Industry)
Home Industri Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2008
pasal 1, bahwa “home industriadalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/ atau badan usaha perseorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
sebagimana diatur dalam undangundang ini”. Haymans (2007: 17) “home
industry adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat
tradisional dan informal, dalam arti belom terdaftar, belum tercatat, dan belum
berbadan hukum Jadi dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa
kegiatan home industri merupakan kegiatan ekonomi yang berbasis di
rumah , dikelola oleh anggota keluarga sendiri ataupun salah satu dari
anggora keluarga.

2.1.2 Karakteristik Industri Rumah tangga (Home Industry)


Karekteristik Home Industri Subanar (2004: 42) karekteristik dari home
industry yaitu:
a) industri yang bersifat ekstraktif yang cenderung menggunakan barang
setengah jadi menjadi barang jadi.
b) industri yang dikelompokkan pada industri dengan jumlah tenaga kerja 1-
19 orang. Batasan jumlah pekerja terkait dengan kompleksitas organisasi
apabila jumlah tenaga semakin banyak yang juga membutuhkan
pembiayaan.
c) Industri yang tidak tergantung pada kondisi tertentu seperti bahan baku,
pasar dan tenaga kerja, karena kebutuhan tenaga kerja yang kecil.
Manajemen pengelola, teknologi yang rendah serta tidak membutuhkan
tenaga kerja yang ahli membuat karakter industri ini tidak tergantung
persyaratan lokasi. Dalam arti lokasi industri kecil dan rumah tangga sangat
fleksibel.

vii
d) industri yang menggunakan barang setengah jadi menjadi barang jadi. Hal
ini dipengaruhi oleh tingkat kemudahan pengolahannya dibandingkan dengan
industri menegah dan besar.
e) home industry termasuk pada industri ringan. Dalam hal ini ditinjau dari
barang yang dihasilkan merupakan barang yang sederhana, tidak rumit serta
tidak membutuhkan proses yang rumit dan teknologi yang tinggi.
f) sebagian besar pemilik home industri adalah masyarakat menengah ke
bawah yang tidak mempunyai modal serta aset untuk mendapatkan bantuan
dari bank, sehingga sistem pemodalan adalah mandiri/swa-dana.
g) Ditinjau dari subyek pengelola, home industri merupakan industri yang
dimiliki oleh pribadi (rakyat) dengan sistem pengelolaannya yang sederhana.
h) Ditinjau dari cara pengelolaannya, industri ini merupakan industri yang
mempunyai struktur manajemen dan sistem keuangan yang sederhana. Hal
ini disebabkan industri ini lebih banyak bersifat kekeluargaan. Manfaat Home
Industri Sebagai usaha dalam skala kecil, home industri mempunyai manfaat
dan peran diantaranya sebagai berikut:
1. Home Industri sebagai Alternatif Penghasilan bagi Keluarga Kegiatan
ekonomi rumah tangga ini membantu meningkatkan pendapatan keluarga
karena merupakan usaha sampingan yang tidak banyak menyita waktu.
2. Home Industri Berpeluang untuk Mengurangi Angka Kemiskinan Kegiatan
ekonomi home industri secara tidak langsung membuka lapangan kerja bagi
anggota keluarga ataupun tetangga yang berada di sekitar tempat tinggal,
oleh karena itu home industri dapat membantu mengurangi angka
pengangguran dan kemiskinan.

2.2 Gambaran secara menyeluruh tentang Industri Rumah tangga


Persaingan usaha yang semakin ketat di era globalisasi harus disikapi
oleh para pelaku bisnis/usaha dengan menerapkan langkah-langkah strategis
bagi kelangsungan usahanya. Munculnya pandemi covid-19 yang melanda
hampir di seluruh dunia mengakibatkan sendi-sendi kehidupan seperti
pendidikan dan perekonomian mengalami kelumpuhan yang berakibat sekolah-

viii
sekolah ditutup serta perusahaan-perusahaan banyak yang mengurangi aktivitas
produksi dan bahkan tidak sedikit yang melakukan pemutusan hubungan kerja
(PHK). Perekonomian menjadi shock baik secara perorangan, rumah tangga,
perusahaan makro dan mikro bahkan perekonomian negara di dunia (Taufik &
Ayuningtyas, 2020).
Pemerintah Indonesia berupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut
dengan mengeluarkan beberapa kebijakan khususnya di bidang perekonomian
agar permasalahan pandemi covid-19 ini tidak mengakibatkan resesi ekonomi
yang berkepanjangan. Perusahaan besar, menengah, dan kecil yang masih
mampu bertahan melakukan beberapa langkah konkrit agar hasil produksinya
tetap dapat dipasarkan.
Pemasaran secara online melalui media merupakan langkah tepat yang
harus dilakukan oleh para pelaku usaha (Suswanto & Setiawati, 2020; Gu, Han,
& Wang, 2020). Oleh karena itu strategi yang diterapkan oleh para pelaku usaha
ini harus dilakukan secara optimal agar produk yang dihasilkan dapat diterima
oleh masyarakat dengan memberikan keterangan yang jelas dan dapat
dipercaya konsumen.
Selain itu juga ada Promosi, Tujuan promosi menurut Kotler dan
Armstrong (2008 : 205) yaitu :
a. Mendorong pembelian pelanggan jangka pendek atau meningkatkan
hubungan pelanggan jangka panjang.
b. Mendorong pengecer menjual barang baru dan menyediakan lebih banyak
persediaan.
c. Mengiklankan produk perusahaan dan memberikan ruang rak yang lebih
banyak .
d. Untuk tenaga penjualan, berguna untuk mendapatkan lebih banyak dukungan
tenaga penjualan bagi produk lama atau baru atau mendorong wiraniaga
mendapatkan pelanggan baru
Media sosial juga banyak digunakan sebagai sarana promosi, Media
sosial yang banyak digunakan pelaku usaha dalam memasarkan hasil
produksinya, yaitu :

ix
1) Facebook
Bagi para pelaku bisnis online yang sudah cukup lama
menggunakan media sosial, tentu sangat mengerti bagaimana
keampuhan berjualan online di Facebook ini. Para pedagang online biasanya
menggunakan fitur Facebook fan page untuk mempromosikan berbagai
produk yang mereka jual di internet. Sebenarnya cara memulainya cukup
mudah dan cepat. Tentunya Anda sudah memiliki akun Facebook terlebih dahulu
ya. Langkah pertama adalah membuat Facebook Fan Page untuk bisnis jualan
online Anda. Buatlah informasi mendetail tentang bisnis Anda di Fan Page
Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2019
46 tersebut dan rajinlah memposting konten ke dalamnya. Untuk menjangkau
lebih banyak orang, biasanya para pebisnis online akan memanfaatkan fitur
Facebook Ads. Fitur periklanan ini hanya bisa digunakan melalui Facebook Fan
Page. Selain Fan Page, Anda juga bisa membuat group Facebook, di mana
isinya adalah fokus membahas topik tertentu yang sangat berhubungan dengan
produk yang Anda jual. Ini opsi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan trafik ke
bisnis home industri.
2) Instagram
Instagram merupakan media sosial berbasis gambar dan video singkat ini
sangat efektif untuk menarik perhatian para penggunanya dengan menggunakan
gambar dan video unik. Gambargambar yang unik dan menarik yang diunggah di
Instagram bisa memanjakan mata para pengguna Instagram sehingga mereka
mau berlama-lama melihat berbagai gambar dan video di sana. Seperti prinsip
orang berbisnis, di mana ada keramaian maka di sana ada peluang usaha yang
menguntungkan.
2) WhatsApp
Aplikasi pesan untuk ponsel cerdas. WhatsApp Messenger merupakan
aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan kita bertukar pesan dan
informasi tanpa pulsa. Dan Wahtsapp ini sangat mudah digunakan oleh siapapun
apapun akan sangat efektif melalui Twitter. Misalnya, seputar dunia wanita dan
kebutuhan

x
3) Youtube
Ada pergeseran minat pengguna internet saat ini yaitu dulunya lebih suka
membaca artikel, sekarang rata-rata pengguna internet lebih suka melihat konten
yang interaktif, misalnya video. Hal ini ditambah lagi dengan kenyataan bahwa
koneksi internet di Indonesai sudah semakin cepat. Brand besar yang beriklan di
YouTube biasanya tujuannya untuk branding. Tapi bagi para pedagang online
kecil-kecilan, penggunaan YouTube sebagai sarana untuk jualan online sudah
sangat sering dilakukan. Tidak terlalu sulit untuk membuat sebuah video untuk
jualan online, kita bisa menggunakan kamera smartphone lalu mengunggah
video tersebut ke channel YouTube.

2.3 Kendala-kendala yang dihadapi


Selain itu secara luas, untuk memberikan tambahan wawasan bagi
pelaku industri rumah tangga, terdapat 8 kendala industri kecil yang sering
dihadapi para pelaku usaha, yaitu:
1. Modal Usaha
Hampir setiap pelaku usaha kecil menghadapi kesulitan yang hampir
sama yaitu dalam hal permodalan, termasuk juga para pelaku industri kecil.
Sebagian besar dari mereka merintis usahanya dengan menggunakan dana
pribadi, sehingga kapasitas produksi yang mereka jalankan hanya sebatas
besarnya modal yang dimiliki. Hal inilah yang membuat industri kecil belum
bisa berkembang dengan maksimal.
2. Ketersediaan Bahan Baku
Selain modal dana, ketersediaan bahan baku yang kurang stabil
ternyata cukup menghambat pertumbuhan industri kecil. Meskipun sekarang
ini masih banyak pelaku usaha yang mengandalkan sumber daya alam untuk
bahan baku pembuatan produk, namun tak jarang mereka menemukan
beberapa kesulitan di tengah perjalanan usaha. Misalnya saja seperti harga
beli bahan baku yang cukup mahal, atau lokasi sumber penyedia bahan baku
yang terlalu jauh sehingga para pelaku bisnis harus mengeluarkan ongkos
lebih untuk mendapatkan bahan baku.

xi
3. Kapasitas Produksi
Sebagian besar industri kecil tidak berani memproduksi barang atau
jasa secara massal, mereka lebih cenderung melakukan produksi
berdasarkan pesanan yang datang dari konsumen. Jadi, bila belum ada
pesanan khusus dari konsumen maka proses produksi juga akan ikut
berhenti. Sehingga tidak heran bila persediaan produk belum bisa stabil
maka minat beli para konsumenpun juga belum bisa terjaga.
4. Promosi dan Pemasaran
Para pelaku industri kecil cenderung pasif dalam melakukan kegiatan
promosi dan pemasaran produk. Mereka lebih senang memasarkannya dari
mulut ke mulut, dan terlihat masih takut untuk menggunakan media iklan
maupun mengikuti berbagai event pameran yang diadakan pihak-pihak
terkait. Kalaupun pernah ikut kegiatan promosi, biasanya atas permintaan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan melalui pameran-pameran yang
mereka selenggarakan.
5. Dukungan Teknologi Modern
Belum banyak pelaku usaha yang menjalankan roda bisnisnya dengan
bantuan teknologi modern. Kebanyakan dari mereka masih menjalankan
bisnisnya secara tradisional, sehingga adanya perkembangan teknologi
modern belum begitu lekat dengan bisnis yang mereka jalankan. Tentunya ini
menjadi kendala besar bagi para pelaku usaha, sebab keberadaan teknologi
modern menjadi alat pendukung yang cukup efektif untuk meningkatkan
kapasitas produksi dan menjaga kualitas produk yang dihasilkan.
6. Administrasi Dan Pengelolaan Keuangan
Sampai hari ini masih banyak pelaku industri kecil yang mengabaikan
peranan administrasi dan laporan keuangan. Mereka lebih sering
membuatnya dengan cara manual sehingga hasilnya juga kurang terperinci.
Padahal, pencatatan administrasi dan keuangan usaha tentunya menjadi
bagian penting dalam menjalankan industri kecil. Sebab, Anda bisa
mengetahui seberapa besar biaya produksi yang dikeluarkan, dan berapa
besar keuntungan yang Anda dapatkan setiap bulannya.

xii
7. Belum Ada Jaringan Kemitraan
Kendala yang ketujuh yaitu sempitnya jaringan kemitraan yang dimiliki
para pelaku industri kecil di daerah pedesaan. Selama ini mereka hanya
mengandalkan para tengkulak untuk memasarkan produk-produknya,
bekerjasama dengan para petani lokal untuk menyediakan bahan baku, dan
menggunakan dana pribadi untuk memenuhi kebutuhan modal.
8. Kurang Respect Terhadap Koperasi
Keberadaan koperasi tentunya memberikan banyak kemudahan bagi
para pelaku UKM. Contohnya saja seperti memberikan pendampingan
manajemen usaha, menyediakan berbagai macam kebutuhan produksi,
membantu pemasaran produk, dan lain sebagainya. Namun sayangnya, para
pelaku industri kecil di Medan masih kurang respect untuk bergabung
menjadi anggota koperasi. Sehingga peluang sukses yang ditawarkan belum
dimanfaatkan para pelaku usaha.

2.4 Upaya-upaya yang dilakukan atau Cara Mengatasinya di Tengah Pandemi


Covid-19
1. Jangan Hanya Berjualan, Tunjukkan Dukungan Pada Strategi Marketing Di
Masa Pandemi Bisnis Anda
Sebagai seorang pebisnis perlu memiliki strategi pemasaran produk.
Namun pertanyaan paling mendasar di pikiran biasanya “Bagaimana saya
menjual produk lebih banyak?”. Tapi, alih-alih memikirkan penjualan secara
terus menerus, cobalah pikirkan hal seperti  “bagaimana bisnis saya dapat
mendukung pelanggan di tengah krisis Virus Corona?”. Kenyataannya, jika
Anda hanya berfokus pada keuntungan di tengah situasi saat ini belum tentu
menghasilkan keuntungan pada bisnis Anda. Coba sekali-sekali untuk
menawarkan layanan atau produk Anda kepada pelanggan yang
membutuhkan bantuan.

2. Strategi Pemasaran Produk Di Saat Pandemi Covid-19 : Gunakan Topik


dan Kata Kunci untuk Penargetan yang Tepat

xiii
Strategi pemasaran produk ditengah pandemi Virus Corona adalah
berita besar. Wajar jika setiap orang membicarakannya. Bahkan pelanggan
mulai mencari sendiri apa itu Virus Corona dan membeli produk sesuai
dengan kebutuhan mereka untuk beberapa minggu kedepan agar melindungi
diri dari penularan. Ini menghadirkan peluang bagi beberapa sektor bisnis
seperti layanan kesehatan, produk medis, makanan dan minuman serta
kebutuhan lainnya. Dengan menggunakan alat yang tepat, Anda dapat
menganalisis data online untuk mengidentifikasi siapa yang membaca konten
tentang Virus Corona dan jenis konten apa yang mereka baca. Setelah itu,
Anda dapat mengelompokkan topik atau kata kunci yang mereka minati agar
bisnis Anda dapat memberikan konten yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan mereka saat ini.

3. Strategi Pemasaran Produk Di Masa Pandemi Melalui Aplikasi dan Konten


Online
Salah satu startegi pemasaran produk jika bisnis Anda memiliki
aplikasi, Anda dapat memaksimalkan fitur dari aplikasi Anda. Fitur yang
dimaksimalkan dapat berupa fitur lama atau fitur baru yang sesuai dengan
kebutuhan pelanggan. Anda juga bisa memasukkan konten yang telah Anda
buat dengan mencari topik dan kata kunci sebelumnya ke dalam aplikasi.
Tapi konten yang Anda buat harus tetap relevan. Seperti contohnya, ketika
Anda berjalan di bisnis kesehatan atau kebugaran, Anda dapat membuat fitur
khusus pelaporan gejala Virus Covid-19 atau Anda dapat membuat konten
tentang olahraga sederhana dan membuat makanan sehat dalam membantu
pelanggan memerangi Virus Corona.

4. Pada Strategi Marketing Di Masa Pandemi, Pastikan Keamanan Produk


Anda Diperlihatkan saat Promosi Penjualan
Anda perlu memberi perhatian lebih terhadap segala promosi ataupun
penjualan yang Anda tawarkan. Hindari segala kesan negatif yang dapat
merusak brand bisnis Anda. Anda dapat juga memberi video kepada

xiv
pelanggan bagaimana keamanan dan jaminan produk telah dilakukan. Hal ini
akan membantu mereka semakin percaya bahwa Anda memang
meminimalkan segala risiko penularan Virus Covid-19.

5. Strategi Pemasaran Produk Di Saat Pandemi Covid-19 Manfaatkan


Berbagai Media
Jika bisnis UKM atau UMKM Anda saat ini memiliki permintaan tinggi
untuk produk tertentu tetapi bisnis  sulit mendapat stok karena penutupan
produksi sementara, keterlambatan logistik atau masalah lainnya. Anda dapat
menginformasikan hal-hal tersebut kepada pelanggan. Berikan informasi
tentang perkiraan waktu pengiriman, beri alasan kenapa produk sampai lebih
lambat dari biasanya dan beri tahu kendala yang Anda alami agar mereka
dapat kepastian. Anda dapat menginformasikan dan menjawab segala
keluhan pelanggan di berbagai platform informasi. Baik itu melalui website,
email, media sosial, push notification maupun pesan dalam aplikasi.
Pendekatan semacam ini akan membuat pelanggan tetap bertahan pada
bisnis Anda.

6. Targetkan Pelanggan Setia


Alih-alih Anda berupaya mendapat pelanggan baru, bisnis lebih baik
semakin berfokus pada pelanggan yang pernah bertransaksi dengan
bisnis Anda. Pelanggan setia Anda pasti sudah percaya pada produk yang
Anda hasilkan dan mereka akan terus setia meskipun ada sedikit kendala.
Persediaan stok yang cepat habis dan keterlambatan pengiriman akan lebih
dimengerti oleh pelanggan lama dalam menantikan produk UKM Anda.

7. Buat Strategi Pemasaran Produk yang Relevan


Dengan mempertimbangkan krisis Virus Corona, strategi pemasaran
produk bisa juga dengan memasukkan kata kunci dan visual yang relevan
dengan keadaan sekarang dalam kampanye pemasaran Anda dapat menarik
perhatian. Buat juga materi pemasaran dengan pesan yang bermanfaat agar

xv
pelanggan merasa terpikat dan membeli produk Anda. Tentukan strategi
pemasaran mana yang cocok dan dapat Anda lakukan di masa sekarang
agar produk UKM tetap laku di pasaran. Sebelumnya, Anda juga harus
memperhatikan keuangan bisnis agar strategi yang dilakukan relevan dengan
kondisi keuangan.

xvi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk
mempertahankan kelangsungan usaha kecil (UMKM) pemanfaatan internet dan
media sosial merupakan strategi yang sangat tepat di tengah pandemi covid-19
ini. Namun demikian penggunaan teknologi juga membutuhkan biaya yang tidak
sedikit serta sumber daya manusia yang memiliki kemampuan di bidang
teknologi informasi. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya menggunakan metode
penelitian lain agar hasil yang diperoleh lebih signifikan.
Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh industri kecil/rumah tangga
antara lain :
1) Sebagian besar industri kecil dan industri rumah tangga belum mempunyai
surat ijin usaha (SIUP);
2) Tingkat pendidikan tenaga kerja pada industri kecil/rumah tangga tergolong
rendah, yaitu rata-rata hanya lulus SD atau SLTP;
3) Sebagian besar modal usaha industri kecil/rumah tangga dari modal sendiri
dan masih belum banyak yang memanfaatkan modal pinjaman dari lembaga
keuangan yang ada; dan
4) Sebagian besar industri kecil/rumah tangga belum pernah mengikuti
bimbingan/pelatihan sehingga tingkat keahlian dan pemasaran produk yang
dihasilkan masih kurang berkembang.

3.2 Saran
Penulis berharap agar para pembaca dapat mengerti dan memahami isi
dari makalah tentang “Strategi Pemasaran Industri Rumah Tangga di era
pandemi” ini dan dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan pembelajaran
serta dapat menjadikan makalah ini pedoman untuk perbaikan penulisan
makalah selanjutnya.

xvii
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Rukmiyanto Isbandi. (2019). Intervensi Komunitas dan Pembangunan Masyarakat


Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Jagoan Hosting. (2018). Panduan WorsPress SEO: 16 Langkah Mudah untuk Menjadi
No.1 di Hasil Pencarian. Jakarta : www.jagoanhosting.com Agustina, Tri Siwi.
(2015).

Kewirausahaan: Teori dan Penerapan pada Wirausaha dan UKM di di Indonesia.


Jakarta: Mitra Wacana Media.

http://ssantoso.blogspot.com/2009/10/permasalahan-industri-kecil-rumah_2074.html

https://formasiberita.blogspot.com/2018/05/8-kendala-industri-rumah-tangga-di.html

http://e-journal.uajy.ac.id/6454/2/KOM103709.pdf

file:///C:/Users/USER/Downloads/1064-Article%20Text-1673-1-10-20201111.pdf

file:///C:/Users/USER/Downloads/8028-19780-1-SM.pdf

https://www.jurnal.id/id/blog/strategi-pemasaran-produk-di-saat-masa-pandemi-wabah-
covid-19/

http://repository.uinjambi.ac.id/5393/1/EES160480%20Strategi%20Pemasaran
%20dalam%20Mempertahankan%20Bisnis%20UMKM%20di%20Tengah%20Pandemi
%20Covid-19%20%28studi%20UMKM%20Buket%20Bunga%20Gallery%20Daisuki
%20Jambi%29.pdf

xviii

Anda mungkin juga menyukai