Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN USAHA UMKM TELUR DI TENGAH MASA PANDEMI MELALUI

MEDIA PROMOSI

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Dosen Pengampu
AdimSantoso SE.MM

Disusun oleh :
Aldo Indra Saputra
18414767

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO


JURUSAN MANAGEMEN
NOVEMVER 2021
1. Latar Belakang
Awal tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi seluruh warga dunia, karena dunia
dilanda oleh pandemi Covid-19 yang melumpuhkan segala bentuk aspek kehidupan. Korban jiwa
berjatuhan, tatanan hidup berubah serta runtuhnya perekonomian makro maupun mikro. Hal ini
menyebabkan banyak perubahan pada sistem tata kelola. Pelaksanaan PkM ini juga mengalami
kendala besar terkait dengan kebijakan yang diluncurkan bagi warga masyarakat untuk diam
dirumah, membatasi interaksi langsung dengan sesame, serta pembatasan untuk kegiatan-kegiatan
perkumpulan. Hal ini yang melandasi Tim PkM PBTLS mencoba melakukan format ulang
terhadap rencana kegiatan PkM, serta menemukan esensi penting yang ditemukan kelompok
perajin, bagaimana cara membantu kelompok untuk tetap dapat bergerak dan berproduksi
meskipun dengan banyak keterbatasan.
Masa pandemi COVID-19 telah mengubah berbagai tatanan kehidupan pada masyarakat
di Indonesia, tidak hanya pada aspek kesehatan saja, namun juga telah mempengaruhi sendi-sendi
perekonomian. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) atau UMKM merupakan kekuatan ekonomi
nasional. UKM memiliki peranan yang cukup besar dalam memperluas kesempatan kerja dan
penyerapan tenaga kerja. Selain itu UKM berperan penting sebagai penyedia jaring pengaman
nasional terutama bagi masyarakat berpendapatan rendah untuk menjalankan kegiatan ekonomi
produktif. Program PkM ini membuka kesempatan kepada PBTLS untuk tetap produktif pada
masa pandemi Covid-19, maupun menyambut era kenormalan baru Febrianto dkk (2020);
Hardilawati (2020); Sugiri (2020)
Aspek utama yang sangat berdampak bagi pelaku UMKM salah satunya adalah penurunan jumlah
penjualan yang membuat kondisi keuangan UMKM dalam kondisi krisis. Pembatasan kegiatan
sosial membuat UMKM sulit untuk bergerak mengembangkan skala usaha jika hanya
memanfaatkan metode konvensional tersebut. Pelaku usaha telah melakukan berbagai cara
merespon kondisi sulit ini untuk mempertahankan usahanya. Kurangnya mobilitas massa di
sekitar pasar tentu menghambat laju promosi yang berpengaruh kepada tingkat penjualan.
Mengatasi hal tersebut, pemasaran secara online melalui media merupakan langkah tepat yang
harus dilakukan oleh para pelaku usaha (Suswanto & Setiawati, 2020; Gu, Han, & Wang, 2020).
Di era serba modern ini semua hal dapat dikembangkan secara canggih melalui
penggunaan teknologi digital. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki berbagai
jenis keanekaragaman baik dalam hal agama, suku, adat dan budaya yang tersebar di seluruh
wilayah kesatuan Republik Indonesia. Di bidang perekonomian dan tata usaha, semua jenis usaha
yang beraneka ragam, dan kreativitas masyarakat Indonesia sudah sepatutnya kita satukan semua
komponen tersebut menjadi suatu kesatuan untuk dapat bersaing menghadapi revolusi industri 4.0
yang kian dinamis dan dramatis.
Temuan kebiasaan baru pelaku UMKM di era digital sekaligus di era pandemi Covid19
yang berdampak pada diberlakukannya peraturan pembatasan sosial, perlu terus diupayakan
menuju penciptaan kebiasaan bisnis baru yang unggul dan kompetitif. Hal ini disebabkan karena
ekosistem industri kini sudah banyak yang berubah dan secara langsung menuntut para pelaku
UMKM untuk ikut menyesuaikan diri seiring dengan pesaing yang juga ikut berubah. UMKM di
masa pandemi Covid-19 dapat berinovasi melalui pemanfaatan teknologi digital tidak terkecuali
dalam hal pemasaran produk UMKM. Sebagaimana menurut (Hardilawati, 2020) yang
menyatakan bahwa pemasaran melalui pemanfaatan teknologi digital atau yang biasa disebut
sebagai digital marketing dapat membantu pelaku usaha dalam hal mempromosikan dan
memasarkan produk dan jasa mereka tanpa adanya batasan jarak, waktu dan cara komunikasi. Hal
yang juga telah dibuktikan berdasarkan hasil penelitian (Hendrawan, 2019) yang
mengindikasikan kebenaran digital marketing yang dapat mempengaruhi secara positif dan
signifikan terhadap peningkatan kondisi pemasaran produk UMKM.
Harus diakui bahwa pandemi Covid-19 telah membuat menurunya daya beli
masyarakat. Dikarenakan publik telah mengurangi interaksi diluar ruangan untuk menekan
persebaran pandemi. Dengan demikian, banyak konsumen yang kemudian menjaga jarak
dan mengalihkan pembelian secaradigital. Dampaknya banyak UMKM yang harus menutup
usahanya karena menurunya pembelian dan masih tergantung pada penjualan secara luar jaringan
(offline). Sehingga beberapa sektor UMKM yang belum beradaptasi secara digital pada
akhirnya sangat terdampak hingga menutup gerainya. Meski begitu pandemi Covid-19 secara
tidak langsung telah mendorong perubahan baru dalam langgam bisnis Indoneia. Perubahan
tersebut yaitu beralihnya bisnis offline menuju bisnis digital yang dikenal juga sebagai
fenomena kewirausahan digital. Media sosial dan market place (perantara) dapat menjadi
sebuah konsep untuk mempermudah pelaku UMKM mendapatkan akses pemasaran yang lebih
luas (Purnomo, 2019). Perlu diketahui bahwa UMKM di Indonesia telah menjadi pilar
terpenting bagi ekosistem ekonomi. Apalagi diketahui bahwa 99% pelaku usaha di Indonesia
adalah sektor UMKM. Peran UMKM ini telah berkontribusi 60% terhadap produk domestik
bruto nasional dan 97% terhadap penyerapan tenaga kerja yang terdampak pandemi.
Sedangkan dari UMKM yang ada saat ini ternyata baru 16 persen yang telah masuk
dalam ekosistem ekonomi digital.Dalam konteks Indonesia, sektor UMKM merupakan salah
satu pilar utama dari fundamental ekonomi Indonesia. Bahkan, di saat terjadinya krisis
ekonomi 1998, ternyata sektor UMKM sangat berkontribusi positif dalam menyelamatkan
ekosistem ekonomi Indonesia kala itu. Hal yang sama juga terjadi selama pandemi Covid-
19, yang mana sektor UMKM dapat berpotensi besar untuk menjadi akselerator pemulihan
ekonomi nasional. Oleh karena itu diperlukan model kewirausahaan yang bisa beradaptasi
dengan kemajuan teknologi. Hal inilah yang kemudian melahirkan model kewirausahaan
digital. Model bisnis ini berasal dari kombinasi teknologi digital dan
kewirausahaan yang kemudian menghasilkan fenomena karakteristik baru dalam hal bisnis
(Giones, & Brem, 2017). Dalam hal ini peran teknologi digital memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap unit bisnis baru yang dibuat. Paradigma teknologi yang muncul
memanfaatkan potensi kolaborasi dan kecerdasan kolektif untuk merancang dan meluncurkan
inisitiaf kewirausahan yang lebih kuat serta berkelanjutan. Meski begitu ada empat
dimensi yang terkait dengan kewirausahaan digital yaitu aktor digital (siapa), aktivitas
digital (apa), motivasi digital (mengapa) dan organisasi digital (bagaimana) (Elia, et al,2020).
Akan tetapi menurut catatan Kementerian Koperasi dan UKM, saat ini terdapat 10,25 juta
pelaku UMKM yang telah terhubung dengan platform digital. Dengan kata lain sudah ada 16
persen atau sekitar 10,25 pelaku UMKM yang terhubung ke ekosistem
digital(Merdeka.com, 2020). Hal ini disebabkan dari banyaknya program digitalisasi
UMKM yang terus digelar oleh Kementerian UKM dan Koperasi. Perlu diketahui bahwa
program digitalisasi merupakan bagian terpenting dari program transformasi Kementerian
UMKM dan koperasi. Apalagi pola konsumsi masyarakat telah berubahsebagai akibat dari
pandemi global. Eksesnya tren digitalisasi UMKM telah menjadi kebiasaan baru
masyarakat hingga di masa mendatang.
2. Masalah Riset
Berdasarkan Latar Belakang diatas terdapat permasalahan yang dapat diabil ialah:
1. Bagaimana cara UMKM berkembangan melalui media promosi pada saat pandemi Covid-19?
3. Tujuan Riset
Untuk mengetahui bagaimana cara UMKM berkembang melalui media promosi saat pandemic
Covid-19
4. Kajian Literatur
Melalui pengembangan pemasaran dan promosi produk BTJ dengan menggunakan media digital
harapannya dapat memperluas jangkauan produk kepada masyarakat yang saat ini masih terbatas
mobilitasnya. Melalui konten digital yang dikemas dalam promosi produk e-commerce maupun
media sosial, warga masyarakat lebih mudah mengakses informasi produk BTJ melalui
genggamannya. Perubahan strategi pemasaran dan promosi ini tentu saja harus diimbangai
dengan kesiapan dari kelompok untuk juga siap mempelajari strategi pasar online shopping yang
cukup beragam. Dalam kegiatan ini perlu juga dipertimbangkan aspek kesiapan para anggota
kelompok yang rata-rata berusia 40 tahun keatas serta berstatus sebagai ibu rumahtangga yang
memiliki kesibukan sampingan. Konsekuensinya adalah diperlukan generasi muda sebagai
penerus kelompok yang sangat berperan dalam pengembangan pemasaran dan promosi program.
Dengan terjadinya perubahan dalam perencanaan kegiatan menyesuaikan kondisi pandemi Covid-
19, maka program pendampingan ini diarahkan untuk mendukung produk BTJ yang memiliki
daya saing di pasar global. Hal ini memerlukan persiapan agar produk BTJ mampu memiliki daya
saing yang tinggi.
Apalagi media sosial dalam konteks ekonomi semakin membuka peluang usaha baru bagi
masyarakat dalam mengembangkan model kewirausahaan digital. Jika ditelaah,
kewirausahaan digital berasal dari kata “teknopreneur” yang bermakna “wirausaha digital” dari
gabungan antara “teknologi” dan “entrepreneur”. Secara umum, kata “teknologi” merujuk pada
penerapan praktis ilmu pengetahuan yang digunakan untuk menjalankan industri,
meliputi; penciptaan alat-alat, pengembangan keahlian, pemecahan masalah, dan
sebagainya. Sedangkan kata “entrepreneur” merujuk pada seseorang atau kelompok yang
menciptakan usaha dengan keberanian menanggung risiko dan ketidakpastian untuk
mencapai keuntungan dengan cara mengidentifikasi peluang yang ada. Identifikasi tersebut
semakin mengonfirmasi fenomena kewirausahaan digital akan banyak melahirkan
kesempatan bagi publik untuk memulai kewirausahaan terutama ditingkatan UMKM. Hal
itu bisa dilacak karena model kewirausahaan digital banyak menawarkan solusi berupa
kemudahan dan kenyaman dengan harga dan tarif yang lebih murah. Meski demikian, seorang
wirausaha digital tidak cukup bermodalkan satu atau dua kemampuan di bidang teknologi saja,
tetapi juga harus peduli terhadap inovasi teknologi yang didukung dengan penemuan ide
kreatif. Artinya, perkembangan bisnis dalam bidang teknologi tetap harus melibatkan
banyak aktor, seperti pemilik ide kreatif (wirausaha digital), pusat riset, penyedia modal dan
pemerintah.Mengutip studi Chayapa & Cheng Lu (Permadi, et al,2108) menyebutkan bahwa ada
beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk berbelanja online shopping
yakni;
1).Kenyamanan.
Faktor ini penting mengingat sebagian besar masyarakat mulai berusaha menghindari keramaian
hingga berdesak
-desakan saat berbelanja dipusat
-pusat perbelanjaan. Dengan demikian pilihan untuk berbelanja di online shopping menjadi
alternatif baru yang bisa membuat lebih efektif.
2).Kelengkapan informasi.
Hadirnya teknologi informasi membuat akses terhadap informasi begitu cepat dan
mudah. Hal itu ditambah dengan banyaknya platform yang telah menyediakan beragam
informasi, fitur rating dan review hingga memberikan ulasan tentang kualitas dan informasi
sebuah produk.
3).Ketersediaan produk dan jasa.
Hanya dengan mengakses website, masyarakat dapat dengan cepat mengetahui ketersdiaan
barang tanpa harus berkunjung ke toko tersebut. Hal ini juga dapat membantu calon pembeli yang
berlokasi jauh dengan toko, dengan tidak perlu berkunjung namun tetap dapat membeli
barang secara online.
4).Efisiensi Biaya dan Waktu.
Beberapa website sering menawarkan kepada calon pembeli harga terbaik dengan
membandingkan harga di beberapa toko sekaligus. Perbandingan harga ini menjadi
berarti bagi calon pembeli.
Apalagi model online shopping dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Dengan kata lain,
model kewirausahaan digital akan mendorong terciptanya inovasi baru sehingga dapat
menciptakan ekosistem baru bagi UMKM yang bisa meningkatan produktivitas dan
kesejahteraan rakyat Indonesia.

5. Model Riset

Artikel ini menggunakan pendekatan penulisan berkonsentrasi dengan memperhatikan dan


menyelidiki semua data pada subjek ujian. Penelitian kepustakaan adalah suatu jenis pemeriksaan
yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi luar dalam melalui berbagai tulisan,
buku, catatan, majalah, berbagai referensi, serta hasil penelitian terdahulu yang relevan, untuk
mendapatkan jawaban dan pendirian hipotetis sehubungan dengan masalah tersebut. direnungkan
(Indrawan, dan Yaniawati, 2014). Dalam ulasan kali ini, poin prinsip yang akan dijelaskan adalah
kemajuan model UMKM yang terkomputerisasi di masa pandemi Covid-19. Dengan begitu, akan
disadari bahwa peningkatan UMKM yang maju merupakan salah satu pilihan untuk menciptakan
dan sekaligus menyelamatkan UMKM di masa ekonomi komputerisasi. Beberapa tahapan yang
akan ditempuh dalam artikel yang memajukan penulisan berkonsentrasi pada model, yaitu;
Pertama, ilmuwan memperhatikan dan meneliti tergantung pada keanehan yang terjadi terkait
dengan tema pemeriksaan. Kedua, menentukan pusat eksplorasi berdasarkan data-data yang telah
diperoleh dan diperoleh dari penulisan survey. Ketiga, sumber informasi yang dikumpulkan
adalah sebagai data atau informasi eksperimental yang bersumber dari buku, buku harian, laporan
penelitian dan tulisan lain yang dapat memberikan ruang lingkup pemeriksaan lain. Dengan cara
itu para ilmuwan akan benar-benar ingin membantu membedakan berbagai faktor yang
diidentifikasi dengan titik pemeriksaan. Keempat, mengevaluasi berbagai sumber tulisan untuk
mendapatkan hasil terbaik sehingga mereka akan mengamati pemikiran-pemikiran inovatif yang
terkait dengan subjek ujian. Terakhir, menelaah catatan penelitian dari berbagai karya tulis untuk
kemudian mendapatkan hasil akhir yang dikumpulkan sebagai laporan eksplorasi dengan
sistematika penyusunan yang sesuai. Oleh karena itu, penulisan yang berkonsentrasi pada strategi
dapat menggabungkan penemuan topik yang sama seperti yang dipertimbangkan pemula dengan
ujian kontemporer (Zed, 2008). Selanjutnya, konfirmasi pemeriksaan masa lalu dapat melacak
komponen rasa ingin tahu dalam eksplorasi tambahan.
6. Penjabaran Hubungan Antar Variabel Riset
Regresi Linier Sederhana adalah strategi terukur yang berfungsi untuk menguji derajat
hubungan sebab akibat antara faktor-faktor elemen penyebab, yaitu digital (X) tertentu dengan
variabel yang dihasilkan, khususnya Masa Pandemi (Y). Model Persamaan Regresi Linier
Sederhana adalah sebagai berikut:
Dimana :
y : Variabel Response (Dependent)
x : Variabel Predictor (Independent)
7. Pembahasan
Strategi untuk mengoptimalkan penggunaan media sosial sebagai media pemasaran, terlebih
dahulu membangun citra positif UKM melalui media sosial dengan mempublikasikan
dokumentasi kegiatan-kegiatan UKM dalam memberikan layanan informasi dan komunikasi yang
efektif dan efisien, meliputi: (1) mempromosikan kegiatan UKM; (2) menghasilkan informasi
yang up to date berkaitan dengan kegiatan UKM; dan (3) menunjukkan hasil kontribusi UKM
kepada masyarakat. Menentukan bentuk kegiatan dengan melakukan publikasi secara rutin.
Membuat akun Instagram, Line, Youtube dan media sosial lainnya untuk memperluas jaringan
pemasaran jasa. Media sosial sebagai Integrated Marketing Communication (IMC) mampu
memberikan keunggulan kompetitif bagi UKM. Melakukan komunikasi langsung kepada
masyarakat dan menarik calon pembeli, agar UKM dapat bertahan ditengah Pandemik Covid-19.
UKM harus dapat melakukan pemasaran secara gerilya. Media sosial dengan segala kelebihan
dan fitur-fiturnya, terbukti mampu memberikan fasilitas yang tidak kalah menarik dengan media
lain yang membutuhkan biaya tinggi dalam penggunaanya. Bukan tidak mungkin, jika media
sosial dapat digunakan dengan optimal maka dapat menumbuhkan citra positif (image) bagi
masyarakat luas. Agar dapat mengikuti perkembangan teknologi dan informasi, pelaku UKM
harus meningkatkan pemahaman dan kapasitas di bidang teknologi dan informasi. Misalnya
melalui pelatihan-pelatihan, workshop, seminar tentang teknologi dan informasi.
8. Kesimpulan
Pandemi Covid-19 telah membuat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami
stagnan hingga ada yang harus menutup gerainya. Hal itu disebabkan, perubahan kebiasaan baru
dengan penerapan protokol kesehatan yang berdampak pada menurunya daya beli
masyarakat. Dalam konteks ekonomi Indonesia, pandemi Covid 19 akhirnya dapat
mendorong terciptanya ekosistem baru yaitu kewirausahaan digital. Dengan kata lain,
ekosistem ini telah mendorong para pelaku UMKM untuk mulai bertransformasi ke ranah
digital. Meski begitu selama ini pemerintah telah berupaya mendorong program digitalisasi
pada UMKM di Indonesia.
Hal itu dapat dilacak dari adaptasi para pelaku UMKM untuk menggunakan market
palce dan media sosial dalam pemasaran digital. Peranan platform media sosial juga telah
menjadi tumpuan utama para pelaku UMKM. Serlain itu pelaku UMKM jugta mulai
beradaptasi menggunakan berbagai aplikasi pendukung seperti platform keuangan digital.
Transformasi digital pada UMKM di masa pandemi Covid-19 ini akhirnya dapat
membuat UMKM kembali mengembangkan usahanya. Dengan demikian, pengembangan
UMKM digital di masa pandemi Covid-19 bisa menjadi salah satu alternatif penyelamatan
sektor UMKM agar tetap eksis. Meski demikian, upaya pengembangan UMKM digital juga
harus didukung oleh peran pemerintah dan Kementerian Koperasi dan UKM. Dikarenakan
pelaku UMKM masih membutuhkan banyak dukungan, bimbingan dan permodalan yang
notabene berasal dari pemerintah di masa pandemic Covid-19. Bila terjadi sinergisitas antara
UMKM, pemerintah dan stakeholder pendukung lainnya maka bisa dipastikan proses
transformasi digital UMKM akan dapat berjalan sempurna. Sehingga target pemerintah untuk
memperbanyak UMKM berbasis digital dapat segera terwujud. Selain itu, pengembangan
UMKM digital pasca pandemi Covid-19 juga harus menjadi prioritas utama pemerintah dan
semua stakeholder agar ekosistem ekonomi digital di Indonesia tetap berjalan dengan
baik. Sebab, pengembangan UMKM digital juga akan ikut berkontribusi dalam
memperkuat ekosistem kewirausahaan digital di Indonesia. Pada akhirnya artikel ini
berpendapat ini bahwa pengembangan UMKM digital di masa pandemi Covid-19 dapat menjadi
salah satu alternatif pengembangan UMKM di era ekonomi digital. Selain itu pengembangan
UMKM digital juga menjadi salah satu strategi penyelamatan UMKM agar tetap eksis
di masa pandemi Covid-19. Lebih lanjut,
berbagai program pengembangan digitalisasi UMKM dapat mempercepat proses
transformasi digital dalam ekosistem ekonomi digital Indonesia, yang bisa membuat
UMKM bersaing di kancah internasional.
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, M. N., Prasetyo, Y. E., & Maharani, I. (2017). E-UMKM: Aplikasi Pemasaran Produk
UMKM Berbasis Android Sebagai Strategi Meningkatkan Perekonomian Indonesia.Prosiding
SNATIF, 11-16.
Arianto, B. (2015). Kampanye Kreatif Dalam Kontestasi Presidensial 2014.Jurnal Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik UGM. No 1, 19: 16–39. ______. (2019).
Buzzer Media Sosial dan Branding Produk UMKM Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jurnal UMKM Dewantara. 2, (1), 27–46.
______.(2020a).
Peran Buzzer Media Sosial dalam Memperkuat Ekosistem
Pemasaran Digital. Jurnal Optimum UAD, 10 (1). Maret, 51-65
______. (2020b).
Pemanfaatan Aplikasi Drone Emprit Academic dalam Menganalisis Opini Publik di Media
Sosial. Journal of Social Politics and Governance ,2 (2), 177-191.
Bakhri, S., & Futiah, V. (2020). Pendampingan dan Pengembangan Manajemen Pemasaran Produk
UMKM Melalui Teknologi Digital Di Masa Pandemi Covid-19.
Jurnal Loyalitas Sosial: Journal of Community Servce in Humanities and Social Sciences, 2 (2),
59-70.

Anda mungkin juga menyukai