Anda di halaman 1dari 5

PERANAN DIGITALISASI UMKM DALAM PENINGKATAN PEREKONOMIAN

MASYARAKAT PASCA COVID 19 MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

(Studi Kasus Pada UMKM Jaya Bakery di Kota Bandar Lampung, Lampung)

PROPOSAL

Diajukan Untuk Diseminarkan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Penulisan Skripsi

Oleh :

EVI LIDIAWATI

NPM : 1951010337

Program Studi : Ekonomi Syariah

Pembimbing : Dr. Budimansyah, S.TH.I., M.KOM.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

1444/2022 M
Latar Belakang Masalah

Pandemi global Covid 19 yang menyebar wabahnya kesemua negera di dunia telah banyak
mempengaruhi semua sektor kehidupan masyarakat kecil, menengah dan atas. Di Indonesia,
hampir seluruh sektor mengalami dampak terutama di sektor perekonomian yang selama ini
menjadi tumpuan masyarakat. Selanjutnya, pandemi Covid-19 telah membuat terjadinya
perlambatan sektor ekonomi di Indonesia dengan berbagai turunanan. Sektor Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) yang merupakan hal paling penting dari sektor ekonomi sangat merasakan
akibat pandemi Covid 19. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran berbagai pihak, karena telah
membuat semua sektor terutama sektor UMKM mengalami kemunduran yang signifikan.

Apalagi saat ini banyak UMKM yang mengalami berbagai permasalahan seperti penurunan
penjualan, distribusi terhambat, penurunan penjualan, produksi menurun, kesulitan bahan baku
dan terjadinya banyak pemutusan hubungan kerja untuk pekerja dan buruh yang kemudian
menjadi ancaman bagi perekonomian nasional.

UMKM sebagai roda penggerak ekonomi domestic dan penyerap tenaga kerja tengah mengalami
penurunan produktivitas yang berakibat langsung pada penurunan profit secara signifikan.
Berdasarkan survey Asian Development Bank (ADB) terkait dampak pandemic terhadap
UMKM di Indonesia, lebih dari 60% usaha mikro kecil sudah mengurangi tenaga kerjanya, dan
usaha mikro kehabisan kas atau tabungan.

Harus diakui bahwa dampak covid-19 ini telah menurunkan daya beli masyarakat. Dikarenakan
publik telah mengurangi interaksi diluar ruangan untuk menekan serta memutus mata rantai
persebaran covid-19. Dengan demikian, banyak konsumen yang melakukan pembelian secara
digital karena protocol kesehatan yakni menjaga jarak. Dampak hal tersebut banyak UMKM
yang harus menutup usahanya dengan alasan menurunnya pembelian bahkan dalam sehari tidak
terjual sama sekali dan masih bergantung pada penjualan secara luar jaringan atau offline.
Sehingga beberapa UMKM yang belum beradaptasi secara digital pada akhirnya sangat
terdampak karena Covid-19 sehingga menutup tokonya. Meski begitu pandemi Covid-19 secara
tidak langsung telah mendorong inovasi baru yakni menciptakan perubahan dalam bisnis
Indonesia. Perubahan ini adalah yaitu beralihnya bisnis offline menuju ke bisnis digital yang
dikenal dengan fenomena kewirausahan digital. Media sosial dan market place ( perantara)
menjadi suatu konsep untuk mempermudah pelaku UMKM mendapatkan akses pemasaran yang
luas 1

UMKM di Indonesia telah menjadi pilar paling penting dalam roda ekosistem ekonomi.
Diketahui bahwa 99% pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM. Namun hanya 16 % peran
UMKM yang telah masuk dalam ekosistem ekonomi digital. Padahal sektor UMKM dapat
berpotensi besar untuk menjadi ekselerator pemulihan ekonomi nasional.

1
Fajrin Purnomo, “Program Ladit (Lapak Digital) : Optimalisasi Media Digital Sebagai Wadah Dalam Pengembangan
Umkm Di Madura,” Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis 6, no. 2 (2019): 89–95.
Oleh karena itu diperlukan model kewirausahaan yang mampu beradabtasi dengan kemajuan
teknologi. Hal ini yang mampu melahirkan model kewirausahaan digital. Model bisnis berasal
dari kombinasi teknologi dan kewirausahaan yang kemudian dapat menghasilkan suatu
fenomena karakteristik baru dalam suatu bisnis.2 dalam hal ini peran teknologi digital memiliki
peranan yang signifikan terhadap unit bisnis yang baru dirintis. Paradigma teknologi yang
muncul memanfaatkan potensi campuran dan kecerdasan untuk merancang serta meluncurkan
inisiatif kewirausahaan yang lebih baik serta berkelanjutan.

Akan tetapi tercatat di Kementerian Koperasi dan UKM, terdapat 10,25 juta pelaku UMKM saat
ini yang telah terhubung dengan platform digital. Atau 16 persen (10,25 juta ) pelaku UMKM
yang terhubung ke ekosistem digitalisasi. 3 Hal ini disebabkan dari banyaknya program
digitalisasi UMKM yang dilaksanakan oleh Kementerian UKM dan Koperasi. Program
digitalisasi UMKM merupakan bagian terpenting dari program kementerian UMKM. Akibat dari
pandemic global ini yaitu pola konsumsi masyarakat telah berubah. Tren Digitalisasi UMKM
telah menjadi suatu kebiasaan masyarakat positif yang baru masa kini hingga masa mendatang.

Namun saat pasca covid-19, penggunaan platform digital oleh pelaku usaha UMKM di Indonesia
meningkat. Terdapat pelaku UMKM menggunakan media sosial sebanyak 42 persen di
Indonesia. Dengan kata lain sosial media merupakan sarana perkembangan kewurausawan dan
keberlangsungan UMKM .4 Pelaku UMKM berhasil melakukan transaksi penjualan selama
pandemic yakni dengan memanfaatkan platform digitalisasi UMKM dan media sosial untuk
mengembangkan usahanya secara online.

Selain itu dengan adanya pengembangan digitalisasi UMKM akan membuat Perekonomian
Masyarakat meningkat pasca pandemic covid-19. Meski begitu adapun kendala yang di hadapi
UMKM yaitu : pertama, pelaku UMKM pada kapasitas produksi barang masi menjadi kendala.
Sebab banyaknya UMKM yang gagal di pasar digital, karena tidak memenuhi permintaan pasar.
Kedua, kualitas daya tahan pelaku usaha UMKM yang belum merata. Disebabkan pada pasar
digital para pelaku usaha harus mampu bersaing dengan perusahaan besar yang mulai beralih
menggunakan platform digital. Ketiga, diperlukan penguatan dalam edukasi literasi digital dan
penguatan di segi sumber daya manusia para pelaku usaha UMKM. 5 Selama ini minim nya
literasi digital dan kualitas sumber daya manusia para pelaku usaha UMKM, hal ini berdampak
pada kurang maksimalnya memproduksi produk unggulan masing masinng. Nyata nya mayoritas
pelaku usaha UMKM ingin mempratikkan bisnis digital dalam pengembangan usahanya.

2
Ferran Giones and Alexander Brem, “Digital Technology Entrepreneurship: A Definition and Research Agenda,”
Technology Innovation Management Review 7, no. 5 (2017): 44–51.
3
Merdeka.com (2020). https://www.merdeka.com/uang/menkop-teten-sebut-1025-juta-umkm-telah-bergabung-
ke-platform-digital.html
4
Purnomo, “Program Ladit (Lapak Digital) : Optimalisasi Media Digital Sebagai Wadah Dalam Pengembangan
Umkm Di Madura.”
5
Emi Suwarni, Kristina Sedyastuti, and A Haidar Mirza, “Peluang Dan Hambatan Pengembangan Usaha Mikro Pada
Era Ekonomi Digital,” Ikraith Ekonomika 2, no. 3 (2019): 29–34, http://journals.upi-yai.ac.id/index.php/IKRAITH-
EKONOMIKA/article/download/401/283.
Bandar lampung merupakan kota besar yang memiliki kreatifitas tinggi serta anak muda yang
memiliki bakat dalam berbisnis. Terutama di bidang kuliner dan bakery. Hal ini dapat dilihat
pada banyaknya usaha usaha yang berkembang pesat.

Jaya Bakery adalah suatu industri roti yang terdapat di kecamatan Sukarame Bandar Lampung,
Industri ini didirikan oleh Bapak Siyono bersama istrinya pada tahun 1996. Keduanya memilih
untuk menjalankan usaha nya karena sang istri memiliki keahlian khusus di bidang tersebut.
Nama jaya bakery sendiri diambil dari nama anak nya. Jaya bakery awalnya hanyalah sebuah
industri roti rumahan yang hanya menjual produknya dengan menitipkan ke warung warung di
sekitar Bandar lampung. Setelah berjalan 7 tahun bapak Siyono membuka outlet pertama di
rumah sakit Abdul Moeluk. Usaha tersebut semakin berkembang hingga sekarang, Jaya Bakery
sendiri memiliki 15 cabang dan memiliki 9 mitra di seluruh wilayah provinsi lampung.

Dalam kegiatan produksi Jaya Bakery memproduksi sebanyak 689 kg jumlah pesanan bahan
baku yang optimal setiap kali pemesanan nya.6

Dalam persaingan usaha yang ketat sekarang hal yang paling utama yang harus diprioritaskan
oleh perusahaan adalah kondisi perekonomian. Jika suatu perrusahaan ingin perusahaannya
berkembang pesat maka setiap perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan besar yang
sudah mampu menerapkan Digitalisasi dan Media Sosial dalam penjualan produknya. Jaya
Bakery harus mampu mengikuti perkembangan zaman agar perusahaan tersebut semakin
berkembang yaitu dengan melakukan pelayanan penjualan online dan offline. Akibat dari Covid-
19 seharusnya pihak perusahaan Jaya Bakery mampu berinovasi dengan berjualan online dengan
market place yang ada. Hal tersebut akan menunjang serta menarik masyarakat untuk membeli
produk tersebut

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perekonomian
Masyarakat Pasca Covid-19 yang mengalami penurunan yang signifikan di berbagai UMKM,
padahal Digitalisasi UMKM memiliki dampak positif terbukti dari banyaknya para pelaku usaha
mampu berjualan secara online menggunakan platform digital dan media sosial. Tetapi karena
kurang nya edukasi mengenai digitalisasi UMKM membuat beberapa pelaku usaha yang
berjualan secara offline menutup toko nya karena berkurangnya konsumen sehingga omset
menurun. Untuk itu peneliti memberi judul penelitian dengan judul: “Peranan Digitalisasi
UMKM dalam Peningkatan Perekonomian Masyarakat Pasca Covid-19 Menurut Perspektif
Ekonomi Islam Studi Kasus UMKM Jaya Bakery di Kota Bandar Lampung, Lampung”.

Rumusan Masalah

6
Walter Benjamin, “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dalam Upaya Menekan Biaya Persediaan Pada
Home Industri Jaya Bakery Bangunrejo Lampung Tengah.,” Repository UM Metro 3, no. i (2019): 1–9.
1. Bagaimana peranan Digitalisasi UMKM pada Jaya Bakery ?
2. Bagaimana Perekonomian Masyarakat Pasca Covid-19 ?
3. Bagaimana Dampak Digitalisasi UMKM dalam Peningkatan Perekonomian Masyarakat
Pasca Covid-19 menurut Prespektif Ekonomi Islam ?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengkaji Peranan Digitalisasi UMKM pada Jaya Bakery.


2. Untuk mengetahui Perekonomian Masyarakat Pasca Covid-19.
3. Untuk Menganalisis dampak Digitalisasi UMKM dalam Perekonomian Masyarakat Pasca
Covid-19 menurut Perspektif Ekonomi Islam.

Metode Penelitan

Penelitan ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu terkait dengan
Peranan Digitalisasi UMKM Dalam Perekonomian Masyarakat Pasca covid-19 Menurut
Perspektif Ekonomi Islam. Data yang digunakan dalam penelitin ini adalah data sekunder
dengan sumber data yang diperoleh dari UMKM Jaya Bakery . Populasi dalam penelitian ini
yaitu seluruh UMKM Jaya Bakery di Kota Bandar Lampung. Kemudian penelitian ini
menggunakan pendekatan studi kepustakaan dengan mengamati dan menganalisis semua
informasi mengenai topik penelitian. Penelitian kepustaan merupakan suatu jenis penelitian yang
digunakan dalam pengumpulan informasi dan data secara mendalam melalui berbagai literature,
majalah, buku, catatan, serta refrensi lainnya, serta hasil penelitian sebelumnya yang relevan,
untuk mendapatkan landasan teori serta mendapatkan jawaban mengenai masalah yang akan di
teliti7

7
Rita Kumala Sari, “Penelitian Kepustakaan Dalam Penelitian Pengembangan Pendidikan Bahasa Indonesia,” Jurnal
Borneo Humaniora 4, no. 2 (2021): 60–69, http://jurnal.borneo.ac.id/index.php/borneo_humaniora/article/view/
2249.

Anda mungkin juga menyukai