Anda di halaman 1dari 7

IMPLEMENTASI PEMASARAN DIGITAL SEBAGAI STRATEGI UNTUK

MENINGKATKAN PENJUALAN PADA UMKM PANDE TEMBAGA TUMANG,


CEPOGO, BOYOLALI
Eni Yulianti , Muhammad Haris Ardiansyah, Nur Fadhila
Program Studi Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, UIN Raden Mas Said
Surakarta
email: eniy701@gmail.com , haris110902@gmail.com , nurfadhila207@gmail.com

Abstrak
Kemajuan teknologi merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat diabaikan dalam
kehidupan kontemporer. Perkembangan teknologi selaras dengan kemajuan pengetahuan dan
ilmu pengetahuan. Setiap inovasi yang diluncurkan bertujuan memberikan dampak positif dan
kemudahan baru bagi kehidupan manusia. Dalam dekade terakhir, terjadi lonjakan inovasi yang
signifikan, memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Menurut data yang dirilis oleh
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), jumlah pengguna internet di
Indonesia telah mencapai 82 juta individu saat ini. Capaian ini menempatkan Indonesia di
peringkat kedelapan di dunia pada tahun 2013. Perkembangan teknologi saat ini mencerminkan
kemajuan yang sangat besar, dengan berbagai sektor kehidupan yang telah mengadopsi
teknologi ini. Keberadaan teknologi tersebut memberikan dampak yang besar dalam berbagai
aspek dan dimensi kehidupan manusia. Salah satu contohnya adalah teknologi komunikasi,
yang merupakan komponen fisik terintegrasi dalam struktur organisasi dan memiliki
signifikansi sosial. Teknologi ini memungkinkan individu untuk mengumpulkan, mengolah,
dan berbagi informasi secara efisien.
Kata Kunci: Digital Marketing, UMKM
Abstrak
Technological progress is an event that cannot be ignored in contemporary life. The
development of technology is in line with the advancement of knowledge and science. Every
innovation launched aims to bring positive impacts and new conveniences to human life. In the
last decade, there has been a significant surge in innovation, providing great benefits to society.
According to data released by the Ministry of Communication and Information Technology
(Kemkominfo), the number of internet users in Indonesia has reached 82 million individuals
today. This achievement ranked Indonesia eighth in the world in 2013. The development of
technology today reflects enormous progress, with various sectors of life having adopted this
technology. The existence of these technologies has a great impact in various aspects and
dimensions of human life. One example is communication technology, which is an integrated
physical component in organizational structures and has social significance. This technology
allows individuals to collect, process, and share information efficiently.
Keywords: Digital Marketing, MSMEs
PENDAHULUAN
Keberadaan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah lama menjadi
salah satu pilar utama dalam mendukung ekonomi, baik secara nasional maupun di tingkat
daerah (Aryansah et al., 2020). Meskipun terjadi resesi dalam perekonomian global maupun di
Indonesia, pelaku UMKM justru tidak mengalami dampak negatif yang signifikan akibat resesi
tersebut. Meskipun begitu, sebagian besar pelaku UMKM tetap berhasil mengembangkan
bisnis mereka untuk memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi negara.
Pelaku UMKM memiliki kemampuan untuk menjaga dan memperluas partisipasi mereka
dalam kemajuan ekonomi lokal serta meningkatkan pendapatan pajak pemerintah. Meskipun
sektor industri dengan skala besar memiliki peran penting, kelompok UMKM juga
memberikan dukungan yang signifikan terhadap perekonomian melalui usaha-usaha skala
kecil yang mereka jalankan. Dalam konteks ini, pelaku UMKM dapat berperan secara nyata
dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dan turut berkontribusi pada penerimaan
pajak negara. Mereka menjadi kekuatan ekonomi yang tidak bisa diabaikan, berperan dalam
memperkuat perekonomian negara. Baik industri dengan skala besar maupun kelompok
industri skala kecil bersama-sama memberikan dukungan yang signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Pelaku UMKM dalam sektor industri juga memiliki peran krusial,
dengan usaha kecil yang mereka jalankan. Secara keseluruhan, pelaku UMKM memiliki
kapasitas untuk terus mengembangkan usaha mereka dan memberikan kontribusi yang penting
dalam mendukung perekonomian negara, baik melalui pertumbuhan ekonomi daerah maupun
melalui penerimaan sektor pajak negara.
Dalam lima tahun terakhir, sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dengan
persentase meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen, seperti yang diumumkan oleh
Kementerian Koperasi dan UMKM. Peningkatan ini juga terlihat dalam kontribusi sektor
UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja di dalam negeri, yang meningkat dari 96,99 persen
menjadi 97,22 persen selama periode lima tahun terakhir (Nur Fadhila, 2020).
Media sosial telah menjadi sangat populer di kalangan masyarakat, dan terjadi
kemajuan pesat dalam teknologi informasi (Ashlihah et al., 2021). Dalam menjalankan usaha
mereka, banyak pengusaha UMKM menggunakan teknologi informasi sebagai alat bantu
(Fadhli et al.,...2021). Untuk menghadapi persaingan yang semakin sengit, pemangku usaha
perlu melakukan inovasi agar dapat bersaing dengan pesaing lainnya (Rizaldi & Putranto,
2018).
Penerapan pemasaran digital menjadi suatu keharusan bagi pemangku usaha saat ini,
mengingat konsumen memiliki kemampuan baru dalam mengikuti tren digitalisasi (Mavilinda
et al., 2021). Model pemasaran konvensional secara perlahan mulai ditinggalkan, dan
pemangku usaha beralih ke strategi pemasaran yang lebih modern. Dalam lingkup pemasaran
digital, komunikasi dan transaksi dapat dilaksanakan secara instan, mencakup individu di
berbagai bagian dunia. Dengan ketersediaan akses melalui internet, seseorang dapat dengan
mudah mengakses berbagai jenis barang dan produk, serta memperoleh informasi terperinci
mengenai setiap produk. Kelebihan lain yang diberikan oleh pemasaran digital adalah
kemudahan dalam proses pemesanan dan kemampuan konsumen untuk membandingkan
produk dengan yang lainnya (Supriyanto & Hana, 2020); (Sa’adah & Umam, 2021).
Dengan adanya pemasaran digital, pemangku usaha memiliki peluang untuk mencapai
target pasar secara lebih efektif dan efisien. Mereka dapat memanfaatkan beragam strategi
pemasaran digital, seperti iklan online, pemanfaatan platform media sosial, pemasaran melalui
email, dan optimisasi mesin pencari (SEO) guna meningkatkan visibilitas dan daya tarik
produk atau jasa mereka kepada konsumen potensial. Selain itu, pemangku usaha juga dapat
melakukan analisis data dan memantau hasil kampanye mereka dengan lebih akurat, sehingga
dapat mengoptimalkan strategi pemasaran untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar. Secara
umum, pemasaran digital telah menjadi suatu kebutuhan dalam dunia bisnis saat ini. Seiring
dengan kemajuan teknologi dan perubahan perilaku konsumen yang cenderung menuju aspek
digital, pemangku usaha perlu mengadopsi strategi pemasaran digital yang efektif agar tetap
bersaing dan berhasil di pasar yang kompetitif.
Berdasarkan observasi di Pande Tembaga, Tumang, Cepogo, Boyolali terlihat bahwa
sebagian penjualan UMKM tersebut sudah mengandalkan pendekatan digital marketing, akan
tetapi belum maksimal. Penjualan masih didominasi pendekatan pemasaran tradisional dan
menghadapi kesulitan dalam mengadopsi strategi pemasaran digital yang lebih tepat. UMKM
Kerajinan Pande Tembaga masih belum memaksimalkan penjualan digital.
Usaha kerajinan pande Tembaga memiliki peluang untuk mengatasi kendala ini dengan
memanfaatkan digital marketing. Dengan menerapkan strategi pemasaran digital, mereka dapat
meningkatkan eksposur produk secara online, mencapai target pasar yang lebih luas, dan
meningkatkan volume pendapatan. Meskipun demikian, pemilik usaha perlu memahami
konsep dan praktik digital marketing untuk mengimplementasikannya secara efektif.
Dengan memanfaatkan media sosial, situs web, dan strategi pemasaran online lainnya,
UMKM seperti Usaha Kerajinan Pande Tembaga dapat memperluas cakupan produk, dan
menarik minat konsumen. Omset Kerajinan Pande Tembaga terus meningkat dengan
memanfaatkan Instagram dan Web sebagai sarana penjualan online. Kerajinan Pande Tembaga
belum memaksimalkan penjualan online melalui e-commers dikarenakan untuk saat ini saja
permintaan sudah tinggi, dikhawaktirkan bagian produksi Pande Tembaga tidak menyanggupi
permintaan konsumen online karena SDM yang masih terbatas. Selain itu, penjualan melalui
e-commers (Shopee, Tokopedia, dll) terlalu beresiko untuk penjualan kerajinan Pande
Tembaga dikarenakan harga yang relatif mahal. Sistem penjualan yang dilakukan oleh Pande
Tembaga yaitu dimana calon pembeli melihat katalog yang berada di Web/Instagram lalu
memesan sesuai keinginan atau request calon pembeni, kemudian dari produksi membuatkan
produk sesuai permintaan.
TEORI
Definisi UMKM diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2008
tentang UMKM. Pasal 1 dari UU terebut, dinyatakan bahwa Usaha mikro adalah usaha
produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki kriteria
usaha mikro sebagaimana diatur dalam UU tersebut. Usaha kecil adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
buka merupakan anak perusahan atau bukan anak cabang yang dimiliki, dikuasai atau menjadi
bagian, baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut (Tulus T.H
Tambunan, 2009:16)
Sedangkan usaha mikro adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung, dari usaha mikro, usah kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha
mikro sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut (Tulus T.H Tambunan, 2009:17).
Di dalam Undang-undang tersebut, kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan
UMKM seperti yang tercantum dalam Pasal 6 adalah nilai kekayaan bersih atau nilai aset tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau hasil penjualan tahunan. Dengan kriteria
sebagai berikut:
a) Usaha mikro adalah unit usaha yang memiliki aset paling banyak Rp50.000.000,- tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dengan hasil penjualan tahunan paling besar
Rp300.000.000,-
b) Usaha kecil dengan nilai aset lebih dari Rp50.000.000,- sampai dengan paling banyak
Rp500.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,- hingga maksimum Rp.2.500.000, dan 10
c) Usaha menengah adalah perusahaan dengan nilai kekayaan bersih lebih dari Rp500 juta
hingga paling banyak Rp100 milyar hasil penjualan tahunan di atas Rp.2,5 milyar sampai
paling tinggi Rp50 milyar.

METODE
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005). Tujuan penelitian
kualitatif adalah untuk menjelaskan suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya dengan cara
pengumpulan data yang sedalam-dalamnya pula, yang menunjukkan pentingnya kedalaman
dan detail suatu data yang diteliti. Penelitian deskriptif merupakan penggambaran yang
dirancang untuk memperoleh informasi tentang status atau gejala mengenai populasi atau
daerah tertentu, atau memetakan fakta berdasarkan cara pandang (kerangka berfikir tertentu
pada saat penelitian dilakukan. Tugas utama penelitian deskriptif adalah memaparkan apa
adanya (Sukardi, 2009:157). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dalam hal ini
penulis melakukan penelitian di usaha UMKM Pande Tembaga di Desa Tumang,Kecamatan
Cepogo, Kabupaten Boyolali. Selanjutnya peneliti ingin menggali informasi-informasi yang
berkenaan dengan “IMPLEMENTASI PEMASARAN DIGITAL SEBAGAI STRATEGI
UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN PADA UMKM PANDE TEMBAGA
TUMANG, CEPOGO, BOYOLALI)”
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pande Tembaga adalah istilah yang berkaitan dengan industri kerajinan tembaga di
Bali, Indonesia. "Pande" berasal dari bahasa Bali dan berarti "pengrajin" atau "pemahat".
Sehingga, "Pande Tembaga" dapat diartikan sebagai pengrajin atau pemahat tembaga. Dalam
konteks ini, usaha Pande Tembaga bergerak dalam pembuatan berbagai produk kerajinan
tembaga, seperti patung, vas, lampu hias, perhiasan, dan barang dekoratif lainnya. Pande
Tembaga biasanya menggunakan teknik tradisional dalam mengolah tembaga, termasuk
pemukulan, pemahatan, dan pewarnaan.
Kerajinan tembaga adalah usaha yang melibatkan pembuatan barang-barang atau karya
seni menggunakan bahan tembaga. Tembaga adalah logam yang bisa diolah dengan berbagai
teknik untuk menciptakan berbagai produk yang estetis dan fungsional. Beberapa contoh
kerajinan tembaga meliputi vas, patung, lampu hias, perhiasan, dan berbagai dekorasi rumah.
Usaha kerajinan tembaga dapat melibatkan beberapa proses, seperti pemotongan,
pemukulan, pembentukan, dan pewarnaan tembaga. Pengrajin tembaga biasanya memiliki
keterampilan khusus dalam mengolah logam ini untuk menciptakan produk-produk yang unik
dan berkualitas. Pasar kerajinan tembaga dapat mencakup konsumen individual, toko-toko
seni, perusahaan dekorasi, atau bahkan sektor perhotelan dan restoran. Pemasaran dapat
dilakukan melalui berbagai saluran, termasuk toko fisik, pameran seni, dan platform online.
Keberlanjutan usaha kerajinan tembaga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
kualitas produk, inovasi desain, strategi pemasaran, dan keberlanjutan pasokan bahan baku.
Pemahaman yang baik tentang pasar dan kemampuan untuk menjaga kualitas produk dapat
membantu pengusaha dalam menjalankan usaha kerajinan tembaga dengan sukses.
Usaha yang dimiliki Bu lina dan suaminya ini berawal dari suaminya bernama Bapak
Daryono yang mulanya hanya seorang karyawan di suatu pabrik kerajianan tembaga, berkat
skill yang dimiliki serta berani mengambil resiko Bapak Daryono mampu mendirikan usaha
kerajinan tembaganya sendiri di rumah. Bapak Daryono kini memiliki kurang lebih 10
karyawan yang mana sudah memiliki jobdask masing-masing. Bapak Daryono menjual
kerajianannya dari ratusan ribu hingga ratusan juta. Kerajinan tersebut diekspor ke luar negeri
melalui orang ke-2. Bapak daryono lebih mengutamakan kualitas untuk menjaga kepercayaan
pelanggan dengan cara menggunakan bahan dengan kualitas bagus yang di datangkan dari
surabaya. Bapak daryono melayani penjualan lewat offline dan online melalui sosial media
instagram dan web. Bapak daryono tidak berani menjual di marketplace karena resikonya
sangat besar dan uang nya pun dakam jumlah besar.
KESIMPULAN
Dari penelitian ini kita dapati kesimpulan sebagai berikut:
1. Asal Usul Nama "Pande Tembaga": Istilah "Pande Tembaga" berasal dari bahasa
Bali, di mana "Pande" berarti "pengrajin" atau "pemahat," dan "Tembaga" mengacu
pada bahan baku yang digunakan, yaitu tembaga.
2. Varietas Produk dan Teknik Tradisional: Usaha ini menghasilkan berbagai produk
kerajinan tembaga, termasuk patung, vas, lampu hias, perhiasan, dan dekoratif lainnya.
Proses produksi melibatkan teknik tradisional seperti pemukulan, pemahatan, dan
pewarnaan tembaga.
3. Keterlibatan dalam Industri Kerajinan Tembaga: Kerajinan tembaga melibatkan
pembuatan barang-barang atau karya seni menggunakan tembaga. Ini mencakup
beberapa proses seperti pemotongan, pemukulan, pembentukan, dan pewarnaan
tembaga.
4. Pasar dan Pemasaran: Pasar kerajinan tembaga mencakup konsumen individual, toko
seni, perusahaan dekorasi, dan sektor perhotelan dan restoran. Pemasaran dapat
dilakukan melalui berbagai saluran, termasuk toko fisik, pameran seni, dan platform
online seperti Instagram dan situs web.
5. Keberlanjutan Usaha: Keberlanjutan usaha kerajinan tembaga dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti kualitas produk, inovasi desain, strategi pemasaran, dan pasokan
bahan baku. Pemahaman pasar dan kemampuan menjaga kualitas produk penting untuk
kesuksesan bisnis.
6. Perkembangan Usaha Pande Tembaga: Usaha ini dimulai oleh Bapak Daryono,
yang awalnya bekerja sebagai karyawan di pabrik kerajinan tembaga. Berkat
keterampilan dan keberanian mengambil risiko, Bapak Daryono berhasil mendirikan
usaha sendiri di rumah. Saat ini, usahanya telah berkembang dengan memiliki sekitar
10 karyawan dan menjual produk dengan harga bervariasi, bahkan diekspor ke luar
negeri.
7. Strategi Pemasaran dan Penjualan: Bapak Daryono menjalankan strategi pemasaran
melalui penjualan offline dan online, terutama melalui media sosial Instagram dan situs
web. Meskipun tidak menjual di marketplace karena risiko besar, fokusnya pada
kualitas produk dan pelayanan kepada pelanggan membantu mempertahankan
kepercayaan pelanggan.

DAFTAR PUSTAKA
Aryansah, J. E., & Mirani, D. (2020). Strategi bertahan usaha mikro kecil dan menengah sektor
kuliner di masa pandemi covid-19. Prosiding Applicable Innovation of Engineering and
Science Research, 2020(1), 323-329.
Ashlihah, A., Wulandari, N. T., & Asaroh, S. I. (2021). Membentuk Jiwa Entrepreneur di Masa
Pandemi untuk Meningkatkan Perekonomian Desa Tinggar. Jumat Ekonomi: Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 2(1), 16-20.
Fadhila, S. A. N. (2018). Penggunaan Digital Guerilla Marketing Dalam Usaha Kecil Dan
Menengah. Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis, 5(2), 95-100.
https://doi.org/10.21107/jsmb.v5i2.6660
Fadhli, K., Mahmudah, M., Usluhiyah, R., & Widyaningsih, B. (2021). Pengaruh Harga Dan
Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (Mbr) Di Jombang Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Education And
Development, 9(4), 5-11.
Mavilinda, H., Nazaruddin, A., Nofiawaty, N., Siregar, L., Andriana, I., & Thamrin, K. (2021).
Menjadi “UMKM Unggul” Melalui Optimalisasi Strategi Pemasaran Digital dalam
Menghadapi Tantangan Bisnis di Era New Normal. Sricommerce: Journal of Sriwijaya
Community Services, 2(1), 17-28. https://doi.org/10.29259/jscs.v2i1.29
Rizaldi, T., & Putranto, H. A. (2018). Penerapan digital marketing sebagai strategi marketing
dan branding pada UMKM. Prosiding, 56–59.
Sa’adah, L., & Umam, K. (2021). Dampak Covid-19 Terhadap Pendapatan Pedagang (Studi
Kasus Di Pasar Peterongan Jombang). Economicus, 15(1), 13-23.
Supriyanto, A., & Hana, K. F. (2020). Strategi Pengembangan Desa Digital Untuk
Meningkatkan Produktivitas UMKM. BISNIS: Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam,
8(2), 199-216. https://doi.org/10.21043/bisnis.v8i2.8640

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai