Anda di halaman 1dari 12

PELUANG DAN TANTANGAN UMKM BALI MENGHADAPI

TRANSFORMASI DIGITAL PASCA PANDEMI COVID-19

LOGO KAMPUS

Dosen Pengampu:
Nama Dosen

Disusun Oleh:
Nama (NIM)
Nama (NIM)
Nama (NIM)

NAMA UNIVERSITAS
DENPASAR
2024
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................1

1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Buku...........................................................................3

1.3 Metodelogi Penulisan..............................................................................................3

BAB III PERAN UMKM DALAM PEMULIHAN EKONOMI PASCA PANDEMI.....5

3.1 Kontribusi UMKM dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal...................5

3.2 Strategi Penguatam UMKM sebagai Tulang Punggung Ekonomi Nasional..........7

3.3 Dukungan Kebijakan Pemulihan UMKM...............................................................8

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Data Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia
menunjukkan bahwa hingga tahun 2019 ketika sebelum masa pandemi Covid-19 jumlah
UMKM di Indonesia sudah sebesar 65.471.134 UMKM (Kementrian Koperasi dan
UMKM, 2019). UMKM ini mayoritas didominasi oleh Usaha Mikro (UMi) sebesar
98,67 %, kemudian Usaha Kecil (UK) sebesar 1,22%, dan terakhir usaha menengah
sebesar 0,10 %. Usaha Mikro sendiri adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro yakni memiliki
kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan
paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun, 2008).
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil yakni memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih
dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun, 2008).
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan memiliki kekayaan bersih lebih
dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

1
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) atau memiliki hasil penjualan tahunan
lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun, 2008).
Pandemi Covid-19 yang terjadi pada kurun tahun 2020-2021 telah membuat
pelemahan ekonomi Global karena pembatasan sosial. Berbagai kegiatan Perekonomian
pun terdampak termasuk UMKM di Indonesia. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) yang dilaksanakan pemerintah Indonesia membatasi ruang gerak
masyarakat sehingga berdampak pada kegiatan ekonomi. Berdasarkan data Kemenko
Perekonomian (2022) Pendapatan UMKM lokal sempat mengalami penurunan
pendapatan pada dua tahun pertama pandemi Covid-19 yakni pada tahun 2020 dan
tahun 2021.
Pandemi Covid-19 merupakan perubahan radikal yang merubah perilaku
masyarakat termasuk dalam perilaku ekonomi. Keterbatasan ruang gerak masyarakat
mendorong semua kegiatan berbasis online termasuk kegiatan jual beli UMKM.
Perubahan perilaku konsumen ketika pandemi menurut hasil survei Global Consumer
Insights Pulse (PwC, 2021) sebagaimana dikutip Annisa & Erawati (2021) ada empat,
yakni : 1)konsumen lebih fokus pada harga dan kebutuhan; 2) mempertimbangkan
faktor kesehatan; 3) semua transaksi dilakukan secara online; dan terakhir 4) konsumen
lebih memilih layanan bebas kontak dan pembayaran cashless. Dari data ini
menunjukkan bahwa transformasi digital di bidang ekonomi sangat penting dilakukan
khususnya pada UMKM sebagai penggerak ekonomi mayoritas masyarakat Indonesia.
Praktik transformasi digital umumnya digunakan dalam konteks bisnis,
pengenalan teknologi digital telah memicu penciptaan model bisnis baru dan aliran
pendapatan (Wijayanto & Harsadi, 2021). Revolusi industri 4.0 mendorong semua hal
termasuk bisnis untuk bertranformasi secara digital. Pandemi semakin mempercepat
revolusi di bidang digital. UMKM yang semula berbasis penjualan luring didorong
untuk melakukan penjualan daring melalui market place dan media sosial untuk tetap
bertahan.

2
Pengguna internet Global per Januari 2022 sudah mencapai 4,95 miliar dan
untuk di Indonesia sendiri sudah mencapai 204,7 juta pengguna internet (We Are
Social, 2022). Para pengguna internet yang sangat besar ini menjadi pangsa pasar yang
sangat potensial untuk UMKM jika bertransformasi secara digital. Dari 64,2 juta
UMKM yang ada di Indonesia pada awal tahun 2022, tercatat memberikan kontribusi
terhadap PDB Indonesia sebesar lebih dari 60 persen, tetapi baru sekitar 8 juta UMKM
yang sudah melakukan penjualan daring meskipun memang sudah terdapat peningkatan
cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya (Kementerian Komunikasi dan
Informatika RI, 2022b). Jika semakin banyak UMKM yang bertranformasi digital dapat
diestimasikan akan semakin memberi kontribusi positif pada PDB. Permasalahan ini
menjadi rumusan masalah pada penelitian ini sehingga akan dianalisis strategi
tranformasi digital UMKM di Indonesia melalui berbagai peluang dan tantangan di era
pasca pandemic Covid-19.
1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Buku
Uraian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai peran,
tantangan, dan peluang transformasi digital UMKM di Indonesia, khususnya dalam
menghadapi era pasca pandemi Covid-19. Kami ingin menggali lebih dalam mengenai
signifikansi UMKM sebagai tulang punggung ekonomi masyarakat Indonesia, serta
menyelidiki dampak yang ditimbulkan oleh pandemi terhadap UMKM. Dalam uraian
ini, pembaca akan memahami pentingnya transformasi digital dalam konteks bisnis dan
bagaimana UMKM dapat mengadopsinya untuk meningkatkan kinerja dan daya saing.
Kami juga menyajikan berbagai strategi dan pendekatan praktis untuk membantu
UMKM dalam menerapkan transformasi digital, mulai dari penerapan teknologi hingga
pemasaran online. Selain itu, buku ini juga akan menampilkan studi kasus dari UMKM
yang telah berhasil dalam menerapkan transformasi digital, serta menganalisis
tantangan dan peluang yang dihadapi oleh UMKM dalam era digital ini. Dengan ruang
lingkup yang mencakup sejarah, kriteria, dampak pandemi, hingga strategi
implementasi digital, kami berharap buku ini dapat menjadi sumber referensi yang
komprehensif bagi pemangku kepentingan, pelaku bisnis, peneliti, dan masyarakat

3
umum yang tertarik dengan perkembangan UMKM dan transformasi digital di
Indonesia.
1.3 Metodelogi Penulisan
Metode penulisan yang digunakan ialah dengan melakukan penelitian kualitatif
deskriptif. Menurut Umar (2010) penelitian deskriptif bersifat suatu paparan pada
variable-variabel yang diteliti, misalnya tentang siapa, yang mana, kapan, dan dimana,
maupun ketergantungan variabel pada sub-sub variabelnya. Sedangkan menurut
Nawawi (1996) metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah
yang diselidiki, dengan menggambarkan/melukiskan keadaan obyek penelitian pada
saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana keadaan
sebenarnya. Obyek penelitian ini adalah UMKM di Balia dengan dengan melakukan
analisis konten mengenai peluang dan tantangan transformasi digital UMKM pasca
pandemi Covid-19 pada data-data ilmiah di media internet dan studi pustaka.

4
BAB III
PERAN UMKM DALAM PEMULIHAN EKONOMI PASCA PANDEMI
3.1 Kontribusi UMKM dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal
Kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia sangat
besar dan merupakan salah satu industri utama, UMKM ini mampu menyerap tenaga
kerja dalam jumlah besar. Seiring waktu kita semakin menyadari bahwa UMKM sangat
berperan penting dalam perekonomian bangsa. UMKM berperan dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi, dan meratakan pendapatan melalui berwirausaha.
Kontribusi UMKM juga terlihat dari besarnya jumlah penyerapan tenaga kerja
dari departemen UMKM. Banyaknya jumlah UMKM mencerminkan besarnya potensi
yang dapat dikembangkan serta meningkatkan kemampuan UMKM yang dapat lebih
berkontribusi bagi negara ini. Usaha mikro kecil dan menengah adalah sebuah usaha
yang banyak diminati oleh pengusaha di Indonesia, alasanya karena usaha mikro kecil
dan menengah ini pengelolaannya tidak terlalu rumit, dan dari berbagai kalangan dapat
memilikinya, serta dari sisi biaya tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar.
Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan awal dari pertumbuhan usaha
besar. Hampir semua usaha besar dimulai dari usaha kecil dan menengah oleh karena
itu usaha kecil menengah harus ditambah lagi agar dapat bersaing dengan usaha besar
(Bintoro, 2019). Menurut Rosenfeld perkembangan usaha kecil merupakan penggerak
pembangunan negara. Perkembangan UMKM memegang peranan penting dalam
pembangunan negara, yang menjadikan pengembangan UMKM diupayakan agar dapat
menjangkau dan meratakan pedesaan. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian
sangatlah besar, menjadikannya pilar pendapatan dan lapangan kerja yang kuat.
Keberhasilan usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang
produktif dan tercapainya tujuan organisasi. Keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah
keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan berhasil berhasil

5
bila mendapatkan laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis.
Banyak pemilik usaha hanya berpikir bahwa kurangnya modal, maka harapan untuk
memperoleh keuntungan akan terhambat. Tetapi, berhasilnya usaha pada umumnya
tidak hanya tergantung pada besar-kecilnya modal usaha, tetapi lebih dipengaruhi
dengan bagaimana pemilik usaha tersebut mengelolanya.
Kesukesesan bisnis kecil karena pengusaha mempunyai otak yang kreatif,
cerdas, mengikuti perkembangan teknologi dan bisa terapkan secara aktif. Berdasarkan
beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa keberhasilan usaha adalah
suatu bisnis yang sudah memenuhi tujuannya dengan mendapatkan laba dan
permodalan yang sudah terpenuhi, dan memiliki pemimpin yang kreatif, cerdas, serta
dapat mengikuti perkembangan teknologi.
Provinsi Bali dikenal oleh Mancanegara karena keindahannya, tidak hanya itu
budaya yang unik yang dimilikinya membuat orang-orang berbondong untuk
mengunjungi Bali. Provinsi Bali mempunyai potensi untuk membangkitkan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Masyarakat Bali sangat kreatif dan inovatif,
memiliki sebuah kreativitas yang tinggi dan sumber daya yang sangat mendukung
untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini menjadikan Provinsi
Bali mempunyai potensi yang sangat besar dalam mengembangkan ekonomi kreatif ini.
Melihat fenomena saat ini Perekonomian di Bali mengalami pemerosotan, tidak
hanya Bali tetapi seluruh dunia saat ini mengalami kesulitan yang sama. Pertumbuhan
ekonomi saat ini negatif (11,14)% pada triwulan pertama tahun 2020, dan pada triwulan
kedua tahun 2020, perekonomian Bali semakin turun menjadi negatif (10,98)%
(bali.bps.go.id, 2020). Pertumbuhan yang lambat ini disebabkan oleh penurunan tajam
pendapatan di sektor pariwisata di Bali. Sejak pandemic Covid-19 jumlah wisatawan
mancanegara di Bali mengalami penurunan dan kerugian yang diderita Bali sekitar 9,7
triliun rupiah (baliprov.go.id, 2021). Dampak ekonomi ini juga dirasakan pada sektor
UMKM, pandemi Covid-19 mengakibatkan penurunan penjualan dan pendapatan
UMKM jauh menurun, bahkan terdapat pelaku usaha yang menutup usahanya.
Di Bali, UMKM yang paling terdampak pandemi usahanya Covid-19 ialah Kota
Denpasar sebanyak 4.445 unit usaha, dan yang paling sedikit ialah Kabupaten Buleleng

6
sebanyak 113 unit Usaha, bahkan beberapa UMKM tersebut memilih untuk menutup
usahanya. Menurut Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah mengatakan salah satu
sektor UMKM yang paling terdampak adalah akomodasi makanan dan minuman
(92,47%), sektor jasa (90,90%) dan sektor perdagangan (90,34%). Selain UMKM yang
terdampak di tengah pandemi ini, ada beberapa usaha-usaha baru juga yang
bermunculan, mereka yang tidak bekerja membuat suatu usaha untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari.
Menurut Dinas Koperasi & Usaha Kecil Menengah, UMKM di Bali terus
berprogres dan cenderung meningkat, usaha yang didominasi oleh beberapa jenis
UMKM salah satunya UMKM pada sektor perdagangan. Salah satu sektor perdagangan
yang banyak dijalani oleh kalangan masyarakat ialah usaha fashion. Fashion adalah
fenomena budaya, itu bisa berarti fashion adalah cara yang digunakan oleh suatu
kelompok atau individu mengungkapkan identitasnya kepada kelompok atau orang lain.
Fashion bisa menjadi salah satu cara untuk memperlihatkan identitas seseorang atau
kelompok kepada orang lain. Tidak hanya itu fashion juga bisa untuk mengekspresikan
diri dalam beberapa peran dalam hidup seseorang yang sedang memakainya. Kebutuhan
manusia tidak terbatas ketika satu kebutuhan muncul, muncul lagi kebutuhan lain. Sama
dengan permintaan pakaian, sehingga bisnis fashion sangat berkembang pesat dari
waktu ke waktu, hal ini bisa dilihat dari banyaknya pertumbuhan usaha yang bergerak
di bidang fashion.
Menurut Data Badan Pusat Statistik kontribusi dari subsektor fashion sebesar
17% dan memiliki nilai ekspor terbesar yakni US$ 11,9 miliar (ekonomibisnis.com).
Pemilihan Kota Denpasar menjadi sebagai lokasi penelitian berdasarkan beberapa
alasan yakni banyaknya usaha yang terdampak pandemi covid-19 di Kota Denpasar dan
Usaha fashion masih terpusat di Kota Denpasar. Menurut Dinas Koperasi, Usaha Kecil
Menengah di Kota Denpasar pada tahun 2020, terdapat 8.141 usaha fashion yang
terdapat di wilayah Kota Denpasar.
3.2 Strategi Penguatam UMKM sebagai Tulang Punggung Ekonomi Nasional
Dari peluang dan tantangan transformasi digital UMKM di Indonesia yang
sudah dipaparkan sebelumnya, kemudian dirumuskan beberapa strategi yang dapat

7
dilakukan UMKM untuk lebih efektif dan cepat dalam melakukan transformasi digital,
tidak hanya penyediaan sarana teknologi, pelatihan adopsi teknologi pada UMKM
harus terus dilakukan . UMKM harus mengikuti tren pemasaran online. Data hasil
survey We Are Social (2022) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (2022a)
menunjukkan hasil yang serupa, bahwa WhatsApp digunakan oleh hampir seluruh
responden masyarakat Indonesia dan persentase pengguna TikTok secara konsisten dan
signifikan naik dari tahun ke tahun bahkan TikTok menjadi media pemasaran popular di
Indonesia selama tahun 2022. Literasi informasi program bantuan pemerintah kepada
UMKM harus semakin disosialisakan karena salah satu kendala UMKM untuk
melakukan transformasi digital adalah biaya, disamping literasi digital yang terus
dilakukan untuk mendukung kualitas SDM UMKM. Untuk menjangkau pasar Global,
UMKM harus mulai memasuki Global E-Commerce yang banyak digunakan
masyarakat global. Disamping itu perbaikan kualitas produk sesuai standar ekspor harus
terus dilakukan supaya UMKM lokal mempunyai daya saing global
Saat ini UMKM sangat dibantu oleh perkembangan teknologi informasi dalam
menjalankan bisnisnya. Teknologi informasi ini dapat memberikan sebuah informasi
secara cepat dan akurat sehingga memberikan kemudahan dalam bertransaksi.
Teknologi yang saat ini banyak dimanfaatkan UMKM adalah penjualan barang dan jasa
melalui sebuah situs internet, atau jaringan computer. Penjualan yang terjadi melalui
media elektronik dan internet ini disebut sebagai E-commerce. E-commerce adalah
pemanfaatan website untuk bertransaksi atau memfasilitasi penjualan produk secara
online dapat juga dijadikan alat untuk membeli dan menjual produk atau jasa melalui
internet dengan memanfaatkan sistem komputer untuk memajukan kemudahan
perusahaan secara keseluruhan. Sebagai suatu alat informasi, situs web adalah bentuk
dari e-commerce yang memiliki daya jangkau yang cukup luas dan relatif murah,
alasannya karena situs web merupakan alat informasi yang dapat dijangkau dari
berbagai dunia atau negara selama jaringan internet itu ada. E-commerce dapat
menghubungkan orang-orang secara luas tanpa terbatas oleh pulau bahkan sampai luar
negeri. Penjualan melalui E-commerce dikatakan sangat mudah dan efisien

8
dibandingkan dengan cara tradisional. Dengan demikian Ecommerce ini mampu
meningkatkan keberhasilan usaha UMKM
3.3 Dukungan Kebijakan Pemulihan UMKM
Pandemi Covid-19 telah menyebabkan penurunan konsumsi dan produksi
produk kreatif serta berdampak negative pada 98 persen pekerja industry kreatif. Hal ini
memang sangat disayangkan. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen
mendukung Langkah-langkah yang diperlukan untuk pemulihan perekonomian Bali,
termasuk sektor industri kreatif. Secara umum, Pemerintah provinsi bali melalui
Program pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebenarnya telah menyiapkan berbagai
program dan bantuan yang akan ditujukan bagi masyarakat yang paling terdampak saat
pandemi. Program ini dibagi menjadi dua bagian yaitu Perlindungan Sosial dan
Perlindungan Bisnis. Perlindungan Sosial, Program PEN memberikan beberapa bantuan
untuk meringankan beban masyarakat yang paling rentan. Bantuan tersebut adalah
Program Keluarga Harapan, Bantuan Pangan Langsung, Bantuan Langsung Tunai-Dana
Desa, Bantuan Tunai Sosial, Program Kartu Pra Kerja, Bantuan Langsung Tunai untuk
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dan Subsidi Upah.
Dalam Perlindungan Usaha, pemerintah memberikan Program Subsidi Bunga
untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Jaminan Kredit UMKM, Jaminan
Kredit Korporasi, dan Penempatan Tunai Negara pada Bank Umum Mitra sebagai
kebijakan pemulihan ekonomi nasional.
Program dukungan ini didedikasikan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi di
masa krisis, khususnya di Bali. Namun, program tersebut tidak diarahkan untuk
meningkatkan daya saing ekonomi pasca pandemi. Hal ini merupakan masalah penting
yang sekiranya perlu dipertimbangkan.
Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada
industry kreatif khususnya UMKM melalui dukungan regulasi yang ditujukan untuk
mendukung penggunaan dan konsumsi produk lokal Bali. Selain itu, saat terjadi
pandemi, pemerintah juga mempermudah proses perizinan investasi di Bali guna
mendongkrak perekonomian. Di sisi lain, peningkatan sumber daya manusia industry
kreatif dilakukan melalui serangkaian pelatihan dan workshop sesuai dengan bidang
yang dikembangkan masing-masing (kuliner, seni, fashion, dan lainnya). Jika kualitas
sumber daya manusia ditingkatkan maka produk kreatif juga akan jauh lebih baik dan
memiliki nilai tambah yang lebih baik.
Pada aspek dukungan permodalan selanjutnya, industri kreatif di Bali juga dapat
dengan mudah mendapatkan pinjaman dan modal. Hal ini merupakan bagian dari
dukungan pemerintah dan Lembaga keuangan bagi industri kreatif untuk
mengembangkan dan memperluas industri. Terakhir, dukungan aksesibilitas pasar juga
menjadi aspek penting dalam mengembangkan industri kreatif.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Koperasi dan UMKM. (2019). Data pelaku UMKM di Indonesia. Kementrian
Koperasi Dan UKM Republik Indonesia, 1, 2018–2019.
Limanseto, H. (2022). Pemerintah Dorong Pemulihan Ekonomi Lebih Cepat dengan
Optimalkan Potensi Ekonomi Digital.
Warjiyo, P. (2022). Sinergi dan Inovasi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Menuju
Indonesia Maju. Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022, 1–84.
Wijayanto, H., & Harsadi, P. (2021). Modul Transformasi Digital. Kampus Merdeka, 1–
116. https://eprints.sinus.ac.id/780/1/Modul_Transformasi_Digital.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai