Anda di halaman 1dari 49

ANALISIS DAMPAK SERTA STRATEGI BISNIS PELAKU

USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI


MASA PANDEMI COVID

(Studi pada UMKM Sektor Kuliner di Kabupaten Manokwari)

SKRIPSI

Oleh:

Pancratius C Demon Pegan


201767047

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BI SNIS
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2022
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................3

BAB II Landasan Teori............................................................................................5

2.1 Pandemi Covid-19..........................................................................................5

2.2 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)................................................5

2.3 Asas dan Tujuan UMKM...............................................................................8

2.4 Peran UMKM dalam Menggerakan Ekonomi...............................................8

2.5 Kekuatan dan Kelemahan UMKM................................................................9

2.6 Pengertian Pendapatan.................................................................................10

2.7 Penelitian Terdahulu....................................................................................11

2.8 Kerangka Pemikiran.....................................................................................13

BAB III Metode Penelitian....................................................................................15

3.1 Tempat dan Waktu penelitian......................................................................15

3.2 Jenis dan Sumber Data.................................................................................15

3.3 Populasi dan Sampel....................................................................................16

3.4 Teknik Pengambilan Sampel.......................................................................17

ii
3.5 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................17

3.6 Metode Analisis Data...................................................................................18

LAMPIRAN...........................................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Corona virus atau yang disebut virus Covid-19 yang muncul di akhir tahun
2019 di Kota Wuhan, China telah menyebar ke seluruh penjuru dunia dan telah
ditetapkan oleh WHO (World Health Organization) sebagai pandemi global
tertanggal 11 Maret 2020 (Putri, 2020). Kasus Covid-19 sendiri secara resmi
pertama kali masuk di Indonesia diumumkan oleh Presiden Ir. H. Joko Widodo
pada Senin, 2 Maret 2020, (Pranita, 2020). Sejak kasus pertama ditemukan,
lonjakan pasien positif terus terjadi dan kian meningkat. Melihat lonjakan Covid-
19. Pemerintah mengambil kebijakan yang bertujuan memutus mata rantai
penyebaran Covid-19 dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) yang diatur dalam PP Republik Indonesia Nomor. 21 Tahun 2020 tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19). Pelaksanaan PSBB meliputi pembatasan
terhadap pergerakan orang atau barang untuk suatu Provinsi, Kota/Kabupaten.
Pembatasan tersebut dilakukan melalui penutupan tempat-tempat umum seperti
sekolah, toko, tempat kerja hingga tempat ibadah dan juga pembatasan untuk
berkumpul di tempat ramai.

Seiring dalam penerapannya, PSBB juga berdampak dalam berbagai sektor di


Indonesia terutama sektor perekonomian. Dampak terhadap perekonomian akibat
pandemi Covid-19 juga dirasakan sektor UMKM. UMKM adalah kelompok usaha
yang dikelola oleh orang atau suatu badan usaha tertentu yang kriterianya
ditetapkan berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2008 tentang usaha kecil dan
menengah. UMKM memiliki peran yang strategis bagi pertumbuhan ekonomi di
Indonesia ( Hafsah,2004). Sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 4, UMKM
merupakan bagian dari perekonomian nasional yang berwawasan kemandirian dan
memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Beberapa
peran penting UMKM dalam perkembangan perekonomian Indonesia, antara lain;

1
Perluasan kesempatan kerja dan penyerapan tenaga kerja, Pembentukan PDB,
Penyediaan jaring pengamanan terutama bagi masyarakat berpendapatan rendah
untuk menjalankan kegiatan ekonomi dan produktif. (Abidin, 2020). Dengan
munculnya pandemi Covid-19 ini memberikan dampak terhadap kegiatan
UMKM. Para pengusaha UMKM merasakan turunnya pendapatan penjualan,
kekurangan modal dan terhambatnya distribusi (Rosita, 2020), maka dari
permasalahan yang sedang terjadi ini, menjadi hal yang sangat penting untuk kita
mengetahui sejauh manakah UMKM khususnya sektor kuliner ini terkena dampak
terutama terhadap pendapatan.

Penelitian yang dilakukan oleh Putri, et al, (2020) menunjukan bahwa


dampak yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19 ini antara lain tingkat daya beli
menurun dan keadaan pasar menjadi sepi. Sedangkan penelitian Fadli (2021)
menunjukan bahwa sebagian besar UMKM yang berada di wilayah Desa
Gondang mengalami dampak penurunan pendapatan di masa Pandemi Covid-19.
Dampak yang dihadapi para pelaku UMKM ini menjadi dasar motivasi untuk
dilakukannya kembali penelitian terkait dampak pandemi Covid-19 khususnya
bagi pelaku usaha sektor kuliner, selain itu juga untuk melihat strategi yang
dilakukan pelaku UMKM dalam menghadapi situasi tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian yang akan dilakukan ini
mengambil judul “Analisis Dampak Serta Strategi Bisnis Pelaku UMKM di Masa
Pandemi Covid-19 (Studi pada UMKM sektor Kuliner di Kabupaten
Manokwari)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, maka rumusan masalah


yang akan dibahas adalah:

1. Bagaimana dampak pandemi Covid-19 terhadap pendapatan penjualan


UMKM sektor kuliner di Kabupaten Manokwari?

2
2. Bagaimana strategi bisnis yang dilakukan oleh pelaku UMKM sektor
kuliner untuk bertahan dan mengembangkan bisnisnya di masa pandemi
Covid-19?
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang yang telah diuraikan, maka
tujuan penelitian antara lain :

1. Untuk mengetahui dampak pandemi Covid-19 terhadap pendapatan


penjualan UMKM sektor Kuliner di Kabupaten Manokwari.
2. Untuk mengetahui strategi bisnis yang dilakukan oleh pelaku UMKM
sektor Kuliner di Kabupaten Manokwari dalam bertahan dan
mengembangkan bisnisnya di masa pandemi Covid-19.

1.4 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis


maupun praktis, yaitu antara lain:

1. Manfaat secara teoritis


Sebagai tambahan referensi dan wawasan baru tentang UMKM di
Manokwari dan khususnya mengenai dampak wabah Covid-19 terhadap
para pelaku UMKM sektor Kuliner di Kabupaten Manokwari serta strategi
bisnis yang dilakukan guna bertahan dan mengembangkan bisnisnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi UMKM
Memberi Referensi dalam pengambilan keputusan bagi manajemen
UMKM tentang strategi dan pengembangan UMKM pada situasi
pandemi Covid-19.

b. Bagi Pemerintah Daerah

3
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam melakukan
penyusunan kebijakan yang tepat terkait pengembangan UMKM pada
situasi pandemi Covid-19.

BAB II

LANDASAN TEORI

4
2.1 Pandemi Covid-19

Di awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan merebaknya virus baru yaitu
virus corona jenis baru (SARS-CoV-2), dan penyakitnya disebut Corona Virus
Desease 2019 (Covid 19). Diketahui asal mula virus ini berasal dari Wuhan,
Tiongkok yang ditemukan pada akhir Desember 2019. Kasus Covid-19 pertama
kali dilaporkan pada 31 Desember 2019 di Wuhan. Penyakit ini mendorong pihak
berwenang di banyak negara untuk mengambil tindakan pencegahan. (PDPI,
2020).

Hingga tahun 2020 sudah sebanyak 65 negara terinfeksi Virus Corona


termasuk juga di Indonesia. Menurut data WHO per tanggal 2 Maret 2020 jumlah
penderita mencapai 90.308 terinfeksi Covid-19. Kasus Covid-19 di Indonesia
pertama kali dilaporkan pada 2 Maret 2020. Namun Pakar Epidemiologi
Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyebutkan virus corona jenis SARS-
Cov-2 sebagai penyebab Covid-19 sudah masuk ke Indonesia sejak awal Januari
(Pranita , 2020). WHO ( World Health Organization) atau Badan Kesehatan
Dunia secara resmi mendeklarasikan virus corona (Covid-19) sebagai pandemi
pada tanggal 9 Maret 2020, hal ini menunjukan Virus Corona telah menyebar
secara luas di seluruh dunia (Covid.go.id, 2020).

2.2 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


2.2.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

UMKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan


kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat dan
dapat berperan dalam proses pemerataan dan berperan dalam mewujudkan
stabilitas nasional. Selain itu, UMKM adalah salah satu pilar utama ekonomi
nasional, oleh karenanya UMKM harus memperoleh kesempatan, dukungan,
perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan
yang tegas dari pemerintah. Tanpa mengabaikan peranan Usaha Besar
maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN), UMKM telah berperan dalam

5
menyumbang produk domestik bruto. UMKM sendiri diatur dalam UU
nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah dengan
kriteria UMKM sebagai berikut:

1. Usaha Mikro.
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan. Kriteria usaha mikro sebagai berikut.
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,- (Lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,- (tiga
ratus juta rupiah).
2. Usaha Kecil.
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung. Kriteria usaha
kecil sebagai berikut.
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500,000,000,- (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangungan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,- (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,-
(dua milyar lima ratus juta rupiah).
3. Usaha Menengah.
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung. Kriteria usaha menengah
sebagai berikut.

6
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,- (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,- (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah).

2.2.2 UMKM sektor Kuliner

Kata kuliner merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris yaitu culinary
yang artinya berhubungan dengan dapur atau masakan. Sektor kuliner
termasuk ke dalam sektor industri kreatif dimana sudah memiliki pasar
tersendiri baik di Indonesia ataupun di Internasional. Kuliner adalah bagian
yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam sektor
ekonomi kreatif, kuliner merupakan salah satu sub-faktor yang memberikan
kontribusi terbesar pada pendapatan daerah. Dalam perjalanannya, kuliner
terkadang dijadikan alat untuk menilai status sosial seseorang. Kuliner juga
bercerita tentang sejarah peradaban dan menjadi salah satu daya tarik
pariwisata. Kuliner, khususnya makanan tradisional khas daerah, juga bisa
menjadi identitas suatu suku, kota, bahkan bangsa, karena itulah kita harus
menjaga keberlangsungannya (Sari, 2018).

Usaha kuliner adalah suatu usaha perdagangan yang dilakukan oleh


sekelompok orang yang teroganisir agar bisa mendapatkan laba dengan cara
memproduksi dan menjual barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Kuliner menjadi peluang bagi banyak pelaku UMKM
dikarenakan dalam operasionalnya tidak memerlukan biaya atau modal yang
besar. Hingga saat ini usaha kuliner terus mengalami perkembangan
dikarenakan adanya inovasi-inovasi baru (Hidayatullah, et al., 2018).

7
2.3 Asas dan Tujuan UMKM

Ada beberapa asas yang dijadikan landasan oleh UMKM dalam menjalankan
operasional usaha. Asas-asas tersebut meliputi kekeluargaan demokrasi ekonomi,
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Lalu
tujuan dari UMKM sebagaimana termaktub dalam pasal 3 UU No. 20 Tahun 2008
adalah menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun
perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.

2.4 Peran UMKM dalam Menggerakan Ekonomi

Kenyataan membuktikan bahwa selama krisis perekonomian, UMKM mampu


bertahan menghadapi goncangan perekonomian. Selain UMKM tahan terhadap
krisis ekonomi, sektor UMKM dikenal memiliki karakteristik positif, seperti
menyerap tenaga kerja yang besar, mengakomodasi peran masyarakat miskin dan
dominan dalam struktur ekonomi. Berdasarkan data Kementrian Koperasi dan
UMKM per Mei 2021, Jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta atau senilai
8.573,89 triliun rupiah. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia
meliputi kemampuan menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada serta dapat
menghimpun sampai 60,4% dari total investasi (ekon.go.id, 2021).

UMKM mempunyai peran yang strategis dalam menggerakan pembangunan


ekonomi nasional. Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi, menjaga
kestabilan perekonomian, dan penyerapan tenaga kerja. UMKM juga berperan
dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan, mengembangkan dunia usaha,
dan penambahan APBN dan APBD melalui perpajakan. Karena UMKM memiliki
peran penting dalam pengembangan usaha di Indonesia, dan juga merupakan cikal
bakal dari tumbuhnya usaha besar, hendaknya sektor ini memperoleh perhatian
khusus tidak hanya dari pemerintah dan investor, namun juga dari pelaku UMKM
itu sendiri serta pihak perbankan. Perhatian dalam bentuk upaya pengembangan

8
UMKM harus dilaksanakan secara terintergrasi dalam pembangunan ekonomi
nasional dan berkesinambungan.

2.5 Kekuatan dan Kelemahan UMKM

UMKM memiliki beberapa kekuatan potensial yang menjadi basis


pengembangan ekonomi pada masa yang akan datang, antara lain:

a. Penyediaan lapangan kerja. Peran industri kecil dalam penyerapan tenaga


kerja patut diperhitungkan karena diperkirakan mampu menyerap sampai
dengan 50% tenaga kerja yang tersedia.
b. Sumber wirausaha baru. Keberadaan usaha kecil dan menengah selama
ini terbukti dapat mendukung tumbuh kembangnya wirausaha baru.
c. Memiliki segmen usaha pasar yang unik. Melaksanakan manajemen
sederhana dan fleksibel terhadap 33 perubahan pasar.
d. Memanfaatkan sumber daya alam sekitar. Industri kecil sebagian besar
memanfaatkan limbah atau hasil industri besar atau industri yang lainnya
e. Memiliki potensi untuk berkembang. Berbagai upaya pembinaan yang
dilaksanakan menunjukan hasil yang menggambarkan bahwa industri
kecil mampu untuk mengembangkan sektor lainnya.

Kelemahan yang sering menjadi faktor penghambat dan permasalahan dari


UMKM, antara lain:

1. Faktor internal.
a. Masih terbatasnya kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM).
b. Kendala pemasaran produk. Sebagian besar pengusaha industri kecil
lebih memprioritaskan pada aspek produksi, sedangkan fungsi-fungsi
pemasaran kurang mendapat perhatian. Contohnya akses dalam
informasi pasar dan jaringan pasar.
c. Kecenderungan konsumen yang belum mempercayai mutu produk
industri kecil.

9
d. Kendala permodalan usaha. Sebagian besar industri kecil
memanfaatkan modal sendiri dalam jumlah yang relatif kecil.
2. Faktor eksternal.
Faktor eksternal merupakan masalah yang muncul dari pihak
pengembang dan pembina UMKM. Misalnya solusi yang diberikan tidak
tepat sasaran tidak adanya monitoring dan program yang tumpah tindih.

2.6 Pengertian Pendapatan

Pendapatan sangat berpengaruh bagi keseluruhan hidup perusahaan atau


badan usaha maupun perorangan, semakin besar pendapatan yang didapatkan
maka semakin besar kemampuan perusahaan itu untuk berkembang dengan
membiayai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan, selain itu
pendapatan juga berpengaruh terhadap laba/rugi dalam laporan laba/rugi suatu
perusahaan.

Pendapatan sendiri dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah hasil kerja
(usaha atau sebagainya). PSAK Nomor 23 tentang Pendapatan menyatakan bahwa
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal entitas selama satu periode. Arus masuk tersebut mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal (Mokoginta,
2019). Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen adalah uang yang
diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji,
sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba. Pendapatan adalah jumlah yang
dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa yang dijual.

Menurut Kieso (2007:516), pendapatan adalah arus masuk aktiva dan atau
penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa,
atau kegiatan menghasilkan laba lainnya yang membentuk operasi utama atau inti
perusahaan yang berkelanjutan selama suatu periode.

10
Berdasarkan pengertian menurut para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pendapatan adalah arus kas masuk yang berasal dari kegiatan normal perusahaan
dalam penciptaan barang atau jasa yang mengakibatkan kenaikan aset dan
penurunan kewajiban. Sedangkan menurut Boediono (2002) pendapatan
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain dipengaruhi:

1. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada hasil


tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian.
2. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan
oleh penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi.
3. Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan

Tingkat pendapatan juga berpengaruh terhadap tingkat konsumsi masyarakat.


Hubungan antara pendapatan dan konsumsi merupakan hal yang sangat penting
dalam berbagai permasalahan ekonomi. Kenyataan menunjukan bahwa
pengeluaran untuk konsumsi meningkat dengan naiknya pendapatan dan
sebaliknya jika pendapatan turun maka pengeluaran untuk konsumsi juga
menurun.

2.7 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan terkait dampak dan strategi


pelaku UMKM di masa pandemi Covid-19, antara lain :

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No Nama/Tahun/Judul Metode Hasil

Utami (2021) Deskriptif Hasil dari penelitian ini adalah


Kualitatif pandemi Covid-19 memberikan
1 “Dampak pandemi Covid 19
dampak luar biasa terhadap
terhadap Sektor UMKM di
kinerja UMKM di Indonesia, hal
Indonesia”
ini bisa dilihat dari kondisi

11
No Nama/Tahun/Judul Metode Hasil

sebelum Covid-19, persentase


kondisi usaha baik/sangat baik
sebesar 92,7% dan kondisi usaha
buruk/sangat buruk meningkat
sebesar 56,8% dibanding semula
sebesar 1,0%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pandemi
Covid-19 mengakibatkan
turunnya kinerja UMKM

Putri (2021) Kualitatif Hasil penelitian ini menunjukkan


bahwa adanya pandemi Covid-19
2 “Dampak wabah Covid-19
sangatlah berdampak terhadap
terhadap pendapatan UMKM
UMKM
kuliner di Kecamatan Alam
Barajo Kelurahan Kenali Besar
Kota Jambi”

Amri (2020) Deskriptif dan 1)Penurunan Omzet Pelaku


kualitatif UMKM dan koperasi.
“ Dampak Covid-19 terhadap
2)Perubahan model bisnis dari
UMKM di Indonesia” konvensional menjadi
digitalisasi.
3 3)Pelanggan dan Industri
rethinking.
4)Merancang strategi sosial dan
digital.
5)Melaksanakan strategi digital
dan sosial.
6)Mengembangkan kapabilitas
organisasi.

12
No Nama/Tahun/Judul Metode Hasil

Fadli (2020) Studi Hasil penelitian menunjukkan


dokumentasi, bahwa sebagian besar UMKM
”Dampak Pandemi Covid-19
wawancara yang berada di wilayah Desa
Terhadap Pendapatan UMKM di
4 secara Gondang mengalami dampak
Desa Gondang Kecamatan
langsung, penurunan pendapatan di masa
Gangga Kabupaten Lombok
observasi dan Pandemi Covid-19 ini, tapi tidak
Utara”
menyebar semua
kuesioner

Santika, et al. (2020) Studi Literatur Hasil penelitian menunjukan


berbagai UMKM di Indonesia
5 “ Penurunan pendapatan
mengalami penurunan bahkan
UMKM akibat Covid-19”
menghentikan aktivitasnya.

Putri, et al. (2020) Deskriptif dan Hasil penelitian menunjukkan


kualitatif bahwa dampak yang ditimbulkan
6 “Analisis Dampak Covid-19
dari adanya pandemi Covid-19 ini
Terhadap Pendapatan UMKM”
adalah tingkat daya beli
(Usaha Mikro Kecil Menengah
masyarakat menurun dan keadaan
Desa Blado, Kabupaten Batang)
pasar menjadi sepi.

2.8 Kerangka Pemikiran

Kerangka konseptual dibuat dengan memperhatikan uraian yang telah


dipaparkan sebelumnya, maka pada bagian ini akan diuraikan beberapa hal yang
dijadikan penelitian sebagai landasan berpikir untuk kedepannya. Landasan yang
dimaksud akan lebih mengarahkan penelitian untuk menemukan data dan
informasi dalam penelitian ini guna memecahkan masalah yang telah dipaparkan
sebelumnya.

13
Pandemi Covid-19

Mengatasi
dampak

Dampak

Timbul
Pendapatan penjualan
Strategi Bisnis
UMKM Sektor Kuliner

Sumber: Dikembangkan guna kepentingan penelitian (2022)

14
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada UMKM sektor kuliner di Kabupaten


Manokwari. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 21 Tahun 2020, tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemerintah Papua Barat mulai
menerapkan PSBB sejak tanggal 3 April 2020 (Jagatpapua.com, 2020). Adapun
periode yang akan diteliti adalah masa sebelum dan sesudah pemberlakuan PSBB.
Objek penelitian yang dipilih adalah UMKM sektor kuliner di Kabupaten
Manokwari. Waktu penelitian ini adalah setelah proposal ini disetujui dan
diseminarkan.

3.2 Jenis dan Sumber Data


3.2.1 Jenis Data

Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu ; data
primer dan sekunder. Data primer adalah data yang mengacu pada informasi
yang diperoleh dari tangan pertama oleh penelitian yang berkaitan dengan
variabel minat untuk tujuan spekulasi studi. Sumber data primer adalah
responden individu, kelompok fokus (Uma sekara, 2011). Data yang diperoleh
berasal dari pihak-pihak yang berkaitan langsung mengenai dampak dan
strategi bisnis pelaku usaha UMKM sektor kuliner di Kabupaten Manokwari.

Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang


dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Sumber data sekunder seperti catatan
atau dokumen perusahaan (Uma sekara, 2011). Data penunjang yang
diperlukan seperti studi kepustakaan yaitu dengan cara mengumpulkan teori-
teori dari website, berita, jurnal-jurnal yang berhubungan dengan penelitian ini.

15
Pendekatan eksploratif yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
dengan mengeksplorasi hasil dari analisis atas dampak pandemi Covid-19
terhadap UMKM serta strategi bisnis yang dilakukan UMKM dalam situasi
pandemi Covid-19.

3.2.2 Sumber Data

Kuncoro (2009: 148) menyatakan bahwa data penelitian pada dasarnya


dapat dikelompokkan menjadi:

1. Data Primer, Data primer adalah data yang diperoleh dengan survei
lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data
orisinal.
2. Data Sekunder, Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak
langsung atau perantara.

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer yaitu yang diperoleh dari survei di lapangan berupa
hasil wawancara dengan para pelaku UMKM sektor kuliner di Kabupaten
Manokwari. Serta jenis data sekunder yang diambil dari website, berita, jurnal-
jurnal yang berhubungan dengan penelitian ini, hal ini bertujuan untuk
memperoleh landasan atau kerangka pemikiran yang digunakan untuk
membahas hasil penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi maupun


sampel, tetapi oleh Spradley dinamakan ‘’social situation’’ atau situasi sosial
yang terdiri dari tiga elemen yaitu, tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas
(activity). Populasi menurut Sugiyono (2017) adalah wilayah generalisasi yang

16
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah pelaku UMKM sektor kuliner yang berada
di Kabupaten Manokwari yang terdaftar pada Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Manokwari yang berjumlah 50
UMKM (Perindagkop, 2020). Namun dalam proses pengumpulan data hanya
didapatkan 27 dari 50 sampel dikarenakan saat pengumpulan data sekitar 18
tempat usaha telah tutup dan 5 tempat menolak.

3.3.2 Sampel

Sampel di dalam penelitian kualitatif tidak dinamakan responden tetapi


sebagai narasumber, atau partisipan, dan informan. Sampel dalam penelitian
kualitatif juga dapat disebut sampel konstruksikan fenomena yang semula
masih belum jelas (Sugiyono, 2014).

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidential Sampling. Menurut


Sugiyono (2009:85). Accidential Sampling adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2017) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang


paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah
mendapatkan data. Dalam laporan ini teknik pengumpulan data yang digunakan
berupa observasi, studi dokumentasi dan wawancara langsung pelaku UMKM di

17
Kabupaten Manokwari Barat. Terkait dengan data yang akan diambil adalah
tentang seberapa pengaruhnya dampak Covid-19 terhadap pendapatan yang
didapatkan pelaku UMKM dan ketika pemerintah menerapkan peraturan baru
seperti Phsicyal Distancing dan Social Distancing2.

1. Observasi adalah cara dan teknik pemgumpulan data dengan melakukan


pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala atau fenomena
terhadap yang ada pada objek penelitian.Peneliti akan mengamati jenis
UMKM apa saja yang ada di Kabupaten Manokwari.
2. Dokumentasi, pengumpulan data dengan metode dokumentasi adalah
dengan cara mencari data-data atau informasi pada buku-buku, catatan-
catatan transkrip, jurnal, makalah dan lain sebagainya serta mengambil foto-
foto ketika proses wawancara dengan responden berlangsung dan kemudian
mendeskripsikan hasil bahwa peneliti sudah melakukan wawancara terjun
ke lapangan.
3. Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara Tanya jawab
antara pewancara dengan responden (narasumber) secara sistematis dan
berandaskan pada tujuan, masalah serta hipotesis penelitian. Teknik ini
digunakan karena penulis bisa mendapatkan data yang relevan karena
peneliti bertemu secara langsung dengan pelaku UMKM di Kabupaten
Manokwari.

3.6 Metode Analisis Data

Teknik Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data
Miles and Huberman. Model Miles and Huberman merupakan teknik analisis data
kualitatif yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Teknik analisis data Miles &
Huberman terdiri dari Reduksi Data, Penyajian Data, Kesimpulan dan Verifikasi.

1. Reduksi Data (Data Reduction)

18
Reduksi Data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting,dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang yang telah
direduksi akan memeberikan gambaran yang lebih jelas,dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
Cara mereduksi data adalah dengan melakukan seleksi, membuat
ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan ke pola-pola dengan
membuat transkip penelitian untuk mempertegas, memperpendek,
membuat fokus, membuang bagian yang tidak penting dan mengatur agar
dapat ditarik kesimpulannya dan finalnya secara tepat sesuai dengan
permasalahan fokus utamanya.

2. Penyajian Data (Data Display)

Display data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk


uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya.
Miles dan Huberman (1984) menyatakan : “the most frequent form of
display data for qualitative research data in the past has been narative
text” artinya: yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif dengan teks yang bersifat naratif.

3. Kesimpulan dan Verifikasi (Drawing and Verifying Conclution)

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan


awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Namun bila kesimpulan memang telah
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel (dapat dipercaya).

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan


masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena

19
masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas,
sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

20
BAB IV

Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum & Objek Penelitian

UMKM umumnya berbasis pada sumber daya ekonomi lokal dan tidak
bergantung pada impor, serta hasilnya mampu diekspor. Dengan demikian,
pengembangan UMKM diharapkan akan meningkatkan stabilitas ekonomi
makro, karena menggunakan bahan baku lokal dan memiliki potensi ekspor,
sehingga akan membantu menstabilkan kurs rupiah dan tingkat inflasi.
Pembangunan UMKM akan menggerakkan sektor riil, karena UMKM
umumnya memiliki keterkaitan industri yang cukup tinggi. Karena
keunikannya, maka pembangunan UMKM diyakini akan memperkuat fondasi
perekonomian nasional. UMKM di Kota Manokwari cukup potensial karena
berkontribusi menyerap tenaga kerja dan mengurangi jumlah pengangguran.

4.1.2 Dampak Pandemi Terhadap UMKM Serta Strategi Yang


Dilakukan Para Pelaku UMKM

Penelitian ini adalah tentang Dampak Pandemi Covid-19 Bagi Pelaku


Usaha Kecil, Mikro kecil dan menengah Di masa Pandemi Covid-19 dan
Strategi yang dilakukan oleh Usaha Kecil dalam mempertahankan usahanya
dimasa Pandemi Covid-19 adapun hasil temuan yang berkenaan dengan
penelitian ini disusun berdasarkan hasil observasi atau pengamatan langsung
yang dilakukan terhadap pelaku-pelaku usaha kecil sector kuliner di Kabupaten
Manokwari, kemudian berdasarkan pernyataan-pernyataan yang diberikan
terhadap informan melalui kegiatan wawancara yang dilakukan terhadap pihak
terkait yaitu pelaku usaha kecil.

Setelah data terkumpul dengan menggunakan observasi, wawancara, dan


dokumentasi maka dapat dianalisis hasil penelitian menggunakan metode

21
kualitatif deskriptif, artinya penelitian ini akan menggambarkan, menguraikan,
dan menginterprestasikan data-data yang telah dikumpulkan sehingga akan
memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang yang sebenarnya
terjadi. Pengamatan yang telah dilakukan terhadap Dampak Pandemi Covid-19
Bagi Usaha Kecil Dalam Mengembangkan Usaha Kecil Di masa Pandemi
Covid-19 dan Strategi yang dilakukan oleh Usaha Kecil dalam
mempertahankan usahanya dimasa Pandemi Covid-19 sebagai berikut:

1. Dampak Pandemi Covid-19 Bagi Usaha Kecil Dalam Mengembangkan


Usaha Kecil Dimasa Pandemi Covid-19
a. Dari perspektif pelaku usaha
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada usaha mikro,
kecil dan menengah di Kabupaten Manokwari. Pandemi Covid-19 yang
terjadi memberikan dampak yang cukup signifikan bagi ekonomi
khususnya pelaku usaha kuliner kecil, mikro dan kecil. Pandemi covid-
19 yang terjadi sangat berdampak bagi pelaku usaha kuliner hal ini
ditemui di lapangan seperti yang disampaikan oleh pelaku usaha
Rumah Makan Saiyo di wosi, sebagai berikut:

“Sebelum pandemi omzet penjualan normal saja, biasanya pelanggan


datang sampai malam tapi dikarenakan masa pandemi pemerintah
menetapkan jam operasional batas jam malam, penjualan saya
menurun hingga butuh kreasi untuk meningkatkan omzet penjualan
seperti dalam meng-onlinekan lewat media sosial.”

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan terkait dampak


pandemi terhadap kondisi usaha kecil, pelaku usaha dituntut sigap
dalam usaha mereka seperti menarik pelanggan dan meningkatkan
produktifitas penjualan mereka seperti merambah kepada market online
dan social media hal ini guna meningkatkan pendapatan mereka dan
meluaskan pasar mereka dalam online karena dimasa pandemi ini

22
banyak usaha yang meng-onlinekan produk mereka baik di sosial media
maupun dalam bentuk website.

Selain itu, adanya pandemi covid-19 ini mengharuskan masyarakat


untuk membatasi kegiatan diluar rumah. Hal tersebut ditemui
dilapangan dalam wawancara dengan Pak Angga selaku staf (Phoenam
Manokwari) mengatakan bahwa:

“Kondisi usaha dimasa pandemi covid-19 saat ini mengalami


penurunan sebab yang biasanya pengunjung rampai setiap malam,
tetapi karena Pemerintah melakukan pembatasan aktivitas masyarakat,
sehingga penjualan mengalami penurunan jadi pendapatan juga ikut
menurun.”

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan


bahwa pandemi covid-19 ini memberikan dampak yang sangat pelik
bagi pelaku usaha yang mana akibatnya omzet penjualan mengalami
penurunan yang cukup signifikan akibatnya pendapatan yang didapat
menjadi lebih sedikit dari sebelum adanya pandemi covid-19 dan
dengan diterapkannya pemberlakuan pembatan kegiatan masyarakan
para pelaku usaha memang dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam
menjalankan usaha mereka untuk meningkatkan jumlah pendapatan
mereka hal ini guna mengantisipasi penjualan yang menurun dimasa
pandemi ini. Hal ini dijelaskan pula oleh pelaku usaha RM. Babi
Panggang Berastagi sebagai berikut:

“Pengaruh dari pandemi ini Rumah Makan Berastagi memang


mengalami penurunan, kita selaku pemilik memang dituntut sigap
dalam menjalani usaha kita karena penurunan makan di tempat yang
berkurang namun kita menyediakan layanan pesanan atau bungkus dan
bawa pulang.”

23
Dari hasil wawancara dan observasi bahwa Pandemi covid-19 yang
terjadi sangat berdampak bagi pelaku usaha kecil, hal ini ditemukan di
lapangan bahwa memang adanya penurunan omzet penjualan yang
dialami para pelaku usaha. dan hal ini memang terjadi pada masa
pandemi. Penurunan omzet biasanya memang ada bagi pelaku usaha
tapi disaat pandemi ini para pelaku usaha memang mengalami
penurunan omzet yang sangat signifikan apalagi para pembeli yang sepi
ditengah pandemi kemarin. Hal tersebut membuat para pelaku usaha
untuk lebih meningkatkan kreatifitas dan inovasi penjulan mereka
supaya lebih jeli lagi dalam menggunakan strategi dalam jual beli
seperti yang disampaikan pegawai Ibu indah dari Rumah makan lestary
saat ditanya apakah pandemi Covid-19 mempengaruhi usaha mereka;

“Pasti ada penurunan pendapatan, karena pembatasan sosial berskala


besarmengakibatkan penurunan pelanggan yang datang sehingga
berdampak pada pendapatan .”

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi


penurunan penjualan para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah
dimasa pandemi Covid-19 dibandingkan dengan sebelum munculnya
pandemi Covid-19, yang mengakibatkan penurunan penjualan karena
sepi pengunjung. Hal ini juga diakui oleh pegawai dari Rumah Makan
Coto Maros;

“Semenjak adanya pandemi covid-19 ini sangat memberikan dampak


yang cukup berat bagi kami pelaku usaha kecil sebab karena adanya
pandemi covid-19 ini kan membuat orang malas untuk keluar rumah
jadi pembeli yang datang berkurang sehingga menjadi sepi tidak
seperti sebelum pandemi covid-19 ini dan juga membuat penjualan
mengalami penurunan pendapatan sekitar 40%.”

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara telah dilakukan dapat


disimpulkan yang terjadi dilapangan bahwa pandemi Covid-19 ini yang

24
membuat pelaku usaha kecil ini sepi dari pembeli karena masyrakat itu
sendiri lebih memilih untuk berdiam diri dirumah dari pada harus
keluar rumah dengan keadaan yang tidak aman atau masa pandemi
covid-19, tidak hanya itu pelaku usaha pun mengalami penurunan
pendapatan akibatnya pendapatan yang didapat harus digunakan
sebagai modal kembali agar usaha yang mereka jalani tetap bertahan di
situasi masa pandemi covid-19.

Adapun Kota Manokwari juga pernah melaksanakan PPKM


( Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyrakat) oleh pemerintah
Provinsi Papua Barat. Sesuai dengan surat edaran Bupati Manokwari
nomor :510/402, Tentang Upaya Pencegahan Covid-19.

Berdasarkan observasi dan wawancara di lihat dari keadaan pada


saat itu bahwa masa pandemi covid-19 sangat berdampak bagi pelaku
usaha-usaha kecil yang ditemui dilapangan. Hal ini dijelaskan oleh
bapak Rizal selaku pegawai di Café JnJ saat ditanya bagaimana
pengaruh pandemi Covid-19 dijelaskan bahwa:

“Adanya pandemi covid-19 ini sangat berdampak kepada kami


para pelaku usaha Cafe yang biasanya buka sampai malam sekarang
karena adanya surat edaran kami peagang diminta untuk berjualan
tidak lewat dari jam 10 malam, meskipun demikian kami berharap
pandemi covid-19 ini cepat berakhir agar keadaan kembali normal dan
kami buka seperti biasa.”

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara telah dilakukan dapat


disimpulkan yang terjadi dilapangan bahwa pandemi covid-19 ini
membuat pelaku usaha kecil untuk menutup usaha mereka sementara
karena melonjaknya kasus pandemi covid-19 ini, namun walaupun
begitu pemerintah pun turut andil dalam membantu dengan
mengeluarkan tali kasih mereka untuk membantu pedagang yang
terkena dampak dari pandemi covid-19 dengan bantuan sembako

25
dengan adanya bantuan sosial untuk pedagang ini sedikit meringankan
beban mereka meski harus menutup sementara usaha mereka, mereka
berharap agar situasi pandemi covid-19 ini cepat berakhir dan mereka
bisa berjualan dengan normal kembali.

Dari hasil wawancara dan observasi temuan yang ditemui sesuai di


lapangan. Adapun tanggapan mengenai tenaga kerja yang harus di
rumahkan akibat dampak pandemi covid-19 seperti yang dilakukan oleh
Usaha Cafe Pheonam :

“Pandemi covid-19 ini ada sekitar 6 orang dirumahkan, kita tidak bisa
menggaji mereka apalagi pada masa pandemi covid-19 itu terjadi
penurunan pendapatan, kurangngya pengunjung yang datang
dibandingkan sebelum masa pandemi. Jadi kita sekarang ini ya mau
tidak mau harus mengistirahatkan sementara waktu pekerja, sampai
keadaaan kembali normal”

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dapat


disimpulkan yang terjadi dilapangan bahwa dampak dari pandemi covid-
19 ini membuat para pelaku usaha merumahkan bahkan memberhentikan
pekerjanya akibat pendapatan yang menurun membuat pelaku usaha itu
sendiri kesulitan dalam menggaji pekerjanya.

Sedangkan terlihat kendala yang terjadi dilapangan bahwa para


pelaku usaha kecil mengalami kerugian karena perputaran uang
dikarenakan makanan yang dijual terlalu lama berada di tempatnya
akibatnya penghasilan menurun dan produksi ikut menurun. Hal tersebut
ditemui dilapangan dalam wawancara dengan Ibu Ani Lelet pemilik
warung Baku dapa (Bubur Manado) mengatakan bahwa:

“Yaitu kurangnya daya beli konsumen itu sendiri dikarenakan covid- 19


berpengaruh terhadap ekonomi, dari ekonomi tersebut pendapatan
konsumen berkurang dan daya beli ikut menurun.”

26
Dari hasil Wawancara dan observasi tersebut dapat disimpulkan
bahwa kurangnya konsumen dalam membeli produk tersebut membuat
perputaran uamg menjadi terhambat dan hal ini membuat para pelaku
usaha kesulitan.

Dari hasil wawancara dan observasi, temuan yang ditemui sesuai di


lapangan. Adapun tanggapan mengenai kendala usaha kecil di masa
pandemi covid-19 bahwa:

“Daya beli masyrakat menurun. Jadi kita mau jual bagaimana pun
promosi daya beli memang menurun tidak ada yang mau beli mereka
memikirkan sekarang ini kan untuk kebutuhan pokok, jadi untuk
makanan-makanan ini kan mereka banyak waktu kosong membuat
sendiri jadi memang berat dimasa pandemi covid-19 ini.”

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui


bahwa kendala yang dihadapi usaha kecil dimasa pandemi covid-19 ini
kurangnya daya beli masyarakat dan menurunnya penjualan.

b. Dari perspektif Pemerintah Daerah

Dengan dampak yang demikian Pemerintah Kabupaten Manokwari


turut andil dalam meringankan para pelaku usaha yang terkena dampak
pandemi dan hal ini memberikan dampak positif bagi para pelaku usaha
yang memotivasi mereka dalam menggiat usaha mereka adanya bantuan
dari pemerintah setempat membuat pelaku usaha menjadi semangat dan
tak putus asa di masa pandemi ini karna memang uluran tangan
pemerintah sangat dibutuhkan pada masa pandemi ini hal ini guna
meningkatkan sektor ekonomi dalam daerah guna membangun lagi
pertumbuhan ekonomi di masa pandemi ini, seperti yang disampaikan
oleh Bapak Hasking S selaku staf Bidang UKM Dinas Perindustrian
Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Manokwari mengatakan
bahwa:

27
“Adanya pandemi covid-19 pada awal tahun 2020 membuat kondisi di
Kabupaten Manokwari ini jadi orang berbondong-bondong membuka
usaha untuk mendapatkan dana bantuan tersebut. Seperti yang
disampaikan dapat ditarik kesimpulan secara umum, bahwasanya
kondisi usaha kecil dimasa pandemi covid-19 mengalami peningkatan
dari tahun sebelumnya dikarenakan diadakanya dana bantuan dari
pemerintah setempat hal ini adalah bentuk tanggapan dari pemerintah
kota dalam percepatan penanganan covid-19 dari sektor pertumbuhan
ekonomi guna memulihkan pertumbuhan ekonomi dalam daerah akibat
adanya pandemi covid-19 semoga dalam menghadapi pandemi ini
masyarakat dan pemerintahan daerah setempat dapat berjuang bersama-
sama melawan pandemi.”

Sedangkan terlihat bahwa kondisi yang terjadi dilapangan dan


berdasarkan hasil wawancara langsung kepada pelaku usaha mikro, kecil
dan menengah bahwa yang terjadi dilapangan kondisi usaha mikro, kecil
dan menengah dimasa pandemi covid-19 mengalami penurunan dilihat
dari segi penjualan karena berkurangnya pendapatan para pembeli pada
masa pandemi covid-19, akibatnya daya beli masyarakat itu sendiri
menurun. Dan pelaku usaha pun tidak sedikit yang tidak memperoleh
bantuan dari pemerintahan setempat karena bentuk dari penyaluran hanya
berlaku untuk para pelaku usaha yang memang memiliki surat tidak
mampu maupun surat keterangan miskin, hal ini pemerintah terapkan
agar dalam penyaluran bantuan ini tepat sasaran bagi mereka yang benar-
benar tidak mampu dan bantuan ini adalah upaya pemerintah dalam
meringankan mereka pelaku usaha yang memang terkena dampak
pandemi ini karena tidak semua pelaku usaha adalah orang yang tidak
mampu, hal ini merupakan intruksi pemerintah setempat guna
mengalokasikan bantuan tersebut dengan baik dikarenakan bantuan dari
pemerintah ini terbatas. Dengan bantuan kelurahan dan RT setempat
yang memang kenal dengan warga mereka karena jumlah bantuan ini

28
terbatas, dan bantuan ini adalah upaya pemerintahan dalam meringankan
para pelaku usaha yang memang terkena dampak pandemi ini.

2. Strategi yang dilakukan oleh Usaha Kecil Dalam Mempertahankan


Usahanya dimasa Pandemi Covid-19

Merujuk pada konsep strategi pengembangan menurut Barney (2007)


adalah suatu alokasi sumber daya yang memampukan organisasi
memelihara bahkan meningkatkan kinerjanya. Strategi yang baik adalah
suatu strategi yang menetralisir ancaman/tantangan, dan merebut peluang-
peluang yang ada dengan memanfaatkan kekuatan yang tersedia serta
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang masih ada.

Berdasarkan dari hasil wawancara dan observasi, rata-rata usaha mikro,


kecil dan menengah dimasa pandemi covid-19 merasakan penurunan
omzet. Hal ini karena mulai berkurangnya aktivitas yang dilakukan diluar
rumah, kesulitan dalam memperoleh konsumen, serta mulai menurunnya
minat beli masyrakat akibatnya pendapatan menurun.

Setiap pelaku usaha kecil tentunya menginginkan usaha yang dijalankan


sukses dan tetap berjalan walaupun di tengah adanya pandemi covid-19
ini. Oleh karena itu perlu melakukan upaya-upaya yang sistematis agar
usaha yang dilakukan oleh para pelaku usaha kecil tetap dapat berjalan.
Upaya yang bisa di lakukan salah satunya dengan memberikan
pemahaman terutama mengenai cara pengembangan usaha kecil di masa
pandemi Covid-19 serta perlunya edukasi tentang meningkatkan
kewirausahaan dalam menghadapi krisis sektor ekonomi yang dihadapi
pelaku usaha pada masa pandemi ini supaya dapat meminimalisir
terjadinya penurunan omzet yang signifikan.

Dimasa pandemi covid-19 seperti sekarang ini pelaku usaha kecil harus
bisa melakukan inovasi serta memanfaatkan pemasaran dan penjualan
secara online untuk menjaga keberlangsungan usaha kecil yang mereka

29
jalani. Selain itu pelaku usaha kecil juga harus bisa menata kembali
strategi usahanya. Dalam kondisi seperti saat itu, para pelaku usaha kecil
perlu melakukan penyesuaian usaha dalam hal produk dan melakukan
strategi pemasaran dan penyesuaian dalam menghadapi pandemi serta
sangat dibutuhkan evaluasi dalam pengembangan usaha mereka agar dapat
meminimalisir terjadinya penurunan omzet yang sangat signifikan dalam
usaha mereka dan dengan itu para pelaku usaha dituntut untuk siap dan
berpengatahuan luas dalam menjalankan usaha mereka.

Dari hasil wawancara dan observasi yang ditemui di lapangan adapun


strategi yang dilakukan oleh Usaha mikro, Kecil dan menengah dalam
mempertahankan usahanya dimasa Pandemi Covid-19 agar tidak
terjadinya penurunan omzet yang signifikan dalam upaya mempertahankan
usaha mereka ditengah pandemi ini, hal ini dijelaskan oleh pelaku usaha
Rumah Makan Berastagi saat ditanya tentang startegi apa yang dilakukan
untuk meningkatkan pendapatan anda saat terkena dampak pandemi
Covid-19, dijelaskan bahwa:

“Seperti sekarang ini tetap menjalankan usaha tapi dengan kita tambah
promosi di media sosial seperti facebook dan menerma pesanan secara
online agar usaha tetap bertahan ditengah pandemi covid- 19.”

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa strategi yang digunakan dalam mempertahankan usaha
kecil di masa pandemi covid-19 ini yaitu dengan melakukan promosi
produk agar usaha tetap berjalan. Meski kondisi pandemi covid-19 ini
banyak produk usaha kecil yang mengalami penurunan penjualan, mereka
senantiasa mempromosikan produknya melalui media online yang turut
andil dalam membangun sektor ekonomi yang hampir runtuh ditengah
pandemi ini dan dengan upaya maupun strategi yang diterapkan di masa
pandemi ini media online menjadi salah satu penunjang usaha mereka
dengan adanya media sosial ini sangat membantu dalam menunjang

30
kegiatan usaha meraka dengan adannya media online ini para pelaku usaha
sangat terbantu dalam menjalankan usaha mereka serta dengan media
online ini mereka sangat terbantu dan hal ini usaha mereka dapat bertahan
dengan adanya pengetahuan dan layanan komunikasi serba digital saat ini
para pelaku usaha dituntut untuk menguasai aplikasi baik dari segi cara
maupun trik agar dapat mempertahankan usaha mereka ditengah pandemi
ini.

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, telah ditemui di


lapangan Strategi yang digunakan dalam mempertahankan usaha kecil
dimasa pandemi covid-19 seperti yang dikatakan oleh Ibu Sitty selaku Staf
(Wong Solo) bahwa.

“Mencari apa yang dibutuhkan masyarakat di masa pandemi covid-19


atau melakukan inovasi produk berdasarkan dengan kebutuhan
masyarakat dan sesuai dengan perekonomiannya, menyebarkan brosur,
mengadakan free ongkir dan memberikan free minuman khusus
pemesanan lebih dari 30 kotak”.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut, maka dapat


diambil kesimpulan bahwa strategi yang digunakan dalam
mempertahankan usaha kecil di masa pandemi covid-19 ini dengan
mempromosikan produk kepada masyarakat, mempertimbangkan harga
produk, tidak berhenti menawarkan produknya supaya dalam
mempertahankan usaha mereka dan meminimalisir terjadinya penurunan
omzet usaha mereka.

Dari hasil wawancara dan observasi pada Rumah maka Wong Solo
yang dilakukan , beliau menyampaikan bahwa strategi yang digunakan
untuk mempertahankan usaha saya di masa pandemi covid-19 ini dengan
menambah varian produk mempertahankan varian rasa yang sudah ada dan
lebih intens mempromosikan produk yang dijual melalui media online dari
situ lebih bisa memesan produk melalui online dikarena pandemi covid-19

31
ini masyrakat tidak boleh keluar jadi jalan keluarnya mereka lebih intens
untuk mempromosikan melalui media online dan tanpa harus keluar rumah
untuk membeli makanan ataupun minuman yang mereka inginkan.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut, maka dapat


diambil kesimpulan bahwa strategi yang digunakan dalam
mempertahankan usaha kecil di masa pandemi covid-19 ini dengan
menambah varian produk, lebih rajin memprosikan produknya melalui
media online karena walaupun masyarakat tidak bisa keluar rumah akan
tetapi dengan melalui pesan antar tersebut bisa membantu masyarakat
dalam memesan makanan atau minuman yang mereka inginkan.

Pandemi memang memiliki dampak bagi pelaku usaha kecil memang


peraturan pemerintah tak sesuai akan tetapi demi kebaikan kita semua
dalam menghadapi wabah covid-19 ini perlu adanya kerja sama semua
kalangan untuk memutuskan mata rantai covid-19 ini. Hal demikian
berdampak bagi masyarakat terutama para pelaku usaha kecil,
sebagaimana para pelaku usaha kecil, hal tersebut membuat para pedagang
harus berpikir keras dan lebih kreatif lagi dalam memasarkan produk yang
mereka jual, dan harus memiliki strategi yang bervariasi terutama para
pelaku usaha kecil dituntut untuk punya inovasi dan strategi yang
bervariasi dan memanfaatkan media online sebagai wadah aspirasi mereka
tentu hal tersebut harus didukung relasi antar kerabat terdekat, guna
menyebar luaskan informasi seperti yang dikatakan salah satu pelaku
usaha rumah makan Coto Maros saat ditanya soal inovasi/strategi apa yang
dilakukan untuk bertahan selama masa pandemi:

“Lebih giat lagi dalam promosi produk yang dijual mereka juga harus
mempunyai inovasi tinggi dan mempunyai relasi yang luas untuk menarik
minat para pembeli, harus kreatif ulet dan Relasi teman dalam
mengembangkan usaha, tidak boleh patah semangat saya si berharap

32
keadaan seperti pandemi covid-19 ini cepat selesai biar keadaan bisa
kembali normal.”

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut, maka dapat


diambil kesimpulan bahwa strategi yang digunakan dalam
mempertahankan usaha kecil di masa pandemi covid-19 ini dengan tidak
berhenti terus melakukan promosi untuk menarik minat pembeli serta
membangun relasi untuk mengembangkan usahanya.

Adapun strategi/Inovasi yang dilakukan para pelaku usaha mikro,kecil


dan menengah untuk bertahan selama masa pandemi adalah melaksanan
protokol kesehatan di tempat usaha mereka seperti dijelaskan oleh ibu
indah selaku karyawan dari Rumah makan lestary ;

“Di sini kami memperlakukan protokol kesehatan seperti menyediakan


tempat cuci tangan, menyediakan hand sanitizer, mewajibkan pengunjung
memakai masker dan duduk berjarak agar pengunjung merasa aman dan
nyaman”

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut, maka dapat


diambil kesimpulan bahwa untuk mempertahankan suatu usaha haruslah
mengutamkan kepuasan pelanggan serta pelayanan yang membuat
pelanggan puas agar pelanggan merasa aman dan nyaman sehingga
menimbulkan rasa kesetiaan pelanggan.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan dari hasil observasi yang telah dilakukan, maka disimpulkan


beberapa hal sebagai berikut:

33
A. Dampak

Perkembangan UMKM di Indonesia tidak terlepas dari berbagai masalah.


Beberapa masalah umum yang dihadapi UMKM yaitu keterbatasan modal,
kesulitan bahan baku dengan harga terjangkau dan kualitas yang baik,
keterbatasan teknologi, sumber daya manusia yang dengan kualitas baik,
informasi pasar dan kesulitan pemasaran. Tingkat intensitas dan sifat dari
masalah-masalah tersebut bisa berbeda tidak hanya menurut jenis produk atau
pasar yang dilayani, tetapi juga berbeda antar lokasi atau wilayah, sektor atau
antar subsektor, antar jenis kegiatan dan antar unit usaha dalam kegiatan yang
sama.

Pandemi covid-19 memberikan dampak yang cukup besar Bagi Usaha


Kecil dalam mengembangkan Usaha Kecil Dimasa Pandemi Covid-19 rata-
rata usaha kecil mengalami penurunan pendapatan yang sangat drastis, yaitu
kurang lebih sekitar 40-60% dari sebelum terjadinya pandemi covid-19 ini,
hal ini terjadi karena mulai berkurangnya aktivitas di luar rumah. Kendala
yang dihadapi usaha kecil selama masa pandemi covid-19 ini yaitu kendala
yang terjadi dilapangan bahwa para pelaku usaha kecil mengalami kerugian.

Indonesia adalah salah satu Negara yang terdampak terutama pada sisi
ekonomi (Pakpahan, 2020). Pandemi Covid-19 membawa berbagai dampak
pada perekonomian seperti terjadi kesusahan dalam mencari lapangan
pekerjaan, susah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tidak
mempunyai penghasilan dalam memenuhi kebutuhan untuk sehari-hari dan
juga banyak kesusahan yang diterima dari semua sektor perekonomian dalam
semua bidang juga merasakan dampak dari Covid-19.

Berdasarkan observasi yang telah ditemui dilapangan bahwa melihat


dampak yang diakibatkan pandemi covid-19 ini memberikan dampak yang
cukup besar bagi usaha kecil kurangnya daya beli masyarakat akibatnya
usaha kecil mengalami penurunan omzet dilihat dari segi penjualan karena

34
berkurangnya pendapatan pembeli pada masa pandemi covid-19 hal ini terjadi
karena mulai berkurangnya aktivitas yang dilakukan di luar rumah.

B. Strategi

Strategi adalah rencana untuk memperbesar pengaruh terhadap pasar, baik


dalam jangka pendek maupun jangka panjang, yang didasari pada riset pasar,
penilaian, perencanaan produk, promosi, perencanaan secara distribusi. Di
masa pandemi covid-19 pelaku usaha dituntut untuk bertahan dalam
menghadapai kondisi yang berbeda dari biasanya. Kondisi yang kurang
fleksibel dan sangat terbatas dalam melakukan pergerakan. Tentunya perlu
adanya strategi dalam menghadapi kondisi tersebut.

Dari hasil wawancara dan observasi temuan yang telah ditemui sesuai di
lapangan diperlukannya inovasi dan kreatifitas penjual untuk meningkatkan
penjualan dimasa pandemi covid-19 dan hal tersebut diperlukannya strategi
untuk mengembangkan usaha mereka seperti hasil wawancara yang telah
dilakukan dilapangan. Oleh karena itu para pelaku usaha perlu meningkatkan
kreatifitas dalam memasarkan barang yang mereka jual hal tersebut dilakukan
untuk meminimalisir kerugian di masa pandemi. Selain itu para pelaku usaha
kecil juga harus bisa menata ulang strategi bisnisnya dalam kondisi pandemi
Covid, usaha kecil perlu melakukan penyesuaian diri dalam hal produk dan
melakukan beberapa strategi pemasaran untuk bertahan salah satu cara yang
mereka terapkan untuk usaha mereka yaitu:

a. Dengan cara mempromosikan barang mereka melalui online atau


media sosial, penggunaan media sosial yang semakin hari semakin
banyak bisa dijadikan peluang bagi para pelaku usaha dalam
memasarkan produk.
b. Memperbaiki kualitas produk dan pelayanan, memperbaiki kualitas
produk dan pelayanan tentunya sangat berpengaruh terhadap hasil
yang diperoleh pelaku usaha.

35
c. Memperlakukan protokol kesehatan di tempat usaha mereka agar
pengunjung merasa aman dan nyaman agar tempat usaha tidak sepi
pengunjung.

36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

1) Pandemi covid-19 yang terjadi di Indonesia berdampak pada ketidakstabilan


dalam perekonomian terutama pada usaha kecil. Bahwa dari pelaku usaha
kecil benar-benar mengalami dampak langsung akibat adanya pandemi
covid-19 sehingga pelaku usaha kecil merasakan kurangnya daya beli
masyarakat serta penurunan omzet penjualan dikarenakan pendapatan
berkurang disebabkan oleh sepinya pembeli atau daya beli masyarakat
menurun. Dalam kondisi seperti ini menjadikan pelaku usaha kecil harus
merumahkan pekerjanya, pelaku usaha kecil harus memiliki strategi untuk
dapat bertahan di tengah pandemi covid-19 ini dan dituntut untuk dapat
menyesuaikan diri terhadap kondisi yang terjadi sehingga usaha yang
dijalankan mampu bertahan dikondisi pandemi covid-19 seperti sekarang
ini.
2) Terdapat beberapa strategi yang dapat di lakukan usaha kecil untuk dapat
mempertahankan bisnisnya, yaitu: para pelaku usaha perlu meningkatkan
kreatifitas dalam memasarkan barang yang mereka jual, mempromosikan
barang mereka melalui pemasaran secara online atau media sosial,
memperbaiki kualitas produk dan pelayanan, dan menambahkan inovasi
pada usaha mereka antara lain menambah varian baru produk yang dijual
serta para pelaku usaha memberikan diskon atau memberikan harga yang
lebih murah dari biasanya untuk menjaga keberlangsungan usaha mereka.

5.2 Saran
1) Bagi pelaku usaha kecil harus mampu meningkatkan kereatifitasnya dalam
memasarkan produknya baik di media sosial (online) maupun offline
sehingga dapat meningkatkan minat daya beli masyarakat untuk membeli
barang yang dijual karena ditengah pandemi ini perlu evaluasi dan inovasi

37
dalam menarik maupun dalam meningkatkan minat beli dan mampu
bersaing dalam memperbaiki sektor ekonomi daerah.
2) Bagi pelaku usaha kecil harus bisa menginovasi produk-produk baru serta
memperbaiki kualitas produk dan pelayanannya serta menguasai dalam
melihat apa yang dibutuhkan pembeli hal ini sangat dibutuhkah kejelian
penjual untuk meningkatkan nilai jual di toko mereka hingga dapat
meminimalisir penurunan omzet di masa pandemi.
3) Selain itu, perlu adanya dukungan ataupun dorongan dari pemerintah dalam
mewujudkan pengembangan usaha kecil ditengah pandemi covid-19 karena
ditengah pandemi ini memang diperlukan kerja sama antara masyarakat dan
pemerintah dalam menghadapi pandemi terlebih dalam pembangunan
ekonomi yang hampir anjlok ditengah pandemi ini.

38
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, F. (2020). Apa Saja Peran UMKM Bagi Perekonomian Indonesia.


Diambil dari, www.idxchannel.com.

Covid.go.id. (2020). Tanya jawab Covid-19. Diambil dari Covid19.go.id.

ekon.go.id. (2021). UMKM Menjadi Pilar Penting dalam Perekonomian


Indonesia. Diambil dari, www.ekon.go.id.

Fadli, A. (2021). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pendapatan Umkm Di


Desa Gondang Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara.

Hidayatullah, S, et all. (2018). Eksistensi Transportasi Online ( Go Food )


terhadap Omzet Bisinis Kuliner di Kota Malang. Seminar Nasional Sitem
Informasi 2018, 146.

Jagatpapua.com. (2020). Pemerintah Papua Barat Sepakati Jam Doa Bersama.


Diambil dari,www.jagatpapua.com.

39
Mokoginta, P. F. (2019). Pengakuan dan pengukuran pendapatan menurut PSAK
NO 23 pada CV. NYIUR TRANS KAWANUA. EMBA, 941-950.

Pranita , E. (2020). Diumumkan awal maret,Ahli: Virus Corona masuk


Indonesia dari Januari. Kompas.

Pranita, E. (2020, 05 11). Diumumkan Awal Maret, Ahli: Virus Corona Masuk
Indonesia dari Januari. Dipetik 08 22, 2021, dari Kompas:
https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/11/130600623/diumumkan
-awal-maret-ahli--virus-corona-masuk-indonesia-dari-januari

Putri, G. S. (2020, Maret 12). WHO Resmi Sebut Virus Corona Covid-19
sebagai Pandemi Global. Diakses 21 Agustus 2021, dari Kompas:
https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/12/083129823/who-resmi-
sebut-virus-corona-covid-19-sebagai-pandemi-global?page=all

Rosita, R. (2020). Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap UMKM di Indonesia.


Jurnal Lentera Bisnis, 109-120.

Sari, N. (2018). Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Kuliner Khas Daerah


Jambi. Sains Sosio Humaniora, 51-60.

40
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data UMKM Sektor Kuliner Kabupaten Manokwari

Tabel UMKM Sektor Kuliner

NO NAMA ALAMAT JENIS


USAHA

1 Coto AMD Manokwari Jl. Trikora Wosi Sektor


Kuliner

2 Billy Cafe Jl. Merdeka Sektor


Kuliner

3 Pujasera, Dermaga AL, Briyosi, Sanggeng Sektor


Manokwari Kuliner

4 Rumah Makan Salam Manis Jl. Merdeka Sektor


Kuliner

5 Emji Food Market Jl. Jend. Sudirman Sektor


Kuliner

6 RPM Manokwari Reremi KPR Sektor


Kuliner

7 Dapur Nona Manokwari Jl. Angkasa Mulyono Sektor


Kuliner

8 Rumah Makan Pangkep Jl. Trikora Wosi Sektor


Kuliner

9 Rumah Makan Permata Jl. Merdeka Sektor

41
Kuliner

10 Inggandi Beach Restaurant Jl. Pasir Putih Sektor


Kuliner

11 Angkringan Las Vegas Jl. Reremi Puncak Sektor


Kuliner

12 Bakso Iga Manokwari Jl. Trikora Wosi Sektor


Kuliner

13 KFC Manokwari Yos Sudarso Sektor


Kuliner

14 Tabea Social House Fanindi Sektor


Kuliner

15 Abrezzo Cafe dan Resto Jl. Merdeka Sektor


Kuliner

16 Phoenam Manokwari Cafe dan Jl. Trikora Wosi Sektor


Resto Kuliner

17 Rumah Makan Berastagi Jl. Brawijaya Sektor


Kuliner

18 Bebek Ijo Sentani Jl. Merdeka Sektor


Kuliner

19 Bakso Rio Fanindi Sektor


Kuliner

20 JNJ Coffee Jl. Reremi Puncak Sektor


Kuliner

42
21 Bongkard Coffee Marina Sektor
Kuliner

22 Coto Makassar Jl. Reremi Puncak Sektor


Kuliner

23 Rumah Makan Handayani Jl. Angkasa Mulyono Sektor


Kuliner

24 Rumah Makan Sumber Rejeki Jl. Angkasa Mulyono Sektor


Kuliner

25 Coto Maros Jl. Reremi Puncak Sektor


Kuliner

26 Rumah Makan Minang Saiyo Jl. Trikora Wosi Sektor


Kuliner

27 Lee Cafe Jl. Merdeka Sektor


Kuliner

28 Abon Gulung Hawai Bakery Jl. Jend. Sudirman Sektor


Kuliner

29 Kopi Janji Jiwa Sanggeng Sektor


Kuliner

30 Rumah Makan Lestary Indah Jl. Baru Sektor


Kuliner

31 Edhybong Bakery Reremi Puncak Sektor


Kuliner

32 Usaha Kitorang Marina Sektor

43
Kuliner

33 Rumah Makan Mariman Reremi KPR Sektor


Kuliner

34 Bubur Manado Jl. Brawijaya Sektor


Kuliner

35 Rumah Makan Wong Solo Jl. Yos Sudarso Sektor


Kuliner

36 Makanan Khas Papua Ratna Jl. Jend. Sudirman Sektor


Rumbobiar Kuliner

37 Makanan Khas Papua Ana Jl. Jend. Sudirman Sektor


Kadam Kuliner

38 Makanan Khas Papua Ribka Jl. Jend. Sudirman Sektor


Krey Kuliner

39 Makanan Khas Papua Agustina Jl. Jend. Sudirman Sektor


Awom Kuliner

40 Makanan Khas Papua Delila Jl. Jend. Sudirman Sektor


Awom Kuliner

41 Makanan Khas Papua Frida Jl. Jend. Sudirman Sektor


Awom Kuliner

42 Makanan Khas Papua Martina Jl. Jend. Sudirman Sektor


Marsumber Kuliner

43 Makanan Khas Papua Dorsila Jl. Jend. Sudirman Sektor


Kuliner

44
44 Makanan Khas Papua Norce Jl. Jend. Sudirman Sektor
Awom Kuliner

45 Makanan Khas Papua Magdalena Jl. Jend. Sudirman Sektor


Kadam Kuliner

46 Makanan Khas Papua Lili Jl. Jend. Sudirman Sektor


Ansamyum Kuliner

47 Makanan Khas Papua Dortina Jl. Jend. Sudirman Sektor


Krey Kuliner

48 Makanan Khas Papua Linda Jl. Jend. Sudirman Sektor


Kapitaru Kuliner

49 Makanan Khas Papua Abigael Jl. Jend. Sudirman Sektor


Bonsapia Kuliner

50 Makanan Khas Papua Kalarce Jl. Jend. Sudirman Sektor


Kadam Kuliner

LAMPIRAN

Daftar Pertanyaan Wawancara

1. Apa jenis usaha yang anda sedang jalankan?


2. Berapa lama Usaha anda jalani sekarang?
3. Berapa pendapatan anda perbulan sebelum pandemi Covid-19 dan setelah
pandemi Covid-19 masuk di wilayah Manokwari?
4. Siapa saja yang menerima manfaat atas usaha yang anda jalankan?

45
5. Berapa tenaga kerja di usaha anda?
6. Apakah pandemi Covid-19 mempengaruhi usaha anda?
7. Kendala yang anda alami selama pandemi Covid-19?
8. Upaya apa yang anda lakukan untuk meningkatkan pendapatan anda saat
terkena dampak pandemi Covid-19?

46

Anda mungkin juga menyukai