Anda di halaman 1dari 24

PEMANFAATAN TELEMEDICINE DALAM PELAKSANAAN

PROGRAM UKM DI ERA PANDEMI COVID-19 DI


PUSKESMAS SEGALA MIDER
TAHUN 2021

Oleh:
dr. Muhamad Addin Syakir
dr. Wivan Havilian Djohan

Pembimbing:
dr. Elly Tri Yanuarsih

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA PERIODE III


WAHANA PUSKESMAS SEGALA MIDER
2021

1
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................6
2.1 Program Puskesmas..........................................................................................................6
2.2 Definisi Telemedicine.......................................................................................................6
2.3 Pelaksanaan Kegiatan PKM Puskesmas...........................................................................7
2.4 Pemanfaatan Telemedicine ..............................................................................................7
BAB III BAHAN DAN METODE EVALUASI............................................................................15
3.1 Kerangka dan Konsep Evaluasi......................................................................................15
3.2 Pengumpulan Data..........................................................................................................16
3.3 Cara Analisis...................................................................................................................16
BAB IV GAMBARAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPUNG SAWAH...................18
4.1 Sejarah Puskesmas..........................................................................................................18
4.2 Gambaran Wilayah Geografis dan Demografis..............................................................20
4.3 Pembiayaan.....................................................................................................................24
4.4 Program...........................................................................................................................25
4.5 Data Terkait Program......................................................................................................28
BAB V HASIL EVALUASI...........................................................................................................30
5.1 Membandingkan Pencapaian Keluaran Program dengan Tolak Ukur Keluaran................30
5.2 Menetapkan Prioritas Masalah............................................................................................32
5.3 Identifikasi Faktor Penyebab Masalah............................................................................35
5.4 Prioritas Faktor Penyebab Masalah................................................................................37
BAB VI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH...................................................................39
6.1 Menyusun Alternatif Pemecahan Masalah.....................................................................39
6.2 Menentukan Prioritas Cara Pemecahan Masalah............................................................40
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................42
7.1 Kesimpulan.....................................................................................................................42
7.2 Saran...............................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................45

ii
BAB I
PENDAHULUA
N

1.1 Latar Belakang

Penyakit Virus Pandemi Corona 2019(COVID-19) diumumkan WHO


(Organisasi Kesehatan Dunia) tanggal 11 maret 2020. Virus Covid-19
dilaporkan kepada publik pertama kali pada tanggal 31 januari 2020 di
Wuhan, Provinsi Hubei, RCC. Pada akhir tahun 2019 warga Wuhan di
laporkan terkonfirmasi penyakit pneumonia. Awal ditemukanya penyakit ini
dinamakan 2019 novel coronavirus (2019—nCov), selanjutnya oleh WHO
selaku bidang Kesehatan pada badan PBB nama penyakit tersebut dirubah
menjadi Coronavirus Disease (Covid-19). Covid-19 disebabkan oleh virus
Severe Acuate Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2).
Coronavirus dapatCoronavirus dapat menyerang manusia dan hewan. Pada
manusia, Coronavirus menyebakan infeksi pernasapasan, infeksi pernapasan
yang terjadi bisa flu hingga penyakit serius seperti Middle East Respiratory 3
Syndrome (MERS) dan Severe Acuate Respiratory Syndrome (SARS).
Covid-19 oleh WHO dinyatakan sebagai Pandemi dan menyebabkan
perubahan dalam tatanan kehidupan manusia (Yayuk Hidayah, Nufikha
Ulfah, 2019).
Virus ini tidak hanya menyerang satu negara, akan tetapi hamper seluruh
negara yang ada di dunia. Berbagai negara kemudian mulai menerapkan
protocol yang dibuat oleh WHO untuk mencegah terkenanya penyakit
tersebut. WHO membuat anjuran protokol mulai dari cuci tangan, menjaga
jarak, tidak berkumpul, membatasi diri untuk tidak keluar rumah. Jika ada
yang keluar rumah atau dari bepergian jauh di anjurkan untuk isolasi. Isolasi
yang dilakukan untuk pencegahan virus tersebut bisa berskala kecil
(individu) dan berskala besar (negara). Di Indonesia sendiri isolasi tidak

3
dilakukan dalam skala negara hanya dalam sekala kabupaten atau kota.
Isolasi yang dilakukan yaitu dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) atau lock down (Mungkasa, 2020).
PSBB membawa beberapa dampak untuk kebutuhan logistic di
Indonesia. PSBB memiliki kebijakan mengecualikan angkutan barang, agar
kebutuhan logistic tidak terlalu terhambat dengan adanya peraturan tersebut.
Efek dari pandemi juga dirasakan oleh berbagai penyedia layanan
transportasi. Penurunan permintaan juga dirasakan oleh transportasi Truk.
Penurunan permintaan tersebut cukup drastic hingga mencapai 60%. Hampir
seluruh tatanan masyarakat mengalami efek dari pandemi yang sampai akhir
agustus ini belum mereda. Dalam bidang e-comerce mengalami peningkatan
yang disebabkan masyarakat membatasi diri untuk keluar rumah sehingga
menyebabkan masyarakat membeli kebutuhan dengan menggunakan e-
comerce yang ada. Menurut direktorat jendral perhubungan darat, penjualan
sektor e-comerce meningkat sebanyak 26% dari rata-rata bulanan tahun 2019.
Transaksi pun meningkat dari rata-rata 3,1 juta menjadi 4,8 juta per hari dan
diperkirakan pengguna belanja online menjadi 12 juta pada tahun 2020
(Saragih et al., 2020).
Presiden Indonesia mengambil langkah untuk mengimplemen-
tasikan Pembatasan Soisal Berskala Besar atau (PSBB) pada Maret
2020 dan beberapa kali diberlakukan kembali di beberapa wilayah yang
rentan penyebaran COVID-19 disertai kebijakan untuk membatasi diri
dalam beraktivitas diluar rumah dan bertemu dengan orang (physical
distancing) serta himbauan menggunakan platform telemedicine untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan (Prabowo, 2020; Putra, 2020).
Telemedicine adalah salah satu strategi pencegahan penyebaran
COVID- 19 di banyak negara, karena telemedicine merupakan
penyediaan pelayanan kesehatan menggunakan teknologi komunikasi
elektronik. Pasien dan tenaga medis tidak perlu bertemu langsung
dalam suatu tempat namun tetap berkomunikasi melalui sutau aplikasi.
(Chang & Boudier- Revéret, 2020; Prabowo, 2020; Song et al., 2020).
Telemedicine terdiri dari beberapa bentuk yaitu konsultasi daring,
skrining. Dengan beragamnya metode telemedicine, pasien dapat
melaporkan gejala yang dirasakan dan mendapatkan saran maupun

4
arahan terkait penyakitnya (Vidal-Alaball et al., 2020). Keuntungan
penggunaan telemedicine, selain menjadi solusi bagi pasien untuk
mendapatkan penanganan di tengah wabah COVID-19 adalah murah,
mudah diakses dan memberikan kenyamanan bagi pasien. Sedangkan
bagi tenaga medis dapat membuat pelayanan menjadi efektif dan
efisien baik dalam monitoring, evaluating maupun educating. (Turolla
et al., 2020; Vidal-Alaball et al., 2020).

Implementasi telemedicine dalam upaya pelaksanaan program


puskesmas diharapkan berguna sebagai media konsultasi serta skrining
di tengah pandemi COVID-19.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,


adapun masalah yang ditemukan di Puskesmas Segala Mider
adalah sebagai berikut.

1.3 Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

b. Tujuan Khusus

1.4 Manfaat Penulisan

a. Bagi penulis
1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh.
2. Mempersiapkan dan melatih diri dalam mengatur suatu program
khususnya program kesehatan.
3. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang
harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara
lain perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

b. Bagi Puskesmas Segala Mider


1. Memperoleh masukan dari saran-saran yang diberikan sebagai umpan

5
balik agar keberhasilan program di masa mendatang dapat tercapai
secara optimal.

c. Bagi masyarakat

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Program Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas


adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
(Kemenkes RI, 2014). Puskesmas Segala Mider merupakan pusat
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan
keluarga serta pusat pelayanan strata pertama. Puskesmas dalam
kedudukannya sebagai penanggung jawab wilayah dan penyedia pelayanan
kesehatan harus mengoperasikan sejumlah kegiatan pokok dan tambahan
yang diwujudkan dalam berbagai program-program kesehatan Puskesmas.
Pelaksanaan program-program kesehatan ini ditujukan untuk memenuhi
tanggung jawab terhadap kesehatan wilayah kerjanya serta anggota
masyarakat secara keseluruhan (Depkes, 2010).

2.2 Definisi Telemedicine


Telemedicine adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional
yang bersifat jarak jauh menggunakan teknologi informasi dan komunikasi,
berupa informasi mengenai diagnosis, pengobatan, pencegahan penyakit dan
cedera, evaluasi dan penelitian, serta pendidikan berkelanjutan penyedia
layanan kesehatan dengan tujuan meningkatkan baik kesehatan individu
maupun masyarakat (Kementerian Kesehatan RI, 2019). Implementasi wujud
dari 2 pelayanan telemedicine memungkinkan terjadinya praktik layanan
kesehatan dengan lokasi dokter ataupun pasien terpisah secara geografis
(Kuntardjo, 2020).

7
World Health Organization (WHO) mengadopsi definisi telemedis sebagai
berikut (World Health Organization Global Observatory for eHealth, 2010):
Penyampaian layanan perawatan kesehatan oleh semua profesional perawatan
kesehatan, yang mana jarak merupakan faktor kritikal, yang menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi untuk pertukaran informasi yang valid
untuk diagnosis, pengobatan dan pencegahan penyakit dan cedera, penelitian
dan evaluasi dan untuk pendidikan berkelanjutan penyedia layanan kesehatan,
demi kemajuan kesehatan individu dan komunitas mereka. Empat elemen
yang berhubungan erat dengan telemedis (Hamilton, 2013): tujuannya adalah
untuk memberikan dukungan klinis, dimaksudkan untuk mengatasi hambatan
geografis dan menghubungkan pengguna yang tidak berada di dalam lokasi
fisik yang sama, melibatkan penggunaan berbagai jenis TIK, dan tujuannya
adalah untuk meningkatkan hasil kesehatan.

Pelaksanaan Kegiatan PKM Puskesmas

Sebagai Unit Pelaksana Teknis, Puskesmas bertigas menjalankan kebijakan


kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Terkait hal tersebut,
Puskesmas berperan dalam menyelenggarakan: 1. Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) tingkat pertama dan b. Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan


masyarakat esensial dan pengembangan. Yang dimaksud upaya kesehatan
masyarakat esensial meliputi: 1. pelayanan promosi kesehatan; 2. pelayanan
kesehatan lingkungan; 3. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga
berencana; 4. pelayanan gizi; dan 5. pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit. 6. surveilans dan sentinel SKDR Upaya kesehatan masyarakat
esensial tersebut wajib diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk
mendukung standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan.

8
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan
masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif
dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan
dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi
sumber daya.

2.3 Pemanfaatan Telemedicine

Telemedicine adalah suatu jenis teknologi informasi guna mentransfer


informasi medis, diagnosis, terapi dan pendidikan. Transfer informasi
dilakukan melalui gambar, video, audio yang interaktif antara pasien dengan
tenaga medis (Hong et al., 2020). Selain itu, beberapa fitur dalam aplikasi
telemedicine yang dapat dimanfaatkan adalah konsultasi daring, skrining dan
chatbot (Vidal-Alaball et al., 2020).

Telemedicine dipakai sebagai penggunaan telekomunikasi untuk


menyediakan informasi medis melalui layanan kesehatan jarak jauh.
Telemedicine mencakup 3 sisi saling terkait satu sama lain, yaitu pasien,
dokter dan rumah sakit dengan menggunakan jaringan internet untuk
berkomunikasi atau berinteraksi antara profesional kesehatan (dokter, atau
tenaga medis lainnya di daerah) dan pasien. Telemedicine menggunakan
komunikasi audio, visual, grafik, data, perawatan, diagnosis, konsultasi dan
pengobatan serta pertukaran data medis dan diskusi ilmiah jarak jauh dengan
menggunakan perangkat-perangkat telekomunikasi yang melibatkan pihak
kesehatan yang bersangkutan (Ikesutiyaningsih, 2003).

Manfaat telemedicine mencakup kedalaman 3 aspek yang saling terkait satu


sama lain yaitu pasien, dokter, dan rumah sakit, sebagai berikut:

1. Manfaat bagi pasien:

- Mempercepat akses pasien ke pusat-pusat rujukan rumah sakit.

- Mudah mendapatkan pertolongan kesehatan sambil menunggu pertolongan


langsung dari dokter-dokter pribadi.

- Menawarkan pengurangan biaya kesehatan, seperti transportasi, biaya


penginapan.
9
2. Manfaat bagi tenaga kesehatan:

- Dapat bekerja (memeriksa, memberikan diagnosa, memberikan resep, dan


konsultasi) di mana saja.

- Terjalinnya hubungan yang lebih dekat dengan pasiennya.

3. Manfaat bagi rumah sakit:

- Merupakan strategi bagi pelayanan kesehatan dalam mempromosikan


fasilitas-fasilitas kesehatan yang dimiliki.

- Meningkatkan tingkat kepedulian, tanggung jawab dan pelayanan terhadap


pasien.

- Terbentuknya komunitas dan terekamnya data pasien.

Penggunaan telemedicine oleh tenaga medis dan pasien dapat membuat


pelayanan menjadi efektif dan efisien baik dalam monitoring, evaluating
maupun educating di masa pandemic seperti saat ini. Dengan beragamnya
metode telemedicine, pasien dapat melaporkan gejala yang dirasakan dan
mendapatkansaran maupun arahan terkait penyakitnya. Di mancanegara
telemedicine telah digunakan dalam penanganan kasus pulmonary,
musculoskeletal, neurologi (Chang & Boudier-Revéret, 2020; Cottrell &
Russell, 2020; Gonzalez-Gerez et al., 2020; Randelli & Compagnoni, 2020;
Turolla et al., 2020; Vidal-Alaball et al., 2020).

Sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19, pemerintah di Indonesia


aktif menghimbau masyarakat dan tenaga medis untuk menggunakan hasil
startup berupa telemedicine sebagai aplikasi layanan kesehatan masyarakat
jarak jauh atau online antara rumah sakit dan pasien (Machmud et al., 2020).

10
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1 Kerangka dan Konsep

INPUT PROSES
OUTPUT
SDM:
- Dokter
- Perawat
- Bidan Pelaksanaan Program
UKM melalui Masyarakat dapat
- Kader mengikuti kegiatan UKM
telemedicine
Sarana:
Media Sosial
(Whatsapp)

Lingkungan: 5
kelurahan (Gunung
Agung, Gunung terang,
Bilabong Jaya,
Langkapura,
Langkapura Baru
dengan wilayah kerja
597 Ha

Outcome
Tercapai dan terlaksanakannya kegiatan pelaksanaan UKM via media social (whatsapp)

Gambar 3. Kerangka Konsep

15
11
Kader Call Centre

masyarakat
Ibu, Anak, Lansia,
Gizi P2TM

Kegiatan Kegiatan
UKM UKM

1. Kader mendata masyarakat yang ingin mengikuti kegiatan UKM,


2. kader menyesuaikan jadwal kegiatan berdasar jadwal yang di broadcast CC atau sebelumnya
kordinasi jadwal kegiatan dengan CC
3. Peserta memasuki grup sesuai kegiatan UKM nya
4. Kegiatan UKM akan dilakukan dengan media video, poster atau jika tidak memungkinkan akan
dilakukan kegiatan UKM dengan tatap muka, bisa dilakukan di puskesmas,posyandu atau
tempat lain yang memunkinkan dan tentunya mematuhi protocol Kesehatan.

3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan berupa:


1. Sumber data primer
a. Wawancara dengan Pemegang program UKM
2. Sumber data sekunder
Laporan Kegiatan UKM Puskesmas Segalamider

3.3 Cara Analisis

Evaluasi program telemedicine kegiatan UKM di era pandemi


dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Menetapkan tolak ukur dari unsur keluaran
Langkah awal untuk dapat menentukan adanya masalah dari pencapaian
hasil output adalah dengan menetapkan beberapa tolak ukur atau standar
yang ingin dicapai.
2. Membandingkan pencapaian keluaran program dengan tolak ukur
keluaran.
Bila terdapat kesenjangan, ditetapkan sebagai masalah. Setelah
diketahui tolak ukur, selanjutnya adalah membandingkan hasil
16
pencapaian keluaran Puskesmas (output) dengan tolak ukur
tersebut. Bila pencapaian keluaran Puskesmas tidak sesuai dengan
tolak ukur, maka ditetapkan sebagai masalah.
3. Menetapkan Prioritas Masalah
Masalah-masalah pada komponen output tidak semuanya dapat diatasi
secara bersamaan mengingat keterbatasan kemampuan Puskesmas. Selain
itu adanya kemungkinan masalah-masalah tersebut berkaitan satu dengan
lainnya dan bila diselesaikan salah satu masalah yang dianggap paling
penting, maka masalah lainnya dapat teratasi pula. Oleh sebab itu,
ditetapkanlah prioritas masalah yang akan dicari untuk
memecahkannya.
4. Identifikasi penyebab masalah
Berbagai penyebab masalah yang terdapat pada kerangka konsep
selanjutnya akan diidentifikasi. Identifikasi penyebab masalah
dilakukan dengan membandingkan antara tolak ukur atau standar
komponen- komponen input, proses, lingkungan dan umpan balik
dengan pencapaian di lapangan. Bila terdapat kesenjangan, maka
ditetapkan sebagai penyebab masalah yang diprioritaskan tadi.

17
18
BAB IV
GAMBARAN WILAYAH KERJA
PUSKESMAS RAWAT INAP SEGALA MIDER

1.1. Geografi
1.1.1. Wilayah Kerja

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Segala Mider

UPT Puskesmas Segala Mider merupakan unit pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan Kota
Bandar Lampung yang merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah Kota Bandar
Lampung di bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang kepala puskesmas yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung nomorr 442.I/IV.41/HK/TAHUN
2011 tentang Penetapan Nama-Nama dan Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap, Puskesmas
Rawat Jalan dan Puskesmas Pembantu pada Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. UPT
Puskesmas Segala Mider memiliki wilayah kerja meliputi lima kelurahan, yaitu Kelurahan
Gunung Agung, Kelurahan Gunung Terang, Kelurahan Bilabong Jaya, Kelurahan
Langkapura, dan Kelurahan Langkapura Baru. Luas wilayah kerja UPT Puskesmas Segala
Mider yaitu sebesar 597 Ha.

1.1.2. Batas–Batas Wilayah


Adapun batas-batas wilayah kerja UPT Puskesmas Mider :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Raja Basa
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Susunan Baru
3. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Kedaton dan Kelurahan Gedong Air
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kemiling

4.2. Sumber Daya Puskesmas


4.2.1. Tenaga Kesehatan
Jumlah karyawan di UPT Puskesmas Segala Mider dan jaringannya berdasarkan strata
pendidikan dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Jumlah Karyawan Puskesmas Segala Mider Berdasarkan Strata Pendidikan


No. Strata Pendidikan PNS Non
PNS
1. S1 sederajat 13 14
2. DIII 18 21
3. DI 1 0
4. SLTA 3 2
5. SLTP 0 1
6. SD 0 0
Jumlah 35 38
Sumber: Profil UPT Puskesmas Segala Mider Tahun 2019

Jumlah karyawan di UPT Puskesmas Segala Mider dan jaringannya berdasarkan fungsinya
dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Jumlah Karyawan Puskesmas Segala Mider Berdasarkan Fungsi


No. Profesi Jumlah
1. Kepala Puskesmas 1
2. Kasubag TU 1
3. Administrasi/Ketatausahaan 4
4. Dokter Umum 5
5. Dokter Gigi 1
6. Epidemiolog 0
7. Perawat 19
8. Perawat Gigi 2
9. Bidan 24
10. Farmasi 3
11. Nutrisionis 2
12. Sanitarian 2
13. Analis Kesehatan 1
14. Cleaning Service 1
15. Akuntan 2
16. Sopir 1
17. Satpam 0
18. SMA Umum 1
19. Penjaga Malam 1
20. Penjaga Parkir 1
Jumlah 72
Sumber: Profil UPT Puskesmas Segala Mider Tahun 2019

4.2.2. Sarana dan Prasarana


Proporsi sarana pelayanan kesehatan yang ada di UPT Puskesmas Segala Mider beserta
jaringannya adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Sarana Pelayanan Kesehatan di UPT Puskesmas Segala Mider


No. Nama Jumlah Luas Tanah Total Kondisi Kekurangan
Sarpras & Status Luas
Lantai &
Gedung
1. Roda 4 1 Baik
2. Roda 2 1 Baik
3. Puskesmas 1 600/Pemkot 400 Baik Lahan Parkir
Induk
4. Pustu 1 110/Tanah 100 Baik
Gunter Kelurahan
5. Pustu Kulit 1 120/Pemkot 100 Baik
Sumber: Profil UPT Puskesmas Segala Mider Tahun 2019
4.3. Visi UPT Puskesmas Segala Mider
Visi merupakan gambaran menantang dan imajinatif tentang peran, tujuan dasar, karakteristik dan
filosofi organisasi dimasa mendatang yang akan menajamkan tugas-tugas strategik organisasi. Visi
UPT Puskesmas Segala Mider adalah:

“Puskesmas dengan Pelayanan Prima Menuju Masyarakat Sehat dan Mandiri“

4.4. Misi UPT Puskesmas Segala Mider


Untuk mewujudkan visi UPT Puskesmas Segala Mider, dipandang perlu menggariskan misi yang
harus dilaksanakan Pengelola Program Kesehatan, antara lain :
1. Memberikan pelayanan secara prima
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
3. Mengembangkan sarana dan prasarana yang mengutamakan kualitas pelayanan
4. Meningkatkan akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan
5. Meningkatkan peran serta aktif masyarakat terhadap kesehatan

4.5. Tata Nilai UPT Puskesmas Segala Mider


Tata nilai UPT Puskesmas Segala Mider adalah:
“TEPAT”
T: Tanggung Jawab
E: Empati
P: Peduli
A: Akurat
T: Tanggap

30
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Kelebihan Telemedicine dalam Pelaksanaan UKM

Penggunaan Telemedicine dapat memberikan manfaat dalam pelaksaaan


UKM di masa pandemi. Berdasarkan penelitian oleh Agostini et al tahun
2015 bahwa Hasil dari penerapan telemedicine sama bahkan lebih
memuaskan dibandingkan dengan pelayanan tatap muka pada umumnya.
Penggunaan telemedicine oleh tenaga medis dan masyarakat dapat
membuat pelayanan menjadi efektif dan efisien baik dalam monitoring,
evaluating maupun educating di masa pandemic seperti saat ini. Dengan
beragamnya metode telemedicine, masyarakat dapat melaporkan gejala
yang dirasakan dan mendapatkan saran maupun arahan terkait program
UKM.

Manfaat telemedicine mencakup kedalaman 3 aspek yang saling terkait


satu sama lain yaitu pasien, dokter, dan rumah sakit, sebagai berikut:

1. Manfaat bagi pasien:

- Mempercepat akses masyarakat ke tenaga kesehatan di Puskesmas.

Dalam Pelaksanaan dalam UKM, masyarakat mendapatkan akses ke


petugas Puskesmas.

- Menawarkan pengurangan biaya kesehatan, seperti transportasi, biaya


penginapan.

2. Manfaat bagi tenaga kesehatan:

- Dapat konsultasi di mana saja.

Telemedicine memudahkan konsultasi serta komunikasi tanpa


memperhatikan jarak dan waktu

- Terjalinnya hubungan yang lebih dekat dengan masyarakat

Telemedicine dapat mempermudah hubungan yang dekat dengan


masyarakat sehingga partisipasi masyarakat dalam kegiatan UKM
meningkat

3. Manfaat bagi Puskesmas:

- Merupakan strategi bagi Puskesmas dalam mempromosikan fasilitas-


fasilitas kesehatan yang dimiliki.

Penggunaan telemedicine selain meningkatkan partisipasi masyarakat


dalam kegiatan UKM. Puskesmas dapat memberikan informasi terkait
program puskesmas lainnya sehingga dapat diketahui oleh masyarakat
dan meningkatkan partisipasi dalam program lainnya.
5.2 Kekurangan Telemedicine dalam Pelaksanaan UKM

1.Keterbatasan kemampuan individu dalam akses HP dalam media

komunikasi

2.Kesadaran dan keinginan masyarakat secara umum terhadap

Telemedicine

Rata-rata sebagian besar masyarakat sama sekali tidak sadar terhadap

telemedicine dan kelebihan yang bisa diambil dari sistem tersebut.

keinginan masyarakat belum tertarik pada telemedicine, oleh karena

kurangnya kesadaran terhadap keuntungan dari sistem telemedicine,

yaitu akses ke pelayanan-pelayanan kesehatan yang baik, efisien dan

efektif. Bahkan gagasan telemedicine perlu dipromosikan dengan fokus

sistem telemedicine terpadu akan meningkatkan Akses ke pelayanan-

pelayanan kesehatan.

3. Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai

Diperlukannya Hp sebagai salah 1 sarana yang digunakan admin dalam

CallCentre

4. Manajemen yang salah (mismanagement)

Dikarenakan konsep telemedicine masih sangat baru maka dalam

pelaksanaanya nanti akan ditemui kendala-kendala baik dari pihak

penyelenggara maupun peserta

24
Man Money

Material

Kunjungan ibu hamil berkurang


karena takut tertular virus corona
Kurangnya pengetahuan
di posyandu/puskesmas Tidak ada buku
masyarakat mengenai
pentingnya deteksi dini panduan khusus untuk
Hepatitis B pada ibu hamil kader
yang berisiko

Penyuluhan hanya Kurangnya kontinuitas Tidak terlaksana kegiatan


dilakukan secara penyuluhan Kurangnya media promosi Puskesmas Segala
perorangan saat Komunikasi yang belum Mider Tahun
pasien berobat Dalam pelaksanaan
efektif antara puskesmas, 2021
kegiatan UKM masa pandemi

kader dalam pendataan ibu


hamil yang sudah
dilakukan skrining

Method Machine
BAB VII
KESIMPULAN

7.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa telemedicine telah

digunakan sebagai salah satu solusi pelaksanaaan kegiatan UKM di masa

pandemic covid-19

2. Dibutuhkannya komunikasi dan kerjasama yang baik antar pihak yang

terlibat dalam pelaksanaan telemedicine, sehingga kegiatan UKM via

Telemedicine dapat berjalan maksimal


DAFTAR PUSTAKA

Bzowej NH. Hepatitis B Therapy in Pregnancy. Curr Hepatitis Rep 2010;9:197-


204.

Kementrian Kesehatan RI. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 53 Tahun 2015 . Penanggulangan Virus Hepatitis. Berita Negara Nomor
1126, 2015.

de la Hoz F, Perez L, de Neira M et al. Eight years of hepatitis B vaccination in


Colombia with a recombinant vaccine: factors influencing hepatitis B virus
infection and effectiveness. International Journal of Infectious Diseases
2008,12:183–189.

Floreani A. Hepatitis C and pregnancy. World J Gastroenterol 2013; 19(40):


6714- 20

Han YF, Zhao J, Ma LY et al. Factors predicting occurrence and prognosis of


hepatitis-B-virus-related hepatocellular carcinoma. World J Gastroenterol 2011
October 14; 17(38): 4258-4270.

45
Ho V, Ho W. Hepatitis B in Pregnancy: Specific Issues and Considerations. J
Antivir Antiretrovir 2012, 4:3.

Munir S, Saleem S, Idrees M et al. Hepatitis C Treatment: current and future


perspectives. Virology Journal 2010;7:296.

Navabakhsh B, Mehrabi N, Estakhri A, et al. Hepatitis B Virus Infection during


Pregnancy: Transmission and Prevention. Middle East Journal of Digestive
Diseases 2011;3(2).

Prasad MR, Honegger JR. Hepatitis C Virus in Pregnancy. Am J Perinatol


2013;30(2).

World Health Organization. Hepatitis B Vaccines. Weekly epidemiological record


2009;84:405-420.

46

Anda mungkin juga menyukai