Nama :
Fakultas : Kesehatan
Program Studi : Magister Kesehatan Masyarakat
Tanggal : Mei 2021
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. dr. Aila Karyus., M. Kes Dr. dr. Endang Budiati,. M.Kes
NPP. 2222 NPP. 2222
Mengetahui,
Ketua Program Studi
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia saat ini adalah 34 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2018).
Berbagai macam penyebab kematian bayi, salah satu diantaranya adalah diare.
Pemberian air susu ibu (ASI) merupakan salah satu hal yang dapat mencegah
bayi dari penyakit infeksi diantaranya adalah diare. Adanya faktor protektif
dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta
dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan infeksi
10-17 kali lebih banyak dari susu matang. Zat kekebalan yang terdapat pada
ASI antara lain akan melindungi bayi dari penyakt diare dan menurunkan
kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, dan penyakit
alergi. Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makanan
atau minuman lain kecuali obat dan vitamin dari usia bayi 0 bulan sampai
eksklusif di atas angka Nasional (55,7%) yang tertinggi di NTB (85,9%) dan
diperoleh dari Dinas Kesehatan Kebupaten Pesawaran Bayi umur 0-6 bulan
2019 berfluktuatif. Pada tahun 2014 bayi yang mendapatkan ASI secara
tahun 2016 meningkat menjadi 49,76% dan pada tahun 2019 sebesar 50,48%
Stunting pada balita perlu menjadi perhatian khusus karena dapat menghambat
beberapa kilogram saja bisa menjadikan Indeks Massa Tubuh (IMT) orang
tersebut naik melebihi batas normal. Keadaan overweight dan obesitas yang
mulai dari, oleh untuk, dan bersama masyarakat, dengan lingkungan sosial
kesehatan.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai wujud operasional promosi
berperilaku hidup bersih dan sehat. Sepuluh indikator perilaku hidup bersih
dan sehat di tatanan rumah tangga yang terdiri dari enam indikator perilaku
Promosi Kesehatan ASI Eksklusif merupakan salah satu upaya yang bisa
Pemberian ASI Eksklusif kepada bayi yang baru lahir secepat mungkin atau
yang disebut Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dapat mengurangi angka kematian
bayi.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2021.
2. Tujuan Khusus
pesawaran.
D. Manfaat
kebijakan dan inovasi dalam peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak melalui
3. Bagi Mahasiswa
selama ini dipelajari secara nyata pada institusi pemerintah yaitu Dinas
STAF:
STAF: STAF: AMI KESUMANINGTYAS S.KM
LICA LESATARI, S.ST LIA SITAWATI S.KM., MKM M.KKK
STAF:
STAF: STAF: EVRI NELITA S.KM
EKA MUNIARTI, S.ST PRINCE SJAHTRI, S.KEP. M.KES
STAF:
STAF: ANA RAHMA WATI A.Md. Kep
STAF: DIGA ARIKA SANTI, A.Md. Keb
MUSTIKA ZAHRA A.Md.Gizi
STAF: STAF:
ZELTA PURNAWASARI EUIS AGUSTINA A.Md. Keb
A.Md.Keb
STAF: STAF:
OKTIANA A.Md. Keb ADE INFANTRI S.KM
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran
B. Tinjauan Teori
1) Individu/keluarga diharapkan
2) Masyarakat diharapkan
upaya kesehatan
3) Pemerintah/Lintas-Sektor/Politisi/Swasta diharapkan
bidang kesehatan
program kesehatan
1) Advokasi kesehatan
2. ASI Eksklusif
ASI adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara Ibu
bayi. Komposisi air susu ibu berbeda dengan komposisi air susu
buatan manusia ataupun susu yang berasal dari hewan sapi, kerbau
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan
air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. ASI
lain makanan tambahan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air
teh, air putih, dan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur
susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. ASI dapat diberikan sampai bayi
berusia 2 tahun. ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu saja
tanpa tambahan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir
Manfaat ASI dan menyusui selain untuk bayi manfaat untuk ibu
yaitu:
oleh bayi.
lainnya.
selenium.
g. Dari suatu penelitian di Denmark menemukan bahwa bayi
mengandung DHA/AA.
resiko perdarahan.
ASI eksklusif.
menurunkan kematian.
baru
c. Langkah keberhasilan ASI eksklusif
1. Advokasi (Advocacy)
4. Kemitraan
1) Kesetaraan.
kepentingan bersama.
2) Keterbukaan.
3) Saling Menguntungkan
2015)
Pemberdayaan Masyarakat
Gambar 1. Strategi promosi kesehatan dengan pemberdayaan masyarakat
mempercepat penurunan AKI dan AKB yang sesuai MTS strategi MPS
KIKP, MPR dan KIE MPS bagi sektor kesehatan dan non-kesehatan, melakukan
yang aman (Making pregnancy Safe), melakukan pelatihan bagi pelatih fasilitas,
pemantauan dan studi evaluasi bagi kegiatan di provinsi dan kabupaten. (Panduan
B. Rencana Kegiatan
pada balita 6-59 bulan, IMD pada bayi baru lahir, Pemberian tablet
tambah darah (TTD) pada ibu hamil. (Laporan Bulanan Dinas Kesehatan
Keterangan:
memburuk).
USG (Urgency, Seriousness, Growth). USG adalah salah satu alat untuk
menentukan skala nilai 1-5 atau 1-10. Isu yang memiliki total skor
Pesawaran.
OUTPUT
INPUT
PROSES
SDM:
Dokter spesialis: 14 Pelaksanaan
Integrasi Meningkatnya
Dokter umum: 45
Perawat :388 Promosi presentase bayi
Bidan :601 Kesehatan yang mendapat
Tenaga Kesmas: 43 dengan ASI ASI Eksklusif
Tenaga Gizi: 21 Eksklusif menjadi 80%
menggunakan pada tahun
Sarana: 2021.
RS :2 strategi
Puskesmas : 15 pemberdayaa
Pustu : 39 n masyarakat, Ou
Sarana Pelayanan bina suasana Penurunan Angka Kematia
Kesehatan lain: 186 dan advokasi.
Gambar 1.
Lingkungan:11
kecamatan dengan
jumlah penduduk
444.380 jiwa pada
periode 2019
3. Metode Penelitian
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. (Bogdan dan Taylor, 2011). Pendapat
tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2018) mengenai metode
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk penelitian yang lebih banyak
menghadapi kondisi dan situasi yang dinamis dalam pelaksanaan kegiatan. Dalam hal
4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan sumber data yang dimintai informasinya sesuai dengan
masalah penelitian. Adapun yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah
subjek dari mana data diperoleh. Untuk mendapat data yang tepat maka perlu
ditentukan informan yang memiliki kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan data
Kabupaten Pesawaran. Oleh karena itu, diperlukan subjek yang memenuhi parameter
yang dapat mengungkap hal di atas sehingga memungkinkan data dapat diperoleh.
ASI esklusif
tersebut adalah:
memberikan informasi dan data pelaksanaan pemberian ASI Esklusif yang ada di
Kabupaten Pesawaran.
4. Pengelola Program ASI Eksklusif di Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran,
dapat memberikan informasi dan data pelaksanaan pemberian ASI Esklusif yang
Pesawaran.
8. Bidan Desa Sungai Langka, dapat memberikan informasi pelaksanan ASI Esklusif
Pada penelitian ini yang menjadi informan terdapat dalam tabel sebagai berikut:
Peneliti melakukan pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer didapatkan
dengan melakukan Indepth Interview (wawancara mendalam). Data sekunder diambil dari
Pesawaran 2016-2021, Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Rencana Strategis Dinas
1. Metode Wawancara
Wawancara adalah cara komunikasi yang dilakukan oleh penliti dan responden
Pertanyaan tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Esterberg dalam
Sugiyono (2018), menurutnya wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukan
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
sehingga data yang didapat pun sesuai dengan kondisi fakta-fakta yang terjadi. Dengan
data-data yang sesuai maka akan mempermudah jalannya penelitian. Berikut pedoman
wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti kepada informan di Dinas Kesehatan
Bidang Pertanyaan
1. Kepala Dinas Kesehatan 1. Apa saja upaya yang dilakukan oleh bidang
Kabupaten Pesawaran, promosi kesehatan dalam meningkatkan ASI
dapat memberikan Eksklusif melalui strategi advokasi? Apa
informasi terkait dengan hambatan pelaksanaannya dan harapan untuk
kebijakan integrasi kedepannya terkait program ASI Eksklusif?
promkes program ASI
Esklusif. (Drg. Yasmin
Mahlinawati, MHSM)
2. Studi Dokumentasi
untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan”. Hal ini karena “dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu menurut Sugiyono (2018)”. Karena
yang dilakukan. Dalam menafsirkan isi dokumen perlu dipelajari dahulu isi dari
dokumen tersebut.
Dalam penelitian ini, dokumentasi diperoleh dari arsip dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan promkes ASI Eksklusif baik yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten
penelusuran terhadap dokumen yang berkaitan dengan topik penelitian baik di Dinas
Kesehatan Pesawaran dan Puskesmas yang telah melaksanakan program promkes ASI
Eksklusif.
6. Analisis Data
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak bersifat uraian dari hasil
wawancara dan studi dokumentasi. Data yang telah diperoleh akan dianalisis secara
kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan
pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara dan
studi dokumentasi.
relevan.
3. Display Data
data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajiannya juga dapat berbentuk
Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa kegiatan
interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah disajikan. Antara display data
dan penarikan kesimpulan terdapat aktivitas analisis data yang ada. Dalam pengertian
ini analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang dan terus-menerus.
terkait. Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk
kata-kata untuk mendiskripsikan fakta yang ada di lapangan, pemaknaan atau untuk
Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian harus
dipastikan ketepatan dan keberannya. Oleh karena itu setiap peneliti harus bisa memilih
dan menentukan cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperoleh.
Menurut Sugiyono (2018), validasi merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi
pada obyek peneliti dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian
data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti
Triangulasi dalam menguji kredibilitas sebagai pengecekan data dari berbagai sumber,
dcara dan waktu. Sugiyono (2018) triangulasi dibagi menjadi tiga antara lain sebagai
berikut:
1. Triangulasi Sumber, menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
2. Triangulasi Teknik, menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
membandingkan informasi yang diperoleh dari satu sumber dengan sumber lain.
Menggali satu smber yang sama dengan teknik yang berbeda dan menggali satu sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda dan menentukan waktu yang berbeda.
ABSENSI
2. KIKI
3. SANTI
4. VINCHA
TTG
PEMBIMBING
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kabupaten Pesawaran secara geografis terletak diantara 104,92° - 105,34° Bujur Timur (BT) dan
5,12° - 5,84° Lintang Selatan (LS), dengan luas wilayah 1.173,77 km 2 atau 117.377 ha dengan
batas administratif adalah:
1. Sebelah Barat: Kecamatan Pardasuka, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Gadingrejo,
Kecamatan Adiluwih (Kabupaten Pringsewu);
2. Sebelah Utara: Kecamatan Kalirejo, Kecamatan Bangunrejo, Kecamatan Bumi Ratu Nuban,
Kecamatan Trimurjo (Kabupaten Lampung Tengah);
3. Sebelah Timur: Kecamatan Natar (Kabupaten Lampung Selatan) Kecamatan Kemiling,
Kecamatan Teluk Betung Barat (Kota Bandar Lampung);
4. Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Teluk Lampung, Kecamatan Kelumbayan dan
Kecamatan Cukuh Balak (Kabupaten Tanggamus); Kabupaten Pesawaran sampai dengan
akhir tahun 2019 terdiri dari 11 Kecamatan dan 148 Desa.
Kabupaten Pesawaran terdiri atas beberapa pulau dengan jumlah luasan keseluruhan pulau 3.721
Ha. Tiga pulau yang terbesar adalah Pulau Legundi, Pulau Pahawang, dan Pulau Kelagian.
Kabupaten Pesawaran juga mempunyai beberapa gunung, yang tertinggi adalah Gunung
Pesawaran di Kecamatan Padang Cermin, dengan ketinggian 1.604 m. Sungai terpanjang di
Kabupaten Pesawaran adalah Way Semah, dengan panjang 54 Km dan daerah aliran seluas 135,0
Km2. Sarana kesehatan terdiri dari Puskesmas dan jaringannya, Rumah Sakit, sarana pelayanan
lain (Rumah Bersalin, Klinik, Balai Pengobatan, Praktek dokter), serta sarana distribusi
kefarmasian.
a. Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas
merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif. Jumlah Puskesmas di Kabupaten Pesawaran sampai dengan
akhir tahun 2019 sebanyak 15 Puskesmas (13 puskesmas dengan status teregistrasi dan 2
puskesmas masih dalam proses registrasi) yang menyebar di 11 Kecamatan. 13 puskesmas
yang telah teregistrasi tersebar di 10 kecamatan yang terdiri dari 4 unit puskesmas rawat inap
dan 9 unit puskesmas non rawat inap. Sedangkan untuk 1 kecamatan lainnya terdapat 2
puskesmas yang sedang dalam proses.
b. Puskesmas Pembantu (Pustu)
Di Kabupaten Pesawaran sampai dengan akhir tahun 2019 terdapat 39 Puskesmas Pembantu.
Dari jumlah tersebut, 2 Puskesmas Pembantu berada di Pulau Pahawang dan Pulau Legundi.
Bahkan untuk puskesmas Pembantu di Pulau Legundi sudah dilengkapi atau difasilitasi
dengan tempat rawat inap (2 tempat tidur).
c. Puskesmas Keliling
Kabupaten Pesawaran pada tahun 2019 memiliki 12 Unit Puskesmas Keliling yang berada di
12 Puskesmas. Sedangkan 4 Puskesmas dengan fasilitas Rawat Inap masing-masing
dilengkapi dengan 1 Unit Ambulance.
Terkait program Promkes ASI Eksklusif, hamper seluruh informan menyatakan bahwa
materi penyuluhan yang disampaikan tentang IMD dilakukan di kelas ibu hamil.
Alat yang digunakan untuk kegiatan promkes memiliki peranan yang cukup besar untuk
membuat sasaran tertarik mendengar materi yang disampaikan. Hasil pengumpulan data
menunjukan bahwa alat atau media promkes yang digunakan adalah berupa leaflet, banner,
poster dan brosur. Alat/media penyampaian materi ASI Eksklusif menggunakan media cetak
dari Dinkes Pesawaran. Dalam upaya meningkatkan terlaksananya ASI Eksklusif perlu
adanya pojok ASI di setiap kantor. Penyampaian materi ASI Eksklusif melalui media social
belum terlaksana.
Keberhasilan promkes didukung dengan metode promkes yang digunakan. Hasil wawancara
dengan informan tenaga kesehatan, penyuluhan dilakukan dari mulut ke mulut baik di
puskesmas maupun di posyandu. Penyuluhan mulut ke mulut dilakukan saat kunjungan
puskesmas, konseling individu, pelayanan KIA dan gizi. Penyuluhan juga dilakukan pada
kelompok di kelas ibu.
Terkait strategi dasar promkes ASI Eksklusif, Dinkes Pesawaran telah berupaya telah
melakukan advokasi ke bupati terkait SK dan perda yang mendukung program promkes ASI
Eksklusif. Berdasarkan pernyataan ketiga informan, mereka juga telah berupaya
meningkatkan anggaran terkait program promkes yang tidak mencukupi. Kepala Seksi
Program Gizi Dinkes Pesawaran juga mengatakan bahwa mereka telah melakukan advokasi
kepada pemerintah terkait beberapa puskesmas di pesawaran belum memiliki tenaga gizi dan
advokasi mengenai kewajiban kantor untuk menyediakan pojok ASI sebagai upaya untuk
meningkatkan cakupan ASI Eksklusif di Pesawaran. Namun, hingga kini belum ada yang
menindaklanjuti sehingga belum ada kebijakan khusus tentang promkes ASI Eksklusif.
Dalam meningkatkan cakupan ASI Eksklusif, Dinkes Pesawaran telah melakukan kerja
sama dengan lintas sektor, tokoh masyarakat untuk melakukan promkes ASI Eksklusif di
dalam kegiatan masyarakat seperti PKK, pengajian dan kegiatan lintas sektor kecamatan.
Dinkes Pesawaran juga telah melibatkan kader, masyarakat dan lembaga swadaya
masyarakat (LSM) dalam suatu kelompok yang diberi nama KPK (Kelompok Peduli
Kesehatan). KPK bertugas untuk melakukan pelayanan kesehatan dan promosi kesehatan
termasuk ASI Eksklusif, namun selama pandemic ini promkes hanya dilakukan melalui
media social agar tidak banyak mengumpulkan masa. Untuk kedepannya diharapkan
kerjasama dari semua pihak dan inovasi baru membentuk kelompok pendukung ASI
D. Pembahasan
Penetapan masalah dengan metode yang memudahkan berdasarkan metode wawancara,
menetapkan urutan permasalahan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran setelah itu
mengetahui urutan baru menetapkan prioritas masalah, kemudian pemberian ranking I-V. Setelah
penetapan rangking ditentukan 1-10 masalah untuk pencapaian ASI eksklusif, kemudian
dilakukan metode dengan karakteristik seperti Kabupaten Pesawaran termasuk kabupaten
terendah pencapaian ASI eksklusif di antara kabupaten atau kota yang ada di Provinsi Lampung.
Bayi umur 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di Kabupaten Pesawaran selama tahun 2014-
2019 berfluktuatif. Pada tahun 2014 bayi yang mendapatkan ASI secara Eksklusif sebesar
30,19%, tahun 2015 menurun kembali menjadi 20,85%, tahun 2016 meningkat menjadi 49,76%
dan pada tahun 2019 sebesar 50,48%. Cakupan pemberian ASI eksklusif tertinggi berada pada
wilayah kerja Puskesmas Maja yaitu 89,83% dan puskesmas dengan cakupan terendah berada di
wilayah kerja Puskesmas Gedong Tataan yaitu 19,22%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) integrasi promkes dengan program ASI
esklusif di Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran tahun 2021 yaitu masih kurangnya fungsi
manajemen program seperti fungsi perencanaan: SDM, keuangan, dan kegiatan; fungsi
pengorganisasian; fungsi penempatan dan penugasan SDM; fungsi koordinasi SDM; fungsi
penganggaran keuangan; dan fungsi evaluasi program, terutama di Dinas Kesehatan Kabupaten
Pesawaran. Perhatian dari Pemerintah Kabupaten Pesawaran untuk meningkatkan kompetensi
SDM terkait keterbatasan jumlah, serta perhatian terkait biaya kegiatan promosi kesehatan dirasa
kurang. Keberhasilan Program Promosi Kesehatan ASI Eksklusif tidak hanya ditentukan oleh
komponen input, tetapi juga kreativitas dan upaya aktif melakukan strategi promosi kesehatan
seperti advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan serta kemitraan.
B. Saran
1. Berbagai upaya perlu dilakukan agar Program Promosi Kesehatan ASI Eksklusif dapat
mencapai target cakupan ASI Ekslusif, diantaranya diciptakannya sistim monitoring dan
evaluasi program ASI Eksklusif dari Pemerintah Kotamadya/Kabupaten dan jajarannya
(Dinkes Kota/Kabupaten). Dengan berfungsinya sistem monitoring dan evaluasi maka dapat
diketahui dan ditindaklanjuti keterbatasan atau kekurangan yang ada pada program seperti
peningkatan kompetensi SDM promkes melalui kegiatan sosialisasi atau pelatihan yang
ditunjang ketersediaan biaya/dana dari Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten terkait keterbatasan
jumlah sumber daya manusia.
2. Keberhasilan Program Promosi Kesehatan ASI Eksklusif karena penguatan sistim di
Puskesmas, dan Pemerintah Kabupaten Pesawaran wajib menyediakan fasilitas yakni berupa
ruang laktasi yang dibangun di tempat umum yang ramai serta di beberapa kantor
pemerintahan supaya para ibu dapat menyusui dengan nyaman. Upaya-upaya yang telah
dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran dalam mencapai cakupan ASI Eksklusif
dan telah terbukti keberhasilannya perlu diapresiasi dan disosialisasikan sehingga daerah lain
terpacu mengimplementasikan sesuai dengan sosial budaya setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Andrian RS. Peran pemberian ASI Ekslklusif terhadap Status Gizi dan Tumbuh Kembang
pada Anak Usia Dini. Jurnal Agromedicine Unila. 2016;3(1):30-34.
Anik Maryunani. Inisiasi menyusu Dini, Asi Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta :
Trans Info Media; 2012 .
Burhan Bungin, 2011, Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Predana Media. Group.
Cadwell, karin, dkk. Buku Saku Manajemen Laktasi. Jakarta: EGC; 2008.
Depkes RI. Kebijakan Departemen Kesehatan tentang Peningkatan Pemberian Air Susu
Ibu (ASI) Pekerja Wanita. Indonesia: Departemen kesehatan Republik Indonesia;
2004.
Depkes RI. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Indonesia:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2009.
DepKes RI. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara Eksklusif pada Bayi Indonesia.
Indonesia: Departemen kesehatan Republik Indonesia;2004
Hegar B, Suradi, R., Hendarto, A., Partiwi, I Gst Ayu. Bedah ASI. Jakarta: IDAI Cabang
DKI Jakarta; 2008.
Hockenberry, M.J & Wilson, D. Essential of Pediatric Nursing. St. Louis Missoury:
Mosby; 2009.
Kemenkes RI. Pusat Data dan Informasi. Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;2014.
Kepmenkes RI. Informasi Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.
Indonesia : Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia; 2018.
Lexy J Moleong, 2017, Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-36, Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya Offset
Nur Rahman. Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Jumpandang Baru Kecamatan Tallo Kota Makassar (Skripsi). Makasar.
Universitas Hassanudin; 2017.
Pemerintah Provinsi Lampung. Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2015. 2015.
Purnama, RRW. Efektivitas antara pijat oksitosin dan breastcare terhadap produksi ASI
pada ibu post partum dengan sectio caesarea di RSUD Banyumas (Skripsi).
Purwokerto: FK UNSOED; 2013.