Anda di halaman 1dari 68

USULAN PROGRAM UNGGULAN KKN TERPADU

IMPLEMENTASI
INTERPROFESSIONAL COLLABORATION (IPC)

“GENTING GIAT”
GERAKAN CEGAH STUNTING MELALUI PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Oleh:

No Nama Prodi NIM

1. Jessynia Olivia Andriani L P07134120067


Sarjana Terapan TLM
2. Sitana Diploma III TLM P07134021040

3. Wiwiek Widyastuti P07134123153


Sarjana Terapan TLM (Ajeng)
4. Anisah Adityarini P07124123098
Sarjana Terapan Kebidanan (Ajeng)
5. Eka Pratna Dewi P07124123114
Sarjana Terapan Kebidanan (Ajeng)
6. Eti Puspitasari P07124020062
Diploma III Kebidanan
7. Lale Nisrina Maharani P07131120015
Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika
8. Nisrina Khayyirah K. P07131021027
Diploma III Gizi
9. Humaira Rahman Sarjana Terapan Keperawatan P07120420067

I
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES MATARAM
TAHUN 2024

Lembar persetujuan Proposal Program Unggulan Kuliah Kerja Nyata (KKN)

A. Rencana Program
1. Judul : GENTING GIAT “Gerakan Cegah Stunting Melalui Perbaikan
Gizi Masyarakat”
2. Lokasi : Kelurahan Abian Tubuh, Kecamatan Sandubaya, Mataram
3. Sumber dana : 1. Bantuan DIPA Poltekkes Kemenkes Mataram dan
2. Swadana Mahasiswa

B. Pelaksanaan program
1. Penanggung jawab : Mira Utami Ningsih, S.Kep.Ns.M.Sc.
2. Ketua pelaksana : Jessynia Olivia Andriani Liha
3. Waktu pelaksanaan : 05– 23 Mei 2024

Mataram, 04 Maret 2024


Mengetahui,
Kepala Lurah Aian Tubuh Dosen Pembimbing Lapangan

ii
Adi Indrapratama, S.H. Mira Utami Ningsih, S.Kep.Ns.M.NSc.
NIP. 198504052029022001

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………......................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Rumusan Masalah..............................................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................................................2
C. Manfaat...............................................................................................................................2
BAB II DATA DAN IDENTIFIKASI MASALAH..........................................................................5
BAB III RENCANA KEGIATAN (PoA).......................................................................................8
BAB IV RENCANA ANGGARAN DAN JADWAL KEGIATAN..................................................12
A. Rencana Anggaran............................................................................................................14
B. Jadwal Kegiatan.................................................................................................................20
C. Pelaksana dan Tugas........................................................................................................20
D. Susunan Pelaksanaan.......................................................................................................20
BAB V PENUTUP....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
karunia-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan Proposal Program Unggulan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) “GENTING GIAT; Gerakan Cegah Stunting Melalui Perbaikan Gizi
Masyarakat” di Kelurahan Abian Tubuh Wilayah Kerja Puskesmas Babakan Tahun 2024 ini
tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan Proposal ini penulis banyak mendapat bimbingan dan pengarahan
dari berbagai pihak oleh sebab itu dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Direktur Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes RI.
2. Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram
3. Kepala Puskesmas Babakan
4. Wadir I Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes RI
5. Wadir II Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes RI
6. Wadir III Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes RI
7. Mira Utami Ningsih, S.Kep.Ns.M.NSc., Selaku Dosen Pembimbing Lapangan
8. Henny Suyasih, S.STP., selaku Camat Sandubaya.
9. Adi Indrapratama, S.H., Selaku Lurah Abian Tubuh.
10. Seluruh tenaga Kesehatan Puskesmas Abian Tubuh yang membantu penulis dalam
memberikan informasi yang berhubungan dengan Proposal ini.
Akhirnya kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat
membangun dan semoga Proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, Maret 2024

Penyusun

v
vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stunting adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan

yang kurang jika dibandingkan dengan umurnya. Balita stunting merupakan

permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang

waktu yang cukup lama, umumnya hal ini terjadi karena asupan makanan yang tidak

sesuai dengan asupan gizi. Standar pertumbuhan anak yang dikeluarkan oleh WHO,

stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan

tinggi badan dibawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting

kronis).

Kekurangan gizi dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan

sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran). Penyebabnya karena

rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral,

dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani (Kemenkes RI, 2018).

Stunting harus mendapat perhatian lebih karena berdampak bagi kehidupan anak

hingga tumbuh besar, terutama terhadap risiko gangguan perkembangan fisik dn

kognitif (Nirmalasari, 2020).

Dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi dampak jangka

pendek dan dampak jangka Panjang. Dampak jangka pendek yaitu Balita yang

mengalami stunting akan memiliki kecerdasan tidak maksimal, menjadikan anak lebih

rentan terhadap penyakit. Dampak jangka Panjang yaitu postur tubuh yang tidak

optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada umumnya), menningkatkan

resiko obesitas, kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal (Imani, 2020).

1
Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian stunting adalah status gizi ibu

saat hamil. Tingginya angka kekurangan gizi ibu hamil merupakan salah satu factor

yang menyebabkan terjadi tingginya angka stunting pada bayi. Ibu hamil dengan gizi

yang kurang akan mudah merasa lemah, letih, lesu, dan nafsu makan berkurang

sehingga asupan gisi yang dibutuhkan oleh ibu hamil tidak terpenuhi. Ketika nafsu

makan menurun cendrung menyebabkan ibu hamil akan mudah mengalami anemia.

Berdasarkan hasil salah satu penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara anemia ibu hamil dengan kejadian stunting (Hastuty,

2020).

Faktor lainnya yang menyebabkan stunting adalah terjadi infeksi, kehamilan

remaja, gangguan mental pada ibu, jarak kelahiran anak yang pendek, dan hipertensi.

Pola hidup yang tidak bersih, higenitas yang rendah dapat menyebabkan balita mudah

infeksi oleh mikroorganisme. Penyakit infeksi akan dapat mengganggu pertumbuhan

dan status gizi anak balita, karena penyakit infeksi dapat menurunkan intake

makanan, absorpsi zat gizi terganggu dan dapat menyebabkan menghilangnya zat gizi

secara langsung (Aridiyah et al., 2015)

Data stunting diKelurahan Abian Tubuh wilayah kerja Puskesmas Babakan

dari Januari-Oktober tahun 2023 sejumlah 55 kasus atau 11.8%.

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukannya Kuliah Kerja

Nyata (KKN) dengan tema “Genting Giat”: Gerakan Cegah Stunting Melalui

Perbaikan Gizi Masyarakat”.

2
B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah penerapan tindakan penatalaksanaan Stunting dengan program

“Genting Giat; Gerakan Cegah Stunting Melalui Perbaikan Gizi Masyarakat” di

Kelurahan Abian Tubuh, Kota Mataram?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melaksanakan praktik kuliah kerja nyata dalam mengurangi kasus stunting di

wilayah Kelurahan Abian Tubuh melalui program “Genting Giat; Gerakan Cegah

Stunting Melalui Perbaikan Gizi Masyarakat”

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan Skrining Kesehatan kepada Ibu Hamil, Bayi dan balita sebagai

Upaya pencegahan Stunting

b. Memberikan Edukasi tentang ASI Ekslusif dan MPASI Kepada ibu hamil dan

bayi di Kelurahan Abian Tubuh tentang Stunting

c. Memberikan Refresing kepada kader di Kelurahan Abian Tubuh tentang

Komunikasi efektif, pengukuran antropometri dan PHBS dalam upaya

mencegah stunting.

d. Melakukan Demonstrasi pemberian makanan tambahan (PMT) untuk Balita

yang ada di Kelurahan Abian Tubuh.

D. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

a. Mendapatkan kesempatan untuk mempraktikkan ilmu yang telah di pelajari di

bangku kuliah untuk menyelesaikan masalah di masyarakat, khususnya mengenai

stunting

3
b. Mendapatkan kesempatan untuk bekerjasama dan belajar bersama dengan

mahasiswa dari jurusan yang berbeda (interprofessional collaboration) dalam

pemecahan masalah di masyarakat.

2. Bagi Masyarakat

Tambahan pengetahuan dalam upaya menjaga kesehatan ibu dan anak, terutama

dalam mencegah terjadinya stunting.

3. Bagi Instansi

Sebagai bahan pengembangan penelitian dan pendidikan, serta untuk terus

meningkatkan pengajaran pada kuliah kerja nyata

4
BAB II

DATA DAN IDENTIFIKASI MASALAH

Stunting merupakan keadaan dimana anak mengalami gagal tumbuh karena


kurangnya asupan nutrisi dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut menyebabkan anak
menjadi lebih pendek dari anak normal dan mengalami keterlambatan kemampuan berpikir
(Kemenkes, 2018). Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya
disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi
yang paling menentukan untuk dapat mengurangi pervalensi stunting oleh karenanya perlu
dilakukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari anak balita (Kemenkes, 2010).
Stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) yang
termasuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu menghilangkan kelaparan dan
segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan. Target yang
ditetapkan adalah menurunkan angka stunting hingga 40% pada tahun 2025.
Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan World Health Organization (WHO)
pada tahun 2017, 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Pada
tahun 2018 menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2018 di Indonesia
termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia
Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia
tahun 2005-2017 adalah 36,4% (WHO, 2018). Sedangkan di lokasi KKN Kelurahan Abian
Tubuh dibawah wilayah kerja Puskesmas Abian Tubuh tercatat berdasarkan hasil penjajakan
2023, jumlah stunting yaitu 55 kasus atau 11.8%. Angka stunting yang masih tergolong tinggi
menjadikan stunting menjadi masalah gizi serius pada balita yang harus segera di berantas.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang
Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, pengertian pendek dan sangat pendek
adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau
Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah stunted (pendek) dan
severely stunted (sangat pendek). Balita pendek (stunting) dapat diketahui bila seorang balita
sudah diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasilnya
berada di bawah normal. Balita pendek adalah balita dengan status gizi yang berdasarkan
panjang atau tinggi badan menurut umurnya bila dibandingkan dengan standar baku WHO-

5
MGRS (Multicentre Growth Reference Study) tahun 2005, nilai z-scorenya kurang dari -2SD
dan dikategorikan sangat pendek jika nilai z-scorenya kurang dari -3SD (Kemenkes, 2016).
Dampak stunting dalam jangka pendek dapat berupa penurunan kemampuan belajar
karena kurangnya perkembangan kognitif. Sementara itu dalam jangka panjang dapat
menurunkan kualitas hidup anak saat dewasa karena menurunnya kesempatan mendapat
pendidikan, peluang kerja, dan pendapatan yang lebih baik. Selain itu, terdapat pula risiko
cenderung menjadi obesitas di kemudian hari, sehingga meningkatkan risiko berbagai
penyakit tidak menular, seperti diabetes, hipertensi, kanker, dan lain-lain (Nirmalasari, 2020).
Stunting disebabkan oleh berbagai faktor yang saling mempengaruhi, bukan hanya
karena faktor asupan gizi yang buruk pada ibu hamil atau balita saja. Di Indonesia, telah
banyak dilakukan penelitian mengenai faktor risiko stunting. Risiko stunting dapat dimulai
sejak masa konsepsi, yaitu dari faktor ibu. Ibu yang kurang memiliki pengetahuan mengenai
kesehatan dan gizi sejak hamil sampai melahirkan berperan besar menimbulkan stunting pada
anak yang dilahirkannya. Pada saat hamil, layanan ANC-Ante Natal Care (pelayanan
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan), Post Natal Care (pelayanan kesehatan untuk
ibu setelah melahirkan), dan pembelajaran dini yang berkualitas juga sangat penting. Hal ini
terkait dengan konsumsi sumplemen zat besi yang memadai saat hamil, pemberian ASI
eksklusif dan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) yang optimal (Nirmalasari,
2020). Faktor lainnya yang menyebabkan stunting adalah terjadi infeksi, kehamilan remaja,
gangguan mental pada ibu, jarak kelahiran anak yang pendek, dan hipertensi. Pola hidup yang
tidak bersih, higenitas yang rendah dapat menyebabkan balita mudah infeksi oleh
mikroorganisme.
Pencegahan stunting sedang ditingkatkan, terutama dalam pemenuhan protein hewani.
Protein Hewani dinilai efektif dalam mencegah anak mengalami stunting. Pangan hewani
mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap, kaya protein hewani dan vitamin yang sangat
penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan. Protein merupakan zat pokok
penting terhadap sel-sel tubuh, berbagai macam enzim, hormone, matriks interselular, darah
dan sebagainya merupakan bagian dari protein. Protein sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan, membangun dan memelihara jaringan tubuh. Protein dibentuk dari berbagai
macam asam amino yang mana asam amino dapat diklasifikasikan untuk membentuk ikatan-

6
ikatan esensial tubuh. Jika asupan protein tercukupi, maka proses pertumbuhan akan berjalan
dengan baik.(Vaozia, 2016).
Dalam mengatasi permasalahan gizi pada anak seperti stunting pada balita telah
dibentuk kebijakan dan program yang dicanangkan olah pemerintah seperti, posyandu,
Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) pada balita dan anak.

7
BAB III

RENCANA KEGIATAN (PoA)

Tabel 1. Planning Of Action (POA ) KKN Terpadu Kelurahan Abian Tubuh, Kota Mataram Poltekkes Kemenkes Mataram Tahun 2024
Hari/Tgl Waktu Kegiatan Sasaran Media/Alat Tempat/ Indikator Pelaksana PJ
dan Bahan Lokasi Keberhasilan
Hari 1 07.30- Penerimaan peserta KKN di Kadikes, Microphone, Dinkes 100% kehadiran Mahasiswa Jessy
Senin, 4 10.00 Dinas Kesehatan Kota Kapus,DPL, sound sistem Kota peserta KKN
Maret 2024 Mataram Mahasiswa Mataram
KKN
10.30- Miniloka Mahasiswa Proyektor/LCD, PKM Abian 100% kehadiran Mahasiswa Wiwiek
12.00 KKN, DPL, Laptop Tubuh peserta, Program KKN
Kapus, Lurah Unggulan dan
PoA disetujui
14.00- Silaturahmi dan Perkenalan Mahasiswa Program KKN Wilayah Penerimaan dan Mahasiswa Eka
16.00 ke tokoh masyarakat dan KKN Kel. Abian tersosialisasikan KKN
agama di wilayah kelurahan Tubuh gambaran umum
Abian Tubuh program KKN
yang akan
dilaksanakan
Hari 2 08.00- Analisis wilayah dan sasaran Mahasiswa Laptop, form Wilayah Pendataan Mahasiswa Anisah
Selasa, 5 16.00 stunting KKN, Kader Kel. Abian maksimal dan KKN
Maret 2024 Tubuh terdata
keseluruhan
Hari 3 08.00- - Pelatihan penggunaan dan Kader Handphone, Kantor Kehadiran Mahasiswa Lila
Rabu, 6 12.00 pendataan stunting E- LCD, Laptop, Lurah/Desa perwakilan kader KKN
Maret 2024 DDTK Asik Microphone setiap wilayah
- Pelatihan Pemeriksaan posyandu
8
Antropometri dan pita lila
14.00- Percobaan dan pemantapan Kader Handphone Posko Pemahaman Mahasiswa Humairah
16.00 penggunaan E-DDTK Asik Koordinator dalam KKN
Kader penggunaan
aplikasi dan
penginputan data
17.00- Persiapan Penyuluhan: Mahasiswa Laptop Posko Materi yang Mahasiswa Eti
20.00 Materi dan media penyuluhan KKN, DPL menarik dan KKN
benar
Hari 4-6 dan 08.00- Penyuluhan Masyarakat Kader, Poster, leaflet, Lokasi Penerimaan Mahasiswa Jessy
8-11 12.00 - Penjelasan stunting Masyarakat, handphone, Posyandu materi sosialisasi KKN
Kamis, 7 - - PHBS form
14 Maret - ASI eksklusif & MP- ASI
2024 - Pemeriksaan Antropometri
dan pita lila
14.00- Pendataan Stunting dengan Ibu dan Balita Handphone, Lokasi Pendataan Mahasiswa Lila
18.00 E-DDTK Asik form Posyandu menyeluruh KKN
Hari 7 16.00- Diskusi bersama remaja/ Mahasiswa diskusi Wilayah Perolehan saran Mahasiswa Eka
Minggu, 10 18.00 organisasi/ karangtaruna KKN, remaja Abian dan masukan KKN
Maret 2024 Tubuh program kerja
Hari 12 08.00- Pendampingan dan Masyarakat Data Kelurahan Pemantauan Mahasiswa Anisah
Jumat, 15 12.00 pemantauan keluarga dalam Abian menyeluruh KKN
Maret 2024 pemenuhan protein Tubuh
hewani/Telur
14.00- Perekapan hasil pemeriksaan Mahasiswa Form, laptop Wilayah Perekapan Mahasiswa Wiwiek
17.00 kesehatan KKN, Kader Kel. Abian lengkap dan KKN
Tubuh tersturktur
Hari 13 08.00- - Persiapan Penyuluhan dan Mahasiswa Bahan resep Wilayah Semua bahan dan Mahasiswa Humairah
Sabtu, 16 12.00 pelatihan: Pembelian KKN, Kader Kel. Abian alat terkumpul KKN
Maret 2024 bahan, persiapan alat dan Tubuh
lokasi
14.00- - Penyuluhan Resep Mahasiswa Poster, Wilayah Sosialisasi Mahasiswa Eti

9
17.00 Ikametebiwawo KKN, Kader Bahan dan alat Kel. Abian diterima dan KKN
- Teknologi Tepat Guna resep Tubuh terealisasi produk
- Pemberian Intervensi
Hari 14 07.00- Senam Sehat GEMPITA Masyarakat Soundsistem Kelurahan Terlaksananya Mahasiswa Jessy
Minggu, 17 08.00 Abian kegiatan senam KKN
Maret 2024 Tubuh dan gotong
08.00- Gotong Royong Masyarakat Alat kebersihan Kelurahan royong sehingga Lila
10.00 Abian lingkungan
Tubuh menjadi lebih
bersih
Hari 15 -16 08.00- Penyuluhan pada Anak Siswa SD Poster SD di Sosialisasi dapat Mahasiswa Jessy
Senin, 18- 09.30 - PHBS Abian diterima anak KKN
Selasa 19 - Gizi Seimbang Tubuh
Maret 2024
Hari 17 08.00- - Penyuluhan Hipertensi dan Masyarakat, Poster, Wilayah Sosialisasi Mahasiswa Lila
Rabu, 20 12.00 Anemia Abian tersampaikan, KKN
Maret 2024 - Pemeriksaan Tekanan Sphygmomano- Tubuh Pemeriksaan
Darah Ibu Hamil meter, Hb kesehatan
- Pemeriksaan Hb ibu hamil POCT terlaksana
Hari 18, 08.00- - Konsultasi gizi dan Ibu dan Anak Diskusi, Form Wilayah Pemahaman ibu Mahasiswa Eka
Kamis 21 16.00 pemahaman Gizi seimbang Kel. Abian tentang gizi KKN
Maret 2024 anak Stunting Tubuh seimbang, adanya
- Pengecekan Antropometri interaksi 2 arah
(2) dalam konsultasi
gizi
Hari 19 08.00- Persiapan Penyuluhan Mahasiswa Diskusi, poster Posko Persiapan dan Mahasiswa Anisah
Jumat 22 12.00 Anemia pada Remaja KKN, DPL kelengkapan KKN
Maret 2024 penyuluhan
Presentasi Hasil KKN Wiwiek
Humairah
16.00- Penyuluhan Anemia pada Remaja Abian Poster, Diskusi Wilayah Pemahaman Mahasiswa
18.00 Remaja Tubuh Kel. Abian remaja tentang KKN

10
Tubuh anemia, faktor
risiko,
dampak,dan
gejala
Hari 20 08.00- Presentasi hasil KKN dan Mahasiswa LCD, mic, Kel. Abian 100% kehadiran Mahasiswa Eti
Sabtu, 23 12.00 Penarikan KKN KKN, DPL, Soundsistem Tubuh peserta, KKN
Maret 2024 Kapus, Lurah penyampaian isi
dengan jelas

11
BAB IV

RENCANA ANGGARAN DAN JADWAL KEGIATAN

A. Rencana Anggaran

No Alat dan Bahan Jumlah Harga satuan Harga


1. Spanduk:
a. Posko 1x1 m /sepanduk Rp. 25.000 Rp. 25.000
b. Kegiatan Lapangan 3x1 meter Kampus -
2. ATK :
a. Kertas HVS 2 Rim Rp. 50.000/rim Rp. 100.000
b. Map Absen 5 lembar Rp. 1.000/lmb Rp. 5.000
c. Amplop 1 Kotak Rp. 20.000/kotak Rp. 20.000
3. Fotocopy :
a. Fotocopy Leaflet 100 lembar Rp. 200/lembar Rp. 20.000
b. Poster 5 lembar Rp. 10.000/ lembar Rp. 50.000
c. Fotocopy Absen 30 lembar Rp. 200/lembar Rp. 5.000
Kehadiran Peserta
d. Fotocopy Tabel 30 lembar Rp. 200/lembar Rp. 5.000
hasil pemeriksaan
e. Fotocopy PoA 20 x 4 lembar Rp. 200/lembar Rp. 16.000
4. Jilid Proposal dan 3 jilid Rp. 10.000/ jilid Rp. 30.000
Laporan
5. Alcohol swab 1 kotak Rp. 20.000 Rp. 20.000
6. Stick HB 2 kotak Rp. 150.000 Rp.300.000
7. Sabun Cair 3 buah Rp. 20.000/buah Rp. 60.000
11. Air gelasan 5 dus Rp. 20.000 Rp. 100.000
12 Konsumsi Pertemuan 96 buah Rp. 1000 Rp. 96.000
13. Teknologi Tepat Guna:
Kroket Ikamatebiwawo
a. Ikan tongkol ¼ kg Rp. 46.000/kg Rp. 23.000

12
b. Kacang kedelai ½ kg Rp. 16.000/kg Rp. 8.000
c. Tempe 2 bks Rp. 3.000/bks Rp. 6.000
d. Ubi jalar 1 kg Rp. 15.000 Rp. 15.000
kuning/jingga
Rp 20.000/kg Rp. 20.000
e. Waluh 1 kg
Rp. 13.000/kg Rp. 13.000
f. Wortel 1 kg
Rp. 2.000/butir Rp. 20.000
g. Telur ayam 10 btr
Rp. 14.000/kg Rp. 7.000
h. Tepung terigu ½ kg
Rp. 10.000/kg Rp. 10.000
i. Tepung roti 1 kg
Rp. 7.000/bngks Rp. 7.000
j. Margarin 1 bks
Rp. 20.000/liter Rp. 10.000
k. Minyak goreng ½ liter Rp. 20.000/kg Rp. 5.000
l. Bawang Putih ¼ kg Rp. 1.000/bngks Rp. 2.000
Rp. 1.000/bngks Rp. 2.000
m. Lada bubuk 2 bks
n. Kaldu bubuk 2 bks
Total Rp. 1.000.000
Terbilang : Satu juta ribu rupiah

13
B. Jadwal Kegiatan

Hari/Tanggal Wakt Kegiatan Sasaran Media/Alat Tempat/ Pelaksana


u dan Bahan Lokasi

Senin, 4 07.30- Penerimaan peserta Kadikes, Microphone Dinkes Mahasiswa


Maret 2024 10.00 KKN di Dinas Kapus, , sound Kota KKN
Kesehatan Kota DPL, sistem Mataram
Mataram Mahasiswa
KKN

10.30- Miniloka Mahasiswa Proyektor/ PKM Mahasiswa


12.00 KKN, DPL, LCD, Abian KKN
Kapus, Laptop Tubuh
Lurah

12.00-
ISHOMA
14.00

14.00- Silaturahmi dan Mahasiswa Program Wilayah Mahasiswa


16.00 Perkenalan ke KKN KKN Kel. Abian KKN
tokoh masyarakat Tubuh
dan agama di
wilayah kelurahan
Abian Tubuh

Selasa, 5 08.00- Analisis wilayah Mahasiswa Laptop, Wilayah Mahasiswa


Maret 2024 12.00 dan sasaran KKN, form Kel. Abian KKN
stunting Kader Tubuh

12.00-
ISOMA
14.00

14.00- Diskusi dengan Mahasiswa Form, Wilayah Mahasiswa


16.00 Kader KKN, leaflet Kel. Abian KKN
Kader Tubuh

16.00- Persiapan pelatihan Mahasiswa Laptop Posko Mahasiswa


18.30 KKN, DPL KKN

Rabu, 6 08.00- Pelatihan Kader Handphone, Kan Mahasiswa


Maret 2024 12.00 penggunaan dan LCD, tor KKN
pendataan stunting Laptop, Lur
E-DDTK Asik
Microphone ah/
Pelatihan

14
Pemeriksaan Des
Antropometri dan a
pita lila
12.00-
ISHOMA
14.00

14.00- Percobaan dan Kader Handphone Posko Mahasiswa


16.00 pemantapan Koordinat KKN
penggunaan E- or Kader
DDTK Asik

17.00- Persiapan Mahasiswa Laptop Posko Mahasiswa


20.00 Penyuluhan: Materi KKN, DPL KKN
dan media
penyuluhan

Kamis, 7 08.00- Penyuluhan Kader, Poster, Lokasi Mahasiswa


Maret 2024 12.00 Masyarakat Masyarakat, leaflet, Posyandu KKN
- Penjelasan handphone,
stunting
form
- PHBS
- ASI eksklusif &
MP- ASI
Pemeriksaan
Antropometri dan
pita lila

12.00-
ISHOMA
14.00

14.00- Pendataan Stunting Ibu dan Handphone, Lokasi Mahasiswa


18.00 dengan E-DDTK Balita form Posyandu KKN
Asik
Jumat, 8 08.00- Penyuluhan Kader, Poster, Lokasi Mahasiswa
Maret 2024 11.00 Masyarakat Masyarakat, leaflet, Posyandu KKN
- Penjelasan handphone,
stunting
form
- PHBS
- ASI eksklusif &
MP- ASI
Pemeriksaan
Antropometri dan
pita lila

15
12.00-
ISHOMA
14.00

14.00- Pendataan Stunting Ibu dan Handphone, Lokasi Mahasiswa


18.00 dengan E-DDTK Balita form Posyandu KKN
Asik
Sabtu, 9 08.00- Penyuluhan Kader, Poster, Lokasi Mahasiswa
Maret 2024 12.00 Masyarakat Masyarakat, leaflet, Posyandu KKN
- Penjelasan handphone,
stunting
form
- PHBS
- ASI eksklusif &
MP- ASI
Pemeriksaan
Antropometri dan
pita lila

12.00-
ISHOMA
14.00

14.00- Pendataan Stunting Ibu dan Handphone, Lokasi Mahasiswa


18.00 dengan E-DDTK Balita form Posyandu KKN
Asik
Minggu, 10 16.00- Diskusi bersama Mahasiswa diskusi Wilayah Mahasiswa
Maret 2024 18.00 remaja/ organisasi/ KKN, Abian KKN
karangtaruna remaja Tubuh

Senin, 11 08.00- Penyuluhan Kader, Poster, Lokasi Mahasiswa


Maret 2024 12.00 Masyarakat Masyarakat leaflet, Posyandu KKN
- Penjelasan handphone,
stunting
form
- PHBS
- ASI eksklusif &
MP- ASI
- Pemeriksaan
Antropometri dan
pita lila
12.00-
ISHOMA
14.00

14.00- Pendataan Stunting Ibu dan Handphone, Lokasi Mahasiswa


18.00 dengan E-DDTK Balita form Posyandu KKN
Asik
Selasa, 12 08.00- Penyuluhan Kader, Poster, Lokasi Mahasiswa
Maret 2024 12.00 Masyarakat Masyarakat leaflet, Posyandu KKN
- Penjelasan handphone,

16
stunting form
- PHBS
- ASI eksklusif &
MP- ASI
- Pemeriksaan
Antropometri dan
pita lila
12.00-
ISHOMA
14.00

14.00- Pendataan Stunting Ibu dan Handphone, Lokasi Mahasiswa


18.00 dengan E-DDTK Balita form Posyandu KKN
Asik
Rabu, 13 08.00- Penyuluhan Kader, Poster, Lokasi Mahasiswa
Maret 2024 12.00 Masyarakat Masyarakat leaflet, Posyandu KKN
- Penjelasan handphone,
stunting
form
- PHBS
- ASI eksklusif &
MP- ASI
- Pemeriksaan
Antropometri dan
pita lila
12.00-
14.00 ISHOMA

14.00- Pendataan Stunting Ibu dan Handphone, Lokasi Mahasiswa


18.00 dengan E-DDTK Balita form Posyandu KKN
Asik
Kamis, 14 08.00- Penyuluhan Kader, Poster, Lokasi Mahasiswa
Maret 2024 12.00 Masyarakat Masyarakat leaflet, Posyandu KKN
- Penjelasan handphone,
stunting
form
- PHBS
- ASI eksklusif &
MP- ASI
- Pemeriksaan
Antropometri dan
pita lila
12.00-
ISHOMA
14.00

14.00- Pendataan Stunting Ibu dan Handphone, Lokasi Mahasiswa


18.00 dengan dan E- Balita form Posyandu KKN
DDTK Asik

17
Jumat, 15 08.00- Pendampingan dan Masyarakat Data Kelurahan Mahasiswa
Maret 2024 12.00 pemantauan Abian KKN
keluarga dalam Tubuh
pemenuhan protein
hewani/Telur

12.00-
ISHOMA
14.00

14.00- Perekapan hasil Mahasiswa Form, Wilayah Mahasiswa


17.00 pemeriksaan KKN, laptop Kel. Abian KKN
Kesehatan Kader Tubuh

Sabtu, 16 08.00- Persiapan Mahasiswa Bahan resep Wilayah Mahasiswa


Maret 2024 12.00 Penyuluhan dan KKN, Kel. Abian KKN
pelatihan: Kader Tubuh
Pembelian bahan,
persiapan alat dan
lokasi

12.00-
ISHOMA
14.00

14.00- - Penyuluhan Mahasiswa Poster, Wilayah Mahasiswa


17.00 Resep KKN, Bahan dan Kel. Abian KKN
Ikametebiwawo Kader alat resep Tubuh
- Teknologi Tepat
Guna
- Pemberian
Intervensi
Minggu, 17 07.00- Senam Sehat Masyarakat Soundsiste Kelurahan Mahasiswa
Maret 2024 08.00 GEMPITA m Abian KKN
Tubuh

08.00- Gotong Royong Masyarakat Alat Kelurahan Mahasiswa


10.00 kebersihan Abian KKN
Tubuh

Senin, 18 08.00- Penyuluhan pada Siswa SD Poster SDN 37 Mahasiswa


Maret 2024 09.30 Anak Cakranega KKN
- PHBS ra
Gizi Seimbang

10.30- Penyuluhan pada Siswa SD Poster SDN 08 Mahasiswa


12.00 Anak Cakranega

18
- PHBS ra KKN
- Gizi Seimbang
Selasa, 19 08.00- Penyuluhan pada Siswa SD Poster SDN 40 Mahasiswa
Maret 2024 09.30 Anak Cakranega KKN
- PHBS ra
- Gizi Seimbang
16.00- Persiapan Mahasiswa Laptop, Posko Mahasiswa
18.00 penyuluhan KKN, DPL poster, KKN
leaflet
Rabu, 20 08.00- - Penyuluhan Masyarakat, Poster, Wilayah Mahasiswa
Maret 2024 12.00 Hipertensi dan Ibu Hamil Abian KKN
Anemia Sphygmom Tubuh
- Pemeriksaan ano-meter,
Tekanan Darah Hb POCT
- Pemeriksaan Hb
ibu hamil
Kamis 21 08.00- - Konsultasi gizi Ibu dan Diskusi, Wilayah Mahasiswa
Maret 2024 16.00 dan pemahaman Anak Form Kel. Abian KKN
Gizi seimbang Tubuh
anak Stunting
- Pengecekan
Antropometri (2)
Jumat 22 08.00- Persiapan Mahasiswa Diskusi, Posko Mahasiswa
Maret 2024 12.00 Penyuluhan KKN, DPL poster KKN
Anemia pada
Remaja

16.00- Penyuluhan Remaja Poster, Wilayah


18.00 Anemia pada Abian Diskusi Kel. Abian
Remaja Tubuh Tubuh

Sabtu 23 08.00- Presentasi hasil Mahasiswa LCD, mic, Kel. Abian Mahasiswa
Maret 2024 12.00 KKN dan KKN, DPL, Soundsiste Tubuh KKN
Penarikan KKN Kapus, m
Lurah

19
C. Pelaksana dan Tugas

No Jurusan Program

1 Kebidanan a. Melakukan pemeriksaan Kesehatan pada ibu hamil


b. Edukasi tentang deteksi dini Kanker Payudara
Melalui SADARI
c. Promosi Kesehatan Ibu dan Anak
d. Edukasi remaja tentang Kesehatan reproduksi dan
penundaan dini

2 TLM a. Skinning anemia pada ibu hamil dan remaja putri


b. Cek laboratorium untuk skrinning penyakit tidak
menular

3 Gizi a. Edukasi gizi seimbang pada saat puasa


b. Pemberian makanan tambahan berbasis pangan
lokal.

4 Keperawatan a. Penyuluhan PHBS


b. Pemeriksaan Kesehatan pada lansia
c. Edukasi CERDIK
d. Aktivitas Fisik pada pasien Hipertensi dan Diabetes
Militus
e. Promosi Kesehatan terkait pencegahan kanker dan
PTM

D. Susunan Pelaksana

Dosen Pembimbing : Mira Utami Ningsih, M.Sc


Lapangan

Ketua : Jessynia Olivia Andriani Liha


Sekretaris : Eti Puspitasari
Bendahara : Lale Nisrina Maharani
Anggota : 1. Nisrina Khayyirah Khalillah
2. Sitana
3. Eka Pratna Dewi
4. Humairah Rahman
5. Anisa Adityarani

20
6. Wiwiek Widyastuti

21
BAB V

PENUTUP

Demikian poposal ini kami buat, untuk mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.

Atas bantuan dan kerjasamanya dihaturkan terimakasih.

Mataram, 04 Maret 2024

Mengetahui,
Ketua Pelaksana Dosen Pembimbing Lapangan

Jessynia Olivia A. L Mira Utami Ningsih, S.Kep.Ns.M.Sc


NIM. P07134120067 NIP. 198303312008121002

22
DAFTAR PUSTAKA

Aridiyah, F. O., Rohmawati, N., & Ririanty, M. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors

Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban. E-Jurnal Pustaka Kesehatan,

90(12), 1809–1817.

Hastuty, M. (2020). Hubungan Anemia Ibu Hamil Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di

UPTD Puskesmas Kampar Tahun 2018. Jurnal Doppler, 4(2), 112–116.

Imani, N. (2020). Stunting Pada Anak (T. Susanto (ed.); 1st ed.). CV.Hikam Media Utama.

Kemenkes, I. (2016). InfoDATIN nfoDATIN.

Kemenkes RI. (2018). Hipertensi: Salah Satu Penyebab Stunting pada Anak. P2PTM

Kemenkes RI. https://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-jantung-dan-

pembuluh-darah/hipertensi-salah-satu-penyebab-stunting-pada-anak

Kepmenkes. (2010). 100 Kabupaten / Kota Prioritas untuk Iterverensi Anak Kerdil

(Stunting).

Nirmalasari, N. O. (2020). Stunting Pada Anak : Penyebab dan Faktor Risiko Stunting di

Indonesia. Qawwam: Journal For Gender Mainstreming, 14(1), 19–28.

https://doi.org/10.20414/Qawwam.v14i1.2372

Vaozia, S. (2016). Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 1-3 Tahun (Studi Di

Desa Menduran Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan). Journal of Nutrition College,

5(4), 314–320. https://doi.org/https://doi.org/10.14710/jnc.v5i4.16426

23
LAMPIRAN

SATUAN PENYULUHAN

1. Topik : Gizi Seimbang


2. Sub topic : 10 Pesan Gizi Seimbang
3. Sasaran : Siswa SD
4. Metode : Ceramah dan tanya jawab
5. Media : Poster
6. Waktu
a. Hari : Senin dan Selasa
b. Tanggal : 11-12 Maret 2024
c. Jam : 08.00 – 09.30
7. Tempat : SD di Abian Tubuh
8. Tujuan
a. Tujuan umum : Setelah melakukan penyuluhan diharapkan sasaran
mengetahui tentang 10 pesan gizi seimbang.
b. Tujuan khusus :
 Sasaran dapat memahami pengertian gizi seimbang
 Sasaran dapat menyebutkan 10 pesan gizi seimbang
9. Kegiatan Proses Penyuluhan

No. Tahap Waktu Kegiatan


Kegiatan Penyuluh Sasaran
1. Pembukaan 5 menit Memberikan salam Menjawab
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dan
tema penyulugan
2. Pengembangan 20-30 Menjelaskan materi Mendengarkan
menit penyuluhan diantaranya :
 Pengertian gizi
seimbang
 10 pesan gizi
seimbang
Memberikan kesempatan Memberikan
kepada sasaran untuk pertanyaan
bertanya tentang materi
yang disajikan

24
3. Penutup 15 menit Merangkum semua Mendengarkan
materi
Melakukan evaluasi Menjawab
dengan cara menanyakan
ulang bila masih ada
yang belum jelas
Salam penutup Menjawab

10. Evaluasi
a. Evaluasi Proses :
Berisi tentang jalannya proses penyuluhan yaitu jumlah sasaran yang hadir dengan
target yang ingin dicapai serta antusiasme sasaran.
b. Evaluasi Hasil :
Prosedur : Tanya jawab
Jenis dan bentuk test : Pertanyaan lisan
Butir-butir pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian gizi seimbang?
2. Sebutkan 10 pesan gizi seimbang !

25
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Gizi Seimbang


Gizi seimbang adalah susunan pangan atau makanan sehari-hari yang mengandung zat
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh (cukup secara
kuantitas, cukup secara kualitas, mengandung berbagai zat gizi yaitu energi, protein,
vitamin dan mineral), dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas
fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah
masalah gizi.

2. 10 Pesan Gizi Seimbang


1) Syukuri dan Nikmati Aneka Ragam Makanan
Mensyukuri dan menikmati makanan salah satu caranya adalah dengan berdoa
sebelum makan dan tidak tergesa-gesa ketika mengunyah makanan, sehingga
makanan mudah dicerna dan diserap.
2) Banyak Makan Sayur dan Buah
Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara umum menganjurkan konsumsi sayuran dan
buah-buahan sejumlah 400 g perorang perhari, yaitu terdiri dari 250 g sayur (setara
dengan 2½ porsi atau 2½ gelas sayur setelah dimasak dan ditiriskan) dan 150 g
buah. (setara dengan 3 buah pisang ambon ukuran sedang atau 1½ potong pepaya
ukuran sedang atau 3 buah jeruk ukuran sedang).
Bagi orang Indonesia dianjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan 300-400 gram
per orang perhari bagi anak balita dan anak usia sekolah, dan 400-600 g perorang
perhari bagi remaja dan orang dewasa. Sekitar dua-pertiga dari jumlah anjuran
konsumsi sayuran dan buah-buahan tersebut adalah porsi sayur.
3) Biasakan Mengonsumsi Lauk Pauk yang Mengandung Protein Tinggi
Kelompok pangan sumber protein terbagi menjadi 2 kelompok pangan protein yaitu
nabati dan hewani. Kebutuhan pangan hewani 2-4 porsi (setara dengan 70-140 g/2-
4 potong daging sapi ukuran sedang atau 80-160 g/2-4 potong daging ayam
ukuran sedang atau 80-160 g/2-4 potong ikan ukuran sedang) sehari dan pangan
protein nabati 2-4 porsi sehari ( setara dengan 100-200 g/4-8 potong tempe ukuran

26
sedang atau 200-400 g/ 4-8 potong tahu ukuran sedang) tergantung kelompok
umur dan kondisi fisiologis (hamil, menyusui, lansia, anak, remaja, dewasa).
4) Biasakan Mengonsumsi Aneka Ragam Makanan Pokok
Cara mewujudkan pola konsumsi makanan pokok yang beragam adalah dengan
mengonsumsi lebih dari satu jenis makanan pokok dalam sehari atau sekali makan.
Salah satu cara mengangkat citra pangan karbohidrat lokal adalah dengan
mencampur makanan karbohidrat lokal dengan terigu, seperti pengembangan produk
boga yang beragam misalnya, roti atau mie campuran tepung singkong dengan
tepung terigu, pembuatan roti gulung pisang, singkong goreng keju dan lain-
lain
5) Batasi Konsumsi Pangan Manis, Asin, dan Berlemak
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 30 tahun 2013 tentang Pencantuman
Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan
Olahan dan Pangan Siap Saji menyebutkan bahwa konsumsi gula lebih dari 50 g (4
sendok makan), natrium lebih dari 2000 mg (1 sendok teh) dan lemak/minyak total
lebih dari 67 g (5 sendok makan) per orang per hari akan meningkatkan risiko
hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan jantung.
6) Biasakan Sarapan
Membiasakan sarapan aalah untuk memenuhi 15-30% kebutuhan gizi selama sehari.
Sarapan dilakukan mulai bangun bagi sampai jam 9 pagi.
7) Biasakan Minum Air Putih yang Cukup dan Aman
Kebutuhan air untuk tubuh kita adalah 2 liter/ 8 gelas sehari (anak dan dewasa)
dengan aktivitas ringan dan berada pada iklim tropis. Sedangkan untuk ibu hamil,
ibu menyusui, olahragawan, dan pekerja yang berkeringat memerlukan lebih dari 2
liter kebutuhan air tersebut.
8) Biasakan Membaca Label pada Kemasan Pangan
Dianjurkan untuk membaca label pangan yang dikemas terutama keterangan
tentang informasi kandungan zat gizi dan tanggal kadaluarsa sebelum membeli atau
mengonsumsi makanan tersebut.
9) Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Air Bersih Mengalir
Lima langkah mencuci tangan memakai sabun yang baik dan benar adalah :
a. Basahi tangan seluruhnya dengan air bersih mengalir
27
b. Gosok sabun ke telapak, punggung tangan dan sela jari-jari
c. Bersihkan bagian bawah kuku-kuku
d. Bilas dengan air bersih mengalir
e. Keringkan tangan dengan handuk/tissu atau keringkan dengan
udara/dianginkan.
10) Lakukan Aktivitas Fisik yang Cukup dan Pertahankan Berat Badan Normal
Aktivitas fisik dikategorikan cukup apabila seseorang melakukan latihan fisik atau
olah raga selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu. Contoh
aktivitas fisik sehari-hari seperti berjalan kaki, berkebun, menyapu, mencuci,
mengepel, naik turun tangga dan lain-lain.
Sedangkan latihan fisik adalah semua bentuk aktivitas fisik yang dilakukan secara
terstruktur dan terencana, dengan tujuan untuk meningkatkan kesegaran
jasmani. Beberapa latihan fisik yang dapat dilakukan seperti berlari, joging, bermain
bola, berenang, senam, bersepeda dan lain-lain.

SATUAN PENYULUHAN

28
1. Topik : Hipertensi
2. Sub topik : Makanan Untuk Penderita Hipertensi
3. Sasaran : Masyarakat
4. Metode : Ceramah Dan Tanya Jawab
5. Media : Poster
6. Waktu :-
a. Hari : Rabu
b. Tanggal : 24 Mei 2023
c. Jam : 08.00 – 12.00
7. Tempat : Wilayah Abian Tubuh
8. Tujuan :
a. Umum : Setelah dilakukannya penyuluhan diharapkan sasaran dapat memahami
makanan untuk penderita hipertensi.
b. Khusus : setelah dilakukan penyuluhan sasaran diharapkan mampu :
- Memahami apa yang dimaksud dengan hipertensi
- Mengetahui faktor penyebab hipertensi
- Mengetahui faktor resiko hipertensi
- Mengetahui gejala hipertensi
- Mengetahui makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk pasien
hipertensi
9. Kegiatan proses penyuluhan

No Tahap Kegiatan Waktu Kegiatan


. Penyuluh Sasaran
1. Pembukaan 5 menit Memberikan salam Menjawab
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dan
tema penyuluhan
2. Pengembangan 20-30 Menjelaskan materi Mendengarkan
menit penyuluhan diantaranya
:
- Pengertian
Hipertensi
- Faktor yang
penyebab
hipertensi
- Faktor resiko

29
hipertensi
- Gejala hipertensi
- Makanan yang
dianjurkan dan
tidak dianjurkan
penderita
hipertensi
Memberikan Memberikan pertanyaan
kesempatan kepada
sasaran untuk bertanya
tentang materi yang
disajikan
3. Penutup 15 menit Merangkum semua Mendengarkan
materi
Melakukan evaluasi Menjawab
dengan cara
menanyakan ulang bila
masih ada yang belum
jelas
Salam penutup Menjawab

10. Evaluasi
a. Evaluasi Proses :
Berisi tentang jalannya proses penyuluhan yaitu jumlah sasaran yang hadir dengan
target yang ingin dicapai serta antusiasme sasaran.
c. Evaluasi Hasil :
Prosedur : Tanya jawab
Jenis dan bentuk test : Pertanyaan lisan
Butir-butir pertanyaan :
1. Apa yang dimaksu dengan Hipertensi ?
2. Sebutkan Faktor yang penyebab hipertensi !
3. Sebutkan Faktor resiko hipertensi !
4. Sebutkan Gejala hipertensi !
5. Sebutkan Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan penderita
hipertensi !
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Hipertensi

30
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang, dan dianggap
parah jika tekanan diatas 180/120 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko
tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan
darah, makin besar resikonya.
B. Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.
a. Hipertensi primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Factor yang mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktivitas
saraf simpatis system rennin. Antigiotensin dan peningkatan Na + Ca
intraseluler. Factor-faktor yang meningkatkan resiko : obesitas, pola hidup
tidak sehat (merokok, minum alcohol, konsumsi garam terlalu tinggi, stress,
dan lain-lain).
b. Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
C. Gejala Hipertensi
1. Sakit kepala
2. Penglihatan kabur
3. Jantung berdebar-debar
4. Sesak napas
5. Cepat kelelahan
6. Merasa cemas/gelisah
7. Tremor otot
D. Faktor resiko
1. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dikontrol:
a. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun
wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause.
31
Harrison, Wilson dan Kasper mengatakan bahwa wanita yang belum
mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan
dalam meningkatkan kadarHigh Density Lipoprotein (HDL). Kadar
kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah
terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap
sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Dari
hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi
berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. Hipertensi lebih banyak terjadi pada
pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang
wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah
wanita.Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah
menopause.
b. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang
yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang
yang berusia lebih muda. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang
pada umur lima puluhan dan enam puluhan. Dengan bertambahnya umur,
dapat meningkatkan risiko hipertensi.
c. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga
itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium
terhadap sodium. Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai
risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang
tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.Selain itu didapatkan
70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga
(Aisyah, 2009).
2. Faktor Resiko Yang Dapat Dikontrol:
a. Obesitas
Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga
mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu
sebabnya berat badan meningkat.Obesitas dapat memperburuk kondisi
32
lansia.Kelompok lansia karena dapat memicu timbulnya berbagai penyakit
seperti artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi.
b. Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah.Perokok berat dapat
dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko
terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.Merokok
menyebabkan hipertensi karena nikotin yg terkandung di dalam rokok
memiliki kecenderungan untuk menyempitkan pembuluh darah dan arteri
yang dapat menyebabkan plak.Plak menyempitkan pembuluh darah.Nikotin
juga memiliki kemampuan untuk merangsang produksi hormon epinefrin
juga dikenal sebagai adrenalin yang menyebabkan pembuluh darah
mengerut.
c. Mengkonsumsi garam berlebih
Dalam diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hipertensi) kita di wajibkan
untuk membatasi asupan natrium ( garam) hanya 2/3 sendok teh atau setara
dengan 1500 mg natrium
d. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten
(tidak menentu).Stres yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan
darah menetap tinggi. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stres
yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.
e. Penyakit jasmani
Penyakit jasmani merupakan penyakit yang dapat menyebabkan
meningkatkan hipertensi yaitu asam urat, arterosklerosis, hiperkolesterol dan
hiperuresemi. Asam urat dapat menyebabkan peningkatan hipertensi karena
asam urat akan menyumbat aliran darah ke jantung sehingga jantung akan
bekerja lebih keras dalam memompa jantung. Dengan demikian tekanan
darah akan meningkat.

33
E. Cara mengendalikan Hipertensi
1. Rutin melakukan aktivitas fisik 30 menit/ hari
2. Mengurangi asupan garam
3. Mengurangi stress
4. Mempertahankan BB ideal
5. Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
6. Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
7. Tetap diet dengan gizi seimbang
8. Upayakan aktifitas fisik dengan aman
9. Hindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya

F. Makanan yang Dianjurkan


1. Sumber Karbohidrat
 Beras
 Kentang
 Jagung
 Singkong
2. Lauk Hewani
 Daging ayam tanpa kulit
 Ikan
 Telur maksimal 1 btr/hari
3. Lauk Nabati
 Tempe
 Tahu
 Kacang-kacangan
4. Sayuran
 Semua sayuran segar
5. Buah
 Semua buah segar

G. Makanan yang Tidak Dianjurkan

34
1. Garam
2. Ikan asin
3. Daging merah
4. Ikan kaleng
5. Kornet
6. Sosis
7. Kullit ayam
8. Sayur kaleng
9. Buah kaleng
10. Margarin, mentega, mayonnaise
11. Minuman kemasan
12. Bumbu instan (Penyedap rasa, vetsin, dll)

SATUAN PENYULUHAN

1. Topik : ASI Ekslusif dan PMBA

35
2. Sub topik : Manfaat Asi Ekslusif dan pengaturan Makan PMBA
3. Sasaran : Masyarakat dan kader
4. Metode : Ceramah Dan Tanya Jawab
5. Media : Poster, leaflet
6. Waktu :-
a. Hari : Rabu
b. Tanggal : 11-18 Mei 2023
c. Jam : 08.00 – 12.00
d. Tempat : Wilayah Abian Tubuh
7. Tujuan :
Umum : Setelah dilakukannya penyuluhan diharapkan sasaran dapat memahami manfaat
ASI Ekslusif dan pengaturan Makan PMBA
8. Khusus : setelah dilakukan penyuluhan sasaran diharapkan mampu :
- Memahami apa yang dimaksud dengan ASI Ekslusif
- Mengetahui jenis ASI
- Mengetahui manfaat ASI Ekslusif
- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI
- Mengetahui kerugian susu formula
- Mengetahui pengaturan Makan PMBA
9. Kegiatan proses penyuluhan

No Tahap Kegiatan Waktu Kegiatan


. Penyuluh Sasaran
1. Pembukaan 5 menit Memberikan salam Menjawab
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dan
tema penyuluhan
2. Pengembangan 20-30 Menjelaskan materi Mendengarkan
menit penyuluhan
diantaranya :
- Pengertian ASI
Ekslusif
- jenis ASI
- manfaat ASI
Ekslusif
- faktor-faktor yang
mempengaruhi

36
produksi ASI
- kerugian susu
formula
- pengaturan Makan
PMBA

Memberikan Memberikan pertanyaan


kesempatan kepada
sasaran untuk bertanya
tentang materi yang
disajikan
3. Penutup 15 menit Merangkum semua Mendengarkan
materi
Melakukan evaluasi Menjawab
dengan cara
menanyakan ulang bila
masih ada yang belum
jelas
Salam penutup Menjawab
10. Evaluasi
a. Evaluasi Proses :
a. Berisi tentang jalannya proses penyuluhan yaitu jumlah sasaran yang hadir
dengan target yang ingin dicapai serta antusiasme sasaran.

b. Evaluasi Hasil :
Prosedur : Tanya jawab
Jenis dan bentuk test : Pertanyaan lisan
Butir-butir pertanyaan :
 apa yang dimaksud dengan ASI Ekslusif ?
 Sebutkan jenis ASI !
 Sebutkan manfaat ASI Ekslusif !
 Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI!
 Sebutkan kerugian susu formula!
 Sebutkan pengaturan makan PMBA!

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF

1. Pengertian

37
ASI Eksklusifadalah ASI yang diberikan untuk bayi sejak baru lahir sampai 6 bulan
tanpa makanan pendamping dan minuman pralakteal (air gula, aqua, danlainnya).

2. Jenis-Jenis ASI
a. Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari
hari pertama sampai hari keempat (Purwanti, 2004). Cairan sifatnya kental dan
berwarna kekuningan karena mengandung beta karoten dan dibutuhkan oleh bayi
baru lahir (Bobak, 2000). Hal ini menyebabkan bayi yang mendapat ASI pada
minggu pertama sering defekasi dan feces berwarna hitam.
Kandungan tertinggi dalam Kolostrum adalah antibodi yang siap melindungi bayi
ketika kondisi bayi masih sangat lemah. Kandungan protein dalam Kolostrum lebih
tinggi dibandingkan dengan kandungan protein dalam susu matur. Jenis protein
globulin membuat konsistensi Kolostrum menjadi pekat ataupun padat sehingga
bayi lebih lama merasa kenyang meskipun hanya mendapat sedikit kolostrum.
b. Susu Transisi
ASI Transisi atau peralihan diproduksi pada hari keempat sampai hari kesepuluh.
Komposisi ASI Peralihan memiliki protein makin rendah, sedangkan lemak dan
hidrat arang makin tinggi, dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Hal ini
merupakan pemenuhan terhadap aktvitas bayi yang mulai aktif karena bayi sudah
beradaptasi terhadap lingkungan. Pada masa ini, pengeluaran ASI mulai stabil begitu
juga kondisi fisik ibu. Keluhan nyeri pada payudara sudah berkurang. Oleh karena
itu, yang perlu ditingkatkan adalah kandungan protein dan kalsium dalam makanan
ibu.
c. Susu Matur
Air susu matur disekresi dari hari kesepuluh sampai seterusnya. Air Susu Matur
merupakan nutrisi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi
sampai berumur 6 bulan. Air Susu Matur merupakan cairan yang berwarna
kekuning-kuningan yang diakibatkan warna garam dan kalsium caseinat, riboflavin
dan karoten. Air Susu Matur ini mengandung antibodi, enzim, hormon dan
memiliki sifat biokimia yang khas yaitu kapasitas buffer yang rendah dan adanya
faktor bifidus.
38
3. Manfaat
a. Bagi Bayi
 Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi
sampai usia 6 bulan.
 Meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat kekebalan
sehingga akan lebih jarang sakit, mengurangi mencret, sakit telinga dan infeksi
saluran pencernaan.
 Melindungi anak dari serangan alergi.
 Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga
bayi ASI eksklusif potensial lebih pandai.
 Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara.
 Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih
cepat bisa jalan.
 Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan
spiritual dan hubungan sosial yang lebih baik.
 Meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi.
b. Bagi Ibu
 Memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi
rahim, yang berarti mengurangi resiko perdarahan.
 Memberikan ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim ke ukuran
sebelum hamil.
 Menyusui (ASI) membakar kalori sehingga membantu penurunan berat badan
lebih cepat.
 Beberapa ahli menyatakan bahwa terjadinya kanker payudara pada wanita
menyusui sangat rendah.
 Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga memberi
jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya.
 Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat
besi sebanyak ketika mengalami menstruasi
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI

39
 Isapan bayi. Semakin dini dan sering bayi menghisap, akan mempercepat
pengeluaran ASI.
 Psikologis ibu. Usahakan menyusui bayi dalam suasana santai dan tidak stress.
 Nutrisi ibu. Buruknya nutrisi ibu akan mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi.
 Keadaan fisik ibu.

5. Kerugian Susu Formula


 Mahal
 Tidak praktis
 Tidak higienis. Dapat menyebabkan diare karena bakteri
 Kandungannya kurang lengkap dibandingkan ASI
 Dapat menimbulkan alergi
 Kurang terjalinnya hubungan antara ibu dan bayi
 Dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes mellitus dan jantung koroner bagi bayi
dikemudian hari
 Dapat menyebabkan caries pada gigi

6. Pengaturan Makan Balita


Periode usia 7—24 bulan terdiri dari beberapa kegiatan di antaranya adalah pemberian
ASI sampai usia dua tahun, Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), imunisasi, dan
suplementasi vitamin A. Makanan pendamping ASI merupakan makanan yang diberikan
kepada bayi selain ASI. Makanan pendamping ASI diberikan kepada bayi karena
kebutuhan gizi bayi semakin meningkat dan ASI saja sudah tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi. Pemberian makan pada anak sebaiknya disesuaikan dengan tahap
perkembangannya. Pada saat bayi berumur 6 atau 7 bulan bayi baru belajar mengunyah
dan siap untuk mengonsumsi makanan padat.
Zat gizi yang harus terkandung dalam makanan pendamping ASI adalah karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, dan mineral. Kebutuhan protein dan zat gizi mikro seperti
vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah tinggi karena pada masa ini sampai anak
usia dua tahun merupakan masa pertumbuhan dan dengan laju metabolisme tinggi.
Kandungan lemak pada makanan pendamping ASI anak diperlukan sebagai sumber asam

40
lemak esensial, memfasilitasi penyerapan vitamin larut lemak. Kebutuhan lemak bagi
anak dalam makanan pendamping ASI berkisar antara 30%-45% kebutuhan energi.
Satu hal yang perlu diperhatikan untuk membuat makanan keluarga cocok untuk anak
yaitu gunakan sedikit gula, garam dan hindari bumbu-bumbu dengan rasa yang tajam.
Susu masih sangat berperan penting dalam pola makan anak Anda, meskipun mereka
perlu sedikit lebih berkurang sekarang, sekitar 200-600 ml susu atau 2-3 porsi susu per
hari. Berikan anak makanan yang sehat, bervariasi dan seimbang,Anak harus makan
berbagai macam makanan dari setiap kelompok makanan:
a. 4 porsi jenis karbohidrat perhari
b. 2-3 porsi susu perhari
c. 1-2 porsi jenis daging atau jenis daging lainnya perhari
d. 5 porsi jenis buah dan sayuran perhari

Pemberian MP-ASI kepada bayi diberikan setelah berusia 6 bulan sampai 12 bulan
secara berangsur-angsur untuk mengembangkan kemampuan mengunyah dan menelan
serta menerima macam-macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa. Pemberian
MP-ASI harus bertahap dan bervariasi, mulai dari bentuk bubur cair ke bentuk bubur
kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembik dan akhirnya makanan
padat. MP-ASI sebaiknya diberikan secara bertahap, sedikit demi sedikit dalam bentuk
encer secara berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental sampai padat. Anjuran
pemberian makanan pada bayi dan anak dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Anjuran Pemberian Makanan Pada Bayi Dan Anak
MP-ASI
Usia
ASI Makanan Makanan Makanan
(Bulan)
Lumat Lembik Keluarga
0-6
6-8
9-12
12-24
Sumber : Depkes RI, Panduan Untuk Petugas Tentang ASI dan MP-ASI, 2009

41
Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai pemberian MP-ASI yang
mencakup jenis, tekstur, frekuensi dan porsi pemberian untuk setiap kali makan
menurut kelompok usia dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pemberian MP-ASI

Komponen Usia

6-8 bulan 9-11 bulan 12-24 bulan

Jenis 1 Jenis bahan dasar 3-4 jenis bahan dasar Makanan


(6 bulan) (Sajikan secara keluarga
2 jenis bahan dasar terpisah atau
(7-8 bulan) dicampur)

Tekstur Semi cair Makanan yang Padat


(dihaluskan), secara dicincang halus atau
bertahap kurangi lunak (disaring
campuran air kasar). Ditingkatkan
sehingga menjadi sampai semakin
semi padat kasar sehingga dapat
digenggam

Frekuensi Makanan utama 2-3 Makanan utama 3-4 Makanan


kali sehari, camilan kali sehari, camilan utama 3-4 kali
1-2 kali sehari 1-2 kali sehari sehari, camilan
1-2 kali sehari

Porsi setiap Dimulai dengan 2-3 ½ mangkok kecil ¾ sampai 1


makan sendok makan dan atau setara dengan mangkok kecil
ditingkatkan secara 125 ml atau setara
bertahap sampai ½ dengan 175 –
mankok kecil atau 250 ml
setara dengan 125 ml

Sumber : Krisnatuti, 2008

42
Agar pemberian MP-ASI dapat terpenuhi dengan sempurna, maka perlu
diperhatikan sifat-sifat bahan makanan yang akan digunakan. Makanan tambahan
untuk bayi harus mempunyai sifat fisik yang baik, yaitu tampilan dan aroma yang
layak. Selain itu dilihat dari segi kepraktisannya, makanan tambahan bayi sebaiknya
sudah dipersiapkan dengan waktu pengolahan yang singkat.
Berikut ini bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk bayi :
Bahan Makanan yang dianjurkan :
1. Bubur tepung beras atau beras merah yang dimasak dengan menggunakan cairan
atau kaldu daging dan sayuran, susu formula, (ASI) atau air
2. Buah-buahan yang dihaluskan atau menggunakan blender seperti pepaya, pisang,
apel, melon dan alpukat
3. Sayur-sayuran dan kacang-kacang yang direbus kemudian dihaluskan
menggunakan blender
4. Daging pilihan yang tidak berlemak kemudian diblender
5. Ikan yang diblender sebaiknya ikan yang tidak berduri
Bahan Makanan yang tidak dianjurkan :
1. Makanan yang tidak mengandung protein gluten yaitu tepung terigu barley, biji
gandum dan kue yang terbuat dari tepung terigu. Makanan tersebut dapat
membuat perut bayi kembung, mual dan diare pada bayi. Hal ini disebabkan
karena reaksi gluten intolerance
2. Hindari pemberian gula, garam, bumbu masak atau penyedap rasa.
3. Makanan terlalu berlemak.
4. Buah-buahan yang terlalu asam seperti jeruk dan sirsak
5. Makanan terlalu pedas atau bumbu terlalu tajam
6. Buah-buahan yang mengandung gas seperti durian, cempedak. Sayuran yang
mengandung gas seperti kol, kembang kol, lobak. Kedua makanan tersebut dapat
menyebabkan perut bayi kembung.
7. Kacang tanah dapat menyebabkan alergi atau pembengkakkan pada tenggorokan
sehingga bayi sulit bernapas
8. Kadang kala telur dapat memacu alergi pada bayi, sehingga pemberian telur
dilakukan secara bertahap dan dengan porsi kecil. Jika terjadi alergi terhadap
bayi, maka pemberian dihentikan
43
SATUAN PENYULUHAN
1. Topik : Anemia
2. Sub topik : Anemia Pada Remaja
3. Sasaran : Remaja
4. Metode : Ceramah Dan Tanya Jawab
5. Media : Poster
6. Waktu :-
Hari : Rabu
Tanggal : 6 Maret 2024
Jam : 08.00 – 12.00
7. Tempat : Wilayah Abian Tubuh
8. Tujuan :
Umum : Setelah dilakukannya penyuluhan diharapkan sasaran dapat memahami
anemia pada remaja.
Khusus : setelah dilakukan penyuluhan sasaran diharapkan mampu :
 Memahami apa yang dimaksud dengan anemia
 Mengetahui faktor penyebab anemia
 Mengetahui gejala anemia pada remaja
 Mengetahui pengaruh anemia pada remaja
 Mengetahui cara mengatasi anemia pada remaja
9. Kegiatan proses penyuluhan

No Tahap Kegiatan Waktu Kegiatan


.
Penyuluh Sasaran

1. Pembukaan 5 menit Memberikan salam Menjawab

Memperkenalkan diri Mendengarkan

Menjelaskan tujuan dan


tema penyuluhan

2. Pengembangan 20-30 Menjelaskan materi Mendengarkan

44
menit penyuluhan diantaranya
:

- Definisi anemia
- faktor penyebab
anemia
- gejala anemia pada
remaja
- pengaruh anemia
pada remaja
- cara mengatasi
anemia pada
remaja

Memberikan Memberikan pertanyaan


kesempatan kepada
sasaran untuk bertanya
tentang materi yang
disajikan

3. Penutup 15 menit Merangkum semua Mendengarkan


materi

Melakukan evaluasi Menjawab


dengan cara
menanyakan ulang bila
masih ada yang belum
jelas

Salam penutup Menjawab

6. Evaluasi

45
a. Evaluasi Proses :
a. Berisi tentang jalannya proses penyuluhan yaitu jumlah sasaran yang hadir
dengan target yang ingin dicapai serta antusiasme sasaran.
b. Evaluasi Hasil :
a. Prosedur : Tanya jawab
b. Jenis dan bentuk test : Pertanyaan lisan
c. Butir-butir pertanyaan :
- apa yang dimaksud dengan anemia ?
- Sebutkan faktor penyebab anemia!
- Sebutkan gejala anemia pada remaja!
- Sebutkan pengaruh anemia pada remaja !
- Sebutkan cara mengatasi anemia pada remaja !

MATERI PENYULUHAN

46
1. Definisi Anemia
Kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel
darah merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik.
Akibatnya, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen sehingga membuat penderita
anemia pucat dan mudah lelah.
Anemia bisa terjadi sementara atau dalam jangka panjang dengan tingkat
keparahan ringan sampai berat. Anemia merupakan gangguan darah atau
kelainan hematologi yang terjadi ketika kadar hemoglobin(bagian utama dari sel
darah merah yang mengikat oksigen) berada di bawah normal . Orang dewasa
dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya di bawah 14 gram per
desiliter untuk laki-laki dan kurang dari 12 gram per desiliter untuk wanita. Anemia
dengan kadar hemoglobin di bawah 8 gram per desiliter sudah tergolong berat.
Kondisi ini disebut dengan anemia gravis
2. Penyebab Anemia
 Kehilangan darah secara kronis
misalnya gastrointestinal, menstruasi, atau bentuk lain dari pendarahan. Yang
paling banyak terjadi adalah pendarahan akibat adanya gangguan saluran cerna,
seperti buang air besar yang mengeluarkan darah atau menstruasi tidak normal
 Asupan zat besi dan penyerapan yang tidak adekuat
 Mengkonsumsi sedikit makanan yang mengandung zat besi seperti daging, telu
dan sereal
 Peningkatan kebutuhan asupan zat besi untuk pembentukan sel darah merah yang
lazim berlangsung pada masa pubertas.
3. Gejala Anemia pada remaja
 Sering merasa lemah, letih, lesu, lunglai, dan lemas (5L)
 Sering merasakan sakit pada kepala.
 Sulit untuk berkonsentrasi.
 Detak jantung yang cepat dan mengalami sesak napas.
 Tangan dan kaki bengkak.
 Mengalami pusing hingga pingsan

47
4. Pengaruh Anemia Pada Remaja
Anemia pada remaja dapat membawa dampak kurang baik bagi remaja, anemia yang
terjadi dapat menyebabkan menurunnya kesehatan reproduksi, perkembangan
motorik, mental, kecerdasan terhambat, menurunnya prestasi belajar, tingkat
kebugaran menurun, dan tidak tercapainya tinggi badan maksimal .
5. Cara mengatasi anemia pada remaja
 Minum Suplemen Zat Besi
Pada kasus anemia defisiensi zat besi dan B12, anemia bisa dihindari
memenuhi kebutuhan kedua nutrisi tersebut. Ibu mungkin bisa memberi remaja
putri ibu suplemen zat besi di antara waktu makan, misalnya di antara jam makan
pagi dan makan siang, atau pertengahan sore, yaitu antara makan siang dan
makan malam. Hal ini karena zat besi paling baik diserap saat diberikan di antara
waktu makan.
Vitamin C dapat membantu tubuh menyerap zat besi, tapi kalsium dapat
menghambat penyerapan tersebut. Jadi, beritahu anak remaja ibu untuk
mengonsumsi suplemen zat besi dengan makanan atau minuman yang kaya akan
vitamin C, seperti buah-buahan, sayuran, dan jus jeruk. Dan hindari mengonsumsi
suplemen tersebut dengan susu. Hindari juga mengonsumsi suplemen zat besi
lebih banyak dari yang disarankan, karena bisa berbahaya bagi kesehatan.
 Dorong Anak Remaja untuk Memperbanyak Makanan yang Kaya akan Zat Besi
Dorong anak-anak remaja untuk lebih banyak mengonsumsi kaya akan zat
besi seperti :
a. Daging tanpa lemak, unggas, dan ikan,telur
b. Sereal, roti, dan pasta yang diperkaya zat besi.
c. Buah-buahan kering, seperti aprikot, kismis, dan prem.
d. Sayuran hijau, seperti bayam dan kale.
e. Biji-bijian utuh, seperti beras merah.
f. Kacang-kacangan, seperti kacang polong.
 Suplemen Penambah Darah
Bagi remaja putri yang sudah mulai menstruasi, ibu bisa membantu
mencegah anemia defisiensi besi dengan memberikannya multivitamin zat besi

48
atau penambah darah. Recommended Dietary Allowance (RDA) untuk zat besi
adalah 8 miligram per hari untuk wanita usia 9–13 tahun, dan 15 miligram per
hari untuk wanita usia 14–18 tahun.
 Bila merasakan gejala anemia segera konsultasi ke dokter untuk diberi
pengobatan .

SATUAN PENYULUHAN

49
1. Topik : PHBS
2. Sub topic : Cara CUci Tangan Pakai Sabun
3. Sasaran : Siswa SD
4. Metode : Ceramah dan tanya jawab
5. Media : Poster
6. Waktu
Hari : Senin dan Selasa
Tanggal : 11 dan 12 Maret 2024
Jam : 08.00 – 09.30
7. Tempat : SD di Abian Tubuh
8. Tujuan
a. Tujuan umum : Setelah melakukan penyuluhan diharapkan sasaran
mengetahui tentang Cara cuci tangan dengan sabun.
b. Tujuan khusus :
 Sasaran dapat memahami pengertian PHBS
 Sasaran dapat menyebutkan langkah mencuci tangan dengan sabun
9. Kegiatan Proses Penyuluhan

No. Tahap Waktu Kegiatan


Kegiatan Penyuluh Sasaran
1. Pembukaan 5 menit Memberikan salam Menjawab
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dan
tema penyulugan
2. Pengembangan 20-30 Menjelaskan materi Mendengarkan
menit penyuluhan diantaranya :
 pengertian PHBS
 langkah mencuci
tangan dengan
sabun
Memberikan kesempatan Memberikan
kepada sasaran untuk pertanyaan
bertanya tentang materi
yang disajikan
3. Penutup 15 menit Merangkum semua Mendengarkan
materi
Melakukan evaluasi Menjawab
dengan cara menanyakan

50
ulang bila masih ada
yang belum jelas
Salam penutup Menjawab

10. Evaluasi
a. Evaluasi Proses :
a. Berisi tentang jalannya proses penyuluhan yaitu jumlah sasaran yang hadir
dengan target yang ingin dicapai serta antusiasme sasaran.
b. Evaluasi Hasil :
Prosedur : Tanya jawab
Jenis dan bentuk test : Pertanyaan lisan
Butir-butir pertanyaan :
 Jelaskan pengertian PHBS?
 Sebutkan langkah mencuci sabun !

MATERI PENYULUHAN

51
A. Definisi PHBS
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat (Depkes, 2007 : 2). PHBS adalah
perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang yang mempertahankan
dan meningkatkan kesehatannya. (Notoatmodjo, 2003 : 118).
PHBS Di Institusi Pendidikan Upaya membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat
bagi siswa dan guru di institusi pendidikan untuk mengenali masalah dan tingkat
kesehatannya, serta mampu mengatasi, memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya sendiri. PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
B. Cara Cuci Tangan
Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun CTPS merupakan
kebiasaan yang bermanfaat untuk membersihkan tangan dari kotoran dan membunuh
kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan. Mencuci tangan yang baik
membutuhkan beberapa peralatan berikut: sabun antiseptik, air bersih, dan handuk atau
lap tangan bersih. Untuk hasil yang maksimal disarankan untuk mencuci tangan selama
20-30 detik.
Langkah-langkah mencuci tangan:
a. Basahi tangan dengan air bersih yang mengalir
b. Gunakan sabun secukupnya
c. Usap-usap kedua telapak tangan
d. Gosok semua selas-sela jari
e. Usap-usap kedua punggung tangan
f. Gosok jari dan kuku tangan kanan ke telapak tangan kiri, lakukan sebaliknya
g. Bersihkan ibu jari
h. Bersihkan pergelangan tangan
i. Bilas kedua tangan kita dengan air bersih
j. Keringkan tangan kita dengan menggunakan handuk atau lap tangan
k. Jangan lupa unttuk mematikan kran air setelah mencuci tangan
52
Ada 5 waktu penting cuci tangan pakai sabun, diantaranya sebelum makan, sesudah
buang air besar, sebelum memegang bayi, sesudah menceboki anak, dan sebelum
menyiapkan makanan. Kebiasaan CTPS yang bersih dan teratur dapat menjauhkan kita
dari bakteri dan kuman penyebab penyakit yang ikut masuk ke dalam tubuh melalui
makanan, misalnya diare.

SATUAN PENYULUHAN

53
1. Topik : Stunting
2. Sub topik : Stunting pada Balita
3. Sasaran : Masyarakat dan kader
4. Metode : Ceramah Dan Tanya Jawab
5. Media : Poster, leaflet
6. Waktu :-
Hari : Rabu
Tanggal : 6-13 Maret 2024
Jam : 08.00 – 12.00
7. Tempat : Wilayah Abian Tubuh
8. Tujuan :
Umum : Setelah dilakukannya penyuluhan diharapkan sasaran dapat memahami stunting
pada balita
Khusus : setelah dilakukan penyuluhan sasaran diharapkan mampu :
- Memahami apa yang dimaksud dengan Stunting
- Mengetahui tanda dan gejala stunting
- Mengetahui nutrisi pada anak stunting
9. Kegiatan proses penyuluhan

No Tahap Kegiatan Waktu Kegiatan


. Penyuluh Sasaran
1. Pembukaan 5 menit Memberikan salam Menjawab
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dan
tema penyuluhan
2. Pengembangan 20-30 Menjelaskan materi Mendengarkan
menit penyuluhan diantaranya
:
- Pengertian
Stunting
- tanda dan gejala
stunting

54
- nutrisi pada anak
stunting

Memberikan Memberikan pertanyaan


kesempatan kepada
sasaran untuk bertanya
tentang materi yang
disajikan
3. Penutup 15 menit Merangkum semua Mendengarkan
materi
Melakukan evaluasi Menjawab
dengan cara
menanyakan ulang bila
masih ada yang belum
jelas
Salam penutup Menjawab
10. Evaluasi
a. Evaluasi Proses :
Berisi tentang jalannya proses penyuluhan yaitu jumlah sasaran yang hadir dengan
target yang ingin dicapai serta antusiasme sasaran.
b. Evaluasi Hasil :
Prosedur : Tanya jawab
Jenis dan bentuk test : Pertanyaan lisan
Butir-butir pertanyaan :
 apa yang dimaksud dengan stunting ?
 Sebutkan tanda dan gejala stunting!
 Sebutkan nutrisi pada anak stunting !

55
56
MATERI PENYULUHAN

1. Definisi Stunting
Stunting menurut WHO adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat
gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.Stunting
adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan
tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya. Kondisi tidak tercukupinya
asupan gizi anak ini biasanya tidak hanya terjadi setelah ia lahir saja. Melainkan bisa
dimulai sejak ia masih di dalam kandungan. Berikut beberapa hal yang menjadi
penyebab stunting pada anak.
a) Kurang asupan gizi selama hamil
WHO sebagai Badan Kesehatan Dunia, menyatakan bahwa sekitar 20 persen
kejadian stunting sudah terjadi saat bayi masih berada di dalam kandungan.Hal ini
disebabkan oleh asupan ibu selama hamil yang kurang bergizi dan berkualitas
sehingga nutrisi yang diterima janin cenderung sedikit.Akhirnya, pertumbuhan di
dalam kandungan mulai terhambat dan terus berlanjut setelah kelahiran.Oleh karena
itu, penting untuk mencukupi berbagai nutrisi penting selama hamil.
b) Kebutuhan gizi anak tidak tercukupi
Selain itu, kondisi ini juga bisa terjadi akibat makanan balita saat masih di bawah
usia 2 tahun yang tidak tercukupi.Entah posisi menyusui yang kurang tepat, tidak
diberikan ASI eksklusif, ataupun MPASI (makanan pendamping ASI) yang
diberikan kurang mengandung zat gizi yang berkualitas.Banyak teori yang
menyatakan bahwa kurangnya asupan makanan juga bisa menjadi salah satu faktor
utama penyebab stunting.Khususnya asupan makanan yang mengandung zinc, zat
besi, serta protein ketika anak masih berusia balita.Melansir dari buku Gizi Anak
dan Remaja, kejadian ini umumnya sudah mulai berkembang saat anak berusia 3
bulan.Proses perkembangan tersebut lambat laun mulai melambat ketika anak
berusia 3 tahun.Setelah itu, grafik penilaian tinggi badan berdasarkan umur (TB/U),
terus bergerak mengikuti kurva standar tapi dengan posisi berada di bawah
Ada sedikit perbedaan kondisi stunting yang dialami oleh kelompok usia 2-3 tahun
dan anak dengan usia lebih dari 3 tahun.Pada anak yang berusia di bawah 2-3 tahun,
rendahnya pengukuran grafik tinggi badan menurut usia (TB/U) bisa

57
menggambarkan proses stunting yang sedang berlangsung. Sementara pada anak
yang berusia lebih dari itu, kondisi tersebut menunjukkan kalau kegagalan
pertumbuhan anak memang telah terjadi (stunted).Selain itu yang sudah disebutkan
di atas, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan stunting pada anak, yaitu:
 Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil, saat hamil, dan
setelah melahirkan.
 Terbatasnya akses pelayanan kesehatan, termasuk layanan kehamilan dan
postnatal (setelah melahirkan).
 Kurangnya akses air bersih dan sanitasi.
 Masih kurangnya akses makanan bergizi karena tergolong mahal. Untuk
mencegahnya, ibu hamil perlu menghindari faktor di atas.
2. Tanda dan Gejala Stunting
Masalah kesehatan ini merupakan keadaan tubuh yang sangat pendek dilihat dari
standar baku pengukuran tinggi badan menurut usia berdasarkan standar WHO. Menurut
Kemenkes RI, balita bisa diketahui stunting bila sudah diukur panjang atau tinggi
badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasil pengukurannya ini berada pada
kisaran di bawah normal. Seorang anak termasuk dalam stunting atau tidak, tergantung
dari hasil pengukuran tersebut. Jadi tidak bisa hanya dikira-kira atau ditebak saja tanpa
pengukuran. Selain tubuh yang berperawakan pendek dari anak seusianya, ada juga ciri-
ciri lainnya yakni:
1) Pertumbuhan melambat
2) Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
3) Pertumbuhan gigi terlambat
4) Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya
5) Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata
terhadap orang di sekitarnya
6) Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun.
7) Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti telat menarche (menstruasi pertama
anak perempuan).

58
8) Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi. Sementara untuk tahu apakah
tinggi anak normal atau tidak, Anda harus secara rutin memeriksakannya ke
pelayanan kesehatan terdekat.
3. Edukasi Nutrisi Pada Anak Stunting
Salah satu penanganan pertama yang bisa dilakukan untuk anak dengan tinggi badan
di bawah normal yang didiagnosis stunting, yaitu dengan memberikannya pola asuh yang
tepat. Dalam hal ini meliputi inisiasi menyusui dini (IMD), pemberian ASI Eksklusif
sampai usia 6 bulan, serta pemberian ASI bersama dengan MP-ASI sampai anak berusia
2 tahun. World Health Organization (WHO) dan United Nations Children’s Fund
(UNICEF) menganjurkan agar bayi usia 6-23 bulan untuk mendapatkan makanan
pendamping ASI (MP-ASI) yang optimal. Ketentuan pemberian makanan tersebut
sebaiknya mengandung minimal 4 atau lebih dari 7 jenis makanan. Jenis makanan ini
meliputi serealia atau umbi-umbian, kacang-kacangan, produk olahan susu, telur atau
sumber protein lainnya, sayur dan buah kaya vitamin A atau lainnya.

59
RESEP KROKET IKAMATEBIWAWO

1 Resep
Jumlah 25 Kroket
Bahan :
No Bahan Berat

1 Ikan tongkol 1/4 kg

2 Kacang kedelai 200 gram

3 Tempe 200 gram

4 Ubi jalar kuning/jingga ½ kg

5 Waluh/labu kuning ½ kg

6 Wortel 1/2 kg

7 Telur ayam 2 btr

8 Tepung terigu 150 gram

9 Tepung roti 1/2 kg

10 Margarin 1 sdm

11 Minyak goreng 1/4 liter

12 Baput 10 siung

13 Lada bubuk Secukupnya

14 Kaldu bubuk Secukupnya

Langkah pembuatan :

No Langkah-langkah

1 Persiapkan bahan, kupas dan bersihkan dari kotoran

2 Potong dadu wortel dan tempe

3 Rebus ubi jalar dan labu kuning hingga empuk

4 Goreng ikan tongkol dan kacang kedelai secara terpisah hingga matang, lalu

60
suwir ikan tongkol dengan ukuran yang kecil

5 Cincang kasar bawang putih dan kacang kedelai

6 Tumis bawang putih, wortel, tempe, wuluh hingga matang dengan tambahan
lada dan kaldu bubuk selanjutnya yang terakhir masukkan ikan tongkol dan
kacang kedelai yang sudah dicincang kasar tadi

7 Ubi jalar yang sudah direbus selanjutnya dikupas kulitnya kemudian


haluskan ubi dan labu kuning hingga benar-benar halus dalam satu wadah

8 Masukan telur, mentega, tepung terigu kedalam adonan ubi dan labu kuning
yang sudah di haluskan secara bertahap sambil di uleni hingga semua
adonan tercampur dengan rata

9 Bagi adonan ubi dan labu kuning yang sudah di campur dengan berat
masing-masing berkisar 40gr/45gr

10 Pipihkan adonan yang sudah di bagi kemudian masukkan isiannya, tutup


rapat dan bentuk agak lonjong. Ulangi hingga adonan habis

11 Kocok lepas kuning telur untuk bahan celupannya, dan sediakan tepung
panir untuk lapisan terluar kroket

12 Balur kroket kedalam telur selanjutnya balur dengan tepung panir. Ulangi
hingga kroket habis terbalur

13 Panaskan minyak lalu goreng kroket hingga berwarna keemasan. Ulangi


hingga kroket habis di goreng

14 Sajikan

NILAI GIZI 1 RESEP KROKET IKAMATEBIWAWO

61
 Energi = 4.180,4 kkal
 Protein = 269 g
 Lemak = 160,3 g
 Kh = 512,5 g

NILAI GIZI PER PORSI KROKET IKAMATEBIWAWO

 Energi = 167,2 kkal


 Protein = 10,8 g
 Lemak = 26,4 g
 Kh = 20,5 g

62

Anda mungkin juga menyukai