Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT

PENILAIAN STATUS GIZI PADA WANITA USIA SUBUR DAN


BALITA DI LINGKUNGAN 7, KELURAHAN MALALAYANG I

Disusun Oleh :

Nita Riany Momongan S.Pd,SST, M.Si

Mickenzi Nadya Lumbu


Novelia londong
Celine Monoarfa
Lavenia wilar
Ebelin Sae

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


MANADO PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN
DIETETIKA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul :Penilaian status gizi pada Wanita Usia Subur


dan Balita di Lingkungan 7
2. Bidang pengabdian : Gizi Masyarakat
Pelaksana : Nita Riany Momongan S.Pd,SST, M.Si
Mickenzi Nadya Lumbu
Novelia Londong
Celine Monoarfa
Lavenia Wilar
Ebelin Sae
3. Lokasi Kegiatan : Lingkungan 7,Kelurahan Malalayang 1
4. Waktu Pelaksanaan :

Manado, Oktober 2022

Menyetujui

Ketua Jurusan Penanggung Jawab Kegiatan

Rudolf B. Purba, SKM, M.Kes Nita Riany Momongan S.Pd,SST, M.Si


NIP : 196512091988031001 NIP : 197201181994032001

Mengetahui
Kepala UPPM dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Manado

Steven Soenjono, SKM, M.Se


NIP : 197709222002121001
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul Pengabdian :Penilaian status pada Wanita Usia Subur dan balita di :
Lingkungan 7, Kelurahan Malalayang I, Manado

2. Tim Pengabdi

No Nama Jabatan Bidang Keahlian Prodi Asal


1. Mickenzi Lumbu Ketua Gizi dan Sarjana
Dietetika Terapan
2. Novelia Londong Anggota Gizi dan Sarjana
Dietetika Terapan
3. Celine Monoarfa Anggota Gizi dan Sarjana
Dietetika Terapan
4. Lavenia Wilar Anggota Gizi dan Sarjana
Dietetika Terapan
5. Ebelin sae Anggota Gizi dan Sarjana
Dietetika Terapan

3.Objek (Khalayak Sasaran) Pengabdian Kepada Masyarakat : 10 Wanita Usia


Subur & Balita

4. Masa Pelaksanaan : 2 Hari

5.Lokasi Pengabdian Kepada Masyarakat : Lingkungan 7, Kelurahan


Malalayang I
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................................................
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................................................
BAB II.....................................................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................................
A. Penilaian Status Gizi................................................................................................................
B. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri...........................................................................
C. Cara Pengukuran dan Menentukan Status Gizi...................................................................
BAB III..................................................................................................................................................
METODE PENGABDIAN.......................................................................................................................
A. Dasar Kegiatan......................................................................................................................
B. Nama Kegiatan......................................................................................................................
C. Sasaran Kegiatan...................................................................................................................
D. Bentuk kegiatan.....................................................................................................................
E. Waktu kegiatan......................................................................................................................
F. Pelaksana kegiatan................................................................................................................
G. Penyelenggara kegiatan.....................................................................................................
H. Rancangan anggaran kegiatan..........................................................................................
BAB IV.................................................................................................................................................
PENUTUP.............................................................................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................................................................
RINGKASAN PROPOSAL

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan secara langsung


berupa kegiatan Posyandu di Wilayah Kerja Kelurahan Malalayang 1,
Lingkungan 7. Dalam rangka mengetahui Status Gizi pada Balita dan Wanita Usia
Subur di Kelurahan Malalayang 1, Lingkungan 7.
Mitra Kerja dalam pengabdian masyarakat ini adalah Kelurahan Malalayang
1, Lingkungan 7. Pemilihan lokasi kegiatan ini karena lokasi tersebut merupakan
salah satu Kantor kelurahan di Lingkungan 7 Malalayang 1. Permasalahan gizi
dan kesehatan terutama pada Balita dan Wanita Usia Subur dapat diketahui
melalui kegiatan Penilaian Status Gizi yang dilakukan melalui kegiatan Posyandu.
Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengetahui Status
Gizi pada Balita dan Wanita Usia Subur sehingga dapat meningkatkan status
kesehatan dan gizi pada Balita dan Wanita Usia Subur. Manfaat kegiatan ini
adalah diharapkan orang tua dapat mengetahui dan dapat menilai status gizi sedini
mungkin jika terdapat masalah gizi sehingga penangangan bisa dilakukan dengan
secepatnya.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian Balita Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas
satu tahun atau lebih popular dengan pengertian anak dibawah lima tahun.
Balita adalah istilah umu bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah
(3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh pada orangtua
untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan
(Setyawati dan Hartini, 2018).Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan,
pada masa ini ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat dan disertai dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi
yang jumlahnya lebih banyak dengan kualitas yang tinggi (Ariani, 2017).
Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserat didalam
tubuh kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan mudah
terserang penyakit karena gizi memberi pengaruh yang besar terhadap
kekebalan tubuh (Gizi et al., 2018).
Pertumbuhan Balita Masa pertumbuhan pada balita membutuhkan zat gizi
yang cukup, karena pada masa itu semua organ tubuh yang penting sedang
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Balita merupakan kelompok
masyarakat 8yang rentan gizi. Pada kelompok tersebut mengalami siklus
pertumbuhan dan perkembangan yang membutuhkan zat-zat gizi yang lebih
besar dari kelompok umur yang lain sehingga balita paling mudah menderita
kelainan gizi (Nurtina et al., 2017).
Definisi Gizi BurukGizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada
indeks berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan padanan istilah
underweight(gizi kurang) dan severely underweight (gizi buruk). Balita
disebut gizi buruk apabila indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) kurang
dari -3 SD (Kemenkes, 2011).
Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang
diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu
populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi
lebih.
Antropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang
berhubungan dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat
gizi seseorang. Pada umumnya antropometri mengukur dimensi dan
komposisi tubuh seseorang. Metode antropometri sangat berguna untuk
melihat ketidakseimbangan energy dan protein. Akan tetapi, antropometri
tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi zat-zat gizi yang spesifik
Gizi kurang pada balita tidak terjadi secara tiba tiba, tetapi di awali dengan
kenaikan berat badan anak yang tidak cukup.perubahan berat badan anak dari
waktu ke waktu merupakan petunjuk awal perubahan status gizi anak. Balita
adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan disertai dengan
perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak
dengankualitas yang tinggi. Akan tetapi, balita termasuk kelompok yang
rawan gizi sertamudah menderita kelainan gizi karena kekurangan makanan
yang dibutuhkan.Konsumsi makanan memegang peranan penting dalam
pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak sehingga konsumsi makanan
berpengaruh besar terhadap status gizi anak untuk mencapai pertumbuhan
fisik dan kecerdasan anak (Ariani, 2017)
Status gizi dewasa hanya perlu ditentukan dengan menghitung
indeks massa tubuh (IMT). IMT adalah indikator yang diambil berdasarkan
lemak tubuh dan komposisi tubuh lainnya selain lemak, misalnya seperti
tulang dan air.Anda dapat mengukur IMT dengan membagi berat badan
(dalam kg) dengan tinggi badan (dalam meter lalu dikuadratkan).
Salah satu cara untuk menentukan status gizi dengan membandingkan Berat
Badan dan Tinggi Badan, IMT = BB(kg)/TB2 (dalam meter).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Status Gizi Wanita Usia Subur dan Balita di Puskesmas Teling
Atas Manado

C. Tujuan

a) Tujuan Umum
- Mengetahui Status Gizi Wanita Usia Subur dan Balita di Puskesmas
Teling Atas Manado
b) Tujuan Khusus
- Mengetahui Berat Badan, Tinggi badan dan LILA wanita usia subur
(WUS)
- Mengetahui Tinggi Badan dan Berat Badan balita di Puskesmas Teling
Atas Manado
- Menganalisis nilai IMT dan status gizi Wanita Usia Subur dan di
Puskesmas Teling Atas Manado
- Mengetahui nilai IMT Status Gizi Wanita usia Subur dan Balita di
Puskesmas Teling Atas Manado
BAB II

SOLUSI PERMASALAHAN

Hasil diskusi dengan pihak pengelola Kelurahan Malalayang I,


Lingkungan 7, diperoleh kesimpulan bahwa permasalahan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan melalui kegiatan posyandu yang ada di
Kelurahan Malalayang I, Lingkungan 7 yang secara rutin dilaksanakan setiap satu
bulan sekali. Sehingga permasalahan saat ini, dalam melakukan kegiatan
posyandu, para kader Kesehatan, hanya melakukan pengukuran berat badan dan
tinggi badan lalu mencatat nya di buku kunjungan dengan tanpa melakukan
interpretasi hasil pengukuran. Selain itu, terkait deteksi perkembangan serta
stimulasi tumbuh kembang juga belum terlaksana pada setiap kegiatan posyandu.
Dengan kegiatan Penilaian status gizi ini diharapkan bisa menilai satatus
gizi sedini mungkin jika terdapat masalah gizi, supaya penanganan bisa dilakukan
secepatnya. Pengabdian masyarakat ini dilakukan pengukuran antropometri
dengan Parameter ukuran tunggal dari tubuh manusia seperti umur, Berat Badan
(BB), Tinggi Badan (TB) atau Panjang Badan (PB), Lingkar Lengan atau Lingkar
Lengan Atas (LILA). Melalui pengukuran antropometri gizi maka dapat diketahui
status gizi masa lampau dan status gizi saat ini.
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA
A. Penilaian Status Gizi

Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh seseorang yang diakibatkan oleh
konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Status ini merupakan
tanda-tanda atau penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan
dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi
(Sunarti,2004).
Menurut Supariasa, dkk (2001) menyatakan bahwa status gizi yaitu ekspresi
dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari
nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Penilaian Status dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Penilaian Status Gizi Secara Langsung
Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi 4 yaitu :
a. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau
dari sudut pandang gizi maka antopometri gizi adalah berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari tingkat umur dan tingkat gizi.
Antopometri secara umum digunakan untuk melihat ketidak
seimbangan asuhan protein dan energi. Ketidak seimbangan ini
terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh
seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. Mulai tahun 2014
dan selanjutnya, Direktorat Bina Gizi, Kemenkes RI telah
menggunakan antopometri untuk pemantauan status gizi masyarakat.
b. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai
status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-
perubahan yang terjadi terkait ketidakcukupan zat gizi hal ini dapat
dilihat pada jaringan epitel (superficial epithelial tissues) seperti
kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang
dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat
(rapid clinical survey). Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara
cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih
zat gizi. Selain itu, metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat
status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik, yaitu
tanda (sign) dan gejala simple (symprom) atau riwayat penyakit.
c. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen
yang diuji secara laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam
jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain adalah
urin, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan
akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi, banyak gejala
klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faal dapat lebih
banyak menolong untuk menentukan diagnosis atau
kekurangan/kelebihan gizi yang spesifik.
d. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status
gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan ) dan
melihat perubahan struktur jaringan.
Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian
rabun senja epidemik (epidemic of night blindness). Cara yang
digunakan adalah tes adaptasi gelap.
e. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi 3
penilaian yaitu :
a) Survai Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi
secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi
yang dikosnumsi titik. Pengumpulan data konsumsi makanan
dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi
pada masyarakat, keluarga, dan individu.
b) Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan
menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka
kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat
penyebab tertentu, dan data lainnya yang berhubungan dengan
gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari
indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
c) Faktor Ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah
ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan
lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat
bergantung pada keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dll.

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi


1. Penyebab langsung
Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang.
Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang
kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapatkan cukup makanan
sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang.
Demikian pula pada anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka
daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang penyakit.
(WHO)
2. Penyebab Tidak Langsung
Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu:
a. Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga
diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh
anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun
mutu gizinya.
b. Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan
masyarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan
dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik,
baik fisik, mental dan sosial.
c. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem
pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin
penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang
terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.

B. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri


Supariasa, dkk (2001) Mendefenisikan antropometri adalah ukuran tubuh,
Maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Pengukuran antropometri relatif mudah dilaksanakan, Akan tetapi untuk
berbagai cara, pengukuran antropometri ini membutuhkan keterampilan, peralatan
dan keterangan untuk pelaksanaanya

C. Cara Pengukuran dan Menentukan Status Gizi

1. Cara pengukuran

 Berat Badan

NO LANGKAH/PROSEDUR PEMERIKSAAN
A. PENIMBANGAN BERAT BADAN
1 Persiapan
  a. Letakan timbangan di tempat yang datar
  b. Pastikan posisi bandul pada anggka nol
  dan jarum dalam keadaan seimbang
  c. Jelaskan prosedur penimbangan kepada pasien
  d. Pasien yang akan ditimbang di mintah membuka
  alas kaki dan jaket serta mengeluarkan isi katong
  yang berat, seperti kunci dll.
2 Prosedur Penimbangan
  a. Posisi pasien diatas timbangan
  b. Geser bandul sesuai berat pasien sampai posisi
  Jarum seimbang
  c. Perhatikan posisi kaki pasien tepat di tengah alat
  timbangan, tidak menumpuk pada salah satu kaki,
  sikap tenang dan kepala tidak menunduk( memandang
  lurus kedepan)
  d. Baca dan catat berat badan pada Status
  e. Minta pasien turun dari alat timbangan
 Tinggi Badan

B PENGUKURAN TINGGI BADAN UNTUK ORANG


1 Persiapan (Cara Memasang Microtoise)
  a. Gantungkan bandul benang untuk membantu
  memasang microtoise didinding agak tegak lurus.
  b. Letakan alat pengukur di lantai yang datar tidak jauh
  dari bandul tersebut dan menempel pada dinding.
  dinding jangan ada lekukan atau tonjolan (rata).
  c. Tarik papan pengeser tegak lurus keatas, sejajar
  dengan benang berbandul yang tergantung dan tarik
  sampai angak pada jendela baca menunjukan angka 0
  (nol). Kemudian di paku atau direkatdengan lakban pada
  bagian atas microtoise.
  d. Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri
  lagi perangkat pada posisi sekitar 10 cm dari bagian
  atas microtoise.
2 Prosedur Pengukuran Tinggi Badan
a. Minta pasien melepaskan alas kaki (sandal/sepatu), topi
(penutup kepala) dan asesoris lain yang bisa mempen-
garuhi hasil pengukuran
b. Pastikan alat geser berada diposisi atas
c. Pasien dimintah berdiri tegak,posisi dibawah alat geser
d. Posisi kepala dan bahu bagian belakang (punggung),
pantat, betis, dan tumit menempel pada dindingtempat
microtoise dipasang.
e. Pandangan lurus kedepan, dan tangan dalam posisi
tergantug bebas.
f. Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas
kepala pasien. Pastikan alat geser berada tepat di tengah
kepala pasien.dalam keadaan ini belang alat geser harus
tetap menempel pada dinding
g. Baca angka tinggi badan pada jendelabaca ke arah angka
yang lebih besar (kebawah) pembacaan dilakukan
tepatdi
depan angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata
petugas.
h. Apabilah pengukur lebih rendah dari yang diukur,
pengukuran harus berdiri diatas bangku agar hasil pemba-
caannya benar.

i. Pencatat dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka


dibelang koma(0,1 cm), contoh 157,3 cm;160,0 cm; 163,9 cm.

 Pengukuran LILA
C PENGUKURAN LINGKAR LENGAN (LILA)
1 Persiapan
  a. Pastikan pita LILA tidak kusut, tidak terlipat-lipat atau
  sobek
  b. Jika lengan pasien > 33 cm, gunakan meteran kain
  c. Sebelum pengukuran, dengan sopan minta izin kepada
  pasien bahwa petugas akan meyingsikan baju lengan kiri
  pasien sampai pangkal bahu. Bila pasien keberatan, minta
  izin pengukuran dilakukan di dalam rungan yang tertutup.
  d. Pasien diminta berdiri dengan tegak tetapi rileks, tidak
  memegang apapun serta otot lengan tidak tegang.
  e. Baju pada lengan kiri (lengan yang kurang dominan)
  disingsingkan keatas sampai pangkal bahu terlihat atau
  lengan di bagian atas tidak tertutup.
2 Pengukuran
  a. Tentukan posisi pangkal bahu
  b. Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat
  dengan telapak tangan kearah perut.
  c. Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung
  siku dengan menggunakan pita LILA atau meteran, dan
  beri tanda dengan pulpen/spidol (sebelumnya dengan
  sopan minta izin kepada pasien). Bila menggunakan pita
  LILA perhatikan titik nolnya.
  d. Lingkarkan pita LILA sesuai dengan tanda pulpen
  disekelilingi lengan pasien sesuai tanda ( dipertengahan
  antara pangkal bahu dan siku).
  e. Masukan ujung dilubang yang ada pada pita LILA.
  f. Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau
  longgar.
  g. Baca angkah yang ditunjukn oleh tanda panah pada pita
  LILA (kearah angka yang lebih besar).
2. Cara Menentukan Status Gizi
Cara menentukan status gizi dengan mengetahui penilaian status gizi
dengan antropometri antara lain dengan menggunakan teknik indeks
massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). IMT ini merupakan
alat atau cara yang sederhanan untuk memantau status gizi orang dewasa,
khusunya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.
Dengan IMT ini antara lain dapat di tentukan berat badan beserta
resikonya. Untuk memantau indeks massa tubuh orang dewasa digunakan
timbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.penenggunaan IMT
hanya untuk orang dewasa berumur > 18 thn dan tidak dapat di terapkan
pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dipergunakan formula sebagai berikut:

IMT = Berat Badan (kg)


Tinggi Badan (m)2
BAB IV
METODOLOGI PELAKSANAAN
A. Jenis Kegiatan
1. Pemantauan Status Gizi Anak balita dan Wanita Usia Subur melalui
pengukuran antropometri
2. Metode berat badan berdasarkan usia, Panjang badan berdasarkan usia
atau, tinggi badan berdasarkan usia, dan IMT berdasarkan usia

B. Waktu dan Tempat pelaksanaan


Pengabdian Masyarakat direncanakan akan dilaksanakan secara langsung di
Kelurahan Malalayang I, Lingkungan 7 pada tanggal

C. Sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini adalah balita dan wanita usia subur di Kelurahan
Malalayang I, Lingkungan 7 pada tanggal

D. Pelaksana Kegiatan
 Rivolta G.M. Walalangi, SST, M.Si (Penanggung Jawab)
 Maria Elisabeth Babanggai (Ketua)
 Welmi Pratiwi Wello (Anggota)
 Valentina Vanny Saflembolo (Anggota)
 Obil Tertius Carlos Kurube (Anggota)
 Nurbani S. Pudjiomo (Anggota)

E. Alat Dan Bahan

Alat dan Bahan yang akan digunakan dalam pengumpulan data meliputi:

 Timbangan Dacin
 Baby Scale
 Infantometer
BAB V
TARGET CAPAIAN
Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang akan dilakukan merupakan salah satu
kegiatan pengabdian yang berada dalam Program studi Sarjana Terapan Gizi dan
Dietetika, Poltekkes Kemenkes Manado. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat
rutin dilakukan oleh dosen pengajar setiap tahunnya dengan mengangkat topik
sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing dosen dan permasalahan yang
sedang dihadapi oleh masyarakat. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa Jurusan
Gizi tingkat 2, khususnya mahasiswa dari Program Studi Sarjana Terapan Gizi
dan Dietetika sehingga tidak hanya memberikan manfaat utama bagi masyarakat
berupa upaya untuk mengatasi permasalahan kesehatan juga menjadi salah satu
media pembelajaran bagi mahasiswa dalam meningkatkan pengalaman dalam
mengumpulkan data dan berkomunikasi dengan masyarakat.

Target yang dicapai dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini berupa:

1. Survey tentang Penilaian Status Gizi Balita dan Wanita Usia Subur
melalui pengukuran antropometri
2. Menentukan status Gizi Balita dan Wanita Usia Subur berdasarkan hasil
pengukuran antropometri.
BAB VI
BIAYA DAN RENCANA KEGIATAN

Jadwal Pelaksanaan

No Tahapan Kegiatan Waktu Pelaksanaan

1 Pengusulan Proposal

2 Persiapan Kontrak

3 Pelaksanaan Program

4 Monitoring dan Evaluasi

5 Penulisan Laporan Akhir

Rencana Anggaran Belanja

(terlampir)

Keterangan Biaya (Rp)

Transportasi (5 orang) + dosen 350.000

Print Leaflet 50.000

Konsumsi 250.000

Dana baliho 3x1 150.000

Pembuatan proposal 50.000

Pembutan laporan 50.000

Susu clevo 1 karton 100.00

Jumlah Rp. 1.000.000


BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan
Demikian Proposal kegiatan ini kami ajukan, semoga dapat memberikan
gambaran mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan. Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan dan penyampaian proposal ini masih banyak kekurangan oleh
karena keterbatasan kami.
Suksesnya dalam menyusun laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan
kerjasama dari semua pihak  yang terkait, oleh karena itu kami selaku Pelaksana
Pengabdian Masyarakat Dengan Penilaian Status Gizi mengucapkan terima kasih,
atas segala perhatian dan kerjasama semua pihak yang terkait dalam hal-hal ini,
baik moril maupun materil demi kelancaran dan tercapainya tujuan dari kegiatan
ini, sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Besar harapan kami kegiatan ini
dapat berjalan dengan baik sehingga benar-benar akan memberikan manfaat dan
hasil yang diharapkan.
BAB VIII

PETA LOKASI
DAFTAR PUSTAKA

Arisman, 2002. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Palembang. Penerbit: Buku


Kedokteran. Allen, L.H. 2002 Nutritional Influences on Linier Growth
(On-Line).

Available on: www.unu.edu/Unpress/food2/uid06eu.htm. Almatsier S. 2009.

Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Amri Z.

2012. Laporan Risbinakes. Padang. Poltekes Kemenkes RI Anisa P. 2012. Faktor-


faktor yang Berhubungan ddengan Kejadian Stunting pada balita Usia 25 –
60 bulan di Keluraha Kalibaru Depok. Skripsi. Universitas Indonesia
Bakar B, 2001.

Pengaruh Pengasuhan Terhadap Pertumbuhan. Sulawesi Selatan. Candra A,


Puruhita N, Susanto JC. 2011.

Risk Factors of Stunting among 1-2 Years Old Children in Semarang City. Media
Medika Indonesia

 Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Medan
Jl. IAIN No.1, Gaharu, Kec. Medan Tim., Kota Medan, Sumatera Utara
20235

Anda mungkin juga menyukai