Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA Tn S DI KEDUNG AGUNG RT 01 RW

03, KECAMATAN BUTUH KABUPATEN PURWOREJO

Disusun Oleh kelompok IV:

1. TIKA SARI P07124321056


2. WIWIK WINARTI P07124321057
3. NURHIDAYAH P07124321058
4. TRI HANDAYANI P07124321059
5. LISTIYANI P07124321060
6. ENDANG MURDANINGSIH P07124321061

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
2021/2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA Tn S DI KEDUNG AGUNG RT 01 RW


03, KECAMATAN BUTUH KABUPATEN PURWOREJO

Disusun oleh kelompok IV


NAMA ANGGOTA:

1. TIKA SARI P07124321056


2. WIWIK WINARTI P07124321057
3. NURHIDAYAH P07124321058
4. TRI HANDAYANI P07124321059
5. LISTIYANI P07124321060
6. ENDANG MURDANINGSIH P07124321061

Telah memenuhi persyaratan dan Disetujui


Tanggal:…………

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Yuliastuti eka Purnamaningrum,SST.,MPH.


NIP. 198107052002122001

ii
DAFTAR ISI

JUDUL...........................................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
BAB II TINJUAN PUSTAKA......................................................................................2
A. Status Gizi.............................................................................................................2
B. Penilaian Status Gizi.............................................................................................2
BAB III TINJUAN KASUS..........................................................................................4
A. Deskripsi Kegiatan................................................................................................4
B.Tujuan....................................................................................................................4
C. Sasaran Kegiatan...................................................................................................4
D. Metode yang digunakan........................................................................................4
E. Jadwal Kegiatan....................................................................................................4
F. Perlengkapan yang dibutuhkan..............................................................................5
G. Lampiran...............................................................................................................5
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................6
A. Kesimpulan...........................................................................................................6
B. Saran......................................................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan menjadi investasi utama untuk pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM). Pemenuhan gizi merupakan salah satu upaya untuk
menciptakan generasi yang sehat dan tangguh di masa depan. Saat ini Indonesia
memiliki tiga beban masalah gizi (triple burden) yaitu gizi kurang, gizi lebih, dan
defisiensi zat gizi mikro (Global Nutrition Report, 2018). Hasil Riskesdas tahun
2018, prevalensi wasting pada balita 10,2% dan 3,5% diantaranya severe wasting
(gizi buruk). Gizi buruk pada Balita akan meningkatkan angka kesakitan dan
kematian serta meningkatkan risiko terjadinya stunting.

Pada masa pandemi Covid 19, kasus gizi buruk harus dicegah dan bila
balita menderita gizi buruk tetap harus mendapat pelayanan secara cepat dan
tepat , dengan mematuhi kebijakan daerah dan protokol kesehatan.

Dengan daya tahan tubuh yang sangat rendah, balita gizi buruk sangat
mudah terjangkit berbagai macam infeksi, termasuk infeksi Covid 19. Mereka
menjadi kelompok rentan yang perlu mendapat perhatian khusus, dan mendapat
penanganan yang cepat dan tepat hingga anak sembuh serta diharapkan tidak
membawa dampak untuk tumbuh kembang selanjutnya.

Balita gizi buruk mempunyai dampak jangka pendek dan panjang, berupa
gangguan tumbuh kembang, termasuk gangguan fungsi kognitif, kesakitan, risiko
penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular di saat dewasa serta
meningkatkan risiko kesakitan dan kematian.

1
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Status Gizi
Status gizi adalah keadaan gizi seseorang yang dapat dilihat untuk mengetahui
apakah seseorang tersebut itu normal atau bermasalah (gizi salah). Gizi salah
adalah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan dan
atau keseimbangan zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, kecerdasan
dan aktivitas atau produktivitas (Siswanto, 2001). Status gizi juga dapat
merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang dimasukkan ke
dalam tubuh (nutrient input) dengan kebutuhan tubuh (nutrient output) akan zat
gizi tersebut (Supariasa, dkk., 2002). Status gizi balita merupakan salah satu
indikator yang dapat digunakan untuk menunjukan kualitas hidup suatu
masyarakat dan juga memberikan intervensi sehingga akibat lebih buruk dapat
dicegah dan perencanaan lebih baik dapat dilakukan untuk mencegah anak-anak
lain dari penderitaan yang sama (Soekirman, 2000).

B. Penilaian Status Gizi


Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat yaitu antropometri,
klinis, biokimia dan biofisik.

1. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari
sudut pandang gizi antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat
umum dan tingkat gizi (Supariasa, 2002). Pengukuran melalui antropometri
mempunyai kelebihan dari beberapa segi kepraktisan lapangan.
Pengukuran antropometri yang biasa dilakukan adalah Berat Badan (BB),
Panjang Badan (PB), Tinggi Badan (TB), dan Lingkar Lengan Atas (LLA).

2
Dengan mengetahui keadaan dari masing-masing ke tiga indikator
diatas dapat disimpulkan secara tepat keadaan gizi anak atau kelompok
anak. Ketiga indikator lebih banyak digunakan pada survei khusus, pada
kegiatan penelitian atau untuk penapisan (screening) anak yang kurang
gizi.

2. Klinis Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk


menilai status gizi masyarakat.Metode ini berdasarkan atas
perubahanperubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
(supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa
oral/pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar
tiroid.
3. Biokimia Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan yang
diuji secara laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam jaringan
tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan
beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.

3
BAB III
TINJUAN KASUS

. A. Deskripsi Kegiatan
Melakukan penyuluhan kepada keluarga Tn S tentang bahaya, pencegahan, dan
penanganan status gizi buruk pada An A. Menganjurkan kepada keluarga agar tetap
melakukan kunjungan ke posyandu supaya tumbuh kembang anak terpantau.
Memberikan leaflet sebagai bahab diet sehat gizi buruk pada anak.

B.Tujuan
1. An A mendapat pelayanan pemeriksaan.
2. Ada proses pemberdayaan melalui penyuluhan-penyuluhan.

C. Sasaran Kegiatan
1. Keluarga Tn S

D. Metode yang digunakan


1. Penyuluhan kepada keluarga Tn S (ceramah, diskusi/tanya jawab) &
pembagian poster/leaflet)

E. Jadwal Kegiatan
Kegiatan Waktu Keterangan
Screning Status 08.30 – 11.00 Dilakukan pemeriksaan
Gizi BB, TB
Penyuluhan 08.30 – 10.00 Kegiatan melakukan
promosi kesehatan tentang
gizi buruk pada anak

4
F. Perlengkapan yang dibutuhkan
1. Timbangan, alat ukur tinggi badan
2. Leaflet
3. Handphone
4. Alat Tulis untuk pendokumentasian dan pelaporan kegiatan

G. Lampiran

5
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Status gizi adalah keadaan gizi seseorang yang dapat dilihat untuk mengetahui
apakah seseorang tersebut itu normal atau bermasalah (gizi salah). Setelah
dilakukan pengkajian terdapat masalah gizi buruk pada An A sehingga kami
melakukan penyuluhan tentang diet berat badan kurang menggunakan leaflet dan
keluarga Tn S mengerti dan mau melaksanakan yang kami anjurkan.

B. Saran
1. Keluarga Tn S
Lebih memperhatikan tentang pentingnya gizi yang baik untuk pertumbuhan
anaknya dan memahami akibat dari kekurangan gizi.
2. Penyuluh Kesehatan
Meningkatkan penyuluhan secara langsung kepada keluarga yang mengalami
kekurangan gizi pada balita.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://gizi.kemkes.go.id/katalog/booklet-gizi-buruk.pdf

Anda mungkin juga menyukai