Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTEK

MATA KULIAH PENILAIAN STATUS GIZI


SEMESTER III TINGKAT II

Pelaksana : Kelompok 1

Angly Asry Leke (711341120022)

Darra Arvientha Adhisya (711341120008)

Maria Olivia Toyo (711341120012)

Siti Nurhasanah (711341120005)

Wayan Epi Susanti (711341120020)

PRODI D-III JURUSAN GIZI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
NOVEMBER 2021
Lembar Pengesahan Laporan Pengabdian Masyarakat Mandiri
1. Judul : Laporan Praktek Mata Kuliah Penilaian Status Gizi Semester
III Tingkat II
2. Bidang Pengabdian : Gizi Masyarakat
3. Lokasi Kegiatan : Puskesmas Pineleng Kec. Pineleng Kab. Minahasa
4. Waktu Pelaksanaan : 02 November 2021
5. Pelaksana : Rudolf B. Purba, SKM, M.Kes
Dr. Muksin Pasambuna, Spd,M. Si
Angly Asry Leke
Darra Arvientha Adhisya
Maria Olivia Toyo
Siti Nurhasanah
Wayan Epi Susanti
Manado, 02 November 2021

Mengetahui,

Dosen Mata Kuliah

Rudolf B.Purba, SKM, M.Kes Phembriah S. Kereh SPd,SST,MSi Nonce N.Legi,SST, MSi
NIP : 196512091988031001 NIP : 19681106199303100 NIP : 197511112005012004

Mengetahui,

Kepala Puskesmas…. Ketua Jurusan

………………………… Rudolf B.Purba, SKM, M.Kes


NIP : 196512091988031001

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa kerena atas

rahmat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas " Penilaian Status Gizi"

dengan Judul "Laporan Praktek Mata Kuliah Penilaian Status Gizi Semester III

Tingkat II" ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tak Lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen – dosen

yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini. Kami menyadari

bahwa didalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurnaan serta banyak

kekurangan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun

untuk lebih menyempurnakan laporan kami ini di lain waktu.

Kami berharap semoga Laporan Pengabdian Masyarakat ini dapat bermanfaat

bagi teman-teman, serta orang yang membaca makalah ini, dan menjadikan makalah

ini sebagai tambahan dalam menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca.

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C. Tujuan Kegiatan................................................................................................ 1
D. Manfaat Kegiatan.............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Status Gizi.......................................................................................3
B. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri...................................................... 3
BAB III METODE PENGABDIAN MASYARAKAT
A. Desain Kegiatan................................................................................................ 8
B. Waktu................................................................................................................ 8
C. Tempat...............................................................................................................8
D. Sasaran...............................................................................................................8
E. Peserta................................................................................................................8
F. Alat....................................................................................................................8
G. Prosedur kegiatan............................................................................................. 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Puskesmas............................................................................................. 10
B. Karakteristik .................................................................................................. 10
C. Pembahasan.................................................................................................... 11
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................... 14
B. Saran............................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………....15
LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun


penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan
kesehatan saja. Namun peran ahli gizi sangat dominan untuk menanggulangi masalah
tersebut.

Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan
secara tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung antara lain, Antropometri,
Klinis, Biokimia dan Biofisik. Sedangakan penilaian status gizi secara tidak langung
antara lain, Survei Konsumsi Makanan, Statistik Vital dan Faktor Ekologi.

Di Masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan


adalah antropometri. Pada pengukuran ini, indikator yang harus diperhatikan yaitu
Umur, Berat Badan dan Tinggi Badan. Sehingga Antropometri sangat mempermudah
ahli gizi dalam melakukan penilaian status gizi dimasyarakat seperti pada Anak
Sekolah Dasar karena alat yang akan digunakan sangat mudah dan terjangkau.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana status gizi individu dan keluarga di puskesmas Pineleng Kec.
Pineleng Kab. Minahasa?
C. Tujuan Kegiatan
1. Melakukan penilaian status gizi masyarakat di puskesmas Pineleng Kec.
Pineleng Kab. Minahasa
2. Mengetahui status gizi anak di puskesmas Pineleng Kec. Pineleng Kab.
Minahasa

1
D. Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:
1. Dapat mengetahui status gizi masyarakat
2. Mendapatkan pelayanan pemeriksaan kesehatan masyarakat tentang
penilaian status gizi secara langsung kepada masyarakat
3. Untuk mahasiswa, dapat mengetahui cara penentuan status gizi pada
masyarakat
4. Pada puskesmas dapat membantu mengumpulkan data

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Status Gizi

Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh seseorang yang diakibatkan oleh
konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Status ini merupakan tanda-
tanda atau penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi (Sunarti,2004).

Menurut Supariasa, dkk (2001) menyatakan bahwa status gizi yaitu ekspresi
dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu atau perwujudan dari
nutriture dalam bentuk variable tertentu. Contoh :Gizi kurang merupakan keadaan
ketidakseimbangnya konsumsi makanan dalam tubuh seseorang.

Fungsi Gizi untuk masyarakat :


1. Supaya masyarakat bisa hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang
seimbang
2. Memperbaiki gizi pada keluarga

B. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri

Supariasa, dkk (2001). Mendefenisikan antropometri adalah ukuran tubuh.


Maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagaimacam pengukuran dimensi
tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

Pengukuran antropometri relatife mudah dilaksanakan. Akan tetapi untuk


berbagai cara, pengukuran antropometri ini membutuhkan keterampilan, peralatan
dan keterangan untuk pelaksanaanya. Parameter dan indeks antropometri yang umum
digunakan untuk menilai status gizi anak adalah indicator Berat Badan menurut Umur
(BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), Indeks Massa Tubuh menurut Umur
(IMT/U) (Depkes RI, 1995).

3
1. Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang memberikan
gambaran tentang massa tubuh (otot dan lemak), karena massa tubuh sangat sensitive
terhadap perubahan yang mendadak misalnya karena penyakit infeksi, menurunnya
nafsu makan atau menurunnya makanan yang sangat labil. Dalam keadaan normal,
dimana keaadaan kesehatan baik dan kesimbangan antara intake dan kebutuhan zat
gizi terjamin, berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur.

2. Indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)


Tinggi badan merupakan ukuran antropometri yang menggambarkan
pertumbuhan skeletal. Dalam keadaan normal, tinggi badan tumbuh bersamaan
dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan,
relative kurang sensitive terhadap masalah defisiensi zat gizi jangka pendek.
Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang
cukup lama.

3. Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U)


Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menetapkan pelaksanaan perbaikan
gizi adalah dengan menentukan atau melihat ukurang fisik seseorang sangat erat
hubungannya dengan status gizi. Atas dasar itu, ukuran-ukuran yang baik dan dapat
diandalkan bagi penetuan status gizi dengan melakukan pengukuran antropometri.
Hal ini karena lebih mudah dilakukan disbandingkan cara penilaian status gizi lain,
terutama untuk daerah pedesaan (Supariasa, ddk 2001).

Pengukuran status gizi anak sekolah dapat dilakukan dengan indeks


antropometri dan menggunakan Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) anak
sekolah.

4
a. Status Gizi Anak
Penilaian status gizi anak di fasilitas kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit
dll), tidak didasarkan pada Berat Badan anak menurut Umur (BB/U).
Pemeriksaan BB/U dilakukan untuk memantau berat badan anak, sekaligus untuk
melakukan deteksi dini anak yang kurang gizi (gizi kurang dan gizi buruk).
Pemantauan berat badan anak dapat dilakukan di masyarakat (misalnya
posyandu) atau di sarana pelayanan kesehatan (misalnya puskesmas dan Klinik
Tumbuh Kembang Rumah Sakit), dalam bentuk kegiatan pemantauan Tumbuh
Kembang Anak dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat), yang
dibedakan antara anak laki-laki dan perempuan.
Status gizi anak < 2 tahun ditentukan dengan menggunakan tabel Berat
Badan menurut Panjang Badan (BB/PB); sedangkan anak umur ≥ 2 tahun
ditentukan dengan menggunakan tabel Berat Badan menurut Tinggi Badan
(BB/TB). Anak didiagnosis gizi buruk apabila secara klinis “Tampak sangat
kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh” dan atau
jika BB/PB atau BB/TB < - 3 SD atau 70% median. Sedangkan anak didiagnosis
gizi kurang jika “BB/PB atau BB/TB < - 2 SD atau 80% median”.
b. Status Gizi Remaja
Perlunya pemenuhan zat gizi pada usia remaja, terutama remaja putri
berhubungan dengan perannya dimasa yang akan datang sebagai calon ibu.
Kondisi seseorang pada masa dewasa ditentukan oleh keadaan pada masa
remaja. Pada usia remaja keadaan gizi dan kesehatan harus diperhatikan karena
remaja putri menjadi wanita dewasa yang melahirkan generasi berikutnya
(Husaini, 1989).
Masalah gizi yang paling sering terjadi pada remaja adalah kurangnya
asupan gizi yang mengakibatkan kurang gizi yaitu terlalu kurus dan dapat
terkena anemia karena kekurangan zat besi. Selain itu masalah gizi yang sering
muncul adalah kelebihan asupan gizi yang dapat menyebabkan obesitas.
Obesitas menjadi ancaman serius bagi kesehatan, kondisi obesitas akan

5
membawa beberapa konsekuensi, seperti diskriminasi dari teman-teman, kesan
negatif dari diri sendiri, kurang bisa bersosialisasi dan depresi.
c. Status Gizi Dewasa
Status gizi pada orang dewasa dipengaruhi oleh banyak faktor, salah
satunya adalah kebiasaanya dalam mengkonsumsi makanan sehari-hari.
Kebiasaan makan tidak dipengaruhi oleh zat-zat gizi yang terkandung dalam
makanan. Namun banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya kebiasaan
makan, salah satunya adalah lingkungan.
Orang dewasa cenderung kurang memperhatikan asupan makanan.
Umumnya orang dewasa lebih suka mengkonsumsi makanan berlemak,
berenergi gurih dan manis. Sementara makanan kaya serat seperti sayur dan
buah diabaikan. Akibatnya, asupan energi (kalori) yang masuk ke dalam tubuh
berlebih (Kurniasih dkk, 2010). Padahal pada usia ini dianjurkan
mengkonsumsi makanan yang tinggiserat namun rendah lemak, ini dikarenakan
pertumbuhan dan perkembangan tidak lagi terjadi dan dan hendaknya
pemenuhan zat gizi dipusatkan untuk pemeliharaa hendaknya pemenuhan zat
gizi dipusatkan untuk pemeliharaan kesehatan agar terbentuk status gizi yang
baik.
d. Status Gizi Lansia
Pengertian lansia dibedakan menjadi dua macam yaitu lansia kronologis
(kalender) dan lansia biologis. Lansia kronologis mudah diketahui dan dihitung,
sedangkan lansia biologis berpatokan pada keadaan jaringan tubuh. Individu
yang berusia muda tetapi secara biologis dapat tergolong lansia jika dilihat dari
keadaan jaringan tubuhnya (Fatmah, 2010). Lanjut usia adalah usia kronologis
lebih atau sama dengan 65 tahun di negara maju, tetapi untuk negara sedang
berkembang bahwa kelompok manusia usia lanjut adalah usia sesudah melewati
atau sama dengan 60 tahun (Oenzil, 2006). Menurut WHO (World Health
Organization), lansia dikelompokan menjadi 4 kelompok yaitu usia pertengahan

6
( usia 45 – 49 tahun), lansia (usia 60 – 74 tahun), lansia tua (usia 75 – 90 tahun)
dan usia sangat tua ( usia di atas 90 tahun) (Fatmah, 2010).
e. Status Gizi Ibu Hamil
Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar
15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini
dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume
darah, plasenta, air dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu
hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60%
digunakan untuk pertumbuhan ibunya. Secara normal, ibu hamil akan
mengalami kenaikan berat badan sebesar 11-13 kg. Hal ini terjadi karena
kebutuhan asupan makanan ibu hamil meningkat seiring dengan bertambahnya
usia kehamilan. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, mengganti sel-sel tubuh yang
rusak atau mati, sumber tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan

7
BAB III

METODE PENGABDIAN MASYARAKAT

A. Desain Kegiatan
Kegiatan ini menggunakan metode survey observasi dengan melakukan
pengukuran secara lamgsung kepada masyarakat sehingga menghasilkan data.
B. Waktu
Kegiatan Penilaian status gizi di lakukan pada hari Selasa, 02 November 2021
pukul 08.00 wita – selesai
C. Tempat
Kegiatan Pengabmas ini dilaksanakan Di Puskesmas Pineleng Kec. Pineleng
Kab. Minahasa
D. Sasaran
Bayi
Balita
Anak sekolah
Remaja
Dewasa
Ibu Hamil
Ibu Menyusui
Lansia
E. Peserta
1. Dosen
2. Mahasiswa
3. Petugas Puskesmas / Kelurahan
F. Alat
1. Timbangan
2. Mikrotoise
3. Pengukur LILA

8
G. Prosedur Kegiatan
a. Melakukan izin pelaksanaan kegiatan,
b. Berangkat ke lokasi kegiatan
c. Dosen dan mahasiswa Jurusan Gizii diterima di lokasi kegiatan oleh
Kepala Puskesmas.
d. Mengumpul data masyarakat dengan melakukan Penilaian Status Gizi di
bawah pendampingan petugas Puskesmas
e. Tiba di rumah-rumah keluarga resoponden.
f. Memperkenalkan diri
g. Meminta ijin untuk dilakukan pengukiuran antropometri dan meminta
data identitas diri responden.
h. Setelah mendapat ijin, maka responden diukur sartu persatu sesuai
golongan umur dan jenis kelamin..
i. Setelah selesai melakukian wawandara dan pengukuran, menyampaikan
ucapan terima kasih kepada respondenj maupun keluarga.
j. Demikian selanjutnya bagi keluarga yang lain.
k. melakukan laporan ke pihak puskesmas untuk data yang sudah diperoleh.
l. Kembali ke Manado dan membuat laporan kegiatan.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Puskesmas Pineleng Kec. Pineleng Kab. Minahasa


Puskesmas Pineleng terletak di Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa
B. Karakteristik
1. Umur Responden

Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Umur

Umur N %
( Bayi) 3 25
0-24 Bulan
( Balita ) 3 25
1-5 tahun
( Anak Sekolah) 1 8,3
6-12 tahun
( Remaja ) 1 8,3
13-17 tahun
( Dewasa ) 1 8,3
18-59 tahun
( Ibu Hamil ) 1 8,3
35 tahun
( Ibu Menyusui ) 1 8,3
19 Tahun
( Lansia ) 1 8,3
Diatas 60 tahun
Jumlah 12 100

10
Tabel diatas menunjukkan bahwa, usia responden paling rendah yaitu usia 0-60
bulan sebanyak 3 orang (25 %), sedangkan usia responden yang paling tinggi yaitu
usia diatas 60 tahun yaitu Sebanyak 1 orang ( 8,3 %).
2. Jenis Kelamin Responden
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin N %
Laki – laki 2 17
Perempuan 10 83
Jumlah 12 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa, jenis kelamin responden yang paling banyak
adalah jenis kelamin perempuan sebanyak 10 orang ( 83 % )
3. Status Gizi Responden
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Status Gizi berdasarkan IMT/U

Status Gizi N %
Gizi kurang 2 16,6
Gizi baik ( normal ) 7 58,3
Gizi lebih 2 16,6
Obesitas 1 8,3

Tabel diatas menunjukkan banhwa, status gizi responden paling banyak yaitu
gizi baik atau normal, sebanyak 7 orang ( 58,3%). Sedangkan, yang paling sedikit
yaitu Obesitas sebanyak 1 orang ( 8,3 %).

11
C. PEMBAHASAN

Jumlah responden yang diperoleh di Puskesmas Pineleng Kec. Pineleng Kab.


Minahasa Sebanyak 12 Orang.

Hasil survey menunjukkan bahwa sebagian besar usia responden berada pada
usia usia 0-24 bulan yaitu sebanyak 3 orang (25%), sedangkan usia yang diatas 60
tahun Sebanyak 1 orang (8,3%).

Selain itu sebagian besar responden mempunyai jenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak 10 orang (83%).

Hasil survey menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai status


gizi baik atau normal yaitu sebanyak 7 orang (58,3 %). Sedangkan, yang paling
sedikit yaitu Obesitas sebanyak 1 orang ( 8,3 %).

Kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya


masyarakat berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung. Akar
Masalah Kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga serta kurangnya pemanfaatan
sumber daya masyarakat terkait dengan meningkatnya pengangguran, inflasi dan
kemiskinan yang disebabkan oleh krisis ekonomi, politik dan keresahan sosial yang
menimpa Indonesia sejak tahun 1997. Keadaan tersebut teleh memicu munculnya
kasus-kasus gizi buruk akibat kemiskinan dan ketahanan pangan keluarga yang tidak
memadai. Masalah gizi terbagi menjadi masalah gizi makro dan mikro. Masalah gizi
makro adalah masalah yang utamanya disebabkan kekurangan atau
ketidakseimbangan asupan energi dan protein. Manifestasi dari masalah gizi makro
bila terjadi pada wanita usia subur dan ibu hamil yang Kurang Energi Kronis (KEK)
adalah berat badan bayi baru lahir yang rendah (BBLR). Bila terjadi pada anak balita
akan mengakibatkan marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor dan
selanjutnya akan terjadi gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah. Anak balita
yang sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan

12
antara berat badan menurut umur atau berat badan menurut tinggi, apabila sesuai
dengan standar anak disebut Gizi Baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut Gizi
Kurang, sedangkan jika jauh di bawah standar disebut Gizi Buruk. Bila gizi buruk
disertai dengan tandatanda klinis seperti ; wajah sangat kurus, muka seperti orang tua,
perut cekung, kulit keriput disebut Marasmus, dan bila ada bengkak terutama pada
kaki, wajah membulat dan sembab disebut Kwashiorkor.

Marasmus dan Kwashiorkor atau Marasmus Kwashiorkor dikenal di


masyarakat sebagai “busung lapar”. Gizi mikro (khususnya Kurang Vitamin A,
Anemia Gizi Besi, dan Gangguan Akibat Kurang Yodium). Menurut Hadi (2005),
Indonesia mengalami beban ganda masalah gizi yaitu masih banyak masyarakat yang
kekurangan gizi, tapi di sisi lain terjadi gizi lebih.

Jumlah masyarakat di Puskesmas Pineleng yang melakukan penilaian status


gizi adalah 12 orang. Terdiri dari 2 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Penilaian
di dominasi oleh bayi dan balita dengan presentasi 25 % bayi dan 25% balita. Status
gizi yang normal berjumlah 7 orang. Selain melakukan penilaian status gizi,kami juga
memberikan beberapa pesan-pesan gizi kepada masyarakat terkait penilaian status
gizi dan gizi seimbang. Mayarakat merespon dengan baik apa yang kami sampaikan.

BAB V

13
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari data yang kita ambil di Puskesmas Pineleng, Kec. Pineleng Kab. Minahasa,
adalah berdasarkan jenis kelamin, usia responden paling rendah yaitu usia 0-24 bulan
sebanyak 3 orang (25 %), sedangkan usia responden yang paling tinggi yaitu usia
diatas 60 tahun yaitu Sebanyak 1 orang (8,3 %). Dan jenis kelamin responden yang
paling banyak adalah jenis kelamin perempuan sebanyak 10 orang (83 %).
Berdasarkan status gizi responden paling banyak yaitu gizi baik atau normal,
sebanyak 7 orang (58,3%). Sedangkan, yang paling sedikit yaitu Obesitas sebanyak 1
orang (8,3 %).

B. SARAN
Sebaiknya untuk masyarakat yang sudah mengalami gizi kurang/gizi lebih serta
obesitas memperhatikan pola makan yang baik dan benar. Tentunya peran dari
lingkungan yang bersangkutan memberi asupan yang bergizi dan seimbang. Bagi
msayarakat yang memiliki status gizi baik tetap menjaga pola makan. Dianjurkan
kepada masyarakat yang tergolong gizi kurang maupun gizi lebih agar dapat
berkonsultasi kepada tenaga kesehatan yang berwenang (Puskesmas terdekat) agar
supaya dapat meminimalisir dampak buruk yang akan terjadi terhadap masyarakat
setempat.

DAFTAR PUSTAKA

14
I Dewa Nyoman Supariasa, MPS dkk, 2002. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran
EGC, Jakarta. Fakultas Kedokteran. 2010.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Laporan hasil riset kesehatan dasar
(riskesdas) provinsi sulawesi utara tahun 2007. Jakarta: Badan Litbangkes,
Depkes RI, 2007.

Supariasi,dkk.2001.Penilaian Status Gizi.Jakarta.Buku Kedokteran EGC

https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/cara-menghitung-indeks-massa-tubuh-
body-mass-indeks/

15
LAMPIRAN
Lampiran 2.

Tabel Hasil Pengukuran Antropomentri


Statu Gizi
No Nama Responden JK Umur ( Tahun ) TB ( cm ) BB ( kg )
IMT/U Nilai Z-Score Kategori
BB/U = -1 SD Normal
1 Preyer P 5 Bulan 62 cm 6,13 kg
PB/U = -1 SD Normal
BB/U = +1 SD Normal
2 Antonia L 6 Bulan 68 cm 8,7 kg
PB/U = > -1 SD Normal
BB/U = - 2 SD Normal
3 Glory P 6 Bulan 64 cm 5,7 kg
PB/U = -1 SD Normal
BB/U = < -2 SD Gizi Kurang
4 Nada P 3 Tahun 91 cm 10 kg
PB/U = -1 SD Normal
BB/U = > +1 SD Resiko berat badan lebih
5 Prisel P 1 Tahun 11 bulan 87 cm 13 kg
PB/U = > -1 SD Normal
BB/U = > -2 SD Normal
6 Cixe L 2 tahun 81 cm 10,2 kg
PB/U = -3 SD Pendek
7 Delia P 9 tahun 138 cm 40 kg 21,0 Normal

8 Maria P 14 tahun 148 cm 33 kg 15,0 Berat badan kurang

9 Yasinta P 19 tahun 142 cm 39 kg 19,3 Normal

10 Nia P 35 tahun 159 cm 60 kg 23,7 Kelebihan BB tingkat ringan

11 Roweyna P 25 tahun 148 cm 63 kg 28,8 Obesitas I

12 Nontje P 62 tahun 148 cm 47 kg 21,5 Normal


Lampiran 3.

DAFTAR HADIR DOSEN DAN MAHASISWA


Lampiran 4.

DAFTAR HADIR RESPONDEN

No Nama Alamat Ket


1 Preyer Metusaya Warembungan Hadir

2 Anantonio Kalesaran Warembungan Hadir

3 Glory Tampumahat Warembungan Hadir

4 Nada Metusala Warembungan Hadir

5 Prisel Polil Warembungan Hadir

6 Cixe Pelle Warembungan Hadir

7 Delia Nintoho Warembungan Hadir

8 Maria Molio R Warembungan Hadir

9 Roweyna Makaudis Warembungan Hadir

10 Nia Warembungan Hadir

11 Yasinta Tambungian Warembungan Hadir

12 Nontje Pelealu Warembungan Hadir


Lampiran 5.
Lampiran 6.

Dokumentasi Foto Kegiatan

2
Lampiran 7.

Bukti Pengeluaran

Anda mungkin juga menyukai