1. Andre Sevutri
2. Dwi Safitri
3. Indah Dwinta A
4. Milenia Rachma Ningtyas
5. Mutia Dwinanda
6. Netika Lestari
7. Reza Islamiati
8. Sinta Nuraini
Dosen Pengajar :
JURUSAN KEBIDANAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“identifikasi penilai status gizi secara antropometri pada Anak , bumil , bayi , dan remaja
sebagai salah satu tugas mata kuliah Farmakologi pada semester II prodi DIII kebidanan
poltekkes Kemenkes Bengkulu.
Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Else Sri Rahayu ., SST., M. Tr . Keb selaku dosen pengajar mata kuliah
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga saran pembaca
sangat kami harapkan untuk perbaikan penyusunan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada kita semua serta
memberikan manfaat dan berguna dimasa yang akan datang.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………………………..i
Kata pengantar…………………………………………………………………………………….ii
Daftar isi…………………………………………..……………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN
A. 1.1 Latar belakang........................................................................................................1
B. 1.2 Rumusan masalah...................................................................................................1
C. 1.3 Tujuan ……………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Antropometri
1.2 Keunggulan Antropometri
1.3 Kelemahan Antropometri
1.4 Jenis Parameter
1.5 Indeks Antropometri
1.6 Kontrol Kualitas Data Antropometri
1.7 Kesalahan dalam Pengukuran Antropometri
1.8 Ambang Batas (Cut off Points)
1.9 Klasifikasi Status Gizi
1.10 Data Reference (Baku Acuan)
1.11 Aplikasi Antropometri di Indonesia
PENDAHULUAN
Hal yang paling penting dalam kehidupan manusia adalah meningkatkan perhatian
terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya mallnutrisi (Gizi salah) dan resiko untuk menjadi
gizi kurang. Status gizi menjadi penting karena merupakan salah satu factor resiko untuk terjadi
kesakitan atau kematian. Status gizi yang baik pada seseorang akan berkontribusi terhadap
kesehatannya dan juga terhadap kemmampuan dalamproses pemulihan.
Peran dan kedudukan penilaian status gizi (PSG) didalam ilmu gizi adalah untuk
mengetahui status gizi, yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu dan masyarakat. PSG adalah
interprestasi dari data yang dikumpulakan dengan menggunakan berbagai merode untuk
mengidentifikasi populasi atau individu ang beresiko atau dengan status gizi kurang/ buruk.
Metode PSG ini dibagi dalam tiga kelompok, Yaitu kelompok pertama: metode secara langsung
yang terdiri dari penilaia dengan melihat tanda klinis, tes laboratorium, metode biofisik,
dan antropometri. Kelompok kedua: prnilaian dengan melihat statistic kesehatan yang biasa
disebut dengan PSG tidak langsung karenatidak menilai individu secara langsung. Kelompok
ketiga: penilaian dengan melihat variable ekologi.
Data penilaian status gizi dapat dikumpulkan dengan bebagai cara. Pengumpulan data ini
akan menjadi penting kedudukannya dalam PSg karena akan sangat mempengaruhi hasil yang
didapat yang akhirnya akan mempengaruhi juga informasi yang disampaikan.
BAB ll
PEMBAHASAN
Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos adalah tubuh dan metros
adalah ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh. Pengertian dari sudut pandang gizi,
telah banyak diungkapkan oleh para ahli. Jelliffe (1966) mengungkan bahwa:
“nutrisional Anthropometry is measurement of the variations of the physical dimensions and the
gross composition of the human body at different age levels and degree of nutrisions.”
Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai
ketidakseimbangan antara asupan protein dan energy. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola
pertumbuhan fisik dan proporsi jringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
1.2 Keunggulan Antropometri
Keunggulan Antropometri adalah :
1. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar.
2. Relative tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih
dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri.
3. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat.
6. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan buruk, karena sudah ada
ambang batas yang jelas.
7. Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari
satu generasi ke generasi berikutnya.
8. Dapat digunakan untuk penapisan sekelompok yang terhadap gizi.
1.3 Kelemahan Antropometri
1. Tidak sensitive-metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat.
2. Faktor diluar gizi (penyakit, genetic, dan penurunan penggunaan energy) dapat menurunkan
spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri.
3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan
validitas pengukuran antropometri gizi.
5. Pengukuran
11. Kesulitan pengukuran
1.4 Jenis Parameter
Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain : umur, berat badan, tinggi
badan, lingkar lengana tas, lingkar kepala, lingkar dada. Lingkar pinggul, dan tebal lemak
dibawah kulit. Dibawah ini akan diuraikan parameter itu.
1.4.1 Umur
Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur digunakan adalah tahun umur
penuh (Completed Year) dan untuk anak umur 0-2 tahun digunakan bulan usia penuh
(Completed Month).
Contoh : Tahun usia penuh (Completed Year)
Umur : 7 tahun 2 bulan, dihitung 7 tahun
6 tahun 11 bulan, dihitung 6 tahun
Contoh : Bulan Usia penuh (Completed Month)
Umur : 4 bulan 5 hari, dihitung 4 bulan
3 bulan 27 hari, dihitung 3 bulan
Untuk melengkapi data umur dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Meminta surat kelahiran, KK atau cacatan lain yang dibut oleh orang tuanya. Apabila
tidak ada, jika memungkinkan cobalaj minta catatan kelahiran pada pamong desa.
2. Jika diketahui kalender local seperti bulan Arab atau bulan local (Jawa, Sunda, dll),
cocokan dengan kalender nasional.
3. Jika tetap tidak diketahui, catatan kelahiran anak berdasarkan daya ingat orang tua atau
berdasarkan kejadian-kejadian penting, seperti lebaran, tahun baru, puasa, pemilihan kepala desa
atau peristiwa nasional. Sebelum pengumpulan data, buatlah daftar tentang tanggal, bulan dan
tahun kejadian dari peristiwa-pweristiwa penting di daerah dimana kita ingin mengumpulkan
data.
4. Cara lain jika memungkinkan dapat dilakukan dengan membandingkan anak yang
diketahui umurnya dengan anak kerabat yang diketahui pasti tanggal lahirnya, misalnya :
beberapa bulan lebih muda atau lebih tua.
5. Jika tanggal lahirnya tidak diketahui dengan tepat, sedangkan bulan dan tahunnya
diketahui, maka tanggal lahir anak tsb ditentukan tanggal 15 bulan yang bersangkutan.
1.4.2 Berat Badan
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Pada
remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun. Pada orang yang endema
dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan
lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.
Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai penimbangan :
1. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena
perubahan-perubahan konsumsu makanana darn kesehatan.
2. Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara periodic
memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.
3. Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di Indonesia
sehingga tidak merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan secara meluas.
5. KMS yang digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan memonito
kesehatan anak menggunakan juga berat badn sebagai dasar pengisiannya.
6. Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian status gizi, berat badan
terhadap tinggi badan sudah dibktikan dimana-mana sebagai indeks yang tidak tergantung pada
umur.
7. Alat pengukuran dapat diperoleh di daerah pedesaan dengan ketelitian yang tinggi
dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal masyarakat.
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan di
lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan :
1. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain.
Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk
digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacin.Penggunaan dacin mempunyai beberapa
keuntungan antara lain :
1. Dacin sudah dikenal umum sampai dipelosok pedesaan
2. Langkah 2
Periksalah apakah dacin sudah tergantung kuat. Tarik batang dacin kebawah kuat-kuat.
3. Langkah 3
Sebelum dipakai letakkan bandul geser pada angka 0 (nol). Batang dacin dikaitkan dengan tali
pengaman.
4. Langkah 4
Pasanglah celana timbang, kotak timbang atau sarung timbang yang kosong pada dacin. Ingat
bandul geser pada angka 0(nol)
5. Langkah 5
Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang, sarung timbang, atau kotak timbangan
dengan cara memasukkan pasir ke dalam kantong plastic.
6. Langkah 6
Tentukan berat badan anak, dengan membaca angka di ujung bandul geser.
8. Langkah 8
Geserlah bandul ke angka 0. Letakkan batang dacindalam tali pengaman, setelah itu bayi atau
anak dapat diturunkan.
Terdapat beberapa alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama, yaitu:
a. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena
perubahan konsumsi makanan dan kesehatan
b. Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik memberikan gambaran
pertumbuhan
c. Umum dan luas dipakai di Indonesia
d. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur
e. Digunakan dalam KMS
f. BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur
g. Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi, seperti: dacin
1.4.3 Tinggi Badan
Tinggi Badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan
skeletal. Pada keadaa normal, TB tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan TB
tidak seperti BB, relatif kurang sensitif pada masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat.
Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap TB akan nampak dalam waktu yang relatif lama.
Tinggi Badan (TB) merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang telah lalu dan
keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Tinggi badan juga merupakan ukuran
kedua yang penting, karena dengan menghubungkan BB terhadap TB (quac stick) faktor umur
dapat dikesampingkan.
Alat untuk mengukur tinggi badan diantaranya:
a. Alat Pengukur Panjang Badan Bayi
Alat ini dipergunakan pada bayi atau anak yang belum dapat berdiri.
b. Microtoise
Dipergunakan untuk anak yang sudah bisa berdiri
1.4.8 Jaringan Lunak
Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi. Antropometri dapat dilakukan
pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi di masyarakat. Lemak subkutan (subcutaneous
fat), penilaian komposisi tubuh termasuk untuk mendapatkan informasi mengenai jumlah dan
distribusi lemak dapat dilakukan dengan beberapa metode, dari yang paling sulit hingga yang
paling mudah. Metode yang digunakan untuk menilai komposisi tubuh (jumlah dan distribusi
lemak sub-kutan) antara lain:
a. Ultrasonik
b. Densitometri (melalui penempatan air pada densitometer atau underwater weighting)
c. Teknik Isotop Dilution
d. Metoda Radiological
e. Total Electrical Body Conduction (TOBEC)
f. Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemak menggunakan kaliper: skin-fold calipers)
Metode yang paling sering dan praktis digunakan di lapangan adalah Antropometri fisik.
Standar atau jangkauan jepitan 20-40 mm2, ketelitian 0.1 mm, tekanan konstan 10 g/ mm2. Jenis
alat yang sering digunakan Harpenden Calipers, alatini memungkinkan jarum diputar ke titik nol
apabila terlihat penyimpangan. Ada beberapa pengukuran tebal lemak dengan menggunakan
kaliper, antara lain:
a. Pengukuran triceps
b. Pengukuran bisep
c. Pengukuran suprailiak
d. Pengukuran subskapular
1.5 Indeks Antropometri
Adalah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri merupakan rasio dari
suatu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur.
Terdapat beberapa indeks antropometri, antara lain:
1. BB/U (Berat Badan terhadap Umur)
Kelebihan:
a. Lebih mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat
b. Baik untuk mengukur status gizi akut dan kronis
c. Indikator status gizi kurang saat sekarang
d. Sensitif terhadap perubahan kecil
e. Growth monitoring
f. Pengukuran yang berulang dapat mendeteksi growth failure karena infeksi atau KEP
g. Dapat mendeteksi kegemukan (overweight)
Kekurangan:
a. Kadang umur secara akurat sulit didapat
b. Dapat menimbulkan interpretasi keliru bila terdapat edema maupun asites
c. Memerlukan data umur yang akurat terutama untuk usia balita
d. Sering terjadi kesalahan dalam pengukruan, seperti pengaruh pakaian atau gerakan anak saat
ditimbang
e. Secara operasional: hambatan sosial budaya, tidak mau menimbang anak karena seperti
barang dagangan
2. TB/ U (Tinggi Badan terhadap Umur)
Menurut Beaton dan Bengoa (1973) indeks TB/U dapat memberikan status gizi masa lampau dan
status sosial ekonomi.
Kelebihan:
a. Baik untuk menilai status gizi masa lampau
b. Alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa
c. Indikator kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa
Kekurangan:
a. TB tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun
b. Diperlukan 2 orang untuk melakukan pengukuran, karena biasanya anak relatif sulit berdiri
tegak
c. Ketepatan umur sulit didapat
3. BB/ TB (Berat Badan terhadap Tinggi Badan)
BB memiliki hubungan linear dengan TB. Dalam keadaan normal perkembangan BB searah
dengan pertumbuhan TB dengan kecepatan tertentu.
Kelebihan:
a. Tidak memerlukan data umur
b. Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, kurus)
c. Dapat menjadi indikator status gizi saat ini (current nutrition status)
Kekurangan:
a. Karena faktor umur tidak dipertimbangkan, maka tidak dapat memberikan gambaran apakah
anak pendek atau cukup TB atau kelebihan TB menurut umur
b. Operasional: sulit melakukan pengukuran TB pada balita
c. Pengukuran relatif lebih lama
d. Memerlukan 2 orang untuk melakukannya
e. Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran, terutama bila dilakukan oleh
kelompok nonprofesional
4. Lila/ U (Lingkar Lengan Atas terhadap Umur)
Lingkar lengan atas (LLA) berkorelasi dengan indeks BB/U maupun BB/TB. Seperti BB, LLA
merupakan parameter yang labil karena dapat berubah-ubah cepat, karenanya baik untuk menilai
status gizi masa kini. Perkembangan LLA (Jellife`1996):
a. Pada tahun pertama kehidupan : 5.4 cm
b. Pada umur 2-5 tahun : <1.5 cm
Kurang sensitif untuk tahun berikutnya
Penggunaan LLA sebagai indikator status gizi, disamping digunakan secara tunggal, juga dalam
bentuk kombinasi dengan parameter lainnya seperti LLA/U dan LLA/TB (Quack Stick).
Kelebihan:
a. Indikator yang baik untuk menilai KEP berat
b. Alat ukur murah, sederhana, sangat ringan, dapat dibuat sendiri, kader posyandu dapat
melakukannya
c. Dapat digunakan oleh orang yang tidak membaca tulis, dengan memberi kode warna untuk
menentukan tingkat keadaan gizi
Kekurangan:
a. Hanya dapat mengidentifikasi anak dengan KEP berat
b. Sulit menemukan ambang batas
c. Sulit untuk melihat pertumbuhan anak 2-5 tahun
5. Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT digunakan berdasarkan rekomendasi FAO/WHO/UNO tahun 1985: batasan BB
normal orang dewasa ditentukan berdasarkan Body Mass Index (BMI/IMT). IMT merupakan alat
yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa (usia 18 tahun ke atas), khususnya
yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan BB. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi,
anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan. Juga tidak dapat diterapkan pada keadaan khsusus
(penyakit) seperti edema, asites dan hepatomegali.
Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia
Kategori IMT
Kurus Kekurangan BB tingkat berat < 17,0
Kekurangan BB tingkat ringan 17,0-18,5
Normal > 18,7-25,0
Gemuk Kelebihan BB tingkat ringan > 25,0-27,0
Kelebihan BB tingkat berat > 27,0
BAB lll
KESIMPUIAN
3.1 KESIMPULAN
Antropometri merupakan salah satu metode yag digunakan untuk menilai status gizi
seseorang yang umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan
antara asupan protein dan energi. Gangguan biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan
proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Berbagai jenis ukuran
tubuh dalam antropometri antara lain berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar
pinggang, lingkar panggul, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.
3.2 SARAN
Untuk semua mahasiswa kebidanan disarankan agar belajar lebih memahami dan
mendalami lagi tentang penilai status gizi secara antropometri. Karena, lebih banyak belajar kita
lebih banyak tahu lagi tentang betapa pentingnya penilai status gizi secara antropometri dalam
kehidupan. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Abunain, D. ( 1990 ). Aplikasi Antropometri Sebagai Alat Ukur Status Gizi di Indonesia. Bogor:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi.