Anda di halaman 1dari 15

STATISTIKA KEADAAN LINGKUNGAN

DAN GIZI

Kelompok 7

Audi Ananda 2111212006

Ariani 2111211024

Pujatul Hasanah 2111211018

Yorie Anggraini 2111213044

Dosen Pengampu:

Fea Firdani, S.K.M., M.K.M

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Dasar
Kependudukan yang berjudul “Statistik Keadaan Lingkungan dan Gizi”.
Penulisan makalah ini untuk melengkapi tugas kelompok mata kuliah Dasar
Kependudukan dengan dosen ibu Fea Firdani, S.K.M., M.K.M. Selain itu, penulisan makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang statistik keadaan lingkungan dan gizi.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga makalah ini dapat selesai.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Fea Firdani, S.K.M., M.K.M selaku dosen mata
kuliah Dasar Kependudukan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan ma kalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata, penulis berharap
semoga makalah berguna bagi para pembaca dan penulis berikutnya.

Solok Selatan, 02 Oktober 2021

Kelompok 7

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................4
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Statistika Keadaan Lingkungan dan Gizi..............................5
2.2 Perubahan Biokimia................................................................................5
2.3 Antropometri...........................................................................................6
2.4 Penilaian Gizi..........................................................................................10
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................13
3.2 Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biostatistik adalah disiplin ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan,
analisis data dan penyajian, termasuk cara pengambilan kesimpulan dengan
memperhitungkan ketidakpastian berdasarkan konsep propabalita (kemungkinan yang
terjadi). Keadaan lingkungan mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kesehatan.
Indikator kesehatan lingkungan meliputi cangkupan penyediaan air bersih dan jumlah
penduduk yang memiliki sarana jamban kelurga.
Masalah gizi masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan saja, melainkan aspek-
aspek terkait lainnya seperti ekonomi sosial budaya, pendidikan dan kedudukan.
Penanganan atau perbaikan gizi sebagia upaya terapi tidak hanya diarahkan pada gangguan
gizi atau kesehatan saja, melainkan juga kea rah bidang-bidang lainnya. Kurang Kalori
Protein (KKP) pada anak balita, tidak cakup hanya dengan pemberian makanan Tambahan
(PMT) saja, tetapi juga perbaikan ekonomi keluarga, peningkatan pengetahuan dan
sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian statistika keadaan lingkungan dan gizi?
2. Bagaimanakah perubahan biokimia?
3. Apa saja indeks dan jenis parameter antropometri?
4. Apa saja penilaian status gizi?

3
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dirumuskan tujuan sebagai berikut:
a. Mengetahui pengertian statistika keadaan lingkungan dan gizi.
b. Mengetahui perubahan biokimia.
c. Mengetahui indeks dan jenis parameter antropometri.
d. Mengetahui penilaian status gizi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Statistik Keadaan Lingkungan dan Gizi


Statistika adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana cara merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, lalu menginterprestasikan, dan akhirnya mempresentasikan
data. Singkatnya statistika adalah ilmu yang bersangkutan dengan suatu data. Statistika
lingkungan merupakan data hasil pengumpulan, pengolahan yang berhubungan dengan
lingkungan. Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energy surya, mineral, serta flora dan fauna yang
tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik.
Penggunaan statistika keadaan lingkungan diantaranya untuk menganalisis keadaan
sekarang dan melihat kecenderungannnya di masa akan datang, sehingga dapat segera
dibuat kebijakan dan tindakan perbaikan lingkungan. Statistika keadaan lingkungan dapat
mencerminkan keadaan suatu negara terhadap perlindungan lingkungan, dimana kondisi
lingkungan yang cenderung memburuk dari waktu ke waktu.

2.2 Perubahan Biokimia


Biokimia adalah kimia makhluk hidup. Biokimiaan mempelajari molekul dan reaksi
kimia terkatalisis oleh enzim yang berlaku dalam semua organisme. Biokimia adalah ilmu
yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular, seperti protein, karbohidrat, lipid,
asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Masa ini biokimia semakin terfokus secara khusus
pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein. Masa ini, biokimia metabolisme
sel telah banyak dipelajari. Bagian lain dalam biokimia di selangnya sandi genetik (DNA,
RNA), sintesis protein, angkutan membran sel, dan transduksi sinyal.

5
2.3 Antropometri
Antropometri dalam ilmu gizi dikaitkan dengan proses pertumbuhan tubuh manusia.
Ukuran tubuh manusia akan berubah seiring dengan bertambahnya umur, pertumbuhan
yang baik akan menghasilkan berat dan tinggi badan yang optimal. Kesesuaian antara
pertumbuhan seseorang dengan pertumbuhan yang umum terjadi pada anak sehat, akan
menghasilkan status gizi yang baik. Pertambahan ukuran tubuh dapat menjadi acuan dalam
penentuan status gizi. Jadi antropometri gizi adalah berbagai macam pengukuran dimensi
dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Antropometri adalah ukuran tubuh manusia yang mencerminkan perubahan karena
adanya pertumbuhan. Pengukuran antropometri merupakan cara yang paling praktis dan
mudah dikerjakan oleh petugas lapangan.
a. Indeks Antropometri
Indeks Antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks
antropometri merupakan rasio dari suatu pengukuran terhadap satu atau lebih
pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur. Terdapat beberapa indeks
antropometri, antara lain:
1. Berat Badan Terhadap Umur
Ukuran ini banyak digunakan untuk menentukan prevalensi dan membuat
klasifikasi KKP di masyarakat. Di Indonesia, ukuran ini digunakan untuk
memonitor tumbuh kembang balita dan mengukur status gizi balita melalui Kartu
Menuju Sehat (KMS). Dari kartu ini dapat segera diketahui status gizi anak yang
bersangkutan. Bila semua kartu dikumpulkan dapat diperoleh data tentang status
gizi seluruh balita di suatu wilayah. Besarnya persentase gizi kurang dapat
digunakan sebagai indikator untuk mengukur status gizi masyarakat.
Ukuran berat terhadap umur terutama ditujukan untuk mengetahui terjadinya
gizi kurang yang akut. Bila terdapat anak dengan ukuran berat terhadap umur
yang lebih rendah dari batas yang telah ditentukan, dapat segera diambil tindakan.
Intervensi sesuai dengan berat ringannya kekurangan, seperti penyuluhan gizi,
pemberian makanan tambahan dan lain-lain. Kelemahan dari penilaian ini adalah
tidak dapat melihat perbedaan antar KKP akut dengan KKP kronis. Pada KKP
kronis akan mengakibatkan kurangnya tinggi badan akibat kekurangan gizi

6
dimasa lampau. Klasifikasi untuk negara-negara sedang berkembang umumnya
menggunakan klasifikasi Harvard (Standard Harvard). Klasifikasi Harvard yang
dipakai di Indonesia adalah sebagai berikut :
1) Gizi baik, apabila berat badan balita menurut umur > 80% Standart Harvard.
2) Gizi kurang, apabila berat badan balita menurut umur 60-80% Standart
Harvard.
3) Gizi buruk, apabila berat badan balita menurut umur < 60% Standart Harvard.

2. Antropometri Tinggi Badan Menurut Umur


Klasifikasi untuk tinggi badan menurut umur juga menggunakan klasifikasi
Hardvard (Standard Hardvard):
1) Gizi baik, apabila badan balita menurut umur > 80% Standard Hardvard.
2) Gizi kurang, apabila tinggi badan balita menurut umur 60-80% Standard
Hardvard.
3) Gizi buruk, apabila tinggi badan balita menurut umur < 60% Standard Harvard.

3. Antropometri Berat Badan Menurut Tinggi Badan


Pengukuran berat badan menurut tinggi badan juga menggunakan klasifikasi
Hardvard (Standard Hardvard):
1) Gizi baik, apabila tinggi badan balita menurut umur > 90% Standard Hardvard.
2) Gizi kurang, apabila tinggi badan balita menurut umur 70-90% Standard
Hardvard.
3) Gizi buruk, apabila tinggi badan balita menurut umur < 70% Standard
Hardvard.

b. Jenis Parameter Antropemetri


Sebagai indikator status gizi, antropometri dapat dilakukan dengan mengukur
beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia. Jenis-jenis
parameter antropometri, antara lain:
1. Berat Badan
Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering digunakan
pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi
normal atau BBLR. Pada masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan untuk

7
melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis
(dehidrasi, asites, edema, atau adanya tumor). Dapat juga digunakan sebagai dasar
perhitungan dosis obat dan makanan.
Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada
tulang. Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan protein otot menurun. Pada
klien edema dan asites, terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor
dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang
kekurangan gizi. Terdapat beberapa alasan mengapa pengukuran berat badan
merupakan pilihan utama, yaitu:
1) Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat
karena perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
2) Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik
memberikan gambaran pertumbuhan.
3) Umum dan luas dipakai di Indonesia.
4) Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur.
5) Digunakan dalam KMS.
6) BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur.
7) Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi, seperti: dacin.

2. Tinggi Badan
Tinggi Badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal. Pada keadaa normal, TB tumbuh seiring dengan
pertambahan umur. Pertumbuhan TB tidak seperti BB, relatif kurang sensitif pada
masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat. Pengaruh defisiensi zat gizi
terhadap TB akan nampak dalam waktu yang relatif lama.
Tinggi Badan (TB) merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang
telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Tinggi
badan juga merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan
menghubungkan BB terhadap TB (quac stick) faktor umur dapat dikesampingkan.
Alat untuk mengukur tinggi badan diantaranya:
a. Alat Pengukur Panjang Badan Bayi
Alat ini dipergunakan pada bayi atau anak yang belum dapat berdiri.
b. Microtoise
Dipergunakan untuk anak yang sudah bisa berdiri

3. Lingkar Lengan Atas


Lingkaran lengan atas (LILA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan
lemak dan otot yang tidak berpengaruh banyak oleh cairan tubuh. Pengukuran ini
berguna untuk skrining malnutrisi protein yang biasanya digunakan oleh

8
departemen kesehatan untuk mendeteksi ibu hamil dengan resiko melahirkan
BBLR bila LILA < 23,5 cm (wirjatmadi B, 2007). LILA tidak dapat digunakan
untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengkategoriannya
sebagai berikut:
a. Wanita usia subur, batas ambang : ≥ 23,5 cm (normal)
< 23,5 cm (KEK)
b. Bayi baru lahir : batas ambang : ≥ 9,5 cm (normal)
< 9,5 cm (BBLR)

4. Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara
praktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau
peningkatan ukuran kepala. Contoh: hidrosefalus dan mikrosefalus. Lingkar
kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak
meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar kepala tidak
menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun ukuran otak dan
lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.
Dalam antropometri gizi rasio lingkar kepala dan lingkar dada cukup berarti dan
menentukan KEP pada anak. Lingkar kepala juga digunakan sebagai informasi
tambahan daam pengukuran umur.

5. Lingkar Dada
Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan lingkar dada
pesat sampai anak berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala dapat
digunakan sebagai indikator KEP pada balita. Pada umur 6 bulan lingkar dada dan
kepala sama. Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih lambat daripada
lingkar dada. Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang lambat
dengan rasio lingkar dada dan kepala < 1.

6. Massa Tubuh (IMT)


IMT digunakan berdasarkan rekomendasi FAO/WHO/UNO tahun 1985:
batasan BB normal orang dewasa ditentukan berdasarkan Body Mass
Index (BMI/IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status
gizi orang dewasa (usia 18 tahun ke atas), khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan BB. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak,
remaja, ibu hamil dan olahragawan. Juga tidak dapat diterapkan pada keadaan
khsusus (penyakit) seperti edema, asites dan hepatomegali.

9
2.4 Penilaian Gizi
Menurut UU no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, yang dimaksud kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pengertian ini memberikan
makna, bahwa keadaan sehat akan memungkinkan setiap orang hidup sejahtera. Kesehatan
merupakan salah satu unsur bagi kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, kesehatan harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita dan martabat manusia.
Tingkat kesehatan seseorang dipengaruhi beberapa faktor di antaranya bebas dari
penyakit atau cacat, keadaan sosial ekonomi yang baik, keadaan lingkungan yang baik, dan
status gizi juga baik. Orang yang mempunyai status gizi baik tidak mudah terkena
penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit degeneratif. Status gizi merupakan salah
satu faktor penting dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Namun pada
masyarakat kita masih ditemui berbagai penderita penyakit yang berhubungan dengan
kekurangan gizi.
Masalah gizi pada dasarnya merupakan refleksi konsumsi zat gizi yang belum
mencukupi kebutuhan tubuh. Seseorang akan mempunyai status gizi baik, apabila asupan
gizi sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Asupan gizi yang kurang dalam makanan, dapat
menyebabkan kekurangan gizi, sebaliknya orang yang asupan gizinya berlebih akan
menderita gizi lebih. Jadi status gizi adalah gambaran individu sebagai akibat dari asupan
gizi sehari-hari.
Status gizi dapat diketahui melalui pengukuran beberapa parameter, kemudian hasil
pengukuran tersebut dibandingkan dengan standar atau rujukan. Peran penilaian status gizi
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya status gizi yang salah. Penilaian status gizi
menjadi penting karena dapat menyebabkan terjadinya kesakitan dan kematian terkait
dengan status gizi. Oleh karena itu, dengan diketahuinya status gizi, dapat dilakukan upaya
untuk memperbaiki tingkat kesehatan pada masyarakat.
1. Penilaian Status Gizi Secara Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji
secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan
tubuh yang digunakan antara lain : darah urine, tinja dan juga beberapa jaringan

10
tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa
kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala
klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak
menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

2. Penilaian Status Gizi Secara Klinis


Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel (supervicial epithelial tissues)seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau
pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Metode ini digunakan untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical surveys).
Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari
kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu pula digunakan untuk
mengetahui tingkat status giziseseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu
tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.

3. Penilaian Status Gizi Secara Biofisik


Ketentuan status gizi secara biofisik adalah penentuan status gizi dengan
melihat kemampuan fungsi (khusus jaringan) dan melihat perubahan struktur dari
jaringan. Metode ini digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja
epidmik (epidemic of night blindness). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi
gelap.

4. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri


Indikator ukuran antropometri digunakan sebagai criteria utama untuk menilai
kecukupan asupan gizi dan pertumbuhan manusia terutama pada bayi dan balita.
Penggunaanya yaitu sebagai berikut:
a Sebaran status gizi (prevalensi berdasarkan usia, jenis kelimin, status social dan
lain-lain).
b Menentukan prioritas intervensi gizi.
c Evaluasi hasil intervensi.

11
Standar antropometri anak didasarkan pada parameter berat badan dan
panjang/tinggi badan yang terdiri atas empat indeks:
a Berat badan menurut umur (BB/U).
b Panjang/tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U).
c Berat badan menurut panjang/tinggi badan (BB/PB atau BB/TB).
d Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U).

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Statistika adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana cara merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, lalu menginterprestasikan, dan akhirnya mempresentasikan
data. Statistika biasanya ilmu yang bersangkutan dengan suatu data. Statistika lingkungan
merupakan data hasil pengumpulan, pengolahan yang berhubungan dengan lingkungan.
Penilaian secara klinis merupakan penilaian status gizi secara lanjung yang bisa
memberikan keadaan status gizi seseorang secara langsung baik untuk untuk menilai status
gizi seseorang atau kelompok. Dalam penilaian klinis maka penilaian tanda dan gejala
merupakan penilaian untuk menentukan status gizi. Berbagai tanda dan gejala dari
berbagai bagian tubuh akan memberikan keadaan status gizi.

3.2 Saran
Statistika keadaan lingkungan dan gizi sangat bermanfaat dalam pengukuran gizi
masyarakat. Makalah tentunya terdapat kesalahan dan kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak guna perbuatan
makalah yang lebih baik lagi kedepannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/394153459/BAB-II-Statistika-Gizi-docx diakses pada tanggal 02


Oktober 2021
https://media.neliti.com › mediaPDF Statistik Lingkungan hidup indonesia – Neliti diakses pada
tanggal 02 Oktober 2021
https://sg.docworkspace.com/d/sAB-o16ji94JijbbEo6qnFA diakses pada tanggal 03 Oktober
2021

14

Anda mungkin juga menyukai