“COVID-19”
Dosen Pengampu :
Yeffi Masnarivan,S KM, M.Kes.
Disusun Oleh :
Kelompok 12
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan
dan kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Epidemiologi
Penyakit Menular yang yang berjudul “COVID-19”. Terima kasih kepada Bapak
Yeffi Masnarivan,S KM, M.Kes. selaku dosen pengampu mata kuliah yang
telah membimbing dan membantu kami dalam memahami semua hal yang
terkait dengan tugas ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 12
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.3 Virologi COVID-19
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Virus ini utamanya
menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta. Sebelum terjadinya
wabah COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu
alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43, betacoronavirus
HKU1, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle East
Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).
Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus betacoronavirus.
Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang sama
dengan coronavirus yang menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory Illness (SARS) pada
2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International Committee on Taxonomy
of Viruses mengajukan nama SARS-CoV-2.
Struktur genom virus ini memiliki pola seperti coronavirus pada umumnya. Sekuens
SARSCoV-2 memiliki kemiripan dengan coronavirus yang diisolasi pada kelelawar, sehingga
muncul hipotesis bahwa SARS-CoV-2 berasal dari kelelawar yang kemudian bermutasi dan
menginfeksi manusia.
Mamalia dan burung diduga sebagai reservoir perantara. Pada kasus COVID-19,
trenggiling diduga sebagai reservoir perantara. Strain coronavirus pada trenggiling adalah
yang mirip genomnya dengan coronavirus kelelawar (90,5%) dan SARS-CoV-2 (91%).
Genom SARS-CoV-2 sendiri memiliki homologi 89% terhadap coronavirus kelelawar
ZXC21 dan 82% terhadap SARS-CoV.
Hasil pemodelan melalui komputer menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 memiliki
struktur tiga dimensi pada protein spike domain receptor-binding yang hampir identik dengan
SARS-CoV. Pada SARS-CoV, protein ini memiliki afinitas yang kuat terhadap
angiotensinconverting-enzyme 2 (ACE2).20 Pada SARS-CoV-2, data in vitro mendukung
kemungkinan virus mampu masuk ke dalam sel menggunakan reseptor ACE2. Studi tersebut
juga menemukan bahwa SARS-CoV-2 tidak menggunakan reseptor coronavirus lainnya
seperti Aminopeptidase N (APN) dan Dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4).
6
c. Radiografi/CT-Scan
CT Scan juga merupakan salah satu teknik diagnosis yang sensitivitasnya tinggi
karena banyak peneliti merekomendasikan penggunaannya sebagai salah satu
metode diagnostik tambahan yang diperlukan untuk mendiagnosis COVID-19.
Hasilnya pun sudah dapat diketahui sebelum gejala klinis muncul. CT dada
resolusi tinggi terbukti sebagai alat penting untuk mendeteksi SARS-CoV-2, pada
tahap awal dan untuk mengambil tatalaksana intervensi yang cepat dan yang
diperlukan. CT scan ditemukan sebagai alat diagnostik yang bagus untuk
skrining pasien COVID-19 terutama di daerah prevalensi atau pandemi yang
tinggi.
d. GeNose
GeNose merupakan salah satu metode terbaru dalam mendeteksiinfesi COVID-19 yang
dikembangkan oleh peneliti dari salah satu universitas di Indonesia. Metode ini
mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi
COVID-19. VOC dikeluarkan bersama hembusan nafas ke dalam kantong khusus.
Selanjutnya hembusan udara yang tertampung dalam kantong plastik akan diidentifikasi
melalui sensor-sensor dan diolah datanya dengan bantuan kecerdasan buatan
(Artificial Intelligence). Alat ini mampu mendeteksi dalam waktu kurang dari 2
menit. Hasil uji validasi dilanjutkan dengan uji klinik dan komparasi langsung dengan uji
RT-PCR yang menjadi pemeriksaan baku emas untuk COVID-19. Uji klinis ini
dilakukan di delapan rumah sakit dengan total sampel 1999. Hasil uji klinis
menunjukkan bahwa alat ini memiliki sensitivitas antara 89-92% dengan spesifitas 95-
96%.
Saat ini, Indonesia sedang menjalankan program vaksinasi COVID-19 secara bertahap.
Hingga 4 November 2021, sudah lebih dari 122 juta orang yang menerima vaksin dosis
pertama dan 76 juta orang yang telah memperoleh vaksin dosis kedua.
Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap virus
Corona. Selain itu, vaksinasi juga bertujuan untuk membentuk kekebalan kelompok atau
herd immunity. Dengan begitu, masyarakat yang tidak dapat menjalani vaksin karena
memiliki kondisi tertentu, seperti reaksi alergi berat terhadap vaksin, dapat terlindungi.
Untuk mencapai tujuan di atas, vaksin COVID-19 kini sudah dapat diberikan pada anak
usia 6–18 tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui. Sementara untuk orang yang memiliki riwayat
8
penyakit atau menderita kondisi tertentu, vaksinasi bisa dilakukan, tetapi harus ada izin dari
dokter.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek dan probable)
yang sebelumnya disebut sebagai ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien
dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tidak menularkan virus
Corona ke orang lain, yaitu:
1. Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara
waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang
berbeda dengan yang digunakan orang lain.
2. Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
3. Hubungi pihak rumah sakit untuk menjemput bila gejala yang Anda alami bertambah
berat.
4. Larang orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar
sembuh.
5. Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit
6. Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan
tidur dengan orang lain.
7. Selalu menggunakan masker baik saat bersama orang lain maupun sendiri.
8. Menerpakan etika batuk dan bersin yang benar.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Virus ini
menyerang saluran pernafasan. Gejala Covid-19 yang paling umum adalah demam,
kelelahan, dan batuk kering. Beberapa orang mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung
tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Untuk proses penularan terjadi dari orang ke
orang sehingga perlu adanya pencegahan yang harus dilakukan.
Adapun cara penanggulangan dan pencegahan yang benar yaitu dengan selalu
menjaga gaya hidup sehat (makan, tidur, olahraga) untuk imunitas tubuh, rajin mencuci
tangan, menjaga etika batuk dan bersin, menghindari kerumunan, menghindari menyentuh
mata, mulut dan hidung, mengurangi interaksi dengan orang lain, berdoa dan lain
sebagainya.
Sebagai bentuk partisipasi yang dapat dilakukan yaitu dengan mendukung kebijakan
pemerintah mengenai sekolah di rumah, bekerja dari rumah dan ibadah di rumah. Serta
selalu melakukan hal-hal positif yang mampu mengurangi rasa khawatir terhadap maraknya
virus corona.
3.2 Saran
Saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca agar tertarik
untuk terus dapat meningkatkan keingintahuan nya terhadap informasi baru yang
bermanfaat. Demi kesempurnaan makalah ini, saya berharap kritik dan saran dari pembaca
yang sifatnya membangun agar makalah ini bisa lebih baik untuk ke depannya
10
DAFTAR PUSTAKA
11