Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

“COVID-19”

Dosen Pengampu :
Yeffi Masnarivan,S KM, M.Kes.

Disusun Oleh :
Kelompok 12

1. Mutia Rahma Zuwinda 2111216001


2. Lidya Mega Ariani 2011213014

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan
dan kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Epidemiologi
Penyakit Menular yang yang berjudul “COVID-19”. Terima kasih kepada Bapak
Yeffi Masnarivan,S KM, M.Kes. selaku dosen pengampu mata kuliah yang
telah membimbing dan membantu kami dalam memahami semua hal yang
terkait dengan tugas ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 5 Desember 2021

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3

2.1 Pengertian Covid-19 ................................................................................................ 3

2.2 Epidemiologi COVID-19 ........................................................................................ 3

2.3 Virologi COVID-19 ................................................................................................ 4

2.4 Penyebab COVID-19 .............................................................................................. 4

2.5 Penularan COVID-19 ............................................................................................... 5

2.6 Gejala Klinis COVID-19 .......................................................................................... 6

2.7 Diagnosa COVID-19 ................................................................................................ 6

2.8 Tatalaksana COVID-19 ............................................................................................ 7

2.9 Pencegahan COVID-19 ............................................................................................ 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 10

3.2 Saran ..................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


COVID-19 merupakan virus yang yang menyerang sistem pernapasan, memberi
dampak buruk bagi kesehatan yang disertai dengan gejala yang ringan maupun yang berat,
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) Dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS) adalah gejala berat yang ditimbulkan. Virus ini menular melalui kontak fisik,
memakai barang secara bergantian dengan pasien yang positif Covid-19, tidak memakai
masker pada saat berbicara dengan penderita covid-19, dan lain sebagainya. Virus ini
merupakan penyakit yang tidak diprediksi akan terjadi sebelumnya. tanda-tanda dan gejala
covid-19 yang tergolong berat terjadinya sindrom pernapasan akut, menyebabkan
pneumonia, gagal ginjal, dan yang paling fatal berakibat kematian, sedangkan gejala
ringanya, demam, bersin,sakit pada tenggorokan dan lain sebagainya. 31 desember 2019,
WHO China Country Office mengabarkan penemuan kasus pneumonia yang etiologinya
tidak diketahui. 30 januari 2020 WHO menetapkan Public Health Emergency of
International Concem (riani, 2020)
Tanpa waktu yang lama virus corona mengerogoti Bumi pertiwi, dari kota hingga ke
daerah-daerah. pemerintah segerah mengambil tindakan dengan kebijakan-kebijakan yang
baru yang berdampak ke berbagai aspek kehidupan bertujuan untuk menangani situasi ini.
Pada 30 maret 2021 tercatat kasus yang terkonfirmasi covid lebih landai dibanding
dengan pasien yang sembuh . kasus positif bertambah 4.682 di jumlahkan dengan kasus
sebelumnya menjadi 1.505.775 orange, sedangakan kasus sembuh bertambah 5.877
diakumulasikan dengan kasus sembuh sebelumnya menjadi 1.342.695orang. (walket, 2021)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan COVID-19?
2. Bagaimana epidemiologi COVID-19?
3. Bagaimana virologi COVID-19?
4. Apa penyebab COVID-19?
5. Bagaimana penularan COVID-19?
6. Apa saja gejala klinis COVID-19?
7. Bagaimana diagnosa COVID-19?
8. Bagaimana tatalaksana COVID-19?
9. Bagaimana cara mencegah COVID-19?
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahu pengertian COVID-19
2. Untuk mengetahui epidemiologi COVID-19
3. Untuk mengetahui virologi COVID-19
4. Untuk mengetahui penyebab COVID-19
5. Untuk mengetahui penularan COVID-19
6. Untuk mengetahui gejala klinis COVID-19
7. Untuk mengetahui diagnosa COVID-19
8. Untuk mengetahui tatalaksana COVID-19
9. Untuk mengetahui pencegahan COVID-19

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian COVID-19


Kementerian Kesehatan RI dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia tahun 2020,
dimana penjelasan mengenai pengertian COVID-19 adalah corona virus dari keluarga virus
yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya
menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai dari flu biasa hingga penyakit
yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan
Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Virus jenis baru ini diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease - 2019 (COVID-19)
(WHO, 2020).

2.2 Epidemiologi COVID-19


Berawal pada bulan Desember 2019 tepatnya pada tanggal 29 Desember 2019,
ditemukan lima kasus pertama pasien pneumonia di Kota Wuhan Provinsi Hubei, China.
Lima orang tersebut dirawat dirumah sakit dengan acute respiratory distress syndrome dan
satu diantaranya meninggal dunia. Sekitar 66% penderita terpajan di pasar ikan atau pasar
makanan laut (Wet Market) Huanan di kota Wuhan. Thailand adalah Negara pertama yang
terkonfirmasi Covid-19 diluar Negara China pada tanggal 13 Januari 2020. Thailand
terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 3.135 kasus dan 58 kematian sejak tanggal 13
Januari 2020 hingga 15 Juni 2020. Penderita Covid-19 meningkat pesat menjadi 7.734 kasus
pada tanggal 30 Januari 2020 dan pada tanggal yang sama terkonfirmasi 90 kasus pasien
positif Covid-19 yang berasal dari berbagai Negara baik di benua Asia, Eropa dan Australia.
Pada tanggal 30 Januari 2020 pula, WHO membunyikan alarm darurat Kesehatan masyarakat
yang menjadi perhatian oleh seluruh dunia yaitu Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC).
Penyebaran kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada tanggal 02 Maret 2020 yang
terkonfirmasi sebanyak 2 penderita yang berasal dari Jakarta. Tanggal 15 Juni 2020,
sebanyak 38.277 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dan terkonfirmasi meninggal sebanyak
2.134 kasus. Di Jawa Timur, pada tanggal 19 Juni 2020 terkonfirmasi penderita Covid-19
sebanyak 9.046 +209 kasus baru, terkonfirmasi sembuh sebanyak 2.763 kasus, dan
terkonfirmasi meninggal sebanyak 721 kasus.

3
2.3 Virologi COVID-19
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Virus ini utamanya
menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta. Sebelum terjadinya
wabah COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu
alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43, betacoronavirus
HKU1, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle East
Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).
Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus betacoronavirus.
Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang sama
dengan coronavirus yang menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory Illness (SARS) pada
2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International Committee on Taxonomy
of Viruses mengajukan nama SARS-CoV-2.
Struktur genom virus ini memiliki pola seperti coronavirus pada umumnya. Sekuens
SARSCoV-2 memiliki kemiripan dengan coronavirus yang diisolasi pada kelelawar, sehingga
muncul hipotesis bahwa SARS-CoV-2 berasal dari kelelawar yang kemudian bermutasi dan
menginfeksi manusia.
Mamalia dan burung diduga sebagai reservoir perantara. Pada kasus COVID-19,
trenggiling diduga sebagai reservoir perantara. Strain coronavirus pada trenggiling adalah
yang mirip genomnya dengan coronavirus kelelawar (90,5%) dan SARS-CoV-2 (91%).
Genom SARS-CoV-2 sendiri memiliki homologi 89% terhadap coronavirus kelelawar
ZXC21 dan 82% terhadap SARS-CoV.
Hasil pemodelan melalui komputer menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 memiliki
struktur tiga dimensi pada protein spike domain receptor-binding yang hampir identik dengan
SARS-CoV. Pada SARS-CoV, protein ini memiliki afinitas yang kuat terhadap
angiotensinconverting-enzyme 2 (ACE2).20 Pada SARS-CoV-2, data in vitro mendukung
kemungkinan virus mampu masuk ke dalam sel menggunakan reseptor ACE2. Studi tersebut
juga menemukan bahwa SARS-CoV-2 tidak menggunakan reseptor coronavirus lainnya
seperti Aminopeptidase N (APN) dan Dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4).

2.4 Penyebab COVID-19


Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh Coronavirus, yaitu kelompok
virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, Coronavirus hanya
menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Namun, virus ini juga
bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, MERS (Middle-East
Respiratory Syndrome) dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Ada dugaan
4
bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui
bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh WHO, terdapat beberapa varian SARS-CoV-2
penyebab COVID-19. Varian yang dimaksud dibagi menjadi dua jenis, yaitu variant of
concern (VOC) dan variant of interest (VOI).
VOC adalah varian virus SARS-CoV-2 yang dapat meningkatkan risiko penularan
COVID-19 dengan cepat, memperparah gejala, dan mengurangi efektivitas terapi. Berikut ini
adalah jenis variant of concern tersebut:
1. Varian Alfa (B.1.1.7) yang pertama kali ditemukan di Inggris pada September 2020.
2. Varian Beta (B.1.351/B.1.351.2/B.1.351.3) yang pertama kali ditemukan di Afrika
Selatan pada Mei 2020.
3. Varian Gamma (P.1/P.1.1/P.1.2) yang pertama kali ditemukan di Brazil pada
November 2020.
4. Varian Delta (B.1.617.2/AY.1/AY.2/AY.3) yang pertama kali ditemukan di India pada
Oktober 2020.
5. Varian Omicron (B.1.1.529)) yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada 24
November 2021. Omicron merupakan varian terbaru yang ditetapkan oleh WHO ke
dalam jenis VOC.
Sementara itu, VOI adalah varian yang saat ini sedang diteliti karena dicurigai berpotensi
menjadi VOC. Jenis varian tersebut adalah:
a. Varian Lamda (c.37) yang pertama kali ditemukan di Peru pada Desember 2020.
b. Varian Mu (B.1621) yang pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari 2020

2.5 Penularan COVID-19


Penularan COVID-19 terbagi kedalam beberapa jenis, diantaranya sebagai berikut :
a. Kontak dan droplet
Penularan COVID-19 terjadi melalui kontak langsung, tidak langsung maupun
kontak erat dengan orang yang terjangkit COVID-19 melalui air liur dan droplet yang
keluar dari orang dengan COVID-19 pada saat sedang berbicara, bernyanyi, batuk
dan aktivitas lainnya. Penularan melalui droplet dapat terjadi pada jarak kurang lebih
1 meter (WHO, 2020).
b. Udara
Penularan melalui udara didefinisikan sebagai agen infeksius yang diakibatkan oleh
penyebaran droplet yang melayang dan masih dalam keadaan infeksius dan dapat
bergerak hingga jauh (WHO, 2020).
5
c. Fomit
Adalah penularan yang disebabkan oleh kontaminasi permukaan dan benda yang
terkena droplet dari orang yang terjangkit COVID-19 (WHO, 2020).

2.6 Gejala Klinis COVID-19


Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan rasa
lelah. Gejala lainnya yang lebih jarang dan mungkin dialami beberpa pasien meliputi rasa
nyeri dan sakit, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare,
kehilangan indra rasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau
kaki. Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap.
Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi hanya memiliki gejala ringan.
Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan
khusus. Sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi COVID-19 menderita sakit parah dan kesulitan
bernafas. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi medis penyerta
seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan paru-paru, diabetes, atau kanker memiliki
kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih serius. Namun, siapa pun dapat terinfeksi
COVID-19 dan mengalami sakit lebih serius. Orang dari segala usia yang mengalami demam
dan/atau batuk disertai dengan kesulitan bernafas/sesak napas, nyeri/tekanan dada, atau
kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak harus segera mencari pertolongan medis.

2.7 Diagnosa COVID-19


a. Pemeriksaan Antigen-Antibodi
Pemeriksaan ini memiliki keunggulan yaitu hasil pemeriksaan yang cepat namun disisi
lain, hasil pemeriksaannya tidak bisa dijadikan pedoman utama dalam mendiagnosa
pasien karena pemeriksaan ini hanya melihat ada atau tidaknya respon imun terhadap
virus. Metode pemeriksaan ini biasanya mendeteksi virus sebagai antigen atau
mendeteksi antibodinya dari sampel darah. Waktu dalam melakukan pemeriksaan
juga sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan (Guo et al., 2020).
b. Pemeriksaan RT-PCR
Pemeriksaan ini merupakan gold standard dalam mendiagnosa COVID-19 dengan
menggunakan sampel bahan swab nasofaring atau orofaring, sputum. Beberapa gen
target untuk mendeteksi SARSCoV-2 adalah gen E, N, S dan RdRp. Pasien dinyatakan
positif COVID-19 apabila ditemukan urutan unik dari RNA virus pada pemeriksaan
RT-PCR (WHO, 2020).

6
c. Radiografi/CT-Scan
CT Scan juga merupakan salah satu teknik diagnosis yang sensitivitasnya tinggi
karena banyak peneliti merekomendasikan penggunaannya sebagai salah satu
metode diagnostik tambahan yang diperlukan untuk mendiagnosis COVID-19.
Hasilnya pun sudah dapat diketahui sebelum gejala klinis muncul. CT dada
resolusi tinggi terbukti sebagai alat penting untuk mendeteksi SARS-CoV-2, pada
tahap awal dan untuk mengambil tatalaksana intervensi yang cepat dan yang
diperlukan. CT scan ditemukan sebagai alat diagnostik yang bagus untuk
skrining pasien COVID-19 terutama di daerah prevalensi atau pandemi yang
tinggi.
d. GeNose
GeNose merupakan salah satu metode terbaru dalam mendeteksiinfesi COVID-19 yang
dikembangkan oleh peneliti dari salah satu universitas di Indonesia. Metode ini
mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi
COVID-19. VOC dikeluarkan bersama hembusan nafas ke dalam kantong khusus.
Selanjutnya hembusan udara yang tertampung dalam kantong plastik akan diidentifikasi
melalui sensor-sensor dan diolah datanya dengan bantuan kecerdasan buatan
(Artificial Intelligence). Alat ini mampu mendeteksi dalam waktu kurang dari 2
menit. Hasil uji validasi dilanjutkan dengan uji klinik dan komparasi langsung dengan uji
RT-PCR yang menjadi pemeriksaan baku emas untuk COVID-19. Uji klinis ini
dilakukan di delapan rumah sakit dengan total sampel 1999. Hasil uji klinis
menunjukkan bahwa alat ini memiliki sensitivitas antara 89-92% dengan spesifitas 95-
96%.

2.8 Tatalaksana COVID-19


Hingga saat ini belum ditemukan tatalaksana pasti untuk pasien COVID-19, tatalaksana
yang dapat dilakukan adalah terapi sesuai dengan gejala yang muncul dan dengan oksigen.
Namun beberapa penelitian mengatakan beberapa jenis obat dinilai ampuh untuk digunakan
sebagai tatalaksana COVID-19. Berikut merupakan jenis obat yang telah dilakukan
penelitian :
a. Lovinapir dan Ritonavir
Penelitian yang dilakukan Chu, et al menunjukkan hasil bahwa pasien yang diberi
tatalaksana obat tersebut menurunkan angka kematian. Obat ini juga memiliki
kemampuan dalam menginhibisi replikasi virus (Cascella, 2020).
b. Remdesivir
7
Hasil penelitian menunjukkan remdesivir dapat menginhibisi infeksi virus, obat ini
efektif dalam menurunkan angka kematian pada kasus berat (Cascella, 2020).
c. Kloroquin dan Hidroksiklorokuin
Kloroquin merupakan obat yang dapat menghambat infeksi virus, obat ini termasuk
kedalam obat keras sehingga penggunaannya harus dibawah pantauan dokter
(Cascella, 2020).
d. Plasma Konvaselen
Plasma pasien yang telah sembuh dari COVID-19 memiliki efek terapeutik karena
telah mempunyai antibodi terhadap SARS-CoV-2. Penelitian yang dilakukan
menunjukkan terdapat lima serial kasus pasien yang mendapat terapi Plasma
Konvaselen menunjukkan perbaikan klinis pada keseluruhan pasien (Shen et al.,
2020).

2.9 Pencegahan COVID-19


WHO mengeluarkan rekomendasi pencegahan COVID-19 yaitu sebagai berikut (WHO,
2019) :
a. Rajin mencuci tangan dengan cairan alkohol maupun sabun dan air untuk membunuh
virus
b. Menjaga jarak sejauh 1 meter dengan orang lain
c. Menghindari tempat yang ramai dan memungkinkan terjadi kontak dengan orang lain
d. Jangan menyentuh mata, hidung dan mulut secara langsung sebelum membersihkan
tangan
e. Tetap di rumah untuk menghindari kontak dengan orang lain
f. Jika mengalami gejala gejala umum COVID-19 segera mencari bantuan medis
g. Selalu mengakses informasi yang dapat dibuktikan dan dipercaya terkait COVID-19

Saat ini, Indonesia sedang menjalankan program vaksinasi COVID-19 secara bertahap.
Hingga 4 November 2021, sudah lebih dari 122 juta orang yang menerima vaksin dosis
pertama dan 76 juta orang yang telah memperoleh vaksin dosis kedua.
Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap virus
Corona. Selain itu, vaksinasi juga bertujuan untuk membentuk kekebalan kelompok atau
herd immunity. Dengan begitu, masyarakat yang tidak dapat menjalani vaksin karena
memiliki kondisi tertentu, seperti reaksi alergi berat terhadap vaksin, dapat terlindungi.
Untuk mencapai tujuan di atas, vaksin COVID-19 kini sudah dapat diberikan pada anak
usia 6–18 tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui. Sementara untuk orang yang memiliki riwayat
8
penyakit atau menderita kondisi tertentu, vaksinasi bisa dilakukan, tetapi harus ada izin dari
dokter.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek dan probable)
yang sebelumnya disebut sebagai ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien
dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tidak menularkan virus
Corona ke orang lain, yaitu:
1. Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara
waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang
berbeda dengan yang digunakan orang lain.
2. Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
3. Hubungi pihak rumah sakit untuk menjemput bila gejala yang Anda alami bertambah
berat.
4. Larang orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar
sembuh.
5. Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit
6. Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan
tidur dengan orang lain.
7. Selalu menggunakan masker baik saat bersama orang lain maupun sendiri.
8. Menerpakan etika batuk dan bersin yang benar.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Virus ini
menyerang saluran pernafasan. Gejala Covid-19 yang paling umum adalah demam,
kelelahan, dan batuk kering. Beberapa orang mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung
tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Untuk proses penularan terjadi dari orang ke
orang sehingga perlu adanya pencegahan yang harus dilakukan.
Adapun cara penanggulangan dan pencegahan yang benar yaitu dengan selalu
menjaga gaya hidup sehat (makan, tidur, olahraga) untuk imunitas tubuh, rajin mencuci
tangan, menjaga etika batuk dan bersin, menghindari kerumunan, menghindari menyentuh
mata, mulut dan hidung, mengurangi interaksi dengan orang lain, berdoa dan lain
sebagainya.
Sebagai bentuk partisipasi yang dapat dilakukan yaitu dengan mendukung kebijakan
pemerintah mengenai sekolah di rumah, bekerja dari rumah dan ibadah di rumah. Serta
selalu melakukan hal-hal positif yang mampu mengurangi rasa khawatir terhadap maraknya
virus corona.

3.2 Saran
Saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca agar tertarik
untuk terus dapat meningkatkan keingintahuan nya terhadap informasi baru yang
bermanfaat. Demi kesempurnaan makalah ini, saya berharap kritik dan saran dari pembaca
yang sifatnya membangun agar makalah ini bisa lebih baik untuk ke depannya

10
DAFTAR PUSTAKA

Aditia, Arianda. 2021. Covid-19 : Epidemiologi, Virologi, Penularan, Gejala Klinis,


Diagnosa, Tatalaksana, Faktor Risiko Dan Pencegahan. Jurnal Penelitian Perawat
Profesional. http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP
Levani, Yelvi. Aldo Dwi Prastya. Siska Mawaddatunnadila. Coronavirus Disease 2019
(COVID-19): Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Pilihan Terapi. Jurnal Kedokteran
dan Kesehatan. Vol. 17, No. 1, Januari 2021. https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK
Nasution, Nurul Hidayah, Arinil Hidayah dkk. 2021. Gambaran Pengetahuan Masyarakat
Tentang Pencegahan Covid-19 Di Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kota
Padangsidimpuan. Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia.
Susilo, Adityo. C. Martin Rumende, dkk. 2020. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan
Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. Vol. 7, No. 1.
GunardiWD, Pemeriksaan Diagnosis Laboratorium COVID-19: Keterbatasan dan
Tantangannya Saat Ini. JKdokt Meditek. 2021;27(2):173-182. Diakses melalui :
http://ejournal.ukrida.ac.id/ojs/index.php/Meditek/article/view/2036/2129.
https://www.alodokter.com/virus-corona diakses pada tanggal 30 November 2021, pukul
20.24
https://covid19.go.id/p/berita/penjelasan-who-tentang-omicron-varian-baru-covid-19 diakses
pada tanggal 02 Desember 2021, pukul 10.17

11

Anda mungkin juga menyukai