Dosen Pengajar:
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyusun makalah dengan judul “PENILAIAN
STATUS GIZI DENGAN METODE SURVEY KONSUMSI, FAKTOR
EKOLOGI DAN STATISTIK VITAL” ini dengan baik. Tak lupa pula kami
ingin berterima kasih kepada pihak yang telah membantu kami pada proses
pembuatan makalah ini.
Penyusun
i
Daftar Isi
Daftar Isi................................................................................................................................ ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penilaian status Gizi terbagi atas dua bagian yaitu penilaian status gizi
secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung dapat di
bagi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik sedangkan
penilaian status gizi secara tidak langsung dapat di bagi tiga yaitu: survei
konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. (Supariasa dkk,2012).
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penilaian Status Gizi dengan Metode Survey Konsumsi
A. Survei Konsumsi
Pangan dan gizi adalah dua hal yang fundamental dalam kehidupan
karena keduanya merupakan aspek yang menjadi pilar penyangga 11
sistem dalam tubuh. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari
sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,
peternakan, dan perairan, baik yang diolah maupun tidak diolah yang
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,
termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya
yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan
makanan atau minuman (Kementan 2016), (Kemenkumham 2015). Zat
gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya (menghasilkan energi,pembangun,dan pemelihara jaringan). Zat
ini berasal dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.Makanan adalah
bahan selain obat yang mengandung zat gizi atau unsur kimia yang dapat
diubah menjadi zat gizi.
2
4. Menentukan proporsi masyarakat yang asupan gizinya kurang.
Neraca Bahan Makanan atau Food Balance Sheet adalah metode untuk
mengukur kecukupan pangan suatu wilayah pada periode tertentu. Neraca
bahan makanan dikembangkan oleh Food Agriculture Organization (FAO)
dan telah digunakn oleh berbagai negara termasuk Indinesia (Mayo,2008).
Data yang terdapat pada NBM memberikan informasi tentang situasi
pengadaan atau penyediaan pangan, baik yang berasal dari produksi dalam
negeri impor atau ekspor, penggunaan pangan untuk kebutuhan
pakan,bibit, penggunaan untuk industri, serta informasi ketersediaan
pangan untuk dikonsumsi penduduk dalam suatu negara atau wilayah pada
kurun waktu tertentu. Data yang disajikan dalam NBM merupakan angka
rata-rata jumlah pangan yang tersedia pada tingkat pedagang eceran atau
rumah tangga untuk konsumsi penduduk per kapita, yang dinyatakan
3
dalam bentuk bahan makanan per orang per hari. NBM bermanfaat untuk
1) mengetahui dan mengevaluasi situasi pangan di suatu wilayah mulai
dari pengadaan, ketersediaan, dan penggunaan pangan; 2) sebagai bahan
acuan dalam perencanaan pengadaan pangan seperti produksi dan
penyediaan pangan; 3) sebagai bahan acuan dalam penyusunan,penetapan
dan pemantapan kebijakan pangan dan gizi, termasuk kebijakan
perdagangan internasional (ekspor-impor) terkait pangan; 4) memenuhi
standar pelayanan minimal bidang ketahanan pangan (Ticoalu, 2013).
4
2. Mengukur Konsumsi Makanan Tingkat Rumah Tangga
5
jumlah makanan yang dikonsumsi untuk jangka waktu sehari semalam (24
jam), maksimal selama 4 hari. Sumber makanan yang ditanyakan terutama
makanan yang merupakan sumber energi.
6
b. Metode Estimated Food Record
Metode estimated food record, disebut juga food record atau diary
record adalah metode pengukuran asupan gizi individu yang dilakukan
dengan memperkirakan jumlah makanan yang dikonsumsi responden
sesuai dengan catatan konsumsi makanan. Prinsip pengukurannya yaitu
mencatat semua makanan yang dikonsumsi selama 24 jam mulai dari
bangun tidur pagi hari sampai tidur kembali pada malam hari.
Metode ini adalah metode pengukuran asupan gizi pada individu yang
dilakukan dengan cara menimbang makanan yang dikonsumsi responden.
Metode ini mengharuskan responden atau petugas melakukan
penimbangan dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi selama 24
jam.Apabila ada makanan yang tersisa, sisa makanan juga ditimbang
sehingga dapat diketahui konsumsi makanan yang sebenarnya.
7
kebiasaan makan subjek. Bukti telusur atas kebiasaan makan subjek adalah
selalu dapat diketahui setelah pengamatan selama satu bulan. Semakin
lama pengamatan maka akan semakin jelas terlihat kebiasaan makan
subjek. Metode riwayat makanan dapat dilakukan pada semua situasi baik
rumah tangga maupun di masyarakat. Persiapan relatif lebih mudah
dilakukan sehingga memungkinkan untuk dilakukan secara cepat dan
tepat. Informasi yang diperoleh adalah untuk menilai kebiasaan makan
subjek menurut kecenderungan jangka panjang. Kecenderungan jangka
panjang adalah refleksi kebiasaan yang konsisten dilakukan.
8
pasaran.Ini semua mempengaruhi ketersediaan makanan dalam rumah
tangga yang mengakibatkan status gizi anggota keluarga.
2. Faktor Makanan
Produksi pangan
Distribusi pangan
Konsumsi pangan
Utilisasi
Pemanfaatan pangan dalam tubuh.
3. Aspek kesehatan
Sanitasi, lingkungan yang buruk seperti air minum kotor, tidak ada
saluran limmbah, MCK/WC yang buruk juga kepadatan penduduk yang
tinggi dapat menyebabkan penyebaran penyakit.
4. Pelayanan kesehatan
1) Puskesmas, peningkatan kasus gizi buruk yang datang di puskesmas
untuk meminta layanan kesehatan atau peningkatan jumlah kasus gizi
buruk yang terdapat di wilayah kerja puskesmas, mengidentifikasikan
terjadinya peningkatan kejadian gizi buruk di masyarakat.
9
2) Rumah sakit, apabila terjadi peningkatan kasus gizi buruk yang datang
di rumah sakit, hal ini menunjukkan bahwa kasus gizi buruk di
masyarakat telah terjadi peningkatan.
5. Faktor demografi
7. Budaya
10
Kelemahan Faktor Ekologi untuk Menilai Status Gizi
a. Faktor ekologi tidak langsung mempengaruhi status gizi, tetapi
melalui berbagai faktor lain yang saling mempengaruhi,
b. Sering data yang diperoleh tidak akurat karena cara pengumpulan
data yang tidak sahih,
c. Di samping itu terdapat data statistik yang tidak mempunyai
kemampuan untuk melakukan interpretasi data secara tepat,
d. Terdapat kecenderungan data ditutupi, karena alasan politik.
Beberapa kepala daerah menutupi data terjadinya kasus gizi buruk
di wilayah kerjanya, karena kasus gizi buruk dianggap akan
menjatuhkan nama baik,
e. Terdapat faktor lain yang mempengaruhi status gizi seperti
kejadian penyakit infeksi dan faktor sosial ekonomi lainnya.
11
angka kematian usia 2-5 bulan, usia 1-4 tahun, 13-24 bulan. Angka yang
diperoleh ini penting untuk menggambarkan gizi disuatu masyarakat.
Beberapa statistik yang berhubungan dengan keadaan kesehatan dan gizi
antara lain:
a. Kesakitan;
Angka penyebab penyakit dan kematian pada umur 1-4 tahun
merupakan informasi yang penting untuk menggambarkan keadaan
gizi di suatu masyarakat. Besarnya proporsi kematian pada bayi
dan anak-anak disebabkan oleh diare, parasit, pneumonia, atau
penyakit infeksi lainnya.
b. Kematian;
Dalam hal ini kematian yang dihubungkan dengan status gizi
dihitung berdasarkan umur, yaitu
1) Angka kematian umur 2-5 Bulan
Angka kematian pada kelompok umur 2-5 bulan tetap
merupakan indeks kesehatan yang baik. Periode umur ini
merupakan periode dengan status gizi seorang anak
tergantung pada praktek pemberian makanannya,
terumatama diberikan ASI atau tidak.
2) Angka Kematian Umur 1-4 Tahun
Angka kematian bayi adalah jumlah angka kematian anak
umur kurang dari satu tahun dalam tahun tertentu terhadap
jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama disajikan
sebagai per 1000 kelahiran hidup.
c. Pelayanan kesehatan;
Berbagai statistik vital dalam kesehatan dapat dilihat pada tempat
pelayanan kesehatan tersebut berada. Tempat pelayanan kesehatan
yang mudah dijangkau oleh masyarakat antara lain:
1) Puskesmas
Puskesmas sebagai lembaga yang mempunyai bermacam-
macam-macam aktivitas. Aktivitas yang dilakukan dapat
didalam maupun diluar puskesmas. Contohnya posyandu,
12
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), dann Pojok Gizi
(POZI)
2) Rumah Sakit
Meningkatnya kunjungan kasus kekurangan gizi yang
dihadapi oleh rumah sakit juga meningkatkan isyarat
adanya kekurangan gizi masyarakat. Data mengenai
meningkatnya kunjungan gizi dapat dihubungkan dengan
berbagai faktor seperti masalah kemiskinan, harga-harga
yang meningkat dan kejadian-kejadian alam seperti
kekeringan.
d. Penyakit infeksi yang berhubungan dengan gizi.
Keadaan penyakit infekksi yang berhubungan dengan gizi
merupakan hubungan timbal balik, yaitu sebab-akibat. Penyakit
infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi yang
jelek dapat mempermudah terkena infeksi penyakit. Penyakit yang
umumnya terkait dengan masalah gizi yaitu diare, TBC, campak,
dan batuk rejan (Whoopingn cough).
13
3. Menentukan kontrol dan pemeliharaan selama pelaksanaan
program kesehatan.
4. Menentukan prioritas program kesehatan suatu daerah.
5. Menentukan keberhasilan program suatu daerah.
6. Mengembangkan prosedur, klasifikasi, indeks, dan teknik evaluasi
seperti sistem pencatatan dan pelaporan.
7. Menyebarluaskan informasi tentang situasi kesehatan dan program
kesehatan.
C. Sumber Statistik Vital Kesehatan
Sumber data yang dapat diperoleh ketika melakukan pengambilan data
yaitu:
1. Institusi-institusi Kesehatan
2. Program-program khusus pada bidang kesehatan
3. Survei epidemiologi
4. Survei kesehatan rumah tangga (household survey)
5. Institusi-institusi yang mengumpulkan data dengan tujuan-tujuan
khusus.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Penilaian berdasarkan faktor ekologi digunakan untuk
mengetahui penyebabkejadian gizi salah (malnutrition) di suatu masyarakat yang
nantinya akan sangatberguna untuk melakukan intervensi gizi.
3.2 Saran
15
Daftar Pustaka
Oleh departemen gizi dan kesehatan masyarakat. 2014. GIZI DAN KESEHATAN
MASYARAKAT. Jakarta : Rajawali Pers
Paramashantri, Bunga. 2019. GIZI BAGI IBU DAN ANAK untuk Mahasiswa
Kesehatan dan kalangan umum. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.
Mardalena, Ida. 2013. Konsep Dasar Ilmu Gizi Bagi Perawat [Internet]. Diakses
pada tanggal 23 Februari 2020 di https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/kb-3-
43233295
Selly De, 2016. Statistik Vital [Internet] Diakses pada tanggal 22 Februari 2020 di
https://www.academia.edu/40366208/STATISTIK_VITAL
Thamaria, netty. 2017. Penilaian status gizi. Kemenkes RI. [Cetakan pertama,
Oktober, 2017] Di akses pada 11 februari 2020 di
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/PENILAIAN-STATUS-GIZI-FINAL-
SC.pdf&ved=2ahUKEwiG8MCEzuTnAhW5yDgGHZzmCyUQFjAAegQIBRAC
&usg=AOvVaw15ICBuHooj94lseFxomheL&cshid=1582355674498
16