Anda di halaman 1dari 30

METODE FOOD INVENTORY

MATA KULIAH SURVEI KONSUMSI PANGAN

OLEH :

1. Putu Diah Utari (P07131218077)


2. Ni Kadek Ayu Miliyanti (P07131218078)
3. Ni Kadek Anggiswari Sri Dewi (P07131218079)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
PROGRAM STUDI GIZI DAN DIETETIKA
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN AJARAN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahaesa, karena berkat
rahmat-Nya lah kami dapat menyelasaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul Metode Food Inventory dibuat untuk melengkapi tugas mata
kuliah .
Makalah ini kami buat dengan sebaik – baiknya, tetapi masih jauh dari kata
sempurna. Jika ada kesalahan dalam Makalah ini, kami akan menerima kritik dan
saran yang bertujuan membangun dalam perbaikan pembuatan makalah kami
kedepannya.

Denpasar, 20 Januari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................4
2.1 Pengertian Survey Konsumsi Makanan..........................................................................4
2.2   Tujuan Survey Konsumsi Makanan.............................................................................5
2.3 Metode Pengukuran Konsumsi Makanan Berdasarkan Jenis Data Yang Diperoleh.......6
2.4 Metode Pengukuran Konsumsi Makanan Berdasarkan Sasaran Pengamatan atau
Pengguna..............................................................................................................................7
2.5 Kesalahan Dalam Pengukuran Konsumsi Makanan...............................................18
2.6 Food Inventory.......................................................................................................19
BAB III PENUTUP..................................................................................................22
3.1 Kesimpulan............................................................................................................22
3.2 Saran......................................................................................................................22
LAMPIRAN...............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Survei diet atau penilaian konsumsi makanan adalah salah satu metode yang
digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok. Pada awal
tahun empat puluhan survei konsumsi, terutama recall 24 jam banyak yang
digunakan dalam penelitian kesehatan dan gizi. Pelaksanaan kegiatan survei
konsumsi makanan ini merupakan suatu keahlian atau kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang ahli gizi, karena dari pelaksanaan survei konsumsi makanan
inilah akan didapatkan data untuk membuat kebijakan oleh pemerintah dan
keputusan oleh seorang ahli gizi.

Di Amerika Serikat survei konsumsi makanan digunakan sebagai salah satu


cara dalam penentuan status gizi (willet,1990). Indonesia telah melaksanakan
survei konsumsi pangan ini dalam skala besar, seperti Survei Diet Total (SDT)
yang dilaksanakan pada tahun 2014 yang lalu, dan melibatkan 33 provinsi,
beberapa ratus kecamatan dari 6.793 kecamatan, beberapa ribu kluster dari 79.075
kelurahan/desa, serta ratusan ribu individu yang ada di seluruh Indonesia. Metode
yang digunakan saat itu adalah recall (kualitatif) yang digabung dengan metode
penimbangan / weighing (kuantitatif) untuk beberapa bahan/makanan yang baru
dikenal atau muncul disuatu daerah.

Metode pendekatan yang umum digunakan dalam pengukuran survei


konsumsi makanan ini dikenal dengan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan
gabungan. Namun, harus diakui bahwa masing-masing pendekatan yang ada
tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan. Oleh sebab itu, petugas
pelaksana harus mampu menggunakan pendekatan terpilih yang mempunyai bias

1
sekecil mungkin agar hasil yang didapatkan mendekati hasil ukur yang
sebenarnya.

Banyak pengalaman membuktikan bahwa dalam melakukan penilaian survei


konsumsi makanan (survei dietetik) banyak terjadi bias tentang hasil yang
diperoleh. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain; ketidak sesuaian
dalam menggunakan alat ukur, waktu pengumpulan data yang tidak tepat,
instrumen tidak sesuai dengan tujuan, ketelitian alat timbang makanan,
kemampuan petugas pengumpulan data, day ingat responden, daftar komposisi
makanan yang digunakan tidak sesuai dengan makanan yang dikonsumsi
responden dan interpretasi hasil yang kurang tepat.

Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang baik tentang cara-cara


melakukan survei konsumsi makanan, baik untuk individu, kelompok maupun
rumah tangga. Walaupun data konsumsi makanan sering digunakan sebagai salah
satu metode penentuan status gizi, sebenarnya survei konsumsi tidak dapat
menentukan status gizi seseorang atau masyarakat secara langsung. Hasil survei
hanya dapat digunakan sebagai bukti awal akan kemungkinan terjadinya
kekurangan gizi pada seseorang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan survey konsumsi Pangan?
2.  Apakah tujuan survey konsumsi Pangan ?
3. Bagaimanakah metode survey konsumsi Pangan berdasarkan data yang
diperoleh ?
4. Bagaimanakah metode pengukuran konsumsi Pangan bersadarkan sasaran
pengamatan?

2
5. Bagaimanakah kesalahan yang dapat terjadi dalam pengukuran konsumsi
makanan?
6. Apakah yang dimaksud dengan food inventory?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan survey konsumsi pangan.
2. Untuk mengetahui tujuan survey konsumsi pangan.
3. Untuk mengetahui metode survey konsumsi Pangan berdasarkan data yang
diperoleh.
4. Untuk mengetahui metode pengukuran konsumsi Pangan bersadarkan sasaran
pengamatan.
5. Untuk mengetahui kesalahan yang dapat terjadi dalam pengukuran konsumsi
makanan.
6. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan food inventory.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Survey Konsumsi Makanan.


Survey konsumsi makanan adalah salah satu metode yang digunakan dalam
penentuan status gizi perorangan atau kelompok. Survey konsumsi makanan
ditujukan untuk mengetahui kebiasaan makan, gambaran tingkat kecukupan
bahan makanan, dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga, dan
perorangan, serta faktor- faktor yang mempengaruhinya.
Metode atau pendekatan yang umum digunakan dalam pengukuran Survey
Konsumsi Makanan dikenal dengan pendekatan kuantitatif, kualitataif dan
gabungan. Namun, hatus diakui bahwa masing-masing pendekatan tersebut
mempunyai keunggulan dan kelemahan. Sampai saat ini dikenal dua bias, yaitu
bias seleksi dan bias informasi. Diketahui bahwa ada beberapa hal yang dapat
menimnulkan bias tersebut, baik dari pihak peneliti maupun akibat dari alat yang
digunakan.
Satu hal lain yang menjadikan hasil ukur bias adalah kemampuan
pewawancara untuk memperkirakan ukuran makanan atau porsi makanan yang
disampaikan oleh individu yang ditanya secara benar dan/ atau mendekati ukuran
sebenarnya. Cara yang digunakan untuk menghindari salah ukur ini adalah
dengan menggunakan alat bantu media. Media yang digunakan bisa food model
dan buku foto bahan makanan. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk

4
menghindari bias dalam melaksanakan pengukuran konsumsi makanan adalah
dengan melakukan penyamaan persepsi antara peneliti dan pengumpul data.
Penilaian terhadap kemampuan pengumpul data dalam mengapresiasi semua
data yang harus dikumpulkan dilapangan, dilakukan dengan melakukan uji uji
akurasi dan presisi pengumpul data. Penggunaan alat bantu yang mudah dibawa
tetapi mempunyai akurasi yang tinggi, seperti timbangan makanan yang memiliki
akurasi yang tinggi dan instrumen pengumpul data/ kuesioner, dapat menyerap
informasi yang dibutuhkan dalam pengukuran konsumsi makanan.
Estimasi merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk menghindari
terjadinya bias tersebut. Upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan estimasi
adalah dengan melakukan penyamaan antara recall dengan keadaan sebenarnya.
Petugas lapangan/ peneliti harus mampu memperkirakan makanan yang
dikonsumsi oleh responden sedekat mungkin dengan kenyataannya dan petugas
harus mampu menaksir makanan yang sudah jadi kedalam bentuk bahan makanan
mentah, kemudian melihat berapa besar penyimpangan yang terjadi.

2.2 Tujuan Survey Konsumsi Makanan.

 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan


makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan
serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut.

 Tujuan Khusus
a. Menentukan tingkat kecukupan konsumsi pangan nasional dan kelompok
masyarakat.
b. Menentukan status kesehatan dan gizi keluarga dan individu.

5
c. Menentukan pedoman kecukupan makanan dan program pengadaan
pangan.
d. Sebagai dasar perencanaan dan program pengembangan gizi.
e. Sebagai sarana pendidikan gizi masyarakat, khususnya golongan yang
berisiko tinggi mengalami kekurangan gizi.
f. Menentukan perundang-undangan yang berkenaan dengan makanan,
kesehatan dan gizi masyarakat.

2.3 Metode Pengukuran Konsumsi Makanan Berdasarkan Jenis Data Yang


Diperoleh

Berdasarkan jenis data yang diperoleh, maka pengukuran konsumsi makanan


menghasilkan dua jenis data konsumsi, yaitu bersifat kualitatif dan kuantitatif.

1. Metode Kualitatif
Metode yang bersifat kualitatif, biasanya untuk mengetahui frekuensi
makanan frekuensi konsumsi menurut jenis makanan dan menggali informasi
tentang kebiasaan makan (food habits) serta cara-cara memperoleh bahan
makanan tersebut.
Metode-metode pengukuran konsumsi makanan bersifat kualitatif  antara
lain:
a. Metode frequensi makanan (food frequency)
b. Metode dietary history
c. Metode telepon
d. Metode pendaftaran makanan (food list)
2. Metode Kuantitatif
Metode secara kuantitatif dimaksudkan untuk mngetahui jumlah
makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan

6
menggunakan Daftar Komposisis Bahan Makanana (DKBM) atau daftar lain
yang diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar
Konversi Mentah-Masak (DKMM) dan daftar penyerapan minyak.
Metode-metode untuk pengukuran konsumsi secara kuantitatif antara lain :
a. Metode recall 24 jam
b. Perkiraan makanan (estimated food records)
c. Penimbangan makanan (Food weighing)
d. Metode food account
e. Metode inventaris (inventory method)
f. Pencatatan (household food records)

3. Metode gabungan (kualitatif dan kuantitatif)


Beberapa metode pengukuran bahkan dapat menghasilkan data yang
bersifat kualitatif maupun kuantitatif  yaitu :
a. Metode recall 24 jam
b. Metode riwayat makan (dietary history)

2.4 Metode Pengukuran Konsumsi Makanan Berdasarkan Sasaran Pengamatan


atau Pengguna.

1. Tingkat Nasional
Untuk menghitung tingkat konsumsi masyarakat dan perkiraan kecukupan
persediaan makanan secara nasional pada suatu wilayah atau negara dilakukan
dengan cara Food Balance Sheet (FBS).Langkah-langkah perhitungan FBS :

7
a. Menghitung kapasitas produksi makanan dalam satu tahun (berasal dari
persediaan/cadangan, produksi dan impor bahan makanan dari negara
atau wilayah lain).
b. Dikurangi dengan pengeluaran untuk bibit, ekspor, kerusakan pascapanen
dan transportasi, diberikan untuk makanan ternak dan untuk cadangan.
c. Jumlah makanan yang ada tersebut dibagi dengan jumlah penduduk
d. Diketahui ketersediaan makanan per kapita pertahun secara nasional

Data food balance sheet tidak dapat memberikan informasi tentang distribusi


dari makanan yang tersedia tersebut untuk berbagai daerah, apalagi gambaran
distribusi ditingkat rumah tangga atau perorangan. Selain itu juga tidak
menggambarkan perkiraan konsumsi pangan masyarakat berdasarkan status
ekonomi, keadaan ekologi, keadaan musim dan sebagainya. Oleh karena itu
FBS tidak boleh dipakai untuk menentukan status gizi masyarakat suatu
negara atau wilayah.

Berdasarkan kegunaannya, data FBS dapat dipakai untuk :

a. Menentukan kebijaksanaan di bidang pertanian seperti produksi bahan


makanan dan distribusi
b. Memperkirakan pola konsumsi masyarakat
c. Mengetahui perubahan pola konsumsi masyarakat
4. Tingkat Rumah Tangga
Konsumsi makanan rumah tangga adalah makanandan minuman yang
tersedia untuk dikonsumsi oleh anggota keluarga atau institusi. Metode
pengukuran konsumsi makanan untuk keluarga atau rumah tangga adalah
sebagai berikut :
a. Metode Pencatatan (Food Account)

8
Metode pencatatan dilakukan dengan melibatkan secara aktif anggota
keluarga, dengan mencatat setiap hari semua makanan yang dibeli,
diterima dari orang lain ataupun dari hasil produksi sendiri setiap hari.
Oleh sebab itu, syarat utama pelaksana food account ini harus dapat baca
tulis dan pelaksananya adalah yang melakukan pengolahan makanan
sehari-hari di rumah tangga.
Petugas diminta untuk mencatat jumlah makanan yang dikonsumsi
dalam URT, termasuk harga eceran bahan makanan tersebut. Cara ini
tidak memperhitungkan makanana cadangan yang ada dirumah tangga
dan juga tidak memperhatikan makanana dan minuman yang dikonsumsi
diuar rumah dan rusak, terbuang/tersisa atau diberikan pada binatang
piaraan. Lamanya pencatatan umumnya tujuh hari (Gibson, 1990).
Pencatatan dilakukan pada formulir tertentu yang telah disiapkan
(Gibson, 2005).
 Kelebihan metode pencatatan (food account) :
a) Cepat dan relatif murah
b) Dapat diketahui tingkat ketersediaan bahan makanan keluarga pada
periode tertentu
c) Dapat diketahui daya beli keluarga terhadap bahan makanan
d) Dapat menjangkau responden lebih banyak

 Kekurangan metode pencatatan (food account) :


a) Kurang teliti, karena anggota keluarga yang diminta mencatat
tersebut tidak berlatar belakang pengumpul data yang profesional
sehingga hasil ukurnya tidak dapat menggambarkan tingkat
konsumsi rumah tangga.

9
b) Sangat tergantung pada kejujuran responden untuk
melaporkan/mencatat makanan dalam keluarga.
b. Metode Pendaftaran Makanan (Food List Method)
Metode pendaftaran ini dilakukan dengan menanyakan dan mencatat
seluruh bahan makanan yang digunakan keluarga selama periode survei
dilakukan (biasanya 1-7 hari). Pencatatan dilakukan berdsarkan jumlah
bahan makanan yang dibeli, harga dan nilai pembeliannya, termasuk
makanan yang dimakan anggota keluarga dluar rumah. Jadi data yang
diperoleh merupakan taksiran/perkiraan dari responnden. Metode ini tidak
memperhitungkan bahan makanan yang terbuang, rusak atau diberikan
pada binatang piaraan.
Jumlah bahan makanan diperkirakan dengan ukuran berat atau URT.
Selain itu dapat dipergunakan alat bantu seperti food model atau contoh
lainnya(gambar-gambar, contoh bahan makanan aslinyadan sebagainya)
untuk membantu daya ingat responden.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara yang dibantu
dengan formulir yang telah disiapkan yaitu, kosioner terstruktur yang
memuat daftar bahan makanan utama yang digunakan keluarga. Karena
data yang diperoleh merupakan taksiran atau perkiraan maka data yang
diperoleh kurang teliti.
 Kelebihan metode pendaftaran makanan :
a) Biaya elatif murah karena hanya membutuhkan waktu yang singkat
 Kekurangan Metode pendaftaran makanan :
a) Hasil yang diperoleh kurang teliti karena, berdasarkan estimasi
atau perkiraan.
b) Sangat subjektif, tergantung kejujuran dari responden.
c) Sangat bergantung pada daya ingat responden.
c. Metode Inventaris (Inventory Method)

10
Metode inventaris juga sering disebut log book method. Prinsipnya
dengan caranya menghitung/mengukur semua persediaan makanana di
rumah tangga (berat dan jenisnya) mulai dari awal sampai akhir survei.
Semua makanan yang diterima, dibeli dan diproduksi sendiri dicatat dan
dihitung/ditimbang setiap hari selama periode pengumpulan data
(biasanya sekitar satu minggu).
Semua makanan yang terbuang, tersisa dan busuk selama
penyimpanan dan diberikan pada orang lain atau binatang peliharaan juga
diperhitungkan. Pencatatan dapat dilakukan oleh petugas atau responden
yang sudah mempu/telah dilatih dan tidak buta huruf (Gibson, 1990).
d. Pencatatan Makanan Rumah Tangga (Household Food Record)
Pengukuran dengan metode household food record ini dilakukan
sedikitnya dalam periode satu minggu oleh responden sendiri. Metode ini
dilaksanakan dengan menimbang atau mengukur dengan URT seluruh
makanan yang ada di rumah, termasuk cara pengolahannya.
Metode ini biasanya tidak menghitung sisa makanan yang terbuang
dan dimakan oleh binatang piaraan. Metode ini dianjurkan untuk
tempat/daerah dimana, tidak banyak variasi penggunaan bahan makanan
dalam keluarga dan masyarakatnya sudah bisa membaca dan menulis.
 Kelebihan metode household food record :
a) Hasil yang diperoleh lebih akurat.  
b) Bila dilakukan dengan menimbang makanan, dapat dihitung
intake zat gizi keluarga
 Kekurangan metode household food record :
a) Terlalu membebani responden
b) Memerlukan biaya cukup mahal, karena responden harus
dikunjungi lebih sering.
c) Tidak cocok untuk responden buta huruf.

11
e. Metode Telepon
Dewasa ini survei konsumsi dengan metode telepon semakin banyak
digunakan terutama untuk daerah perkotaan dimana sarana komunikasi
telepon sudah cukup tersedia. Untuk negara berkembang metode ini
belum banyak dipergunakan karena membutuhkan biaya yang cukup
mahal untuk jasa telepon.
 Kelebihan metode telepon :
a) Relatif cepat, karena tidak harus mengunjungi responden
b) Dapat mencakup responden lebih banyak
 Kekurangan metode telepon :
a) Biaya relatif mahal untuk rekening telepon
b) Sulit dilakukan untuk daerah yang belum mempunyai jaringan
telepon
c) Dapat menyebabkan terjadinya kesalahan interpretasi dari hasil
informasi yang diberikan responden
d) Sangat tergantung pada kejujuran dan motivasi serta kemampuan
responden untuk menyampaikan makanan keluarganya.
5. Tingkat Individu atau Kelompok

Metode pengukuran konsumsi makanan untuk individu antara lain :

a. Metode recall 24 jam
Metode recall adalah salah satu metode yang banyak digunakan dalam
survey konsumsi makanan di berbagai belahan dunia walaupun pada

12
dasarnya metode ini lebih cenderung termasuk kategori kualitatif.  Metod
eini lebih mengedepankan kekuatan daya ingat individu yang
diwawancarai dalam mengkonsumsi makanan selama 24 jam.
Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis
dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang
lau. Dalam metode ini, responden, ibu, atau pengasuh (bila anak masih
kecil) disuruh menceritakan semua yang dimakan dan minum selama 24
jam yang lalu (kemarin).
Biasanya dimulai sejak bangun pagi kemarin sampai dia istirahat tidur
malam harinya, atau dapat dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara
mundur kebelakang sampai 24 jam penuh. Misalnya, petugas datang
pukul 07.00 kerumah responden, maka konsumsi yang ditanyakan adalah
mulai pukul 07.00 (saat itu) dan mundur kebelakang sampai pukul 07.00,
pagi hari sebelumnya. Wawancara dilakukan oleh petugas yang sudah
terlatih dengan menggunakan kuesioner terstruktur.
Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam
data yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena itu,
untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan
individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT (sendok,
gelas, piring, dan lain-lain) atau ukuran lainnya yang bisa dipergunakan
sehari-hari.
Apabila pengukuran hanya dilakukan hanya 1 kali (1x24 jam), maka
data yang diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan
kebiasaan makan individu.  Oleh karena itu recall 24 jam sebaiknya
dilakukan berulang-ulangdan harinya tidak berturut-turut.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam
tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan gizi lebih
optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian
individu (sanjur, 1997).

13
 Kelebihan metode recall 24 jam :
a) Mudah melaksanakannya, serta tidak terlalu membebani
responden
b) Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus
dan tempat yang luas untuk wawancara
c) Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden
d) Dapat digunakan untuk responden buta huruf
e) Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi
individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.
 Kekurangan metode recall 24 jam
a) Tidak dapat menggambarkan asupan makan sehari-hari, bila
hanya dilakukan recall satu hari.
b) Ketepatannya sangata tergantung pada daya ingat responden.
Oleh karena itu responden harus memilki daya ingat yang baik,
sehingga metode ini tidak cocok dilakukan pad anak usia di
bawah 7 tahun, orang tua berusia di atas 70 tahun dan orang yang
hilang ingatan atau orang yang pelupa.
c) The flat slope syndrome yaitu, kecenderungan terhadap responden
yang kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over
estimate) dan bagi responden yang gemuk cenderung melaporkan
lebih sedikit (under estimate).
d) Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil
dalam menggunakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu
yang dipakai menurut kebiasaan masyarakat. Pewawancara harus
dilatih untuk dapat secara tepat menanyakan apa-apa yang
dimakan oleh responden, dan mengenal cara-cara pengolahan
makanan serta pola pangan daerah yang akan diteliti secara
umum.

14
e) Responden harus diberi motifasi dan penjelasan tentang tujuan
dari penelitian.
f) Untuk mendapat gambaran konsumsi makanan sehari-
hari recall jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari
akhir panen, pada saat melakukan upacra-upacara keagamaan,
selamatan dan lai-lain.
b. Metode estimated food records
Metode ini disebut juga food record atau diary record, yang digunakan
untuk memncatat jumlah yang dikonsumsi. Pada metode ini responden
diminta untuk mencatat semua yang ia makan dan minum setiap kali
sebelum makan dalam Ukuran Rumah Tangga (URT) atau menimbang
dalam ukuran berat (gram) dalam periode tertentu (2-4 hari berturut-
turut), termasuk cara persiapan dan pengolahan makanan tersebut.
 Kelebihan metode estimated food record :
a) Metode ini relatif murah dan cepat
b) Dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar
c) Dapat diketahui konsumsi zat gizi sehari
d) Hasilnya relatif lebih akurat
 Kekurangan metode estimated food record :
a) Metode ini terlalu membebani responden, sehingga sering
menyebabkan responden merubah kebiasaan makannya.
b) Tidak cocok untuk responden yang buta huruf
c) Sangat tergantung pada kejujuran dan kemampuan responden
dalam mencatat dan memperkirakan jumlah konsumsi.

c. Metode penimbangan makanan (food weighing)

15
Metode penimbangan makanan merupakan metode yang paling
mendekati angka asupan yang sebenarnya. Pada metode penimbangan
makanan, responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh
makanan yang dikonsumsi individu atau keluarga selama 1 hari.
Penimbangan makanan ini biasanya berlangsung beberapa hari tergantung
dari tujuan, dan penelitian dan tenaga yang tersedia.
Metode ini memerlukan ketelitian dan kesabaran pewawancara dalam
memisahkan bahan makanan yang ada didalam makanan yang akan
ditimbang. Ketika menimbang makanan yang berkuah, pisahkan terlebih
dahulu antara kuah dengan bahan- bahan yang ada dalam makanan
tersebut, lalu timbang satu persatu.
Jika akan melakukan penimbangan makanan yang digoreng, pisahkan
terlebih dahulu antara bahan dan minyak sebanyak mungkin sehingga
minyak yang tertinggal dalam bahan makanan menjadi sedikit mungkin.
Termasuk juga memisahkan bumbu yang melekat pada bahan makanan,
baru dilakukan penimbangan atas bahan tersebut satu persatu.
Bahan yang ditimbang adalah bahan masak sehingga perlu
diperhatikan konversi dari matang ke mentah untuk setiap bahan makanan
yang ada, kemudian perlu juga diperhatikan bagian yang dapat dimakan
untuk setiap bahan makanan. Selain itu juga harus diperhatikan
kandungan minyak yang terdapat didalam hasil olahan makanan tersebut.
Dengan demikian, asupan lemak dari suatu menu akan lebih banyak
didapatkan.
 Kelebihan metode penimbangan :
a) Data yang diperoleh lebih akurat/teliti
 Kekurangan metode penimbangan :
a) Memerlukan waktu dan cukup mahal karena perlu peralatan

16
b) Bila penimbangan dilakukan dalam periode yang cukup lama,
maka responden  dapat merubah kebiasaan makan mereka.
c) Tenaga pengumpul data harus terlatih dan terampil
d) Memerlukan kerjasama yang baik dengan responden.
e) Metode  Riwayat Makan (dietary history method)
Metode ini bersifat kualitatif karena memberikan gambaran pola konsumsi
berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup lama (bisa 1 minggu, 1
bulan, 1 tahun). Burke (1997) menyatakan bahwa, metode ini terdiri dari tiga
komponen yitu :
1. Komponen pertama adalah wawancara (termasuk recall 24 jam), yang
mengumpulkan data tentang apa saja yang dimakan responden selama 24
jam terakhir.
2. Komponen kedua adalah tentang frekuensi penggunaan dari sejumlah
bahan makanan dengan memberikan daftar (check list) yang sudah
disiapkan, untuk mengecek kebenaran dari recall 24 jam tadi.
3. Komponen ketuga adalah pencatatan konsumsi selama 2-3 hari sebagai
cek ulang.
 Kelebihan metode riwayat makan :
a. Dapat memberikan gambaran konsumsi pada periode yang panjang secara
kualitatif dan kuantitatif.
b. Biaya relatif murah
c. Dapat digunakan diklinik gizi untuk membantu mengatasi masalah
kesehatan yang berhubungan dengan pasien
 Kekurangan metode riwayat makan :
a. Terlalu membebani pihak pengumpul data dan responden
b. Sangat sensitif dan membutuhkan pengumpul data yang sangat
terlatih
c. Tidak cocok dipakai untuk survei-survei besar

17
d. Data yang dikumpulkan lebih bersifat kualitatif
e. Biasanya hanya difokuskan pada makanan khusus, sedangkan variasi
makanan sehari-hari tidak diketahui.
d. Metode frekuensi makanan (food frequency)
Metode frekuensi makanan merupakan metode untuk mengukur
kebiasaan makan individu atau keluarga sehari-hari sehingga diperoleh
gambaran pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif.
Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang
frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama
periode tertentu seperti, hari, minggu, bulan atau tahun. Metode ini sangat
mengandalkan daya ingat, baik untuk yang ditanya/ individu sampel
maupun yang menanya/ pewawancara. Oleh karena itu, pewawancara
diisyaratkan harus mempunyai keahlian dan kemampuan yang tinggi dalam
mengpersepsi segala sesuatu yang disampaikan narasumber, tentang tingkat
keseringan narasumber dalam mengkonsumsi bahan makanan tertentu
dalam hari, minggu, bulan dan tahun. Berdasarkan data yang didapatkan,
kemudian dilakukan analisis rata-rata tingkat keseringan konsumsi bahan /
makanan dalam satuan hari, minggu atau bulan dan tahun.
Ketika akan dicari rata-rata konsumsi makanan/ bahan makanan dalam
hari, maka harus dicari data berapa kali jumlah konsumsi makanan tertentu
dalam satu hari. Data dalam minggu kemudian dibagi 7 hari, bulan dibagi
dengan 30 hari, serta tahun dibagi 360 hari untuk mendapatkan konsumsi
rata-rata perhari.
Metode frekuensi makanan dapat memperoleh gambaran pola
konsumsi bahan makanan secara kualitatif, tetapi karena periode
pengamatannya lebih lama dan dapat membedakan individu berdasarkan
rangking tingkat konsumsi konsumsi zat gizi, maka cara ini paling sering
digunakan dalam survey konsumsi gizi.

18
Cara ini juga sering digunakan untuk mengetahui pola konsumsi pada
penderita penyakit tertentu. Sebagai contoh , pada penderita penyakit
diabetes melitus, maka daftar bahan makanan yang dibuat sebaiknya hanya
yang mengandung bahan/ makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi
oleh penderita DM saja.
Kuesioner frekuensi makanan memuat tentang daftar bahan makanan
atau makanan dan frekuensi penggunaan makanan tersebut pada periode
tertentu. Bahan makanan yang ada dalam daftar kuesioner tersebut adalah
yang dikonsumsi dalam frekuensi yang cukup sering oleh responden.
 Kelebihan metode frekuensi makanan :
a. Relatif murah dan sederhana
b. Dapat dilakukan sendiri oleh responden
c. Tidak membutuhkan latihan khusus
d. Dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan
kebiasaan makan.
 Kekurangan metode frekuensi makanan :
a. Tidak dapat untuk menghitung intake gizi sehari
b. Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data
c. Cukup menjemukan bagi pewawancara
d. Perlu membuat percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis
bahan makanan yang akan masuk dalam daftar kuesioner
e. Responden harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi.

2.5 Kesalahan Dalam Pengukuran Konsumsi Makanan

19
Dalam melakukan pengukuran konsumsi makanan atau survey diet, sering
terjadi kesalahan atau bias terhadap hasil yang diperoleh. Macam bias ini secara
umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Bias secara acak
Bias acak terjadi karena kesalahan pengukuran tapi hasilnya tidak
mempengaruhi nila rata-rata.
2. Bias Sistematik
Bias sistematik terjadi karena:
a. Kesalahan dari kuesioner, misal tidak memasukkan bahan makanan yang
sebetulnya penting.
b. Kesalahan pewawancara yang secara sengaja dan berulang melewatkan
pertanyaan tentang makanan tertentu
c. Kesalahan dari alat yang tidak akurat dan tidak di standarkan sebelum
penggunaan.
d. Kesalahan dari daftar komposisi bahan makanan.
Sumber bias dalam pengukuran konsumsi makanan berasal dari beberapa
faktor, antara lain:
 Kesalahan atau bias dari pengumpul data.
 Kesalahan atau bias dari responden.
 Kesalahan atau bias karena alat.
 Kesalahan atau bias dari daftar komposisi bahan makanan.
 Kesalahan atau bias karena kehilangan zat gizi dalam proses
pemasakan, perbedaan penyerapan dan penggunaan zat gizi tertentu
berdasarkan perbedaan fisiologis tubuh.

2.6 Food Inventory


Metode inventaris juga sering disebut log book method. Prinsipnya dengan
caranya menghitung/mengukur semua persediaan makanana di rumah tangga

20
(berat dan jenisnya) mulai dari awal sampai akhir survei. Semua makanan yang
diterima, dibeli dan diproduksi sendiri dicatat dan dihitung/ditimbang setiap hari
selama periode pengumpulan data (biasanya sekitar satu minggu).
Semua makanan yang terbuang, tersisa dan busuk selama penyimpanan dan
diberikan pada orang lain atau binatang peliharaan juga diperhitungkan.
Pencatatan dapat dilakukan oleh petugas atau responden yang sudah mempu/telah
dilatih dan tidak buta huruf (Gibson, 1990).
Langkah metode inventaris :
1) Catat dan timbang/ukur semua jenis bahan makanan yang ada di rumah
pada hari pertama survei.
2) Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang diperoleh (dibeli, dari
kebun, pemberian orang lain, dan makanan diluar rumah) keluarga selama
hari survei.
3) Catat dan ukur semua bahan makanan yang diberikan kepada orang lain,
rusak, terbuang dan sebagainya selama survei.
4) Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang ada dirumah pada hari
terakhir survey.
5) Hitung berat bersih dari tiap-tiap bahan makanan yang digunakan keluarga
selama periode survei.
6) Catat pula jumlah anggota keluarga dan umur masing-masing yang ikut
makan.
7) Hitung rata-rata perkiraan konsumsi keluarga atau konsumsi perkapita
dengan membagi konsumsi keluarga dengan jumlah anggota keluarga.
Peralatan yang diperlukan dalam metode inventaris antara lain :
a. Kuesioner
b. Peralatan atau alat timbang
c. Ukuran rumah tangga (URT)
 Kelebihan dari metode inventaris :

21
a. Hasil yang diperoleh lebih akurat, karena memperhitungkan adanya sisa
dari makanan, terbuang dan rusak selama survei dilakukan.
 Kekurangan metode inventaris:
a. Petugas harus terlatih dalam menggunakan alat ukur dan formulir
pencatatan.
b. Tidak cocok untuk responden yang buta huruf, bila pencatatan dilakukan
oleh responden.
c. Memerlukan peralatan sehingga biaya relatif lebih mahal
d. Memerlukan waktu yang relatif lama.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Survey konsumsi makanan merupakan cara yang digunakan untuk
mengukur asupan zat gizi individu dan keluarga, dengan tujuan untuk
membuat kebijakan, baik bagi pemerintah maupun petugas kesehatan di
rumah sakit atau institusi lainnya. Kemampuan yang tinggi tentang metode
ini wajib dimiliki oleh seorang ahli gizi karena merupakan salah satu
kompetetnsi sebagai ahli gizi.
Metode inventaris juga sering disebut log book method. Prinsipnya
dengan caranya menghitung/mengukur semua persediaan makanana di
rumah tangga (berat dan jenisnya) mulai dari awal sampai akhir survei.
Semua makanan yang diterima, dibeli dan diproduksi sendiri dicatat dan
dihitung/ditimbang setiap hari selama periode pengumpulan data (biasanya
sekitar satu minggu).

3.2 Saran
Dalam pengukuran petugas harus mencatat dengan keadaan sebenar-
benarmnya agar tidak mempengaruhi hasil pengukuran.

23
LAMPIRAN

Contoh Formulir Metode Inventaris

a. Susuna Anggota Keluarga

Nam Hubun Jenis B T Pendidi Pendidikan Kon Ketera


a gan Kela B B kan disi ngan
Angg denga min (k (c Uta Tamba Fisik
ota n KK g) m) ma han
Kelu
rga

b. Ketersediaan Bahan Makanan dalam Rumah Tangga

Hari ke :.................................................

Hari/Tgl Nama Banyaknya Jumlah Asal Keterangan


Bahan Uang (*)
Makanan

*) sawah, kebun, telagan, pekarangan, kolam, ternak, dan lai-lain

24
c. Makanan yang Dihidangkan

Hari/Tg Makan Nama- Jumlah Jumla Keteranga


l Pagi/Siang/Malam* Nama Anggot h n
) Hidanga a yang Tamu
n Makan
Keluarga
Yang
Makan

*) isi salah satu

d. Makanan Diluar

Hari/Tgl Anggota yang Jenis Bahan Tempat Keterangan


Makan Diluar yang Makan *)
Rumah Dimakan

Jenis Umur

*) di restourant, warung, hotel, saudara, dan sebagainya

e. Stok Bahan Makanan

Jenis Stok Bahan Makanan Pada :

25
Bahan Hari-1 Hari-2 Hari-3 Hari-4 Hari-5 Hari-6 Hari-7
Makanan

Keterangan : Pencatatan stok harus dilakukan pada waktu yang sama setiap
hari.

DAFTAR PUSTAKA

https://kesehatanvegan.com/2009/12/01/survey-konsumsi-makanan/

26
https://www.scribd.com/document/366880658/MAKALAH-SURVEI-GIZI-PADA-
MAKANAN-docx

27

Anda mungkin juga menyukai