KONSUMSI MAKANAN ”
MAKALAH
Dalam Mata Kuliah Dasar Gizi Kesehatan Masyarakat
DOSEN PENGAJAR
Prof. Dr. dr. Nova H Kapantow, DAN., MSc., SpGK
dr. Marsella D Amisi., M. Gizi
dr. Nancy S H Malonda., MPH
Maureen I Punuh., SKM, MSi
Yulianty Sanggelorang., SKM, MPH
OLEH :
KELOMPOK 5
Josua E. Sumajow 19111101069
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas
segala berkat dan tuntunan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah tentang “Penentuan Status Gizi Secara Tidak Langsung: Survei
Konsumsi Makanan” dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan tentang penentuan status gizi secara tidak langsung:
survei konsumsi makanan, yang dapat menambah ilmu kami sebagai mahasiswa.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………….……………..ii
BAB I PENDAHULUAN
………………………………………………………...1
1.4 Manfaat
………………………………………………………………..2
ii
3.1 Kesimpulan
…………………………………………………………..14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Bagaimana metode pengukuran berdasarkan sasaran pengamatan?
4. Apa saja kesalahan dalam pengukuran konsumsi makanan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan survei makanan
2. Untuk mengetahui metode pengukuran berdasarkan jenis data yang
diperoleh
3. Untuk mengetahui metode pengukuran berdasarkan sasaran pengamatan
4. Untuk mengetahui kesalahan dalam pengukuran konsumsi makanan
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Pembaca
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penentuan status gizi
secara tidak langsung: survei konsumsi makanan.
1.4.1 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Menambah referensi dan informasi mengenai penentuan status gizi secara
tidak langsung: survei konsumsi makanan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Tujuan Khusus
3
a. Mengetahui asupan zat gizi individu baik mikro maupun makro untuk
keperluan terapi gizi.
e. Mengetahui jumlah zat gizi sebagai fortifikan dan jenis bahan makanan
pembawa vehicle untuk mengatasi defisiensi zat gizi.
Metode Kuantitatif
Metode secara kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah makanan yang
dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan
Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau daftar lain yang diperlukan
seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi Mentah Masak
4
(DKMM) dan Daftar Penyerapan Minyak. Metode-metode untuk pengukuran
konsumsi secara kuantitatif antara lain: Metode recall 24 jam; Perkiraan makanan
(estimated food records); Penimbangan makanan (food weighing); Metode food
account; Metode inventaris (inventory method); Pencatatan (Household food
records)
Metode Kualitatif dan Kuantitatif
Beberapa metode pengukuran bahkan dapat menghasilkan data yang bersifat
kualitatif maupun kuantitatif. Metode tersebut antara lain: Metode recall 24 jam;
Metode riwayat makan (dietary history).
5
karena itu FBS tidak boleh dipakai untuk menentukan status gizi
masyarakat suatu Negara atau wilayah.
Berdasarkan kegunaan, data FBS dapat dipakai untuk:
- Menentukan kebijaksanaan di bidang pertanian seperti produksi
bahan makanan dan distribusi.
- Memperkirakan pola konsumsi masyarakat.
- Mengetahui perubahan pola konsumsi masyarakat.
6
2) Jumlahkan masing-masing jenis bahan makanan tersebut dan
konversikan ke dalam ukuran berat setiap hari.
3) Hitung rata-rata perkiraan penggunaan bahan makanan setiap hari.
7
diperoleh merupakan taksiran atau perkiraan maka data yang diperoleh
kurang teliti. Langkah-langkah metode pendaftaran makanan:
o Catat semua jenis bahan makanan atau makanan yang masuk ke
rumah tangga dalam URT berdasarkan jawaban responden selama
peiode survei.
o Catat jumlah makanan yang dikonsumsi masing-masing anggota
keluarga baik di rumah maupun di luar rumah.
o Jumlahkan semua bahan makanan yang diperoleh.
o Catat umur dan jenis kelamin anggota keluarga yang ikut makan.
o Hitung rata-rata perkiraan konsumsi bahan makanan sehari untuk
keluarga.
o Bila ingin mengetahui perkiraan konsumsi perkapita, dibagi
dengan jumlah anggota keluarga.
8
atau responden yang sudah mampu/telah dilatih dan tidak buta huruf
(Gibson, 1990). Langkah-langkah metode inventaris:
a. Catat dan timbang/ukur semua jenis bahan makanan yang ada
di rumah tangga hari pertama survei.
b. Catat dan ukur semua bahan makanan yang diperoleh (dibeli,
dari kebun, pemberian orang lain dan makan di luar rumah)
keluarga selama hari survei.
c. Catat dan ukur semua bahan makanan yang diberikan kepada
orang lain, rusak, terbuang, dan sebagainya selama hari survei.
d. Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang ada di rumah
pada hari terakhir survei.
e. Hitung berat bersih dari tiap-tiap bahan makanan yang
digunakan keluarga selama periode survei.
f. Catat pula jumlah anggota keluarga dan umur masing-masing
yang ikut makan.
g. Hitung rata-rata perkiraan konsumsi keluarga atau konsumsi
perkapita dengan membagi konsumsi keluarga dengan jumlah
anggota keluarga.
Peralatan yang diperlukan dalam metode inventaris antara lain:
o Kuesioner
o Peralatan atau alat timbang
o Ukuran Rumah Tangga Kelebihan
9
d. Memerlukan waktu yang relatif lebih lama.
10
7. Metode Telepon
Dewasa ini survei konsumsi makanan dengan metode telepon semakin
banyak digunakan terutama di daerah perkotaan dimana sarana
komunikasi telepon sudah tersedia. Untuk negara berkembang metode ini
belum layak dilakukan karena membutuhkan biaya yang cukup mahal
untuk jasa telepon. Langkah-langkah metode Telepon:
1) Petugas melakukan wawancara terhadap responden melalui telepon
tentang persediaan makanan yang dikonsumsi keluarga selama
periode survei.
2) Hitung persediaan makanan keluarga berdasarkan hasil wawancara
melalui telepon tersebut.
3) Tentukan pola konsumsi keluarga.
11
Kesalahan dari kuesioner. Kesalahan kuesioner antara lain adalah
kesalahan dalam menerjemahkan tujuan pengumpulan data,
kepada format yang dipakai, atau dapat juga disebabkan karena
kuesioner yang disusun tidak sesuai alur.
Kesalahan Pewawancara. Pewawancara yang dipakai dalam
pengumpulan data harus mempunyai kualifikasi yang sesuai
sehingga diperlukan pengujian terhadap kemampuan
pengukurannya, minimal mempunyai nilai r=0,7
Kesalahan dari alat yang tidak akurat. Kesalahan ini terjadi karena
ketidakakuratan alat yang digunakan. Harus sensitif dengan
tingkat ketelitian sekecil mungkin.
Kesalahan DKBM, DKBM adalah daftar bahan makanan yang
berada di Indonesia dalam bentuk zat gizi. DKBM berguna untuk
merencanakan hidangan makanan yang baik dan memenuhi
kebutuhan zat gizi, juga dapat digunakan untuk menilai apakah
konsumsi makanan sehari-hari telah memenuhi kecukupan zat
gizi, baik bagi perorangan, keluarga, maupun sekelompok orang
besar.
12
e. Kesalahan karena kehilangan zat gizi dalam proses pemasakan
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kualitas makanan adalah gambaran umum yang makanan yang
dikonsumsi berdasarkan ketersediaan semua sumber bahan makanan dan semua
sumber zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Berdasarkan jenis data yang diperoleh,
maka pengukuran konsumsi makanan menghasilkan dua jenis data konsumsi,
yaitu bersifat kualitatif dan kuantatif. Metode yang bersifat kualitatif biasanya
untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan
makanan dan menggali informasi tentang kebiasaan makan (food habits) serta
cara-cara memperoleh bahan makanan tersebut. Metode-metode pengukuran
konsumsi makanan bersifat kualitatif antara lain: Metode frekuensi makanan (food
frequencf); Metode dietary history; Metode telepon; Metode pendaftaran makanan
(food list). Metode secara kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah
makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan
menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau daftar lain yang
diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi
MentahMasak (DKMM) dan Daftar Penyerapan Minyak. Metode-metode untuk
pengukuran konsumsi secara kuantitatif antara lain: Metode recall 24 jam;
Perkiraan makanan (estimated food records); Penimbangan makanan (food
weighing); Metode food account; Metode inventaris (inventory method);
Pencatatan (Household food records). Beberapa metode pengukuran bahkan dapat
menghasilkan data yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
Metode pengukuran konsumsi makanan untuk keluarga atau rumah tangga
adalah sebagai berikut: Pencatatan (food account); Metode Pendaftaran (food list);
Metode inventaris (inventory method); Pencatatan makanan rumah tangga
(household food record); Metode Pencatatan (Food Account). Metode pencatatan
dilakukan dengan cara keluarga mencatat setiap hari semua makanan yang dibeli,
diterima dari orang lain ataupun dari hasil produksi sendiri. Cara ini tidak
memperhitungakan makanan cadangan yang ada di rumah tangga dan juga tidak
14
memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi di luar rumah atau
rusak, terbuang/tersisa atau diberikan pada binatang. Metode Pendaftaran
Makanan (Food List Method) dilakukan dengan menanyakan dan mencatat
seluruh bahan makanan yang digunakan keluarga selama periode survei dilakukan
(biasanya 1-7 hari).
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami penentuan status gizi secara tidak
langsung: survei konsumsi makanan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Sirajudin, Surmita & Astuti, T. 2018. Buku Ajar Gizi: Survey Konsumsi Pangan.
Kemenkes RI
Utami, ni wayan arya. 2016. Modul survei konsumsi makanan 2016. Universitas
udayana. Indonesia
Hardinsyah dan I. Supariasa (ed). 2016. Ilmu Gizi Teori Dan Aplikasi. EGC.
Jakarta
16