Anda di halaman 1dari 20

“PENENTUAN STATUS GIZI SECARA TIDAK LANGSUNG : SURVEI

KONSUMSI MAKANAN ”

MAKALAH
Dalam Mata Kuliah Dasar Gizi Kesehatan Masyarakat

DOSEN PENGAJAR
Prof. Dr. dr. Nova H Kapantow, DAN., MSc., SpGK
dr. Marsella D Amisi., M. Gizi
dr. Nancy S H Malonda., MPH
Maureen I Punuh., SKM, MSi
Yulianty Sanggelorang., SKM, MPH
OLEH :
KELOMPOK 5
Josua E. Sumajow 19111101069

Madelyn M. Gendaren 19111101071

Gledis V. Langi 19111101067

Febriyanti L. Tuwaidan 19111101066

Jovinka M. Nebuida 19111101088

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas
segala berkat dan tuntunan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah tentang “Penentuan Status Gizi Secara Tidak Langsung: Survei
Konsumsi Makanan” dengan baik.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan tentang penentuan status gizi secara tidak langsung:
survei konsumsi makanan, yang dapat menambah ilmu kami sebagai mahasiswa.

Dalam pembuatan makalah kami telah berusaha untuk dapat menyusun


makalah ini dengan baik, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar kedepannya dapat diperbaiki.

Kami tururt berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu


memberikan saran dan masukan sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Besar
harapan kami makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Manado, 25 Februari 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………….…….……..i

DAFTAR ISI……………………………………………………….……………..ii

BAB I PENDAHULUAN
………………………………………………………...1

1.1 Latar Belakang


………………………………………………………...1

1.2 Rumusan Masalah


……………………………………………………..1

1.3 Tujuan …………………………………………………………………


2

1.4 Manfaat
………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………….………………...…


3

2.1 Tujuan Survey Makanan ………………………………………………


3

2.2 Metode Pengukuran Berdasarkan Jenis Data Yang Diperoleh


………...4

2.3 Metode Pengukuran Berdasarkan Sasaran Pengamatan


……………….5

2.4 Kesalahan Dalam Pengukuran Konsumsi Makanan …………………


11

BAB III PENUTUP


……………………………………………………………..14

ii
3.1 Kesimpulan
…………………………………………………………..14

3.2 Saran …………………………………………………………………15

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..


………….16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Survei konsumsi pangan adalah serangkaian kegiatan pengukuran
konsumsi makanan pada individu, keluarga dan kelompok masyarakat dengan
menggunakan metode pengukuran yang sistematis, menilai asupan zat gizi dan
mengevaluasi asupan zat gizi sebagai cara penilaian status gizi secara tidak
langsung. Pola Konsumsi adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan
jumlah bahan makanan rata-rata per orang per hari, yang umum dikonsumsi
masyarakat dalam jangka waktu tertentu. Jenis bahan makanan yang
dikonsumsi idealnya memenuhi syarat kualitas maupun kuantitas. Secara
kualitas pangan yang dikonsumsi harus mampu memenuhi seluruh kebutuhan
zat gizi. Bahan pangan yang dikonsumsi apabila telah mampu menyediakan
semua jenis zat gizi yang dibutuhkan maka ia disebut berkualitas.
Kekurangan gizi diawali dari asupan gizi yang tidak cukup, sebaliknya
kelebihan gizi disebabkan dari asupan gizi yang lebih dari kebutuhan tubuh.
Ketidakcukupan asupan gizi atau kelebihan asupan gizi dapat diketahui
melalui pengukuran konsumsi pangan (dietary methode). Asupan zat gizi dari
makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi status gizi individu.
Pengukuran konsumsi makanan sering juga disebut survei konsumsi pangan,
merupakan salah satu metode pengukuran status gizi. Asupan makan yang
kurang akan mengakibatkan status gizi kurang. Sebaliknya, asupan makan
yang lebih akan mengakibatkan status gizi lebih. Tujuan umum dari
pengukuran konsumsi pangan adalah untuk mengetahui asupan gizi dan
makanan serta mengetahui kebiasaan dan pola makan, baik pada individu,
rumah tangga, maupun kelompok masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa tujuan survei makanan?
2. Bagaimana metode pengukuran berdasarkan jenis data yang diperoleh?

1
3. Bagaimana metode pengukuran berdasarkan sasaran pengamatan?
4. Apa saja kesalahan dalam pengukuran konsumsi makanan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan survei makanan
2. Untuk mengetahui metode pengukuran berdasarkan jenis data yang
diperoleh
3. Untuk mengetahui metode pengukuran berdasarkan sasaran pengamatan
4. Untuk mengetahui kesalahan dalam pengukuran konsumsi makanan

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Pembaca
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penentuan status gizi
secara tidak langsung: survei konsumsi makanan.
1.4.1 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Menambah referensi dan informasi mengenai penentuan status gizi secara
tidak langsung: survei konsumsi makanan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Survei Makanan


Survei konsumsi pangan sebagai fungsi dari penilaian status gizi secara
tidak langsung bertujuan untuk memberikan informasi awal tentang kondisi
asupan zat gizi individu, keluarga dan kelompok masyarakat saat ini dan masa
lalu. Pada sisi ini diketahui bahwa informasi tentang kualitas dan kuantitas asupan
zat gizi saat ini dan masa lalu adalah cerminan untuk status gizi masa yang akan
datang. Konsumsi hari ini akan memengaruhi kondisi kesehatan dan gizi dimasa
yang akan datang. Status asupan gizi saat ini yang diketahui dari kuantitas dan
kualitas makanan di meja makan, adalah bermanfaat untuk mendeskripsikan status
gizi dimasa yang akan datang. Kualitas makanan adalah gambaran umum yang
makanan yang dikonsumsi berdasarkan ketersediaan semua sumber bahan
makanan dan semua sumber zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Secara kualitas
maksudnya adalah ketersediaan semua zat gizi yang dibutuhkan dari bahan
makanan yang idealnya tersedia. Perbedaan dengan pendekatan kuantitas adalah
pada jumlahnya. Jika secara kualitas hanya dilihat apakah semua zat gizi sudah
tersedia sedangkan secara kuantitas melihat apakah semua zat gizi sudah
memenuhi jumlahnya. Baik sudut pandang kuantitas maupun kualitas tidak dapat
berdiri sendiri melainkan harus dilihat seperti dua sisi mata uang.
Mendeskripsikan status asupan gizi secara kualitas dan kuantitas inilah, maka
diperlukan metode penilaian konsumsi pangan yang tepat pada kondisi khusus dan
kondisi umum. Kondisi khusus adalah tingkat individu dan kondisi umum adalah
pada tingkat populasi. Berdasarkan penjelasan di atas maka tujuan penilaian
konsumsi pangan dapat diuraikan sebagai berikut
1. Tujuan Umum
Tujuan umum survei konsumsi pangan adalah untuk mengetahui gambaran
umum konsumsi pangan individu, kelompok dan masyarakat baik secara
kualitatif maupun secara kuantitatif dalam rangka menilai status gizi
secara tidak langsung.

2. Tujuan Khusus

3
a. Mengetahui asupan zat gizi individu baik mikro maupun makro untuk
keperluan terapi gizi.

b. Mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi individu pada periode


waktu tertentu.

c. Mengetahui kebiasaan makan individu.

d. Mengetahui kekerapan konsumsi bahan makanan tertentu sebagai risiko


timbulnya masalah gizi.

e. Mengetahui jumlah zat gizi sebagai fortifikan dan jenis bahan makanan
pembawa vehicle untuk mengatasi defisiensi zat gizi.

f. Mengetahui kualitas dan kuantitas asupan gizi keluarga.

g. Mengetahui besarnya risiko kerawanan pangan dan cara intervensi


dalam rangka ketahanan pangan wilayah.

2.2 Metode Pengukuran Berdasarkan Jenis Data Yang Diperoleh


Berdasarkan jenis data yang diperoleh, maka pengukuran konsumsi
makanan menghasilkan dua jenis data konsumsi, yaitu bersifat kualitatif dan
kuantatif.
Metode kualitatif
Metode yang bersifat kualitatif biasanya untuk mengetahui frekuensi makan,
frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang
kebiasaan makan (food habits) serta cara-cara memperoleh bahan makanan
tersebut. Metode-metode pengukuran konsumsi makanan bersifat kualitatif antara
lain: Metode frekuensi makanan (food frequency); Metode dietary history;
Metode telepon; Metode pendaftaran makanan (food list).

Metode Kuantitatif
Metode secara kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah makanan yang
dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan
Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau daftar lain yang diperlukan
seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi Mentah Masak

4
(DKMM) dan Daftar Penyerapan Minyak. Metode-metode untuk pengukuran
konsumsi secara kuantitatif antara lain: Metode recall 24 jam; Perkiraan makanan
(estimated food records); Penimbangan makanan (food weighing); Metode food
account; Metode inventaris (inventory method); Pencatatan (Household food
records)
Metode Kualitatif dan Kuantitatif
Beberapa metode pengukuran bahkan dapat menghasilkan data yang bersifat
kualitatif maupun kuantitatif. Metode tersebut antara lain: Metode recall 24 jam;
Metode riwayat makan (dietary history).

2.3 Metode Pengukuran Berdasarkan Sasaran Pengamatan


1. Tingkat Nasional
Untuk menghitung tingkat konsumsi masyarakat dan perkiraan kecukupan
persediaan makanan secara nasional pada suatu wilayah atau Negara
dilakukan dengan cara Food Balance Sheet (FBS).
Langkah-langkah perhitungan FBS:
- Menghitung kapasitas produksi makanan dalam satu tahun (berasal
dari persediaan, cadangan, produksi dan impor bahan makanan dari
Negara atau wilayah lain).
- Dikurangi dengan pengeluaran untuk bibit, ekspor, kerusakan
pasca panen dan transportasi, diberikan untuk makanan ternak dan
untuk cadangan.
- Jumlah makanan yang ada tersebut dibagi dengan jumlah
penduduk.
- Diketahui ketersediaan makanan perkapita pertahun secara
nasional.
Data FBS tidak dapat memberikan informasi tentang distribusi dari
makanan yang tersedia tersebut untuk berbagai daerah, apalagi gambaran
distribusi di tingkat rumah tangga atau perorangan. Selain itu juga tidak
menggambarkan perkiraan konsumsi pangan masyarakat berdasarkan
status ekonomi, keadaan ekoligi, keadaan musim dan sebagainya. Oleh

5
karena itu FBS tidak boleh dipakai untuk menentukan status gizi
masyarakat suatu Negara atau wilayah.
Berdasarkan kegunaan, data FBS dapat dipakai untuk:
- Menentukan kebijaksanaan di bidang pertanian seperti produksi
bahan makanan dan distribusi.
- Memperkirakan pola konsumsi masyarakat.
- Mengetahui perubahan pola konsumsi masyarakat.

2. Tingkat Rumah tangga


Konsumsi makanan rumah tangga adalah makanan dan minuman yang
tersedia untuk dikonsumsi oleh anggota keluarga atau institusi. Metode
pengukuran konsumsi makanan untuk keluarga atau rumah tangga adalah
sebagai berikut:
- Pencatatan (food account)
- Metode Pendaftaran (food list)
- Metode inventaris (inventory method)
- Pencatatan makanan rumahtangga (household food record)

3. Metode Pencatatan (Food Account)


Metode pencatatan dilakukan dengan cara keluarga mencatat setiap hari
semua makanan yang dibeli, diterima dari orang lain ataupun dari hasil
produksi sendiri. Jumlah makanan dicatat dalam URT, termasuk harga
eceran bahan makanan tersebut. Cara ini tidak memperhitungakan
makanan cadangan yang ada di rumah tangga dan juga tidak
memperhatikan makanan dan minuman ynag dikonsumsi di luar rumah
atau rusak, terbuang/tersisa atau diberikan pada binatang. Lamanya
pencatatan umumnya tujuh hari. Pencatatan dilakukan pada formulir
tertentu yang telah dipersiapkan. Langkah-langkah pencatatan (Food
Account):
1) Keluarga mencatat seluruh makanan yang masuk ke rumah yang
berasal dari berbagai sumber tiap hari dalam URT (ukuran rumah
tangga) atau satuan ukuran volume atau berat.

6
2) Jumlahkan masing-masing jenis bahan makanan tersebut dan
konversikan ke dalam ukuran berat setiap hari.
3) Hitung rata-rata perkiraan penggunaan bahan makanan setiap hari.

Kelebihan metode pencatatan (food account)


- Cepat dan relatif murah.
- Dapat diketahui tingkat ketersediaan bahan makanan keluarga pada
periode tertentu.
- Dapat diketahui daya beli keluarga terhadap bahan makanan.
- Dapat menjangkau responden lebih banyak.

Kekurangan metode pencatatan (food record)


 Kurang teliti, sehingga tidak dapat menggambarkan tingkat
konsumsi rumah tangga.
 Sangat tergantung pada kejujuran responden untuk
melaporkan/mencatat makanan dalam keluarga.

4. Metode Pendaftaran Makanan (Food List Method)


Metode pendaftaran makanan dilakukan dengan menanyakan dan mencatat
seluruh bahan makanan yang digunakan keluarga selama periode survei
dilakukan (biasanya 1-7 hari). Pencatatan dilakukan berdasarkan jumlah
bahan makanan yang dibeli, harga dan jumlah pembeliannya, termasuk
makanan yang dimakan anggota keluarga di luar rumah. Jadi data yang
diperoleh merupakan taksiran/perkiraan dari responden. Metode ini tidak
memperhitungkan bahan makanan yang terbuang, rusak atau diberikan
pada binatang peliharaan. Jumlah bahan makanan diperkirakan dengan
ukuran berat atau URT. Selain itu dapat dipergunakan alat bantu seperti
“food model” atau contoh lainnya (gambar-gambar, contoh bahan
makanan aslinya dan sebagainya) untuk membantu daya ingat responden.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara yang dibantu dengan
formulir yang telah disiapkan, yaitu kuesioner terstruktur yang memuat
daftar bahan makanan utama yang digunakan keluarga. Karena data yang

7
diperoleh merupakan taksiran atau perkiraan maka data yang diperoleh
kurang teliti. Langkah-langkah metode pendaftaran makanan:
o Catat semua jenis bahan makanan atau makanan yang masuk ke
rumah tangga dalam URT berdasarkan jawaban responden selama
peiode survei.
o Catat jumlah makanan yang dikonsumsi masing-masing anggota
keluarga baik di rumah maupun di luar rumah.
o Jumlahkan semua bahan makanan yang diperoleh.
o Catat umur dan jenis kelamin anggota keluarga yang ikut makan.
o Hitung rata-rata perkiraan konsumsi bahan makanan sehari untuk
keluarga.
o Bila ingin mengetahui perkiraan konsumsi perkapita, dibagi
dengan jumlah anggota keluarga.

Kekurangan metode pendaftaran


o Kurang teliti, sehingga tidak dapat menggambarkan tingkat
konsumsi rumah tangga.
o Hasil yang diperoleh kurang teliti karena berdasarkan estimasi atau
perkiraan.
o Sangat subyektif, tergantung kejujuran dari responden.
o Sangat tergantung pada daya ingat responden.

5. Metode Inventaris (Inventory Method)


Metode inventaris ini juga sering disebut log book method. Prinsipnya
dengan cara menghitung/mengukur semua persediaan makanan di rumah
tangga (berat dan jenisnya) mulai dari awal sampai akhir survei. Semua
makanan yang diterima, dibeli, dan dari produksi sendiri dicatat dan
dihitung/ditimbang setiap hari selama periode pengumpulan data (biasanya
selama sekitar satu minggu). Semua makanan yang terbuang, tersisa dan
busuk selama penyimpanan dan diberikan pada orang lain atau binatang
peliharaan juga diperhitungkan. Pencatatan dapat dilakukan oleh petugas

8
atau responden yang sudah mampu/telah dilatih dan tidak buta huruf
(Gibson, 1990). Langkah-langkah metode inventaris:
a. Catat dan timbang/ukur semua jenis bahan makanan yang ada
di rumah tangga hari pertama survei.
b. Catat dan ukur semua bahan makanan yang diperoleh (dibeli,
dari kebun, pemberian orang lain dan makan di luar rumah)
keluarga selama hari survei.
c. Catat dan ukur semua bahan makanan yang diberikan kepada
orang lain, rusak, terbuang, dan sebagainya selama hari survei.
d. Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang ada di rumah
pada hari terakhir survei.
e. Hitung berat bersih dari tiap-tiap bahan makanan yang
digunakan keluarga selama periode survei.
f. Catat pula jumlah anggota keluarga dan umur masing-masing
yang ikut makan.
g. Hitung rata-rata perkiraan konsumsi keluarga atau konsumsi
perkapita dengan membagi konsumsi keluarga dengan jumlah
anggota keluarga.
Peralatan yang diperlukan dalam metode inventaris antara lain:
o Kuesioner
o Peralatan atau alat timbang
o Ukuran Rumah Tangga Kelebihan

Metode Inventaris: Hasil yang diperoleh lebih akurat karena


memperhitungkan adanya sisa makanan, terbuang dan rusak selama survei
dilakukan.
Kekurangan Metode Inventaris:
a. Petugas harus terlatih dalam menggunakan alat ukur dan
formulir pencatatan.
b. Tidak cocok untuk responden yang buta huruf, bila pencatatan
dilakukan oleh responden.
c. Memerlukan peralatan sehingga biaya relatif mahal.

9
d. Memerlukan waktu yang relatif lebih lama.

6. Pencatatan Makanan Rumah Tangga (Household Food Record)


Pengukuran dengan metode ini dilakukan sedikitnya dalam periode satu
minggu oleh responden sendiri. Dilaksanakan dengan menimbang atau
mengukur dengan URT seluruh makanan yang ada di rumah, termasuk
cara pengolahannya. Biasanya tidak memperhitungkan sisa makanan yang
terbuang dan dimakan oleh binatang peliharaan.
Metode ini dianjurkan untuk tempat/daerah dimana tidak banyak variasi
penggunaan bahan makanan dalam keluarga dan masyarakatnya sudah
bisa membaca dan menulis. Langkah-langkah metode Pencatatan Makanan
Rumah Tangga:
1) Responden mencatat dan menimbang/mengukur semua makanan
yang dibeli dan diterima oleh keluarga selama waktu survei
(biasanya satu minggu).
2) Mencatat dan menimbang/mengukur semua makanan yang
dimakan keluarga, termasuk sisa dan makanan yang dimakan oleh
tamu.
3) Mencatat makanan yang dimakan anggota keluarga di luar rumah.
4) Hitung rata-rata konsumsi keluarga atau konsumsi perkapita.

Kelebihan metode Pencatatan Makanan Rumah Tangga:

(a) Hasil yang diperoleh lebih akurat, bila dilakukan dengan


menimbang makanan.
(b) Dapat dihitung intake zat gizi keluarga.

Kekurangan metode Pencatatan Makanan Rumah Tangga:


1) Terlalu membebani responden.
2) Memerlukan biaya cukup mahal karena responden harus
dikunjungi lebih sering.
3) Memerlukan waktu yang cukup lama.
4) Tidak cocok untuk responden yang buta huruf.

10
7. Metode Telepon
Dewasa ini survei konsumsi makanan dengan metode telepon semakin
banyak digunakan terutama di daerah perkotaan dimana sarana
komunikasi telepon sudah tersedia. Untuk negara berkembang metode ini
belum layak dilakukan karena membutuhkan biaya yang cukup mahal
untuk jasa telepon. Langkah-langkah metode Telepon:
1) Petugas melakukan wawancara terhadap responden melalui telepon
tentang persediaan makanan yang dikonsumsi keluarga selama
periode survei.
2) Hitung persediaan makanan keluarga berdasarkan hasil wawancara
melalui telepon tersebut.
3) Tentukan pola konsumsi keluarga.

Kelebihan metode Telepon:

a) Relatif cepat karena tidak harus mengunjungi responden.


b) Dapat mencakup responden lebih banyak.

Kekurangan metode Telepon:


(a) Biaya relatif lebih mahal untuk rekening telepon
(b) Sulit dilakukan pada daerah yang belum memiliki jaringan telepon
(c) Dapat menyebabkan terjadinya kesalahan interpretasi dari hasil
informasi yang diberikan responden
(d) Sangat tergantung pada kejujuran dan motivasi serta kemampuan
responden untuk menyampaikan makanan keluarganya

2.4 Kesalahan Dalam Pengukuran Konsumsi Makanan


Ketika melakukan pemilihan metode konsumsi makanan, beberapa kesalahan
atau bias yang dapat terjadi, antara lain:
a. Bias secara acak (random bias). Bias acak terjadi karena kesalahan
dalam pemilihan narasumber.
b. Bias Sistematik, terjadi karena :

11
 Kesalahan dari kuesioner. Kesalahan kuesioner antara lain adalah
kesalahan dalam menerjemahkan tujuan pengumpulan data,
kepada format yang dipakai, atau dapat juga disebabkan karena
kuesioner yang disusun tidak sesuai alur.
 Kesalahan Pewawancara. Pewawancara yang dipakai dalam
pengumpulan data harus mempunyai kualifikasi yang sesuai
sehingga diperlukan pengujian terhadap kemampuan
pengukurannya, minimal mempunyai nilai r=0,7
 Kesalahan dari alat yang tidak akurat. Kesalahan ini terjadi karena
ketidakakuratan alat yang digunakan. Harus sensitif dengan
tingkat ketelitian sekecil mungkin.
 Kesalahan DKBM, DKBM adalah daftar bahan makanan yang
berada di Indonesia dalam bentuk zat gizi. DKBM berguna untuk
merencanakan hidangan makanan yang baik dan memenuhi
kebutuhan zat gizi, juga dapat digunakan untuk menilai apakah
konsumsi makanan sehari-hari telah memenuhi kecukupan zat
gizi, baik bagi perorangan, keluarga, maupun sekelompok orang
besar.

Sumber bias dalam pengukuran konsumsi makanan, antara lain adalah:

a. Kesalahan atau bias dari pengumpul data. Kesalahan yang umum


terjadi adalah karena over underestimate dari peneliti dalam
mengapresiasi apa yang dikonsumsi oleh narasumber.
b. Kesalahan dari responden. Kesalahan ini terjadi karena narasumber
melebih-lebihkan atau mengurangi ukuran atau jumlah makanan yang
dikonsumsi.
c. Kesalahan karena alat
d. Kesalahan DKBM

12
e. Kesalahan karena kehilangan zat gizi dalam proses pemasakan

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kualitas makanan adalah gambaran umum yang makanan yang
dikonsumsi berdasarkan ketersediaan semua sumber bahan makanan dan semua
sumber zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Berdasarkan jenis data yang diperoleh,
maka pengukuran konsumsi makanan menghasilkan dua jenis data konsumsi,
yaitu bersifat kualitatif dan kuantatif. Metode yang bersifat kualitatif biasanya
untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan
makanan dan menggali informasi tentang kebiasaan makan (food habits) serta
cara-cara memperoleh bahan makanan tersebut. Metode-metode pengukuran
konsumsi makanan bersifat kualitatif antara lain: Metode frekuensi makanan (food
frequencf); Metode dietary history; Metode telepon; Metode pendaftaran makanan
(food list). Metode secara kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah
makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan
menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau daftar lain yang
diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi
MentahMasak (DKMM) dan Daftar Penyerapan Minyak. Metode-metode untuk
pengukuran konsumsi secara kuantitatif antara lain: Metode recall 24 jam;
Perkiraan makanan (estimated food records); Penimbangan makanan (food
weighing); Metode food account; Metode inventaris (inventory method);
Pencatatan (Household food records). Beberapa metode pengukuran bahkan dapat
menghasilkan data yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
Metode pengukuran konsumsi makanan untuk keluarga atau rumah tangga
adalah sebagai berikut: Pencatatan (food account); Metode Pendaftaran (food list);
Metode inventaris (inventory method); Pencatatan makanan rumah tangga
(household food record); Metode Pencatatan (Food Account). Metode pencatatan
dilakukan dengan cara keluarga mencatat setiap hari semua makanan yang dibeli,
diterima dari orang lain ataupun dari hasil produksi sendiri. Cara ini tidak
memperhitungakan makanan cadangan yang ada di rumah tangga dan juga tidak

14
memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi di luar rumah atau
rusak, terbuang/tersisa atau diberikan pada binatang. Metode Pendaftaran
Makanan (Food List Method) dilakukan dengan menanyakan dan mencatat
seluruh bahan makanan yang digunakan keluarga selama periode survei dilakukan
(biasanya 1-7 hari).

3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami penentuan status gizi secara tidak
langsung: survei konsumsi makanan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sirajudin, Surmita & Astuti, T. 2018. Buku Ajar Gizi: Survey Konsumsi Pangan.
Kemenkes RI

Syarfaini, 2014. Berbagai Cara Menilai Status Gizi Masyarakat. Alauddin


University Press

Thamaria, N. 2017. Buku Ajar Gizi: Penilaian Status Gizi. Kemenkes RI

Utami, ni wayan arya. 2016. Modul survei konsumsi makanan 2016. Universitas
udayana. Indonesia

Hardinsyah dan I. Supariasa (ed). 2016. Ilmu Gizi Teori Dan Aplikasi. EGC.
Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai