DosenPengampu:
Ibu Septalia Isharyati, S.ST., MPH
Oleh:
KELAS B
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEMARANG KAMPUS KENDAL
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpah
kanrahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah “Status Gizi Pada
Remaja” yang saya tulis selesai pada waktunya tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai
dengan harapan.
Ucapan terima kasih saya sampai kankepada Ibu Ana Sundari, S.ST., M.Keb., MPH
sebagai dosen pengampu mata kuliah Asuhan Kebidanan yang telahmembantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunanmakalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunanmakalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
ii
DAFTAR ISI
Hlm
COVER ……………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. iii
BAB I: PENDAHULUAN
B. LatarBelakang…………………………………………………......... 1
D. Rumusan Masalah ……………………………………………...
E. TujuanPenulisan………………………………………………
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja merupakan periode terjadinya perubahan yang signifikan pada fisik dan
psikis selama periode pertumbuhan dan perkembangan manusia. Ketika memasuki
masa remaja terjadi peningkatan laju pertumbuhan dan puncak masa pertumbuhan
tulang sehingga konsumsi asupan gizi harus memadai. Konsumsi makanan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan remaja dapat menimbulkan malnutrisi berupa kekurangan
maupun kelebihan gizi. Kekurangan gizi dapat mengakibatkan kerentanan terhadap
penyakit akibat menurunnya sistem imun tubuh dan meningkatkan resiko stunting
atau tubuh pendek pada remaja sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan remaja.
Asupan energi saat sarapan mempengaruhi kecukupan zat gizi remaja saat ke
sekolah. Remaja merupakan usia yang rentan mengalami permasalahan gizi yang
terkait perubahan pola hidup terutama kebiasaan makan dan aktifitas fisik. Asupan
gizi yang adekuat dan optimal akan menghasilkan status gizi baik pada remaja. Saat
iv
ini penelitian yang membahas tentang hubungan frekuensi dan kontribusi energi dari
sarapan dengan status gizi masih belum banyak diteliti di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
v
Status gizi dapat diketahui melalui pengukuran beberapa parameter, kemudian
hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan standar atau rujukan. Peran
penilaian status gizi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya status gizi yang
salah. Oleh karena itu dengan diketahuinya status gizi, dapat dilakukan upaya
untuk memperbaiki tingkat Kesehatan pada masyarakat. Status gizi seseorang
tergantung dari asypan gizi dan kebutuhannya, jika antara asupan gizi dengan
kebutuhan tubuhnya seimbang, maka akan menghasilkan status gizi baik.
Masa remaja adalah masa transisi yang sangat penting untuk kehidupan
selanjutnya, namun banyak remaja yang tidak melewati masa ini dengan optimal.
Remaja awal yang dikategorikan sebagai siswa Sekolah Menengah Pertama
(SMP), dimana kegiatan sudah banyak dan dengan konsumsi yang tidak terkontol
penuh oleh orang tua. Lingkungan dan gaya hidup membuat remaja dihadapkan
kepada maslah gizi ganda yaitu kelebihan dan kekurangan gizi.
Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu penelitian status gizi
secara langsung dan tidak langsung.
vi
tissue) seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau organ-organ
yang terdekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk srvey klinis sevara cepat.
3. Biokimia
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan specimen yang diuji secara
laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh seperti
hati dan otot. Digunakan sebagai suatu peringatan bahwa kemungkinan
akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala
klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih
banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
2. Statistic Vital
Dengan cara menganalisis data beberapa statistic Kesehatan seperti
angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian
akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan
gizi. Penggunaannya dipetimbangkan sebagai bagian bagian dari
indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
3. Faktor Ekologi
Malnutrisi merupakan maslah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa
faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah mekanan yang
tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah,
irigasi, dll. Pengukur faktor ekologi dipandang sangat penting untuk
mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar
untuk melakukan program intervensi gizi.
vii
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
viii