OLEH :
KELOMPOK GIZI
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu gizi buruk?
2. Mengapa bisa terjadi gizi buruk?
3. Bagaimana cara menanggulangi gizi buruk?
4. Bagaimana cara mencegah gizi buruk?
C. Tujuan
Agar Mahasiswa dapat mengerti, mengatasi, maupun mencegah terjadinya
gizi buruk di masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Ada 4 faktor yang melatarbelakangi KKP yaitu : masalah sosial,
ekonomi, biologi dan lingkungan. Kemiskinan salah satu determinan sosial
– ekonomi, merupakan akar dari ketiadaan pangan, tempat mukim yang
berjejalan, dan tidak sehat serta ketidakmampuan mengakses fasilitas
kesehatan. Malnutrisi masih saja melatarbelakangi penyakit dan kematian
anak. Kurang kalori protein sesungguhnya berpeluang menyerap siapa saja,
terutama bayi dan anak yang tengah tumbuh-kembang. Marasmus sering
menjangkiti bayi yang baru berusia kurang dari 1 tahun, sementara
Kwashiorkor cenderung menyerang setelah mereka berusia 18 bulan.
Penilaian status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin
setiap anggota masyarakat mendapatkan makanan yang cukup jumlah dan
mulutnya. Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan
setiap hari. Kecukupan zat gizi berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan
anak. Kasus gizi buruk bukanlah jenis penyakit yang datang tiba-tiba begitu
saja. Tetapi karena proses yang menahun terus bertumpuk dan menjadi
Kronik saaat mencapai puncaknya. Masalah defisiensi gizi khususnya KKP
menjadi perhatian karena berbagai penelitian menunjukan adanya efek
jangka panjang terhadap pertumbuhan dan perkembangan otak manusia.
B. Saran
Ketidakseriusan pemerintah terlihat jelas ketika penanganan kasus gizi
buruk terlambat seharusnya penanganan pelayanan kesehatan dilakukan
disaat penderita gizi buruk belum mencapai tahap membahayakan. Setelah
kasus gizi buruk merebak barulah pemerintah melakukan tidakan (serius).
Keseriusan pemerintah tidak ada artinya apabila tidak didukung masyarakat
itu sendiri. Sebab, perilaku masyarakat yang sudah membudaya selama ini
adalah anak-anak yang menderita penyakit kurang mendapatkan perhatian
orang tua. Anak-anak itu hanya diberi makan seadanya, tanpa peduli akan
kadar gizi dalam makanan yang diberikan. Apalagi kalau persediaan pangan
keluarga sudah menipis. Tanpa data dan informasi yang cermat dan lengkap
sebaiknya jangan terlalu cepat menyimpulkan bahwa adanya gizi buruk
identik dengan kemiskinan. Dan seharusnya para ibu mengupayakan
sesuatu yang terbaik untuk anaknya yang nantinya anak tersebut dapat
menolong sang ibu. Ibu jangan mudah menyerah hadapilah semua itu, kami
yakin pasti akan ada jalan keluarnya.
DAFTAR PUSTAKA