Di Susun Oleh :
Aninda Yusva Satiti
Carenina Aisha Aleyda
Dea Nierwanti
Fatimah Az Zahra Daulay
Nila Ajeng Apriliyasari
Octavia Tri Setiawati
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah mengenai “ Masalah Gizi Pada Balita” .
Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Gizi Dalam
Kesehatan Reproduksi. Disusun secara sistematis dengan menggunakan beberapa
referensi sebagai acuan dalam penyusunan makalah ini.
Kami akui makalah ini masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
tetapi besar harapan kami semoga makalah ini membenatu menambah pengetahuan
dan wawasan bagi para pembaca terutma mengenai masalah gizi pada balita. Kritik
dan saran sangat dibutuhkan agar kami dapat memperbaiki kekurangan yang ada
pada tugas selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Status gizi masyarakat merupakan salah satu indikator kemajuan
program pembangunan kesehatan. Gizi merupakan salah satu faktor yang
menentukan tingkat kesejahteraan dan kesehatan manusia. Status gizi ini
menjadi penting karena merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya
kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik bagi seseorang akan
berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap kemampuan dalam
proses pemulihan.
Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam
upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal. Namun, berbagai penyakit
gangguan gizi dan gizi buruk akibat tidak baiknya mutu makanan maupun
jumlah makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh masing-masing
orang masih sering ditemukan diberbagai tempat di Indonesia. Rendahnya
status gizi jelas berdampak pada kualitas sumber daya manusia. Di negara
berkembang anak-anak umur 0–5 tahun merupakan golongan yang paling
rawan terhadap gizi. Anak-anak biasanya menderita bermacam-macam
infeksi serta berada dalam status gizi yang cukup rendah.
Masalah gizi utama di Indonesia terdiri dari masalah gizi pokok
yaitu Kekurangan Energi Protein (KEP), Kekurangan Vitamin A (KVA),
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan Anemia Gizi Besi
(AGB), selain gizi lebih (obesitas). Indonesia sekarang mengalami 2
masalah gizi sekaligus atau lebih dikenal dengan masalah gizi ganda.
Permasalahan gizi ganda banyak mengancam pada anak-anak usia balita,
dimana pada usia ini sangat rentan bagi mereka menderita kekurangan gizi
dan kelebihan gizi akibat asupan makanan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh mereka.
Upaya perbaikan gizi bagi generasi muda terus di optimalkan oleh
pemerintah untuk mencapai status gizi yang baik. Penanganan masalah gizi
sangat berkaitan dengan strategi sebuah bangsa dalam menciptakan SDM
yang sehat, cerdas, dan produktif. Upaya peningkatan SDM yang
berkualitas dimulai dengan cara penanganan pertumbuhan anak sebagai
bagian dari keluarga dengan asupan gizi dan perawatan yang baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, penulis menyimpulkan bahwa rumusan
masalah yang diambil, yaitu “Apa masalah gizi yang terjadi pada balita”
1
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi gizi balita
2. Mengetahui masalah gizi pada balita
3. Mengetahui status gizi balita
4. Mengetahui takaran kebutuhan gizi balita
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Gizi Balita
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas 1 tahun
atau lebih populer dengan pengertian usia anak dibawah 5 tahun. Masa ini
juga dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu anak usia 1
sampai 3 tahun Batita dan anak prasekolah 3 sampai 5 tahun. Saat usia 1
sampai 3 tahun kita sering menyebutnya kelompok pasif di mana anak
masih tergantung penuh kepada orang tua atau orang lain yang
mengasuhnya untuk melakukan kegiatan penting seperti mandi buang air
dan makan. Setelah memasuki usia 4 tahun kelompok ini sudah mulai kita
masukkan dalam kelompok konsumen aktif di mana ketergantungan
terhadap orang tua atau pengasuhnya mulai berkurang dan berganti pada
keinginannya untuk melakukan banyak hal seperti mandi dan makan sendiri
meskipun masih dalam keterbatasannya. Periode anak balita ini merupakan
periode yang menggelisahkan karena pertumbuhannya tidak secepat masa
sebelumnya atau masa bayi. pada masa bayi kenaikan berat badan sampai
dengan 1 kg akan mudah didapat tetapi pada masa anak balita kenaikan berat
badan yang tidak segera mati semasa bayi sehingga orang tua atau pengasuh
kadang risau dengan hal ini. Proporsi tubuh anak balita mulai berubah,
pertumbuhan kepala melambat dibanding sebelumnya, tungkai memanjang,
mendekati bentuk dewasa, begitu juga ukuran dan fungsi organ dalamnya,
kondisi ini akan sangat dipengaruhi salah satunya adalah pemenuhan
gizinya.
Kemudian pada keluarga juga mempunyai peranan penting dalam
perawatan balita, karena keluarga merupakan agen sosial yang akan
mempengaruhi tumbuh kembang balita, sehingga status gizi balita tidak
akan terlepas dari lingkungan yang merawat dan mengasuhnya. Orangtua
terutama ibu, yang dominan dalam merawat dan mengasuh balita seperti
dalam pemenuhan gizi balita sangat ditentukan oleh peran serta dan
dukungan penuh dari keluarga. Hal ini dikarenakan keluarga adalah pihak
yang mengenal dan memahami berbagai aspek dalam diri anggota keluarga
dengan jauh lebih baik dari pada orang lain.
Keadaan gizi balita dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Sosial – Ekonomi - Budaya
a. Penghasilan
b. Pengetahuan
c. Food habits
d. Lingkungan
2. Psikis
a. Jenis makanan
b. Suasana makan
3
B. Masalah Gizi Balita
Masalah gizi yang timbul pada anak balita :
1. Kurang vitamin A (KVA).
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang
sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata, dan
untuk kesehatan tubuh yakni meningkatkan daya tahan tubuh untuk
melawan penyakit misalnya campak, diare, dan penyakit infeksi lainnya.
penyakit mata yang diakibatkan oleh kurangnya vitamin A disebut
xeropthalmia.
Zat besi diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan juga
diperlukan berbagai enzim sebagai faktor penggiat. zat besi yang terdapat
dalam enzim juga diperlukan untuk mengangkut elektro (sitokrom) untuk
mengaktifkan oksigen. defisiensi zat besi tidak menunjukkan gejala yang
khas sehingga anemia pada balita sukar untuk dideteksi untuk
meningkatkan penyerapan zat besi oleh tubuh kombinasikan bahan
makanan sumber zat besi dengan vitamin C, misalnya berikan potongan
tomat dalam roti sandwich untuk anak.
4
3. Kurang energi protein (KEP)
KEP adalah suatu keadaan dimana rendahnya konsumsi energi
dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi
angka kecukupan gizi anak disebut Kip apabila berat badannya
kurang dari 80% indeks berat badan menurut usia baku WHO nchs.
KEP atau protein energi malnutrition dapat diartikan sebagai salah
satu penyakit gangguan gizi yang penting dimana pada penyakit
KEP ditemukan berbagai macam keadaan patologis yang
disebabkan oleh kekurangan energi maupun protein dalam proporsi
yang bermacam-macam. Kurangnya zat gizi makro energi dan
protein pada balita bisa menyebabkan KEP.
5. Penyakit infeksi
Salah satu penyakit infeksi pada balita yaitu mengalami karies
dini atau karies gigi bila tidak dirawat dapat menyebabkan
timbulnya rasa sakit bahkan terjadi infeksi, gangguan atau kesulitan
dalam mengunyah sehingga asupan gizi berkurang, berat badan
5
menurun dan akhirnya tumbuh kembang anak menjadi kurang
optimal.
6. Karies gigi
Karies dini merupakan penyakit rampan gigi paling banyak terjadi
pada anak-anak. Adanya satu atau lebih kerusakan pada gigi dengan
kavitas atau tanpa kavitas, kehilangan gigi akibat karies, atau
penambalan permukaan gigi sulung pada anak usia prasekolah (0-71
bulan). Anak-anak dalam rentang usia 12-30 bulan memiliki pola
karies khusus yang berbeda-beda dari anak yang lebih tua.
Upaya agar anak terhindar dari obesitas yakni kuncinya ada pada
keluarga ada banyak cara untuk mengendalikan kegemukannya :
A. Orang tua perlu melakukan pencegahan seperti mengendalikan pola
makan anak agar tetap seimbang awasi kebiasaan makan jangan
berikan makanan yang kandungan lemaknya tinggi
6
B. Perbanyak makan sayuran setiap makan jangan banyak berikan
masakanmu yang mengandung banyak lemak seperti santan yang
terlalu kental
C. Selain itu berikan camilan yang sehat seperti buah-buahan
D. Jangan terlalu banyak memberikan makanan dan minuman manis
Karena itu adalah sumber kalori yang dapat meningkatkan berat
badan
E. Upayakan melibatkan anak pada aktivitas yang bisa mengeluarkan
energinya terutama di luar ruangan seperti berlari, berenang, atau
bermain bola, dan lain-lain.
F. Dan tentunya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi Bagaimana
solusi yang terbaik bagi anak.
Underweight (berat badan kurang) adalah keadaan dimana seseorang
memiliki berat badan yang indeks massa tubuhnya berada di bawah normal
yaitu dibawah 18.
7
Kelompok umur Bentuk makanan Frekuensi
0-6 bulan ASI Ekslusif Sesering mungkin
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam
upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal. Rendahnya status gizi jelas
berdampak pada kualitas sumber daya manusia. Di negara berkembang
anak-anak umur 0–5 tahun merupakan golongan yang paling rawan
terhadap gizi. Anak-anak biasanya menderita bermacam-macam infeksi
serta berada dalam status gizi yang cukup rendah. Proporsi tubuh anak balita
mulai berubah, pertumbuhan kepala melambat dibanding sebelumnya,
tungkai memanjang, mendekati bentuk dewasa, begitu juga ukuran dan
fungsi organ dalamnya, kondisi ini akan sangat dipengaruhi salah satunya
adalah pemenuhan gizinya.
Faktor yang mempengaruhi gizi pada balita meliputi :
• Sosial – Ekonomi - Budaya
a) Penghasilan
b) Pengetahuan
c) Food habits
d) Lingkungan
• Psikis
a) Jenis makanan
b) Suasana makan
B. Saran
Saran yang kami berikan didalam makalah ini yaitu masalah gizi pada balita
agar pembaca dapat memahami dan menerapkan dengan baik untuk balita
jika terdapat masalah-masalah dan dapat mencegah terjadinya masalah pada
balita.
9
DAFTAR PUSTAKA
Dr. R. Haryo Bimo Setiarto, S. S. (2022). Buku Ajar Gizi Kesehatan Reproduksi.
Fadhilah, I. (2016). PENINGKATAN BERAT BADAN DENGAN TERAPI
KOMBINASI AKUPUNKTUR PADA TITIK SANYINJIAO (SP6),
ZHONGWAN (CV12), ZUSANLI (ST36) DAN PENGGUNAAN
DEKOKTA BROTOWALI (TINOSPORA CRISPA L.). Jurnal
Perpustakaan Airlangga.
Nur Handayani, d. (2019). Masalah Gizi Balita Dan Hubungannya Dengan Indeks
Pembangunan Kesehatan Masyarakat .
Nur laila ulfa, M. U. (2021). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian
vitamin A pada balita. Jurnal prosiding seminar nasional UNMUS
universitas muhammadiyah semarang.
Pritasari, D. D. (n.d.). Gizi Dalam Daur Kehidupan. 2017.
Umianita Risca Wulandari, A. K. (2019). aktor Lingkungan dan Genetik
Penyebab Kejadian Overwigth Pada Balita Usia 3-5 tahun di Kota Kediri.
Jurnal For Quality in women's Health.
10
11