Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI


“MASALAH GIZI PADA BALITA”

Dosen Pengampu : Faridah Hariyani, M.Keb

Di Susun Oleh :
Aninda Yusva Satiti
Carenina Aisha Aleyda
Dea Nierwanti
Fatimah Az Zahra Daulay
Nila Ajeng Apriliyasari
Octavia Tri Setiawati

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN BALIKPAPAN
PERIODE 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah mengenai “ Masalah Gizi Pada Balita” .
Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Gizi Dalam
Kesehatan Reproduksi. Disusun secara sistematis dengan menggunakan beberapa
referensi sebagai acuan dalam penyusunan makalah ini.
Kami akui makalah ini masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
tetapi besar harapan kami semoga makalah ini membenatu menambah pengetahuan
dan wawasan bagi para pembaca terutma mengenai masalah gizi pada balita. Kritik
dan saran sangat dibutuhkan agar kami dapat memperbaiki kekurangan yang ada
pada tugas selanjutnya.

Balikpapan, 28 Februari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
A. Definisi Gizi Balita ....................................................................................... 3
B. Masalah Gizi Balita ...................................................................................... 4
C. Status Gizi Balita ......................................................................................... 6
D. Takaran Kebutuhan Gizi Balita .................................................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ................................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Status gizi masyarakat merupakan salah satu indikator kemajuan
program pembangunan kesehatan. Gizi merupakan salah satu faktor yang
menentukan tingkat kesejahteraan dan kesehatan manusia. Status gizi ini
menjadi penting karena merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya
kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik bagi seseorang akan
berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap kemampuan dalam
proses pemulihan.
Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam
upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal. Namun, berbagai penyakit
gangguan gizi dan gizi buruk akibat tidak baiknya mutu makanan maupun
jumlah makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh masing-masing
orang masih sering ditemukan diberbagai tempat di Indonesia. Rendahnya
status gizi jelas berdampak pada kualitas sumber daya manusia. Di negara
berkembang anak-anak umur 0–5 tahun merupakan golongan yang paling
rawan terhadap gizi. Anak-anak biasanya menderita bermacam-macam
infeksi serta berada dalam status gizi yang cukup rendah.
Masalah gizi utama di Indonesia terdiri dari masalah gizi pokok
yaitu Kekurangan Energi Protein (KEP), Kekurangan Vitamin A (KVA),
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan Anemia Gizi Besi
(AGB), selain gizi lebih (obesitas). Indonesia sekarang mengalami 2
masalah gizi sekaligus atau lebih dikenal dengan masalah gizi ganda.
Permasalahan gizi ganda banyak mengancam pada anak-anak usia balita,
dimana pada usia ini sangat rentan bagi mereka menderita kekurangan gizi
dan kelebihan gizi akibat asupan makanan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh mereka.
Upaya perbaikan gizi bagi generasi muda terus di optimalkan oleh
pemerintah untuk mencapai status gizi yang baik. Penanganan masalah gizi
sangat berkaitan dengan strategi sebuah bangsa dalam menciptakan SDM
yang sehat, cerdas, dan produktif. Upaya peningkatan SDM yang
berkualitas dimulai dengan cara penanganan pertumbuhan anak sebagai
bagian dari keluarga dengan asupan gizi dan perawatan yang baik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, penulis menyimpulkan bahwa rumusan
masalah yang diambil, yaitu “Apa masalah gizi yang terjadi pada balita”

1
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi gizi balita
2. Mengetahui masalah gizi pada balita
3. Mengetahui status gizi balita
4. Mengetahui takaran kebutuhan gizi balita

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Gizi Balita
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas 1 tahun
atau lebih populer dengan pengertian usia anak dibawah 5 tahun. Masa ini
juga dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu anak usia 1
sampai 3 tahun Batita dan anak prasekolah 3 sampai 5 tahun. Saat usia 1
sampai 3 tahun kita sering menyebutnya kelompok pasif di mana anak
masih tergantung penuh kepada orang tua atau orang lain yang
mengasuhnya untuk melakukan kegiatan penting seperti mandi buang air
dan makan. Setelah memasuki usia 4 tahun kelompok ini sudah mulai kita
masukkan dalam kelompok konsumen aktif di mana ketergantungan
terhadap orang tua atau pengasuhnya mulai berkurang dan berganti pada
keinginannya untuk melakukan banyak hal seperti mandi dan makan sendiri
meskipun masih dalam keterbatasannya. Periode anak balita ini merupakan
periode yang menggelisahkan karena pertumbuhannya tidak secepat masa
sebelumnya atau masa bayi. pada masa bayi kenaikan berat badan sampai
dengan 1 kg akan mudah didapat tetapi pada masa anak balita kenaikan berat
badan yang tidak segera mati semasa bayi sehingga orang tua atau pengasuh
kadang risau dengan hal ini. Proporsi tubuh anak balita mulai berubah,
pertumbuhan kepala melambat dibanding sebelumnya, tungkai memanjang,
mendekati bentuk dewasa, begitu juga ukuran dan fungsi organ dalamnya,
kondisi ini akan sangat dipengaruhi salah satunya adalah pemenuhan
gizinya.
Kemudian pada keluarga juga mempunyai peranan penting dalam
perawatan balita, karena keluarga merupakan agen sosial yang akan
mempengaruhi tumbuh kembang balita, sehingga status gizi balita tidak
akan terlepas dari lingkungan yang merawat dan mengasuhnya. Orangtua
terutama ibu, yang dominan dalam merawat dan mengasuh balita seperti
dalam pemenuhan gizi balita sangat ditentukan oleh peran serta dan
dukungan penuh dari keluarga. Hal ini dikarenakan keluarga adalah pihak
yang mengenal dan memahami berbagai aspek dalam diri anggota keluarga
dengan jauh lebih baik dari pada orang lain.
Keadaan gizi balita dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Sosial – Ekonomi - Budaya
a. Penghasilan
b. Pengetahuan
c. Food habits
d. Lingkungan
2. Psikis
a. Jenis makanan
b. Suasana makan

3
B. Masalah Gizi Balita
Masalah gizi yang timbul pada anak balita :
1. Kurang vitamin A (KVA).
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang
sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata, dan
untuk kesehatan tubuh yakni meningkatkan daya tahan tubuh untuk
melawan penyakit misalnya campak, diare, dan penyakit infeksi lainnya.
penyakit mata yang diakibatkan oleh kurangnya vitamin A disebut
xeropthalmia.

Xeropthalmia adalah kelainan pada mata akibat kurang vitamin A


yaitu terjadi kekeringan pada selaput lendir (konjungtiva) dan Selaput
bening (kornea) mata. Penyakit ini merupakan penyebab kebutaan yang
paling sering terjadi pada anak-anak usia 2 sampai 3 tahun vitamin A
berfungsi untuk pertumbuhan sel epitel dan pengatur kepekaan rangsang
sinar pada saraf betina mata jumlah yang dianjurkan berdasarkan angka
kecukupan gizi per hari 400 ug retinol untuk anak-anak dan dewasa 500
ug retinol. sumbernya ada di makanan hewani sebagai retinol dan ada
juga dari nabati sebagai provitamin A sebagai karoten yang nantinya
dalam usus dengan bantuan tirosin baru dikonversi menjadi retinol.
2. Kurang darah (anemia)
Anemia adalah keadaan dimana hemoglobin darah kurang dari pada
normal disebabkan karena kurangnya mineral sebagai bahan yang
diperlukan untuk pematangan eritrosit sel darah merah. Penyebab umum
dari anemia adalah tidak memiliki cukup zat besi anak-anak dapat
mengalami anemia bila tidak ada kandungan zat besi dalam makanan
mereka untuk membuat jumlah normal hemoglobin dalam darah mereka.
anemia pada anak disebabkan kebutuhan Fe yang meningkat akibat
pertumbuhan si anak yang pesat dan infeksi akut berulang. gejalanya
anak nampak lemas, mudah lelah, dan pucat. Selain itu anak dengan
defisiensi kurang zat besi ternyata memiliki kemampuan mengingat dan
memusatkan perhatian lebih rendah dibandingkan dengan anak yang
cukup asupan besinya.

Zat besi diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan juga
diperlukan berbagai enzim sebagai faktor penggiat. zat besi yang terdapat
dalam enzim juga diperlukan untuk mengangkut elektro (sitokrom) untuk
mengaktifkan oksigen. defisiensi zat besi tidak menunjukkan gejala yang
khas sehingga anemia pada balita sukar untuk dideteksi untuk
meningkatkan penyerapan zat besi oleh tubuh kombinasikan bahan
makanan sumber zat besi dengan vitamin C, misalnya berikan potongan
tomat dalam roti sandwich untuk anak.

4
3. Kurang energi protein (KEP)
KEP adalah suatu keadaan dimana rendahnya konsumsi energi
dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi
angka kecukupan gizi anak disebut Kip apabila berat badannya
kurang dari 80% indeks berat badan menurut usia baku WHO nchs.
KEP atau protein energi malnutrition dapat diartikan sebagai salah
satu penyakit gangguan gizi yang penting dimana pada penyakit
KEP ditemukan berbagai macam keadaan patologis yang
disebabkan oleh kekurangan energi maupun protein dalam proporsi
yang bermacam-macam. Kurangnya zat gizi makro energi dan
protein pada balita bisa menyebabkan KEP.

Penyebab penting terjadinya kep adalah di mana kesadaran akan


kebersihan baik personal hygiene maupun kebersihan lingkungan
yang masih kurang sehingga memudahkan balita untuk terserang
penyakit infeksi. Terlihat pula adanya sinergisme antara status gizi
dan infeksi. Keduanya dipengaruhi oleh makanan kualitas mengasuh
anak kebersihan lingkungan dan lain-lain yang kesemuanya
mencerminkan keadaan sosial ekonomi penduduk serta lingkungan
pemukimannya

4. Gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI)


Pentingnya iodium dalam tubuh manusia untuk metabolisme
terhadap penyakit gondok kekurangan mineral iodium pada anak
dapat menyebabkan pembesaran kelenjar gondok, gangguan fungsi
mental, dan perkembangan fisik. zat iodium penting untuk
kecerdasan anak

Gondok merupakan suatu gejala pembesaran pada kelenjar teorit


yang terjadi akibat respon terhadap defisiensi atau kekurangan
iodium. iodium adalah jenis elemen mineral mikro kedua sesudah
zat besi yang dianggap penting bagi kesehatan tubuh manusia
walaupun sesungguhnya jumlah kebutuhan tidak sebanyak zat-zat
gizi lainnya manusia tidak dapat membuat unsur atau elemen iodium
dalam tubuh seperti membuat protein atau gula tetapi harus
mendapatkannya dari luar tubuh secara ilmiah melalui sarapan
iodium yang terkandung dalam makanan serta minuman.

5. Penyakit infeksi
Salah satu penyakit infeksi pada balita yaitu mengalami karies
dini atau karies gigi bila tidak dirawat dapat menyebabkan
timbulnya rasa sakit bahkan terjadi infeksi, gangguan atau kesulitan
dalam mengunyah sehingga asupan gizi berkurang, berat badan

5
menurun dan akhirnya tumbuh kembang anak menjadi kurang
optimal.

6. Karies gigi
Karies dini merupakan penyakit rampan gigi paling banyak terjadi
pada anak-anak. Adanya satu atau lebih kerusakan pada gigi dengan
kavitas atau tanpa kavitas, kehilangan gigi akibat karies, atau
penambalan permukaan gigi sulung pada anak usia prasekolah (0-71
bulan). Anak-anak dalam rentang usia 12-30 bulan memiliki pola
karies khusus yang berbeda-beda dari anak yang lebih tua.

C. Status Gizi Balita


Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa balita yang
mempunyai status gizi overweight mempunyai pola nutrisi diatas nilai
angka kecukupan gizi (AKG). Ketidakseimbangan pola konsumsi nutrisi
dapat menyebabkan kelebihan maupun kekurangan nutrisi pada anak.
Selain itu kebiasaan balita yang suka jajan dengan kandungan energi dan
lemak yang cukup tinggi. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya
penumpukan penyimpanan lemak di dalam tubuh balita.
Penelitian lain yang dilakukan oleh kusumaningrum & sudikno,
menyebutkan bahwa anak yang mengkonsumsi tinggi protein akan cepat
memicu terjadinta kegemukan, karena kelebihan asupan protein akun
disimpan dalam bentuk lemak yang menjadi factor kegemukan pada balita.
Oleh karena itu untuk menjaga berat badan balita dalam masa pertumbuhan
sebaiknya mengatur pola asupan lemak dan protein pada tubuh balita.
Kemudian pada anak yang mengalami berat badan berlebih atau overweight
dan kelebihan lemak dalam tubuh atau obesitas apabila selalu makan dalam
porsi besar dan tidak diimbangi dengan aktivitas yang seimbang. Dampak
obesitas pada anak memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskuler seperti
hiperlipidemia (tingginya kadar kolesterol dan lemak dalam darah),
hipertensi hiperinsulinimia, gangguan pernapasan, dan komplikasi
ortopedik (tulang). Apabila hal ini tidak diatasi berat badan berlebih akan
berlanjut sampai anak beranjak remaja dan dewasa. konsekuensinya pada
anak juga menyangkut kesulitan-kesulitan dalam psikososial, seperti
diskriminasi dari teman-teman, self image negatif, depresi, dan penurunan
sosialisasi

Upaya agar anak terhindar dari obesitas yakni kuncinya ada pada
keluarga ada banyak cara untuk mengendalikan kegemukannya :
A. Orang tua perlu melakukan pencegahan seperti mengendalikan pola
makan anak agar tetap seimbang awasi kebiasaan makan jangan
berikan makanan yang kandungan lemaknya tinggi

6
B. Perbanyak makan sayuran setiap makan jangan banyak berikan
masakanmu yang mengandung banyak lemak seperti santan yang
terlalu kental
C. Selain itu berikan camilan yang sehat seperti buah-buahan
D. Jangan terlalu banyak memberikan makanan dan minuman manis
Karena itu adalah sumber kalori yang dapat meningkatkan berat
badan
E. Upayakan melibatkan anak pada aktivitas yang bisa mengeluarkan
energinya terutama di luar ruangan seperti berlari, berenang, atau
bermain bola, dan lain-lain.
F. Dan tentunya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi Bagaimana
solusi yang terbaik bagi anak.
Underweight (berat badan kurang) adalah keadaan dimana seseorang
memiliki berat badan yang indeks massa tubuhnya berada di bawah normal
yaitu dibawah 18.

D. Takaran Kebutuhan Gizi Balita


• Kebutuhan Gizi :
1. Energi : 1-3 tahun = 100 kkal/kgBB/hari, 4-6 tahun = 90
kkal/kgBB/hari atau 100 + (n x 100).
2. Protein : 1,5 gr/kgBB/hari atau 10-15 % total energi
3. Lemak : 20-25% total energi
4. Karbohidrat : 65 % total energi
5. Vitamin dan mineral : sesuai dengan KGA.
• Syarat makanan :
1. Porsi kecil
2. Konsistensi biasa, mudah cerna
3. Tidak berbumbu tajam/merangsang
4. Tidak berlemak/bersantan kental
5. Dihidangkan menarik

7
Kelompok umur Bentuk makanan Frekuensi
0-6 bulan ASI Ekslusif Sesering mungkin

6-12 bulan makanan lembek 3x sehari plus 2x


makanan selingan

1-3 tahun Makanan keluarga 3 x sehari


1-1,5 piring nasi/pengganti
2-3 potong lauk nabati
0,5 mangkuk sayur
2-3 potong buah
1 gelas susu

4-6 tahun 1-3 piring nasi/pengganti 3 x sehari


2-3 potong lauk nabati
1-2 potong lauk nabati
1-1,5 mangkuk sayur
2-3 potong buah
1-2 gelas susu

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam
upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal. Rendahnya status gizi jelas
berdampak pada kualitas sumber daya manusia. Di negara berkembang
anak-anak umur 0–5 tahun merupakan golongan yang paling rawan
terhadap gizi. Anak-anak biasanya menderita bermacam-macam infeksi
serta berada dalam status gizi yang cukup rendah. Proporsi tubuh anak balita
mulai berubah, pertumbuhan kepala melambat dibanding sebelumnya,
tungkai memanjang, mendekati bentuk dewasa, begitu juga ukuran dan
fungsi organ dalamnya, kondisi ini akan sangat dipengaruhi salah satunya
adalah pemenuhan gizinya.
Faktor yang mempengaruhi gizi pada balita meliputi :
• Sosial – Ekonomi - Budaya
a) Penghasilan
b) Pengetahuan
c) Food habits
d) Lingkungan
• Psikis
a) Jenis makanan
b) Suasana makan

B. Saran
Saran yang kami berikan didalam makalah ini yaitu masalah gizi pada balita
agar pembaca dapat memahami dan menerapkan dengan baik untuk balita
jika terdapat masalah-masalah dan dapat mencegah terjadinya masalah pada
balita.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dr. R. Haryo Bimo Setiarto, S. S. (2022). Buku Ajar Gizi Kesehatan Reproduksi.
Fadhilah, I. (2016). PENINGKATAN BERAT BADAN DENGAN TERAPI
KOMBINASI AKUPUNKTUR PADA TITIK SANYINJIAO (SP6),
ZHONGWAN (CV12), ZUSANLI (ST36) DAN PENGGUNAAN
DEKOKTA BROTOWALI (TINOSPORA CRISPA L.). Jurnal
Perpustakaan Airlangga.
Nur Handayani, d. (2019). Masalah Gizi Balita Dan Hubungannya Dengan Indeks
Pembangunan Kesehatan Masyarakat .
Nur laila ulfa, M. U. (2021). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian
vitamin A pada balita. Jurnal prosiding seminar nasional UNMUS
universitas muhammadiyah semarang.
Pritasari, D. D. (n.d.). Gizi Dalam Daur Kehidupan. 2017.
Umianita Risca Wulandari, A. K. (2019). aktor Lingkungan dan Genetik
Penyebab Kejadian Overwigth Pada Balita Usia 3-5 tahun di Kota Kediri.
Jurnal For Quality in women's Health.

10
11

Anda mungkin juga menyukai