Di susun oleh :
Kelompok 2
Putri Nabilah Pakune
Julfina Cessilia Makapedua
Ghina Fahriyyah Safir
Yolanda Laurine Bilote
Angelina Rotikan
Sofian Siko
A. Pengertian
Konsep Dasar Timbulnya Masalah Gizi Masalah gizi pada hakikatnya adalah
masalah kesehatan masyarakat,namun penanggulangannya tidak dapat
dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja.
Masalah gizi merupakan gangguan kesehatan yang terjadi akibat
ketidakseimbangan antara asupan dengan kebutuhan tubuh.
Masalah Gizi adalah Gangguan kesehatan dan kesejahteraan seseorang,
kelompok orang atau masyarakat sebagai akibat adanya ketidak seimbangan
antara asupan (intake) dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh
interaksi penyakit (infeksi). Ketidak seimbangan atau gangguan dari masalah
gizi bisa karena kekurangan asupan bisa juga karena kelebihan asupan.
Secara umum masalah kurang gizi disebabkan oleh banyak faktor. Pada
tahun 1988 UNICEF telah mengembangkan kerangka konsep makro, sebagai
salah satu strategi untuk menanggulangi masalah kurang gizi.
Penyebab langsung : Makanan dan penyakit dapat secara langsung
menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan
asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup
makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi
kurang. Demikian pula pada anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka
daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang penyakit.
Penyebab tidak langsung : Terdapat tiga penyebab tidak langsung yang
menyebabkan gizi kurang yaitu :
Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan
mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam
jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.
Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat
diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak
agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial.
Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistim pelayanan
kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan
sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang
membutuhkan.
2.Wasting (kurus)
Masalah gizi yang rentan terjadi pada anak kedua adalah wasting atau kurus.
Anak-anak cenderung memiliki tubuh yang kurus, apalagi bila dibesarkan
dalam keluarga berpenghasilan rendah atau miskin.
Kurusnya tubuh anak (wasting) umumnya disebabkan oleh kurangnya asupan
zat gizi. Dilansir dari Kementrian Kesehatan, pada tahun 2018,
prevalensi wasting atau anak balita kurus di Indonesia adalah sebesar 10,19
persen.
3.Stunting (bertubuh pendek)
Masalah gizi yang rentan terjadi pada anak ketiga adalah stunting atau bertubuh
pendek. Kebanyakan anak di Indonesia memiliki tinggi badan yang pendek.
Rata-rata tinggi anak Indonesia, lebih pendek daripada standar WHO. Mayoritas
anak laki-laki lebih pendek 12,5 cm. Sementara itu, rata-rata anak perempuan
lebih pendek 9,8 cm.
Tubuh pendek (stunting) pada masa kanak-kanak dapat diakibatkan oleh
kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan. kognitif, hingga gangguan
sistem metabolisme.
4.Anemia
Masalah gizi yang rentan terjadi pada anak yang selanjutnya adalah
anemia. Anemia pada anak sebagian besar diakibatkan oleh kekurangan zat
besi.
Banyak anak Indonesia yang mengalami anemia atau kekurangan darah.
Anemia dapat berdampak buruk terhadap penurunan imunitas, konsentrasi,
prestasi belajar, dan produktivitas.
Akan tetapi, permasalahan gizi di Indonesia ini dapat dicegah dengan
mengonsumsi makanan tinggi zat besi, asam folat, vitamin A, vitamin C, dan
zinc.
7.Gizi kurang
Tubuh kurus akibat gizi kurang kerap dinilai lebih baik daripada tubuh gemuk
akibat gizi lebih. Padahal, obesitas dan gizi kurang sama-sama berdampak
buruk bagi kesehatan. Permasalahan gizi kurang sudah bisa terjadi sejak bayi
lahir. Ciri utamanya yakni bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Bayi dikatakan mengalami BBLR bila berat badannya ketika lahir kurang dari
2.500 gram (2,5 kilogram).
Bayi yang lahir dengan BBLR umumnya memiliki kondisi kesehatan yang
kurang baik. Pasalnya, kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi membuat mereka
lebih rentan terhadap penyakit infeksi. Hal ini dimulai sejak awal kehidupan dan
bisa berlanjut hingga dewasa.