Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“Metode Food Account, FoodList, Food Record dan Food Inventory”


Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Penilaian Konsumsi Pangan
Dosen Pengampu : Puji Lestari, S.K.M.,M.P.H.

Disusun oleh :

Fina Chiyaroh (1807026038)


Pratiwi (1807026045)
Yassa siti amelia (1807026046)
Agustin Diyah Kusumawati (1807026051)

GIZI 4 B

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya berupa nikmat dan kesehatan, iman dan ilmu pengetahuan. Ringkasan
makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas mahasiswa dalam pemahaman tentang
“perbedaan metode food account, food list, food record dan food inventory”. Kami
sepenuhnya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam menyusun
makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan kepada ibu telah memeriksa maklah
ini. Akhirnya, semoga makalah ini mendapatkan keridhaan dari Allah SWT dan dapat
memberikan manfaat bagi kami sendiri dan kepada semua pembaca.

Semarang, 18 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .........................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG .......................................................................................................... 2
RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................3
TUJUAN ............................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
METODE PENILAIAN KONSUMSI PANGAN...............................................................4
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................5
PERBEDAAN FOOD ACCOUNT, FOOD LIST, FOOD RECORD, DAN
FOOD INVENTORY...........................................................................................................16
KESIMPULAN.......... ...........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................18

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pangan atau makanan merupakan kebutuhan dasar dalam hidup manusia, oleh
karenanya di negara indonesia maupun dunia urusan pangan diatur oleh negara.
Maskipun diIndonesia sudah ada undang-undang pangan yaitu UU No. 7 tahun 1996
dan kemudian direvisi dengan UU No. 18 tahun 2012, namun masyarakat masih
belum mendapatkan makanan yang cukup terjamin keamanan dan mutunya. Hal ini
disebabkan karena kurangnya pemahaman konsumen akan sifat, manfaat, dan cara
menentukan kebutuhan makanan agar dirinya menjadi individu yang sehat, produktif,
kreatif dan inovatif (Indrati dan Gardjito,2013).
Penilaian konsumsi pangan dimaksudkan sebagai cara untuk mengukur
keadaan konsumsi pangan yang terkadang merupakan salah satu cara yang digunakan
untuk menilai status gizi. Keadaan konsumsi pangan tersebut dapat digunakan sebagai
indikator pola pangan yang baik atau kurang baik dan bukan merupakan ukuran
keadaan gizi yang ditentukan secara langsung. Penilaian konsumsi lebih sering
digunakan sebagai salah satu tehnik untuk menunjukkan tingkat keadaan gizi dari
pada sebagai pengukur. Penilaian konsumsi tersebut dapat dipakai untuk menentuka
jumlah dan sumber zat gizi yang dimakan. Hal tersebut dapat membantu
menunjukkan zat gizi persediaan cukup atau kurang (Iswan dkk, 2019).
Penilaian konsumsi pangan dilakukan dengan survei. Survei konsumsi pangan
bertujuan untuk mengetahui konsumsi pangan seseorang atau kelompok orang, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah pangan
atau makanan yang dikonsumsi. Dalam informasi ini, akan dapat dihitung konsumsi
zat gizi dengan menggunakan daftar kandungan zat gizi makanan (daftar komposisi
bahan makanan) dan daftar lain bila diperlukan. Survei macam konsumsi pangan
secara kualitatif biasanya untuk mengetahui frekuensi makanan, frekuensi konsumsi
menurut jenis pangan yang dikonsumsi, dan menggali informasi tentang kebiasaan
makan (food habit) serta cara memperoleh pangan (Iswan dkk, 2019).
Penaksiran jumlah pangan yang dikonsumsi diawali dengan menanyakan
dalam bentuk ukuran rumah tangga (URT) seperti potong, ikat, gelas, piring dan alat
atau ukuran lain yang biasa digunakan di rumah tangga. Dari URT jumlah pangan

2
dikonversi kedalam suatu berat (gram) dengan menggunakan daftar URT yang umum
berlaku (Iswan dkk, 2019).

Survei konsumsi makanan merupakan metode penentuan status gizi secara


tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
Berdasarkan data yang diperoleh, metode pengukuran komsumsi makanan dibagi
menjadi metode kualitatif, kuantitatif dan gabungan. Metode kualitatif biasanya
digunakan untuk mengetahui frekuensi makanan dan frekuensi konsumsi menurut
jenis bahan makanan. Metode pengukuran konsumsi makanan yang bersifat kualitatif
antara lain food frequency, food dietary history, food list danmetode telepon. Metode
kuantitatif biasanya digunakan untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi
sehingga dapat dihitung zat gizi yang dikonsumsi, yang termasuk kedalam metode
kuantitatif antara lain recall 24 jam, estimatedfood account, food record, food
inventory. Yang terakhir yaitu metode gabungan yang menggabungkan antara
kualitatif dan kuantitatif, yang termasuk metode ini adalah recall 24 jam dan dietary
history (Supariasa, 2001)

1.2 Rumusan masalah


1. Apa metode yang digunakan untuk penilaian kosumsi pangan ?
2. Apa perbedaan metode food account, food list, food record,food inventory ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui metode yang digunakan untuk penilaian kosumsi pangan
2. Mengetahui perbedaan metode food account, food list, food record, food
inventory

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Metode Penilaian Konsumsi Pangan

Survei konsumsi pangan adalah serangkaian kegiatan pengukuran konsumsi makanan


pada individu, keluarga dan kelompok masyarakat dengan menggunakan metode pengukuran
yang sistematis, menilai asupan zat gizi dan mengevaluasi asupan zat gizi sebagai cara
penilaian status gizi secara tidak langsung. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari
sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan
air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan,
dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan
makanan atau minuman (Kementan 2016), (Kemenkumham 2015).

Penilaian konsumsi pangan dilakukan dengan cara survei. Survei konsumsi pangan
bertujuan untuk mengetahui konsumsi pangan seseorang, keluarga atau kelompok orang baik
secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Survei secara kuantitatif adalah untuk mengetahui
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi sedangkan secara kualitatif adalah untuk
mengetahui frekuensi makan, kebiasaan makan ( food habit), jenis pangan, dan cara
memperolehnya. (task. 2008)

Metode survei konsumsi pangan yang dikenal saat ini ada berbagai macam.
Identifikasi berbagai metode dapat dibedakan menurut sasarannya. Metode survei konsumsi
pangan menurut sasarannya dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu metode SKP individu
dan Metode SKP kelompok. Metode SKP individu adalah metode; recal konsumsi 24 jam
(Food Recall 24 Hours), penimbangan makanan (Food Weighing), pencatatan makanan (food
record), dan Riwayat Makanan (Dietary History). Sasaran konsumsi individu adalah hasilnya
untuk individu yang bersangkutan dan bukan pada aspek prosesnya. Alasannya adalah semua
metode SKP, prosesnya adalah selalu menggunakan subjek individu, meskipun hasilnya
dapat digunakan untuk penilaian keluarga dan kelompok. Sekumpulan individu yang disurvei
di tingkat rumah tangga disebut sebagai sasaran keluarga tangga, sedangkan sekumpulan
individu yang sama karakteristiknya disebut sasaran kelompok. (Sirajuddin, 2018)

4
2.2 Hasil dan Pembahasan

1. FOOD ACCOUNT

FORMULIR FOOD ACCOUNT

5
PEMBAHASAN:

Metode jumlah makanan (food account) adalah metode yang difokuskan untuk mengetahui
jumlah makanan dan minuman yang di konsumsi dalam skala rumah tangga. Prinsip dasar
dalam metode ini adalah makanan yang disediakan dalam skala rumah tangga adalah
dikonsumsi sebagian besar oleh seluruh anggota rumah tangga yang sedang berada dalam
satu dapur. Prinsip bahwa semua anggota rumah tangga sangatlah terbiasa dengan makanan
yang dibeli dan diolah di dalam dapur keluarga. Prinsip pengadaan makanan dalam rumah
tangga adalah memperhatikan kesukaan semua orang atau sebagian besar anggota rumah
tangga. Fokus dari metode ini adalah mengidentifikasi jumlah makanan yang dikonsumsi
individu dalam rumah tangga menurut apa yang disediakan di rumah tangga, bukan menurut
apa yang sering dikonsumsi diluar rumah.

Metode pencatatan dilakukan dengan cara keluarga mencatat setiap hari semua makanan
yang dibeli, diterima dari orang lain ataupun dari hasil produksi sendiri. Jumlah makanan
dicatat dalam URT (ukuran rumah tangga), termasuk harga eceran bahan makanan tersebut.
Cara ini tidak memperhitungkan makanan cadangan yang ada di rumah tangga dan juga tidak
memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi di luar rumah dan rusak, terbuang
atau tersisa atau diberikan pada binatang piaraan. Lamanya pencatatan umumnya tujuh hari.
(Gibson, 1990).

Langkah-langkah pencatatan (food account) antara lain :

1) Keluarga mencatat seluruh makanan yang masuk ke rumah yang berasal dari berbagai
sumber tiap hari URT (ukuran rumah tangga) atau satuan ukuran volume atau berat.

2) Jumlahkan masing-masing jenis bahan makanan tersebut dan konversikan ke dalam ukuran
berat setiap hari.

3) Hitung rata-rata perkiraan penggunaan bahan makanan setiap hari

Kelebihan metode pencatatan :

1) Cepat dan relatif murah

2) Dapat diketahui tingkat ketersediaan bahan makanan keluarga pada periode tertentu.

3) Dapat menjangkau responden lebih banyak.

6
Kekurangan metode pencatatan :

1) Kurang teliti, sehingga tidak dapat menggambarkan tingkat konsumsi rumah tangga.

2) Sangat tergantung pada kejujuran responden untuk melaporkan/mencatat makanan dalam


keluarga. (Supariasa. 2002. Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta Hal 90).

2. FOOD LIST

FORMULIR FOOD LIST

Nama :
Alamat :
Jumlah Anggota Keluarga :
No. Hp :
Petugas :

Hari/Tanggal Jenis Bahan makanan Jumlah


bahan Asal Berat URT Harga yang
makanan (gr) (Rp) makan

PEMBAHASAN:

Metode pendaftaran ini dilakukan dengan menanyakan dan mencatat seluruh bahan makanan
yang digunakan keluarga selama periode survei dilakukan (biasanya 1-7 hari). Pencatatan
dilakukan berdasarkan jumlah bahan makanan yang dibeli, harga dan nilai pembeliannya,
termasuk makanan yang dimakan anggota keluarga diluar rumah. Jadi data yang diperoleh
merupakan taksiran dan perkiraan dari responden. Metode ini tidak memperhitungkan bahan
makanan yang terbuang, rusak atau diberikan pada binatang peliharaan. Jumlah bahan
makanan diperkirakan dengan ukuran berat atau URT. Selain itu dapat dipergunakan alat
bantu seperti food model atau contoh lainnya seperti gambar-gambar. Contoh bahan makanan
aslinya dan lain-lain untuk membantu daya ingat responden. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara wawancara yang dibantu dengan formulir yang telah disiapkan. Karena data

7
yang diperoleh merupakan taksiran atau perkiraan maka data yang diperoleh kurang teliti
(Setyawati dan Hartini, 2018)
Langkah-langkah metode pendaftaran makanan (food list) :
a. Mencatat jenis bahan makanan atau makanan yang masuk kerumah tangga dalam
bentuk URT berdasarkan jawaban dari responden selama periode survei.
b. Catat jumlah makanan yang dikonsumsi masing-masing anggota keluarga baik
dirumah maupun didalam rumah.
c. Jumlahkan semua bahan makanaan yang diperoleh.
d. Mencatat umur dan jenis kelamin anggota keluarga yang ikut makan.
e. Menghitung rata-rata perkiraan konsumsi bahan makanan perkapita dibagi dengan
jumlah anggota keluarga.
Kelebihan metode food list : relatif murah karena membutuhkan waktu yang singkat.
Kekurangan metode food list :
a. Hasil yang diperoleh kurang teliti karena berdasarkan perkiraan
b. Sangat subjektif, tergantung pada kejujuran responden
c. Sangan bergantung pada daya ingat responden.

3. FOOD RECORD

FORM WEIGHED FOOD RECORD (WFR)

Nama Subyek : Nama Petugas :


Data untuk Konsumsi Makan Tanggal :
Pukul: s.d.
Waktu & Bahan Berat Makanan (g) Berat yang
Metode
Tempat Menu Makanan Yang dikonsumsi
Pemasakan Sisa
Makan Penyusun disajikan (g)

8
Pertanyaan tambahan (lingkari pilihan jawaban yang sesuai dan isilah titik-titik sesuai
kondisi Saudara.
Apakah pencatatan makan di atas sesuai kebiasaan makan Saudara? a) ya b) tidak
Jika tidak sama dengan kebiasaan makan Saudara selama ini, apa yang berbeda?
a) Jumlahnya, yaitu .........................................................................................................
b) Jenisnya, yaitu .........................................................................................................
Apakah Saudara mengkonsumsi suplemen? a) ya b) tidak
Jika iya, apa merk nya? .........................................................................................................
Berapa jumlah yang dikonsumsi? ............................................................................................

FORM ESTIMATED FOOD RECORD (EFR)


Nama Subyek : Nama Petugas :
Data untuk Konsumsi Makan Tanggal: Pukul: s.d.
Ukuran Rumah Berat yang
Berat Makanan
Waktu Tangga dikonsumsi
Bahan Metode (g) (diisi
& Makanan (g)
Menu Makanan Pemasaka petugas)
Tempat (diisi
Penyusun n
Makan Yang Yang petugas)
Sisa Sisa
disajikan disajikan

9
Pertanyaan tambahan (lingkari pilihan jawaban yang sesuai dan isilah titik-titik sesuai
kondisi Saudara.
Apakah pencatatan makan di atas sesuai kebiasaan makan Saudara? a) ya b) tidak
Jika tidak sama dengan kebiasaan makan Saudara selama ini, apa yang berbeda?
a) Jumlahnya, yaitu .........................................................................................................
b) Jenisnya, yaitu .........................................................................................................
Apakah Saudara mengkonsumsi suplemen? a) ya b) tidak
Jika iya, apa merk nya? .........................................................................................................
Berapa jumlah yang dikonsumsi? ............................................................................................

FORM 24-hour FOOD RECALL


Nama Subyek : Nama Petugas :
Data untuk Konsumsi Makan Tanggal: Pukul: s.d.
Waktu Makanan yang
Bahan Metode
& Dikonsumsi Penjelasan
Menu Makanan Pemasaka
Tempat tambahan
Penyusun n URT Berat (g)
Makan

10
Pertanyaan tambahan (lingkari pilihan jawaban yang sesuai dan isilah titik-titik sesuai
kondisi Saudara.
Apakah pencatatan makan di atas sesuai kebiasaan makan Saudara? a) ya b) tidak
Jika tidak sama dengan kebiasaan makan Saudara selama ini, apa yang berbeda?
a) Jumlahnya, yaitu .........................................................................................................
b) Jenisnya, yaitu .........................................................................................................
Apakah Saudara mengkonsumsi suplemen? a) ya b) tidak
Jika iya, apa merk nya? .........................................................................................................
Berapa jumlah yang dikonsumsi? ............................................................................................
PEMBAHASAN:

Food record merupakan catatan responden mengenai jenis dan jumlah makanan dan
minuman dalam satu periode, biasanya 3 hari dalam satu minggu, yakni 2 hari biasa dan 1
hari libur, sampai 7 hari dan dapat dikuantifikasikan dengan estimasi menggunakan Ukuran
Rumah Tangga (URT) (Estimated Food Record) atau menimbang (Weighed Food Record).

Prinsip dan Prosedur Metode F ood Records   (Estimasi Makanan dan


Penimbangan Makanan). Menurut Fahmida dan Dillon, 2007 bahwa prinsip dan
penggunaan dari metode pencatatan makanan ( food records) adalah sebagai
berikut :

1. Dasar dari pencatatan ukuran porsi makanan dari makanan yang dikonsumsi
oleh individu adalah estimasi menggunakan ukuran rumah tangga (URT)
atau penimbangan menggunakan timbangan makanan. Metode penimbangan
merupakan metode yang ideal untuk studi penelitian dan kontrol penelitian
terutama saat kegiatan konseling diet atau untuk mengetahui korelasi antara
intake dengan parameterbiologis.

2. Berguna untuk kegiatan dalam penelitian, khususnya dalam penelitian


epidemiologi gizi. Data intake zat gizi selanjutnya dapat dijadikan sebagai
dasar programpendidikangizi.

3. Jika menggunakan metode penimbangan, responden perlu diberikan

11
motivasi, harusbisa berhitung dan tidak buta huruf, atau alternatifnya adalah
menggunakan enumerator untuk mengumpulkan data dan mencatat intake
makanan responden.

4. Apabila membutuhkan ingatan 24 jam (24-h recall ) untuk mengestimasi


kebiasaan intake makanan individu maka tergantung pada variasi konsumsi
harian dalam intake makanan pada satu individu.Jika membutuhkan
recall lebih dari satu hari maka sebaiknya memilih hari yang tidak
berurutan(nonkonsekutif).

5. Ingatan24jam(24-hrecall)  dapat diulang selama musim yang berbeda pada


satu tahun untuk mengestimasi rata-rata intake individu selama periode
waktu yang lebih lama (untuk mengetahui kebiasaan intakemakanan).

Dalam Fahmida & Dillon, 2007 juga disebutkan bahwa prosedur pada
metode estimasi makanan dan penimbangan makanan adalah sebagai berikut :

1. Responden diminta untuk mencatat, konsumsi pada saat yang sama, semua
makanan dan minuman (termasuksnack) yang dimakan dalam ukuran rumah
tangga (URT) untuk periode waktu yang telah ditentukan.

2. Rincian deskripsi dari makanan tersebut adalah meliputi:

o  Nama (lokal/setempat dan umum jikadiketahui)


o Metodepemasakan
o Kondisi makanan (mentah, masak, dikupas atauolahan)
o  Nama merk jikamemungkinkan
o Semua bumbu, herbal danrempah-rempah
o Deskripsi yang lengkap dari masing-masingmakanan
o Menimbang jumlah yang dikonsumsi atau mengestimasi
menggunakan ukuranrumah tanggan (URT) dan menggunakan
peralatan rumah tangga yang dikaliberasi.

Jika responden makan diluar rumah maka responden biasanya diminta untuk
mencatat deskripsi dan jumlah dari makanan yang dimakan. Ahli gizi dapat
kemudian membeli dan menimbang duplikat porsi dari masing-masing item

12
makanan yang dicatat, hal ini dilakukan jika memungkinkan, untuk menilai
kemungkinan jumlah makanan yangdikonsumsi.

Kelebihan metode food records:

a. Metode ini relatif murah dan cepat


b. Dapat menjangkau sampai dalam jumlah besar
c. Hasilnya relatif lebih akurat

Kekurangan food records:

a. Metode ini terlalu membebani responden, sehingga sering menyebabkan


responden merubah kebiasaan makannya
b. Tidak cocok untuk responden yang buta huruf
c. Sangat tergantung pada kejujuran dan kempuan responden dalam mencatat dan
memperkirakan jumlah konsumsi

4. FOOD INVENTORY

FORMULIR FOOD INVENTORY

Jenis Berat Makanan Makanan Jumlah Rata-Rata


Makanan Dapat Masuk Keluar Anggota Perkiraan
Dimakan Keluarga Konsumsi
(BDD) Keluarga

Pembahasan :
Metode inventaris ini juga sering disebut log book method. Prinsipnya dengan cara
menghitung/mengukur semua persediaan makanan di rumah tangga (berat dan jenisnya)
mulai dari awal sampai akhir survey. Semua makanan yang diterima, dibeli, dan dari
produksi sendiri dicatat dan dihitung/ditimbang setiap hari selama periode pengumpulan data
(biasanya selama sekitar satu minggu). Semua makanan yang terbuang, tersisa dan busuk

13
selama penyimpanan dan diberikan pada orang lain atau binatang peliharaan juga
diperhitungkan. Pencatatan dapat dilakukan oleh petugas atau responden yang sudah
mampu/telah dilatih dan tidak buta huruf (Gibson, 1990).
Langkah-langkah metode inventaris:
1. Catat dan timbang/ukur semua jenis bahan makanan yang ada di rumah tangga hari
pertama survey
2. Catat dan ukur semua bahan makanan yang diperoleh (dibeli, dari kebun,
pemberian orang lain dan makan di luar rumah) keluarga selama hari survey
3. Catat dan ukur semua bahan makanan yang diberikan kepada orang lain, rusak,
terbuang, dan sebagainya selama hari survey
4. Catat dan ukur semua jenis bahan makanan yang ada di rumah pada hari terakhir
survey
5. Hitung berat bersih dari tiap-tiap bahan makanan yang digunakan keluarga selama
periode survey
6. Catat pula jumlah anggota keluarga dan umur masing-masing yang ikut makan
7. Hitung rata-rata perkiraan konsumsi keluarga atau konsumsi perkapita dengan
membagi konsumsi keluarga dengan jumlah anggota keluarga
Peralatan yang diperlukan dalam metode inventaris antara lain:
1. Kuesioner
2. Peralatan atau alat timbang
3. Ukuran Rumah Tangga
Kelebihan Metode Inventaris: Hasil yang diperoleh lebih akurat karena memperhitungkan
adanya sisa makanan, terbuang dan rusak selama survey dilakukan.
Kekurangan Metode Inventaris:
1. Petugas harus terlatih dalam menggunakan alat ukur dan formulir pencatatan
2. Tidak cocok untuk responden yang buta huruf, bila pencatatan dilakukan oleh
responden
3. Memerlukan peralatan sehingga biaya relative mahal
4. Memerlukan waktu yang relative lebih lama

2.3 Perbedaan Food Account, Food List, Food Record, dan Food Inventory

Food Account : Metode pencatatan dilakukan dengan cara keluarga mencatat setiap hari
semua makanan yang dibeli, diterima dari orang lain ataupun dari hasil produksi sendiri.
Jumlah makanan dicatat dalam URT (ukuran rumah tangga), termasuk harga eceran bahan
14
makanan tersebut. Cara ini tidak memperhitungkan makanan cadangan yang ada di rumah
tangga dan juga tidak memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi di luar rumah
dan rusak, terbuang atau tersisa atau diberikan pada binatang piaraan. Lamanya pencatatan
umumnya tujuh hari.
Food List : Metode pendaftaran ini dilakukan dengan menanyakan dan mencatat seluruh
bahan makanan yang digunakan keluarga selama periode survei dilakukan (biasanya 1-7
hari). Pencatatan dilakukan berdasarkan jumlah bahan makanan yang dibeli, harga dan nilai
pembelinya, termasuk makanan yang dimakan anggota keluarga diluar rumah. Jadi data yang
diperoleh merupakan taksiran/perkiraan dari responden. Metode ini tidak memperhitungkan
bahan makanan yang terbuang, rusak atau diberikan pada binatang piaraan. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara wawancara yang dibantu dengan formulir yang telah disiapkan,
yaitu kuisioner terstruktur yang memuat daftar bahan makanan utama yang digunakan
keluarga. Karena data yang diperoleh merupakan taksiran atau perkiraan maka data yang
diperoleh kurang teliti.

Food Record : Metode ini disebut juga food records atau dietary records, yang digunakan
untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Responden diminta mencatat semua yang ia makan
dan minum setiap kali sebelum makan. Menimbang dalam ukuran berat pada periode tertentu,
termasuk cara persiapan dan pengelolaan makanan. Metode ini dapat memberikan informasi
konsumsi yang mendekati sebenarnya tentang jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi
oleh individu.

Penjelasan lain tentang metode ini yakni metode yang dilakukan untuk mencatat jumlah yang
dikonsumsi. Pada metode ini responden diminta untuk mencatat semua yang ia makan dan
minum setiap kali sebelum makan dalam Ukuran Rumah Tangga (URT) atau menimbang
dalam ukuran berat (gram) dalam periode tertentu (2-4 hari berturut-turut), termasuk cara
persiapan dan pengolahahan makanan tersebut.

Food Inventory : Metode inventaris ini juga sering disebut log book method.
Prinsipnya dengan cara menghitung atau mengukur semua persediaan makanan di rumah
tangga (berat dan jenisnya) mulai dari awal sampai akhir survei. Semua makanan yang
diterima, dibeli dan dari produksi sendiri dicatat dan dihitung/ditimbang setiap hari selama
periode pengumpulan data (biasanya sekitar satu minggu). Semua makanan yang terbuang,
tersisa dan busuk selama penyimpanan dan diberikan pada orang lain atau binatang
peliharaan juga diperhitungkan. Pencatatan dapat dilakukan oleh petugas atau responden
yang sudah mampu/telah dilatih dan tidak buta huruf.

15
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Metode survei konsumsi pangan yang dikenal saat ini ada berbagai macam.
Identifikasi berbagai metode dapat dibedakan menurut sasarannya. Metode survei konsumsi
pangan menurut sasarannya dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu metode SKP individu
dan Metode SKP kelompok. Metode SKP individu adalah metode; recal konsumsi 24 jam
(Food Recall 24 Hours), penimbangan makanan (Food Weighing), pencatatan makanan (food
record), dan Riwayat Makanan (Dietary History).

Pada metode food account dan food list keduanya tidak memperhitungkan bahan
makanan yang terbuang, rusak atau diberikan pada binatang piaraan, tetapi pada food list
makanan yang dimakan anggota keluarga diluar rumah masih di perhitungkan sedangkan
pada food account, makanan yang dikonsumsi anggota keluarga diluar rumah tidak
diperhitungkan.

Sedangkan pada food inventory, semua makanan yang diterima, dibeli dan dari
produksi sendiri dicatat dan dihitung/ditimbang setiap hari selama periode pengumpulan data
(biasanya sekitar satu minggu). Semua makanan yang terbuang, tersisa dan busuk selama
penyimpanan dan diberikan pada orang lain atau binatang peliharaan juga diperhitungkan.

Pada food record, pada metode ini responden diminta untuk mencatat semua yang ia
makan dan minum setiap kali sebelum makan dalam Ukuran Rumah Tangga (URT) atau
menimbang dalam ukuran berat (gram) dalam periode tertentu (2-4 hari berturut-turut),
termasuk cara persiapan dan pengolahahan makanan tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

Indrati dan Gardjito. 2013. pendidikan konsumsi pangan. jakarta: PT Fajar


Interpratama Mandiri.

Iswan dkk. 2019. Buku Ajar Diet Hati. jawa Timur: AirLangga University Press.

Setyawati dan Hartini. 2018. dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. Sleman:Grup
Penerbitan CV BUDI UTAMA

Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG

Ni Wayan Arya Utami. 2016. Modul Survei Konsumsi Makanan 2016 . Bali :
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2016

Kemenkumham. (2015). Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2014

tentang Kesehatan Jiwa disertai Penjelasannya. Jakarta :Kemenkumham RI

Sirajuddin, DKK. Survei Konsumsi Pangan: Buku Kedoktera: EGC 2004.

Kementerian Pertanian. 2016. Modul Pendampingan Mahasiswa dalam Upaya Khusus


Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai. Badan Penyuluhan dan Pengembangam
Sumber daya Manusia Pertanian 2016. 196 hal.

Gibson, SR. 1990. Principles of Nutritional Assesment. London: Oxford University


Press.

Supariasa. 2002. Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta Hal 90

17

Anda mungkin juga menyukai