Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

METODE PENDIDIKAN DAN PENYULUHAN GIZI


(BERMAIN PERAN, SIMULASI, FIELD TRIP, STUDI KASUS, SIMPOSIUM)
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pendidikan Gizi
Dosen Pengampu : Puji Lestari, S.K.M., M.P.H

Disusun oleh :

1. Fina Chiyaroh 1807026038


2. Reza Permatasari E.P.B.M 1807026044
3. Shafira Abdillah 1807026061

Kelompok 3
Gizi 5B

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
WALISONGO
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta pengikutnya di hari kiamatkelak.

Pada kesempatan ini, penyusun telah menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pendidikan Gizi yang berjudul “Metode Pendidikan dan Penyuluhan Gizi
(Bermain Peran, Simulasi, Field Trip, Studi Kasus, Simposium)”. Di dalam makalah ini,
kami ulas beberapa hal yang berhubungan dengan pengertian, tujuan, penggunaan,
keunggulan, kekurangan, dan saran penyelenggaraan pada masing-masing metode
pendidikan dan penyuluhan gizi.

Terimakasih kepada keluarga dan sahabat yang telah mendukung dalam


menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Puji Lestari,
S.K.M., M.P.H, selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Gizi. Kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran dari teman-teman pembaca dan dosen
pengampu sangat kami harapan untuk perbaikan dan kesempurnaan makalahselanjutnya.

Semarang, 29 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................…..1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Pembahasan ................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Bermain Peran ......................................................................................................... 3

2.2 Simulasi (Permainan)…….……………………………………………………….. 5

2.3 Meninjau Lapangan (Field Trip) ............................................................................. 7

2.4 Studi Kasus (Case Study). ....................................................................................... 8

2.5 Simposium………………………………………………………………………...10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………...……………………………13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Salah satu faktor yang mempengaruhi gizi seseorang adalah kurangnya pengetahuan
tentang gizi. Berkurangnya pengetahuan tersebut juga akan mengurangi kemampuan
seseorang untuk menerapkan informasi gizi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara
untuk meningkatka pengetahuan seseoarang yaitu dengan cara memberikan pendidikan
gizi sedini mungkin. Pendidikan gizi ini dapat diberikan melalui penyuluhan, pemberian
poster, leaflet atau booklet pada anak sekolah.

Pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang, dengan adanya peningkatan


pengetahuan maka diharapkan akan terjadi perubahan perilaku yang lebih baik terhadap
gizi dan kesehatan. Program pendidikan kesehatan dan gizi pada anak sekolah
merupakan salah satu cara untuk menerapkan intervensi kesehatan global secara
sederhana dan efektif untuk memperoleh pendidikan yang labih luas.

Pendidikan gizi akan meningkatkan pengetahuan gizi anak dan akan membantu sikap
anak yang dapat mempengaruhi kebiasaan anak dalam memilih makanan dan snack yang
menyehatkan. Pengaruh pendidikan gizi terhadap kesehatan mungkin akan lebih efektif
jika targetnya adalah langsung pada anak usia sekolah

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian, tujuan, penggunaan, keunggulan, kekurangan, saran


penyelenggaraan, prosedur, dan tata letak dalam metode bermain peran?

2. Apa pengertian, tujuan, penggunaan, keunggulan, kekurangan, saran


penyelenggaraan, prosedur, dan tata letak dalam metode simulasi (permainan)?

3. Apa pengertian, tujuan, penggunaan, keunggulan, kekurangan, saran


penyelenggaraan, dan prosedur dalam metode meninjau lapangan (field trip)?

4. Apa pengertian, tujuan, penggunaan, keunggulan, kekurangan, saran


penyelenggaraan, dan prosedur dalam metode studi kasus (case study)?

5. Apa pengertian, tujuan, penggunaan, keunggulan, kekurangan, saran


penyelenggaraan, prosedur, dan tata letak dalam metode simposium?

1
1.3 Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui pengertian, tujuan, penggunaan, keunggulan, kekurangan, saran


penyelenggaraan, prosedur, dan tata letak dalam metode bermain peran.

2. Mengetahui pengertian, tujuan, penggunaan, keunggulan, kekurangan, saran


penyelenggaraan, prosedur, dan tata letak dalam metode simulasi (permainan).

3. Mengetahui tujuan, penggunaan, keunggulan, kekurangan, saran penyelenggaraan,


dan prosedur dalam metode meninjau lapangan (field trip)

4. Mengetahui pengertian, tujuan, penggunaan, keunggulan, kekurangan, saran


penyelenggaraan, dan prosedur dalam metode studi kasus (case study).

5. Mengetahui pengertian, tujuan, penggunaan, keunggulan, kekurangan, saran


penyelenggaraan, prosedur, dan tata letak dalam metode symposium.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bermain Peran
A. Pengertian
Dalam bermain peran, peserta memerankan seperti dalam kenyataan, mereka berbuat
sesuai dengan pendapatnya. Peserta kemudian mencoba untuk memecahkan masalah
yang sedang dihadapi.
B. Tujuan
Tujuan metode bermain peran adalah :
1. Mengunggah suatu persoalan yang menyangkut hubungan manusia.
2. Mendapatkan alternatif lain dalam pemecahan masalah yang menyangkut
hubungan manusia.
3. Melibatkan segi-segi sikap dan perasaan secara tajam dari para peserta.
C. Penggunaan
Metode bermain peran digunakan untuk memaknai suatu kehidupan yang
berhubungan dengan interaksi antar manusia. Interaksi antar manusia ini dapat
menyangkut permasalahan kehidupan sehari-hari.
D. Keunggulan
Metode bermain peran mempunyai beberapa keunggulan, antara lain :
1. Memberikan kesan yang mendalam dalam penyajian dan pemecahan masalah.
2. Mendorong peserta untuk berpikir dan merenung lebih jauh.
3. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk berperan sebagai tokoh.
E. Kekurangan
Kekurangan metode bermain peran adalah :
1. Sukar mencari orang yang dapat berperan secara meyakinkan
2. Peserta dalam jumlah besar dapat mempengaruhi sikap-sikap pemain.
F. Saran Penyelenggaraan
Beberapa saran penyelenggaraan metode bermain peran adalah :
1. Panggung atau tempat diatur agar para pemain berada di tengah area.
2. Permasalahan yang dimainkan ditentukan secara cermat dan tepat.
3. Pilih pemain untuk memerankan tokoh tertentu.
4. Biarkan metode ini berjalan selama memberikan gagasan baru.
5. Setelah selesai, bermain peran dilanjutkan dengan diskusi.

3
G. Prosedur
Menurut Nurul Ramadhani Makarao (2009), prosedur bermain peran adalah sebagai
berikut :
1. Mempersiapkan scenario kartu peran dengan uraian peran yang singkat dan jelas,
serta papan nama untuk setiap peran.
2. Menyampaikan keseluruh peserta bahwa akan melakukan metode pembelajaran
dengan bermain peran.
3. Menunjukkan kepada peserta untuk memainkan peran sesuai dengan yang
ditentukan.
4. Meminta peserta keluar ruangan untuk mempelajari peran secara terpisah selama
5-10 menit.
5. Menunjuk peserta lain untuk mengamati peran tertentu menggunakan formulir
observasi.
6. Menyusun tata letak ruang sesuai permainan yang akan diperagakan.
7. Mempersilahkan pemain dan pengamat untuk memposisikan diri sesuai yang
ditentukan.
8. Mempersilahkan pemain untuk memulai kegiatan.
9. Meminta peserta lain sebagai pengamat.
10. Menyetop jika sudah selesai.
11. Meminta pengamat dan pemain untuk membahas apa yang telah mereka amati
dan perankan.
12. Diskusikan tentang proses dan materi metode bermain peran
H. Tata Letak

Tata letak metode bermain peran sebagai berikut :

4
2.2 Simulasi (Permainan)

A. Pengertian

Metode simulasi adalah permainan yang direncankan yang maknanya dapat diambil
untuk kepentingan sehari-hari. Metode simulasi dapat dilaksanakan untuk memaknai
masalah hubungan antar manusia.

B. Tujuan

Tujuan metode simulasi adalah :


1. Peserta menjadi lebih sadar pada kebiasaan-kebiasaan kurang baik.
2. Peserta didik menjadi lebih peka, tahu kekurangan dan kelebihannya sendiri.
3. Dapat menggembangkan diri peserta sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
C. Penggunaan
Metode simulasi ini digunakan untuk memaknai hubungan antar manusia dengan
berbagai macam permainan sehingga para peserta dapat memahami kelemahan dan
kelebihan dan kelemahan yang dimiliki. Selain dapat memahami kelebihan dan
kelemahan yang dimiliki, metode tersebt juga dapat digunakan untuk mengembangkan
potensi peserta.

D. Keunggulan
1. Partisipasi peserta dalam suatu kegiatan. Peserta langsung mengalami dan berbuat
(learning by doing).
2. Suasana lebih santai dan peserta dapat memahami permasalahan dalam kehidupan
sehari – hari.
3. Dari permainan dalam situasi, peserta dapat menarik makna sesuai dengan
permasalahan dalam kehidupan sehari – hari.
4. Permainan akan menimbulkan kesan yang mendalam.
E. Kelemahan
1. Apabila topik permainan tidak tepat maka tujuan simulasi tidak tercapai.
2. Membutuhkan alat – alat untuk mendukung permainan.
3. Terkadang peserta sulit ditunjuk dan menolak menjadi pemain dalam simulasi.
4. Umumnya berhenti pada permainan dan makna atau manfaatnya tidak dapat digali.
F. Saran penyelenggaraan
Dalam segala aktivitas penyelenggaraan metode simulasi, beberapa saran
penyelenggaraannya, sebagai berikut:
1. Pilih topik permainan yang sederhana dan mudah untuk dimainkan peserta.
5
2. Jelaskan tujuan permainan sebelum permainan dimulai.
3. Salah satu peserta bertugas sebagai pengamat saat permainan berlangsung.
4. Berikan kesempatan pada pemain dan pengamat untuk memberikan komentar atau
tanggapan tentang permainan setelah permainan selesai.
5. Buatlah kesimpulan dari permainan yang dihubungkan dengan kehidupan sehari –
hari.
G. Prosedur
Menurut Nurul Ramadani Makarao (2009), proses simulasi adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
 Materi simulasi dalam bentuk satuan pembelajaran (satpel).
 Menetapkan kemampuan dan situasi yang akan dihadapi dalam bentuk simulasi.
 Menyusun skenario agar langkah – langkah pelaksanaan jelas.
 Menyediakan prosedur tetap (protap) penggunaan alat, urutan, dan waktu untuk
setiap kegiatan.
 Membentuk kelompok yang sesuai.
 Menyiapkan lembar kerja dan lembar observasi.
 Menyiapkan alat bantu ruangan dan mengecek kesiapan secara keseluruhan.
2. Pelaksanaan
 Penjelasan skenariosimulasi dilanjutkan dengan pembagian kelompok, pengamat,
lembar kerja, dan lembar observasi serta penjelasannya.
 Menyiapkan situasi buatan seperti situasi nyata.
 Pembelajar melaksanakan peran sesuai dengan skenario.
 Umpan balik dari pengamat.
 Rangkuman dan umpan balik dari fasilisator.
H. Tata Letak

Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

6
2.3 Meninjau Lapangan (Field Trip)
A. Pengertian
Menurut Supariasa (2012) metode meninjau lapangan (field trip) adalah pergi ke
tempat – tempat, baik dikomunitas atau tatanan lain yang dianggap perlu untuk
memantapkan hasil belajar. Biasanya dilakukan setelah mendapat teori dikelas dan
membandingkan dengan kondisi nyata di lapangan.
B. Tujuan
Tujuan dari metode meninjau lapangan adalah agar para peserta mendapat gambaran
langsung dari kenyataan yang ada di masyarakat. Dalam kenyataannya, kunjungan
lapangan dilanjutkan dengan wisata.
C. Penggunaan
Metode peninjauan lapangan digunakan apabila:
1. Peserta perlu memahami dan merasakan permasalahan secara nyata.
2. Peserta mengalami kegiatan nyata yang ada di masyarakat.
3. Peserta perlu mendapatkan gambaran langsung dari kenyataan yang ada.
D. Keunggulan
Keunggulan dari metode meninjau lapangan, antara lain:
1. Peserta dapat mengenal permasalahan yang ada secara langsung, sehingga
pemecahan masalah lebih sesuai dengan kenyataan.
2. Peserta mendapat keterangan langsung dari lapangan dan dapat belajar dari hal –
hal yang praktis.
3. Menimbulkan kesan pada peserta, karena dapat melihat secara langsung kenyataan
yang ada di lapangan.
4. Dapat mendorong tempat yang dikunjungi untuk berkembang menjadi lebih baik.
E. Kekurangan
Kekurangan dari metode meninjau lapangan, antara lain:
1. Memerlukan banyak waktu, terutama jika tempat yang akan dikunjungi jauh.
2. Apabila tujuan kunjungan tidak jelas dan peserta tidak tertarik untuk
mengikutinya, hasilnya tidak mempunyai makna dan sifatnya hanya sebagai hura –
hura saja.
3. Ada kalanya petugas lapangan merasa terganggu, terutama jika dikunjungi terlalu
sering meskipun orang yang datang berbeda – beda.
F. Saran Penyelenggaraan
Agar penyelenggaraan kunjungan lapangan dapat berjalan efektif dan bermakna, ada

7
beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Peserta didorong untuk merencanakan kunjungan dibawah arahan fasilitator.
2. Daerah yang akan dikunjungi harus dipersiapkan terlebih dahulu melalui
perjalanan khusus. Penjajakan dapat secara langsung maupun melalui surat atau
media lainnya. Hal – hal yang perlu dijajaki yaitu bilamana dapat menerima
kunjungan, apa yang akan dilihat/ dipelajari, tata tertib kunjungan, dan sebagainya.
3. Persiapan souvenir atau tali asih untuk daerah yang akan dikunjungi.
4. Bila perlu, rancangan laporan hasil kunjungan dibuat.
G. Tata Letak
Tidak ada tata letak khusus dalam metode meninjau lapangan. Tata letak dalam metode
lapangan bergantung pada tempat yang akan dikunjungi.

2.4 Studi Kasus (Case Study)

A. Pengertian
Study kasus adalah sekumpulan situasi masalah yang dianalisis secara mendalam atau
mendetail. Biasanya permasalahan adalah “bagian dari kehidupan yang memerlukan
diagnosis penangan.

B. Tujuan
Tujuan dari metode ini adalah melatih peserta didik guna mengembangkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan cara mempelajari sesuatu secara
mendalam. Untuk studi kasus bidang gizi, biasanya peserta didik diberi kasus berbagai
jenis penyakit, antara lain kasus diet hipertensi, diet penyakit jantung, diet penyakit
ginjal, dan diet penyakit kencing manis, dan lain sebagainya. Peserta didik diharapkan
mempelajari dari segi patologi, intervensi gizi yang diberikan, dan bagaimana
intervensinya.

C. Penggunaan
Penggunaan metode ini adalah :
1. Sebagai landasan diskusi yang bersifat analisis dan landasan bagi pengembangan
alternatif pemecahan masalah.
2. Menganalisis masalah secara mendalam.
3. Membantu peserta memahami masalah secara detail.
4. Pemilihan kasus yang baik dapat memberikan wawasan yang luas mengenai
prinsip-prinsip tertentu dan bagaimana pelaksanaannya.

8
5. Memungkinkan pertukaran pendapat dan mengadakan evaluasi.
6. Membuka kemungkinan untuk mengadakan perubahan kesiapan mental setiap
peserta.
7. Mencari beberapa alternatif pemecahan masalah dari jawaban yang ada hanya
berlaku pada kasus tersebut.

D. Keunggulan
Keunggulan metode studi kasus adalah :
1. Dapat dilaksanakan sebelum diskusi. Hasil studi kasus dapat dijadikan acuan untuk
diskusi, sehingga diskusi menjadi lebih hidup dan penuh makna.
2. Anggota kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk mempelajari
sesuatu.
3. Menerapkan teori-teori yang sudah didapat sebelumnya.

E. Kelemahan
Kelemahan metode studi kasus adalah :
1. Membutuhkan keterampilan menulis, karena pada akhir studi kasus peserta
dituntut membuat laporan secara tertulis.
2. Memerlukan banyak waktu, karena proses diagnosis memerlukan waktu yang
lama.
3. Sulit dipakai untuk mengukur hal-hal yang bersifat emosional yang tidak mungkin
dicerminkan dalam kasus.
4. Dapat menimbulkan frustasi apabila tidak ada alternatif pemecah yang dapat
dihasilkan.

F. Sarana penyelenggaraan
Dalam melaksanakan studi kasus, ada beberapa kiat yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Materi yang akan dibahas dalam studi kasus harus dipersiapkan secara matang.
2. Pilih studi kasus yang rasional dan praktis serta tidak ekstrem.
3. Lebih baik mengambil materi yang berhubungan dengan tugas sehari-hari, contoh
seorang ahli gizi dirumah sakit mengambil studi kasus berbagai penyakit yang
perlu penangan diet khusus.
4. Tidak mencantumkan nama lembaga untuk menjaga integritas atau nama baik.

9
2.5 Simposium

A. Pengertian
Para pakar metode pendidikan mengemukakan bahwa simposium adalah beberapa
orang pakar membahas tentang berbagai aspek dari suatu subjek tertentu dan
disampaikan di depan peserta secara singkat. Umumnya, simposium disampaikan
dalam waktu 5-20 menit yang kemudian diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan
pembahasan dan sanggahan dirumuskan oleh panitia sebagai hasil simposium.

B. Tujuan
Tujuan dari metode simposium adalah mendapatkan gambaran suatu masalah yang
ditinjau dari berbagai aspek masalah yang dihadapi. Contohnya masalah gizi di
Indonesia ditinjau dari aspek ekonomi, aspek produktivitas, aspek kecerdasan, aspek
pembangunan, dan aspek sosial budaya.

C. Penggunaan
Penggunaan metode simposium adalah :
1. Digunakan untuk kelompok besar
2. Anggota kelompok membutuhkan keterangan singkat
3. Membicarakan aspek yang berbeda-beda dari setiap topik
4. Pokok pembicaraan sudah ditentukan secara matang oleh panitia.

D. Keunggulan
Metode simposium mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
1. Banyak informasi yang didapat didalam waktu yang singkat
2. Pergantian pembicara menarik perhatian peserta
3. Dapat digunakan dalam kelompok besar
4. Dapat dipersiapkan dengan baik jauh hari sebelum dilaksanakan simposium.

E. Kekurangan
Kekurangan metode ini adalah :
1. Kurang interaksi antar peserta simposium
2. Suasana terasa formal
3. Membutuhkan perencanaan yang matang
4. Membatasi pendapat pembicara karena waktu yang diberikan relatif singkat
5. Kurang spontanitas dan kreativitas dari pembicara karena hambatan waktu.

10
F. Saran penyelenggaraan
Metode simposium mempunyai banyak hambatan, sehingga ada beberapa saran
penyelenggaraan, diantaranya:
1. Panitia harus bekerja serius dan harus selalu berkoordinasi setiap saat.
2. Mengingat pembicara adalah para pakar dan umumnya menjabat, kadang para
pakar sulit mengatur waktu. Panitia sudah menentukan waktu simposium, tetapi
beberapa pakar tidak dapat memenuhi karena kesibukan dikantor.
3. Perlu penataan ruangan, agar peserta nyaman atau mengikuti
4. Menumbuhkan moderator/pimpinan simposium yang terampil, terutama dalam
pengaturan waktu.
5. Panitia wajib membuat laporan pelaksanaan simposium.

G. Tata letak
Tata letak penyelenggaraan simposium terlihat dalam gambar

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang, dengan adanya peningkatan


pengetahuan maka diharapkan akan terjadi perubahan perilaku yang lebih baik terhadap
gizi dan kesehatan. Program pendidikan kesehatan dan gizi pada anak sekolah
merupakan salah satu cara untuk menerapkan intervensi kesehatan global secara
sederhana dan efektif untuk memperoleh pendidikan yang labih luas. Ada beberapa
metode pendidikan dan penyuluhan gizi, diantaranya bermain peran, simulasi, field trip,
studi kasus dan simposium.

Metode Bermain Peran adalah sebuah metode yang dimana peserta memerankan
seperti dalam kenyataan, mereka berbuat sesuai dengan pendapatnya. Peserta kemudian
mencoba untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

Metode simulasi adalah permainan yang direncankan yang maknanya dapat diambil
untuk kepentingan sehari-hari. Metode simulasi dapat dilaksanakan untuk memaknai
masalah hubungan antar manusia.

Metode Field Trip adalah pergi ke tempat – tempat, baik dikomunitas atau tatanan lain
yang dianggap perlu untuk memantapkan hasil belajar. Biasanya dilakukan setelah
mendapat teori dikelas dan membandingkan dengan kondisi nyata di lapangan.

Metode Study kasus adalah sekumpulan situasi masalah yang dianalisis secara
mendalam atau mendetail. Biasanya permasalahan adalah “bagian dari kehidupan yang
memerlukan diagnosis penangan.

Metode Simposium adalah beberapa orang pakar membahas tentang berbagai aspek
dari suatu subjek tertentu dan disampaikan di depan peserta secara singkat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2002). Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan. Direktorat Jenderal Gizi

Masyarakat. Jakarta.

Notoatmodjo, S.( 2003). Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka

Cipta

Suhardjo. (2003). Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara

Supariasa, I Dewa Nyoman. (2012). Pendidikan dan Konsultasi Gizi. Jakarta : EGC

13

Anda mungkin juga menyukai