Anda di halaman 1dari 68

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan berkah, rahmat dan
karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan laporan “DIETETIK PENYAKIT TIDAK
MENULAR”. Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan laporan yang menjadi
tugas kami ini. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada smua pihak
karena telah membantu kami selama pembuatan laporan sehingga terselesaikan.

1. Ibu Nany Suryani, S.Gz., M. Biomed selaku dosen pengampu mata kuliah Dietetik
Penyakit Tidak Menular
2. Ibu Rijanti Abdurrachim, DCN, M.Kes selaku dosen pembimbing pada praktek Klinik
mata kuliah Dietetik Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Liang Anggang
3. Kepala Puskesmas Liang Anggang
4. Ibu Dian Argasanti, AMG selaku Koordinator poli gizi Puskesmas Liang Anggang
5. Rabiatul, Amd,Gz selaku koordinator poli gizi Puskesmas Liang Anggang
6. Seluruh tenaga kesehatan yang ada d Puskesmas Liang Anggang
7. Serta teman-teman satu angkatan.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
berguna. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan dangat dibutuhkan untuk untuk
menyempurnakan laporan ini.

Banjarbaru,14 Febuari 2020

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu atau masalah kesehatan Dunia
dan Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi perhatian dalam Dunia kesehatan karena
penyakit ini merupakan salah satu dari penyebab kematian (Jansje, Ticoalu & Samodra,
2012). Penyakit Tidak Menular (PTM) juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan
dari orang ke orang, mereka memiliki durasi yang panjang dan umumnya berkembang
lambat. Menurut Bustan (2007), dalam Buku Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
mengemukakan bahwa yang tergolong ke dalam PTM antara lain adalah; Penyakit
kardiovaskuler (jantung, atherosklerosis, hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke),
Diabetes Mellitus (DM) serta kanker. Berdasarkan uraian diatas World Health Organisation
[WHO] (2013), mengemukakan bahwa PTM merupakan penyebab utama kematian di
semua daerah kecuali di Afrika, tetapi proyeksi saat ini menunjukkan bahwa pada tahun
2020 peningkatan terbesar kematian PTM akan terjadi di Afrika. Sejauh ini PTM merupakan
penyebab utama kematian di Dunia, mewakili 63 % dari semua kematian tahunan. Penyakit
Tidak Menular (PTM) membunuh lebih dari 36 juta orang setiap tahun, sekitar 80 % dari
semua kematian PTM terjadi di Negara berpenghasilan rendah dan menengah (WHO,
2013).

Menurut data Riset Kesehatan Dasar [Riskesdas] (2013), menunjukkan bahwa


prevalensi hipertensi dari hasil wawancara (apakah pernah didiagnosis oleh tenaga
kesehatan dan minum obat hipertensi) terjadi peningkatan dari 7,6% tahun 2007 menjadi
9,5% tahun 2013. Hal yang sama untuk stroke pada saat wawancara (berdasarkan jawaban
responden yang pernah didiagnosis tenaga kesehatan dan gejala) juga meningkat dari 8,3
per 1000 (2007) menjadi 12,1 per 1000 (2013). Sama halnya untuk DM, berdasarkan hasil
wawancara juga terjadi peningkatan dari 1,1 persen (2007) menjadi 2,4% (2013)
(Litbangkes, 2013 dalam Riskesdas, 2013). Kematian pada PTM seperti penyakit
kardiovaskular yaitu sebanyak 17,3 juta orang per tahun, diikuti oleh kanker 7,6 juta dan DM
ada 1,3 juta. Ketiga kelompok jenis penyakit ini menyebabkan sekitar 80% dari semua
kematian PTM dan terdapat empat faktor risiko penting yang dapat berisiko terhadap PTM
antara lain adalah aktivitas fisik, penggunaan tembakau berlebihan dan diet yang tidak sehat
(WHO, 2013). Diet yang tidak sehat tersebut salah satunya adalah ketidaktepatan dalam
waktu makan.
1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengamplikasikan proses asuhan gizi klinik pada penyakit tidak
menular sesuai keadaan pasien.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu mengimplementasikan konsep dan prinsip Nutrition Care Process


(NCP) kepada klien dilapangan.
2. Mahasiswa mampu melakukan Assesmen gizi pasien pada kasus defisiensi gizi dan
infeksi.
3. Mahasiswa mampu membuat diagnosis gizi pasien pada kasus defisiensi gizi dan
infeksi.
4. Mahasiswa mampu merencanakan terapi diet pasien pada kasus defisiensi gizi dan
infeksi.
5. Mahasiswa mampu melakukan konseling diet sesuai dengan permasalahan gizi klien
pada kasus defisiensi gizi dan infeksi.

1.3 Manfaat Kegiatan

Manfaat dari kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan konsep dan prinsip
NCP kepada masyarakat dimulai dari melakukan skrining, assesmen, diagnosis gizi,
pemberian terapi diet hingga melakukan konnseling gizi.
BAB 2

ISI

2.1 Gambaran Umum Penyakit Asam Urat

Asam urat merupakan produk akhir dari katabolisme adenin dan guanin yang berasal
dari pemecahan nukleotida purin. Dalam bentuk urin ginjal mengeluarkan asam urat (Nasrul
& Sofitri, 2012). Kelebihan Asam urat (hiperurisemia) sering disebut dengan istilah gout,
merupakan gangguan inflamasi akut yang ditandai dengan adanya nyeri akibat penimbunan
kristal monosodium urat pada persendian maupun jaringan lunak di dalam tubuh (Shetty et
al., 2011). Nilai normal asam urat pada pria antara 3,4 - 7 mg/dl, sedangkan pada wanita 2,4
- 5,7 mg/dl.

A. Etiologi
Beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya gout antara lain genetik, gangguan
monogenik yang mengakibatkan kelebihan produksi asam urat melalui kecacatan enzim
dalam memetabolisme purin. Gout primer sering terjadi pada laki-laki yang memiliki
kecenderungan familiar yang kuat. Laki-laki memiliki tingkat asam urat lebih tinggi dari
perempuan dan peningkatan prevalensi gout pada semua usia. Estrogen memiliki efek
urikosurik, hal ini yang membuat gout sangat jarang terjadi pada perempuan khususnya
sebelum menopouse. Penuaan merupakan faktor risiko penting karena berkurangnya fungsi
ginjal, adanya peningkatan penggunaan diuretik dan obat-obatan lainnya, serta perubahan
kepadatan jaringan ikat yang mengakibatkan terjadinya pembentukan kristal. Diet asam urat
telah lama dikaitkan dengan gaya hidup yang kaya melibatkan konsumsi daging dan alkohol.
Menurut Health Professionals Follow-up Study (HPFS) faktor risiko relatif serangan gout
pertama terjadi bagi orang-orang yang mengonsumsi daging merah, berikutnya konsumsi
makanan laut. Sedangkan sayuran tinggi purin tidak menunjukkan faktor risiko yang berat,
sementara itu konsumsi diet rendah lemak dan produk susu menunjukkan penurunan faktor
risiko dari gout. Alkohol memiliki faktor risiko meningkatkan kadar asam urat karena
metabolisme etanol menjadi asetil CoA menyebabkan degradasi adenin dan peningkatan
pembentukan adenosin monofosfat yang merupakan prekursor asam urat. Alkohol juga
meningkatkan kadar asam laktat dalam darah yang menghambat ekskresi asam urat.
B. Gejala Dan Tanda-Tanda Asam Urat
Tahapan gout ada 4 fase yaitu:
1. Tanpa gejala Pada tahap ini penderita hiperurisemia terjadi kelebihan asam urat tetapi
tidak menimbulkan gejala klinik. Pada tahap ini di upayakan untuk menurunkan
kelebihan asam urat dengan cara mengubah pola makan atau gaya hidup.
2. Gout akut Gejala pada tahap ini muncul tiba-tiba dan biasanya menyerang satu atau
beberapa persendian. Sakit yang di rasakan penderita sering di mulai pada malam hari,
dan rasanya berdenyut-denyut atau nyeri seperti di tusuk jarum. Persendian yang
terserang meradang, merah, terasa panas dan bengkak. Rasa sakit pada persendian
tersebut mungkin dapat berkurang dalam beberapa hari, tapi bisa muncul kembali pada
interval yang tidak menentu. Serangan susulan biasanya berlangsung lebih lama, pada
beberapa penderita berlanjut menjadi arthritis gout yang kronis.
3. Interkritikal Pada tahap ini penderita mengalami serangan asam urat yang berulang-
ulang tapi waktunya tidak menentu.
4. Kronis Pada tahap kronis, kristal asam urat (tophi) menumpuk di berbagai wilayah
jaringan lunak tubuh penderitanya. Penumpukan asam urat yang berakibat peradangan
sendi bisa juga di sebabkan oleh cedera ringan akibat memakai sepatu yang tidak
sesuai ukuran kaki (terlalu sempit), terlalu banyak makan makanan yang mengandung
senyawa purin (misal jeroan), mengkonsumsi alkohol, ada tekanan batin (stres), serta
adanya infeksi atau efek samping penggunaan obat-obat tertentu (diuretik) (Kaparang,
2007 dan Firestein GS, Budd RC, Harris ED, Rudy S, Sergen JS. (eds). (2009).
C. Penatalaksanaan Diet Purin Rendah ll / DPR ll (1700 kkal)
1. Tujuan Diet
Tujuan diet Gout Artritis adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi
optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin.
2. Syarat atau Prinsip Diet
 Energy sesuai dengan kebutuhan tubuh, bila berat badan berlebih atau kegemukan ,
asupan energy sehari dikurangi secara bertahap sebanyak 500-1000 kkal dari kebutuhan
energy normal hingga tercapai berat badan normal.
 Protein cukup, yaitu 1,0-1,2 g/kg BB atau 10-15% dari kebutuhan energy total.
 Hindari sumber makanan sumber protein yang mempunyai kandungan purin >150
mg/100 g
 Lemak sedang, yaitu 10-20% dari kebutuhan energy total. Lemak berlebih dapat
penghambat pengeluaran asam urat atau purin melalui urin.
 Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak, yaitu 65-75% dari kebutuhan energy total.
Karena kebanyakan pasien gout arttis mempunyai berat badan lebih.
 Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
 Cairan disesuaikan dengan urin yang dikeluarkan setiap hari. Rata – rata asupan cairan
yang dianjurkan adalah 2-2 ½ liter/ hari.
3. Pengelompokan Bahan Makanan Menurut Kadar Purin dan Anjuran Makan
 Kelompok 1 : Kandungan purin tinggi (100-1000 mg purin/100 g bahan makanan)
sebaiknya dihindari seperti: otak, hati, jantung, ginjal, jeroan, ekstrak daging/kaldu,
bouillon, bebek, ikan sarden, makarel, remis, dan kerang.
 Kelompok 2 : Kandungan purin sedang ( 9-10 mg purin/100 g bahan makanan ) dibatasi
: maksimal 50-75 g ( 1-1 ½ ptg ) daging, ikan atau ungags, atau satu mangkok (100 g)
sayuran sehari, daging sapid an ikan (kecuali yang terdapat dokelompok 1) ayam,
udang, kacang kering dan hasil olahan, seperti tahu dan tempe, asparagus, bayam,
daun singkong, kangkung, daun dan biji melinjo.
 Kelompok 3 : Kandungan purin rendah (dapat diabaikan), dapat dimakan setiap hari
seperti : Nasi, ubi, singkong, jagung, roti, mie, bihun, tepung beras, cake, kue kering,
pudding, susu, keju, telur, lemak dan minyak, gula, sayur dan buah-buahan ( kecuali
sayur dalam kelompok 2 ).

Kasus

Ny. N berusia 62 th, Tinggi Badan 145 cm dan Berat Badan 64 kg, di diagnosis Dokter Asam
Urat dengan keluhan Pusing, Nyeri dipersendian, pinggang terasa sakit. Hasil pemeriksaan
biokimia : Asam Urat : 7 mg/dl dan pemeriksaan fisik/klinis : Tekanan Darah : 120/90 mmHg,
Suhu : 36oC, Nadi : 80x/menit, Respirasi : 20x/menit. Pasien memiliki riwayat penyakit
keluarga yaitu Ayah pasien memiliki penyakit asam urat dan darah tinggi, Hasil recall 24 jam
yaitu Pasien biasanya makan 3x sehari dan menyukai kacang-kacangan dan makanan
yang digoreng.Pagi : Nasi 1P, Haruan goreng 1P ptg, oseng kacang panjang ½ P, Selingan :
Roti gepeng 2 ptg, the manis hangat 1 gls, Siang : Nasi putih 1P, ayam goreng 1 ptg, sayur
bening 1P, tempe Goreng 1P, Sore : Roti gepeng 2 ptg,Malam : Nasi putih 1P, ikan
belanak pepes 1 ptg, oseng kacang panjang ½ P, pasien memiliki alergi ikan seafood.
Tabel 2.1.1 Formulir Recall 24 Jam

Nama Responden: Ny. N Tanggal Pelaksanaan: Selasa, 11 Februari 2020

Waktu Makan Menu Bahan Berat


URT Gram
Makanan
Makan Pagi Nasi putih Beras giling 2 centong 100 gr
Ikan gabus Ikan gabus 1 ptg 50 gr
goreng
Oseng kacang Kacang 50 gr
panjang panjang
Minyak 10 gr
kelapa
Gula pasir 13 gr
Selingan Roti gepeng isi
Roti gepeng
kacang ijo 80 gr
isi kacang ijo

Makan Siang Nasi putih Beras giling 2 centong 100 gr


Ayam goreng Daging ayam 1 ptg 50 gr
Sayur bening Bayam 25 gr
Tempe goring Kacang 25 gr
panjang
Labu 25 gr
Jagung 25 gr
Tempe 1 ptg 55 gr
gabus
Minyak 10 gr
goreng
Gula pasir 13 gr
Selingan Roti gepeng isi Roti gepeng 80 gr
kacang ijo isi kacang ijo
Makan Malam Nasi putih Beras giling 2 centong 100 gr
Ikan belanak Ikan belanak 1 ekr 50 gr
pepes
Tumis kacang Kacang 50 gr
panjang panjang
Pisang ambon 80 gr
Pisang
ambon 10 gr
Minyak 10 gr
kelapa
Gula pasir
Pewawancara: Noor Mahmudah

Tabel 2.1.2 Skrinning Pasien Dewasa

Nama / No. RM : Ny. N


Tanggal Lahir :-
Tanggal Skrining : Selasa, 11 Februari2020
Ruang Perawatan : Poli umum
No. Parameter Skor
1 Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir ?
a. Tidak ada penurunan BB 0√
b. Tidak yakin ada tanda baju menjadi longgar 2
c. Jikaya, berapa penurunan BB tersebut
 1 – 5 kg 1
 6 – 10 kg 2

 11 – 15 kg 3

 > 15 kg 4
2
 Tidak tahu berapa kg penurunannya.
,2 Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
nafsu makan /kesulitan menerima makanan ?
a. Tidak 0√
b. Ya 1
3 Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus (asam 2√
urat)

Total Skor 2
Dirujuk ke Ahli Gizi Ya (√)
 Skor 0-1 : resiko malnutrisi ringan Resiko
 Skor 2-3 : resiko malnutrisi sedang Malnutrisi

 Skor 4-5 :resiko malnutrisi tinggi. Sedang

Kesimpulan

Total Skor ≤ 2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS)
Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan khusus RS)

Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat.

Tabel 2.1.3 Formulir Asuhan Gizi

Nama: Ny. N Jenis Kelamin: Perempuan Usia: 62 th


Diagnosis Medis: Asam Urat
ASSESMEN / PENGKAJIAN GIZI
Antropometri IMT (kg/m2):
Berat Badan (kg): 64 kg BB 64
= = 30,43 kg/m2
Tinggi Badan (cm): 145 cm TB ( m ) 2 2,1025

BBI= (TB-100)-(TB-100)x10%
= (145-100)-(145-100)x10%
= 45-4,5= 40,5 kg

Biokimia:
Asam Urat : 7 mg/dl

Klinik/Fisik:
Tekanan Darah : 120/90 mmHg
Suhu : 36oC
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit

Riwayat Gizi:
Pola Makan : Pasien biasanya makan 3x sehari dan menyukai kacang-kacangan dan
makanan yang digoreng.
Pagi : Nasi 1P, Haruan goreng 1P ptg, oseng kacang panjang ½ P
Selingan : Roti gepeng 2 ptg, the manis hangat 1 gls
Siang : Nasi putih 1P, ayam goreng 1 ptg, sayur bening 1P, tempe Goreng 1P
Sore : Roti gepeng 2 ptg
Malam : Nasi putih 1P, ikan belanak pepes 1 ptg, oseng kacang panjang ½ P

Asupan Gizi:
Hasil Recall 24 jam Kebutuhan Persentase
Energi : 1814,4 kkal Energi : 1736,68 kkal Energi : 106,02 % (baik)
Protein : 66,7 gr Protein : 65,12 gr Protein: 102, 42 % (baik)
Lemak : 51,6 gr Lemak : 38,59 gr Lemak: 133,71 % (lebih)
KH: 277,6 KH : 282,21 gr KH: 98,36 % (cukup)
Riwayat Personal:
Keluhan : Pusing, Nyeri dipersendian, pinggang terasa sakit
Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga : Ayah pasien memiliki penyakit asam urat dan darah tinggi
Pengetahuan : Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pasie tidak mengetahui
tentang asupan makanan yang baik bagi penderita asam urat.
Jumlah Keluarga : Berdasarkan wawancara yang dilakukan pasien memiliki 4 orang
anak
Alergi : Berdasrkan hasil wawancara yang dilakkan pasien memiliki alergi ikan
Seafood
DIAGNOSIS / MASALAH GIZI
Intake:
NI-5.6.2. Kelebihan Intake Lemak berkaitan dengan kurangnya pengetahuan yang
berhubungan dengan makanan dan nutrisi ditandai dengan intake lemak total lebih
besar dari pada kebutuhan yaitu (133,71 %) lebih.
Clinic:
NC-2.2. perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi Khusus berkaitan dengan
Diagnosa Asam Urat ditandai dengan kadar asam urat 7 mg/dl (tinggi).
NC-3.3. Berat Badan Lebih/Overheight berkaitan dengan kepercayaan/ keyakinan/
presepsi yang salah terhadap makanan ditandai dengan IMT diatas batas yaitu 30,43
kg/m2.
Behaviour:
NB-1.1. Pengetahuan Yang Kurang dikaitkan dengan makanan dan zat gizi berkaitan
dengan keyakinan/perhatian yang salah mengenai makanan ditandai dengan suka
mengkonsumsi makanan yang digoreng dan kacang-kacangan.

INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Intervensi:
 Menurunkan berat badan sampai status gizi normal.
 Memperbaiki status gizi mendekati Normal
 Menurunkan kadar asam urat menjadi normal
 Menurunkan asupan lemak
 Meningkatkan pengetahuan dan motivasi untuk menjalankan pola makan dan
asupan gizi seimbang dengan makanan yang bervariasi.

B. Jenis Intervensi: Diet Purin Rendah 2 / DPR ll (1700 kkal)


a. Pemberian makanan dan atau zat gizi
Tujuan Diet
Tujuan diet Gout Artritis adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi
optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin.

Syarat atau Prinsip Diet

 Energy sesuai dengan kebutuhan tubuh, bila berat badan berlebih atau
kegemukan , asupan energy sehari dikurangi secara bertahap sebanyak 500-
1000 kkal dari kebutuhan energy normal hingga tercapai berat badan normal,
yaitu 1736,68 kkal.
 Protein cukup, yaitu 1,0-1,2 g/kg BB atau 10-15% dari kebutuhan energy total,
yaitu 65,12 gr.
 Hindari sumber makanan sumber protein yang mempunyai kandungan purin
>150 mg/100 g
 Lemak sedang, yaitu 10-20% dari kebutuhan energy total, yaitu 38,59 gr.
Lemak berlebih dapat penghambat pengeluaran asam urat atau purin melalui
urin.
 Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak, yaitu 65-75% dari kebutuhan energy
total, yaitu 282,21 gr. Karena kebanyakan pasien gout arttis mempunyai berat
badan lebih.
 Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
 Cairan disesuaikan dengan urin yang dikeluarkan setiap hari. Rata – rata
asupan cairan yang dianjurkan adalah 2-2 ½ liter/ hari.
 Perhitungan
Perhitungan Energi dan Zat Gizi
Energi Total = BMR x Fa x Fs
= [ 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U) ] x Fa x Fs
= [ 655 + (9,6 x 64) + ( 1,8 x 147) – (4,7 x 62) ] x 1,2 x 1,5
= ( 655+ 614,4 + 264,6 - 291,4 ) x 1,2 x 1,5
= 2236,68 kkal
Kebutuhan Energi = Energi Total – 500 kkal
= 2236,68 – 500 kkal
= 1736,68 kkal
15 % x 1736,68
Protein = = 65,12 gr
4
20 % x 1736,68
Lemak = = 38,59 gr
9
65 % x 1736,68
KH = = 282,21 gr
4
b. Konseling Gizi
Sasaran : Pasien dan keluarga Pasien
Waktu : ± 15 Menit
Tempat : Di ruang konseling
Tujuan : Memperbaiki kebiasaan dan pola makan pasien dan memberikan
pengetahuan agar pasien lebih patuh dengan diet yang diberikan.
Materi :1. Menjelaskan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
untuk pasien penyakit artritis Gout.

2. Menjelaskan pola makan dan kebiasaan makan yang benar.


3. Memberikan gambaran mengenai proses terapi diet yang akan
dijalnkan oleh pasien untuk menunjang pengobatan pasien.
4. Memberikan Motivasi kepada keluarga pasien untuk mendukung
kelancaran diet yang dijalnkan oleh pasien.
Metode : Ceramah, wawancara dan Tanya jawab
Evaluasi : Pasien telah memahami materi yang telah disampaikan.

RENCANA MONITORING DAN EVALUASI


Yang Diukur Hasil Pengukuran Evaluasi/
Target / Nilai
Normal
Anamnesis / Keluhan Utama Pusing, Nyeri Keluhan pasien
Keluhan dipersendian, pinggang berkurang.
terasa sakit

Antropometri Berat Badan 64 kg BBI: 40,5 kg


Tinggi Badan 145 cm IMT: 18 – 25
IMT 30,43 kg/m2 kg/m2(normal)

Biokimia Asam Urat 7 mg/dl < 6 mg/dl


Klinik Tekanan Darah 120/90 mmHg 120/80 mmHg
o
Suhu 36 C 36-37oc
Nadi 80x/menit 60-100x/menit
Respirasi 20x/menit 8-20x/menit

Asupan Zat Gizi Energi E: 2590,3 kkal E:1736,68 kkal


Protein P: 66,7 gram P: 65,12 gram
Lemak L: 1,641 gram L: 38,59 gram
karbohitdrat KH: 277,6gram KH:282,21gram

2.2 Gambaran Umum Penyakit Hipertensi

A. Pengertian dan Klasifikasi Hipertensi


Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit yang
paling sering muncul di negara berkembang seperti Indonesia. Dikenal sebagai pembunuh
diam-diam karena jarang memiliki gejala yang jelas. Kejadian hipertensi biasanya tidak
memiliki tanda dan gejala. Gejala yang sering muncul adalah sakit kepala, rasa panas di
tengkuk, atau kepala berat. Namun gejala tersebut tidak bisa dijadikan patokan ada tidaknya
hipertensi pada diri seseorang. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan
melakukan pengecekan tekanan darah.

Seseorang dikatakan menderita hipertensi dan berisiko mengalami masalah


kesehatan apabila setelah dilakukan beberapa kali pengukuran, nilai tekanan darah tetap
tinggi, nilai tekanan darah sistolik > 140 mmHg atau diastolic > 90 mmHg . Istilah hipertensi
diambil dari bahasa Inggris hypertension. Hypertension menjadi istilah kedokteran yakni
penyakit tekanan darah tinggi. Selain itu dikenal juga dengan istilah “High Blood Pressure”
yang berarti tekanan darah tinggi. Kondisi ini menyebabkan gangguan pada pembuluh
darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan.
Ada berbagai macam batasan tingginya tekanan darah untuk dapat disebut
hipertensi. Menurut World Health Organization (WHO) dan Joint National Committee (JNC)
menetapkan batasan hipertensi adalah tekanan darah menetap 140/90 mmHg diukur pada
waktu istirahat. Pengertian hipertensi berarti tekanan darah sistolik senantiasa berada diatas
140 mmHg, tekanan diastolik diatas 90 mmHg, Tekanan darah yang ideal adalah jika
tekanan sistoliknya 120 mmHg dan diastoliknya 80 mmHg. Tabel dibawah ini memberikan
informasi tentang tekanan darah untuk orang dewasa menurut JNC-7.

Klasifikasi tekanan darah Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan Diastol (mmHg)


Normal < 120 dan <80
Prehipertensi 120 – 139 atau 80 – 89
Hipertensi Stadium I 140 – 159 atau 90 – 99
Hipertensi Stadium II ≥160 atau ≥100
Sumber : Chobanian,dkk,2004 dalam Purba, 2014
B. Etiologi/penyebab
Hipertensi dikelompokkan dalam dua kategori besar yaitu hipertensi primer dan
hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya,
tetapi mungkin disebabkan oleh berbagai faktor seperti diet tidak tepat (kelebihan asupan
natrium, rendahnya asupan kalium, kelebihan asupan alkohol), aktivitas fisik rendah, stress
dan obesitas. Sedangkan hipertensi sekunder terjadi karena adanya penyakit lain, seperti
penyakit ginjal, penyakit jantung serta gangguan endokrin dan saraf.
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibedakan menjadi dua yaitu yang dapat
diubah dan tidak dapat diubah. Faktor yang tidak dapat diubah antara lain usia, jenis
kelamin, suku atau ras. Sedangkan yang dapat diubah adalah berat badan, aktivitas fisik,
stress, kebiasaan merokok, minum alkohol, dan asupan tidak sehat seperti makanan tinggi
garam tetapi kurang sayuran dan buah-buahan.
Faktor genetik dianggap penting sebagai penyebab timbulnya hipertensi. Faktor
genetik bersifat multifaktorial akibat kerusakan pada beberapa gen yang berperan pada
pengaturan tekanan darah. Faktor lingkungan merupakan faktor yang paling berperan dalam
perjalanan munculnya penyakit hipertensi. Faktor ini meliputi konsumsi garam yang
berlebihan, obesitas, pekerjaan, alkoholisme, stressor psikogenik dan tempat tinggal.
Semakin banyak seseorang terpapar faktor-faktor tersebut maka semakin besar
kemungkinan seseorang menderita hipertensi, juga seiring bertambahnya umur seseorang.
Prevalensi hipertensi pada obesitas lebih tinggi dibandingkan seseorang dengan berat
badan normal. Berat badan yang berlebihan meningkatkan beban jantung untuk memompa
darah keseluruh tubuh, akibatnya tekanan darah cenderung lebih tinggi.
C. Gejala dan tanda hipertensi
Kejadian hipertensi biasanya tidak memiliki tanda dan gejala. Gejala yang sering
muncul adalah sakit kepala, rasa panas di tengkuk atau kepala berat. Namun, gejala
tersebut tidak bisa dijadikan patokan ada tidaknya hipertensi pada diri seseorang. Satu-
satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan pengecekan tekanan darah.
Seorang pasien biasanya tidak menyadari bahwa dirinya mengalami hipertensi hingga
ditemukan kerusakan dalam organ, seperti terjadinya penyakit jantung koroner, stroke atau
gagal ginjal. Karena itu, mengetahui nilai tekanan darah sendiri secara teratur sangat
penting meski kita selalu merasa kondisi sehat.

D. Penatalaksanaan diet hipertensi

Tujuan dari penatalaksanaan diet pada pasien hipertensi adalah untuk membantu
menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menjadi normal.
Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor resiko lain seperti berat badan
yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat darah, dan harus
memperhatikan pula penyakit degeneratif yang lain yang menyertai darah tinggi seperti
jantung, ginjal dan diabetes mellitus.
Prinsip utama dari pengaturan makanan untuk orang yang hipertensi adalah
membatasi konsumsi makanan ataupun bahan makanan yang mengandung ikatan natrium.
Salah satu kunci untuk mengurangi konsumsi natrium atau garam adalah bijak memilih
makanan yang dikonsumsi. Bahan makanan secara alami memang mengandung natrium
tetapi hanya dalam jumlah kecil. Sumber natrium bukan hanya didapatkan dari garam dapur
tetapi juga banyak ditambahkan selama proses pemasakan khususnya dalam makanan
kemasan. Produk makanan yang dipanggang, sereal tertentu, kecap, bumbu penyedap,
baking soda, saus tomat atau saus sambal kemasan mengandung natrium tinggi dengan
kadar bervariasi. Sehingga semua makanan/bahan makanan yang diolah menggunakan
garam natrium, makanan kalengan, makanan yang diawetkan dan makanan yang berkadar
lemak jenuh tinggi harus dibatasi/dihindari oleh penderita hipertensi.
Pengaturan diet bagi penderita hipertensi mengacu pada penuntun diet edisi baru
yaitu penderita mendapat diet garam rendah dimana jumlah garam yang diberikan dibatasi
sesuai kesehatan pasien dan jenis makanan dalam daftar diet. Garam yang dimaksud
adalah garam natrium yang terdapat dalam hampir semua bahan makanan yang berasal
dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam
dapur. Oleh karena itu dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok
teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium.
Jenis diet yang ada pada Penuntun Diet edisi baru terdiri dari 3 jenis yaitu Diet
Garam Rendah I, Diet Garam Rendah II dan Diet Garam Rendah III. Tujuan Diet Garam
Rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Adapun syarat dietnya adalah cukup
energi, protein, mineral dan vitamin, bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit,
jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air atau hipertensi.
Diet garam rendah diberikan kepada pasien dengan edema atau asites dan/atau hipertensi
seperti yang terjadi pada penyakit dekompensasi kordis, sirosis hati, penyakit ginjal tertentu,
toksemia pada kehamilan dan hipertensi esensial.
Anjuran diet yang terdapat pada Diet Garam Rendah sesuai Diet garam rendah diberikan
kepada pasien dengan edema atau asites dan/atau hipertensi seperti yang terjadi pada
penyakit dekompensasi kordis, sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, toksemia pada
kehamilan dan hipertensi esensial.
Anjuran diet yang terdapat pada Diet Garam Rendah sesuai dengan kandungan
garam/natrium yakni :
1. Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na) untuk pasien dengan edema, ascites
dan/atau hipertensi berat. Pada pengolahan masakannya tidak menambahkan
garam dapur.
2. Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na) untuk pasien dengan edema, asites
dan/atau hipertensi tidak terlalu berat. Pada pengolahan makanannya boleh
menggunakan ½ sendok teh garam dapur.
3. Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na) untuk pasien dengan edema, asites
dan/atau hipertensi ringan. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan 1
sendok teh (4 gram) garam dapur.
Makanan yang dianjurkan :

Sumber Karbohidrat = Beras, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula, hunkwe,


makanan yang diolah dari bahan makanan tersebut tanpa garam dapur dan soda seperti
makaroni, mie, bihun, roti.Sumber Protein Hewani = Daging dan ikan maksimal 100 g sehari,
telur maksimal 1 butir sehari.Sumber Protein Nabati = Semua kacang - kacangan dan hasil
olahnya yang dimasak tanpa garam dapur.Semua sayuran dan buah segar, yang diawet
tanpa garam dapur dan natrium benzoat.Sumber Lemak = Minyak goreng, margarin, dan
mentega tanpa garam.Teh dan kopi.Bumbu kering yang tidak mengandung garam.

Makanan yang tidak dianjurkan :

Sumber karbohidrat = Roti, biskuit, dan kue - kue yang dimasak dengan garam dapur
dan/atau baking powder dan soda.Sumber Protein Hewani = Otak, ginjal, sardin, lidah,
makanan yang diawet dengan garam dapur, seperti dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan
kaleng, kornet, dan lain - lain.Sumber Protein Nabati = Semua kacang-kacangan dan
hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan ikatan natrium lainnya.Sayuran dan buah
yang diawet dengan garam dapur dan ikatan natrium lainnya, seperti asinan, acar, sawi
asin, sayuran/buah kaleng.Sumber Lemak = Margarin dan mentega biasa.Minuman
ringan.Bumbu - bumbu yang mengandung garam dapur, seperti kecap, terasi, maggi, tomat
ketchup, petis, dan tauco.

Kasus

Tn H usia 72th, tinggi badan 164 cm dan berat badan 83 kg. mempunyai kebiasaan makan
makanan pokok 3x sehari dan 1x selingan, kurang mengkonsumsi sayur dan buah. Pasien
saat ini. memiliki keluhan sering pusing, perut kembung, susah BAB. Pasien memiliki
diagnosa Hipertensi berdasarkan pemeriksaan fisik tekanan darah pasien tinggi yaitu
160/80 mmHg. pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu maupun riwayat penyakit
keluarga. Pola makan 3x sehari pagi : Nasi 1P, ikan pindang banjar 1P, buah rambutan
10biji

Selingan : biskuit roma 1P, dan air putih bercampur gula 2P

Siang : Nasi 1P, ayam goreng 1P

Selingan : -

Malam : Nasi 1P, ikan pindang banjar goreng 1P, kecap manis

Tabel 2.2.1 Formulir Recall 24 Jam

Nama Responden: Tn. H Tanggal Pelaksanaan: Selasa, 11 Februari 2020

Waktu Makan Menu Bahan Berat


URT Gram
Makanan
Makan Pagi Nasi putih Beras giling 2 centong 100 gr
Ikan pindang Ikan 1 ptg 40 gr
Buah rambutan

Selingan Biskuit roma


27 gr
Air putih
Gula 2 sdm 30 gr
bercampur gula
Makan Siang Nasi putih Beras giling 2 centong 100 gr
Ayam goreng Daging ayam 1 ptg

Selingan - - -
Makan Malam Nasi putih Beras giling 2 centong 100 gr
Ikan pindang Ikan 1 ptg 40 gr
goreng
Kecap manis 5 gr

Pewawancara: Rizka Pramudyaningtyas

Tabel 2.2.2 Skrinning Pasien Dewasa

Nama / No. RM : Tn. H


Tanggal Lahir :-
Tanggal Skrining : Selasa, 11 Februari 2020
Ruang Perawatan : Poli umum
No. Parameter Skor
1 Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir ?
d. Tidak ada penurunan BB 0√
e. Tidak yakin ada tanda baju menjadi longgar 2
f. Jikaya, berapa penurunan BB tersebut
 1 – 5 kg 1
 6 – 10 kg 2

 11 – 15 kg 3

 > 15 kg 4
2
 Tidak tahu berapa kg penurunannya.
,2 Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
nafsu makan /kesulitan menerima makanan ?
c. Tidak 0√
d. Ya 1
3 Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus (hipertensi) 2√

Total Skor 2
Dirujuk ke Ahli Gizi Ya (√)
 Skor 0-1 : resiko malnutrisi ringan Resiko
 Skor 2-3 : resiko malnutrisi sedang Malnutrisi√

 Skor 4-5 :resiko malnutrisi tinggi. Sedang

Kesimpulan

Total Skor ≤ 2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS)

Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan khusus RS)

Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat.

Tabel 2.2.3 Formulir Asuhan Gizi

Nama: Tn H Jenis Kelamin: L Usia: 72 th


Diagnosa Medis: HIPERTENSI
ASSESMEN/PENGKAJIAN GIZI
Antropometri IMT (kg/m2):
Berat Badan (kg): 83 kg BB(kg) 83 83
2
= 2
= =30,6 kg/m2(Obes II)
Tinggi Badan (cm): 164 cm TB(m) 1,64 2,68
BBI = (TB - 100) – (TB – 100) x 10%
= (164 - 100) – (164 - 100) x 10%
= 64 – 6,4
= 57,6 kg
Biokimia : -

Klinik/Fisik:
a. Kesan umum : tampak kurus
b. vital sign :
Tensi : 160/80 mmHg (normal : 120/80 mmHg)
Respirasi : 20x/menit (normal : 12-20x/menit)
Nadi : 80x/menit (normal : 60-100x/menit)
Suhu : 36,9 °C (normal : 36,5-37 °C)

Riwayat Gizi:
Pola Makan: pasien makan 3 kali sehari dan 1 kali selingan
Pagi : Nasi 1P, ikan pindang banjar 1P, buah rambutan 10biji
Selingan : biskuit roma 1P, dan air putih bercampur gula 2P
Siang : Nasi 1P, ayam goreng 1P
Selingan : -
Malam : Nasi 1P, ikan pindang banjar goreng 1P, kecap manis
Asupan Gizi:
Recall 24 jam : Kebutuhan : Persentase :
Energi : 992,8 kkal Energi : 2.208 kkal Energi : 44,9%
Protein : 40,7 gr Protein :82,8 gr Protein : 49,1%
Lemak : 25 gr Lemak : 49 gr Lemak : 51%
Karbohidrat : 149,7 gr Karbohidrat :358,8 gr Karbohidrat : 41,7%

Riwayat Personal:
Keluhan utama : Magh/perut kembung terasa sesak, BAB tidak teratur
Riwayat penyakit dahulu : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga

DIAGNOSIS / MASALAH GIZI


Intake:
1. NI-1.4 Kekurangan Intake Energi berkaitan dengan kurangnya ilmu pengetahuan
terhadap makanan dan zat gizi ditandai dengan hasil recall energi yang defisit (44,9%)
2. NI-5.6.1 Kekurangan Intake Lemak berkaitan dengan kurangnya pengetahuan yang
berhubungan dengan makanan dan nutrisi ditandai dengan hasil recall lemak yang defisit
(51%)
3. NI-5.7.1 Kekurangan Intake protein berkaitan dengan kurangnya pengetahuan yang
berhubungan dengan makanan dan nutrisi ditandai dengan hasil recall protein yang
defisit (49,1%)
4. NI-5.8.5 Kekurangan Intake Serat berkaitan dengan makanan dan nutrisi berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan ditandai dengan sulit BAB

Clinic:
1. NC-3.3 Berat Badan Lebih/Overwight berkaitan dengan aktivitas fisik kurang ditandai
dengan IMT 30.6 kg/m2 (Obes II)

Behaviour:
1. NB-1.1 pengetahuan yang kurang berkaitan dengan makanan dan zat gizi berkaitan
dengan kurangnya informasi ditandai dengan hasil recall yaitu asupan Energi : 992,8 kkal
(defisit) , Protein : 40,7 gr (defisit) , Lemak : 25 gr (defisit) , Karbohidrat : 149,7 gr (defisit)

INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Intervensi:

1. Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gender dan
kebutuhan fisik.
2. Mencapai IMT normal yaitu 18,5-25kg/m2

3. Mengurangi asupan energi, sehingga tercapai penurunan berat badan sebanyak


½ - 1 kg/minggu.
4. membantu menghilangkan resensi garam atau air dalam jarungan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
5. Meningkatkan pengetahuan tentang nutrisi dan zat gizi

A. Jenis Intervensi : Diet Energi Rendah dan Rendah Garam II


a. Pemberian makanan dan atau zat gizi
 Tujuan Diet

Diet energi rendah adalah diet yang kandungan energinya dibawah kebutuhan
normal, cukup vitamin dan mineral, serta banyak mengandung serat yang
bermanfaat dalam proses penurunan berat badan.
Tujuan diet rendah garam adalah membantu menghilangkan resensi garam atau
air dalam jarungan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi.

 Syarat atau Prinsip Diet

1. Energi rendah, ditunjukan untuk menurunkan berat badan. Pengurangan di


lakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kebiasaan makan dan segi
kualitas maupun kuantitas. Untuk menurunkan berat badan sebanyak ½ - 1
kg/minggu, asupan energi di kurangi banyak 500-1000 kkal/hari dari kebutuhan
normal. Perhitungan berdasarkan berat badan ideal.
2. Protein lebih tinggi, yaitu 15% dari kebutuhan energi total.
3. Lemak sedang, yaitu 20% dari energi total.
4. Karbohidrat sedikit lebih rendah, yaitu 65% dari kebutuhan energi total.
5. Vitamin mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
6. Di anjurkan 3x makanan utama dan 2x makanan selingan.
7. Cairan cukup 8-10 gelas/hari.
8. Jumlah natrium di sesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air
dan/atau hipertensi.

 Perhitungan
BEE = 66 ( 13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)
= 66 ( 13,7 x 83 ) + (5 x 164) – (6,8 x 72)
= 66 + (1.137,1) + (820) – (489,6)
= 1.533,5
TEE = BEE x 1,2 x 1,2
= 1. 533,5 x 1,2 x 1,2
= 2.208
15 % x 2.208
Protein =
4
= 82,8 gr
20 % x 2.208
Lemak =
9
= 49 gr

65 % x 2.208
Kh =
4
= 358,8 gr

B. Konseling Gizi
Sasaran : pasien
Waktu : ±30 menit
Tempat : ruang poli gizi
Tujuan : - pasien dapat memahami tentang penyakit hipertensi
- pasien dapat memahami makanan yang sebaiknya dikonsumsi,dibatasi
dan dihindari
Materi : - materi tentang hipertensi
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat
menyebabkan komplikasi kesehatan yang parah dan meningkatkan
risiko penyakit jantung, stroke, dan terkadang kematian.

Materi tentang diet pasien (Energi Rendah dan Garam Rendah)

Diet Energi Rendah (DER) adalah diet yang kandungan energinya


dibawah kebutuhan normal, cukup vitamin & mineral, serta banyak
mengandung serat yang bermanfaat dalam proses penurunan berat
badan. Diet ini membatasi makanan padat energi, seperti kue-kue yang
banyak mengandung karbohidrat sederhana dan lemak, serta goreng-
gorengan.
Bahan Makanan Dianjurkan:
Sumber Karbohidrat = Dianjurkarn karbohidrat kompleks seperti: nasi,
jagung, ubi, singkong, talas, kentang, sereal.
Sumber Protein Hewani = daging tidak berlemak, ayam tanpa kulit,
ikan, telur, daging asap, susu dan keju rendah lemak.
Sumber Protein Nabati = tempe, tahu, susu kedelai, kacang-kacangan
yang diolah tanpa digoreng atau dengan santan kental.
Sayur-sayuran = sayuran yang banyak mengandung serat dan diolah
tanpa santan kental berupa sayuran rebus, tumis, dengan santan encer
atau lalapan.
Buah-buahan = semua macam buah-buahan terutama yang banyak
mengandung serat.
Sumber Lemak = minyak tak jenuh tunggal atau ganda, seperti minyak
kelapa sawit, minyak kedelai, dan minyak jagung yang tidak digunakan
untuk menggoreng.

Bahan Makanan tidak Dianjurkan:


Sumber Karbohidrat = karbohidrat sederhana perti: gula pasir, gula
merah, sirup, kue yang manis, dan gurih.
Sumber Protein Hewani = daging berlemak, daging kambing, daging
yang diolah dengan santan kental, digoreng, jeroan, susu full cream,
susu kental manis.
Sumber Protein Nabati = kacang-kacangan yang di olah dengan cara
menggoreng atau dengan santan kencal.
Sayur-sayuran = Sayuran yang sedikit mengandung serat dan yang
dimasak dengan santan kental.
Buah-buahan = durian, alpukat, manisan buah-buahan, buah yang
diolah dengan gula dan susu full cream atau susu kental manis.
Sumber Lemak = minyak kelapa, kelapa, dan santan.

 Diet Rendah Garam adalah garam natrium yang terdapat pada garam
dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoat,
serta vetsin (MSG). Diet rendah garam bertujuan untuk membantu
menurunkan tekanan darah pada penderita darah tinggi serta
membantu menghilangkan penimbunan cairan dalam tubuh.
Makanan yang dianjurkan :

Sumber Karbohidrat = Beras, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula,


hunkwe, makanan yang diolah dari bahan makanan tersebut tanpa
garam dapur dan soda seperti makaroni, mie, bihun, roti.

Sumber Protein Hewani = Daging dan ikan maksimal 100 g sehari, telur
maksimal 1 butir sehari.

Sumber Protein Nabati = Semua kacang - kacangan dan hasil olahnya


yang dimasak tanpa garam dapur.

Semua sayuran dan buah segar, yang diawet tanpa garam dapur dan
natrium benzoat.

Sumber Lemak = Minyak goreng, margarin, dan mentega tanpa garam.

Teh dan kopi.

Bumbu kering yang tidak mengandung garam.

Makanan yang tidak dianjurkan :

Sumber karbohidrat = Roti, biskuit, dan kue - kue yang dimasak dengan
garam dapur dan/atau baking powder dan soda.

Sumber Protein Hewani = Otak, ginjal, sardin, lidah, makanan yang


diawet dengan garam dapur, seperti dendeng, abon, keju, ikan asin,
ikan kaleng, kornet, dan lain - lain.

Sumber Protein Nabati = Semua kacang-kacangan dan hasilnya yang


dimasak dengan garam dapur dan ikatan natrium lainnya.

Sayuran dan buah yang diawet dengan garam dapur dan ikatan natrium
lainnya, seperti asinan, acar, sawi asin, sayuran/buah kaleng.

Sumber Lemak = Margarin dan mentega biasa.

Minuman ringan.

Bumbu - bumbu yang mengandung garam dapur, seperti kecap, terasi,


maggi, tomat ketchup, petis, dan tauco.

Metode: Ceramah,wawancara, dan tanya jawab

Evaluasi: Pasien telah memahami materi yang telah disampaikan


RENCANA MONITORING DAN EVALUASI

Rencana Monitoring dan Evaluasi


Yang diukur Pengukuran Evaluasi / target

Anamnesis Magh/kembung, Setiap hari berkurang


Konstipasi
Antropometri BB Saat control Normal

Biokimia

Fisik dan Klinik TD Setiap hari Normal

Asupan Zat Gizi - Energi dan Setiap hari - Minimal 75% dari
Protein,Lemak dan kebutuhan
Karbohidrat - Minimal 75% dari
- makan lewat oral yang disajikan
- Pasien mampu
menghabiskan
makanan yang
disajikan
2.3 Gambaran Umum Penyakit Jantung

Secara umum, penyakit jantung merupakan gangguan yang terjadi pada sistem
pembuluh darah besar sehingga menyebabkan jantung dan peredaran darah tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan organ jantung dan
pembuluh darah antara lain gagal jantung, jantung koroner, dan jantung rematik.

1. Serangan Jantung

Serangan jantung adalah suatu kondisi ketika kerusakan dialami oleh bagian otot
jantung (myocardium) akibat berkurangnya pasokan darah secara mendadak ke jantung.
Berkuranganya pasokan darah ke jantung secara tiba-tiba dapat terjadi ketika salah satu
arteri koroner atau akibat penggumpalan darah thrombus. Bagian otot jantung yang
biasanya dipasok darah oleh arteri mengalami blockade sehingga berhenti berfungsi dengan
baik segera setelah splasme reda dengan sendirinya, gejala-gejala akan hilang secara
menyeluruh dan otot jantung dapat berfungsi secara normal lagi. Proses tersebut sering
disebut crescendo angina atau coronary insufficiency. Sebaliknya, apabila pasokan darah ke
jantung terhenti sama sekali, sel-sel yang bersangkutan mengalami perubahan permanen
hanya dalam beberapa jam saja dan bagian otot jantung tersebut mengalami penurunan
mutu atau rusak secara permanen. Otot yang mati tersebut disebut infark.

2. Gagal Jantung

Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung sebagai pompa tidak mampu
memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme tubuh Anda. Gagalnya aktivitas jantung
terhadap pemenuhan kebutuhan metabolik tubuh gagal. Fungsi pompa jantung secara
keseluruhan tidak berjalan normal. Gagal jantung merupakan kondisi yang sangat
berbahaya. Meski demikian, bukan berarti jantung tidak dapat bekerja sama sekali, hanya
saja jantung tidak berdetak sebagaimana mestinya.
Darah dalam tubuh bersirkulasi ke seluruh tubuh dan kembali lagi ke jantung, begitu
seterusnya. Istilah gagal sirkulasi lebih bersifat umum disbanding gagal jantung. Gagal
sirkulasi menunjukkan ketidakmampuan dari sistem kardiovaskuler untuk melakukan per fusi
jaringan dengan memadai. Gagal jantung disebabkan oleh ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah ke seluruh tubuh. Risiko akan meningkat pada orang berusia lanjut karena
penurunan fungsi ventrikel jantung akibat penuaan. Penyakit ini dapat menjadi kronik
apabila disertai dengan penyakit-penyakit seperti hipertensi, penyakit katup jantung,
kardiomiopati, dan lainlain. CHF juga dapat menjadi kondisi akut dan berkembang secara
tiba-tiba pada miokard infark. Pada umumnya, gagal jantung diderita orang yang berusia
sekitar 50 tahun.

Kondisi-kondisi penyebab gagal jantung secara umum dapat terjadi oleh mekanisme
sebagai berikut :

a. Penyempitan pembuluh darah koroner

Kelainan fungsi otot jantung disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah koroner. Ini
mengakibatkan otot jantung tidak berfungsi karena terganggunya aliran darah ke otot
jantung. Ketidakmampuan otot jantung untuk melakukan gerakan memompa seperti
biasanya mengakibatkan isi cairan darah dan curah jantung menurun.

b. Tekanan darah tinggi

Penyebab utama gagal jantung adalah tekanan darah tinggi. Hipertensi sistemik
meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan kelainan
serabut-serabut otot jantung. Perubahan otot jantung tersebut dianggap sebagai
mekanisme kompensasi karena akan meningkatkan kontraksi jantung. Beban tekanan
dari sistol yang berlebihan di luar kemampuan ventrikel sehingga menyebabkan
hambatan pada pengeluaran aliran darah dari ventrikel yang menurunkan curah
ventrikel.

c. Volume cairan berlebihan

Jika volume cairan berlebihan maka curah jantung mula-mula akan meningkat sesuai
dengan besarnya regangan otot jantung, tetapi bila beban terus bertambah hingga
melampaui batas maka curah jantung justru akan menurun. Hal ini terjadi karena otot
jantung rusak akibat tekanan volume yang melebihi batas sehingga tidak mampu
memompa lagi sesuai volume yang ada.

d. Penyakit penurunan fungsi otot jantung


Peradangan dan penyakit miokardium degenerative berhubungan dengan gagal
jantung. Demikian juga akibat bertambahnya usia, jantung mengalami degenerasi.
Kerusakan serabut otot jantung menyebabkan penurunan fungsi bahkan mungkin tidak
bisa berfungsi sama sekali.

3. Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah penebalan dinding arteri sebelah dalam karena endapan plak
(lemak, kolestrol dan buangan sel lainnya) sehingga menghambat dan menyumbat pasokan
darah ke sel-sel otot. Aterosklerosis dapat terjadi di seluruh bagian tubuh. Apabila terjadi
pada dinding arteri jantung, maka disebut penyakit jantung koroner (coronary artery disease)
atau penyakit jantung iskemik. Aterosklerosis berlangsung menahun dan menimbulkan
banyak gangguan penyakit. Aterosklerosis dimulai dari adanya lesi dan retakan pada
dinding pembuluh darah, terutama karena adanya tekanan kuat pada pembuluh jantung.
Pada tahap berikutnya, tubuh berusaha memulihkan diri dengan menempatkan zat-zat
lemak ke dalam pembuluh darah untuk menutup keretakan. Pada akhirnya, karena proses
peretakan dan penutupan yang berulang, zat-zat lemak itu bisa menutup pembuluh jantung.

Salah satu gejala aterosklerosis jantung adalah angina pectoris, yaitu rasa nyeri/tidak
enak di daerah jantung dan dada karena berkurangnya pasokan darah ke otot jantung.
Angina bisa terjadi baik saat beraktivitas fisik maupun berisitirahat. Apabila berlanjut, angina
bisa berkembang menjadi infark miokard akut yang berbahaya.

4. Penyakit Jantung Rematik

Penyakit jantung rematik/rheumatic Heart Disease (RHD) adalah kondisi dimana terjadi
kerusakan permanen dari katup-katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau
kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) yang disebabkan oleh demam
rematik. Katup-katup jantung tersebut rusak karena proses perjalanan penyakit yang dimulai
dengan infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus β hemoliticus tipe
A (contoh: Streptococcus pyogenes), bakteri yang bisa menyebabkan demam rematik,
dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu poliarthritis migrans akut, karditis, korea minor,
nodul subkutan dan eritema marginatum.

Penyebab jantung rematik ini diperkirakan adalah reaksi autoimun (kekebalan tubuh)
yang disebabkan oleh demam rematik. Demam rematik merupakan suatu penyakit sistemik
yang dapat bersifat akut, sub akut, kronik, atau fulminan, dan dapat terjadi setalah infeksi
Streptococcus beta hemolyticus group A pada saluran pernapasan bagain atas.
Tanda dan gejala penyakit jantung rematik penderita umumnya mengalami sesak napas
yang disebabkan jantungnya sudah mengalami gangguan, nyeri sendi yang berpindah-
pindah, bercak ke merah dikulit yang berbatas, gerakan tangan yang tak beraturan dan tak
terkendali (korea), atau benjolan kecil-kecil di bawah kulit. Selain itu tanda yang juga turut
menyertainya adalah nyeri perut, kehilangan berat badan, cepat lelah dan tentu saja
demam.

5. Penyakit Jantung Koroner (Coronary Heart Disease)

Penyakit jantung koroner adalah penyempitan pembuluh darah arteri menuju jantung
atau terjadinya penyumbatan pembuluh darah arteri jantung yang disebut pembuluh darah
koroner. Penyakit jantung koroner ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul
di dalam sel yang melapisi dinding suatu arteri koroner dan menyumbat aliran darah.
Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di percabangan
besar di kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi
jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis. Ateroma ini menonjol ke
dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi sempit. Jika ateroma terus membesar, bagian
dari ateroma bisa pecah dan masuk ke dalam aliran darah di permukaan ateroma tersebut.

Gejala jantung koroner di antaranya seperti: nyeri di dada, lebih spesifiknya nyeri di
dada bagian tengah yang menjalar sampai ke lengan kiri atau leher, bahkan sampai ke
punggung. Nyeri dada seperti ini adalah nyeri khas dari penyakit jantung koroner. Nyeri ini
timbul hanya ketika melakukan aktivitas fisik dan akan berkurang saat istirahat. Gejala
penyerta lain: seperti keringat dingin dan timbulnya rasa mual.

6. Penyakit Jantung Hipertensi

Penyakit jantung hipertensi adalah suatu penyakit yang berkaitan dengan dampak
sekunder pada jantung karena hipertensi sistemik yang lama dan berkepanjangan. Etiologi
penyakit ini dimulai dari adanya tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja jantung,
dan seiring dengan berjalannya waktu hal ini dapat menyebabkan penebalan otot jantung.

Faktor risiko penyakit jantung terdiri atas faktor yang dapat dikontrol dan faktor yang
tidak dapat dikontrol. Berikut faktor-faktor risiko penyakit jantung sebagai berikut:

1. Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol


a. Faktor genetik atau keturunan

Sampai sekarang, faktor keturunan masih belum dapat dipastikan gen mana penentu
terjadinya penyakit jantung atau stroke. Menurut penelitian, sebanyak 17,7% dari 1.200
kasus kembar monozygot akan menderita penyakit jantung atau stroke. Sedangkan
hanya 3,6% dari 1.100 kembar dizygot yang menderita penyakit jantung atau stroke.
Jenis stroke bawaan adalah Cerebral Autosomal-Dominant Arteriopathy dengan infark
Subkortikal dan Leukoensefalopati (CADASIL) telah diketahui lokasi gennya pada
kromosom 19 Q12.

b. Umur

Insiden penyakit jantung dan stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Setalah berumur 55 tahun, risiko stroke iskemik meningkat 2 kali lipat tiap dekade.
Sedangkan penderita yang berumur antara 70-79 tahun banyak menderita perdarahan
intracranial.

c. Jenis Kelamin

Laki-laki memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk terkena stroke dibandingkan wanita,
dengan perbandingan 1,3:1. Tingkat kemungkinan ini cenderung menjadi hampir sama
saat pria dan wanita itu memasuki usia lanjut. Laki-laki yang berumur 45 tahun dan
mampu bertahan hidup sampai 85 tahun, memiliki kemungkinan terkena stroke sebesar
25 persen, sedangkan risiko bagi wanita hanya 20 persen. Laki-laki cenderung terkena
stroke iskemik, sedangkan wanita lebih sering menderita perdarahan subarachnoid dan
kematiannya 2 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Manusia yang berusia lanjut
mempunyai kecenderungan kadar kolesterol darah yang tinggi. Wanita cenderung untuk
mempunyai kadar kolesterol total yang lebih rendah dibandingkan dengan pria pada
usia yang sama. Setelah menopause, kadar kolesterol LDL-nya cenderung meningkat.

d. Ras
Tingkat kejadian stroke tertinggi di seluruh dunia dialami oleh orang Jepang dan Cina.
Berdasarkan penelitian, orang negro Amerika cenderung berisiko 1,4 kali lebih besar
mengalami perdarahan intraserebral (dalam otak) dibandingkan orang kulit putih. Orang
Jepang dan Afrika-Amerika cenderung mengalami stroke perdarahan intrakranial,
sedang orang kulit putih cenderung terkena stroke iskemik, dan akibat sumbatan
ekstrakranial lebih banyak.

2. Faktor risiko yang dapat dikontrol


a. Stres
Memang belum diketahui dengan pasti pengaruh apa yang ditimbulkan oleh faktor stres
pada proses aterosklerosis. Yang jelas, stres bisa meningkatkan pengeluaran hormon
kewaspadaan oleh tubuh. Kecenderungan dari stres umumnya mendorong seseorang
melakukan kegiatan yang merugikan diri seperti banyak minum-minuman keras,
merokok, dan makan secara berlebihan. Secara biologis, stres dapat mengakibatkan
hati memproduksi radikal bebas lebih banyak dalam tubuh. Selain itu stres dapat
memengaruhi dan menurunkan fungsi imunitas tubuh serta juga dapat menyebabkan
gangguan fungsi hormonal. Stres jika tidak dikontrol dengan baik akan menimbulkan
kesan pada tubuh adanya keadaan bahaya, sehingga direspons oleh tubuh secara
berlebihan. Akibatnya hormon-hormon yang membuat tubuh waspada, seperti kortisol,
katekolamin, epinefrin, dan adrenalin; yang berdampak buruk pada tubuh, dikeluarkan
berlebihan. Keadaan tersebut dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung;
dan hal ini dapat merusak dinding pembuluh darah, dan terjadi plak. Ada beberapa
bentuk dari stres yaitu:
1) Stres biologis, berupa infeksi oleh bakteri, virus, jamur, pada sel-sel tubuh.
2) Stres psikis, yaitu stres pada tingkat pikiran seperti mental atau emosional.
3) Stres fisik dapat berupa aktivitas fisik yang berlebihan misalnya karena bekerja
secara berlebihan.

b. Tekanan darah tinggi/hipertensi


Hipertensi mempercepat pengerasan pada dinding pembuluh darah arteri,
mengakibatkan penghancuran lemak pada sel otot polos, sehingga mempercepat
proses aterosklerosis. Hipertensi berperan dalam proses aterosklerosis melalui efek
penekanan pada sel endotel/lapisan dalam dinding arteri.
c. Merokok
Merokok itu tidak baik untuk kesehatan, namun kebiasaan merokok masih saja
dilakukan oleh banyak orang dengan berbagai alasan. Perokok sebenarnya membuka
dirinya terhadap risiko penyakit jantung dan stroke serta penyakit lainnya. Bagi perokok
diperlukan waktu yang lama, yaitu sekitar setahun untuk mengurangi risiko secara
optimal setelah berhenti merokok. Peranan rokok pada proses aterosklerosis adalah:
1) Meningkatkan kecenderungan sel-sel darah menggumpal pada dinding arteri. Hal ini
meningkatkan risiko pembentukan thrombus/plak.
2) Merokok menurunkan jumlah HDL/kolesterol baik, dan menurunkan kemampuan
HDL dalam menyingkirkan kolesterol LDL yang berlebihan.
3) Merokok meningkatkan oksidasi lemak, yang berperanan pada perkembangan
aterosklerosis.
Merokok mengurangi kemampuan seseorang dalam menanggulangi stress, karena zat
kimia dalam rokok terutama karbonmonoksida akan mengikat oksigen dalam darah,
sehingga kadar oksigen dalam darah berkurang; akibatnya metabolisme tidak berjalan
dengan semestinya. Padahal kita mengetahui bahwa otak lah yang bekerja keras dalam
menghadapi stress, dan otak hanya dapat berfungsi dengan optimal bila tersedia cukup
oksigen dan energi. Energi sendiri akan diperoleh melalui metabolisme karbohidrat yang
membutuhkan oksigen. Efek buruk dari rokok banyak sekali seperti: kanker terutama
paru-paru, faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke, serta dapat memengaruhi
warna kulit.
d. Alkohol
Perihal alkohol ini terdapat hal yang unik. Mengonsumsi alkohol mempunyai dua sisi
yang saling bertolak belakang, yaitu efek yang menguntungkan dan yang merugikan.
Apabila minum sedikit alkohol secara rutin setiap hari akan mengurangi kejadian stroke
karena alkohol meningkatkan kadar HDL dalam darah. Tetapi bila minum banyak
alkohol yaitu lebih dari 60 gram sehari, maka akan meningkatkan risiko stroke. Alkohol
merupakan racun pada otak dan pada tingkatan yang tinggi dapat mengakibatkan otak
berhenti berfungsi. Alkohol oleh tubuh dipersepsi sebagai racun dan oleh karenanya,
tubuh, dalam hal ini hati akan memfokuskan kerjanya untuk menyingkirkan racun
(alkohol) tersebut. Akibatnya bahan lain yang masuk ke dalam tubuh seperti karbohidrat
dan lemak yang bersirkulasi dalam darah harus menunggu giliran sampai proses
pembuangan alkohol pada kadar yang normal selesai dilakukan. Alhasil kita tahu
akibatnya, walaupun kita mengonsumsi makanan dalam jumlah normal tapi karena tidak
diolah, maka seolah-olah tubuh kita kelebihan makanan; dan risiko penyakit
kardioserebrovaskuler seperti penyakit jantung dan stroke tentu akan meningkat.
e. Aktivitas fisik atau olahraga rendah
Hidup secara aktif dapat membantu tubuh mengontrol berat badan serta mengurangi
risiko serangan jantung dan stroke. Hidup sehari-hari secara aktif sangat membantu
menjaga kesehatan. Aktivitas seperti berjalan kaki, joging, berenang, senam aerobik,
dan naik sepeda merupakan beberapa cara untuk hidup sehat. Olahraga rutin tidak
hanya membentuk kemampuan sistem kardiovaskuler, namun juga membangun
kemampuan untuk mengatasi stress baik fisik maupun psikis/emosional. Olahraga juga
membakar habis produk sampingan hormone dan “racun” stress, dan dapat
menurunkan tekanan darah tinggi, serta kelebihan berat badan. Olahraga yang
dimaksud adalah olahraga aerobik, yaitu olahraga yang utamanya melatih jantung dan
arteri, yang dilakukan dengan periode waktu yang lebih lama yaitu lebih dari 15 menit.
Sedangkan olahraga anaerobik, biasanya dilakukan dengan durasi yang amat singkat
walaupun porsinya cukup berat, misalnya lari cepat, angkat berat. Olahraga aerobik
memfungsikan kumpulan otot-otot besar, seperti lengan dan kaki, dengan memaksa
kerja sistem pembuluh darah jantung/kardiovaskuler; sehingga menghasilkan
kebugaran untuk seluruh tubuh. Sebaliknya, olahraga anaerobik hanya memperkuat
satu kumpulan otot, misal pada atlet angkat besi.
f. Oksidan/radikal bebas
Peranan oksidan atau radikal bebas pada proses penuaan dan aterosklerosis adalah
dengan cara pembusukan lemak, protein, merusak membran sel, dan merusak sistem
pertahanan tubuh. Bahan-bahan radikal bebas merupakan agen-agen peroksidasi,
dengan memberikan elektron bebasnya atau yang tidak memiliki pasangan dengan
bahan kimia lainnya. Radikal bebas ini sangat reaktif, karena alam akan
menggabungkannya dengan sangat cepat untuk mempertahankan keseimbangannya.
Bergabunganya radikal bebas ini dengan bahan penting lainnya akan menyebabkan
kerusakan sampai kepada kematian sel. Reaksi penggabungan tersebut terjadi pada
tingkatan seluler atau molekuler yang tidak dapat dilihat sekalipun dengan mikroskop.
Yang bisa kita nilai adalah kumpulan kerusakan dari banyak reaksi setelahnya, ketika
mereka terlihat sebagai penurunan kesehatan dan penyakit degeneratif seperti penyakit
jantung, stroke, kanker, katarak, penuaan dan lainnya.
g. Diabetes mellitus/kencing manis
Diabetes menyebabkan kadar lemak darah meningkat, akibat konversi lemak tubuh
yang terganggu. Bagi penderita diabetes, peningkatan kadar lemak darah sangat
meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Diabetes mempercepat terjadinya
aterosklerosis baik pada pembuluh darah kecil (mikroangiopati) maupun pembuluh
darah besar (makroangiopati) di seluruh pembuluh darah termasuk pembuluh darah
otak dan jantung. Kadar glukosa darah yang tinggi pada stroke akan memperluas area
infark karena terbentuknya asam laktat akibat metabolism glukosa yang dilakukan
secara anaerob yang merusak jaringan otak.
Peningkatan risiko stroke pada pasien diabetes (NIDDM) diduga karena
hiperinsulinemia, peningkatan kadar trigliserida total, kolesterol HDL turun, hipertensi
dan gangguan toleransi glukosa, berkurangnya fungsi vasodilatasi arteriol serebral.
Hiperglikemia dapat menurunkan sintesis prostasiklin, meningkatkan pembentukan
thrombosis dan menyebabkan glikolisis protein pada dinding arteri.
Walaupun belum diketahui apakah gula darah yang terkontrol dengan baik mengurangi
risiko berulangnya penyakit pada penderita kencing manis dengan stroke atau penyakit
aterosklerotik lainnya, tetapi kontrol gula darah akan berpengaruh baik pada penderita
kencing manis dengan gangguan mikrovaskuler dan komplikasi kencing manis/diabetes
lainnya. Tujuan kontrol gula darah pada tipe I diabetes adalah: gula darah puasa 91-120
mg/dl, post prandial 136-160 mg/dl, HbA1c 6,2-7,5 persen dan menghindari
hipoglikemia yang serius. Pada diabetes tipe 2, tujuan kontrol gula darah lebih rendah
dibandingkan tipe 1.
h. Obesitas/Kegemukan
Obesitas atau kegemukan dapat meningkatkan kejadian stroke terutama bila disertai
dengan dislipidemia dan atau hipertensi, melalui proses aterosklerosis. Obesitas juga
dapat menyebabkan terjadinya stroke lewat efek snoring atau mendengkur dan sleep
apnea, karena terhentinya suplai oksigen secara mendadak di otak. Kegemukan juga
membuat seseorang mempunyai tekanan darah tinggi, meningkatkan risiko terjadinya
penyakit kencing manis/diabetes.
i. Kolesterol
Makin tinggi kolesterol, semakin besar kemungkinan dari kolesterol tersebut tertimbun
pada dinding pembuluh darah. Hal ini menyebabkan lumen pembuluh darah menjadi
sempit sehingga mengganggu suplai darah ke otak yang disebut dengan stroke
(iskemik). Penyempitan pada pembuluh darah jantung akan menyebabkan penyakit
jantung. Kolesterol total mencakup kolesterol LDL dan HDL, serta lemak lain di dalam
darah, kadarnya tidak boleh >200 mg/dl.
Kolesterol merupakan satu faktor risiko yang sangat besar peranannya pada penyakit
jantung dan stroke. Dan memberikan tanda-tanda paling jelas sebagai pertanda bakal
timbulnya penyakit jantung dan stroke. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa tiap
peningkatan kadar kolesterol satu persen akan meningkatkan risiko sebanyak dua
persen. Makanan yang banyak mengandung kadar lemak bila dikonsumsi secara
berlebihan akan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Kebiasaan kurangnya
mengonsumsi makanan yang banyak mengandung serat juga dapat memengaruhi
kadar kolesterol darah.
j. Minum kopi
Kebiasaan minum kopi secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, kadar
kolesterol total dan kolesterol LDL dalam darah.

A. Penatalaksanaan Penyakit Jantung

Pengaturan makanan pada penderita penyakit jantung ditentukan dan dikendalikan


untuk tujuan tertentu. Dalam hal ini, jenis diet dan banyaknya makanan yang diberikan
kepada pasien disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Pengaturan
Makanan/Diet pada Penyakit Jantung mencakup tentang tujuan diet, syarat diet, jenis diet
dan bahan makanan yang dianjurkan/tidak dianjurkan.

1. Pengaturan Diet
a. Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit jantung adalah memberikan makanan secukupnya tanpa
memberatkan kerja jantung, menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk,
mencegah/menghilangkan penimbunan garam/air.

b. Syarat Diet
1) Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
2) Protein cukup, yaitu 0,8 g/kg BB.
3) Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total 10% berasal dari lemak
jenuh, dan 10-15% lemak tidak jenuh.
4) Kolesterol rendah terutama jika disertai dengan dislipidemia.
5) Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalsium, kalium, dan
magnesium jika tidak dibutuhkan.
6) Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai dengan hipertensi dan edema.
7) Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas.
8) Serat cukup untuk menghindari konstipasi.
9) Cairan cukup, ±2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan.
10) Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam porsi kecil.

c. Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan enteral, parenteral, atau
suplemen gizi. Jenis diet dan indikasi pemberian diet.
1) Diet Jantung I
Diet jantung I diberikan kepada pasien penyakit jantung akut seperti infark miokard
atau dekompensasi kordis berat. Diet diberikan berupa 1-1,5 liter cairan/hari selama
1-2 hari pertama bila pasien dapat menerimanya. Diet ini sangat rendah energi dan
semua zat gizi sehingga sebaiknya hanya diberikan selama 1-2 hari.
2) Diet Jantung II
Diet Jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak. Diet diberikan
sebagai perpindahan dari diet jantung I, atau setelah fase akut dapat diatasi. Jika
disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung II Garam
Rendah. Diet ini rendah energi, protein, kalsium, dan tiamin.
3) Diet Jantung III
Diet Jantung III diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa. Diet diberikan
sebagai perpindahan dari Diet Jantung II atau kepada pasien jantung dengan kondisi
yang tidak terlalu berat. Jika disertai dengan hipertensi dan/atau edema, diberikan
sebagai Diet Jantung III Garam Rendah. Diet ini rendah energi dan kalsium, tetapi
cukup zat gizi lain.
4) Diet Jantung IV
Diet Jantung IV diberikan dalam bentuk makanan biasa. Diet diberikan sebagai
perpindahan dari Diet Jantung III atau kepada pasien jantung dengan keadaan
ringan. Jika disertai dengan hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet
Jantung IV Garam Rendah. Diet ini cukup energi dan zat gizi lain kecuali kalsium.

d. Bahan Makanan yang Dianjurkan


1) Sumber Karbohidrat: beras ditim atau disaring, roti, mie, kentang, makaroni, biscuit,
tepung beras/terigu/sagu, gula pasir, gula merah, madu, sirup.
2) Sumber Protein Hewani: daging sapi, ayam dengan lemak rendah, ikan, telur, susu
rendah lemak dalam jumlah yang telah ditentukan.
3) Sumber Protein Nabati: kacang-kacangan kering, seperti kacang kedelai dan hasil
olahannya, misalnya tahu dan tempe.
4) Sayuran: sayuran yang tidak menimbulkan gas, seperti bayam, kangkung, buncis,
kacang panjang, labu siam, wortel, tomat, dan tauge.
5) Buah-buahan: semua buah-buahan segar.
6) Lemak: minyak jagung, minyak kedelai, margarine, mentega dalam jumlah terbatas
dan tidak untuk menggoreng tetapi untuk menumis, kelapa atau santan encer
dalam jumlah terbatas.
7) Minuman: teh encer, coklat, sirop.
8) Bumbu: semua bumbu selain bumbu tajam dalam jumlah terbatas.

e. Bahan makanan yang tidak dianjurkan


1) Sumber Karbohidrat: makanan yang mengandung gas atau alkohol, seperti ubi,
singkong, tape singkong dan tape ketan.
2) Sumber Protein Hewani: daging sapidan ayam berlemak, gajih, sosis, ham, hati,
limpa, babat, otak, kepiting dan kerang, keju, dan susu penuh.
3) Sumber Protein Nabati: kacang-kacangan kering yang mengandung lemak cukup
tinggi seperti kacang tanah, kacang mete, kacang bogor.
4) Sayuran: semua sayuran mengandung gas, seperti kol, kembang kol, lobak, sawi,
dan nangka muda.
5) Buah-buahan: buah-buahan segar yang mengandung gas atau alkohol seperti
durian dan nangka matang.
6) Lemak: minyak kelapa dan minyak kelapa sawit, santan kental.
7) Minuman: the/kopi kental, minuman yang mengandung soda dan alkohol.
8) Bumbu: Lombok, cabe rawit, dan bumbu-bumbu lain yang tajam.

f. Bahan Makanan yang Baik untuk Penyakit Jantung


1) Ikan salmon. Salmon merupakan sumber lemak omega-3 yang baik untuk
mengurangi risiko peradangan dan menekan pembekuan darah. Biasakan untuk
makan ikan salmon, tuna atau sarden minimal dua kali per minggu.
2) Minyak zaitun. Minyak zaitun membantu mengurangi risiko penyakit jantung dengan
menurunkan kadar kolesterol LDL Anda.
3) Oats. Selain tinggi serat, oatmeal mengandung asam lemak omega-3, folate,
kalium. Oats mengandung serta larut yang disebut beta glukan dan ini membantu
menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan membantu membersihkan
pembuluh darah jantung. Selain itu beta glukan juga membantu menjaga sistem
pencernaan.
4) Kacang-kacangan. Almond dan kacang-kacangan lainnya mengandung minyak
sehat, vitamin E dan zat lain yang akan membantu menjaga kadar kolesterol.
Almond juga merupakan sumber protein yang baik dan mengandung banyak serat.
5) Tomat. Tomat yang mengandung vitamin dan likopen telah terbukti mengurangi
risiko penyakit jantung.
6) Alpukat. Buah ini mampu memperlambat penyerapan karotenoid, khususnya beta
karoten dan likopen, yang sangat penting untuk kesehatan jantung. Alpukat mampu
menurunkan kadar LDL atau kolesterol buruk, sambil terus bekerja menaikkan
kadar HDL dalam tubuh.
7) Yogurt. Yogurt mengandung vitamin D, protein, kalsium, bakteri baik yang
bermanfaat untuk pencernaan.
8) Berries. Jenis beri antara lain: blueberry, raspberry, atau stroberi-tidak masalah
karena semuanya mengandung anti peradangan dan menurunkan risiko serangan
jantung dan kanker. Semua jenis beri itu memperbaiki kesehatan vaskuler.
9) Bayam mengandung zat-zat baik untuk jantung seperti lutein, kalium, serta, dan
folat. Menambah jumlah asupan sayur-sayuran sangat membantu meningkatkan
kesehatan jantung
10) Kedelai. Protein pada kedelai telah terbukti untuk mencegah serangan jantung.
Kandungan protein dalam kedelai sangat baik untuk pengganti daging merah, yang
banyak mengandung lemak jenuh.
2. Perhitungan Kebutuhan Energi pada Penderita Penyakit Jantung
Untuk menentukan kebutuhan energi pada penderita jantung dapat menggunakan
Rumus Harris dan Benedict (1919), yaitu:
BEE (Basal Energy Expenditure), yaitu:
Wanita = 655,1 + 9,56 (W) + 1,85 (H) – 4,68 (A)
Laki-laki = 66,5 + 13,75 (W) + 5,0 (H) – 6,78 (A)
Keterangan:

W = berat badan aktual (kg)

H = tinggi badan (cm)

A = usia (tahun)

TEE (Total Energy Expenditure) = BEE x FA x FS

Keterangan:

FA (Faktor Aktivitas) FS (Faktor Stres)


Bedrest = 1,2 Ringan = 1,2
Ringan = 1,3 Sedang = 1,3
Sedang = 1,4 Berat = 1,5
Berat = 1,5
(Krause’s, 1996)

3. Interaksi Obat dan Makanan

Interaksi obat dan makanan terjadi apabila bahan makanan memengaruhi bahan dalam
obat yang diminum sehingga obat tidak bekerja sebagaimana mestinya. Interaksi ini dapat
menyebabkan efek yang berbeda-beda, mulai dari peningkatan atau penurunan efektivitas
obat sampai efek samping. Makanan juga dapat menunda, mengurangi atau meningkatkan
penyerapan obat. Itulah sebabnya mengapa beberapa obat harus diminum pada waktu
perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan) dan beberapa obat lain
sebaiknya di ambil bersamaan dengan makan. Makanan dan obat dapat berinteraksi dalam
banyak cara yang berbeda. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan penggunaan obat dan
makanan pada penderita jantung.

Obat Interaksi/Efek samping


ACE inhibitor Makanan dapat mengurangi absorpsi obat. Diminum saat lambung
kosong makan untuk meningkatkan absopsi obat.
Alfa-bloker Diminum bersama cairan atau makanan, untuk menghindari
turunnya tekanan darah yang berlebihan.
Anti aritmia Hindari kafein yang akan meningkatkan risiko detak jantung tidak
normal.
Anti koagulan Vitamin K menghasilkan zat pembeku darah dan dapat mengurangi
keefektifan antikoagulan. Jadi batasi jumlah makanan yang tinggi
vitamin K (mis, brokoli, bayam, kubis, lobak hijau, kembang kol).
Beta-bloker Hindari mengonsumsi alkohol bersama propranolol/INDERAL
karena kombinasi tersebut meningkatkan efek obat dan dapat
menyebabkan rendahnya tekanan darah. Minum saat perut kosong.
Digitalis Hindari minum bersama susu dan berserat tinggi karena akan
mengurangi absorpsi obat dan meningkatkan terbuangnya kalium.
Diuretik Furosemid memiliki efek samping berupa hipokalemia, dapat diatasi
dengan pemberian suplai garam kalium atau diganti dengan
spironolakton.
Diuretik lain yang dapat digunakan antara lain hidroklorotiazid,
klortalidon, triamteren, amilorid dan asam etakrinat.
Penggunaan penghambat ACE bersama diuretic hemat kalium
harus berhati-hati karena memungkinkan adanya hiperkalemi.
Inhibitor HMGCoa Hindari mengonsumsi alkohol karena dapat meningkatkan risiko
kerusakan hati.
Sumber: Dikutip dari Rosidah Inayati dalam Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi 2014

4. Proses Asuhan Gizi Terstandar

Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah suatu proses terstandar sebagai suatu
metode pemecahan masalah yang sistematis dalam menangani problem gizi sehingga
dapat memberikan asuhan gizi yang aman, efektif dan berkualitas tinggi. Terdapat empat
langkah dalam proses asuhan gizi yaitu asesmen atau pengkajian gizi, diagnosis gizi,
intervensi gizi serta monitoring dan evaluasi gizi. Keempat langkah dalam proses asuhan
gizi terstandar telah saudara pelajari pada mata kuliah diet penyakit infeksi. Dalam
pembahasan asuhan gizi pada pasien penyakit jantung juga mengikuti langkah-langkah
yang sama dengan kasus penyakit lainnya. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut.

a. Asesmen atau Pengkajian Gizi


Langkah awal pada proses asuhan gizi terstandar adalah asesmen atau pengkajian
gizi. Pada kegiatan pengkajian gizi, data dikelompokkan dalam lima domain yaitu
riwayat terkait gizi dan makanan, data antropometri, data biokimia, tes medis dan
prosedur, data pemeriksaan fisik fokus gizi dan data riwayat klien (Kementerian Kes RI,
2014). Pengumpulan data riwayat gizi dan makanan pada pasien jantung meliputi data
riwayat kebiasaan makan, makanan pantangan, makanan kesukaan, ada tidaknya
alergi serta rata-rata asupan makan pasien sehari. Penderita penyakit jantung memiliki
kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan padat energi khususnya energi dari
lemak, daging berlemak, junk food, gula yang berlebihan, garam berlebihan, soft drink,
rendah konsumsi serat (sayuran dan buah).
Setelah itu dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk mendapatkan
data antropometri. Bila pasien tidak dapat diukur tinggi badannya maka dapat diukur
rentang lengan, tinggi lutut, lingkar lengan atas dan lingkar pinggang. Banyak kasus
mengalami kelebihan berat badan, sehingga aktivitas fisik cenderung menjadi
berkurang.
Selanjutnya dicatat data hasil pemeriksaan biokimia seperti pemeriksaan profil lipid
seperti kolesterol serum, HDL menurun, LDL meningkat, trigliserida meningkat profil
lipid serum, pemeriksaan enzim jantung : CPK (isoenzim yang ditemukan pada otot
jantung meningkat), LDH/HBDH (meningkat dalam 12 -24 jam dan memakan waktu
lama untuk kembali normal), AST/SGOT, Penunjang : EKG. Data pemeriksaan fisik
klinis dicatat tentang keadaan umum pasien: nafas pendek-pendek, ada asites, mual,
muntah, tekanan darah (meningkat), frekuensi nafas (meningkat).
Sedangkan untuk data riwayat personal pasien yang harus dikumpulkan terdiri dari
riwayat obat-obatan atau suplemen yang sering dikonsumsi, sosial budaya, riwayat
penyakit keluarga, riwayat penyakit dan data umum pasien. Setelah diperoleh informasi
lengkap yang berkaitan dengan data pengkajian gizi pasien dislipidemia, selanjutnya
data dianalisis untuk menentukan masalah gizi pada pasien.

Kasus

Ny. S berusia 53 th, Tinggi Badan 148 cm dan Berat Badan 64 kg, di diagnosis Dokter
penyakit Jantung dengan keluhan kadang-kadang sesak nafas dan nyeri dada kurang lebih
3 hari. Pasien memiliki riwayat penyakit dahulu yaitu typoid dan DM. Dengan hasil
pemeriksaan biokimia yaitu kolestrol total 300 mg/dl, trigliserid 170 mg/dl dan LDL 250
mg/dl. Dan hasil pemerikasaan klinik/fisik pasien yaitu tekanan darah150/80 mmHg, suhu
36,7oC, nadi 80x/menit, dan respirasi 20 x/menit. Pasien biasa makan 3x sehari menu utama
dan suka mengkonsumsi makanan yang digoreng. Pagi : Nasi putih 2 centong plastik, ikan
mujair goreng 1 ekor sedang, tempe goreng 1 potong sedang, Selingan : -, Siang : Nasi
jagung 2 centong plastik, kentang rebus 1 buah sedang, dan ikan tongkol pindang goreng 1
ekor, tempe goreng 1 potong sedang, Sore : -, Malam : Nasi putih 2 centong plastik, ikan
tongkol pindang goreng 1 ekor, tempe goreng 1 potong sedang

Tabel 2.3.1 Formulir Recall 24 Jam

Nama Responden: Ny. S Tanggal Pelaksanaan: Selasa, 11 Februari 2020

Waktu Makan Menu Bahan Berat


Makanan URT Gram
Makan Pagi Nasi putih Nasi putih 2 centong 120
plastik
Ikan goreng Ikan mujair 1 ekor 40
sedang
Minyak 1 sdt 5
Tempe goreng Tempe 1 potong 25
sedang
Minyak 1 sdt 5

Selingan - - - -
Makan Siang Nasi jagung Nasi jagung 2 centong 120
plastik
Kentang rebus Kentang 1 buah 100
sedang
Ikan tongkol Ikan tongkol 1 ekor 60
pindang goreng pindang
Minyak 1 sdt 5
Tempe goreng Tempe 1 potong 25
sedang
Minyak 1 sdt 5
Selingan - - - -
Makan Malam Nasi putih Nasi putih 2 centong 120
plastik
Ikan tongkol Ikan tongkol 1 ekor 60
pindang goreng pindang
1 sdt 5
Tempe goreng Minyak 1 potong 25
Tempe sedang 5
1 sdt
minyak

Pewawancara Wiwi Norhalisa


Tabel 2.3.2 Skrinning Pasien Dewasa

Nama / No. RM : Ny. S


Tanggal Lahir :-
Tanggal Skrining : Selasa, 11 Februari2020
Ruang Perawatan : Poli umum
No. Parameter Skor
1 Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir ?
g. Tidak ada penurunan BB 0√
h. Tidak yakin ada tanda baju menjadi longgar 2
i. Jikaya, berapa penurunan BB tersebut
 1 – 5 kg 1
 6 – 10 kg 2

 11 – 15 kg 3

 > 15 kg 4
2
 Tidak tahu berapa kg penurunannya.
,2 Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
nafsu makan /kesulitan menerima makanan ?
e. Tidak 0
f. Ya 1
3 Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus (jantung) 2√

Total Skor 2
Dirujuk ke Ahli Gizi Ya (√)
 Skor 0-1 : resiko malnutrisi ringan Resiko
 Skor 2-3 : resiko malnutrisi sedang Malnutrisi

 Skor 4-5 :resiko malnutrisi tinggi. Sedang

Kesimpulan

Total Skor ≤ 2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS)

Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan khusus RS)
Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat.

Tabel 2.3.3 Formulir Asuhan Gizi

Nama: Ny.S Jenis Kelamin: Perempuan Usia: 53 th


Diagnosis Medis: Penyakit Jantung
ASSESMEN / PENGKAJIAN GIZI
Antropometri BB 61
IMT (kg/m2): = = 27,8 kg/m2
Berat Badan (kg): 61 kg TB ( m ) 2 2,19
Tinggi Badan (cm): 148 cm (N:22,5-25 kg/m2)
BBI = (TB-100)-10%(TB-100)
= (148-100)-10%(148-100)
= 48-4,8
= 43,2 kg
Kesimpulan: Berdasarkan data antropometri IMT 27,8 kg/m2
pasien mengalami status gizi obesitas
Biokimia:
Kolestrol total : 300 mg/dl (N: <200 mg/dl)
Trigliserid : 170 mg/dl (N: 40-155 mg/dl)
LDL : 250 mg/dl (N: <130 mg/dl)
Kesimpulan: berdasarkan data biokimia kadar kolestrol total tinggi, kadar trigliserid tinggi dan
kadar LDL tinggi.
Klinik/Fisik:
Tekanan Darah : 150/80 mmHg (N:120/80 mmHg)
Suhu : 36,7˚C (N:36-37oC)
Nadi : 80 x/menit (N:60-100x/menit)
Respirasi : 20 x/menit (N:12-20x/menit)
Kesimpulan: Berdasarkan data klinik/fisik, pasien mengalami tekanan darah tinggi.
Riwayat Gizi:
Pasien biasa makan 3x sehari menu utama dan suka mengkonsumsi makanan yang digoreng
Pagi : Nasi putih 2 centong plastik, ikan mujair goreng 1 ekor sedang, tempe goreng 1 potong
sedang
Selingan : -
Siang : Nasi jagung 2 centong plastik, kentang rebus 1 buah sedang, dan ikan tongkol pindang
goreng 1 ekor, tempe goreng 1 potong sedang
Sore : -
Malam : Nasi putih 2 centong plastik, ikan tongkol pindang goreng 1 ekor, tempe goreng 1
potong sedang
Asupan Gizi:
Implementasi Energi Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr) Ket. Menurut
(Kkal) Kemenkes 2013
Asupan oral 1.124,8 61,5 38,6 135,6 Lebih > 110%

Kebutuhan 1.749,14 34,56 53,82 459,38 Baik:100-110%


Cukup: 80-100%
%Asupan 64% 180% 72% 30% Kurang: 70%
Defisit: < 70%
Kesimpulan: Dari hasil asupan zat gizi diatas, persentase energi defisit yaitu 64%, persentase
protein lebih yaitu 180%, persentase lemak kurang yaitu 72%, dan persentase karbohidrat
defisit yaitu 30%.
Riwayat Personal:
Keluhan : Kadang-kadang sesak nafas, nyeri dada kurang lebih 3 hari ini
Riwayat penyakit dahulu : Pasien memiliki riwayat penyakit dahulu yaitu typhoid dan DM
Riwayat penyakit keluarga : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga
Pengetahuan : Berdasarkan wawancara yang dilakukan pasien tidak mengetahui tentang
asupan yang baik bagi penderita jantung
Jumlah Keluarga : Berdasarkan wawancara yang dilakukan pasien memiliki 1 orang anak
DIAGNOSIS / MASALAH GIZI
Intake:
NI-1.4 kekurangan intake energi berkaitan dengan kurangnya ilmu pengetahuan terhadap
makanan dan zat gizi ditandai dengan persentase energi 64%.
NI-5.6.1 kekurangan intake lemak berkaitan dengan pemilihan makanan yang tidak tepat
ditandai dengan persentase lemak 72%.
NI-5.7.2 kelebihan intake protein berkaitan dengan pemilihan makanan yang tidak tepat
ditandai dengan persentase protein 180%.
NI-5.8.1 kekurangan intake karbohidrat berkaitan dengan pemilihan makanan yang tidak tepat
ditandai dengan persentase karbohidrat 30%.
Clinic:
NC-2.2 perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus berkaitan dengan gangguan fungsi
jantung berkaitan dengan keluhan pasien yaitu kadang-kadang sesak nafas dan nyeri dada.
NC-3.3 berat badan lebih/overweight ditandai dengan pola makan salah ditandai dengan IMT
pasien yaitu 27,8 kg/m2 .
Behaviour:
NB-2.3 ketidakmampuan atau ketidakinginan dalam mengatur diri sendiri berkaitan
ketidaksiapan untuk diet/ perubahan gaya hidup ditandai dengan pasien belum tepat dalam
menerapkan diet yang diberikan.
INTERVENSI GIZI
a. Pemberian makanan dan atau zat gizi
 Tujuan Diet
1. Memberikan asupan zat gizi sesuai dengan kebutuhan mencapai berat badan
optimal
2. Menurunkan kadar kolestrol, trigliserida dan LDL menjadi normal
3. Menurunkan tekanan darah menjadi normal
4. Memberikan pengetahuan tentang pengaturan diet pada penyakit jantung serta
memilih makanan yang sehat dan seimbang
5. Memberikan makanan biasa dan jenis diet jantung IV
 Syarat atau Prinsip Diet
1. Energi cukup yaitu 1.749,14 kkal
2. Protein cukup 0,8 g/kg BBI yaitu 34,56 gram
3. Lemak cukup 25% dari kebutuhan energi total yaitu 53,82 gram
4. Karbohidrat cukup dari kebutuhan total yaitu = 459,38 gram
5. Vitamin dan mineral cukup
6. Serat cukup sebanyak 30 gr/hari
7. Hindari penggunaan suplemen kalium, kalsium dan magnesium jika tidak
dibutuhkan
8. Hindari makanan yang menimbulkan gas seperti kol, kubis, soda dan lainnya.
9. Garam rendah 2-3 g/hari
10. Cairan cukup ± 2 liter/hari
11. Makanan mudah dicerna
12. Makanan tidak merangsang (bumbunya)
13. Porsi kecil tapi sering
 Perhitungan
BEE= 66,5 + 13,75(BBI) + 5,0(TB) – 6,78(U)
= 66,5 + 13,75(43,2) + 5,0(148) – 6,78(53)
= 66,5 + 594 + 740 – 359,34
=1.041,16
TEE= BEE x FA x FS
= 1.041,16 x 1,4 x 1,2
= 1.749,14 kkal
Protein= 0,8 g/kg BBI
= 0,8 g/kg x 43,2
= 34,56 gram
Lemak = 25% x 1.749,14 kalori
= 484,44 : 9
= 53,82 gram
Karbohidrat = 1.749,14 + 34,56 + 53,82
= 1.837,52 : 4
= 459,38 gram

b. Konseling Gizi
Sasaran : Pasien
Waktu : ± 15 menit
Tempat : Puskesmas Liang Anggang ( Poli Gizi )
Tujuan :
 Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit jantung, bentuk
makanan biasa dan diet jantung IV
 Agar menambah pengetahuan terkait gizi seimbang sesuai dengan penyakitnya.
Materi :
 Prinsip gizi seimbang untuk penderita penyakit jantung
 Makanan yang dianjurkan dan makanan yang dihindari
 Tata cara pola hidup sehat
Metode : Ceramah, tanya jawab, dan leaflet
Evaluasi : Menanyakan kembali mengenai pemahaman pasien
RENCANA MONITORING DAN EVALUASI
Yang Diukur Hasil Pengukuran Evaluasi/ Target /
Nilai Normal
Anamnesis / Keluhan Utama Kadang-kadang sesak Keluhan pasien
Keluhan nafas dan nyeri dada ± berkurang.
3 hari

Antropometri Berat Badan 61 kg BBI: 43,2 kg


Tinggi Badan 148 cm IMT: 18 – 25
IMT 27,8 kg/m2 kg/m2(normal)

Biokimia Kolestrol total 300 mg/dl <200 mg/dl


Trigliserid 170 mg/dl 40-155 mg/dl
LDL 250 mg/dl <130 mg/dl
Klinik Tekanan Darah 150/80 mmHg 120/80 mmHg

Asupan Zat Gizi Energi E: 1.124,8 kkal E:1.749,14 kkal


Protein P: 61,5 gram P: 34,56 gram
Lemak L: 38,6 gram L: 53,82 gram
karbohitdrat KH: 135,6 gram KH: 459,38 gram

2.4 Gambaran Umum Penyakit Dislipdemia

1. Pengertian dan klasifikasi Dislipidemia

Didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan


maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah
kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida serta penurunan HDL. Lipid dan
Kolesterol Lipid merupakan istilah yang merujuk pada minyak atau lemak di dalam tubuh.
Secara umum, lipid di dalam tubuh terdiri dari dua komponen utama, yakni kolesterol dan
trigleserida Trigliserida berasal dari pemecahan lemak dari makanan. Kadar trigleserida
sangat bergantung pada makanan yang dikonsumsi. Sedangkan kolesterol adalah bentuk
lemak yang berada dalam sirkulasi darah manusia. Penggunaan lemak tak jenuh dapat
menurunkan risiko penyakit jantung karena sifatnya yang mampu menurunkan kolesterol
darah. Lemak tak jenuh tunggal lebih tahan terhadap proses oksidasi yang dapat memicu
timbulnya kerusakan sel dan jaringan tubuh. Jenis lemak ini biasanya berwujud cair pada
suhu ruangan dan akan berubah menjadi padat jika disimpan dalam lemari pendingin.
Sumber lemak tak jenuh tunggal antara lain minyak zaitun, minyak kacang, minyak kanola,
alpukat dan sebagian besar dari kacang-kacangan. Selain lemak tak jenuh tunggal, kita juga
mengenal adanya lemak tak jenuh ganda. Penggunaan lemak jenis ini sebagai pengganti
lemak jenuh dalam mengolah makanan dapat membantu menurunkan kadar kolesterol
darah. Selain itu, lemak tak jenuh ganda juga dapat membantu menurunkan deposit
kolesterol di dalam pembuluh darah arteri lemak tak jenuh ganda banyak ditemukan pada
minyak nabati, seperti biji jagung, minyak biji bunga matahari, minyak kedelai dan minyak biji
kapuk. Salah satu jenis lemak tak jenuh ganda adalah golongan asam lemak omega 3.
Golongan asam lemak omega 3 yang terkenal yaitu DHA (docosahexaenoic acid) dan EPA
(eicopentatonic acid). Asam lemak tak jenuh ganda golongan ini memiliki peran penting bagi
kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian, asam lemak omega 3 berperan dalam menurunkan
risiko serangan jantung, mencegah denyut jantung tidak normal dan menurunkan tekanan
darah serta mencegah beberapa jenis kanker. Macam-macam Kolesterol Ada dua jenis
kolesterol di dalam tubuh kita yaitu K-LDL (kolesterol-low density lipoprotein) dan HDL
(kolesterol-high density lipoprotein). K-LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat karena
dapat menempel pada pembuluh darah. Sebaliknya K-HDL disebut lemak baik, karena
mampu melarutkan kandungan LDL dalam tubuh. Jumlah keseluruhan kolesterol yang ada
dalam tubuh disebut kolesterol total. Kolesterol normal dalam tubuh adalah 160-200 mg.
Kolesterol terdiri dari banyak zat termasuk trigliserida, LDL kolesterol dan HDL kolesterol.

- Trigliserida

Trigliserida adalah salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus setelah mengalami
hidrolisis, kemudian masuk ke dalam plasma. Trigliserida merupakan lemak darah yang
akan meningkat jika mengonsumsi alkohol, mengalami peningkatan berat badan dan
mengonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi. Meningkatnya trigliserida akan
menambah risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke. Seseorang dengan kadar
trigliserida tinggi juga cenderung mengalami gangguan tekanan darah tinggi (hipertensi).

- LDL (low density lipoprotein)

merupakan kolesterol yang berbahaya karena dapat menempel dan menyebabkan


penyumbatan pada saluran darah. LDL atau kolesterol lipoprotein dengan kepadatan rendah
menyerang pembuluh darah arteri dengan cara melekat pada dinding arteri dan menutup
saluran arteri. LDL merupakan hasil sisa hidrolisis trigliserida. Di dalam jaringan di luar
hepar (bisa pada pembuluh darah, otot, jaringan lemak) trigliserida akan dihidrolisis oleh
enzim lipoprotein lipase. Selanjutnya sisa hidrolisis tersebut dimetabolisasikan oleh hepar
menjadi LDL.

- HDL (high density lipoprotein)

HDL adalah kolesterol yang bermanfaat bagi tubuh karena berfungsi mengangkut LDL yang
terdapat dalam jaringan perifer ke hepar sehingga akan membersihkan lemak-lemak yang
menempel pada pembuluh darah untuk kemudian dikeluarkan melalui saluran empedu.
Karena fungsinya tersebut HDL sering disebut sebagai kolesterol baik. Peran kolesterol HDL
adalah membawa kembali kolesterol LDL ke organ hati untuk diproses lebih lanjut. Jika
kadar HDL seseorang tinggi maka orang tersebut akan terlindung dari penyakit jantung.

2. Etiologi

Etiologi dari dislipidemia dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah sebagai
berikut:

a. Faktor Jenis Kelamin


Risiko terjadinya dislipidemia pada pria lebih besar daripada wanita, karena pada
wanita produktif terdapat efek perlindungan dari hormon reproduksi. Pria lebih
banyak menderita aterosklerosis, dikarenakan hormon seks pria (testosteron)
mempercepat timbulnya aterosklerosis sedangkan hormon seks wanita (estrogen)
mempunyai efek perlindungan terhadap aterosklerosis. Akan tetapi pada wanita
menopause mempunyai risiko lebih besar terhadap terjadinya aterosklerosis
dibandingkan wanita premenopouse.
b. Faktor Usia
Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin menurun, begitu
juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak perlemakan dalam
tubuh semakin meningkat dan menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi,
sedangkan kolesterol HDL relatif tidak berubah. Pada usia 10 tahun bercak
perlemakan sudah dapat ditemukan di lumen pembuluh darah dan meningkat
kekerapannya pada usia 30 tahun.
c. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya dislipidemia. Dalam
ilmu genetika menyebutkan bahwa gen untuk sifat–sifat tertentu (spesific– trait)
diturunkan secara berpasangan yaitu kita memerlukan satu gen dari ibu dan satu
gen dari ayah, sehingga kadar hiperlipidemia tinggi dapat diakibatkan oleh faktor
dislipidemia primer karena faktor kelainan genetik.
d. Faktor Kegemukan
Kegemukan erat hubungannya dengan peningkatan risiko sejumlah komplikasi yang
dapat terjadi sendiri-sendiri atau bersamaan. Kegemukan disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara energi yang masuk bersama makanan, dengan energi
yang dipakai. Kelebihan energi ini ditimbun dalam sel lemak yang membesar. Pada
orang yang kegemukan menunjukkan output VLDL trigliserida yang tinggi dan kadar
trigliserida plasma yang lebih tinggi. Trigliserida berlebihan dalam sirkulasi juga
mempengaruhi lipoprotein lain. Bila trigliserida LDL dan HDL mengalami lipolisis,
akan menjadi small dense LDL dan HDL, abnormalitas ini secara tipikal ditandai
dengan kadar HDL kolesterol yang rendah.
e. Faktor Olah Raga
Olah raga yang teratur dapat menyebabkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
dan trigliserida menurun dalam darah, sedangkan kolesterol HDL meningkat secara
bermakna. Lemak ditimbun dalam di dalam sel lemak sebagai trigliserida. Olahraga
memecahkan timbunan trigliserida dan melepaskan asam lemak dan gliserol ke
dalam aliran darah.
f. Faktor Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, dan
menekan kolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok, rokok akan merusak
dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap rokok akan
merangsang hormon adrenalin, sehingga akan mengubah metabolisme lemak yang
dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah.
g. Faktor Makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan aterosklerosis.
Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol total dan
LDL sehingga mempunyai risiko terjadinya dislipidemia.

3. Patofisiologis
Kelainan metabolisme lemak darah pada dislipidemia ditandai oleh kenaikan
kadar kolesterol (hiperkolesteramia) atau kenaikan kadar trigliserida (hipertrigliserida)
atau kombinasi dari keduanya. Kenaikan kadar lemak darah dapat terjadi karena
kenaikan sintesis atau sekunder akibat adanya penyakit lain yang mendasarinya
seperti ateriosklerosis. Pada ateriosklerosis faktor yang bertanggung jawab atas
penumpukan lipid pada dinding pembuluh darah adalah adanya defek pada fungsi
reseptor LDL di membrane gel, gangguan transport lipoprotein transeluler
(endositotoktik), gangguan degradasi oleh lisosom lipoprotein dan perubahan
permeabilitas endotel. Dislipidemia sendiri tidak menimbulkan gejala tetapi dapat
mengarah ke penyakit jantung dan pembuluh darah seperti penyakit jantung koroner
dan penyakit pembuluh darah arteri perifer. Trigliserida tinggi dapat menyebabkan
pancreatitis akut. Kadar LDL yang tinggi dapat menyebabkan xanthelasma kelopak
mata, arcus corneae
4. Terapi Diet pada Dislipidemia
Tujuan diet dislipidemia adalah untuk menurunkan berat badan bila
kegemukan, mengubah jenis dan asupan lemak makanan, menurunkan asupan
kolesterol makanan, meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan
asupan karbohidrat sederhana. Ada dua jenis Diet Dislipidemia yaitu Diet
Dislipidemia Tahap I dan Diet Dislipidemia Tahap II. Diet Dislipidemia Tahap I
mengandung kolesterol dan lemak jenuh lebih tinggi daripada Diet Dislipidemia
Tahap II.
a. Makanan yang dianjurkan atau yang baik dikonsumsi
- Menggunakan lemak sehat atau lemak tidak jenuh untuk mengolah/menyiapkan
makanan. Mengganti mentega, margarine, krim, minyak goreng (minyak
kelapa/minyak kelapa sawit) dengan minyak zaitun, atau minyak kacang kedelai.
- Mengkonsumsi sayuran dan buah – buahan dengan porsi yang lebih banyak setiap
kali makan.
- Mengganti tehnik memasak yang menggunakan banyak lemak seperti menggoreng
atau kuah santan dengan memanggang, mengukus, atau menumis dengan sedikit
minyak.

b. Makanan yang dibatasi untuk dikonsumsi


- Sumber Karbohidrat = produk makanan jadi seperti pie, cake, croissant, pastries,
biskuit, krekers berlemak, dan kue-kue berlemak lain.
- Sumber Protein Hewani = daging gemuk, daging kambing, daging babi, jeroan, otak,
sosis, sardin, kuning telur (batasi hingga 3 btr/ minggu), susu whole, susu kental
manis, krim, yoghurt dari susu penuh, keju, dan es krim.
- Sumber Protein Nabati = dimasak dengan santan dan digoreng dengan minyak
jenuh, seperti kelapa dan kelapa sawit.
- Sayur-sayuran = sayuran yang dimasak dengan mentega, minyak kelapa atau
minyak kelapa sawit dan santan kental.
- Buah-buah = buah yang diawet dengan gula, seperti buah kaleng dan buah kering.
- Sumber Lemak = minyak kelapa dan minyak kelapa sawit; mentega, margarin,
kelapa, santan, krim, lemak babi/lard, bacon, cocoa mentega, mayones dan dressing
dibuat dengan telur.
c. Bahan makanan yang dianjurkan pada diet ini antara lain
- Sayuran, buah – buahan, kacang – kacangan, dan biji – bijian, minyak zaitun, minyak
ikan, minyak kacang kedelai, ikan, daging ayam tanpa kulit, susu rendah lemak, roti
gandum utuh, teh hijau, dan bumbu masak alami terutama bawang putih, bawang
merah, daun bawang.
KASUS

Ny. M seorang ibu Rumah tangga berusia 46 th, TB 155 cm dan BB 73 kg, ke Puskesmas
dengan keluhan rasa sakit dan kadang-kadang kram di bagian pundak, tangan, leher dan
yang paling sering persendian. Ibu tersebut saat ini menanggung 3 orang anak tanpa suami.
Pemeriksaan adalah sebagai berikut:

Tekanan Darah : 150/90 mmHg

Suhu : 36℃

Respirasi : 80x/menit

Nadi : 20x/menit

Pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil sebaga berikut:

Glukosa puasa : 89 mg/dl

Asam Urat : 3,4 mg/dl

Kolesterol : 201 mg/dl

Gambaran asupan zat gizi pasien adalah 3-4x sehari, makanan yang disukai adalah yang
digoreng dan gorengan, jarang makan sayur dan buah. Dokter mendiagnosis penyakit
Dislipidemia atau Kolesterol.

Tabel 2.4.1 Formulir Recall 24 Jam

Nama Responden: Ny. M Tanggal Pelaksanaan: Kamis, 13 Februari 2020

Waktu Makan Menu Bahan Berat


URT Gram
Makanan
Makan Pagi Nasi putih Beras giling 4 centong 200 gr
Ayam goreng Ayam 1 ptg 50 gr
Minyak 10 gr
kelapa
Kecap 10 gr

Selingan Pisang
ambon 2 bh 100 gr
Pisang goreng
Minyak 10 gr
kelapa
Makan Siang Nasi putih Beras giling 4 centong 200 gr
Ikan gabus Ikan gabus 1 ptg 50 gr
goreng Minyak 5
kelapa
Kecap 10

Selingan Roti manis Roti isi coklat 1 bh 50 gr


Gorengan Tahu dan 3 bh 150 gr
tempe
Minyak 15 gr
kelapa

Makan Malam Nasi putih Beras giling 4 centong 200 gr


Sop Ayam Ayam 1 ptg 50 gr
Kol
Kentang
Daun sop

Pewawancara: Muhammad Syarifuddin

Tabel 2.4.2 Skrinning Pasien Dewasa

Nama / No. RM : Ny. M


Tanggal Lahir :-
Tanggal Skrining : Selasa, 13 Februari 2020
Ruang Perawatan : Poli umum
No. Parameter Skor
1 Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir ?
j. Tidak ada penurunan BB 0 (√)
k. Tidak yakin ada tanda baju menjadi longgar 2
l. Jika ya, berapa penurunan BB tersebut
 1 – 5 kg 1
 6 – 10 kg 2

 11 – 15 kg 3

 > 15 kg 4
2
 Tidak tahu berapa kg penurunannya.
,2 Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
nafsu makan /kesulitan menerima makanan ?
g. Tidak 0 (√)
h. Ya 1
3 Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus 2 (√)
(kolesterol/dislipidemia)

Total Skor 2
Dirujuk ke Ahli Gizi Ya (√)
 Skor 0-1 : resiko malnutrisi ringan Resiko
 Skor 2-3 : resiko malnutrisi sedang Malnutrisi

 Skor 4-5 :resiko malnutrisi tinggi. Sedang

Kesimpulan

Total Skor ≤ 2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS)

Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan khusus RS)

Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat.

Tabel 2.4.3 Formulir Asuhan Gizi

Nama: Ny. M Jenis Kelamin: Perempuan Usia: 46 th


Diagnosa Medis: Kolesterol
ASSESMEN/PENGKAJIAN GIZI
Antropometri BB 73 73
IMT (kg/m2): = 2 = = 30,41
Berat Badan (kg): 73 kg TB(m) 2 1,55 2,4025
kg/m2 (lebih)
Tinggi Badan (cm): 155 cm
Tinggi Lutut (cm): - BBI = (TB-100) – 10% (TB-100)
LLA (cm): - =(155-100) – 10% (155-100)
Rentang Lengan (cm): - = 55 – 5,5
= 49,5 kg
Biokimia:
Glukosa puasa : 89 mg/dl (N: <100 mg/dl)
Asam Urat : 3,4 mg/dl (N: <6 mg/dl)
Kolesterol : 201 mg/dl (N: <200 mg/dl)
Klinik/Fisik:
Tekanan Darah: 150/90 mmHg (N: 120/80 mmHg)
Suhu : 36℃ (N: 36℃ - 37℃ )
Nadi : 80x/menit (N: 60-100x/menit)
Respirasi : 20x/menit (N: 8-20x/menit)
Riwayat Gizi:
Pola Makan : Pasien biasanya makan 3x sehari dan menyukai makan-makanan yang digoreng dan
jarang makan sayur dan buah.
Pagi : Nasi putih 2P, Ayam goreng 1P
Selingan : Pisang goreng 2 bh
Siang : Nasi putih 2P, Haruan goreng 1P
Selingan : Roti manis 1 ptg dan gorengan 3 bh
Malam : Nasi Putih 2P, Sop ayam 1P
Asupan Gizi:
Hasil recall 24 jam: Kebutuhan: Persentase %:
E : 1865,8 Kkal E : 2.138,136 Kkal E : 87% (Cukup)
P : 61,9 gr P : 80,17 g P : 77% (Kurang)
L : 72,8 gr L : 47,51 gr L : 153% (Lebih)
KH : 241,3 gr KH : 347,42 gr KH : 69% (Defisit)

Riwayat Personal:
Keluhan : Mengeluh rasa sakit dan kadang-kadang kram di bagian pundak, tangan, leher dan yang
paling sering persendian.
Riwayat penyakit dahulu : Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga : Ayah pasien mempunyai riwayat penyakit hipertensi(darah tinggi)
Pengetahuan : Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pasien tidak mengetahui tentang
asupan makanan yang baik bagi penderita kolesterol.
Jumlah Keluarga : 3 orang Anak
Alergi : Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pasien tidak memiliki alergi atau makanan
pantangan
DIAGNOSIS / MASALAH GIZI
Intake:
NI-5.7.1 kekurangan intake protein berkaitan dengan kurangnya pengetahuan yang berhubungan
dengan makanan dan nutrisi ditandai dengan persentase intake protein dibanding kebutuhan lebih
kecil yaitu protein (77%) kurang.
NI-5.6.2. Kelebihan Intake Lemak berkaitan dengan kurangnya pengetahuan yang berhubungan
dengan makanan dan nutrisi ditandai dengan intake lemak total lebih besar dari pada kebutuhan
yaitu (153%) lebih.
NI-5.8.1 kekurangan intake karbohidrat berkaitan dengan dengan kurangnya pengetahuan yang
berhubungan dengan makanan dan nutrisi ditandai dengan persentase intake karbohidrat dibanding
kebutuhan lebih kecil yaitu karbohidrat (69%) defisit.
Clinic:
NC-2.2. Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi Khusus berkaitan dengan Diagnosa
Kolesterol ditandai dengan kadar kolesterol 201 mg/dl (tinggi).
NC-3.3. Berat Badan Lebih/Overweight berkaitan dengan kepercayaan atau keyakinan yang salah
terhadap makanan ditandai dengan IMT diatas batas yaitu 30,41 kg/m2.

Behaviour:
NB-1.1. Pengetahuan Yang Kurang dikaitkan dengan makanan dan zat gizi berkaitan dengan
keyakinan/perhatian yang salah mengenai makanan ditandai dengan suka mengkonsumsi makanan
yang digoreng.

INTERVENSI GIZI
C. Tujuan Intervensi:
Tujuan intervensi diet dimaksudkan untuk mencapai pola makan yang sehat. Dokter dan
dieeisien perlu menekankan pada pasien bahwa tujuannya bukan melakukan diet sementara,
tetapi secara berangsur melakukan perubahan permanen pada perilaku pasien, dengan cara:
1. Memberkan secara bertahap sesuai kemampuan dan sesuai diet pasien untuk memenuhi
kebutuhan gizi pasien.
2. Memberikan edukasi dan konseling gizi mengenai diet penyakit dislipidemia
3. Berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk menangani penyakit pasien
D. Jenis Intervensi:Diet Dislipidemia II
b. Pemberian makanan dan atau zat gizi
 Tujuan Diet
Tujuan diet dislipidemia adalah untuk menurunkan berat badan bila kegemukan,
mengubah jenis dan asupan lemak makanan, menurunkan asupan kolesterol makanan,
meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan karbohidrat
sederhana. Dengan cara:
1. Menurunkan berat badan bila kegemukan.
2. Mengubah jenis dan asupan lemak makanan.
3. Menurunkan asupan kolesterol.
4. Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan karbohidrat
sederhana.
 Syarat atau Prinsip Diet
1. Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan dan aktivitas fisik. Bila
kegemukan, penurunan berat badan dapat dicapai dengan asupan energi rendah dan
meningkatkan aktivitas fisik.
2. Lemak diberikan sedang yaitu < 30% dari kebutuhan energi total. Lemak jenuh untuk
Diet Dislipidemia I diberikan sebesar < 10% dari kebutuhan energi total dan untuk Diet
Dislipidemia II diberikan < 7% dari kebutuhan energi total. Lemak tak jenuh ganda dan
tunggal untuk Diet Dislipidemia I dan II adalah 10 – 15% dari kebutuhan energi total.
Kolesterol < 300 mg untuk Diet Dislipidemia I dan < 200 mg untuk Diet Dislipidemia II.
3. Protein diberikan 10 – 20% dari kebutuhan energi total. Sumber protein hewani yang
berasal dari ikan dan protein nabati lebih dianjurkan.
4. Karbohidrat sedang, yaitu 50 – 60 % dari kebutuhan energi total.
5. Serat tinggi, terutama serat larut air yang terdapat dalam apel, beras tumbuk atau
beras merah, havermout dan kacang-kacangan.
6. Vitamin dan mineral cukup. Suplemen multivitamin dianjurkan untuk pasien yang
mengkonsumsi < 1200 kkal energi sehari.
 Perhitungan
BEE = 655 + (9,6 x BBI) + (1,7 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 49,5) + (1,7 x 155) – (4,7 x 46)
= 655 + 475,2 + 263,5 – 216,2
= 1.174,8
TEE = BEE x FA x FS
= 1.174,8 x 1,3 x 1,4
= 2.138,136 Kkal
Protein = 15% x 2.138 = 80,17 gr
4
Lemak = 20% x 2.138 = 47,51 gr
9
KH = 65% x 2.138 = 347,42 gr
4

E. Konseling Gizi
Sasaran: Ny. M dan Keluarganya
Waktu: ± 15 menit
Tempat: Puskesmas Liang Anggang
Tujuan:
- Mencapai kadar kolesterol menjadi normal dan terkontrol.
- Memperbaiki kebiasaan dan pola makan pasien dan memberikan pengetahuan agar pasien
lebih patuh dengan diet apa yang diberikan
Materi:
- Pedoman Gizi Seimbang
- Penjelasan singkat mengenai penyakit dislipidemia
- Definisi diet dislipidemia
- Tujuan dan syarat diet dislipidemia
- Pengaturan makan diet dislipidemia unuk pasien kolesterol
- Makanan yang dianjurkan, dibatasi dan yang tidak dianjurkan untuk penderita dislipidemia
Metode: Ceramah, tanya jawab, leaflet
Evaluasi: Pasien dapat memahami materi yang telah disampaikan oleh ahli gizi dan dapat
menerapkannya.
F. Koordinasi dengan tim asuhan gizi

RENCANA MONITORING DAN EVALUASI

Indikator Evaluasi Target


Asupan makan Membandingkan asupan makan pasien Asupan makan sesuai
pasien dengan standar kebutuhan gizi(setiap kebutuhan 80-100%
hari)
Pemahaman Memonitoring ketika pasien melakukan Pengetahuan terkait
tentang konseling konseling seperti, menanyakan kembali makanan dan zat gizi
atau edukasi gizi perihal materi edukasi yang telah meningkat sehingga pasien
yang telah disampaikan. dapat mengaplikasikan
diberikan edukasi gizi yang diberikan
dalam kehidupan sehari-hari.
Yang Diukur Hasil Pengukuran Evaluasi/
Target / Nilai
Normal
Anamnesis / Keluhan Utama Mengeluh rasa sakit Keluhan
Keluhan dan kadang-kadang pasien
kram di bagian pundak, berkurang.
tangan, leher dan yang
paling sering
persendian.
Antropometri
2.5 Gambaran Berat Badan
Umum Penyakit DM 73 kg BBI: 49,5 kg
Tinggi Badan 155 cm IMT: 18 – 25
DM adalah penyakit gangguan metabolik yang2 terjadi secara kronis atau menahun
IMT 30,41 kg/m kg/m2(normal)
karena tubuh tidak mempunyai hormon insulin yang cukup akibat gangguan pada sekresi
insulin, hormon insulin yang tidak bekerja sebagaimana mestinya atau keduanya dengan ciri
ditemukan konsentrasi glukosa
Biokimia yang tinggi di
Asam Urat 3,4dalam
mg/dldarah (hiperglikemia).
< 6 mg/dl

A. Pathofisiologi Glukosa puasa 89 mg/dl < 100 mg/dl


Kolesterol 201 mg/dl < 200 mg/dl
Diabetes melitus yang
Klinik merupakan
Tekanan penyakitmmHg
Darah 150/90 dengan gangguan padammHg
120/80 metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak
Suhu karena insulin
36oCtidak dapat bekerja secara
36-37ooptimal,
c jumlah
insulin yang tidak memenuhi
Nadi kebutuhan atau keduanya. Gannguan 60-100x/menit
80x/menit metabolisme tersebut
dapat terjadi karena 3 hal yaitu pertama 20x/menit
Respirasi karena kerusakan pada sel-sel beta pankreas
8-20x/menit
Asupan Zat Gizi Energi E: 1865,8 kkal E: 2.18,13 kkal adalah
karena pengaruh dari luar seperti zat kimia, virus dan bakteri. Penyebab yang kedua
penurunan reseptor glukosa Protein
pada pankreasP: dan
61,9 yang
gram ketiga karenaP:kerusakan
80,17 gramreseptor

insulin di jaringan perifer.Lemak L: 72,8 oleh


Insulin yang disekresi gramsel beta pankreas
L: 47,51 gram untuk
berfungsi
mengatur kadar glukosakarbohitdrat KH: 241,3
darah dalam tubuh. Kadargram
glukosa darahKH:347,42
yang tinggi akan
gram
menstimulasi sel beta pankreas untuk mengsekresi insulin. Sel beta pankreas yang tidak
berfungsi secara optimal sehingga berakibat pada kurangnya sekresi insulin menjadi
penyebab kadar glukosa darah tinggi. Penyebab dari kerusakan sel beta pankreas sangat
banyak seperti contoh penyakit autoimun dan idiopatik Gangguan respons metabolik
terhadap kerja insulin disebut dengan resistensi insulin. Keadaan ini dapat disebabkan oleh
gangguan reseptor, pre reseptor dan post reseptor sehingga dibutuhkan insulin yang lebih
banyak dari biasanya untuk mempertahankan kadar glukosa darah agar tetap normal.
Sensitivitas insulin untuk menurunkan glukosa darah dengan cara menstimulasi pemakaian
glukosa di jaringan otot dan lemak serta menekan produksi glukosa oleh hati menurun.
Penurunan sensitivitas tersebut juga menyebabkan resistensi insulin sehingga kadar
glukosa dalam darah tinggi (Prabawati, 2012).

B. Gejala Dan Tanda-Tanda


1) Meningkatnya frekuensi buang air kecil
2) Rasa haus berlebihan
3) Penurunan berat badan
4) Sering kelaparan
5) Luka sulit sembuh
6) Keletihan dan mudah tersinggung
7) Kesemutan atau mati rasa
8) Pandangan kabur

C. Penatalaksanaan Diet
1. Tujuan Diet
Tujuan diet DM adalah untuk membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan
olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik.
2. Syarat atau Prinsip Diet
1) Diberikan asupan sesuai dengan kebutuhan
2) Energi cukup untuk mempertahankan status gizi normal yaitu 2.271,7 Kkal
3) Protein normal 15% dari kebutuan total yaitu 85,17 gr
4) Lemak sedang 20% dari kebutuhan total yaitu 50,48 gr
5) Karbohidrat 65% dari kebutuhan total yaitu 369,15 gr
6) Batasi penggunaan karbohidrat sederhana dan utamakan karbohidrat kompleks
7) Berikan asupan serat minimal 25-30 gr utamakan serat alami seperti sayur buah

Kasus

Tn.ZM berumur 51 tahun dengan BB 75 kg dan TB 160 cm, tekanan darah 120/80 mmHg.
Datang ke puskesmas dengan keluhan sering buang ai kecil dimalam hari. Oleh dokter
pasien di diagnosis Diabetes Melitus. Kebiasaan makan pasien sehari adalah sebagai
berikut :
Pagi : Nasi 1 P, ikan pindang goreng 1 ekor, dan tumis kangkung 1 mangkok, rambutan 5
buah
Selingan : Kue donat 2 buah dan teh manis
Siang : Nasi 1 P, ayam goreng 1 ptg bagian dada, sayur bening 1 mangkok
Sore : Pisang goreng 2 buah
Malam : Nasi 1 P, ikan mas goreng 1 ekor, sayur bening 1 mangkok, pepaya 1 ptg.
Tabel 2.5.1 Formulir Recall 24 Jam

Nama Responden: Tn.ZM Tanggal Pelaksanaan: Senin, 10 Februari 2020

Waktu Makan Menu Bahan Berat


URT Gram
Makanan
Makan Pagi Nasi putih Beras giling 2 centong 100 gr
Ikan pindang Ikan pindang 1 ptg 50 gr
Tumis kangkung Kangkung 100 gr
Rambutan Minyak 5 gr
kelapa
Rambutan 4 buah 75 gr
Selingan Donat
Donat 2 buah 100 gr
Teh manis
Teh manis 1 cangkir 200 gr

Makan Siang Nasi putih Beras giling 2 centong 100 gr


Ayam goreng Daging ayam 1 ptg 50 gr
Sayur bening Bayam 50 gr
Labu kuning 25 gr
Jagung
Minyak 25 gr
goreng 5 gr

Selingan Pisang Goreng Pisang 2 buah 100 gr


Minyak
goreng
Makan Malam Nasi putih Beras giling 2 centong 100 gr
Ikan mas Ikan mas 1 ekr 50 gr
Sayur bening Bayam 50 gr
Pepaya Labu kuning 25 gr
Jagung 25 gr
Minyak 5 gr
kelapa 1 buah 110 gr
Pepaya

Pewawancara: Isma Maulida Amelia


Tabel 2.5.2 Skrinning Pasien Dewasa

Nama / No. RM : Tn.ZM


Tanggal Lahir :-
Tanggal Skrining : Senin, 10 Februari2020
Ruang Perawatan : Poli umum
No. Parameter Skor
1 Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak
direncanakan/tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir ?
m. Tidak ada penurunan BB 0√
n. Tidak yakin ada tanda baju menjadi longgar 2
o. Jikaya, berapa penurunan BB tersebut
 1 – 5 kg 1
 6 – 10 kg 2

 11 – 15 kg 3

 > 15 kg 4
2
 Tidak tahu berapa kg penurunannya.
,2 Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
nafsu makan /kesulitan menerima makanan ?
i. Tidak 0√
j. Ya 1
3 Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus (Diabetes 2√
Melitus)

Total Skor 2
Dirujuk ke Ahli Gizi Ya (√)
 Skor 0-1 : resiko malnutrisi ringan Resiko
 Skor 2-3 : resiko malnutrisi sedang Malnutrisi

 Skor 4-5 :resiko malnutrisi tinggi. Sedang

Kesimpulan

Total Skor ≤ 2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS)

Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan khusus RS)

Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat.


Tabe 2.5.3 Formulir Asuhan Gizi

Nama: Tn.ZM Jenis Kelamin: Laki-laki Usia: 51 th


Diagnosis Medis:DM tanpa komplikasi
ASSESMEN / PENGKAJIAN GIZI
Antropometri BB 75
IMT (kg/m2): = = 29,2
Berat Badan (kg): 75 kg TB ( m ) 2 2,56
Tinggi Badan (cm): 160 cm
Tinggi Lutut (cm): BBI = (160-100) – 10% (160-100)
LLA (cm): = 60 – 6,0
Rentang Tangan (cm): = 54 kg

Biokimia: GD Puasa : 268 mg/dl


GD 2PP : 296 mg/dl
Klinik/Fisik:
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36˚C
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Riwayat Gizi:
Pola Makan : Pasien biasa makan 3x sehari menu utama dan suka mengkonsumsi
makanan yang digoreng.
Pagi : Nasi putih 2 centong plastik, ikan pindang goreng 1 ptg,tumis kangkung
rambutan 5 bj
Selingan : Donat 2 bh teh manis 1 cangkir
Siang : Nasi putih 2 centong plastik, ayam goreng 1 ptg, sayur bening 1P
Sore : Pisang goreng 2 bh
Malam : Nasi putih 1 centong plastik, ikan mas 1 ptg, sayur bening 1P, pepaya
Asupan Gizi: Kebutuhan Persentase %
E : 1471,3 Kkal E : 2.271,7 Kkal E : 65% (Defisit)
P : 50,4 gr P : 85,18 g P : 59% (Defisit)
L : 56,9 gr L : 50,48 gr L : 112% (Lebih)
KH : 193,2 gr KH : 369,15 gr KH : 52% (Defisit)
Riwayat Personal:
Keluhan : Sering buang air kecil di malam hari
Riwayat penyakit dahulu : Pasien memiliki riwayat penyakit dahulu yaitu hipertensi
Riwayat penyakit keluarga : Ayah pasien memiliki riwayat penyakit DM
Pengetahuan : Berdasarkan wawancara yang dilakukan pasien tidak mengetahui
tentang asupan yang baik bagi penderita DM
Alergi/Makanan Pantangan : Tahu dan tempe
Jumlah Keluarga : Berdasarkan wawancara yang dilakukan pasien memiliki 2 orang
anak
DIAGNOSIS / MASALAH GIZI
Intake:
NI-1.4 kekurangan intake energi berkaitan dengan kurangnya kemampuan
mengkonsumsi makanan bersumber energi ditandai dengan persentase asupan
energi 65% (Defisit).
NI-5.7.1 kekurangan intake protein berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang
nutrisi makanan ditandai dengan persentase asupan protein 59% (Defisit)
NI-5.6.2 kelebihan intake lemak berkaitan dengan kurangnya pengetahuan yang
berhubungan dengan makanan dan nutrisi ditandai dengan data riwayat nutrisi pasien
yaitu persentase asupan dibanding kebutuhan lemak sebesar 112% (Lebih).
NI-5.8.1 kekurangan intake karbohidrat berkaitan dengan kurangnya mengkonsumsi
makanan bersumber karbohidrat ditandai dengan persentase asupan karbohidrat 52%
(Defisit)

Clinic:
NC-2.2 perubahan nilai laboraturium terkait zat gizi khusus berkaitan dengan
perubahan nilai biokimia ditandai dengan data biokimia pasien yaitu kadar gula darah
puasa >100 mg/dl yaitu 268 mg/dl (tinggi) dan kadar gula darah 2PP >140 mg/dl yaitu
296 mg/dl.

Behaviour:
NB-1.4 kurangnya kemampuan memonitor diri sendiri berkaitan dengan kurangnya
pengetahuan mengenai masalah-masalah gizi ditandai dengan data riwayat penyakit
pasien yaitu DM yang memerlukan kontrol diri sendiri.

INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Intervensi:
1) Mencapai status gizi normal
2) Mencapai kadar gula darah mendekati normal
3) Memperbaiki pola makan, aktifitas fisik pedoman gizi seimbang
B. Jenis Intervensi: Diet DM
a. Pemberian makanan dan atau zat gizi
 Tujuan Diet
Tujuan diet DM adalah untuk membantu pasien memperbaiki kebiasaan
makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik.
 Syarat atau Prinsip Diet
1) Diberikan asupan sesuai dengan kebutuhan
2) Energi cukup untuk mempertahankan status gizi normal yaitu 2.271,7
Kkal
3) Protein normal 15% dari kebutuan total yaitu 85,17 gr
4) Lemak sedang 20% dari kebutuhan total yaitu 50,48 gr
5) Karbohidrat 65% dari kebutuhan total yaitu 369,15 gr
6) Batasi penggunaan karbohidrat sederhana dan utamakan karbohidrat
kompleks
7) Berikan asupan serat minimal 25-30 gr utamakan serat alami seperti
sayur buah

 Perhitungan
BEE = 66 + (13,5 x 54) + (5 x 160) – (6,8 x 51)
= 66 + 729 + 800 - 346,8
= 1.248,2
TEE = BEE x FA x FS
= 1.248,2 x 1,4 x 1,3
= 2.271,7 Kkal
Protein = 15% x 2.271,7 = 85,18 gr
4
Lemak = 20% x 2.271,7 = 50,48 gr
9
KH = 65% x 2.271,7 = 369,15 gr
4

b. Konseling Gizi
Sasaran : Pasien
Waktu : ± 15 menit
Tempat : Puskesmas Liang Anggang ( Poli Gizi )
Tujuan : Memperbaiki kebiasaan dan pola makan yang baik untuk pasien
dan memberikan pengetahuan agar pasien dapat melakukan
diet yang diberikan
Materi : Menjelaskan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
untuk pasien penyakit DM
Menjelaskan pola makan dan kebiasaan makan yang benar
Memberikan gambaran mengenai proses terapi diet yang akan
dijalankan oleh pasien untuk menunjang pengobatan pasien
Memberikan motivasi kepada keluarga pasien untuk
mendukung kelancaran diet yang dianjurkan kepada pasien
Metode : Ceramah, tanya jawab, dan leaflet
Evaluasi : Pasien dapat memahami materi yang telah disampaikan

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktek klinik yang kami lakukan di Puskesmas Liang
AnggangLandasan Ulin dapat disimpulkan :

1) Dari kasus Ny.N diagnosis medis Asam Urat, BB 64 kg, TB 145 cm,IMT 30,43 kg/m 2
(obisitas), Kadar Asam Urat 7 mg/dl, TD120/90 mmHg, suhu 36 0c, nadi 80x/menit,
Respirasi 20x/menit. Asupan energy: 1814,4 kkal (106,02%) normal, protein: 66,7 gr
(102,42%) normal, lemak 51,6 gr (133,71%) lebih, KH 277,6 gr (98,36%) cukup, NI-
5.6.2 Kelebihan Intake Lemak, NC-2.2 Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi
Khusus, NC-3.3 Berat Badan Lebi/Overheight dan NB-1.1 Pengetahuan Yang
Kurang Dikaitkan Dengan Makanan dan Zat Gizi. Diberikan Diet Rendah Purin ll.
2) Dari kasus Tn. H diagnosis medis Hipertensi, BB 83 kg, TB 164 cm,IMT 30,6 kg/m 2
(obisitas), TD160/80 mmHg, suhu 36,90c, nadi 80x/menit, Respirasi 20x/menit.
Asupan energy: 992,8 kkal (44,9) defisit, protein: 40,7 gr (49,1%) defisit, lemak 25 gr
(51%%) lebih, KH 149,7 gr (41,7%) cukupNI-1.4 Kekurangan intake energy, NI-5.6.1
Kekurangan Intake Lemak, NI-5.7.1 Kekurangan Intake Protein,NI-5.8.5 Kekurangan
Intake Serat, NC-3.3 Berat Badan Lebih/Overwight,NB-1.1 Pengetahuan Yang
Kurang Berkaitan Makanan Dan Zat Gizi, Diberikan diet energy rendah dan Rendah
garam lll
3) Dari kasus Ny.S diagnosis medis penyakit Jantung, BB 61 kg, TB 148 cm,IMT 27,8
kg/m2 (obisitas), Kolestrol Total 300 mg/dl, Trigliserida 170 mg/dl, LDL 250 mg/dl,
TD120/90 mmHg, suhu 360c, nadi 80x/menit, Respirasi 20x/menit. Asupan energy:
1124,8 kkal (64%) defisit, protein: 61,5 gr (180%) lebih, lemak 38,6 gr (72%) kurang,
KH 135,6 gr (30%) defisit. NI-1.4 Kekurangan Intake Energi, NI-5.6.1 Kekurangan
Intake Lemak, NI-5.2 Kelebihan Intake Protein, NI-5.8.1. Kekurangan Intake
Karbohidrat, NC-2.2 Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi Khusus, NC-3.3
Berat Badan Lebih/Overwight, NB-2.3 Ketidakmampuan atau Ketidak Inginan dalam
Mengatur diri sendiri. Diberikan diet jantung IV.
4) Dari kasus Ny.M diagnosis medis Kolestrol, BB 73 kg, TB 156 cm,IMT 30,41 kg/m 2
(obisitas), Glokosa Puasa 89 mg/dl, Asam urat 3,4 mg/dl, kolestrol 201 mg/dl,
TD150/90 mmHg, suhu 360c, nadi 80x/menit, Respirasi 20x/menit. Asupan energy:
1865,8 kkal (87%) cukup, protein: 61,9 gr (77%) kurang, lemak 72,8 gr (153%) lebih,
KH 241,4 gr (69%), NC-2.2 Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi Khusus,
NC-3.3 Berat Badan Lebi/Overheight dan NB-1.1 Pengetahuan Yang Kurang
Dikaitkan Dengan Makanan dan Zat Gizi. Diberikan Diet Rendah Purin ll. Diberikan
Diet Dislipdemia ll.
5) Dari kasus Tn, ZM diagnosis medis DM tanpa Komplikasi, BB 75 kg, TB 160 cm,IMT
29,9 kg/m2 (obisitas), GD puasa 268 mg/dl, GD 2 PP 296 mg/dl, TD120/80 mmHg,
suhu 360c, nadi 82x/menit, Respirasi 20x/menit. Asupan energy: 1471,3 kkal (65%)
defisit, protein: 50,4 gr (59%) deficit, lemak 56,9 gr (112%) lebih, KH 193,2 gr (52%)
defisit. NI-1.4 Kekurangan Intake Energi, NI-5.7.1 Kekurangan Intake Protein, NI-
5.6.2 Kelebihan Intake Lemak NI-5.8.1 Kekurangan intake Karbohidrat, NC-2.2
Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi Khusus,NB-1.4 Kekurangan
Memonitor diri Sendiri, Diberikan Diet DM.

3.2 Saran

1. Bagi Poli Gizi

Diharapkan perlunya konseling dan penyuluhan lebih rutin untuk meningkatkan


pengetahuam pasien tetkait gizi dan makanan sehingga dapat mempercepat
penyembuhan penyakit.

2. Bagi Pasien

Diharapkan pasien dapat menerapkan pola makan yang baik, pola hidup yang sehat
dan mematuhi anjuran diet/konseling yang telah disampaikan

Anda mungkin juga menyukai