Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan berkah, rahmat dan
karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan laporan “DIETETIK PENYAKIT TIDAK
MENULAR”. Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan laporan yang menjadi
tugas kami ini. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada smua pihak
karena telah membantu kami selama pembuatan laporan sehingga terselesaikan.
1. Ibu Nany Suryani, S.Gz., M. Biomed selaku dosen pengampu mata kuliah Dietetik
Penyakit Tidak Menular
2. Ibu Rijanti Abdurrachim, DCN, M.Kes selaku dosen pembimbing pada praktek Klinik
mata kuliah Dietetik Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Liang Anggang
3. Kepala Puskesmas Liang Anggang
4. Ibu Dian Argasanti, AMG selaku Koordinator poli gizi Puskesmas Liang Anggang
5. Rabiatul, Amd,Gz selaku koordinator poli gizi Puskesmas Liang Anggang
6. Seluruh tenaga kesehatan yang ada d Puskesmas Liang Anggang
7. Serta teman-teman satu angkatan.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
berguna. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan dangat dibutuhkan untuk untuk
menyempurnakan laporan ini.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu atau masalah kesehatan Dunia
dan Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi perhatian dalam Dunia kesehatan karena
penyakit ini merupakan salah satu dari penyebab kematian (Jansje, Ticoalu & Samodra,
2012). Penyakit Tidak Menular (PTM) juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan
dari orang ke orang, mereka memiliki durasi yang panjang dan umumnya berkembang
lambat. Menurut Bustan (2007), dalam Buku Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
mengemukakan bahwa yang tergolong ke dalam PTM antara lain adalah; Penyakit
kardiovaskuler (jantung, atherosklerosis, hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke),
Diabetes Mellitus (DM) serta kanker. Berdasarkan uraian diatas World Health Organisation
[WHO] (2013), mengemukakan bahwa PTM merupakan penyebab utama kematian di
semua daerah kecuali di Afrika, tetapi proyeksi saat ini menunjukkan bahwa pada tahun
2020 peningkatan terbesar kematian PTM akan terjadi di Afrika. Sejauh ini PTM merupakan
penyebab utama kematian di Dunia, mewakili 63 % dari semua kematian tahunan. Penyakit
Tidak Menular (PTM) membunuh lebih dari 36 juta orang setiap tahun, sekitar 80 % dari
semua kematian PTM terjadi di Negara berpenghasilan rendah dan menengah (WHO,
2013).
Mahasiswa mampu mengamplikasikan proses asuhan gizi klinik pada penyakit tidak
menular sesuai keadaan pasien.
Manfaat dari kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan konsep dan prinsip
NCP kepada masyarakat dimulai dari melakukan skrining, assesmen, diagnosis gizi,
pemberian terapi diet hingga melakukan konnseling gizi.
BAB 2
ISI
Asam urat merupakan produk akhir dari katabolisme adenin dan guanin yang berasal
dari pemecahan nukleotida purin. Dalam bentuk urin ginjal mengeluarkan asam urat (Nasrul
& Sofitri, 2012). Kelebihan Asam urat (hiperurisemia) sering disebut dengan istilah gout,
merupakan gangguan inflamasi akut yang ditandai dengan adanya nyeri akibat penimbunan
kristal monosodium urat pada persendian maupun jaringan lunak di dalam tubuh (Shetty et
al., 2011). Nilai normal asam urat pada pria antara 3,4 - 7 mg/dl, sedangkan pada wanita 2,4
- 5,7 mg/dl.
A. Etiologi
Beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya gout antara lain genetik, gangguan
monogenik yang mengakibatkan kelebihan produksi asam urat melalui kecacatan enzim
dalam memetabolisme purin. Gout primer sering terjadi pada laki-laki yang memiliki
kecenderungan familiar yang kuat. Laki-laki memiliki tingkat asam urat lebih tinggi dari
perempuan dan peningkatan prevalensi gout pada semua usia. Estrogen memiliki efek
urikosurik, hal ini yang membuat gout sangat jarang terjadi pada perempuan khususnya
sebelum menopouse. Penuaan merupakan faktor risiko penting karena berkurangnya fungsi
ginjal, adanya peningkatan penggunaan diuretik dan obat-obatan lainnya, serta perubahan
kepadatan jaringan ikat yang mengakibatkan terjadinya pembentukan kristal. Diet asam urat
telah lama dikaitkan dengan gaya hidup yang kaya melibatkan konsumsi daging dan alkohol.
Menurut Health Professionals Follow-up Study (HPFS) faktor risiko relatif serangan gout
pertama terjadi bagi orang-orang yang mengonsumsi daging merah, berikutnya konsumsi
makanan laut. Sedangkan sayuran tinggi purin tidak menunjukkan faktor risiko yang berat,
sementara itu konsumsi diet rendah lemak dan produk susu menunjukkan penurunan faktor
risiko dari gout. Alkohol memiliki faktor risiko meningkatkan kadar asam urat karena
metabolisme etanol menjadi asetil CoA menyebabkan degradasi adenin dan peningkatan
pembentukan adenosin monofosfat yang merupakan prekursor asam urat. Alkohol juga
meningkatkan kadar asam laktat dalam darah yang menghambat ekskresi asam urat.
B. Gejala Dan Tanda-Tanda Asam Urat
Tahapan gout ada 4 fase yaitu:
1. Tanpa gejala Pada tahap ini penderita hiperurisemia terjadi kelebihan asam urat tetapi
tidak menimbulkan gejala klinik. Pada tahap ini di upayakan untuk menurunkan
kelebihan asam urat dengan cara mengubah pola makan atau gaya hidup.
2. Gout akut Gejala pada tahap ini muncul tiba-tiba dan biasanya menyerang satu atau
beberapa persendian. Sakit yang di rasakan penderita sering di mulai pada malam hari,
dan rasanya berdenyut-denyut atau nyeri seperti di tusuk jarum. Persendian yang
terserang meradang, merah, terasa panas dan bengkak. Rasa sakit pada persendian
tersebut mungkin dapat berkurang dalam beberapa hari, tapi bisa muncul kembali pada
interval yang tidak menentu. Serangan susulan biasanya berlangsung lebih lama, pada
beberapa penderita berlanjut menjadi arthritis gout yang kronis.
3. Interkritikal Pada tahap ini penderita mengalami serangan asam urat yang berulang-
ulang tapi waktunya tidak menentu.
4. Kronis Pada tahap kronis, kristal asam urat (tophi) menumpuk di berbagai wilayah
jaringan lunak tubuh penderitanya. Penumpukan asam urat yang berakibat peradangan
sendi bisa juga di sebabkan oleh cedera ringan akibat memakai sepatu yang tidak
sesuai ukuran kaki (terlalu sempit), terlalu banyak makan makanan yang mengandung
senyawa purin (misal jeroan), mengkonsumsi alkohol, ada tekanan batin (stres), serta
adanya infeksi atau efek samping penggunaan obat-obat tertentu (diuretik) (Kaparang,
2007 dan Firestein GS, Budd RC, Harris ED, Rudy S, Sergen JS. (eds). (2009).
C. Penatalaksanaan Diet Purin Rendah ll / DPR ll (1700 kkal)
1. Tujuan Diet
Tujuan diet Gout Artritis adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi
optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin.
2. Syarat atau Prinsip Diet
Energy sesuai dengan kebutuhan tubuh, bila berat badan berlebih atau kegemukan ,
asupan energy sehari dikurangi secara bertahap sebanyak 500-1000 kkal dari kebutuhan
energy normal hingga tercapai berat badan normal.
Protein cukup, yaitu 1,0-1,2 g/kg BB atau 10-15% dari kebutuhan energy total.
Hindari sumber makanan sumber protein yang mempunyai kandungan purin >150
mg/100 g
Lemak sedang, yaitu 10-20% dari kebutuhan energy total. Lemak berlebih dapat
penghambat pengeluaran asam urat atau purin melalui urin.
Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak, yaitu 65-75% dari kebutuhan energy total.
Karena kebanyakan pasien gout arttis mempunyai berat badan lebih.
Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
Cairan disesuaikan dengan urin yang dikeluarkan setiap hari. Rata – rata asupan cairan
yang dianjurkan adalah 2-2 ½ liter/ hari.
3. Pengelompokan Bahan Makanan Menurut Kadar Purin dan Anjuran Makan
Kelompok 1 : Kandungan purin tinggi (100-1000 mg purin/100 g bahan makanan)
sebaiknya dihindari seperti: otak, hati, jantung, ginjal, jeroan, ekstrak daging/kaldu,
bouillon, bebek, ikan sarden, makarel, remis, dan kerang.
Kelompok 2 : Kandungan purin sedang ( 9-10 mg purin/100 g bahan makanan ) dibatasi
: maksimal 50-75 g ( 1-1 ½ ptg ) daging, ikan atau ungags, atau satu mangkok (100 g)
sayuran sehari, daging sapid an ikan (kecuali yang terdapat dokelompok 1) ayam,
udang, kacang kering dan hasil olahan, seperti tahu dan tempe, asparagus, bayam,
daun singkong, kangkung, daun dan biji melinjo.
Kelompok 3 : Kandungan purin rendah (dapat diabaikan), dapat dimakan setiap hari
seperti : Nasi, ubi, singkong, jagung, roti, mie, bihun, tepung beras, cake, kue kering,
pudding, susu, keju, telur, lemak dan minyak, gula, sayur dan buah-buahan ( kecuali
sayur dalam kelompok 2 ).
Kasus
Ny. N berusia 62 th, Tinggi Badan 145 cm dan Berat Badan 64 kg, di diagnosis Dokter Asam
Urat dengan keluhan Pusing, Nyeri dipersendian, pinggang terasa sakit. Hasil pemeriksaan
biokimia : Asam Urat : 7 mg/dl dan pemeriksaan fisik/klinis : Tekanan Darah : 120/90 mmHg,
Suhu : 36oC, Nadi : 80x/menit, Respirasi : 20x/menit. Pasien memiliki riwayat penyakit
keluarga yaitu Ayah pasien memiliki penyakit asam urat dan darah tinggi, Hasil recall 24 jam
yaitu Pasien biasanya makan 3x sehari dan menyukai kacang-kacangan dan makanan
yang digoreng.Pagi : Nasi 1P, Haruan goreng 1P ptg, oseng kacang panjang ½ P, Selingan :
Roti gepeng 2 ptg, the manis hangat 1 gls, Siang : Nasi putih 1P, ayam goreng 1 ptg, sayur
bening 1P, tempe Goreng 1P, Sore : Roti gepeng 2 ptg,Malam : Nasi putih 1P, ikan
belanak pepes 1 ptg, oseng kacang panjang ½ P, pasien memiliki alergi ikan seafood.
Tabel 2.1.1 Formulir Recall 24 Jam
11 – 15 kg 3
> 15 kg 4
2
Tidak tahu berapa kg penurunannya.
,2 Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
nafsu makan /kesulitan menerima makanan ?
a. Tidak 0√
b. Ya 1
3 Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus (asam 2√
urat)
Total Skor 2
Dirujuk ke Ahli Gizi Ya (√)
Skor 0-1 : resiko malnutrisi ringan Resiko
Skor 2-3 : resiko malnutrisi sedang Malnutrisi
Kesimpulan
Total Skor ≤ 2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS)
Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan khusus RS)
BBI= (TB-100)-(TB-100)x10%
= (145-100)-(145-100)x10%
= 45-4,5= 40,5 kg
Biokimia:
Asam Urat : 7 mg/dl
Klinik/Fisik:
Tekanan Darah : 120/90 mmHg
Suhu : 36oC
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit
Riwayat Gizi:
Pola Makan : Pasien biasanya makan 3x sehari dan menyukai kacang-kacangan dan
makanan yang digoreng.
Pagi : Nasi 1P, Haruan goreng 1P ptg, oseng kacang panjang ½ P
Selingan : Roti gepeng 2 ptg, the manis hangat 1 gls
Siang : Nasi putih 1P, ayam goreng 1 ptg, sayur bening 1P, tempe Goreng 1P
Sore : Roti gepeng 2 ptg
Malam : Nasi putih 1P, ikan belanak pepes 1 ptg, oseng kacang panjang ½ P
Asupan Gizi:
Hasil Recall 24 jam Kebutuhan Persentase
Energi : 1814,4 kkal Energi : 1736,68 kkal Energi : 106,02 % (baik)
Protein : 66,7 gr Protein : 65,12 gr Protein: 102, 42 % (baik)
Lemak : 51,6 gr Lemak : 38,59 gr Lemak: 133,71 % (lebih)
KH: 277,6 KH : 282,21 gr KH: 98,36 % (cukup)
Riwayat Personal:
Keluhan : Pusing, Nyeri dipersendian, pinggang terasa sakit
Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga : Ayah pasien memiliki penyakit asam urat dan darah tinggi
Pengetahuan : Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pasie tidak mengetahui
tentang asupan makanan yang baik bagi penderita asam urat.
Jumlah Keluarga : Berdasarkan wawancara yang dilakukan pasien memiliki 4 orang
anak
Alergi : Berdasrkan hasil wawancara yang dilakkan pasien memiliki alergi ikan
Seafood
DIAGNOSIS / MASALAH GIZI
Intake:
NI-5.6.2. Kelebihan Intake Lemak berkaitan dengan kurangnya pengetahuan yang
berhubungan dengan makanan dan nutrisi ditandai dengan intake lemak total lebih
besar dari pada kebutuhan yaitu (133,71 %) lebih.
Clinic:
NC-2.2. perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi Khusus berkaitan dengan
Diagnosa Asam Urat ditandai dengan kadar asam urat 7 mg/dl (tinggi).
NC-3.3. Berat Badan Lebih/Overheight berkaitan dengan kepercayaan/ keyakinan/
presepsi yang salah terhadap makanan ditandai dengan IMT diatas batas yaitu 30,43
kg/m2.
Behaviour:
NB-1.1. Pengetahuan Yang Kurang dikaitkan dengan makanan dan zat gizi berkaitan
dengan keyakinan/perhatian yang salah mengenai makanan ditandai dengan suka
mengkonsumsi makanan yang digoreng dan kacang-kacangan.
INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Intervensi:
Menurunkan berat badan sampai status gizi normal.
Memperbaiki status gizi mendekati Normal
Menurunkan kadar asam urat menjadi normal
Menurunkan asupan lemak
Meningkatkan pengetahuan dan motivasi untuk menjalankan pola makan dan
asupan gizi seimbang dengan makanan yang bervariasi.
Energy sesuai dengan kebutuhan tubuh, bila berat badan berlebih atau
kegemukan , asupan energy sehari dikurangi secara bertahap sebanyak 500-
1000 kkal dari kebutuhan energy normal hingga tercapai berat badan normal,
yaitu 1736,68 kkal.
Protein cukup, yaitu 1,0-1,2 g/kg BB atau 10-15% dari kebutuhan energy total,
yaitu 65,12 gr.
Hindari sumber makanan sumber protein yang mempunyai kandungan purin
>150 mg/100 g
Lemak sedang, yaitu 10-20% dari kebutuhan energy total, yaitu 38,59 gr.
Lemak berlebih dapat penghambat pengeluaran asam urat atau purin melalui
urin.
Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak, yaitu 65-75% dari kebutuhan energy
total, yaitu 282,21 gr. Karena kebanyakan pasien gout arttis mempunyai berat
badan lebih.
Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
Cairan disesuaikan dengan urin yang dikeluarkan setiap hari. Rata – rata
asupan cairan yang dianjurkan adalah 2-2 ½ liter/ hari.
Perhitungan
Perhitungan Energi dan Zat Gizi
Energi Total = BMR x Fa x Fs
= [ 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U) ] x Fa x Fs
= [ 655 + (9,6 x 64) + ( 1,8 x 147) – (4,7 x 62) ] x 1,2 x 1,5
= ( 655+ 614,4 + 264,6 - 291,4 ) x 1,2 x 1,5
= 2236,68 kkal
Kebutuhan Energi = Energi Total – 500 kkal
= 2236,68 – 500 kkal
= 1736,68 kkal
15 % x 1736,68
Protein = = 65,12 gr
4
20 % x 1736,68
Lemak = = 38,59 gr
9
65 % x 1736,68
KH = = 282,21 gr
4
b. Konseling Gizi
Sasaran : Pasien dan keluarga Pasien
Waktu : ± 15 Menit
Tempat : Di ruang konseling
Tujuan : Memperbaiki kebiasaan dan pola makan pasien dan memberikan
pengetahuan agar pasien lebih patuh dengan diet yang diberikan.
Materi :1. Menjelaskan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
untuk pasien penyakit artritis Gout.
Tujuan dari penatalaksanaan diet pada pasien hipertensi adalah untuk membantu
menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menjadi normal.
Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor resiko lain seperti berat badan
yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat darah, dan harus
memperhatikan pula penyakit degeneratif yang lain yang menyertai darah tinggi seperti
jantung, ginjal dan diabetes mellitus.
Prinsip utama dari pengaturan makanan untuk orang yang hipertensi adalah
membatasi konsumsi makanan ataupun bahan makanan yang mengandung ikatan natrium.
Salah satu kunci untuk mengurangi konsumsi natrium atau garam adalah bijak memilih
makanan yang dikonsumsi. Bahan makanan secara alami memang mengandung natrium
tetapi hanya dalam jumlah kecil. Sumber natrium bukan hanya didapatkan dari garam dapur
tetapi juga banyak ditambahkan selama proses pemasakan khususnya dalam makanan
kemasan. Produk makanan yang dipanggang, sereal tertentu, kecap, bumbu penyedap,
baking soda, saus tomat atau saus sambal kemasan mengandung natrium tinggi dengan
kadar bervariasi. Sehingga semua makanan/bahan makanan yang diolah menggunakan
garam natrium, makanan kalengan, makanan yang diawetkan dan makanan yang berkadar
lemak jenuh tinggi harus dibatasi/dihindari oleh penderita hipertensi.
Pengaturan diet bagi penderita hipertensi mengacu pada penuntun diet edisi baru
yaitu penderita mendapat diet garam rendah dimana jumlah garam yang diberikan dibatasi
sesuai kesehatan pasien dan jenis makanan dalam daftar diet. Garam yang dimaksud
adalah garam natrium yang terdapat dalam hampir semua bahan makanan yang berasal
dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam
dapur. Oleh karena itu dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok
teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium.
Jenis diet yang ada pada Penuntun Diet edisi baru terdiri dari 3 jenis yaitu Diet
Garam Rendah I, Diet Garam Rendah II dan Diet Garam Rendah III. Tujuan Diet Garam
Rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Adapun syarat dietnya adalah cukup
energi, protein, mineral dan vitamin, bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit,
jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air atau hipertensi.
Diet garam rendah diberikan kepada pasien dengan edema atau asites dan/atau hipertensi
seperti yang terjadi pada penyakit dekompensasi kordis, sirosis hati, penyakit ginjal tertentu,
toksemia pada kehamilan dan hipertensi esensial.
Anjuran diet yang terdapat pada Diet Garam Rendah sesuai Diet garam rendah diberikan
kepada pasien dengan edema atau asites dan/atau hipertensi seperti yang terjadi pada
penyakit dekompensasi kordis, sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, toksemia pada
kehamilan dan hipertensi esensial.
Anjuran diet yang terdapat pada Diet Garam Rendah sesuai dengan kandungan
garam/natrium yakni :
1. Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na) untuk pasien dengan edema, ascites
dan/atau hipertensi berat. Pada pengolahan masakannya tidak menambahkan
garam dapur.
2. Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na) untuk pasien dengan edema, asites
dan/atau hipertensi tidak terlalu berat. Pada pengolahan makanannya boleh
menggunakan ½ sendok teh garam dapur.
3. Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na) untuk pasien dengan edema, asites
dan/atau hipertensi ringan. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan 1
sendok teh (4 gram) garam dapur.
Makanan yang dianjurkan :
Sumber karbohidrat = Roti, biskuit, dan kue - kue yang dimasak dengan garam dapur
dan/atau baking powder dan soda.Sumber Protein Hewani = Otak, ginjal, sardin, lidah,
makanan yang diawet dengan garam dapur, seperti dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan
kaleng, kornet, dan lain - lain.Sumber Protein Nabati = Semua kacang-kacangan dan
hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan ikatan natrium lainnya.Sayuran dan buah
yang diawet dengan garam dapur dan ikatan natrium lainnya, seperti asinan, acar, sawi
asin, sayuran/buah kaleng.Sumber Lemak = Margarin dan mentega biasa.Minuman
ringan.Bumbu - bumbu yang mengandung garam dapur, seperti kecap, terasi, maggi, tomat
ketchup, petis, dan tauco.
Kasus
Tn H usia 72th, tinggi badan 164 cm dan berat badan 83 kg. mempunyai kebiasaan makan
makanan pokok 3x sehari dan 1x selingan, kurang mengkonsumsi sayur dan buah. Pasien
saat ini. memiliki keluhan sering pusing, perut kembung, susah BAB. Pasien memiliki
diagnosa Hipertensi berdasarkan pemeriksaan fisik tekanan darah pasien tinggi yaitu
160/80 mmHg. pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu maupun riwayat penyakit
keluarga. Pola makan 3x sehari pagi : Nasi 1P, ikan pindang banjar 1P, buah rambutan
10biji
Selingan : -
Malam : Nasi 1P, ikan pindang banjar goreng 1P, kecap manis
Selingan - - -
Makan Malam Nasi putih Beras giling 2 centong 100 gr
Ikan pindang Ikan 1 ptg 40 gr
goreng
Kecap manis 5 gr
11 – 15 kg 3
> 15 kg 4
2
Tidak tahu berapa kg penurunannya.
,2 Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
nafsu makan /kesulitan menerima makanan ?
c. Tidak 0√
d. Ya 1
3 Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus (hipertensi) 2√
Total Skor 2
Dirujuk ke Ahli Gizi Ya (√)
Skor 0-1 : resiko malnutrisi ringan Resiko
Skor 2-3 : resiko malnutrisi sedang Malnutrisi√
Kesimpulan
Total Skor ≤ 2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS)
Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan khusus RS)
Klinik/Fisik:
a. Kesan umum : tampak kurus
b. vital sign :
Tensi : 160/80 mmHg (normal : 120/80 mmHg)
Respirasi : 20x/menit (normal : 12-20x/menit)
Nadi : 80x/menit (normal : 60-100x/menit)
Suhu : 36,9 °C (normal : 36,5-37 °C)
Riwayat Gizi:
Pola Makan: pasien makan 3 kali sehari dan 1 kali selingan
Pagi : Nasi 1P, ikan pindang banjar 1P, buah rambutan 10biji
Selingan : biskuit roma 1P, dan air putih bercampur gula 2P
Siang : Nasi 1P, ayam goreng 1P
Selingan : -
Malam : Nasi 1P, ikan pindang banjar goreng 1P, kecap manis
Asupan Gizi:
Recall 24 jam : Kebutuhan : Persentase :
Energi : 992,8 kkal Energi : 2.208 kkal Energi : 44,9%
Protein : 40,7 gr Protein :82,8 gr Protein : 49,1%
Lemak : 25 gr Lemak : 49 gr Lemak : 51%
Karbohidrat : 149,7 gr Karbohidrat :358,8 gr Karbohidrat : 41,7%
Riwayat Personal:
Keluhan utama : Magh/perut kembung terasa sesak, BAB tidak teratur
Riwayat penyakit dahulu : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga
Clinic:
1. NC-3.3 Berat Badan Lebih/Overwight berkaitan dengan aktivitas fisik kurang ditandai
dengan IMT 30.6 kg/m2 (Obes II)
Behaviour:
1. NB-1.1 pengetahuan yang kurang berkaitan dengan makanan dan zat gizi berkaitan
dengan kurangnya informasi ditandai dengan hasil recall yaitu asupan Energi : 992,8 kkal
(defisit) , Protein : 40,7 gr (defisit) , Lemak : 25 gr (defisit) , Karbohidrat : 149,7 gr (defisit)
INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Intervensi:
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gender dan
kebutuhan fisik.
2. Mencapai IMT normal yaitu 18,5-25kg/m2
Diet energi rendah adalah diet yang kandungan energinya dibawah kebutuhan
normal, cukup vitamin dan mineral, serta banyak mengandung serat yang
bermanfaat dalam proses penurunan berat badan.
Tujuan diet rendah garam adalah membantu menghilangkan resensi garam atau
air dalam jarungan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi.
Perhitungan
BEE = 66 ( 13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)
= 66 ( 13,7 x 83 ) + (5 x 164) – (6,8 x 72)
= 66 + (1.137,1) + (820) – (489,6)
= 1.533,5
TEE = BEE x 1,2 x 1,2
= 1. 533,5 x 1,2 x 1,2
= 2.208
15 % x 2.208
Protein =
4
= 82,8 gr
20 % x 2.208
Lemak =
9
= 49 gr
65 % x 2.208
Kh =
4
= 358,8 gr
B. Konseling Gizi
Sasaran : pasien
Waktu : ±30 menit
Tempat : ruang poli gizi
Tujuan : - pasien dapat memahami tentang penyakit hipertensi
- pasien dapat memahami makanan yang sebaiknya dikonsumsi,dibatasi
dan dihindari
Materi : - materi tentang hipertensi
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat
menyebabkan komplikasi kesehatan yang parah dan meningkatkan
risiko penyakit jantung, stroke, dan terkadang kematian.
Diet Rendah Garam adalah garam natrium yang terdapat pada garam
dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoat,
serta vetsin (MSG). Diet rendah garam bertujuan untuk membantu
menurunkan tekanan darah pada penderita darah tinggi serta
membantu menghilangkan penimbunan cairan dalam tubuh.
Makanan yang dianjurkan :
Sumber Protein Hewani = Daging dan ikan maksimal 100 g sehari, telur
maksimal 1 butir sehari.
Semua sayuran dan buah segar, yang diawet tanpa garam dapur dan
natrium benzoat.
Sumber karbohidrat = Roti, biskuit, dan kue - kue yang dimasak dengan
garam dapur dan/atau baking powder dan soda.
Sayuran dan buah yang diawet dengan garam dapur dan ikatan natrium
lainnya, seperti asinan, acar, sawi asin, sayuran/buah kaleng.
Minuman ringan.
Biokimia
Asupan Zat Gizi - Energi dan Setiap hari - Minimal 75% dari
Protein,Lemak dan kebutuhan
Karbohidrat - Minimal 75% dari
- makan lewat oral yang disajikan
- Pasien mampu
menghabiskan
makanan yang
disajikan
2.3 Gambaran Umum Penyakit Jantung
Secara umum, penyakit jantung merupakan gangguan yang terjadi pada sistem
pembuluh darah besar sehingga menyebabkan jantung dan peredaran darah tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan organ jantung dan
pembuluh darah antara lain gagal jantung, jantung koroner, dan jantung rematik.
1. Serangan Jantung
Serangan jantung adalah suatu kondisi ketika kerusakan dialami oleh bagian otot
jantung (myocardium) akibat berkurangnya pasokan darah secara mendadak ke jantung.
Berkuranganya pasokan darah ke jantung secara tiba-tiba dapat terjadi ketika salah satu
arteri koroner atau akibat penggumpalan darah thrombus. Bagian otot jantung yang
biasanya dipasok darah oleh arteri mengalami blockade sehingga berhenti berfungsi dengan
baik segera setelah splasme reda dengan sendirinya, gejala-gejala akan hilang secara
menyeluruh dan otot jantung dapat berfungsi secara normal lagi. Proses tersebut sering
disebut crescendo angina atau coronary insufficiency. Sebaliknya, apabila pasokan darah ke
jantung terhenti sama sekali, sel-sel yang bersangkutan mengalami perubahan permanen
hanya dalam beberapa jam saja dan bagian otot jantung tersebut mengalami penurunan
mutu atau rusak secara permanen. Otot yang mati tersebut disebut infark.
2. Gagal Jantung
Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung sebagai pompa tidak mampu
memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme tubuh Anda. Gagalnya aktivitas jantung
terhadap pemenuhan kebutuhan metabolik tubuh gagal. Fungsi pompa jantung secara
keseluruhan tidak berjalan normal. Gagal jantung merupakan kondisi yang sangat
berbahaya. Meski demikian, bukan berarti jantung tidak dapat bekerja sama sekali, hanya
saja jantung tidak berdetak sebagaimana mestinya.
Darah dalam tubuh bersirkulasi ke seluruh tubuh dan kembali lagi ke jantung, begitu
seterusnya. Istilah gagal sirkulasi lebih bersifat umum disbanding gagal jantung. Gagal
sirkulasi menunjukkan ketidakmampuan dari sistem kardiovaskuler untuk melakukan per fusi
jaringan dengan memadai. Gagal jantung disebabkan oleh ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah ke seluruh tubuh. Risiko akan meningkat pada orang berusia lanjut karena
penurunan fungsi ventrikel jantung akibat penuaan. Penyakit ini dapat menjadi kronik
apabila disertai dengan penyakit-penyakit seperti hipertensi, penyakit katup jantung,
kardiomiopati, dan lainlain. CHF juga dapat menjadi kondisi akut dan berkembang secara
tiba-tiba pada miokard infark. Pada umumnya, gagal jantung diderita orang yang berusia
sekitar 50 tahun.
Kondisi-kondisi penyebab gagal jantung secara umum dapat terjadi oleh mekanisme
sebagai berikut :
Kelainan fungsi otot jantung disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah koroner. Ini
mengakibatkan otot jantung tidak berfungsi karena terganggunya aliran darah ke otot
jantung. Ketidakmampuan otot jantung untuk melakukan gerakan memompa seperti
biasanya mengakibatkan isi cairan darah dan curah jantung menurun.
Penyebab utama gagal jantung adalah tekanan darah tinggi. Hipertensi sistemik
meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan kelainan
serabut-serabut otot jantung. Perubahan otot jantung tersebut dianggap sebagai
mekanisme kompensasi karena akan meningkatkan kontraksi jantung. Beban tekanan
dari sistol yang berlebihan di luar kemampuan ventrikel sehingga menyebabkan
hambatan pada pengeluaran aliran darah dari ventrikel yang menurunkan curah
ventrikel.
Jika volume cairan berlebihan maka curah jantung mula-mula akan meningkat sesuai
dengan besarnya regangan otot jantung, tetapi bila beban terus bertambah hingga
melampaui batas maka curah jantung justru akan menurun. Hal ini terjadi karena otot
jantung rusak akibat tekanan volume yang melebihi batas sehingga tidak mampu
memompa lagi sesuai volume yang ada.
3. Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah penebalan dinding arteri sebelah dalam karena endapan plak
(lemak, kolestrol dan buangan sel lainnya) sehingga menghambat dan menyumbat pasokan
darah ke sel-sel otot. Aterosklerosis dapat terjadi di seluruh bagian tubuh. Apabila terjadi
pada dinding arteri jantung, maka disebut penyakit jantung koroner (coronary artery disease)
atau penyakit jantung iskemik. Aterosklerosis berlangsung menahun dan menimbulkan
banyak gangguan penyakit. Aterosklerosis dimulai dari adanya lesi dan retakan pada
dinding pembuluh darah, terutama karena adanya tekanan kuat pada pembuluh jantung.
Pada tahap berikutnya, tubuh berusaha memulihkan diri dengan menempatkan zat-zat
lemak ke dalam pembuluh darah untuk menutup keretakan. Pada akhirnya, karena proses
peretakan dan penutupan yang berulang, zat-zat lemak itu bisa menutup pembuluh jantung.
Salah satu gejala aterosklerosis jantung adalah angina pectoris, yaitu rasa nyeri/tidak
enak di daerah jantung dan dada karena berkurangnya pasokan darah ke otot jantung.
Angina bisa terjadi baik saat beraktivitas fisik maupun berisitirahat. Apabila berlanjut, angina
bisa berkembang menjadi infark miokard akut yang berbahaya.
Penyakit jantung rematik/rheumatic Heart Disease (RHD) adalah kondisi dimana terjadi
kerusakan permanen dari katup-katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau
kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) yang disebabkan oleh demam
rematik. Katup-katup jantung tersebut rusak karena proses perjalanan penyakit yang dimulai
dengan infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus β hemoliticus tipe
A (contoh: Streptococcus pyogenes), bakteri yang bisa menyebabkan demam rematik,
dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu poliarthritis migrans akut, karditis, korea minor,
nodul subkutan dan eritema marginatum.
Penyebab jantung rematik ini diperkirakan adalah reaksi autoimun (kekebalan tubuh)
yang disebabkan oleh demam rematik. Demam rematik merupakan suatu penyakit sistemik
yang dapat bersifat akut, sub akut, kronik, atau fulminan, dan dapat terjadi setalah infeksi
Streptococcus beta hemolyticus group A pada saluran pernapasan bagain atas.
Tanda dan gejala penyakit jantung rematik penderita umumnya mengalami sesak napas
yang disebabkan jantungnya sudah mengalami gangguan, nyeri sendi yang berpindah-
pindah, bercak ke merah dikulit yang berbatas, gerakan tangan yang tak beraturan dan tak
terkendali (korea), atau benjolan kecil-kecil di bawah kulit. Selain itu tanda yang juga turut
menyertainya adalah nyeri perut, kehilangan berat badan, cepat lelah dan tentu saja
demam.
Penyakit jantung koroner adalah penyempitan pembuluh darah arteri menuju jantung
atau terjadinya penyumbatan pembuluh darah arteri jantung yang disebut pembuluh darah
koroner. Penyakit jantung koroner ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul
di dalam sel yang melapisi dinding suatu arteri koroner dan menyumbat aliran darah.
Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di percabangan
besar di kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi
jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis. Ateroma ini menonjol ke
dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi sempit. Jika ateroma terus membesar, bagian
dari ateroma bisa pecah dan masuk ke dalam aliran darah di permukaan ateroma tersebut.
Gejala jantung koroner di antaranya seperti: nyeri di dada, lebih spesifiknya nyeri di
dada bagian tengah yang menjalar sampai ke lengan kiri atau leher, bahkan sampai ke
punggung. Nyeri dada seperti ini adalah nyeri khas dari penyakit jantung koroner. Nyeri ini
timbul hanya ketika melakukan aktivitas fisik dan akan berkurang saat istirahat. Gejala
penyerta lain: seperti keringat dingin dan timbulnya rasa mual.
Penyakit jantung hipertensi adalah suatu penyakit yang berkaitan dengan dampak
sekunder pada jantung karena hipertensi sistemik yang lama dan berkepanjangan. Etiologi
penyakit ini dimulai dari adanya tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja jantung,
dan seiring dengan berjalannya waktu hal ini dapat menyebabkan penebalan otot jantung.
Faktor risiko penyakit jantung terdiri atas faktor yang dapat dikontrol dan faktor yang
tidak dapat dikontrol. Berikut faktor-faktor risiko penyakit jantung sebagai berikut:
Sampai sekarang, faktor keturunan masih belum dapat dipastikan gen mana penentu
terjadinya penyakit jantung atau stroke. Menurut penelitian, sebanyak 17,7% dari 1.200
kasus kembar monozygot akan menderita penyakit jantung atau stroke. Sedangkan
hanya 3,6% dari 1.100 kembar dizygot yang menderita penyakit jantung atau stroke.
Jenis stroke bawaan adalah Cerebral Autosomal-Dominant Arteriopathy dengan infark
Subkortikal dan Leukoensefalopati (CADASIL) telah diketahui lokasi gennya pada
kromosom 19 Q12.
b. Umur
Insiden penyakit jantung dan stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Setalah berumur 55 tahun, risiko stroke iskemik meningkat 2 kali lipat tiap dekade.
Sedangkan penderita yang berumur antara 70-79 tahun banyak menderita perdarahan
intracranial.
c. Jenis Kelamin
Laki-laki memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk terkena stroke dibandingkan wanita,
dengan perbandingan 1,3:1. Tingkat kemungkinan ini cenderung menjadi hampir sama
saat pria dan wanita itu memasuki usia lanjut. Laki-laki yang berumur 45 tahun dan
mampu bertahan hidup sampai 85 tahun, memiliki kemungkinan terkena stroke sebesar
25 persen, sedangkan risiko bagi wanita hanya 20 persen. Laki-laki cenderung terkena
stroke iskemik, sedangkan wanita lebih sering menderita perdarahan subarachnoid dan
kematiannya 2 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Manusia yang berusia lanjut
mempunyai kecenderungan kadar kolesterol darah yang tinggi. Wanita cenderung untuk
mempunyai kadar kolesterol total yang lebih rendah dibandingkan dengan pria pada
usia yang sama. Setelah menopause, kadar kolesterol LDL-nya cenderung meningkat.
d. Ras
Tingkat kejadian stroke tertinggi di seluruh dunia dialami oleh orang Jepang dan Cina.
Berdasarkan penelitian, orang negro Amerika cenderung berisiko 1,4 kali lebih besar
mengalami perdarahan intraserebral (dalam otak) dibandingkan orang kulit putih. Orang
Jepang dan Afrika-Amerika cenderung mengalami stroke perdarahan intrakranial,
sedang orang kulit putih cenderung terkena stroke iskemik, dan akibat sumbatan
ekstrakranial lebih banyak.
1. Pengaturan Diet
a. Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit jantung adalah memberikan makanan secukupnya tanpa
memberatkan kerja jantung, menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk,
mencegah/menghilangkan penimbunan garam/air.
b. Syarat Diet
1) Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
2) Protein cukup, yaitu 0,8 g/kg BB.
3) Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total 10% berasal dari lemak
jenuh, dan 10-15% lemak tidak jenuh.
4) Kolesterol rendah terutama jika disertai dengan dislipidemia.
5) Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalsium, kalium, dan
magnesium jika tidak dibutuhkan.
6) Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai dengan hipertensi dan edema.
7) Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas.
8) Serat cukup untuk menghindari konstipasi.
9) Cairan cukup, ±2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan.
10) Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam porsi kecil.
c. Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan enteral, parenteral, atau
suplemen gizi. Jenis diet dan indikasi pemberian diet.
1) Diet Jantung I
Diet jantung I diberikan kepada pasien penyakit jantung akut seperti infark miokard
atau dekompensasi kordis berat. Diet diberikan berupa 1-1,5 liter cairan/hari selama
1-2 hari pertama bila pasien dapat menerimanya. Diet ini sangat rendah energi dan
semua zat gizi sehingga sebaiknya hanya diberikan selama 1-2 hari.
2) Diet Jantung II
Diet Jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak. Diet diberikan
sebagai perpindahan dari diet jantung I, atau setelah fase akut dapat diatasi. Jika
disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung II Garam
Rendah. Diet ini rendah energi, protein, kalsium, dan tiamin.
3) Diet Jantung III
Diet Jantung III diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa. Diet diberikan
sebagai perpindahan dari Diet Jantung II atau kepada pasien jantung dengan kondisi
yang tidak terlalu berat. Jika disertai dengan hipertensi dan/atau edema, diberikan
sebagai Diet Jantung III Garam Rendah. Diet ini rendah energi dan kalsium, tetapi
cukup zat gizi lain.
4) Diet Jantung IV
Diet Jantung IV diberikan dalam bentuk makanan biasa. Diet diberikan sebagai
perpindahan dari Diet Jantung III atau kepada pasien jantung dengan keadaan
ringan. Jika disertai dengan hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet
Jantung IV Garam Rendah. Diet ini cukup energi dan zat gizi lain kecuali kalsium.
A = usia (tahun)
Keterangan:
Interaksi obat dan makanan terjadi apabila bahan makanan memengaruhi bahan dalam
obat yang diminum sehingga obat tidak bekerja sebagaimana mestinya. Interaksi ini dapat
menyebabkan efek yang berbeda-beda, mulai dari peningkatan atau penurunan efektivitas
obat sampai efek samping. Makanan juga dapat menunda, mengurangi atau meningkatkan
penyerapan obat. Itulah sebabnya mengapa beberapa obat harus diminum pada waktu
perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan) dan beberapa obat lain
sebaiknya di ambil bersamaan dengan makan. Makanan dan obat dapat berinteraksi dalam
banyak cara yang berbeda. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan penggunaan obat dan
makanan pada penderita jantung.
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah suatu proses terstandar sebagai suatu
metode pemecahan masalah yang sistematis dalam menangani problem gizi sehingga
dapat memberikan asuhan gizi yang aman, efektif dan berkualitas tinggi. Terdapat empat
langkah dalam proses asuhan gizi yaitu asesmen atau pengkajian gizi, diagnosis gizi,
intervensi gizi serta monitoring dan evaluasi gizi. Keempat langkah dalam proses asuhan
gizi terstandar telah saudara pelajari pada mata kuliah diet penyakit infeksi. Dalam
pembahasan asuhan gizi pada pasien penyakit jantung juga mengikuti langkah-langkah
yang sama dengan kasus penyakit lainnya. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut.
Kasus
Ny. S berusia 53 th, Tinggi Badan 148 cm dan Berat Badan 64 kg, di diagnosis Dokter
penyakit Jantung dengan keluhan kadang-kadang sesak nafas dan nyeri dada kurang lebih
3 hari. Pasien memiliki riwayat penyakit dahulu yaitu typoid dan DM. Dengan hasil
pemeriksaan biokimia yaitu kolestrol total 300 mg/dl, trigliserid 170 mg/dl dan LDL 250
mg/dl. Dan hasil pemerikasaan klinik/fisik pasien yaitu tekanan darah150/80 mmHg, suhu
36,7oC, nadi 80x/menit, dan respirasi 20 x/menit. Pasien biasa makan 3x sehari menu utama
dan suka mengkonsumsi makanan yang digoreng. Pagi : Nasi putih 2 centong plastik, ikan
mujair goreng 1 ekor sedang, tempe goreng 1 potong sedang, Selingan : -, Siang : Nasi
jagung 2 centong plastik, kentang rebus 1 buah sedang, dan ikan tongkol pindang goreng 1
ekor, tempe goreng 1 potong sedang, Sore : -, Malam : Nasi putih 2 centong plastik, ikan
tongkol pindang goreng 1 ekor, tempe goreng 1 potong sedang
Selingan - - - -
Makan Siang Nasi jagung Nasi jagung 2 centong 120
plastik
Kentang rebus Kentang 1 buah 100
sedang
Ikan tongkol Ikan tongkol 1 ekor 60
pindang goreng pindang
Minyak 1 sdt 5
Tempe goreng Tempe 1 potong 25
sedang
Minyak 1 sdt 5
Selingan - - - -
Makan Malam Nasi putih Nasi putih 2 centong 120
plastik
Ikan tongkol Ikan tongkol 1 ekor 60
pindang goreng pindang
1 sdt 5
Tempe goreng Minyak 1 potong 25
Tempe sedang 5
1 sdt
minyak
11 – 15 kg 3
> 15 kg 4
2
Tidak tahu berapa kg penurunannya.
,2 Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
nafsu makan /kesulitan menerima makanan ?
e. Tidak 0
f. Ya 1
3 Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus (jantung) 2√
Total Skor 2
Dirujuk ke Ahli Gizi Ya (√)
Skor 0-1 : resiko malnutrisi ringan Resiko
Skor 2-3 : resiko malnutrisi sedang Malnutrisi
Kesimpulan
Total Skor ≤ 2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS)
Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan khusus RS)
Dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk ruang rawat.
b. Konseling Gizi
Sasaran : Pasien
Waktu : ± 15 menit
Tempat : Puskesmas Liang Anggang ( Poli Gizi )
Tujuan :
Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit jantung, bentuk
makanan biasa dan diet jantung IV
Agar menambah pengetahuan terkait gizi seimbang sesuai dengan penyakitnya.
Materi :
Prinsip gizi seimbang untuk penderita penyakit jantung
Makanan yang dianjurkan dan makanan yang dihindari
Tata cara pola hidup sehat
Metode : Ceramah, tanya jawab, dan leaflet
Evaluasi : Menanyakan kembali mengenai pemahaman pasien
RENCANA MONITORING DAN EVALUASI
Yang Diukur Hasil Pengukuran Evaluasi/ Target /
Nilai Normal
Anamnesis / Keluhan Utama Kadang-kadang sesak Keluhan pasien
Keluhan nafas dan nyeri dada ± berkurang.
3 hari
- Trigliserida
Trigliserida adalah salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus setelah mengalami
hidrolisis, kemudian masuk ke dalam plasma. Trigliserida merupakan lemak darah yang
akan meningkat jika mengonsumsi alkohol, mengalami peningkatan berat badan dan
mengonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi. Meningkatnya trigliserida akan
menambah risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke. Seseorang dengan kadar
trigliserida tinggi juga cenderung mengalami gangguan tekanan darah tinggi (hipertensi).
HDL adalah kolesterol yang bermanfaat bagi tubuh karena berfungsi mengangkut LDL yang
terdapat dalam jaringan perifer ke hepar sehingga akan membersihkan lemak-lemak yang
menempel pada pembuluh darah untuk kemudian dikeluarkan melalui saluran empedu.
Karena fungsinya tersebut HDL sering disebut sebagai kolesterol baik. Peran kolesterol HDL
adalah membawa kembali kolesterol LDL ke organ hati untuk diproses lebih lanjut. Jika
kadar HDL seseorang tinggi maka orang tersebut akan terlindung dari penyakit jantung.
2. Etiologi
Etiologi dari dislipidemia dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah sebagai
berikut:
3. Patofisiologis
Kelainan metabolisme lemak darah pada dislipidemia ditandai oleh kenaikan
kadar kolesterol (hiperkolesteramia) atau kenaikan kadar trigliserida (hipertrigliserida)
atau kombinasi dari keduanya. Kenaikan kadar lemak darah dapat terjadi karena
kenaikan sintesis atau sekunder akibat adanya penyakit lain yang mendasarinya
seperti ateriosklerosis. Pada ateriosklerosis faktor yang bertanggung jawab atas
penumpukan lipid pada dinding pembuluh darah adalah adanya defek pada fungsi
reseptor LDL di membrane gel, gangguan transport lipoprotein transeluler
(endositotoktik), gangguan degradasi oleh lisosom lipoprotein dan perubahan
permeabilitas endotel. Dislipidemia sendiri tidak menimbulkan gejala tetapi dapat
mengarah ke penyakit jantung dan pembuluh darah seperti penyakit jantung koroner
dan penyakit pembuluh darah arteri perifer. Trigliserida tinggi dapat menyebabkan
pancreatitis akut. Kadar LDL yang tinggi dapat menyebabkan xanthelasma kelopak
mata, arcus corneae
4. Terapi Diet pada Dislipidemia
Tujuan diet dislipidemia adalah untuk menurunkan berat badan bila
kegemukan, mengubah jenis dan asupan lemak makanan, menurunkan asupan
kolesterol makanan, meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan
asupan karbohidrat sederhana. Ada dua jenis Diet Dislipidemia yaitu Diet
Dislipidemia Tahap I dan Diet Dislipidemia Tahap II. Diet Dislipidemia Tahap I
mengandung kolesterol dan lemak jenuh lebih tinggi daripada Diet Dislipidemia
Tahap II.
a. Makanan yang dianjurkan atau yang baik dikonsumsi
- Menggunakan lemak sehat atau lemak tidak jenuh untuk mengolah/menyiapkan
makanan. Mengganti mentega, margarine, krim, minyak goreng (minyak
kelapa/minyak kelapa sawit) dengan minyak zaitun, atau minyak kacang kedelai.
- Mengkonsumsi sayuran dan buah – buahan dengan porsi yang lebih banyak setiap
kali makan.
- Mengganti tehnik memasak yang menggunakan banyak lemak seperti menggoreng
atau kuah santan dengan memanggang, mengukus, atau menumis dengan sedikit
minyak.
Ny. M seorang ibu Rumah tangga berusia 46 th, TB 155 cm dan BB 73 kg, ke Puskesmas
dengan keluhan rasa sakit dan kadang-kadang kram di bagian pundak, tangan, leher dan
yang paling sering persendian. Ibu tersebut saat ini menanggung 3 orang anak tanpa suami.
Pemeriksaan adalah sebagai berikut:
Suhu : 36℃
Respirasi : 80x/menit
Nadi : 20x/menit
Gambaran asupan zat gizi pasien adalah 3-4x sehari, makanan yang disukai adalah yang
digoreng dan gorengan, jarang makan sayur dan buah. Dokter mendiagnosis penyakit
Dislipidemia atau Kolesterol.
Selingan Pisang
ambon 2 bh 100 gr
Pisang goreng
Minyak 10 gr
kelapa
Makan Siang Nasi putih Beras giling 4 centong 200 gr
Ikan gabus Ikan gabus 1 ptg 50 gr
goreng Minyak 5
kelapa
Kecap 10
11 – 15 kg 3
> 15 kg 4
2
Tidak tahu berapa kg penurunannya.
,2 Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
nafsu makan /kesulitan menerima makanan ?
g. Tidak 0 (√)
h. Ya 1
3 Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus 2 (√)
(kolesterol/dislipidemia)
Total Skor 2
Dirujuk ke Ahli Gizi Ya (√)
Skor 0-1 : resiko malnutrisi ringan Resiko
Skor 2-3 : resiko malnutrisi sedang Malnutrisi
Kesimpulan
Total Skor ≤ 2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS)
Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan khusus RS)
Riwayat Personal:
Keluhan : Mengeluh rasa sakit dan kadang-kadang kram di bagian pundak, tangan, leher dan yang
paling sering persendian.
Riwayat penyakit dahulu : Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga : Ayah pasien mempunyai riwayat penyakit hipertensi(darah tinggi)
Pengetahuan : Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pasien tidak mengetahui tentang
asupan makanan yang baik bagi penderita kolesterol.
Jumlah Keluarga : 3 orang Anak
Alergi : Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pasien tidak memiliki alergi atau makanan
pantangan
DIAGNOSIS / MASALAH GIZI
Intake:
NI-5.7.1 kekurangan intake protein berkaitan dengan kurangnya pengetahuan yang berhubungan
dengan makanan dan nutrisi ditandai dengan persentase intake protein dibanding kebutuhan lebih
kecil yaitu protein (77%) kurang.
NI-5.6.2. Kelebihan Intake Lemak berkaitan dengan kurangnya pengetahuan yang berhubungan
dengan makanan dan nutrisi ditandai dengan intake lemak total lebih besar dari pada kebutuhan
yaitu (153%) lebih.
NI-5.8.1 kekurangan intake karbohidrat berkaitan dengan dengan kurangnya pengetahuan yang
berhubungan dengan makanan dan nutrisi ditandai dengan persentase intake karbohidrat dibanding
kebutuhan lebih kecil yaitu karbohidrat (69%) defisit.
Clinic:
NC-2.2. Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi Khusus berkaitan dengan Diagnosa
Kolesterol ditandai dengan kadar kolesterol 201 mg/dl (tinggi).
NC-3.3. Berat Badan Lebih/Overweight berkaitan dengan kepercayaan atau keyakinan yang salah
terhadap makanan ditandai dengan IMT diatas batas yaitu 30,41 kg/m2.
Behaviour:
NB-1.1. Pengetahuan Yang Kurang dikaitkan dengan makanan dan zat gizi berkaitan dengan
keyakinan/perhatian yang salah mengenai makanan ditandai dengan suka mengkonsumsi makanan
yang digoreng.
INTERVENSI GIZI
C. Tujuan Intervensi:
Tujuan intervensi diet dimaksudkan untuk mencapai pola makan yang sehat. Dokter dan
dieeisien perlu menekankan pada pasien bahwa tujuannya bukan melakukan diet sementara,
tetapi secara berangsur melakukan perubahan permanen pada perilaku pasien, dengan cara:
1. Memberkan secara bertahap sesuai kemampuan dan sesuai diet pasien untuk memenuhi
kebutuhan gizi pasien.
2. Memberikan edukasi dan konseling gizi mengenai diet penyakit dislipidemia
3. Berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk menangani penyakit pasien
D. Jenis Intervensi:Diet Dislipidemia II
b. Pemberian makanan dan atau zat gizi
Tujuan Diet
Tujuan diet dislipidemia adalah untuk menurunkan berat badan bila kegemukan,
mengubah jenis dan asupan lemak makanan, menurunkan asupan kolesterol makanan,
meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan karbohidrat
sederhana. Dengan cara:
1. Menurunkan berat badan bila kegemukan.
2. Mengubah jenis dan asupan lemak makanan.
3. Menurunkan asupan kolesterol.
4. Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan karbohidrat
sederhana.
Syarat atau Prinsip Diet
1. Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan dan aktivitas fisik. Bila
kegemukan, penurunan berat badan dapat dicapai dengan asupan energi rendah dan
meningkatkan aktivitas fisik.
2. Lemak diberikan sedang yaitu < 30% dari kebutuhan energi total. Lemak jenuh untuk
Diet Dislipidemia I diberikan sebesar < 10% dari kebutuhan energi total dan untuk Diet
Dislipidemia II diberikan < 7% dari kebutuhan energi total. Lemak tak jenuh ganda dan
tunggal untuk Diet Dislipidemia I dan II adalah 10 – 15% dari kebutuhan energi total.
Kolesterol < 300 mg untuk Diet Dislipidemia I dan < 200 mg untuk Diet Dislipidemia II.
3. Protein diberikan 10 – 20% dari kebutuhan energi total. Sumber protein hewani yang
berasal dari ikan dan protein nabati lebih dianjurkan.
4. Karbohidrat sedang, yaitu 50 – 60 % dari kebutuhan energi total.
5. Serat tinggi, terutama serat larut air yang terdapat dalam apel, beras tumbuk atau
beras merah, havermout dan kacang-kacangan.
6. Vitamin dan mineral cukup. Suplemen multivitamin dianjurkan untuk pasien yang
mengkonsumsi < 1200 kkal energi sehari.
Perhitungan
BEE = 655 + (9,6 x BBI) + (1,7 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 49,5) + (1,7 x 155) – (4,7 x 46)
= 655 + 475,2 + 263,5 – 216,2
= 1.174,8
TEE = BEE x FA x FS
= 1.174,8 x 1,3 x 1,4
= 2.138,136 Kkal
Protein = 15% x 2.138 = 80,17 gr
4
Lemak = 20% x 2.138 = 47,51 gr
9
KH = 65% x 2.138 = 347,42 gr
4
E. Konseling Gizi
Sasaran: Ny. M dan Keluarganya
Waktu: ± 15 menit
Tempat: Puskesmas Liang Anggang
Tujuan:
- Mencapai kadar kolesterol menjadi normal dan terkontrol.
- Memperbaiki kebiasaan dan pola makan pasien dan memberikan pengetahuan agar pasien
lebih patuh dengan diet apa yang diberikan
Materi:
- Pedoman Gizi Seimbang
- Penjelasan singkat mengenai penyakit dislipidemia
- Definisi diet dislipidemia
- Tujuan dan syarat diet dislipidemia
- Pengaturan makan diet dislipidemia unuk pasien kolesterol
- Makanan yang dianjurkan, dibatasi dan yang tidak dianjurkan untuk penderita dislipidemia
Metode: Ceramah, tanya jawab, leaflet
Evaluasi: Pasien dapat memahami materi yang telah disampaikan oleh ahli gizi dan dapat
menerapkannya.
F. Koordinasi dengan tim asuhan gizi
C. Penatalaksanaan Diet
1. Tujuan Diet
Tujuan diet DM adalah untuk membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan
olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik.
2. Syarat atau Prinsip Diet
1) Diberikan asupan sesuai dengan kebutuhan
2) Energi cukup untuk mempertahankan status gizi normal yaitu 2.271,7 Kkal
3) Protein normal 15% dari kebutuan total yaitu 85,17 gr
4) Lemak sedang 20% dari kebutuhan total yaitu 50,48 gr
5) Karbohidrat 65% dari kebutuhan total yaitu 369,15 gr
6) Batasi penggunaan karbohidrat sederhana dan utamakan karbohidrat kompleks
7) Berikan asupan serat minimal 25-30 gr utamakan serat alami seperti sayur buah
Kasus
Tn.ZM berumur 51 tahun dengan BB 75 kg dan TB 160 cm, tekanan darah 120/80 mmHg.
Datang ke puskesmas dengan keluhan sering buang ai kecil dimalam hari. Oleh dokter
pasien di diagnosis Diabetes Melitus. Kebiasaan makan pasien sehari adalah sebagai
berikut :
Pagi : Nasi 1 P, ikan pindang goreng 1 ekor, dan tumis kangkung 1 mangkok, rambutan 5
buah
Selingan : Kue donat 2 buah dan teh manis
Siang : Nasi 1 P, ayam goreng 1 ptg bagian dada, sayur bening 1 mangkok
Sore : Pisang goreng 2 buah
Malam : Nasi 1 P, ikan mas goreng 1 ekor, sayur bening 1 mangkok, pepaya 1 ptg.
Tabel 2.5.1 Formulir Recall 24 Jam
11 – 15 kg 3
> 15 kg 4
2
Tidak tahu berapa kg penurunannya.
,2 Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
nafsu makan /kesulitan menerima makanan ?
i. Tidak 0√
j. Ya 1
3 Pasien dengan diagnosis khusus/kondisi khusus (Diabetes 2√
Melitus)
Total Skor 2
Dirujuk ke Ahli Gizi Ya (√)
Skor 0-1 : resiko malnutrisi ringan Resiko
Skor 2-3 : resiko malnutrisi sedang Malnutrisi
Kesimpulan
Total Skor ≤ 2 : dilakukan asuhan gizi diet umum (standar makanan umum RS)
Total Skor ≥ 2 : dilakukan asuhan gizi diet khusus (standar makanan khusus RS)
Clinic:
NC-2.2 perubahan nilai laboraturium terkait zat gizi khusus berkaitan dengan
perubahan nilai biokimia ditandai dengan data biokimia pasien yaitu kadar gula darah
puasa >100 mg/dl yaitu 268 mg/dl (tinggi) dan kadar gula darah 2PP >140 mg/dl yaitu
296 mg/dl.
Behaviour:
NB-1.4 kurangnya kemampuan memonitor diri sendiri berkaitan dengan kurangnya
pengetahuan mengenai masalah-masalah gizi ditandai dengan data riwayat penyakit
pasien yaitu DM yang memerlukan kontrol diri sendiri.
INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Intervensi:
1) Mencapai status gizi normal
2) Mencapai kadar gula darah mendekati normal
3) Memperbaiki pola makan, aktifitas fisik pedoman gizi seimbang
B. Jenis Intervensi: Diet DM
a. Pemberian makanan dan atau zat gizi
Tujuan Diet
Tujuan diet DM adalah untuk membantu pasien memperbaiki kebiasaan
makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik.
Syarat atau Prinsip Diet
1) Diberikan asupan sesuai dengan kebutuhan
2) Energi cukup untuk mempertahankan status gizi normal yaitu 2.271,7
Kkal
3) Protein normal 15% dari kebutuan total yaitu 85,17 gr
4) Lemak sedang 20% dari kebutuhan total yaitu 50,48 gr
5) Karbohidrat 65% dari kebutuhan total yaitu 369,15 gr
6) Batasi penggunaan karbohidrat sederhana dan utamakan karbohidrat
kompleks
7) Berikan asupan serat minimal 25-30 gr utamakan serat alami seperti
sayur buah
Perhitungan
BEE = 66 + (13,5 x 54) + (5 x 160) – (6,8 x 51)
= 66 + 729 + 800 - 346,8
= 1.248,2
TEE = BEE x FA x FS
= 1.248,2 x 1,4 x 1,3
= 2.271,7 Kkal
Protein = 15% x 2.271,7 = 85,18 gr
4
Lemak = 20% x 2.271,7 = 50,48 gr
9
KH = 65% x 2.271,7 = 369,15 gr
4
b. Konseling Gizi
Sasaran : Pasien
Waktu : ± 15 menit
Tempat : Puskesmas Liang Anggang ( Poli Gizi )
Tujuan : Memperbaiki kebiasaan dan pola makan yang baik untuk pasien
dan memberikan pengetahuan agar pasien dapat melakukan
diet yang diberikan
Materi : Menjelaskan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
untuk pasien penyakit DM
Menjelaskan pola makan dan kebiasaan makan yang benar
Memberikan gambaran mengenai proses terapi diet yang akan
dijalankan oleh pasien untuk menunjang pengobatan pasien
Memberikan motivasi kepada keluarga pasien untuk
mendukung kelancaran diet yang dianjurkan kepada pasien
Metode : Ceramah, tanya jawab, dan leaflet
Evaluasi : Pasien dapat memahami materi yang telah disampaikan
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktek klinik yang kami lakukan di Puskesmas Liang
AnggangLandasan Ulin dapat disimpulkan :
1) Dari kasus Ny.N diagnosis medis Asam Urat, BB 64 kg, TB 145 cm,IMT 30,43 kg/m 2
(obisitas), Kadar Asam Urat 7 mg/dl, TD120/90 mmHg, suhu 36 0c, nadi 80x/menit,
Respirasi 20x/menit. Asupan energy: 1814,4 kkal (106,02%) normal, protein: 66,7 gr
(102,42%) normal, lemak 51,6 gr (133,71%) lebih, KH 277,6 gr (98,36%) cukup, NI-
5.6.2 Kelebihan Intake Lemak, NC-2.2 Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi
Khusus, NC-3.3 Berat Badan Lebi/Overheight dan NB-1.1 Pengetahuan Yang
Kurang Dikaitkan Dengan Makanan dan Zat Gizi. Diberikan Diet Rendah Purin ll.
2) Dari kasus Tn. H diagnosis medis Hipertensi, BB 83 kg, TB 164 cm,IMT 30,6 kg/m 2
(obisitas), TD160/80 mmHg, suhu 36,90c, nadi 80x/menit, Respirasi 20x/menit.
Asupan energy: 992,8 kkal (44,9) defisit, protein: 40,7 gr (49,1%) defisit, lemak 25 gr
(51%%) lebih, KH 149,7 gr (41,7%) cukupNI-1.4 Kekurangan intake energy, NI-5.6.1
Kekurangan Intake Lemak, NI-5.7.1 Kekurangan Intake Protein,NI-5.8.5 Kekurangan
Intake Serat, NC-3.3 Berat Badan Lebih/Overwight,NB-1.1 Pengetahuan Yang
Kurang Berkaitan Makanan Dan Zat Gizi, Diberikan diet energy rendah dan Rendah
garam lll
3) Dari kasus Ny.S diagnosis medis penyakit Jantung, BB 61 kg, TB 148 cm,IMT 27,8
kg/m2 (obisitas), Kolestrol Total 300 mg/dl, Trigliserida 170 mg/dl, LDL 250 mg/dl,
TD120/90 mmHg, suhu 360c, nadi 80x/menit, Respirasi 20x/menit. Asupan energy:
1124,8 kkal (64%) defisit, protein: 61,5 gr (180%) lebih, lemak 38,6 gr (72%) kurang,
KH 135,6 gr (30%) defisit. NI-1.4 Kekurangan Intake Energi, NI-5.6.1 Kekurangan
Intake Lemak, NI-5.2 Kelebihan Intake Protein, NI-5.8.1. Kekurangan Intake
Karbohidrat, NC-2.2 Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi Khusus, NC-3.3
Berat Badan Lebih/Overwight, NB-2.3 Ketidakmampuan atau Ketidak Inginan dalam
Mengatur diri sendiri. Diberikan diet jantung IV.
4) Dari kasus Ny.M diagnosis medis Kolestrol, BB 73 kg, TB 156 cm,IMT 30,41 kg/m 2
(obisitas), Glokosa Puasa 89 mg/dl, Asam urat 3,4 mg/dl, kolestrol 201 mg/dl,
TD150/90 mmHg, suhu 360c, nadi 80x/menit, Respirasi 20x/menit. Asupan energy:
1865,8 kkal (87%) cukup, protein: 61,9 gr (77%) kurang, lemak 72,8 gr (153%) lebih,
KH 241,4 gr (69%), NC-2.2 Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi Khusus,
NC-3.3 Berat Badan Lebi/Overheight dan NB-1.1 Pengetahuan Yang Kurang
Dikaitkan Dengan Makanan dan Zat Gizi. Diberikan Diet Rendah Purin ll. Diberikan
Diet Dislipdemia ll.
5) Dari kasus Tn, ZM diagnosis medis DM tanpa Komplikasi, BB 75 kg, TB 160 cm,IMT
29,9 kg/m2 (obisitas), GD puasa 268 mg/dl, GD 2 PP 296 mg/dl, TD120/80 mmHg,
suhu 360c, nadi 82x/menit, Respirasi 20x/menit. Asupan energy: 1471,3 kkal (65%)
defisit, protein: 50,4 gr (59%) deficit, lemak 56,9 gr (112%) lebih, KH 193,2 gr (52%)
defisit. NI-1.4 Kekurangan Intake Energi, NI-5.7.1 Kekurangan Intake Protein, NI-
5.6.2 Kelebihan Intake Lemak NI-5.8.1 Kekurangan intake Karbohidrat, NC-2.2
Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi Khusus,NB-1.4 Kekurangan
Memonitor diri Sendiri, Diberikan Diet DM.
3.2 Saran
2. Bagi Pasien
Diharapkan pasien dapat menerapkan pola makan yang baik, pola hidup yang sehat
dan mematuhi anjuran diet/konseling yang telah disampaikan