Dosen pengampu :
Disusun oleh :
Adinda Rahma Fahrunisa (151341101)
Arshela sefbrina (151341104)
Fuad Fauzan (151341116)
Gustria Tunggahidaya (151341117)
Islami (151341118)
Lucky Septa Nadia (151341120)
JURUSAN GIZI
POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG
TAHUN AJARAN 2016/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Penilaian Status
Gizi tentang “Estimasi Makanan”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberi dukungan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir
sehingga tersusun dengan lancar.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Metode ini disebut juga food records atau diary records, yang digunakan
untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Pada metode ini responden diminta
untuk mencatat semua yang ia makan dan minum setiap kali sebelum makan
dalam Ukuran Rumah Tangga (URT) atau menimbang dalam ukuran berat (gram)
dalam periode tertentu (2-4 hari berturut-turut), termasuk cara persiapan dan
pengolahan makanan tersebut. Konsumsi makanan rumah tangga adalah makanan
dan minuman yang tersedia untuk dikonsumsi oleh anggota keluarga atau
institusi.
Cara pengisian food records ini lebih jelas lagi diuraikan dalam Supariasa, 2012.
Adapun langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
Pada metode ini, subjek atau responden diminta untuk menimbang semua
pangan yang dikonsumsi pada periode waktu tertentu. Lebih jelasnya, subjek atau
responden diminta untuk menimbang semua makanan yang dikonsumsi (misalnya
yang dimasukkan ke dalam piring) dan makanan yang sisa. Kuantitas asupan
makanan adalah selisih antara kuantitas yang akan dikonsumsi dengan kuantitas
makanan yang sisa. Deskripsi detail makanan atau minuman yang harus
dimasukkan responden meliputi kuantitas (massa, volume), jenis, metode
pemasakan, penyajian, dan merk (bagi produk olahan).
Perlu diperhatikan disini adalah, bila terdapat sisa makanan setelah makan
maka perlu juga ditimbang sisa tersebut untuk mengetahui jumlah sesungguhnya
makanan yang dikonsumsi. Sehingga dalam Arisman, 2009 dituliskan bahwa
dalam metode penimbangan lebih tepat apabila dilakukan pengamatan secara
langsung terhadap responden, meskipun membutuhkan waktu lebih lama dan
biaya lebih tinggi. Cara ini cocok diterapkan pada pasien rawat inap di rumah
sakit. Pengamat mencatat takaran makanan yang diresepkan oleh ahli gizi, jumlah
santapan yang diantar oleh petugas gizi, jumlah yang dimakan pasien, serta
banyaknya makanan yang tersisa.
Berdasarkan uraian tentang metode ini maka dapat dikatakan kelebihan dari
metode weighed food records adalah data yang diperoleh lebih akurat dan teliti
sedangkan kekurangan metode ini adalah sebagai berikut :
1. Memerlukan waktu dan cukup mahal karena perlu peralatan. Dalam
Almatsier et al, 2011 disebutkan bahwa biaya yang dibutuhkan dalam
metode ini relatif tinggi, karena responden harus sering dikunjungi untuk
memonitor dan memberi semangat.
2. Bila penimbangan dilakukan dalam periode yang cukup lama, maka
responden dapat merubah kebiasaan makan mereka. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk menyederhanakan proses pengukuran makanan, atau
untuk memberi kesan yang baik.
3. Tenaga pengumpul data harus terlatih dan terampil
4. Memerlukan kerjasama yang baik dengan responden
Kelebihan dan kekurangan dari metode food records menurut Fahmida dan
Dillon, 2007 adalah sebagai berikut :
Kelebihan Kekurangan
1. Tidak mengandalkan ingatan 1. Membutuhkan tingkat kerjasama
2. Menyediakan data yang rinci dari yang tinggi dari subjek
ukuran porsi makanan yang 2. Karena beban yang diberikan
dikonsumsi, khususnya saat kepada responden sangat tinggi
menggunakan metode penimbangan maka didapatkan hasil dari rata-rata
3. Dapat dikatakan cukup valid respon responden sangat rendah
4. Dapat menilai pola makan dan 3. Memerlukan waktu relatif lama
kebiasaan makan dalam hubungannya 4. Subjek seharusnya bisa membaca
dengan lingkungan sosio-demografi untuk mendapatkan hasil pencatatan
dari responden yang lengkap, atau dibutuhkan
5. Dapat meningkatkan interpretasi dari seorang enumerator yang akan
hasil laboratorium, antropometri dan melakukan tugas pencatatan
data klinis. 5. Petugas harus terlatih dalam
6. Pengumpulan data dengan hari yang menggunakan alat ukur dan formulir
multiple akan lebih mewakili dari pencatatan
kebiasaan intake (asupan makanan) 6. Analisisnya membutuhkan tenaga
7. Hasil yang didapatkan lebih akurat yang terlatih dan mahal
karena mempertimbangkan adanya 7. Laporan subjek terkadang
sisa dari makanan, terbuang dan rusak underreporting (melaporkan terlalu
selama pengukuran dilakukan. rendah) masih sering terjadi
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Seharusnya setiap kader yang akan mengukur konsumsi pangan baik
tingkat rumah tangga maupun nasional memahami secara mendalam setiap
langkah-langkah dari metode yang digunakan. Selain itu, kurangi
kesalahan atau bias yang sering terjadi dalam pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
https://adingpintar.wordpress.com/2013/01/
https://www.scribd.com/document/237065665/Makalah-Survey-1
https://www.academia.edu/21730406/Gizi_Kesmas-
Pengukuran_konsumsi_makanan
http://nurfaizinyunus.blogspot.co.id/2011/11/metode-penilaian-konsumsi-
makanan.html