Anda di halaman 1dari 20

EKONOMI PANGAN & GIZI: ISU Pertemuan 14

TERKINI EKONOMI PANGAN & Dra. Hj. Fatmawaty Suaib,


M.Kes.
GIZI
1
ISU TERKINI MENGENAI ASPEK
EKONOMI PANGAN & GIZI
•Pada aspek ekonomi pangan, isu terbaru/terkini yang menjadi fokus baik kepada
masyarakat, pemerintah dan dunia internasional antara lain:
• Kebutuhan Pangan Nasional. Berdasarkan data BPS, trend peningkatan jumlah penduduk
Indonesia pada kisaran 7 juta penduduk baru tiap tahunnya menuntut pemerintah untuk segera
dapat bertindak cepat. Jika pada tahun 2020 penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 275 juta
jiwa yang tersebar paling banyak di pulau Sumatera dan Jawa, maka pada tahun 2050 dapat
diprediksi akan lebih banyak pangan yang harus diimpor mengingat ketersediaan dan trend luas
wilayah pertanian Indonesia semakin berkurang.
• Produksi dan Stok Pangan. Secara nasional, kondisi pangan pokok (beras, palawija, bumbu
dapur, dsb) masih tersedia dalam jumlah yang cukup aman. Data BPS menunjukkan stok beras
nasional masih surplus, meskipun pemerintah mengupayakan cadangan beras dari kegiatan
impor. Namun demikian, produksi komoditas pangan Indonesia semakin menurun dari tahun ke
tahun akibat berkurangnya jumlah petani dan lahan pertanian.
2
Jumlah
produksi beras
nasional

3
ISU TERKINI MENGENAI ASPEK
EKONOMI PANGAN & GIZI
• Distribusi Pangan. Meski secara nasional produksi dan stok pangan masih tersedia dalam jumlah
yang cukup aman, namun distribusi pangan masih tergolong sangat rawan.
1) Tidak semua wilayah di Indonesia dapat menjadi sentra/lumbung pangan sehingga terdapat wilayah yang
mengharuskan impor atau menyuplai pangan dari luar wilayahnya: Maluku, NTT & Kep. Riau.
2) Belum bagusnya kualitas infrastruktur dan armada logistik menyebabkan terlambatnya distribusi pangan ke
wilayah yang membutuhkan, terutama pada wilayah pedalaman, pegunungan dan kepulauan.
3) Kurang terdistribusinya institusi dan kelembagaan ketahanan pangan yang baik di daerah-daerah
(pedesaan), sehingga terjadi inefisiensi dan rawan akan penimbunan pangan oleh tengkulak.
• Konsumsi Pangan dan Gizi. Masyarakat di perkotaan cenderung telah mulai mengonsumsi berbagai
jenis pangan (diversifikasi), namun masyarakat pedesaan mengonsumsi beberapa jenis pangan
tertentu saja, yang berdampak pada kebutuhan gizi harian masyarakat. Angka kejadian stunting dan
malnutrisi jauh lebih tinggi ditemukan pada wilayah pedesaan dan sebaliknya prevalensi obesitas
lebih tinggi pada masyarakat perkotaan. Namun berdasarkan laporan Kemenkes RI, menunjukkan
bahwa angka kecukupan kalori dan gizi nasional dari tahun ke tahun mengalami perbaikan, meskipun
masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya. 4
ISU TERKINI MENGENAI ASPEK
EKONOMI PANGAN & GIZI
• Ketahanan Pangan Nasional. Dari tahun ke tahun dilaporkan oleh Badan Ketahanan Pangan
Nasional (BKPN), jumlah kabupaten rawan pangan terus berkurang dan meningkatnya jumlah
kabupaten tahan pangan. Tidak hanya itu, selama beberapa tahun terakhir daya beli pangan
masyarakat cukup stabil dan meningkat setelah angka inflasi bahan pangan berhasil ditekan pada
kisaran level 0% – 1%.
• Institusionalisasi Lembaga Pangan. Terhitung sejak tahun 2010, kelembagaan pangan nasional telah
hadir lebih beragam dan fungsional. Tidak hanya menitikberatkan pada tugas Bulog, tetapi
Kementerian Pertanian beserta BKPN telah membentuk setidaknya lembaga/program Gapoktan
(2010), Food Estate (2015) hingga TTI (2017). Penerapan sistem tata kelola digital dan e-commerce
juga mulai digunakan pada ketiga institusi baru di atas.
• Impor Pangan. Data BPS mengungkapkan bahwa banyak komoditas pangan dasar setiap tahunnya
harus diimpor dari negara lain, menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh dari kemandirian pangan
nasional. Hal ini tidak mengherankan karena dari tahun ke tahun permintaan akan pangan masyarakat
terus meningkat sebagai akibat pertumbuhan 7 juta penduduk baru tiap tahunnya. Selain karena tidak
5
mampu memproduksi pangan tertentu, alasan impor lainnya adalah agar menjaga stok nasional.
6
7
8
ISU TERKINI MENGENAI ASPEK
EKONOMI PANGAN & GIZI
• Ekspor Pangan. Berdasarkan laporan BPS (2020), terdapat beberapa produk pangan pertanian
Indonesia yang diekspor dalam jumlah besar seperti kopi, cengkeh, lada putih, buah-buahan, sayur
mayur, rumput laut, sarang burung walet, minyak kelapa sawit dan minyak kelapa, mentega dan
kakao serta udang dan ikan beku. Untuk ekspor komoditas pangan dasar hampir semuanya
bernilai sangat kecil dan lebih banyak diimpor.
• Dampak Perubahan Iklim. Menurut data Badan Atmosferik dan Kelautan (NOAA) Amerika
Serikat, terpantau selama tiga dasawarsa terakhir, Indonesia mengalami 10 kali periode kemarau
ekstrim (terparah pada tahun 1997-1998 dan 2015) mengakibatkan kekeringan dan gagal panen.
Indonesia juga terpantau mengalami 8 kali periode musim penghujan ekstrim (terparah pada tahun
1999-2001, 2007-2009 dan 2011) yang menyebabkan gagal panen akibat banjir dan suhu dingin.
Hal ini belum termasuk intensitas kebakaran hutan dan lahan pertanian serta ombak tinggi
mengurangi aktivitas nelayan dan tambak laut. Di masa mendatang, diprediksi total kerugian
ekonomi Indonesia akibat bencana iklim dapat mencapai lebih dari 6% dari PDB tahunannya.

9
BUAH

RESIN

10
ISU TERKINI MENGENAI ASPEK
EKONOMI PANGAN & GIZI
• Perang Dagang AS-China. Sejak terjadinya perang dagang antara China dan AS di tahun 2018,
menyebabkan perubahan pada kondisi perdagangan dan keuangan global. Indonesia sendiri
mengalami dampak negatif terutama untuk sektor investasi serta ekspor-impor produk manufaktur
dan elektronik. Namun berdasarkan beberapa penelitian ekonomi menyebutkan bahwa posisi
produk pertanian Indonesia tidak mengalami kerugian yang berarti, bahkan mengalami
peningkatan perdagangan ekspor terutama ke China maupun AS. China telah melarang ekspor
produk pertaniannya ke AS sehingga Indonesia dapat masuk ke pasar AS menggantikan produksi
China. Begitu pula sebaliknya, China membutuhkan produk mentah maupun olahan pangan dari
pabrik AS terpaksa harus membeli dari pasar (ekspor) Indonesia.
• Sengketa di World Trade Organization (WTO). Selama Indonesia menjadi anggota WTO sejak
tahun 1995, terdapat sejumlah tuntutan perdagangan dari Brazil, Jepang, Uni Eropa, Australia dan
Filipina yang diajukan melawan Indonesia terkait ekspor-impor produk pertanian dan manufaktur
Indonesia. Antara lain seperti impor ayam potong dan daging sapi dari Brazil (dimenangkan oleh
Brazil), ekspor kertas A4 ke Australia (dimenangkan Indonesia), ekspor biodiesel ke UE
(dimenangkan Indonesia) hingga ekspor minyak kelapa sawit ke UE (masih disidangkan).
11
Produk non-
pertanian

12
ISU TERKINI MENGENAI ASPEK
EKONOMI PANGAN & GIZI
• Pandemi COVID-19. Pada awal tahun 2020 sebelum pandemi menimpa Indonesia, tercatat
produksi, distribusi, konsumsi dan harga pangan masih terkontrol aman. Namun selama bulan
Maret–Mei 2020 tercatat terjadi deflasi harga pangan dan fluktuasi pada permintaan pangan. Hal
ini dipicu terutama akibat:
• Produksi pangan masih tinggi namun perlahan pembatasan sosial menyebabkan masyarakat tidak bisa
mengakses pasar sehingga menurunkan permintaan atau daya beli masyarakat. Alhasil banyak produksi
pangan tidak tahan lama seperti daging ayam, jagung, kentang, cabai, sayur mayur dan buah-buahan
membusuk tak laku terbeli secara maksimal, menurunkan harga beli pangan (supply banyak, demand
rendah).
• Masyarakat melakukan panic buying, atau membeli banyak kebutuhan produk rumahan dan kesehatan yang
tahan lama dan ditimbun. Menyebabkan stok barang di pasar tiba-tiba menjadi langka dan harga menjadi
naik (seperti produk kesehatan dan pangan: gula pasir, minyak goreng, mie instan, makanan kaleng, dsb).
• Tercatat mendekati masa “kebiasaan baru” diterapkan, berangsur-angsur harga dan stok pangan
menjadi stabil terutama pada bulan Juni-Oktober. Namun pada saat tingginya kasus terkonfirmasi
COVID-19 dan mulai pemberlakuan kembali pembatasan sosial di sejumlah daerah pada bulan
13
November-Desember 2020, fenomena di atas (deflasi, fluktasi, panic buying) berulang kembali.
ISU TERKINI MENGENAI ASPEK
EKONOMI PANGAN & GIZI
• Pandemi COVID-19. Lebih jauh lagi utamanya selama tahun 2020-2021 dapat menyebabkan
beberapa pencapaian ketahanan pangan dan perbaikan gizi Indonesia yang diraih membaik dari
tahun-tahun sebelumnya terancam memburuk dan turun peringkat.
• Ahli gizi dan ekonomi memprediksi jika pandemi menyebabkan terganggunya perekonomian
nasional yang berkontribusi pada menurunnya pendapatan perkapita masyarakat,
meningkatkan angka pengangguran, yang secara linear menurunkan daya beli masyarakat,
meningkatkan angka kemiskinan dan pada akhirnya berdampak kepada persoalan gizi
masyarakat seperti meningkatnya prevalensi kekurangan gizi (malnutrisi), angka stunting,
anemia wanita, resiko kepada Ibu hamil, bayi dan lansia, dan terburuk dapat menyebabkan
kematian akibat kelaparan serta menurunnya imunitas tubuh menghadapi COVID-19.
• Terlepas dari pandemi di tahun 2020, sejumlah proyeksi ekonomi memprediksi kesehatan
perekonomian Indonesia akan terus membaik di tahun 2021 dan lebih baik daripada beberapa
negara lain di Asia. Pertumbuhan GDP Indonesia untuk tahun 2020 (yoy) diprediksi sebesar –0.3%
hingga –3.0%. Untuk dapat membaca kondisi ekonomi pangan Indonesia pada akhir tahun 2020
silakan akses: https://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/WFP-0000122143.pdf 14
Grafik kiri menunjukkan pertumbuhan GDP Tahunan
versi CSIS; grafik di bawah menunjukkan
pertumbuhan GDP tiap Kuartal Berjalan (warna biru).

Pertumbuhan GDP
Indonesia –0,3%
(2020)

15
Dampak pandemi terhadap
ketenagakerjaan di Indonesia berdasarkan
jenis kelamin

Menganggur/Tidak
Bekerja

Pemutusan Hubungan
Kerja

Dirumahkan Sementara

Pengurangan Jam/Beban
Kerja

16
Pengeluaran Rumah Tangga masyarakat
Indonesia pada kuartal III (Juli-September)
tahun 2020, untuk sektor/bidang pangan
(makanan dan minuman) masih mengalami
kontraksi/penurunan (lihat grafik atas).

Namun jika dibandingkan pada periode kuartal


III tahun 2019, terlihat terjadi sedikit
peningkatan pengeluaran Rumah Tangga untuk
pangan (grafik bawah).

17
18
Daging Sapi
Cabe Rawit

Bawang Putih
Cabe Besar

Bawang Merah

Minyak Kelapa Sawit

19
Click icon to add picture

TERIMA KASIH DAN Pertemuan 14


SEMOGA BERMANFAAT
20

Anda mungkin juga menyukai