Anda di halaman 1dari 25

Perencanaan Program

Gizi

Pertemuan III

Oleh : Mahmud, S.Pd., M.Kes


Pokok Bahasan
• Pendekatan dalam
Perencanaan Pangan & Gizi;
• Paradigma Baru dalam
Perencanaan Program Gizi;
Pendekatan dalam Perencanaan
Program Gizi

1. Pendekatan sektoral
a. Sektor Kesehatan
b. Sektor Sosial
c. Sektor Ketahanan Pangan
d. Sektor Pendidikan
Pendekatan dalam Perencanaan
Program Gizi
1. Pendekatan sektoral
Melakukan Kegiatan :

a. Sektor Kesehatan

Strategi
Strategi Jangka
Jangka Panjang
Pendek
Pendekatan dalam Perencanaan
Program Gizi
1. Pendekatan Sektor
Kemeterian menangani masalah
sosial dan kebijakan masalah gizi
sebagai akibat kondisi ketidak
stabilan sosial, baik keluarga
maupun masyarakat, terutama
masyarakat miskin, jumlah
makanan yang kurang
a. Sektor Sosial
Pendekatan dalam Perencanaan
Program Gizi
2. Pendekatan Multi Sektor

a. Pendekatan Kebutuhan Dasar Manusia


b. Pendekatan Pembangunan
c. Pendekatan Sistem
d. Pendekatan Gizi Masyarakat
Paradigma Baru dalam Perencanaan
Pangan & Gizi
• Menurut (Soekirman, 2016) dalam makalahnya yang
berjudul :Perlu Pradigma Baru untuk Menanggulangi
Masalah Gizi Makro di Indonesia” menyebutkan bahwa
pradigma baru bertitik tolak pada indicator kesehatan,
dan kesejahteraan rakya yaitu angka penyakit dan
angka kematian bayi dan ibu melahirkan.
• Menurut WHO (2000) 49 persen kematian bayi terkait
dengan status gizi yang rendah, maka dapat dimengerti
apabila pertumbuhan dan status gizi termasuk indicator
kesejahteraan seperti diterapkan d Thailand.
Paradigma Baru dalam Perencanaan
Pangan & Gizi

• Banyak faktor lain yang dapat


mengganggu proses terwujudnya outcome
sesuai dengan yang diharapkan.
• Paradikma input sering melupanan faktor
lain tersebut, diantaranya air bersih,
kebersihan lingkungan dan pelayanan
kesehatan dasar.
Paradigma Baru dalam Perencanaan
Pangan & Gizi
• Paradigma baru menekankan pentingnya
outcome daripada input.
• Persediaan pangan yang cukup (input) di
masyarakat tidak menjamin setiap rumah
tangga dan anggota memperoleh
makanan yang cukup dan status gizinya
baik.
Paradigma Baru dalam Perencanaan
Pangan & Gizi
• Gizi dan masalah gizi selama ini dipahami
sebagai hubungan sebab akibat antara
makanan (input) dengan kesehatan
(outcome).
• Dalam epidemiologi hubungan dikatakan
mempunyai hubungan sebab akibat, bila
memenuhi kriteria yang dikenal sebagai
Hill Criteria.
Paradigma Baru dalam Perencanaan
Pangan & Gizi
Hill Criteria yaitu :
1.Kekuatan

Dengan kekuatan hubungan dimaksudkan


bahwa hubungan yang kuat ditunjukkan
oleh hubungan yang kausal daripada
hubungan yang lemah.
Paradigma Baru dalam Perencanaan
Pangan & Gizi
2.Konsistensi

Konsistensi menunjukkan kepada


pengamatan berulang-ulang suatu
hubungan pada populasi yang bebeda
dalam keadaan yang berbeda.
Paradigma Baru dalam Perencanaan
Pangan & Gizi
3.Kekhususan

Patokan kekhususan menuntut


bahwa suatu penyebab menimbulkan
satu akibat, tidak banyak akibat
Paradigma Baru dalam Perencanaan
Pangan & Gizi
4.Temporalitas

Temporalitas menunjuk kepada


ketentuan bahwa penyebab harus
mendahului akibat dari segi waktu.
Paradigma Baru dalam Perencanaan
Pangan & Gizi
5.Bukti eksprimental

Bukti eksprimental jarang


ada untuk populasi
manusia.
Paradigma Baru dalam Perencanaan
Pangan & Gizi
• Pada satu pihak masalah gizi dapat dilihat
sebagai masalah input, tetapi juga sebagai
outcome.
• Dalam menyusun kebijakan harus jelas
mana yang dipakai sebagai titik tolak
apakah input atau outcome.
Paradigma Baru dalam Perencanaan
Pangan & Gizi
• Apabila masalah gizi dianggap sebagai
masalah input maka titik tolak identifikasi
masalah adalah pangan, makanan
(pangan diolah) dan konsumsi.
• Apabila masalah gizi dilihat sebagai
masalah outcome, maka identifikasi
masalah dimulai pada pola pertumbuhan
dan status gizi anak.
Bagan. Gizi sebagai Input dan Outcome
Gizi sebagai input

Input Proses Outcome

Gizi sebagai input

dIcerna, Pertumbuhan Pertumbuhan, Status


Makanan
diserap, sel,Pemeliharaan sel Gizi , Fisik & Mental,
dikonsumsi Kecerdasan,
Dimetabolisme Memperlancar fungsi
anatomis & faal tubuh, Produktifitas,
Menghasilkan energi Morbiditas
Paradigma Baru dalam Perencanaan
Pangan & Gizi
• Apabila kebijakan program gizi mengikuti paradigma
input, maka indikator masalah gizi akan mengikuti
indikator agregatif pertanian dan ekonomi makro seperti
produksi, persediaan (impor-ekspor), harga dan
konsumsi rata-rata.
• Indikator makro ini memberi gambaran masalah gizi
rata-rata rumah tangga dan orang dewa.
• Hukum benner misalnya memprediksi apabila
pendapatan rata-rata rumah tangga meningkat akan
diikuti perbaikan kualitas makanan (orang dewasa).
Paradigma Baru dalam Perencanaan
Pangan & Gizi
• Proporsi energi dari sumber karbohidrat
menurun dan dari sumber lemak dan protein
meningkat.
• Hukum benner tidak dapat menggambarkan apa
yang terjadi pada diri anggota keluarga, terutama
anak dan wanita hamil, apabila terjadi
peningkatan pendapatan keluarga, termasuk
eksesnya bagi orang dewasa perkotaan.
• Peningkatan konsumsi makanan hewani sumber
lemak dapat menjurus ke masalah gizi lebih.
Paradigma Baru dalam Perencanaan
Pangan & Gizi
• Pendekatan agregatif semacam ini, tidak
menyentuh ukuran status gizi.
• Hal ini tidak mengherankan apabila pada
suatu saat terjadi letusan gizi buruk pada
masa persediaan pangan berlimpah.
• Indikator agregatif tidak akan menjangkau
masalah gizi makro.
Paradigma Baru dalam Perencanaan
Pangan & Gizi
• Paradigma baru ini memerlukan
pemasyarakatan pentingnya
memperhatikan berat badan baik pada
anak maupun orang dewasa.
• Pada anak yang perlu diperhatikan adalah
pertumbuhan berat dan tinggi badan serta
status gizinya.
Paradigma Baru dalam Perencanaan
Pangan & Gizi
• Pengertian bahwa anak sehat bertambah umur
bertambah berat bertambah panjang dan
bertambah pandai perlu ditanamkan kepada
setiap keluarga.
• Di pedesaan sudah lama diperkenalkan KMS
untuk mencatat hasil penimbangan bulanan
anak balita di Posyandu.
• Pada masa itu kualitas pelayanan Posyandu
menjadi kebanggaan nasional dan internasional.
Tugas Individu
1. Jelaskan kerangka konsep determinan
status gizi pada balita?
2. Sebutkan faktor langsung dan tidak
langsung penyebab status gizi pada
balita?
3. Jelaskan munculnya status gizi kurang
pada balita meliputi model segitiga,
model jaring-jaring dan model roda?
4. Jelaskan berapa pendekatan yang
digunakan dalam perencanaan?
Thanks 

Anda mungkin juga menyukai