Anda di halaman 1dari 8

ETIKA PROFESI

DISUSUN OLEH ;

NAMA : ILONNA TITARSOLE

NIM : P07131018053

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PRODI GIZI TINGKAT IIIB

2020
Pengertian norma

Secara etimologis, norma berasal dari Bahasa latin, norma-ae. Kata ini berarti standar, pola,
pedoman, aturan, ukuran, dan kebiasaan. Dengan demikian, norma dapat diartikan sebagai
patokan atau ukuran yang digunakan untuk mengukur suatu tindakan atau perbuatan manusia.
Berdekatan dengan definisi ini dalam Bahasa Yunani, kata nomoi atau nomos berarti hukum.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian norma adalah aturan atau ketentuan
yang mengikat warga masyarakat. Ketentuan tersebut digunakan sebagai panduan dan kendali
dalam berperilaku. Selain itu, norma berarti ukuran atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur
dalam menilai atau membandingkan sesuatu.

Sementara itu, menurut Prof. Soedikno Mertokusumo, pengertian norma adalah aturan hidup
bagi manusia tentang hal yang seharusnya dilakukan dan hal yang seharusnya tidak dilakukan
oleh manusia terhadap manusia yang lain.

Berdasarkan beberapa pengertian norma tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa norma adalah
seperangkat aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang disepakati oleh suatu kelompok atau
masyakat untuk mengontrol tingkah laku semua anggota dalam kelompok atau masyarakat yang
bersangkutan.

Macam-Macam Norma

Di dalam kehidupan bermasyarakat setidaknya terdapat 4 macam norma yang harus ditaati
bersama, yaitu norma agama, norma kesopanan, norma kesusilaan, dan norma hukum.

 Norma Agama

Norma agama adalah peraturan hidup yang diterima sebagai perintah-perintah, larangan-
larangan, dan ajaran-ajaran yang berasal dari Tuhan dan bersifat mutlak. Pelaksanaan norma
agama ini pun bersifat otonom, artinya bebas bagi setiap individu sesuai kepercayaan yang
diyakininya. Dimana, bagi yang menjalankannya akan mendapatkan pahala, sebaliknya jika
melanggar maka mendapat dosa.
 Norma Kesopanan

Norma kesopanan adalah norma yang berhubungan dengan pergaulan manusia dalam kehidupan
sehari-hari. Peraturan sosial yang ditetapkan mengarah pada cara seseorang bertingkah laku
secara wajar dalam kehidupan masyarakat, dimana dalam norma ini selalu mengedepankan asas
kepantasan, kepatutan, dan kebiasaan yang seharusnya berlaku dalam kehidupan masyarakat.

 Norma Kesusilaan

Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari suara hati nurani manusia. Dengan
menaati norma kesusilaan, seseorang terlatih untuk membedakan hal yang baik dan buruk
sehingga menghindarkan masyarakat dari perbuatan tercela.

 Norma Hukum

Norma hukum adalah peraturan mengenai tingkat laku manusia dalam pergaulan masyarakat dan
dibuat oleh badan-badan resmi negara. Norma hukum sifatnya mengatur dan memaksa dengan
tujuan untuk menciptakan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pengertian Normalitas

Normalitas adalah ukuran yang menunjukkan konsentrasi pada berat setara dalam gram per liter
larutan. Berat ekivalen itu sendiri adalah ukuran kapasitas reaktif molekul yang dilarutkan dalam
larutan. Dalam suatu reaksi, tugas zat terlarut adalah menentukan normalitas suatu larutan.
Normalitas juga disebut satuan konsentrasi larutan ekivalen.

Normalitas dapat disingkat dengan huruf “N”, yang merupakan salah satu opsi paling efektif dan
berguna dalam proses laboratorium. Normalitas umumnya hampir sama dengan molaritas atau
M. Ketika molaritas adalah unit konsentrasi yang mewakili konsentrasi ion terlarut atau senyawa
terlarut dalam suatu larutan, normalitas memiliki fungsi yang lebih lengkap, dengan normalitas
mewakili konsentrasi molar hanya dari komponen asam atau komponen dasar.

Komponen asam umumnya jumlah ion H+ yang ada dalam larutan asam, sedangkan komponen
basa adalah ion yang larut dalam OH– dalam larutan basa.
Normalitas

Mempelajari normalitas merupakan hal dasar yang harus dikuasai dalam ilmu kimia. Hal itu
karena dalam setiap kegiatan yang melibatkan reaksi, kita perlu menghitung secara pasti nilai
stoikiometri ataupun jumlah reagen yang diperlukan, selain itu kita juga kadang perlu
menghitung kadar kandungan suatu zat dalam sampel.

Pada perhitungan tersebut membutuhkan satuan konsentrasi normalitas dalam perhitungannya,


sehingga anda harus mempelajari tentang normalitas terlebih dahulu.

Pengertian Normalitas

Normalitas yaitu ukuran yang menunjukkan konsentrasi dengan berat setara dalam gram per liter
larutan. Berat setara itu sendiri adalah ukuran kapasitas reaktif dari suatu molekul yang terlarut
dalam larutan. Dalam reaksi, peran zat terlarut tersebut adalah akan menentukan normalitas suatu
larutan. Normalitas juga dikenal dengan sebagai satuan konsentrasi larutan yang setara.

Normalitas dapat disingkat dengan huruf “N” yang merupakan salah satu cara efektif dan
berguna dalam proses laboratorium. Secara umum, normalitas hamper sama dengan molaritas
atau M. Jika molaritas merupakan satuan konsentrasi yang mewakili konsentrasi ion terlarut
ataupun senyawa terlarut dalam suatu larutan, normalitas memiliki fungsi yang lebih lengkap
dimana normalitas mewakili konsentrasi molar hanya dari komponen asam atau komponen basa
saja.

Komponen asam pada umumnya merupakan jumlah ion H + yang berada dalam larutan asam,
sedangkan komponen basa adalah ion terlarut OH– dalam larutan basa.

Rumus Molaritas

Sesuai definisinya, normalitas dapat dirumuskan sebagai berat setara zat terlarut dalam satu liter
larutan. Normalitas dari suatu larutan dapat dihitung dengan diketahuinya massa dan volume dari
larutan tersebut.
Berdasarkan rumus dasar tersebut, jumlah ekivalen zat terlarut dapat dihitung dengan cara
mengalikannya dengan ekivalen suatu zat.

Sedangkan jumlah mol dapat dihitung dari massa zat dibagi dengan massa molekul relatifnya
(Mr) yang dapat diketahui dengan menjumlahkan massa tiap atom penyusunnya. Oleh karena itu,
normalitas dapat dirumuskan dengan:

Dimana e merupakan ekivalen dari zat terlarut dalam suatu larutan. Seperti yang kita ketahui
bahwa jumlah mol per satuan volume itu merupakan definisi dari Molaritas (M) sehingga rumus
tersebut juga dapat diturunkan lagi menjadi persamaan molaritas.

Dimana M adalah molaritas dari larutan dan e adalah ekivalen dari larutan.

Cara Menghitung Normalitas

Dari persamaan di atas, mungkin istilah yang asing yaitu ekivalen (e) maka sebelum kita
menghitung normalitas, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu ekivalen.

Pada suatu larutan asam atau basa, kita mengenal istilah H+ yang menunjukkan bahwa larutan
tersebut bersifat asam dan juga OH– yang menunjukkan bahwa larutan tersebut bersifat basa.
Ekivalen (e) adalah jumlah H+ ataupun OH– yang terlibat dalam satu molekul zat terlarut.

Sebagai contoh, dalam larutan HCl terdiri dari ion H + dan ion Cl– sehingga dapat kita ketahui
bahwa jumlah ekivalen atau n yaitu 1 karena hanya terdapat satu ion H+ dalam satu molekul.
Contoh lain yaitu pada asam sulfat H2SO4 dimana molekulnya terdiri dari dua ion H+ dan satu ion
SO42- sehingga asam sulfat dikatakan memiliki jumlah ekivalen 2. Contoh untuk larutan basa
yaitu pada NaOH dimana terdapat satu ion OH – sehingga natrium hidroksida memiliki jumlah
ekivalen 1.

Untuk menghitung normalitas dari suatu larutan, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu
nilai atau variabel apa saja yang diketahui sehingga kita dapat menggunakan persamaan yang
tepat.

Jika dalam suatu kasus, molaritas larutan telah diketahui dan kita diminta untuk menghitung
normalitasnya. Maka cara termudah untuk menghitungnya yaitu dengan mengalikan molaritas
dengan jumlah ekivalen (e) dari zat terlarut.

Namun jika dalam suatu kasus hanya diketahui massa dari zat terlarut dan jumlah volumenya,
maka kita harus menghitung jumlah molnya terlebih dahulu melalui pembagian massa dengan
massa molekul relatif senyawa tersebut dan mengalikannya dengan jumlah ekivalen.

Perbedaan Normalitas dan Molaritas

Berdasarkan rumus atau persamaan dari normalitas kita dapat mengetahui perbedaan dari satuan
normalitas dengan satuan molaritas. Perbedaan pertama yaitu definisi dari normalitas yang
merupakan jumlah gram ekivalen dari suatu zat terlarut dalam satu liter larutan sedangkan
molaritas merupakan jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan.

Selanjutnya, perhitungan normalitas dari massa ekivalen didasarkan pada total volume dari
larutan. Sedangkan pada molaritas, perhitungan mol didasarkan pada total volume larutan.

Perbedaan lainnya yaitu pada satuan yang digunakan dimana pada normalitas pada umumnya
digunakan satuan N ataupun ek/L. Sedangkan pada molaritas, digunakan satuan M ataupun
mol/L.

Penggunaan Normalitas
Dalam kimia, terdapat 3 peristiwa reaksi yang membutuhkan perhitungan menggunakan
normalitas larutan.

1. Dalam asam basa

Normalitas merupakan ekspresi konsentrasi yang sering digunakan dalam peristiwa yang
melibatkan reaksi asam basa. Hal itu karena pada dasarnya normalitas menunjukkan keberadaan
ion hidronium (H3O+) dan ion hidroksida (OH–) dalam suatu larutan.

Dalam hal ini, jumlah ekivalen menjadi suatu hal yang sangat penting. Setiap larutan dapat
menghasilkan satu atau lebih jumlah ekivalen dari spesies reaktif ketika terlarut dan terionisasi
dalam air.

2. Dalam reduksi oksidasi

Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang melibatkan perpindahan elektron (dapat
dipelajari lebih lengkap pada reaksi redoks). Dalam reaksi ini, faktor ekivalen dapat
menunjukkan jumlah elektron yang terlibat dalam oksidasi ataupun reduksi dan digunakan dalam
menentukan elektron donor maupun elektron akseptor. Jumlah ekivalen dari suatu zat terlarut
setara dengan jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi redoks.

3. Dalam reaksi pengendapan

Pada kimia, kita mengenal istilah pengendapan yang merupakan proses pembentukan zat padat
dalam suatu larutan karena tingkat kejenuhan larutan yang berlebih. Dengan normalitas, faktor
ekivalen dapat menentukan jumlah ion yang akan mengendap dalam reaksinya. Hal ini sangat
berguna dalam menentukan berat endapan yang seharusnya terbentuk secara teoritis.

Contoh Soal Normalitas dan Jawabannya

Adapun untuk beragam contoh soal normalitas serta pembahasannya secara lengkap, diantaranya
adalah sebagai berikut;

1. Tentukan normalitas dari 1.0 M H2SO4 dalam reaksi berikut


H2SO4 + 2 NaOH  Na2SO4 + 2H2O

Jawab

Pada reaksi ini, 2 mol ion H+ terlibat dalam asam sulfat H2SO4 sehingga dapat ditentukan bahwa
asam sulfat memiliki jumlah 2 ekivalen yang bereaksi dengan NaOH untuk membentuk natrium
sulfat dan air.

N=Mxe

N=1x2

N = 2N

Anda mungkin juga menyukai