Dosen Pengampu :
Desembra Lisa, S.Pd, M.Pd
Dr. Dra. Tjipto Rini, M.Kes
Endang Uji Wahyuni, SKM. MKM
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Normalitas, Molaritas, PPM, %”
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah
semester dua program studi Sarjana Terapan jurusan Kesehatan Lingkungan yang
diberikan oleh dosen-dosen mata kuliah Kimia Lingkungan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan
khususnya bagi penulis sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta penulis
mendoakan semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan
dari Allah SWT.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Normalitas 3
2.2 Molaritas 7
2.3 Part Per Million (PPM) 8
2.4 Persen (%) 9
DAFTAR PUSTAKA 13
ii
BAB I PENDAHULUAN
Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih
zat dalam komposisi yang bervariasi (Petrucci. 1985). Zat yang jumlahnya
sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya
lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut. Sebagai contoh,
jika sejumlah gula dilarutkan dalam air diaduk dengan baik, maka campuran
tersebut pada dasarnya akan seragam (sama) di semua bagian (Styarini, L. W.
20012).
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan
atau pelarut. Konsentrasi larutan merupakan suatu label larutan, agar larutan
tersebut bisa memberikan gambaran atau informasi tentang perbandingan jumlah
zat terlarut dan jumlah pelarutnya. Konsentrasi larutan yang sering dipergunakan
di laboratorium diantaranya adalah molaritas (M), molalitas (m), Normalitas (N),
Fraksi Mol (X), dan ppm.
Dari uraian di atas, maka dalam makalah ini akan mengkaji mengenai
Normalitas, Molaritas, Part Per Million (ppm), dan Persen (%).
1
2. Apa yang dimaksud dengan Molaritas?
3. Apa yang dimaksud dengan Part Per Million (ppm)?
4. Apa yang dimaksud dengan Persen (%)?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Kimia Lingkungan serta dapat dijadikan bahan diskusi bersama dalam
mempelajari materi normalitas, molaritas, ppm, %.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Normalitas
Normalitas dapat disingkat dengan huruf “N” yang merupakan salah satu
cara efektif dan berguna dalam proses laboratorium. Secara umum, normalitas
hamper sama dengan molaritas atau M. Jika molaritas merupakan satuan
konsentrasi yang mewakili konsentrasi ion terlarut ataupun senyawa terlarut
dalam suatu larutan, normalitas memiliki fungsi yang lebih lengkap dimana
normalitas mewakili konsentrasi molar hanya dari komponen asam atau
komponen basa saja.
Duwi Priyatno (2012), Normalitas adalah proses pengujian yang terjadi dalam
penelitian dengan menentukan apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi
terdistribusi secara normal atau tidak.
3
Rumus Molaritas
Normalitas dapat dirumuskan sebagai berat setara zat terlarut dalam satu
liter larutan. Normalitas dari suatu larutan dapat dihitung dengan diketahuinya
massa dan volume dari larutan tersebut.
Sedangkan jumlah mol dapat dihitung dari massa zat dibagi dengan massa
molekul relatifnya (Mr) yang dapat diketahui dengan menjumlahkan massa tiap
atom penyusunnya. Oleh karena itu, normalitas dapat dirumuskan dengan:
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑥 𝑒
Normalitas (N) = 𝑀𝑟 𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
Dimana e merupakan ekivalen dari zat terlarut dalam suatu larutan. Seperti
yang kita ketahui bahwa jumlah mol per satuan volume itu merupakan definisi
dari Molaritas (M) sehingga rumus tersebut juga dapat diturunkan lagi menjadi
persamaan molaritas.
Normalitas (N) = M x e
Dari persamaan di atas, mungkin istilah yang asing yaitu ekivalen (e) maka
sebelum kita menghitung normalitas, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu
apa itu ekivalen.
4
Pada suatu larutan asam atau basa, kita mengenal istilah H+ yang
menunjukkan bahwa larutan tersebut bersifat asam dan juga OH– yang
menunjukkan bahwa larutan tersebut bersifat basa. Ekivalen (e) adalah jumlah
H+ ataupun OH– yang terlibat dalam satu molekul zat terlarut.
Sebagai contoh, dalam larutan HCl terdiri dari ion H+ dan ion Cl– sehingga
dapat kita ketahui bahwa jumlah ekivalen atau n yaitu 1 karena hanya terdapat
satu ion H+ dalam satu molekul.
Contoh lain yaitu pada asam sulfat H2SO4 dimana molekulnya terdiri dari
dua ion H+ dan satu ion SO42-sehingga asam sulfat dikatakan memiliki jumlah
ekivalen 2. Contoh untuk larutan basa yaitu pada NaOH dimana terdapat satu ion
OH– sehingga natrium hidroksida memiliki jumlah ekivalen 1.
Jika dalam suatu kasus, molaritas larutan telah diketahui dan kita diminta
untuk menghitung normalitasnya. Maka cara termudah untuk menghitungnya
yaitu dengan mengalikan molaritas dengan jumlah ekivalen (e) dari zat terlarut.
Namun jika dalam suatu kasus hanya diketahui massa dari zat terlarut dan
jumlah volumenya, maka kita harus menghitung jumlah molnya terlebih dahulu
melalui pembagian massa dengan massa molekul relatif senyawa tersebut dan
mengalikannya dengan jumlah ekivalen.
5
definisi dari normalitas yang merupakan jumlah gram ekivalen dari suatu zat terlarut
dalam satu liter larutan sedangkan molaritas merupakan jumlah mol zat terlarut dalam
satu liter larutan.
Perbedaan lainnya yaitu pada satuan yang digunakan dimana pada normalitas
pada umumnya digunakan satuan N ataupun ek/L. Sedangkan pada molaritas,
digunakan satuan M ataupun mol/L.
Penggunaan Normalitas
Dalam hal ini, jumlah ekivalen menjadi suatu hal yang sangat penting.
Setiap larutan dapat menghasilkan satu atau lebih jumlah ekivalen dari spesies
reaktif ketika terlarut dan terionisasi dalam air.
6
faktor ekivalen dapat menunjukkan jumlah elektron yang terlibat dalam oksidasi
ataupun reduksi dan digunakan dalam menentukan elektron donor maupun
elektron akseptor. Jumlah ekivalen dari suatu zat terlarut setara dengan jumlah
elektron yang terlibat dalam reaksi redoks.
2.2 Molaritas
Molaritas merupakan jumlah mol zat yang dapat larut dalam tiap liter
larutan.
Molaritas suatu larutan menyatakan banyak mol suatu zat per liter larutan.
Umumnya konsentrasi larutan berair encer dinyatakan dalam satuan molar. Selain
itu pada larutan tidak begitu encer, volume molar dari zat itu sendiri merupakan
fungsi dari konsentrasi sehingga hubungan molaritas konsentrasi tidaklah linear.
7
Larutan yang mengandung 1 mol Nacl dalam 1 L larutan mempunyai
molaritas 1 M. Jika larutan ada larutan tertulis HCl 0,1 M berarti dalam satu liter
larutan terdapat 0,1 mol HCl.
8
2.4 Persen (%)
Contoh Soal
Hitunglah berapa % 10 gram NaCl yang dilarutkan dalam 50 gram air.
Penyelesaian
Persen massa NaCl = (10 ÷ (10 + 50) × 100%
Persen massa NaCl = (10 ÷ (10 + 50) × 100%
Persen massa NaCl = (10 ÷ 60) × 100%
Persen massa NaCl = 16,67%
Jadi, persen massa 10 gram NaCl dalam 50 gram air = 16,67%
2. Persen Volume (% V/V)
Persen Volume (%V/V), menyatakan jumlah volume (liter) zat terlarut dalam
100 liter larutan, dan dirumuskan sebagai berikut:
9
Rumus:
𝑣 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
Persen Massa (% 𝑣
)= (𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 + 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡)
x 100%
Contoh soal
Hitung persen volume 50 mL alkohol yang dilarutkan dalam 70 mL air.
Penyelesaian:
Diketahui: volume zat terlarut = 50 mL; volume zat pelarut = 70 mL
Volume larutan = Volume zat terlarut + Volume zat pelarut
Volume larutan = 50 + 70
Volume larutan = 120 mL
% volume alkohol = [(Volume zat terlarut) ÷ (Volume larutan)] x 100%
% volume alkohol = (50 ÷ 120) x 100%
% volume alkohol = 41,67 %
Jadi persen volume alcohol = 41,67%
Contoh Soal
Hitung persen massa-volume 0,25 gram CH3COOH dalam 10 mL larutan
cuka dapur ?
Penyelesaian:
Diketahui: massa zat terlarut = 0,25 gram; volume larutan = 10 mL
% massa-volume CH3COOH = (Massa zat terlarut) ÷ (Volume larutan) ×
100%
10
% massa-volume CH3COOH = (0,25 ÷ 10) ×100%
% massa-volume CH3COOH = 2,5%
Jadi persen massa-volume CH3COOH = 2,5%
11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Adapun saran dari kami dengan adanya makalah ini, semoga dapat
membantu dan menambah wawasan para pembaca dalam memahami materi
normalitas, molaritas, ppm dan %.
12
DAFTAR PUSTAKA
Putri, L. M. A., Prihandono, T., & Supriadi, B. (2017). Pengaruh konsentrasi larutan
151-157.
https://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/topik-topik-kuliah/28-kimia-dasar/863-konse
ntrasi-larutan-dalam-satuan-ppm
https://saintif.com/rumus-normalitas/
https://www.pakarkimia.com/normalitas/
13