Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMBUATAN LARUTAN

Disusun Oleh :

Nama : Al Insyirah Intan H

NIM : 220106502004

Kelas : Kimia Sains

PROGRAM STUDI KIMIA SAINS

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga bisa menyelesaikan makalah tentang
“PembuatanLarutan”.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, penulis dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca
agar dapat memperbaiki makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah yang disusun ini memberikan manfaat


dan juga inspirasi untuk pembaca.

Makassar, 5 Juni 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kegiatan yang dilakukan dilaboratorium yaitu pembuatan
larutan. Kegiatan ini termasukkegiatan yang hampir selalu dilakukan di
laboratorium. Untuk menyatakan kepekatan atau konsentrasi suatu larutan dapat
dilakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya.

Adapun satuan yang digunakan untuk menentukan kepekatan larutan


adalah molaritas, molalitas, persen berat, persen volume, dan sebagainya. Untuk
memperkecil konsentrasi suatu larutan dapat dilakukan dengan pengenceran,
dengan cara menambahkan pelarut. Selain itu melalui praktikum ini mahasiswa
juga diperkenalkan dengan berbagai macam jenis zat larutan dan pelarut, serta
tingkat bahaya dari masing masing larutan.Sangat penting bagi mahasiswa untuk
mempelajari mengenai pembuatan dan pengenceran larutan sebab pembuatan dan
pengenceran pengenceran larutan larutan merupakan merupakan hal yang paling
dasar dalam setiap praktikum praktikum kimia, juga pada kenyataannya
kenyataannya tidak semua mahasiswa mahasiswa mampu serta menguasai
menguasai cara untuk membuat membuat suatu larutan dan cara pengenceran
yang baik.

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan langkah-langkah penting dalam


pembuatan larutan yang berhasil. Pada makalah ini, akan dibahas mengenai
pemilihan pelarut yang tepat, pengukuran volume yang akurat, cara melarutkan
zat terlarut dengan baik, dan langkah-langkah penyimpanan larutan yang tepat.
Makalah ini juga akan memberikan pemahaman yang baik tentang teknik
pembuatan larutan yang benar dan pentingnya pembuatan larutan yang akurat dan
konsisten dalam bidang kimia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah


penting sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengetahui pembuatan larutan yang baik ?

2. Bagaimana cara menyatakan konsentrasi suatu larutan?

C. . Tujuan
Akhir percobaan ini mahasiswa diharapkan :
1. Mempelajari cara pembuatan larutan yang baik
2. Menyatakan konsentrasi suatu larutan
D. Manfaat

Adapaun manfaat percobaan ini , yaitu :

1.Mahasiswa terampil dama membuat larutan yang baik

2. Mahasiswa mampu menyatakan konsentrasi suatu larutan


BAB II
PEMBAHASAN
A. Larutan

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat
yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat
bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah
larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut.
Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute.
Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana
solute terlarut. Faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain adalah
tekanan, sifat zat, suhu, dan luas permukaan.

Semua gas pada umumnya dapat bercampur dengan sesamanya (misibel).


Karena itu semua campuran gas adalah larutan. Meskipun demikian campuran
fase gas jarak pisah antara molekulnya relatif jauh. Sehingga tidak dapat saling
tarik menarik secara efektif.larutan dapat berfase padat. berfase padat.
Kemampuan Kemampuan membentuk membentuk larutan larutan padat sering
terdapat sering terdapat pada logam d logam dan larutan larutan tertentu dimana
atom terlarut mengerahkan beberapa atom pelarut dalam larutan padat lain.
Pembentukan larutan padat ini terjadi apabila atom terlarut cukup kecil untuk
memasuki lubang-lubang dan diantara atom pelarut.

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air
yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena,
minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak
disebutkan pelarutnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut,


efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-
lain. Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu:
a. Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan,
temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat
kimia yang bersangkutan akan turun.
b. Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari
campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang
bersangkutan akan naik.

B. Konsentrasi Larutan

Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan


konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah
pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah
volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan
konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta
ditambah dengan persen massa dan persen volume.

Banyak cara menentukan konsentrasi larutan yang semuanya menyatakan


kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut atau larutan. Dengan demikian,
setiap sistem konsentrasi harus menyatakan hal-hal sebagai berikut :

a. Satuan yang digunakan untuk zat terlarut

b. Kuantitas kedua dapat berupa pelarut atau larutan keseluruhan

c. Satuan yang digunakan untuk kuantitas kedua konsentrasi.

Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu yang harus diperhatikan:


1. Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan, berapa
volume atau massa larutan yang akan dibuat.

2. Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui
dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum
dan sesudah pengenceran adalah sama, dan memenuhi persamaan :

M 1 V 1= M 2 V 2

M 1: Konsentrasi larutan sebelum diencerkan

V 1 : Volume larutan atau massa sebelum diencerkan

M 2 : Konsentrasi larutan setelah diencerkan

V 2 : Volume larutan atau massa setelah diencerkan

Konsentrasi dapat dinyatakan dengan beberapa cara, yaitu :

1. Molaritas

Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Dimensi
molaritasa ialah mol/L, disingkat M dan diucapkan molar. Larutan yang
mengandung 1 mol zat terlarut dalam 1 liter larutan disebut 1 molar dan ditulis
1 M.

Rumus Molaritas
Ket :
n
M= M : Molaritas
V
n : mol
V : Volume dalam larutan
atau

Ket :
M=
g 1000
x g : massa zat terlarut
Mr V
Mr : Massa relatif zat terlarut

V : Volume (mL)
Molaritas ialah cara yang paling lazim untuk menyatakan komposisi larutan.
Untuk pengukur pengukur yang cermat cara ini kurang menguntungkan
menguntungkan karena sedikit sedikit ketergantungan ketergantungan
padasuhu. Jika larutan dipanaskan atau didinginkan, volume berubah
sedangkan mol akan volume berubah sedangkan mol akan tetap sehingga
molaritas akan berubah.

2. Molalitas

Molalitas adalah jumlah zat terlarut pada tiap kilogram pelarut, dalam molalitas
tidak ada volume, namun massa yang tidak berpengaruh pada suhu.

Rumus Molalitas

n Ket : m : molalitas
m=
P
n : mol

P : massa pelarut (kg)

atau

g 1000 Ket : m : molalitas


m = Mr x P
Mr : massa relatif zat terlarut

P : massa pelarut (kg)

3. Normalitas

Normalitas menyatakan menyatakan jumlah garam ekuivelen ekuivelen zat


terlarut terlarut dalam 1 liter larutan. Satuannya dilambangkan dengan N dan
disebut normal.

Rumus Normalitas

g rek atau 1000 g


N= N = V x Mr x valensi
V
4. Persen Massa

Persen massa atau sring disebut persen berat per berat (% b/b), menyatakan
jumlah massa zat terlarut dalam 100 bagian massa larutan.

Rumus Persen Massa

massa zat terlarut


% massa = x 100 %
massa larutan

5. Persen Volume

Persen volume atau persen volum per volum (% V/V) menyatakan jumlah zat
terlarut dalam 100 bagian volume larutan.
Rumus Persen Massa

Volume zat terlarut


% Volume = x 100 %
Volume larutan

6. ppm

ppm (part per million) million) menyatakan menyatakan jumlah bagian


komponen komponen dalam sejuta bagian campuran.
Rumus ppm

massa zat terlarut (komponen)


ppm massa = x 100 %
massa larutan(campuran)

massa zat terlarut (komponen)


ppm volume = x 100 %
massa larutan(campuran)

7. Fraksi mol

Fraksi mol menyatakan perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol
seluruh larutan (mol terlarut + mol pelarut).

Rumus Fraksi mol

A
nA
X =
n A + nB
C. Komponen Larutan

Suatu larutan terdiri atas dari dua komponen yang penting. Biasanya salah
satu komponen yang mengandung jumlah zat yang lebih banyak disebut pelarut
(solvent). Pelarut dipandang sebagai pembawa atau medium zat terlarut yang
dapat berperan serta dalam reaksi kimia.Kemudian, komponen lainnya yang
mengandung zat yang lebih sedikit disebut terlarut (solute). Kedua komponen
dalam larutan dapat sebagai pelarut atau terlarut tergantung pada komposisinya.
Larutan dibagi menjadi tiga jenis yaitu :

a.Larutan tak jenuh, yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang
dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan
yang partikel-partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa
melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion <
Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut).

b. Larutan jenuh, yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah mengandung


sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangan dengan solut
padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel - partikelnya tepat habis
bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal konsentrasi maksimal
Larutan jenuh terjadi apabila hasil hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan
tepat jenuh.

c. Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh), yaitu suatu larutan yang mengandung
lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan
kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi
endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp
berarti larutan lewat jenuh (mengendap).

Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2,


yaitu:
a. Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute
dibanding solvent.

b. Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent.

D. Pembuatan Larutan

Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi)


dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh agar diperoleh volume akhir
yang lebih yang besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan,
kadang-kadang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal
ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini
dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke
dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat
pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di
dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit.

E. Prinsip Kelarutan

Dua senyawa dapat bercampur (micible) lebih mudah bila gaya tarik antar
molekul terlarut dan pelarut semakin besar. Besarnya gaya tarik ini ditentukan
oleh jenis ikatan pada masing-masing molekul. Bila gaya tarik antara molekulnya
termasuk dalam kelompok yang masa (misalnya air dan etanol), maka keduanya
akan saling melarutkan. Sedangkan bila kekuatan gaya tarik antara molekulnya
berbeda jenis

Dalam ilmu kimia dikenal suatu ungkapan “ Like Dissolves Like” yaitu
jika molekul terlarut dalam pelarut mirip, maka akan mudah bercampur. Secara
umum, terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa non polar, dan senyawa
kovalen polar atau senyawa ion larut ke dalam pelarut polar. Dengan kata lain
“sejenis melarutkan sejenis” dimana sejenis disini menunjukkan persamaan dalam
hal kekuatan gaya tarik antara molekulnya. (misalnya air dan heksana), maka
tidak akan saling melarutkan.
F. Langkah langkah Pembuatan Larutan

1. Tentukan Tujuan Larutan: Tentukan tujuan dari pembuatan larutan,


misalnya untuk mengencerkan sampel, menyiapkan standar kalibrasi, atau
digunakan dalam eksperimen tertentu. Tujuan ini akan mempengaruhi
konsentrasi dan volume larutan yang dibuat.

2. Persiapan Bahan Kimia: Periksa kualitas dan kemurnian bahan kimia yang
akan digunakan dalam larutan. Pastikan tanggal kedaluwarsa bahan kimia
masih berlaku. Jika perlu, bahan kimia harus dibersihkan atau digiling
untuk memastikan kehomogenan.

3. Pilih Pelarut yang Sesuai: Pilih pelarut yang tepat untuk zat terlarut yang
akan dilarutkan. Pelarut dapat berupa air, pelarut organik, atau pelarut
lainnya tergantung pada kelarutan zat terlarut. Pastikan pelarut yang
digunakan kompatibel dengan zat terlarut dan memiliki kelarutan yang
baik.

4. Ukur Volume Pelarut: Gunakan alat ukur yang akurat, seperti buret, pipet
volumetrik, atau gelas ukur, untuk mengukur volume pelarut yang
diperlukan. Pastikan alat ukur telah dikalibrasi dengan benar sebelum
digunakan. Perhatikan pengukuran volume dengan teliti untuk
mendapatkan konsentrasi larutan yang akurat.

5. Melarutkan Zat Terlarut: Tambahkan zat terlarut ke dalam pelarut secara


perlahan. Aduk larutan secara konsisten untuk memastikan zat terlarut
terdispersi dan terlarut dengan baik. Jika diperlukan, gunakan pemanasan
atau pengadukan tambahan untuk meningkatkan kelarutan zat terlarut.
6. Validasi Larutan: Setelah melarutkan zat terlarut, validasi larutan dengan
melakukan pengukuran konsentrasi menggunakan metode analisis yang
sesuai. Pastikan konsentrasi larutan sesuai dengan yang diinginkan. Jika
tidak, lakukan penyesuaian dengan menambahkan lebih banyak zat terlarut
atau pelarut.

7. Label dan Penyimpanan Larutan: Beri label pada botol atau wadah larutan
yang jelas dan informatif, termasuk nama larutan, konsentrasi, tanggal
pembuatan, dan penggunaan khusus (jika ada). Simpan larutan dalam
wadah yang sesuai dan aman, dengan memperhatikan persyaratan
penyimpanan yang dianjurkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

 Untuk membuat larutan dari bahan cair dan padat dilakukan dengan cara
mencampurkan bahan cair dan padat ke dalam gelas kimia, kemudian
diaduk
 Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute kurang yang
diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Sedangkan larutan jenuh yaitu
suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan
mengadakan kesetimbangan dengan solute padatnya
 Konsentrasi dapat dinyatakan dengan bebecara cara antara lain molaritas,
molalitas, normalitas, persen berat dan volum, ppm dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Chang.R.(2004).Kimia Dasar Edisi I Jilid 1.Jakarta:Erlangga

Khopkar.S.M.(1990).Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta:Universitas Indonesia

Tim Dosen Kimia.(2022).Buku Penuntuk Kimia Dasar.Makassar:Laboratorium


Kimia Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Makassar

Anda mungkin juga menyukai