PEMBUATAN LARUTAN
Disusun Oleh :
NIM : 220106502004
JURUSAN KIMIA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga bisa menyelesaikan makalah tentang
“PembuatanLarutan”.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, penulis dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca
agar dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kegiatan yang dilakukan dilaboratorium yaitu pembuatan
larutan. Kegiatan ini termasukkegiatan yang hampir selalu dilakukan di
laboratorium. Untuk menyatakan kepekatan atau konsentrasi suatu larutan dapat
dilakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya.
B. Rumusan Masalah
C. . Tujuan
Akhir percobaan ini mahasiswa diharapkan :
1. Mempelajari cara pembuatan larutan yang baik
2. Menyatakan konsentrasi suatu larutan
D. Manfaat
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat
yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat
bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah
larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut.
Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute.
Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana
solute terlarut. Faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain adalah
tekanan, sifat zat, suhu, dan luas permukaan.
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air
yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena,
minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak
disebutkan pelarutnya.
B. Konsentrasi Larutan
2. Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui
dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum
dan sesudah pengenceran adalah sama, dan memenuhi persamaan :
M 1 V 1= M 2 V 2
1. Molaritas
Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Dimensi
molaritasa ialah mol/L, disingkat M dan diucapkan molar. Larutan yang
mengandung 1 mol zat terlarut dalam 1 liter larutan disebut 1 molar dan ditulis
1 M.
Rumus Molaritas
Ket :
n
M= M : Molaritas
V
n : mol
V : Volume dalam larutan
atau
Ket :
M=
g 1000
x g : massa zat terlarut
Mr V
Mr : Massa relatif zat terlarut
V : Volume (mL)
Molaritas ialah cara yang paling lazim untuk menyatakan komposisi larutan.
Untuk pengukur pengukur yang cermat cara ini kurang menguntungkan
menguntungkan karena sedikit sedikit ketergantungan ketergantungan
padasuhu. Jika larutan dipanaskan atau didinginkan, volume berubah
sedangkan mol akan volume berubah sedangkan mol akan tetap sehingga
molaritas akan berubah.
2. Molalitas
Molalitas adalah jumlah zat terlarut pada tiap kilogram pelarut, dalam molalitas
tidak ada volume, namun massa yang tidak berpengaruh pada suhu.
Rumus Molalitas
n Ket : m : molalitas
m=
P
n : mol
atau
3. Normalitas
Rumus Normalitas
Persen massa atau sring disebut persen berat per berat (% b/b), menyatakan
jumlah massa zat terlarut dalam 100 bagian massa larutan.
5. Persen Volume
Persen volume atau persen volum per volum (% V/V) menyatakan jumlah zat
terlarut dalam 100 bagian volume larutan.
Rumus Persen Massa
6. ppm
7. Fraksi mol
Fraksi mol menyatakan perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol
seluruh larutan (mol terlarut + mol pelarut).
A
nA
X =
n A + nB
C. Komponen Larutan
Suatu larutan terdiri atas dari dua komponen yang penting. Biasanya salah
satu komponen yang mengandung jumlah zat yang lebih banyak disebut pelarut
(solvent). Pelarut dipandang sebagai pembawa atau medium zat terlarut yang
dapat berperan serta dalam reaksi kimia.Kemudian, komponen lainnya yang
mengandung zat yang lebih sedikit disebut terlarut (solute). Kedua komponen
dalam larutan dapat sebagai pelarut atau terlarut tergantung pada komposisinya.
Larutan dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
a.Larutan tak jenuh, yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang
dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan
yang partikel-partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa
melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion <
Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut).
c. Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh), yaitu suatu larutan yang mengandung
lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan
kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi
endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp
berarti larutan lewat jenuh (mengendap).
b. Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent.
D. Pembuatan Larutan
E. Prinsip Kelarutan
Dua senyawa dapat bercampur (micible) lebih mudah bila gaya tarik antar
molekul terlarut dan pelarut semakin besar. Besarnya gaya tarik ini ditentukan
oleh jenis ikatan pada masing-masing molekul. Bila gaya tarik antara molekulnya
termasuk dalam kelompok yang masa (misalnya air dan etanol), maka keduanya
akan saling melarutkan. Sedangkan bila kekuatan gaya tarik antara molekulnya
berbeda jenis
Dalam ilmu kimia dikenal suatu ungkapan “ Like Dissolves Like” yaitu
jika molekul terlarut dalam pelarut mirip, maka akan mudah bercampur. Secara
umum, terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa non polar, dan senyawa
kovalen polar atau senyawa ion larut ke dalam pelarut polar. Dengan kata lain
“sejenis melarutkan sejenis” dimana sejenis disini menunjukkan persamaan dalam
hal kekuatan gaya tarik antara molekulnya. (misalnya air dan heksana), maka
tidak akan saling melarutkan.
F. Langkah langkah Pembuatan Larutan
2. Persiapan Bahan Kimia: Periksa kualitas dan kemurnian bahan kimia yang
akan digunakan dalam larutan. Pastikan tanggal kedaluwarsa bahan kimia
masih berlaku. Jika perlu, bahan kimia harus dibersihkan atau digiling
untuk memastikan kehomogenan.
3. Pilih Pelarut yang Sesuai: Pilih pelarut yang tepat untuk zat terlarut yang
akan dilarutkan. Pelarut dapat berupa air, pelarut organik, atau pelarut
lainnya tergantung pada kelarutan zat terlarut. Pastikan pelarut yang
digunakan kompatibel dengan zat terlarut dan memiliki kelarutan yang
baik.
4. Ukur Volume Pelarut: Gunakan alat ukur yang akurat, seperti buret, pipet
volumetrik, atau gelas ukur, untuk mengukur volume pelarut yang
diperlukan. Pastikan alat ukur telah dikalibrasi dengan benar sebelum
digunakan. Perhatikan pengukuran volume dengan teliti untuk
mendapatkan konsentrasi larutan yang akurat.
7. Label dan Penyimpanan Larutan: Beri label pada botol atau wadah larutan
yang jelas dan informatif, termasuk nama larutan, konsentrasi, tanggal
pembuatan, dan penggunaan khusus (jika ada). Simpan larutan dalam
wadah yang sesuai dan aman, dengan memperhatikan persyaratan
penyimpanan yang dianjurkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk membuat larutan dari bahan cair dan padat dilakukan dengan cara
mencampurkan bahan cair dan padat ke dalam gelas kimia, kemudian
diaduk
Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute kurang yang
diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Sedangkan larutan jenuh yaitu
suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan
mengadakan kesetimbangan dengan solute padatnya
Konsentrasi dapat dinyatakan dengan bebecara cara antara lain molaritas,
molalitas, normalitas, persen berat dan volum, ppm dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA