Anda di halaman 1dari 14

A.

Gangguan Sistem Reproduksi Wanita


1.Dismenore
Dismenore adalah rasa nyeri pada saat haid tanpa tanda-tanda infeksi, disebabkan sekresi prostaglandin
yang berlebihan sehingga merangsang kontraksi otot polos miometrium dan konstriksi (penyempitan)
pembuluh darah uterus.

Dismenore merupakan salah satu masalah terkait haid yang paling umum dikeluhkan.
Gejala : Kram atau nyeri di perut bagian bawah yang bisa menyebar sampai ke punggung bawah, dan
paha bagian dalam
Nyeri haid muncul 1–2 hari sebelum menstruasi atau di awal-awal menstruasi

Rasa sakit terasa intens atau konstan


Bagi beberapa wanita, mereka juga mengalami beberapa gejala lain yang muncul bersamaan sebelum
atau saat siklus menstruasi datang. Berikut gejala penyerta lainnya yang sering dikeluhkan wanita ketika
menstruasi:
Perut kembung
Diare
Mual dan muntah
Teknologi : menjalani terapi TENS (transcutaneous electrical nerve stimulation). TENS dilakukan dengan
mengalirkan arus listrik ringan ke saraf di area panggul, untuk menghalangi sinyal rasa sakit.

Terapi TENS dilakukan dengan mesin berukuran kecil yang disebut TENS unit..
2.Kanker Payudara
Kanker payudara adalah kanker yang terbentuk di jaringan payudara. Kanker payudara terjadi ketika
sel-sel pada jaringan yang ada di payudara tumbuh tidak terkendali dan mengambil alih jaringan
payudara yang sehat dan sekitarnya.

Dipengaruhi oleh faktor genetik, hormon, dan lingkungan. Umumnya diderita oleh wanita berusia 45-64.
Kanker payudara terbagi dalam banyak jenis, empat di antaranya yang sering terjadi adalah:
a. Ductal carcinoma in situ
Ductal carcinoma in situ (DCIS) tumbuh di saluran air susu tetapi tidak menyebar ke jaringan sekitarnya.
DCIS termasuk kanker stadium awal yang mudah diobati. Namun, DCIS bisa menyebar ke jaringan di
sekitarnya jika tidak segera ditangani.
b. Lobular carcinoma in situ
Lobular carcinoma in situ (LCIS) adalah kanker yang tumbuh di kelenjar penghasil air susu. Sama seperti
ductal carcinoma in situ, jenis kanker ini tidak menyebar ke jaringan sekitarnya. Akan tetapi, LCIS di
salah satu payudara dapat meningkatkan risiko terbentuknya kanker di kedua payudara.
c. Invasive ductal carcinoma
Invasive ductal carcinoma (IDC) tumbuh di duktus dan bisa menyebar ke jaringan sekitarnya, bahkan
bisa menyebar ke area tubuh yang lain. IDC terjadi pada 70–80% kasus kanker payudara.
d. Invasive lobular carcinoma
Invasive lobular carcinoma (ILC) adalah kanker yang awalnya tumbuh di kelenjar air susu, tapi kemudian
menyebar ke jaringan di sekitarnya. Kanker jenis ini juga bisa menyebar melalui darah dan saluran getah
bening menuju ke bagian tubuh lain. ILC terjadi pada 10% kasus kanker payudara.
Gejala : Kanker payudara seringkali sulit terdeteksi di tahap awal karena ukurannya yang kecil. Benjolan
baru dapat teraba jika ukurannya cukup besar. Meski demikian, tidak semua benjolan di payudara berarti
kanker. Oleh karena itu, pemeriksaan penting dilakukan guna memastikan apakah benjolan tersebut
kanker atau bukan.

Belum diketahui apa yang menyebabkan sel kanker tumbuh di payudara. Tetapi, ada sejumlah faktor
yang bisa membuat seseorang berisiko terkena penyakit ini, di antaranya memiliki berat badan berlebih,
menstruasi terlalu muda, dan memiliki kebiasaan merokok.
Teknologi : Kemoterapi merupakan salah satu jenis pengobatan yang digunakan untuk menghancurkan
sel kanker yang berbahaya bagi tubuh. Cara kerjanya adalah dengan menghentikan atau menghambat
pertumbuhan sel kanker yang berkembang dan membelah diri dengan cepat.

Kemoterapi bekerja dengan cara menyebabkan sel-sel kanker menjalani semacam bunuh diri paksa, yang
disebut dengan apoptosis. Efek samping kemoterapi biasanya terjadi karena obat-obatan ini tidak mampu
memilah dengan baik mana jaringan kanker dan mana jaringan sehat.
3.Amenore Primer
Amenorrhea primer, yaitu kondisi yang terjadi pada wanita berusia 14–16 tahun yang tidak kunjung
mengalami menstruasi walaupun sudah menunjukkan tanda-tanda pubertas.
Amenorrhea bisa disebabkan oleh beragam kondisi, mulai dari gangguan pada organ reproduksi, tumor
pada kelenjar ptiuitari, hingga gangguan hormonal.
Gejala : Selain tidak mengalami haid, amenorrhea juga dapat disertai dengan beberapa gejala lain
tergantung dari penyebab yang mendasari terjadinya amenorrhea.

Jika disebabkan oleh gangguan hormonal, bisa muncul keluhan tambahan, seperti tumbuhnya rambut
yang berlebihan, perubahan suara menjadi lebih berat, timbulnya jerawat,atau rambut rontok.
Teknologi : Terapi penggantian hormon untuk mengatasi amenorrhea akan disesuaikan dengan
penyebab yang mendasarinya. Beberapa jenis terapi hormon yang bisa diberikan adalah:

 Terapi pengganti hormon estrogen (ERT), untuk amenorrhea yang disebabkan oleh
insufisiensi ovarium primer, terapi ini akan diimbangi dengan pemberian progestin atau
hormon progesterone untu mengurangi risiko terjadinya kanker rahim
 Terapi pengurangan hormon androgen, untuk amenorrhea yang disebabkan oleh sindrom
ovarium polikistik (PCOS)
4.Kanker Serviks
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Umumnya, kanker serviks tidak
menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar. Dalam
banyak kasus, kanker serviks terkait dengan infeksi menular seksual.
Kanker serviks terjadi ketika sel-sel yang sehat mengalami perubahan atau mutasi genetik. Mutasi
genetik ini mengubah sel yang normal menjadi abnormal, kemudian berkembang secara tidak terkendali
dan membentuk sel kanker. Walau demikian, hingga saat ini belum diketahui apa yang menyebabkan
perubahan pada gen tersebut.
Gejala : Pada kondisi tersebut, gejala yang muncul bisa berupa:
 Perdarahan melalui vagina di luar masa menstruasi, setelah berhubungan intim, atau
setelah menopause.
 Keluar cairan berbau tidak sedap dari vagina, yang kadang bercampur darah.
 Timbul rasa sakit tiap berhubungan seksual.
 Nyeri panggul.

Bila kanker semakin menyebar ke jaringan di sekitarnya, beberapa gejala lain yang dapat muncul
meliputi:
 Diare.
 Kejang.
 Kehilangan selera makan.
 Penurunan berat badan..
 Terdapat darah dalam urine (hematuria).
Teknologi : Histerektomi adalah bedah untuk mengangkat rahim (uterus) dan leher rahim (serviks).
Pengangkatan sel kanker dapat dilakukan melalui sayatan di perut (abdominal hysterectomy), atau
dengan laparoskopi (laparoscopic hysterectomy). Selain dua metode tersebut, kanker juga bisa diangkat
melalui vagina (vaginal hysterectomy).

Histerektomi adalah prosedur medis untuk mengangkat rahim wanita. Artinya, wanita yang melakukan
prosedur ini tidak bisa lagi hamil. Ada beberapa kondisi yang mengharuskan seorang wanita menjalani
prosedur histerektomi.
5.Mioma Uterus (uterine myoma)
Mioma Uterus (uterine myoma) adalah tumor jinak berupa daging yang tumbuh pada dinding rahim. Mioma
merupakan suatu pertumbuhan massa atau daging di dalam rahim atau di luar rahim yang tidak bersifat ganas.
Mioma berasal dari sel otot polos yang terdapat di rahim dan pada beberapa kasus juga berasal dari otot polos
pembuluh darah rahim. Jumlah dan ukuran mioma bervariasi, terkadang ditemukan satu atau lebih dari satu. Pada
umumnya, mioma terletak di dinding rahim dan bentuknya menonjol ke rongga endometrium atau
permukaan rahim.

Penyebab pasti terjadinya mioma masih belum diketahui hingga saat ini. Meski begitu, pertumbuhan
mioma sangat erat kaitannya dengan produksi hormon estrogen.
Gejala : Umumnya, mioma tidak menimbulkan gejala yang disadari pengidapnya. Beberapa gejala umum yang
dapat dirasakan, antara lain:

 Perut terasa penuh dan membesar.


 Gangguan berkemih akibat ukuran mioma yang menekan saluran kemih.
 Keluarya mioma melalui leher rahim yang umumnya disertai nyeri hebat, sehingga
menyebabkan luka dan terjadinya infeksi sekunder.
 Menstruasi dalam jumlah banyak

 Konstipasi akibat mioma menekan bagian bawah usus besar.


 Nyeri panggul berkepanjangan dan tak kunjung sembuh, yang dapat dirasakan saat
menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau saat terjadi penekanan pada panggul.
 Penimbunan cairan di rongga perut.
Teknologi : USG (Ultrasonografi) merupakan teknik menampilkan gambar atau citra dari kondisi bagian
dalam tubuh. Alat medis ini memanfaatkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi untuk mengambil
gambar tubuh bagian dalam. Misalnya, organ tubuh, jaringan lunak,ukuran tubuh bayi,dan jenis kelamin
bayi dalam rahim ibu.
USG ini digunakan agar tim medis mendapatkan ketepatan dalam mendiagnosis penyakit. Dengan kata
lain, USG merupakan pemeriksaan penunjang untuk membantu dokter mengidentifikasi penyebab penyakit
pada seseorang.

Pemeriksaan fisik dan USG, yang harus diulangi setiap 6-8 minggu untuk mengawasi pertumbuhan mioma,
baik ukuran maupun jumlah. Jika pertumbuhan stabil, pengidap diobservasi setiap 3-4 bulan.
Prosedur miomektomi, yaitu prosedur pembedahan untuk mengangkat mioma. Prosedur ini
dipertimbangkan apabila seorang wanita masih berusia muda dan masih ingin memiliki anak lagi.
Kemungkinan mioma untuk tumbuh lagi setelah miomektomi berkisar 20-25 persen. Setelah operasi,
pengidap disarankan menunda kehamilan selama 4-6 bulan, karena rahim masih dalam keadaan rapuh.

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengangkat fibroid uteri yang menyebabkan tanda dan gejala
serius. Di antaranya adalah pendarahan hebat saat menstruasi dan rasa nyeri saat berhubungan seksual.
Karena struktur fisik dari uterus pada umumnya rusak akibat pertumbuhan tumor jinak ini, prosedur ini
juga digunakan untuk rekonstruksi organ. Tujuannya agar uterus kembali utuh dan senormal sehingga
tidak memengaruhi kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak. Inilah perbedaan antara
miomektomi dan histerektomi, pembedahan untuk mengangkat seluruh uterus.
B.Gangguan Reproduksi Laki – Laki
1. Ginekomastia
Ginekomastia adalah kondisi ketika jaringan kelenjar payudara laki-laki membesar. Pembesaran ini dapat
terjadi pada salah satu atau kedua payudara, dan dapat dikenali dengan payudara terlihat lebih
menonjol, terasa kenyal, tetapi tidak menimbulkan rasa sakit.

Ginekomastia disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon estrogen dan hormon testosteron. Estrogen
merupakan hormon yang mengatur karakter seks wanita, seperti pertumbuhan payudara, sedangkan
testosteron adalah hormon yang mengatur karakter seks pria, seperti pertumbuhan otot dan rambut di
tubuh.
Gejala : Gejala utama ginekomastia adalah payudara yang berukuran lebih besar dari ukuran payudara pria pada
umumnya. Pembesaran ini umumnya terjadi di kedua payudara, tetapi dapat juga terjadi hanya di satu payudara.
Ukuran pembesaran juga dapat berbeda-beda pada masing-masing payudara.

Selain payudara terlihat lebih besar atau menonjol, ginekomastia juga dapat ditandai dengan payudara
terasa kenyal atau kencang dan dapat menjadi lebih sensitif terhadap sentuhan, tetapi umumnya tidak
terasa sakit.
Teknologi ; Sedot lemak atau liposuction adalah prosedur bedah untuk menghilangkan lemak tubuh yang
tidak diinginkan.

Penanganan ginekomastia yang dianggap dapat mengganggu penampilan pengidap adalah


prosedur liposuction. Liposuction akan mengangkat lemak yang terdapat pada jaringan payudara.
2.Kanker Penis
Kanker penis adalah salah satu jenis penyakit kanker yang terjadi pada kulit dan jaringan penis. Kondisi
ini terjadi ketika sel-sel yang terdapat di penis berkembang secara tidak terkendali.

Biasanya terjadi pada pria yang tidak dikhitan sehingga terjadi penimbunan sekresi kental di bawah
prepusium .Hal tersebut meningkatkan risiko infeksi menular seksual.
Gejala : Gejala kanker penis umumnya adalah pertumbuhan yang terlihat seperti kutil ditemukan pada permukaan
kulit penis. Menyebar ke pembuluh getah bening atau pembuluh darah. Kulit bisa berubah warna menjadi lebih
tebal.
Adanya suatu ulkus (luka) atau benjolan di penis juga dapat ditemukan pada pengidap. Gejala lainnya
adalah luka pada penis, luka terbuka pada penis dan nyeri penis serta perdarahan pada penis (pada
stadium lanjut).
Pengobatan : Bila kanker yang ditemukan adalah jenis karsinoma in situ, maka pengobatannya berupa
penggunaan krim kemoterapi atau operasi laser untuk mengangkat area kulit yang memiliki sel abnormal.
Kemudian, cangkok kulit akan dilakukan setelah operasi.

Sementara kanker pada organ intim yang sudah memasuki stadium lanjut, pengobatan kanker penis yang
dijalani adalah:
 Operasi pengangkatan sel kanker dan operasi rekonstruksi. Kulit dan otot dapat diambil
dari tempat lain di tubuh untuk menciptakan kembali penis yang berfungsi.
 Radioterapi, yakni terapi radiasi untuk mematikan sel kanker pada penis.
 Kemoterapi, yaitu pengobatan mengandalkan obat untuk pembunuh kanker,
seperti cisplatin, fluorouracil, paclitaxel (Taxol®), ifosfamide (Ifex®), mitomycin,
dan capecitabine (Xeloda®).
3.Hipogonodisme
Hipogonadisme adalah suatu kondisi ketika hormon seksual yang dihasilkan oleh kelenjar seksual (pada
pria disebut testis dan pada wanita disebut ovarium) berada di bawah jumlah normal.

Hormon seksual memiliki fungsi untuk mengatur karakteristik seksual sekunder, di antaranya produksi
sperma dan perkembangan testis pada pria.
Gejala : Gejala hipogonadisme tergantung pada jenis kelamin penderitanya. Pada pria, gejala yang muncul di
antaranya adalah:

 Kehilangan rambut di tubuh.


 Payudara membesar.
 Kehilangan massa otot.

 Impotensi.
 Pertumbuhan penis dan testis terhambat.
 Kehilangan gairah seksual.
 Kesulitan konsentrasi.
 Mandul.
Pengobatan ; Pada pasien pria, penanganan hipogonadisme umumnya dilakukan untuk menutupi kekurangan
hormon testosteron, melalui terapi penggantian testosteron (TRT) atau pemberian preparat hormon androgen,
seperti mesterolone.

TRT dilakukan dengan pemberian testosteron buatan, yang umumnya dalam bentuk:

 Gel. Gel bisa dioleskan di lengan atas, bahu, paha, atau ketiak. Pastikan gel sudah
terserap jika pasien hendak mandi.
 Suntik. TRT akan disuntikkan pada otot.
 Tablet. TRT tablet akan membuat testosteron terserap ke aliran darah melalui saluran
pencernaan.
4.Kriptorkidisme
Kriptokidisme adalah kondisi kelainan kongenital pada bayi laki-laki di mana salah satu atau kedua testis
tidak turun kedalam skrotum. Testis terbentuk di dalam rongga perut selama masa perkembangan janin.
Dalam beberapa bulan terakhir perkembangan janin normal, testis secara perlahan akan turun dari
rongga perut melalui lorong seperti tabung di lipat paha yang disebut saluran inguinal (inguinal canal)
menuju skrotum.

Penyebab pasti tidak turunnya testis ini masih belum diketahui. Kombinasi beberapa faktor, antara lain
genetik, kesehatan ibu selama mengandung, dan faktor lingkungan janin dalam rahim ibu dapat
mengganggu hormon, perubahan fisik, dan aktivitas saraf yang mempengaruhi perkembangan testis
sehingga penurunan testis tertunda atau terhenti.
Gejala : Kriptorkismus jarang menyebabkan gejala pada bayi. Tanda utama dari Kriptorkismus adalah
tidak melihat adanya testis, seperti skrotum terlihat kosong atau tidak terabanya testis dalam skrotum
bayi.
Pengobatan : Testis yang tidak turun pada umumnya akan turun sendiri ke dalam skrotum saat usia
bayi 4 bulan, tapi apabila lebih dari umur tersebut testis belum turun juga kemungkinan besar testis tidak
akan turun,
Operasi atau Pembedahan yang dilakukan dengan cara memindahkan testis secara hati-hati dari rongga
perut ke dalam skrotum dan menjahitnya pada tempatnya. Prosedur ini dikenal dengan orchiopexy.
Prosedur ini dapat dilakukan dengan laparoskopi, yaitu dengan memasukkan selang berkamera yang
dimasukkan ke dalam perut bayi melalui sayatan dinding perut, atau dengan operasi terbuka. Memang
prosedur operasi ini memiliki beberapa risiko untuk bayi tersebut seperti perdarahan, infeksi, jaringan
testis mengecil dan kemudian mati karena gangguan suplai darah, kerusakan jaringan sekitar skrotum
karena prosedur operasi seperti kerusakan pada uretra.
5.Prostatitis (Radang Kelenjar Prostat)
Prostatitis (Radang Kelenjar Prostat) adalah peradangan pada kelenjar prostat yang bisa terjadi tiba-
tiba (akut) atau berkembang secara bertahap dalam waktu yang lama (kronis). Prostatitis biasanya
ditandai dengan nyeri dan kesulitan buang air kecil.

Kelenjar prostat adalah organ pada sistem reproduksi pria yang berperan dalam proses produksi sperma.
Jika kelenjar prostat bengkak dan meradang, akan timbul nyeri di panggul dan nyeri saat buang air kecil
atau ejakulasi.
Gejala : Gejala prostatitis bisa ringan hingga berat, tergantung pada jenis prostatitisnya. Gejala yang dapat muncul
adalah:

 Demam
 Menggigil

 Aliran urine melemah


 Urine berbusa dan berbau tidak sedap
 Terdapat darah dalam urine atau sperma
 Terus-menerus merasa ingin buang air kecil atau malah sulit buang air kecil
Teknologi : Pada pasien prostatitis yang mengalami pembengkakan kelenjar prostat dan sulit buang air
kecil, dokter akan melakukan pemasangan kateter dari perut bagian bawah (suprapubic).

Kateter merupakan sebuah alat berupa tabung kecil yang fleksibel dan biasa digunakan pasien untuk
membantu mengosongkan kandung kemih. Pemasangan alat ini dilakukan khusus untuk pasien yang tidak
mampu buang air kecil sendiri dengan normal.

Al Insyirah Intan H
XI MIA 4

Anda mungkin juga menyukai