Anda di halaman 1dari 10

Mioma A.

Pengertian Mioma uteri adalah neoplasma jinak berasal dari otot uterus, yang dalam kepustakaan ginekologi juga terkenal dengan istilah-istilah fibrimioma uteri, leiomyoma uteri atau uterine fibroid. (Prawirohardjo,1996:281) Mioma uteri adalah tumor jinak uterus yang berbatas tegas yang terdiri dari otot polos dan jaringan fibrosa (Sylvia A.P, 1994:241) Mioma uteri terjadi pada 20-25% wanita yang tengah dalam masa subur atau usia reproduksi. Mioma ini lebih sering terjadi pada wanita berkulit hitam, yakni hingga menyentuh angka 50%. Penyebab pasti tumor ini masih belum jelas. Tumor ini tumbuh secara perlahan dan tidak diketahui oleh penderitanya. Tumor biasa diketahui setelah berusia akhir 30an dan 40 tahun.

B. Etiologi Faktor-faktor penyebab mioma uteri belum diketahui, namun ada 2 teori yang berpendapat: 1. Teori Stimulasi Berpendapat bahwa estrogen sebagai faktor etiologi, mengingat bahwa :

Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum monarche Mioma uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopause Hiperplasia endometriumsering ditemukan bersama dengan mioma uteri Mioma servikalis (terletak di dekat leher rahim)

2. Teori Cellnest atau genitoblas Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada cell nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus olehestrogen. (Prawirohardjo, 1996:282) Hormon estrogen bukan penyebab terjadinya mioma. Namun memang, tumor ini dapat tumbuh bila terkena estrogen. Hormon progesteron juga mengaktifkan proses perbanyakan

sel tumor ini. Mengapa dan bagaimana juga belum diketahui. Pada wanita yang sudah masuk ke dalam masa menopause, ukuran mioma akan berkurang. Pada wanita yang sudah masuk ke dalam masa menopause, ukuran mioma akan berkurang. Faktor-faktor lain yang juga berpengaruh adalah ketidakseimbangan emosi misal sering stres, daya tahan tubuh rendah, gaya hidup yang tidak seimbang, semua itu menyebabkan gangguan pada hormon dan kemungkinan timbul miom. Ukuran besar-kecilnya miom juga dipengaruhi oleh jumlah kalori pada tubuh karena timbunan kalori dalam tubuh mempengaruhi pertumbuhan miom. Makin gemuk seseorang, makin banyak timbunan kalorinya, dan membuat miom tumbuh cepat. Miom juga dapat terjadi karena adanya faktor bakat, yang kemudian dipicu oleh rangsanganrangsangan hormon (karena emosi tidak stabil), makan sembarangan dan berat badan yang berlebihan. Rangsangan-rangsangan tersebut yang membuat pertumbuhan miom lebih cepat. Namun pertumbuhan miom paling sedikit memerlukan waktu sekitar 8 tahun. Infeksi dan jamur di dalam rahim juga bisa menjadi perangsang pertumbuhan miom atau memungkinkan miom tumbuh kembali walaupun telah diangkat. Oleh karena itu kebersihan alat kelamin, berat badan tubuh, dan keseimbangan emosi harus dijaga agar miom tidak terangsang pertumbuhannya.

C. Jenis Mioma Uteri Berdasarkan posisi mioma uteri terdapat lapisan-lapisan uterus, dapat dibagi dalam 3 jenis : 1. Mioma Submukosa Tumbuhnya tepat di bawah endometrium. Paling sering menyebabkan perdarahan yang banyak, sehingga memerlukan histerektomi, wlaupun ukurannya kecil. Adanya mioma submukosa dapat dirasakan sebagai suatu curet bump (benjolan waktu kuret).

Kemungkinan terjadinya degenerasi sarcoma juga lebih besar pada jenis ini. Sering mempunyai tangkai yang panjang sehingga menonjol melalui cervix atau vagina, disebut mioma submucosa bertangkai yang dapat menimbulkan miomgeburt, sering mengalami nekrose atau ulcerasi. 2. Interstinal atau intramural Terletak pada miometrium. Kalau lebar atau multipel dapat menyebabkan pembesaran uterus dan berbenjol-benjol. 3. Subserosa atau subperitoneal Letaknya di bawah lapisan tunica serosa, kadang-kadang vena yang ada di bawah permukaan pecah dan menyebabkan perdarahan intra abdominal. Kadang-kadang mioma subserosa timbul di antara dua ligalatum, merupakan mioma intraligamenter, yang dapat menekan uterus dan A. Iliaca. Ada kalanya tumor ini mendapat vascularisasi yang lebih banyak dari omentum sehingga lambat laun terlepas dari uterus, disebut sebagai parasitic mioma. Mioma subserosa yang bertangkai dapat mengalami torsi. (Sastrawinata S:154)

D. Patofisiologi Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil di dalam miometrium dan lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium terdesak menyusun semacam pseudekapsula atau simpai semu yang mengelilingi tumor di dalam uterus mungkin terdapat satu mioma, akan tetapi mioma biasanya banyak. Jika ada satu mioma yang tumbuh intramural dalam korpus uteri maka korpus ini tampak bundar dan konstipasi padat. Bila terletak pada dinding depan uterus, uterus mioma dapat menonjol ke depan sehingga menekan dan mendorong kandung kencing ke atas sehingga sering menimbulkan keluhan miksi Tetapi masalah akan timbul jika terjadi: berkurangnya pemberian darah pada mioma uteri yang menyebabkan tumor membesar, sehingga menimbulkan rasa nyeri dan mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi jika terjadi perdarahan abnormal pada uterus yang berlebihan sehingga terjadi anemia. Anemia ini bisa mengakibatkan kelemahan fisik, kondisi tubuh lemah, sehingga kebutuhan perawatan diri tidak dapat terpenuhi. Selain itu dengan perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan seseorang mengalami kekurangan volume cairan. (Sastrawinata S: 151) Adakah cara untuk mencegah? Hingga saat ini, belum ada pernyataan dari ilmuwan mengenai hal-hal yang dapat mencegah mioma uteri. Namun Anda tidak perlu terlalu berkhawatir, bahwa penyakit ini tidaklah ganas

dan hanya sedikit yang memerlukan tindakan operasi. Mioma uteri adalah tumor yang tidak ganas dan ada kemungkinan sangat kecil (0,1-0,5%) untuk berubah menjadi ganas (leiomiosarkoma)

E. Gambaran Klinik Gejala dan tanda kasus mioma uteri secara kebetulan pada pemeriksaan pelvik uteri, penderita tidak mempunyai keluhan dan tidak sadar bahwa mereka mengandung satu tumor dalam uterus.

Gejala-gejala tergantung dari lokasi mioma uteri (cervikal, intramural,submucous) digolongkan sebagai berikut : 1. Perdarahan tidak normal Perdarahan ini serng bersifat hipermenore; mekanisme perdarahan ini tidak diketahui benar, akan tetapi faktor-faktor yang kiranya memegang peranan dalam hal ini adalah telah meluasnya permukaan endometrium dan gangguan dalam kontraktibilitas miometrium. 2. Rasa nyeri pada pinggang dan perut bagian bawah Dapat terjadi jika :

Mioma menyempitkan kanalis servikalis Mioma submukosum sedang dikeluarkan dari rongga rahim Adanya penyakit adneks, seperti adneksitis, salpingitis, ooforitis Terjadi degenerasi merah

3. Tanda-tanda penekanan Terdapat tanda-tanda penekanan tergantung dari besar dan lokasi mioma uteri. Tekanan bisa terjadi pada traktus urinarius, pada usus, dan pada pembuluh-pembuluh darah. Akibat tekanan terhadap kandung kencing ialah distorsi dengan gangguan miksi dan terhadap uretes bisa menyebabkan hidro uretre 4. Infertilitas dan abortus Infertilitas bisa terajdi jika mioma intramural menutup atau menekan pors interstisialis tubae; mioma submukosum memudahkan terjadinya abortus. (Prawirohardjo,1996: 288)

F. Penatalaksanaan 1. Pada mioma kecil dan tidak menimbulkan keluhan, tidak diberikan terapi hanya diobservasi tiap 3 6 bulan untuk menilai pembesarannya. Mioma akan lisut setelah menopause 2. Radioterapi 3. Pemberian GnRH agonis selama 6 minggu 4. Miomektomi dengan atau tanpa histerektomi bila uterus melebihi seperti kehamilan 12 14 minggu 5. Estrogen untuk pasien setelah menopause dan observasi setiap 6 minggu.

Pasien akan menjalani terapi yang bergantung pada usia, jumlah kelahiran, apakah pasien ingin hamil kembali, serta kesehatan secara umum. Wanita yang tidak tengah hamil dapat diberikan hormon GnRH untuk mengerutkan tumor. Tindakan bedah seperti pengangkatan otot rahim (miomektomi) atau keseluruhan rahim (histerektomi) dapat pula dilakukan. Tentunya tindakan bedah harus mempertimbangkan apakah penderita masih ingin hamil atau tidak. Jika miom tidak menyebabkan gejala, biasanya dokter akan menyarankan pendekatan wait and see, dengan pemeriksaan ulangan dilakukan secara rutin dan kadangkala membutuhkan pemeriksaan USG untuk melihat ukuran miom. Jika terdapat gejala-gejala, dokter mungkin menyarankan pengobatan berikut ini:

Terapi Obat Pil KB yang rendah estrogen digunakan untuk mengendalikan perdarahan haid yang berat. Tetapi obat ini tidak mengendalikan pertumbuhan miom. Obat lain yang disebut agonis GnRH (agonist Gonadothropin-releasing Hormone) dapat digunakan untuk menyusutkan miom dengan mengurangi jumlah estrogen dalam tubuh. Bentuk pengobatan ini bukan pemecahan masalah untuk jangka panjang, tetapi mungkin digunakan untuk persiapan pembedahan. Tetapi agonis GnRH menyebabkan gejalagejala nya menopause, misal gejolak panas si sekitar leher (hot flashes), perubahan emosi, pusing, vagina kering, dan keropos tulang. Jika dibutuhkan pengobatan jangka panjang, dokter akan menambah obat lain untuk mengurangi gejala-gejala menopause tersebut, tetapi miom dapat muncul kembali setelah pengobatan dihentikan.

Pembedahan Kadangkala diperlukan pembedahan untuk mengangkat miom. Salah satu pilihannya adalah miomektomi, yaitu tindakan pembedahan yang mana hanya miomnya saja yang diangkat dan rahim tetap dibiarkan. Ini merupakan pilihan yang paling sesuai untuk wanita yang masih ingin mempunyai anak. Pilihan pembedahan lain adalah histerektomi untuk mengangkat rahim. Histerektomi mempunyai laju komplikasi yang rendah dibanding miomektomi dan merupakan pemecahan masalah secara tuntas untuk miom rahim. Sedangkan dengan miomektomi, sekitar 10% kasus miom dapat muncul kembali. Beberapa tahun belakangan ini telah dikembangkan teknik pembedahan yang lebih tidak invasif, misal histeroskopi dan laparoskopi untuk menghilangkan miom. Pada tindakan ini digunakan alat teropong (teleskop) tipis dan panjang yang dilengkapi lampu dan kamera video untuk melihat daerah yang akan ditangani pada video monitor. Dengan laparoskopi, sebuah teleskop dimasukkan melalui tusukan kecil di bawah pusar dan peralatan khusus digunakan untuk menghilangkan miom. Dengan teknik-teknik ini akan cepat pulih dan hanya sedikit luka parut. Tetapi teknik ini merupakan pilihan bilamana ukuran miom masih kecil (5-6 cm). Bilamana miom cukup besar, terlebih dulu digunakan pengobatan agonis GnRH untuk menyusutkan miom, dengan penyuntikan setiap 4 minggu sekali ke dalam jaringan lemak di kulit dekat pusat. Setelah ukuran miom menyusut baru dilakukan tindakan laparoskopi.

Embolisasi miom rahim Tindakan tanpa pembedahan ini merupakan pilihan lain bagi beberapa wanita yang ingin menghindari pembedahan. Tindakan ini dirancang untuk menyusutkan miom dengan memotong persediaan darah yang ke arah miom. Pada tindakan ini, dokter Radiologis menggunakan gambar sinar-X untuk mengarahkan pipa tipis (kateter) pada tempatnya. Kemudian dokter memasukkan partikel kecil dari plastik atau gelatin melalui kateter untuk menyumbat aliran darah di dalam miom. Tanpa persediaan darah, miom akan menyusut dan hilang setelah beberapa waktu.

G. Komplikasi

1. Pertumbuhan Leiomiosarkoma Yaitu tumor yang tumbuh dari miometrium, dan merupakan 50 70 % dari semua sarkoma uteri. Ini timbul apabila suatu mioma uteri yang selama beberapa tahun tidak membesar, sekonyong-konyong menjadi besar, apalagi jika hal itu terjadi sesudah menopause. 2. Torsi (putaran tungkai) Ada kalanya tungkai pada mioma uteri subserosum mengalami putaran. Kalau proses ini terjadi mendadak, tumor akan mengalami gangguan sirkulasi akut dengan nekrosis jaringan, dan akan nampak gambaran klinik dari abdomen akut. 3. Nekrosis dan Infeksi Pada mioma submukosum, yang menjadi polip, ujung tumor kadang-kadang dapat melalui kanalis servikalis dan dilahirkan di vagina. Dalam hal ini ada kemungkinan gangguan sirkulasi dengan akibat nekrosis dan infeksi sekunder. (Prawiroharjo, 1996: 297)

Miom juga membuat sulit untuk hamil karena mengganggu kemampuan sel telur yang telah terbuahi untuk menyusuk (implantasi) pada dinding rahim. Kadangkala miom juga menyumbat saluran untuk melahirkan sehingga menimbulkan komplikasi pada saat kehamilan dan melahirkan. Pada kasus-kasus yang jarang terjadi, miom dapat tumbuh keluar dari rahim pada stalklikeprojection. Jika miom memilin pada stalk ini, maka akan terasa nyeri berat di bagian bawah perut yang tajam dan tiba-tiba. Jika hal ini terjadi, segera berobat ke rumah sakit karena mungkin perlu dilakukan pembedahan.

H. Pemerikasaan Penunjang 1. Laporoskopi : untuk mengetahui ukuran dan lokasi tumor 2. USG abdominal dan transvaginal 3. Biopsi : untuk mengetahui adanya keganasan 4. Dilatasi serviks dan kuretase akan mendeteksi adanya fibroid subserous. (Kapita Selekta, 1999) I. Pathway

J. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan efek sekunder dari mioma uteri 2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan pervaginam, perdarahan uterus yang berlebihan atau abnormal 3. Gangguan eliminasi : BAK berhubungan dengan adanya penekanan pada mioma uteri terhadap kandung kemih 4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik, keterbatasan pergerakan.

K. Fokus Intervensi 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan efek sekunder dari mioma uteri, proses penyakit. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri hilang dan berkurang Kriteria hasil : pasien mengungkapkan nyeri yang dirasakan dapat berkurang, ekspresi wajah rileks dan tenang Intervensi :

Kaji tingkat dan kerakteristik nyeri, termasuk kualitas, frekuensi, durasi, lokasi dan intensitasnya Ajarkan pasien latihan teknik relaksasi nafas dalam Berikan pasien posisi yang nyaman Kontrol tanda-tanda vital pasien Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi

2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan pervaginam, perdarahan uterus yang berlebihan / abnormal Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan volume cairan dalam kondisi seimbang Kriteria hasil : tidak terjadi hipovelemi (oliguri, kapilarirefil menurun, turgor jelek), tandatanda vital dalam batas normal (TD 120/80 mmHg, nadi 69 100 x/menit, RR 16 24 x/menit, suhu 37 C) Intervensi :

Kaji tanda-tanda vital Ukur dan catat pemasukan dan pengeluaran cairan

Catat perdarahan baru setelah berhentinya perdarahan awal Catat respon fisiologis individual pasien terhadap perdarahan, misal perubahan mental, kelemahan, gelisah, pucat, berkeringat, peningkatan suhu

Barikan cairan baik roral maupun parenteral sesuai program Monitor jumlah tetesan infus

3. Gangguan eliminasi : BAK berhubungan dengan adanya penekanan pada mioma uteri terhadap kandung kemih Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan eliminasi BAK lancar. Kriteria hasil :

urine dapat keluar lancar klien tidak mengeluh sakit klien merasa nyaman

Intervensi :

Kaji pola BAK pasien Awasi pemasukan dan pengeluaran dan karakteristik urine Anjurkan pasien untuk minum banyak Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat sesuai dengan indikasi

4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik, keterbatasan pergerakan. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan perawatan diri terpenuhi Kriteria hasil :

klien merasa nyaman kebutuhan perawatan diri terpenuhi

Intervensi :

Kaji kondisi klien Motivasi klien untuk melakukan perawatan diri Bantu klien untuk kebutuhan personal hygiene Libatkan keluarga dalam pemehunan perawatan diri

Anda mungkin juga menyukai