Miom rahim (uterine fibroids atau juga disebut fibromyoma, leimyoma atau fibroids)
adalah tumor jinak otot dinding rahim yang muncul pada wanita di masa reproduksi.
Miom dapat muncul di dalam atau di luar rahim atau dalam otot dinding rahim. Miom
biasanya tumbuh dari satu sel otot kecil yang terus berkembang. Awalnya adalah
gangguan fungsi saraf yang disebabkan gangguan hormon estrogen serta emosi
yang tidak seimbang. Gangguan fungsi saraf itu kemudian menyebabkan kesalahan
bentuk otot di dalam rahim.
Di rahim dapat muncul satu atau lebih miom. Ukuran miom beragam mulai dari
sekecil kacang polong hingga sebesar buah anggur. Pada umumnya miom tetap kecil,
tetapi perkembangannya tidak terduga. Ada yang berkembang dengan perlahan,
adapula yang berkembang dengan sangat cepat. Sebagian besar kasus miom tidak
berbahaya, tidak berhubungan dengan peningkatan risiko kanker, dan sangat jarang
berubah menjadi kanker.
Miom membutuhkan penanganan segera jika menimbulkan nyeri panggul yang
tajam, tetapi hal ini jarang terjadi. Pada umumnya miom tidak menyebabkan
masalah dan jarang membutuhkan penanganan. Terapi obat dan tindakan
pembedahan dapat digunakan untuk mengecilkan atau menghilangkan miom jika
menyebabkan rasa tidak nyaman atau gejala-gejala yang bermasalah.
Gejala-gejala
Jika terdapat miom rahim, Anda mungkin tidak mengetahuinya. Paling tidak
setengah dari wanita penderita miom tidak mempunyai gejala-gejala. Bahkan,
sebagian besar diketahui bahwa menderita miom pada saat pemeriksaan rutin
panggul atau pada saat perawatan kehamilan.
Gejala-gejala yang paling sering terjadi adalah:
Penyebab
Penyebab terjadinya miom masih belum jelas diketahui, meski terdapat dugaan
faktor turunan mempunyai peranan terhadap penyakit ini. Bilamana terdapat wanita
lain dalam keluarga yang mempunyai miom, mungkin Anda juga dapat mempunyai
miom.
Pengobatan
Jika miom tidak menyebabkan gejala, biasanya dokter akan menyarankan
pendekatan wait and see, dengan pemeriksaan ulangan dilakukan secara rutin dan
kadangkala membutuhkan pemeriksaan USG untuk melihat ukuran miom.
Jika terdapat gejala-gejala, dokter mungkin menyarankan pengobatan berikut ini:
Terapi Obat
Pil KB yang rendah estrogen digunakan untuk mengendalikan perdarahan
haid yang berat. Tetapi obat ini tidak mengendalikan pertumbuhan miom.
Obat lain yang disebut agonis GnRH (agonist Gonadothropin-releasing
Hormone) dapat digunakan untuk menyusutkan miom dengan mengurangi
jumlah estrogen dalam tubuh. Bentuk pengobatan ini bukan pemecahan
masalah untuk jangka panjang, tetapi mungkin digunakan untuk persiapan
Pembedahan
Kadangkala diperlukan pembedahan untuk mengangkat miom. Salah satu
pilihannya adalah miomektomi, yaitu tindakan pembedahan yang mana hanya
miomnya saja yang diangkat dan rahim tetap dibiarkan. Ini merupakan
pilihan yang paling sesuai untuk wanita yang masih ingin mempunyai anak.
Pilihan pembedahan lain adalah histerektomi untuk mengangkat rahim.
Histerektomi mempunyai laju komplikasi yang rendah dibanding miomektomi
dan merupakan pemecahan masalah secara tuntas untuk miom rahim.
Sedangkan dengan miomektomi, sekitar 10% kasus miom dapat muncul
kembali.
Beberapa tahun belakangan ini telah dikembangkan teknik pembedahan yang
lebih tidak invasif, misal histeroskopi dan laparoskopi untuk menghilangkan
miom. Pada tindakan ini digunakan alat teropong (teleskop) tipis dan panjang
yang dilengkapi lampu dan kamera video untuk melihat daerah yang akan
ditangani pada video monitor. Dengan laparoskopi, sebuah teleskop
dimasukkan melalui tusukan kecil di bawah pusar dan peralatan khusus
digunakan untuk menghilangkan miom. Dengan teknik-teknik ini akan cepat
pulih dan hanya sedikit luka parut. Tetapi teknik ini merupakan pilihan
bilamana ukuran miom masih kecil (5-6 cm). Bilamana miom cukup besar,
terlebih dulu digunakan pengobatan agonis GnRH untuk menyusutkan miom,
dengan penyuntikan setiap 4 minggu sekali ke dalam jaringan lemak di kulit
dekat pusat. Setelah ukuran miom menyusut baru dilakukan tindakan
laparoskopi.
Pertanyaan - Jawaban
1. Apa penyakit miom ini hanya menyerang kaum wanita saja?
Miom rahim memang hanya menyerang wanita saja karena pria tidak
mempunyai rahim.
2. Terbatas atau tidak usia berapa bisa terserang penyakit ini?
Miom dapat terjadi pada setiap wanita di masa reproduksi (dari pertama
mendapatkan haid hingga memasuki masa menopause).
www.mayoclinic.com
Kista Ovarium
Apakah kista ovarium itu?
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di
mana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau
permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.
Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar
kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid,
produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.
Gejala-gejala
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri
yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar dan
menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejalagejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti
endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker
ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh
Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut mungkin
muncul bila Anda mempunyai kista ovarium:
1. Kista fungsional
Kista yang terbentuk dari jaringan yang berubah pada saat fungsi normal
haid. Kista normal ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya
dalam kurun 2-3 siklus haid. Terdapat 2 macam kista fungsional: kista
folikular dan kista korpus luteum.
o Kista folikular
Folikel sebagai penyimpan sel telur akan mengeluarkan sel telur pada
saat ovulasi bilamana ada rangsangan LH (Luteinizing Hormone).
Pengeluaran hormon ini diatur oleh kelenjar hipofisis di otak. Bilamana
semuanya berjalan lancar, sel telur akan dilepaskan dan mulai
perjalannya ke saluran telur (tuba falloppi) untuk dibuahi. Kista
folikuler terbentuk jika lonjakan LH tidak terjadi dan reaksi rantai
ovulasi tidak dimulai, sehingga folikel tidak pecah atau melepaskan sel
telur, dan bahkan folikel tumbuh terus hingga menjadi sebuah kista.
Kista folikuler biasanya tidak berbahaya, jarang menimbulkan nyeri
dan sering hilang dengan sendirinya antara 2-3 siklus haid.
2. Kista dermoid
Kista ovarium yang berisi ragam jenis jaringan misal rambut, kuku, kulit, gigi
dan lainnya. Kista ini dapat terjadi sejak masih kecil, bahkan mungkin sudah
dibawa dalam kandungan ibunya. Kista ini biasanya kering dan tidak
menimbulkan gejala, tetapi dapat menjadi besar dan menimbulkan nyeri.
3. Kista endometriosis
Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan
selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan
berkembang menjadi kista. Kista ini sering disebut juga sebagai kista coklat
endometriosis karena berisi darah coklat-kemerahan. Kista ini berhubungan
dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri
sanggama.
4. Kistadenoma
Kista yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar permukaan ovarium,
biasanya bersifat jinak. Kistasenoma dapat tumbuh menjadi besar dan
mengganggu organ perut lainnya dan menimbulkan nyeri.
5. Polikistik ovarium
Ovarium berisi banyak kista yang terbentuk dari bangunan kista folikel yang
menyebabkan ovarium menebal. Ini berhubungan dengan penyakit sindrom
polikistik ovarium yang disebabkan oleh gangguan hormonal, terutama
hormon androgen yang berlebihan. Kista ini membuat ovarium membesar dan
menciptakan lapisan luar tebal yang dapat menghalangi terjadinya ovulasi,
sehingga sering menimbulkan masalah infertilitas.
Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil, berovulasi teratur, tanpa
gejala, dan hasil USG menunjukkan kista berisi cairan, dokter tidak
memberikan pengobatan apapun dan menyarankan untuk pemeriksaan USG
ulangan secara periodik (selang 2-3 siklus haid) untuk melihat apakah ukuran
2.
3.
Pertanyaan-jawaban
1. Apa penyakit kista ini hanya menyerang kaum wanita saja?
Kalau kista indung telur memang hanya menyerang wanita saja karena pria
tidak mempunyai indung telur, tetapi kista bisa dikulit atau dimana saja dan
itu dokter kulit yang akan menanganinya.
2. Apa penyebab penyakit ini?
Penyebabnya sangat beragam. Bisa saja dari sejak kecil/lahir sudah berbakat
ke arah penyakit ini, misal ada yang berisi rambut, kuku, lemak atau yang
lain, kista ini disebut kista dermoid dan sudah dibawa sejak dalam kandungan
ibunya. Ada yang kemudian tumbuh belakangan seperti kista endometriosis
yang merupakan gangguan hormonal dan gangguan kekebalan tubuh. Ada
juga yang berisi nanah disebut kista abses disebabkan karena radang atau
infeksi. Bisa juga karena perubahan sel tubuh, isinya seperti ingus atau cairan
bening disebut kista mesinosum atau serosum. Jadi penyebabnya banyak
sekali.
3. Secara lebih spesifik mengenai penyebab penyakit ini, apa mungkin dapat
karena makanan?
Untuk kista endometriosis bisa terpengaruh oleh pola makan, kalau makan
banyak lemak yang susah dipecah oleh tubuh dapat berlanjut dengan
gangguan hormon sehingga menimbulkan kista endometriosis. Atau pola
makan yang tidak teratur atau sering jajan bisa juga menimbulkan kista
endometriosis.
4. Terbatas atau tidak usia berapa bisa terserang penyakit ini?
Tidak ada batasan, begitu bayi lahir sampai umur tua setiap saat bisa terkena
kista, tergantung jenisnya. Semakin dini terkenanya makin besar
kemungkinan menjadi ganas.
5. Apa tanda-tanda kista bisa dilihat dari luar tanpa bantuan USG, dan apa saja
tanda-tanda awalnya?
Gejala-gejala awalnya sangat beragam. Untuk kista endometriosis gejalanya
nyeri haid, nyeri buang air besar, dan bila sudah menikah nyeri saat
berhubungan. Untuk kista yang lain gejalanya seperti rasa penuh diperut,
kembung, susah buang air besar, rasa mual, sering buang angin. Kalau kista
sudah membesar, perut juga membesar seperti wanita hamil berisi cairan di
rongga perut. Kalau kista masih kecil, agak susah diraba/terlihat dari luar
maka perlu alat bantu seperti dengan USG.
6. Kalau tanda-tanda awal itu tidak kita perhatikan atau kita remehkan apa
akibatnya?
Kadang-kadang sudah stadium lanjut baru ditangani dan ini biasanya hasilnya
kurang memuaskan.
7. Jenis kista yang mana yang paling berbahaya?
Berbahaya kalau kista menjadi ganas, kalau tidak menjadi ganas tidak
berbahaya. Selama kondisi jinak tidak perlu takut karena bisa diobati secara
operasi atau dengan obat-obatan. Kalau kista menjadi ganas, penanganannya
lebih radikal dengan kistanya harus diangkat dan diberi obat-obat anti kanker.
8. Apakah kista bisa membuat susah hamil, berapa persenkah kemungkinan
bisa hamil? Bila bisa hamil bagaimana pengaruhnya pada kesehatan ibu dan
janin?
o Tergantung jenisnya dan apa indung telurnya terkena dua-duanya atau
tidak, kalau hanya satu indung telur yang terkena kista dan satu lagi
tidak maka selalu ada kemungkinan untuk bisa hamil. Dan kista tidak
selalu otomatis mengganggu kehamilan tergantung jenis dan
besarnya. Kista tidak selalu membesar selama hamil, ada jenis kista
yang bisa membesar selama hamil dan ada yang tidak ikut membesar
selama hamil namanya kista endometriosis, malahan kista ini statis
(berhenti tumbuh) bila sedang hamil. Ada jenis lain yaitu mesinosum
(serosum) ikut membesar pada masa hamil, ini kadang-kadang
membuat keguguran karena besarnya kista mengganggu kehamilan.
o Faktor kesehatan ibu dan janin tidak akan terganggu kecuali kistanya
jenis ganas.
Kepustakaan:
www.mayoclinic.com
womenshealth.about.com
Rangkuman wawancara Dr.dr.T.Z. Jacoeb, SpOG-KFER di Progam Analekta
Pro-3 RRI 104.1 FM dengan topik kista dalam kandungan pada tanggal 17
April 2001.
sendiri lulus pada tahun 1983) barulah kami berani memutuskan untuk menikah
resmi di gereja tahun 1985.
Saat itu usiaku 32 tahun dan Rosita sekitar 30 tahun. Setelah menikah kami
langsung menempati rumah mungil kami di Kompleks Kuncir Mas Permai,
Cipondoh,Tangerang. Sehari-hari aku mengajar di Untar dan menjadi dosen tetap
untuk mata kuliah biologi khususnya reproduksi manusia. Di luar kegiatan mengajar,
aku aktif di Bagian Pendidikan Biologi dengan menulis makalah dan diktat untuk
mahasiswa, serta buka praktek dokter sendiri di rumah. Sementara itu, istriku
bekerja sebagai dokter Puskesmas di Kecamatan Grogol, Petamburan. Begitulah,
bahtera kehidupan rumah-tangga kami dimulai.
Sebetulnya pada awal pernikahan kami, masalah anak sama sekali belum
terpikirkan. Istriku juga masih ingin 'kosong' dulu. Ya, paling tidak selama setahun
kami hanya ingin berduaan saja. Aku setuju saja. Pada awal perkawinan masih
banyak tantangan yang harus kami hadapi, tidak saja dari segi penyesuaian diri,
tetapi juga dari segi ekonomi. Namun setelah usia pemikahan kami berjalan setahun,
secara alami sekali, kami mulai merindukan kehadiran si kecil.
Berobat kesana-kemari
Tahun 1987, atas kesepakatan bersama, kami mulai memeriksakan diri ke dokter.
Sekitar lima bulan kami sempat berobat rutin ke sebuah rumah sakit anak terkenal
di Jakarta. Tetapi namanya manusia, walaupun profesi kami sebagai dokter, tetap
saja kami tidak terlepas dari pilihan pribadi masing-masing. Kalaupun kemudian
kami memilih untuk berobat kepada Dr. dr.Teuku Zulkifli Jacoeb, Spesialis ObstetriGinekologi, kami pikir hal itu merupakan pilihan yang manusiawi sekali. Kami sudah
lama mendengar tentang keberhasilannya menangani pasien pasangan suami-isteri
yang sulit memiliki keturunan. Kebetulan dr. Poppy, istri dari Dr. dr. Jacoeb adalah
rekan istri saya. Jadi tidak heran kalau kemudian kami memantapkan hati untuk
berobat kepadanya. Dari pihakku sendiri, sebagai seorang pria, tidak ada perasaan
segan untuk memeriksakan diri. Kenapa harus malu? Menurut pendapatku,
kejantanan seorang pria tidak hanya dilihat dari segi yang satu itu. Ya, masih banyak
memang orang yang mengidentikkan sperma dengan faktor kejantanan.Tapi kupikir
masalah sebenarnya lebih mengacu pada ego kaum pria yang lebih kuat. Mereka
khawatir jika ternyata kelemahan ada pada dirinya, sehingga tak jarang banyak
sekali kaum wanita yang menderita karena masalah Ini. Merekalah yang seringkali
disalahkan, bahkan yang lebih fatal lagi, mereka diceraikan. Aku tidak mau hal itu
sampai terjadi dalam rumah tangga kami. Itu sebabnya atas kesadaran dan
kesepakatan bersama- tentu saja melalui komunikasi yang sating terbuka di antara
kami berdua - aku dan istriku memutuskan untuk berobat secara rutin. Itu sebabnya
secara teratur kami lalu mengunjungi Dr. dr.Jacoeb untuk konsultasi dan menjalani
berbagai pemeriksaan medis.
Terus terang kami akui selama pengobatan berlangsung kami merasa stres. Satu sisi
kami berdua dikatakan sehat, tapi di sisi lain apa yang kami tunggu-tunggu belum
juga membuahkan hasil. Kalaulah ada kelainan, faktornya hanya karena infertilitas
primer. Walaupun Dr. dr. Jacoeb selalu membesarkan hati kami, tapi perasaan waswas dan harap-harap cemas tidak dapat kami hindari. Rosita mulai merasa 'iri' pada
saudara maupun teman-temannya yang sudah menimang bayi. 'Lihat, Pa, si A, baru
menikah tapi sudah punya anak," katanya. Atau di hari lain ia kembali 'melapor",
"Temanku si Anu, sama susahnya punya anak, tapi sekarang mereka berhasil
menimang bayi juga!'
Urusan memelihara nyala 'api harapan' di dada kami memang tidak mudah. Banyak
hal-hal yang membuat kami merasa jenuh. Aku sendiri bukannya tidak ikut
merasakan hal itu. Tapi di depan dia, aku tetap berusaha kelihatan tegar. Aku selalu
membesarkan hatinya. Bagaimanapun aku tidak memaksa dia karena hal ini
menyangkut masalah psikologis. Aku tidak ingin membuat dia bertambah stres.
Namun setelah empat tahun secara rutin kami berobat dan belum juga memberikan
hasil yang jelas, maka akhirnya aku pun terkena 'penyakit' bosan itu. Bayangkan
saja, selama bertahun-tahun secara rutin kami harus minum obat, dan terutama
Rosita harus menjalani pemeriksaan hormonal pada tanggal-tanggal tertentu
berdasarkan siklus haidnya. Mulanya kami rajin dan penuh semangat. Tapl lamakelamaan ...? Pertengahan tahun 1992, akhirnya kami absen memeriksakan diri
kepada Dr. dr. Jacoeb.
"Saya capek," kata istriku. Dan kali itu aku sependapat dengan dia. Maka kami
sepakat untuk istirahat dulu. Tapi bukan berarti kami berhenti berusaha, bahkan
secara non-medis.Kami mencoba cara-cara pengobatan tradisional. Istriku rajin
meminum Jamu maupun obat-obat dari sinshe. Bahkan, kami Juga meminta bantuan
dari seorang ahli paranormal, yang memberikan dukungan moral yang besar.
Walaupun begitu, kami Juga tetap berdoa sesuai dengan agama kami, mohon
kekuatan dari Bapa yang ada disurga.
Segala cara telah kami lakuan, tapi belum ada tanda sedikit pun akan membuahkan
hasil. Setelah satu setengah tahun lebih menunda pengobatan dengan Dr. dr. Jacoeb,
kami memutuskan untuk kembali berobat kepadanya.Tepatnya, sejak September
1992 kami kembali menjalani pengobatan biasa selama dua bulan. Selain itu, kami
juga mulai memikirkan untuk mengadopsi anak. Tapi sebelum melaksanakannya
Istriku mengatakan, "Saya ingin mencoba cara yang paling canggih dulu, deh!. Siapa
tahu melalui program bayi tabung, kita berhasil mendapatkan anak yang kita
idamkan? Kalau tetap tidak berhasil, ya, sudahlah... kita mengadopsi bayi saja."
"Kamu mau mencobanya sampai berapa kal?i' tanyaku. Ya, kupikir kami harus
menegaskan batas waktu akhir sebelum mencobanya. Jangan sampal kami
terkatung-katung nanti, terus mengharapkan hal yang tak pasti, selain juga
pertimbangan biaya. Mengikuti program bayi tabung tentu membutuhkan dana yang
tidak sedikit. Jadi, sebelumnya kutegaskan juga kepada isteriku bahwa jangan terlalu
mengharapkan program ini akan berhasil. Aku tidak mau memaksakan diri lagi
karena takut stres lagi. Kalau tidak berhasil, tentu akan repot Jadinya. Tapl istriku
tetap bersikukuh ingin mencobanya. "Sekali saja,' katanya. 'Kalau Jadi syukur, kalau
tidak berhasil ya, tidak apa-apa. Yang penting saya tidak penasaran karena sudah
mencobanya.' Dan, aku setuju saja. Ya, siapa tahu kami berhasil?
Atas saran Dr. dr. Jacoeb, kami mendaftarkan diri untuk mengikuti program bayi
tabung pada Divisi Fertilitas Unit Biomedis Terapan UPT Makmal Terpadu Imunoendokrinologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jalan Salemba Raya 6,
Jakarta. Kebetulan Dr.dr. Jacoeb merupakan salah seorang anggota team inti di sana.
Proses pembuahan ovum bayi tabung hingga transfer embrio dilakukan oleh ketua
team pelaksana teknis, spesialis bayi tabung, dr. Soegiharto Soebijanto. Sebelumnya
kami melakukan pemeriksaan laboratorium pendahuluan. Dan hanya tinggal
sebagian kami melakukan check-up karena kondisi Rosita telah dipersiapkan
semaksimal mungkin oleh Dr. dr. Jacoeb. Jadi sebagai sesama team ahli, mereka
berdua saling bahu-membahu dalam menunjang keberhasilan program. Sejak
Januari 1993 dengan penuh pengharapan kami mulai melaksanakan program bayi
tabung.
Tanggal 28 Januari, dilaksanakan pengambilan sel telur dari Rosita melalui jarum
yang dibimbing dengan ultrasonograti. Pada pengambilan itu, terdapat lima sel telur.
Telur-telur itu lalu dipertemukan pada piring laboratorium dengan spermaku, sebagai
calon ayah. Dari lima sel telur itu tiga menghasilkan embrio. Tiga embrio terbaik
itulah yang dimasukkan ke rahim Rosita pada 30 Januari 1993.
Setelah transfer embrio, selama dua minggu istriku harus istirahat total di tempat
tidur di rumah ibunya. Kami tidak ingin mengambil risiko gagal. Kalau harus pulang,
rumah kami jauh dan belum lagi jalan menuju ke sana banyak yang rusak. Jadi agak
menyulitkan kalau setiap kali ingin melakukan kontrol ke dokter. Hampir sebulan
istriku cuti, walaupun setelah itu dia tetap praktek biasa. Aku sesungguhnya merasa
kasihan. Karena usianya yang sudah agak lanjut (39 tahun), maka akhirnya
membutuhkan perawatan khusus. Apalagi kasusnya infertilitas primer
(kekurangsuburan pada istri yang belum pernah hamil sebelumnya).
Seorang wanita yang mengalami kehamilan pada usia tidak muda lagi memang lebih
banyak risikonya. Selain membutuhkan obat lebih banyak dan perawatan khusus,
tentu saja biaya yang dibutuhkan juga makin besar. Misalnya saja, sekali suntik
sekaligus harus dengan empat ampul obat suntik. Makanya aku sangat berhati-hati
sekali dalam menjaga kehamilan istriku dan sedapat mungkin melakukan perawatan
khusus untuk dia. Beruntung juga profesi kami berdua sama-sama sebagai dokter,
sehingga kami merasa lebih siap dalam menantikan saat persalinan.
Sampai usia tiga bulan kehamilannya, lagi-lagi kami berdua dirundung rasa stres
terus-menerus. Kali pertama mendengar dia hamil kami memang merasa sangat
gembira. Sekali penanaman embrio ternyata langsung jadi. Tapi bersamaan dengan
itu, diam-diam kami juga menyimpan kecemasan yang sama. Risiko kegagalan
masih sangat besar. Apakah kantong yang sudah 'Jadi' itu akan berkembang menjadi
Janin ataukah akan lepas lagi? Setiap aku pulang, istriku selalu memburu dengan
pertanyaan akan hasil-hasil pemeriksaan laboratorium. Kami berdua sungguh merasa
serba salah waktu itu karena selalu dibelit oleh perasaan was-was. Baru setelah 13
minggu dan placenta mulai kelihatan, kami bisa sedikit menghela napas lega, karena
kemungkinan terjadi kegagalan relatif agak berkurang. Namun setelah itu ternyata
kami juga merasa kaget bercampur bingung. Bayangkan, melalui pemeriksaan USG
(ultrasonografi), kami mendapat kepastian akan mendapat tiga bayi sekaligus.
Rasanya bahagia ... sekali. Istriku yang tidak pernah mengurus bayi, mulai berpikir
keras bagaimana merawat tiga bayi sekaligus secara efektif.
Karena tensinya agak tinggi dan kakinya mengalami pembengkakan, Senin tanggal
11 Oktober 1993, istriku disarankan Dr. Jacoeb masuk ke RSB (Rumah Sakit
Bersalin) Budhi Jaya di Jalan Saharjo, Jakarta Selatan. Dr. Jacoeb juga praktek di
sana. Tiga hari setelah dirawat, diputuskan 14 Oktober besok, Rosita akan menjalani
operasi caesar.
TOKSOPLASMOSIS
Pengertiannya?
Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii,
yang telah diketahui dapat menyebabkan cacat bawaan (kelainan kongenital) pada
bayi dan keguguran (abortus) pada ibu hamil. Infeksi toksoplasma dapat bersifat
tunggal atau dalam kombinasi dengan infeksi lain dari golongan TORSH-KM.
Sumber penularannya adalah kotoran hewan berbulu, terutama kucing. Cara
penularan-nya pada manusia melalui:
1. Makanan dan sayuran/buah-buahan yang tercemar kotoran hewan berbulu
(kucing).
2. Makan daging setengah matang dari binatang yang terinfeksi.
3. Melalui transfusi darah atau transplantasi organ dari donor yang terinfeksi
toksoplasma.
4. Secara kongenital (bawaan) dari ibu ke bayinya apabila ibu hamil terinfeksi
pada bulan-bulan pertama kehamilannya.
Toksoplasma pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran, lahir prematur, lahir
mati, lahir cacat atau infeksi toksoplasma bawaan. Bilamana ibu hamil terkena
infeksi tokso-plasma maka risiko terjadinya toksoplasmosis bawaan pada bayi yang
dikandungnya berkisar antara 30-40%. Infeksi toksoplasma bawaan ini dapat
mengakibatkan anak yang dilahirkan mengalami kerusakan mata, perkapuran otak,
dan keterbelakangan mental, namun seringkali gejala ini tidak terlihat pada bayi
yang baru lahir (neonatus). Beberapa faktor yang mungkin berperan atas munculnya
gejala adalah fungsi plasenta sebagai sawar (barrier), status kekebalan (imunitas)
ibu hamil, dan umur kehamilan ketika terjadinya infeksi pada ibu. Makin besar umur
kehamilan ketika terjadinya infeksi, makin besar pula kemungkinan terjadinya infeksi
toksoplasma bawaan pada janin. Pada pihak lain, makin dini terjadinya infeksi pada
janin, makin berat kerusakan (kelainan) yang dapat terjadi pada janin dan makin
besar kemungkinan abortus.
Siklus hidup parasit toksoplasma
Toxoplasma gondii tersebar luas di alam pada manusia maupun hewan dan
merupakan salah satu penyebab infeksi yang paling sering terjadi pada manusia di
seluruh dunia. Parasit ini adalah suatu protozoa yang tergolong Coccidia, dan
mempunyai 3 (tiga) bentuk:
1. Ookista (bentuk resisten yang berada di lingkungan luar).
2. Trofozoit (bentuk vegetatif dan proliferatif).
3. Kista (bentuk resisten yang berada di dalam tubuh manusia dan hewan).
Toxoplasma berkembang-biak di usus hewan berbulu khususnya kucing,
menghasilkan keluarnya ookista bersama tinja kucing. Seekor kucing dapat
mengeluarkan sampai 10 juta ookista sehari selama 2 minggu. Ookista membentuk
sporozoit dalam 1 sampai 3 hari dan tetap infektif selama berbulan-bulan sampai
setahun di dalam tanah lembab dan panas, yang tidak kena sinar matahari. Tanah
yang tercemar kotoran hewan (ku-cing) menyebabkan infeksi pada tikus dan burung,
yang kemudian akan menyebabkan reinfeksi kembali pada kucing. Dengan cara ini
daur hidup parasit ini sudah lengkap. Anak-anak juga dapat terinfeksi karena
bermain di tanah yang tercemar kotoran kucing. Tanah juga merupakan sumber
infeksi untuk herbivora seperti kambing, domba, babi dan ternak. Karena infeksi
pada kebanyakan hewan menetap secara menahun, maka daging yang mentah atau
setengah matang menjadi sumber infeksi untuk manusia dan hewan karnivora.
Gejala dan wujud klinis toksoplasmosis
Gejala yang timbul pada infeksi toksoplasma tidak khas, sehingga penderita sering
tidak menyadari bahwa dirinya telah terkena infeksi. Tetapi sekali terkena infeksi
toksoplasma maka parasit ini akan menetap (persisten) dalam bentuk kista pada
organ tubuh penderita selama siklus hidupnya. Gejala klinis yang paling sering
dijumpai adalah pembesaran kelenjar getah bening (limfe) dikenal sebagai
limfadenopati, yang dapat disertai demam. Kelenjar limfe di leher adalah yang paling
sering terserang. Gejala toksoplasmosis akut yang lain adalah demam, kaku leher,
nyeri otot (myalgia), nyeri sendi (arthralgia), ruam kulit, gidu (urticaria),
hepatosplenomegali atau hepatitis.
Wujud klinis toksoplasmosis yang paling sering pada anak adalah infeksi retina
(korioretinitis), biasanya akan timbul pada usia remaja atau dewasa. Pada anak,
juling merupakan gejala awal dari korioretinitis. Bila makula terkena, maka
penglihatan sen-tralnya akan terganggu.
Pada penderita dengan imunodefisiensi seperti penderita cacat imun, penderita
kanker, penerima cangkok jaringan yang mendapat pengobatan imunosupresan,
dapat timbul gejala ringan sampai berat susunan saraf pusat seperti ensefalopati,
meningoense-falitis, atau lesi massa otak dan perubahan status mental, nyeri
kepala, kelainan fokal serebral dan kejang-kejang, bahkan pada penderita AIDS
seringkali mengakibatkan kematian.
Wujud klinis toksoplasmosis bawaan adalah kelainan neurologis: hidrosefalus,
mikrose-falus, kejang, keterlambatan psikomotor, perkapuran (kalsifikasi) abnormal
pada foto rontgenkepala. Selain itu tampak pula gangguan penglihatan: mikroftalmi,
katarak, re-tinokoroiditis; juga gangguan pendengaran, dan kelainan sistemik:
hepatosplenomegali, limfadenopati, dan demam yang tidak diketahui sebabnya.
Pemeriksaan
Diagnosis penyakit toksoplasmosis umumnya ditegakkan karena adanya kecenderungan yang mengarah pada penyakit tersebut, antara lain adanya riwayat:
o
o
3.
4.
5.
6.
7.
mUI/ml
mUI/ml
ng/ml
pg/ml
ng/ml
15-45
30-40
5-25
200-600
5-8
Pasca ovulasi
5-12
5-15
100-300
10-30
Suami
Istri
Jenis pengobatan
Hidrokel
Varikokel
Ligasi
Operasi pintas
Oligozoospermia
Gangguan spermatogenesis
Tuberkulosis
Tuberkulostatika
Endometriosis
Operasi konservatif
Spasme tuba
Keduanya
Obstruksi tuba
Gangguan ovulasi
Idiopatik