REPRODUKSI PADA
WANITA
Ns. Ike Puspasari Ayu, M.Kep.
Puspasari.ike@gmail.com
MENSTRUASI
SIKLUS HIPOTALAMUS-HIPOFISIS
SIKLUS OVARIUM
SIKLUS ENDOMETRIUM
SIKLUS
OVARIUM
FASE MENSTRUASI : Peluruhan 2/3 lapisan fungsional endometrium
FASE PROLIFERASI : Penebalan hingga 8-10 kali lipat
FASE SEKRETORIK : Endometrium sekretori yang sudah benar-
benar matur akan mencapai ketebalannya
dilengkapi dengan darah dan sekresi kelenjar
FASE ISKEMIK : jika fertilisasi dan implantasi tidak terjadi, arteri
spiralis akan mengalami spasme suplai darah ke
lapisan fungsional endometrium terhambat
nekrosis lapisan fungsional akan terpisah dengan
lapisan basal menstruasi dimulai
SIKLUS ENDOMETRIUM
Siklus Menstruasi
Diagram siklus
menstruasi ini
hanya berlaku
untuk wanita
yang memiliki
siklus normal
28 hari
Siklus 21-35 hari, rata-rata 28 hari
Lama haid 3-8 hari, rata-rata 7 hari
Jumlah darah 10-80 cc, rata-rata 35 cc
Darah tidak membeku
Bau amis
HAID NORMAL
KLASIFIKASI GANGGUAN MENSTRUASI
Kelainan jumlah darah dan lama perdarahan:
Hipermenore/menoragi (>8 hari)
hipomenore
Kelainan siklus:
Polimenore (<21 hari)
Oligomenore (>35 hari)
amenore
Perdarahan di luar haid (metroragia)/ perdarahan bukan karena haid yang
terjadi diantara 2 haid:
Menoragia (dapat dibedakan dengan haid)
Menometroragia (menjadi satu dengan haid)
Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid:
Premenstrual tension (ketegangan pra haid)
Mastodinia (nyeri payudara)
Mittelshmerz (nyeri saat ovulasi/ diantara siklus menstruasi))
Dismenorea (nyeri haid)
PENYEBAB GANGGUAN MENSTRUASI
Organik:
Fungsional:
SWYER’S SYNDROME
PCOS (POLYCYSTIC OVARIUM SYNDROME/
SINDROM STEIN-LEVENTHAL)
Terdiri dari:
Hiperandrogenism hirsutisme (rambut yang tidak
seharusnya)
Anovulasi kronik oligo-amenore
Ovarium polikistik
Kriteria diagnosis
Mayor: anovulasi, hiperandrogenism
Minor: resistensi insulin, hirsutisme, obesitas, LH/FSH > 2,5
Bukti USG ovarium
HIPERPROLAKTINEMIA
Mekanime: pengeluaran PIF (Prolactin Inhibitory Factor) dari
hipotalamus menurun sekresi prolactin meningkat umpan
balik ke hipotalamus dopamine meningkat menekan GnRH
FSH dan LH menurun
Gejala: galaktorea/cairan dari putting susu (khas), amenore
Penyebab:
Obat-obatan: antagonis dopamine, fenotiazin, reserpin,
amfetamin, antidepresan trisiklik atau stimulasi laktotrop
seperti E2, kontrasepsi oral, dll.
Hipotiroid: periksa TSH
Tumor hipofisis dx: tes campmetri, Ro sella tursica, CT Scan/
MRI, uji provokasi
Kraniofaringioma dx: Ro, CT Scan, MRI
SINDROM SEEHAN & PENYAKIT
SIMMOND
Sindrom seehan: nekrosis adenohipofisis karena HPP dan syok
Penyakit simmond: sumbatan vena hipofisis karena sepsis dan
emboli
Gejala:
Tergantung luasnya daerah yang terkena
Timbul segera pada periode post partum
Amenore
Kegagalan laktasi
Hilangnya rambut pubis dan ketiak
Dx: FSH & LH menurun, GH menurun, 17-Ketosteroid & 11-
ketosteroid menurun
PUD (PERDARAHAN UTERUS
DISFUNGSIONAL)
DEFINISI:
Perdarahan uterus abnormal (jumlah, frekuensi atau
lamanya) yang terjadi baik di dalam maupun di luar
siklus haid, yang semata-mata disebabkan oleh
gangguan fungsional mekanisme kerja poros
hipotalamus-hipofisis-ovarium-endometrium tanpa
adanya kelainan organik alat reproduksi.
Usia premenarche: usia sejak terjadi menarche
sampai memasuki usia reproduksi. Biasanya 3-5
th setelah menarche. Ditandai dengan mens tidak
teratur baik lama maupun jumlahnya (gangguan
fungsi pembuluh darah & psikis)
Usiaperimenopase: usia antara pre menopause
dan pasca menopause, yaitu sekitar menopause
(40-52 th)
ETIOLOGI PUD
Lesi
proliferative kelenjar endometrium ( dapat sedikit
mengenai stroma endometrium)
Etiologi:
anovulasi kronik, tumor ovarium yang
memproduksi estrogen, obesitaAas, nulipara,
unopposed estrogen, DM, menopause lambat
Tanda dan gejala: vaginal discharge, abdominal
bleeding (post menopause)
Leucorrhea
HIPERPLASIA ENDOMETRIUM
DISMENOREA
Nyeri waktu haid atau haid yang berkaitan dengan nyeri seperti
kejang atau kolik
Klasifikasi:
Primer (fungsional)
Kelainan pelvis (-)
Disebabkan kelainan intrinsik uterus
Terjadi sejak usia 15-25 th
Ciri pasien: tegang, non atletis, mother dominated,
ambang nyeri rendah.
Pengobatan lebih sulit
Tanda: kongestif dan spasmodic
Terjadi ketidakseimbangan estrogen dan progesteron
Sekunder (Organik)
NEXT.. Patologi pelvis (+)
Termasuk endometriosis
Terjadi tiap saat
PID kronik
Mioma uteri
Polip endometrium
Kelainan bentuk uterus
Kelainan letak uterus
AKDR
Komplikasi Vulvitis :
Bartholinitis.
Condyloma acuminata.
Penatalaksanaan :
Terapi kausal.
II. VAGINITIS
A. Bakteri Vaginosis:
Disebut nonspesific vaginitis atau Gardnerella vaginitis.
Suatu perubahan flora bakteri vagina normal.
Diagnosis:
Cairan vagina berbau.
Ph sekret lebih dari 4.5
Peningkatan jumlah sel pada sekret vagina
Penambahan KOH ke sekret vagina menimbulkan bau
amis.
B.TRICHOMONAS VAGINITIS
Diagnosis :
Faktor kekebalan dan ukuran Inoculum mempengaruhi
penampilan gejala.
Sekret vagina purulen, berbau, dapat disertai pruritus.
Erythema vagina dan macula colpitis (strawberry cervix).
Diagnosis :
Gejala : 1. Pruritus vulva
2. Keluar sekret Vagina
-Sign : 1. Sekret bervariasi dari encer
jernih sampai kental/pekat.
2. Vaginal soreness
3. Dispareunia
4. Vulvar Burning
5. Irritasi
- Laboratorium :
1. Whiff tes negative
2. Elemen fungal
3. Preparasi saline normal.
4. pH vagina biasanya normal
III. CERVISITIS
Etiologi :
Infeksi Gonokokus.
Benda dalam intrauterin.
Ulcus Portio :
Ulcus Carsinomatosum.
Ulcus Syphiliticum.
Ulcus Tuberculosum.
Terapi :
Antibiotika untuk terapi uncomplicated
lower genital tract infection.
IV. Pelvic Inflammatory Disease (PID)
Berdasarkan gejala-gejala :
Nyeri pinggang
Cervical motion
Adnexal tenderness
Demam
Terapi :
Antibiotika spektrum luas.
ENDOMETRITIS AKUT
Terutama post partum atau post abortum.
Gejala :
Demam.
Lochia berbau : Terkadang purulen .
Lochia lama berdarah Metrorrhagi.
Nyeri, bila radang menjalar ke
parametrium dan perimetrium.
Terapi :
Uterotonika.
Bed rest dengan posisi Fowler.
Antibiotika.
Kuret bila diperlukan.
ENDOMETRITIS KRONIS
Gejala :
Fluor albus yang keluar dari ostium.
Metrorrhagia or menorrhagia.
Terapi :
Kuretase.
MYOMETRITIS
Biasanya merupakan lanjutan dari
endometritis,
Gejala dan terapinya = endometritis.
Diagnosis PA.
SALPINGITIS AKUT
Paling sering disebabkan oleh N. Gonorrhoea.
Gejala :
Nyeri abdomen bawah dan pelvis bilateral.
Sekret purulen.
Nausea, vomitus, headache.
Kadang disertai demam.
Symptom :
Nyeri abdomen Kuadran bawah
Distensi abdomen bila ada peritonitis pelvis
Cervical motion tenderness.
Laboratorium :
Leukositosis.
Cairan peritoneum yang keruh
pada kuldocentesis.
Mikroskopis ditemukan bakteri
and leukosit.
DD /
Apendisitis akut.
Kehamilan ektopik.
Ruptur kista lutein pada corpus.
Diverticulitis.
Torsi massa adneksa.
Leiomioma.
Endometriosis.
Infeksi traktus urinaria.
Komplikasi :
Peritonitis pelvis
Ileus paralitik.
Selulitis pelvis dengan trombophlebitis.
Abses tuba, tuboovarial, atau cavum
Douglas.
Pencegahan :
Deteksi dini dan pemberantasan PMS.
PARAMETRITIS (SELULITIS PELVIS)
Etiologi :
Dariendometritis (percontinuatum,
limfogen, hematogen)
Robekan serviks
Perforasi uterus oleh alat-alat
Gejala :
Febris tinggi
Nyeri unilateral
Diagnosis :
Infiltrat pada rektal toucher
Uterus terdesak ke sisi yang sehat
Penyulit :
Eksaserbasi akut
Trombophlebitis
Abses dalam parametrium
PELVEOPERITONITIS
(PERIMETRITIS)
Sebagai lanjutan Salpingoophoritis
Kadang terjadi dari endometritis atau
parametritis
Etiologi :
GO
Sepsis (postpartum atau postabortum)
Appendisitis
Terapi :
Sesuai etiologi
TUBERCULOSIS PELVIS
- Tuba (90%)
- Endometrium (70%).
Diagnosis :
Infertilitas.
TB paru aktif atau dalam penyembuhan.
HSG, Histeroskopi atau laparoskopi.
Bakteri M. TBC ditemukan pada cairan
menstruasi atau biopsi spesimen.
Laboratorium :
Ditemukan bakteri dari kuretase atau biopsi
dengan preparat langsung atau kultur
Radiologi :
Foto Thorax.
HSG.
Differential Komplikasi :
diagnosis : Infertilitas.
Schistosomiasis. Peritonitis
Enterobiasis. tuberkulosa
Carcinoma. generalisata
Infeksi fungal.
Terapi :
A. Medikamentosa.
= Terapi TBC
B. Operatif
Sebelum tindakan operasi pasien harus diberi
antimikroba selama 12 – 18 bulan.
1).Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Badan Registrasi Kanker IAPI,
Yayasan Kanker Indonesia. Kanker di Indonesia Tahun1998. Data Histopatologik.
2). Mochtarom M. Data registrasi Kanker Ginekologik. Bagian Obstetri dan Ginekologi.RSUPN /FKUI, Jakarta 1992
3). IARC, Globocan 2002 database; Summary table by Cancer 2002. http://www-dep.iarc.fr/top.htm.Accessed Feb 1, 2007
SEBERAPA SERING KANKER SERVIKS ?
Menurut WHO
TIAP TAHUN, DI SELURUH DUNIA:
490,000 perempuan didiagnosa*
Low risk type ( HPV 6 & 11 ) High risk type ( HPV 16 & 18)
(tidak menyebabkan kanker) Menyebabkan kanker serviks
Menyebakan anogenital warts
Anogenital : area kelamin (termasuk kulit
penis, mulut vagina & anus)
Benjolan di payudara
Perubahan ukuran dan bentuk
Sekret dari putting susu
Perubahan warna kulit payudara
GOLONGAN YANG
BERISIKO
Usia tua
Tidak kawin
Wanita gemuk
Pertama mens pada usia muda
Menopause yang terlambat
Melahirkan anak pertama usia > 30 th
Adanya riwayat kanker ovarium dan kanker
payudara dalam keluarga
DIAGNOSA DINI…
1. Wawancara
→ Pertanyaan yang menjurus ke kanker payudara
2. Pemeriksaan payudara
→ Inspeksi
SARARI/SADARI
→ Palpasi
Mammografi
USG
KANKER OVARIUM(INDUNG TELUR)
Di Amerika kanker ginekologi penyebab kematian tertinggi
Angka kejadiannya cenderung meningkat
Ditemukan sering secara kebetulan
Gejala klinik tidak khas.
Menunjukkan gejala bila telah metastase
DATA OBYEKTIF
Infertilitas
Telat menopause
Pemakaian kontasepsi oral yang lama
Dapat terjadi anak & remaja ( Germ cell)
Riwayatkeluarga menderita kanker
Ovarium- payudara- usus besar
MENINGKATKAN RISIKO
Kehamilan (15%)
Menyusui
Histerektomi /Tubektomi
Pemakaian kontasepsi oral
jangka pendek/beberapa bulan
MENURUNKAN RISIKO
Tidak spesifik
Secara kebetulan
Benjolan diperut
Perut terasa penuh , nyeri
Perubahan pola haid
GEJALA
UPAYA DETEKSI DINI
DATA OBYEKTIF
Mola hidatidosa : Kriteria WHO (2) : histopatologis
dan klinis.
Secara histopatologis,
Mola hidatidosa : M.H.komplit n parsial
Mola invasif
Koriokarsinoma gestasional
Placental site trophoblastic tumor
Secara klinis
Penyakit trofoblas gestasional
Tumor trofoblas gestasional
Metastatic trophosblastic
GEJALA
Seperti pada kehamilan trimester 1 yaitu terlambat
haid
Mual dan muntah. Keluhan muntah yang ditemui
biasanya lebih hebat dibandingkan kehamilan
normal
Perdarahan & ukuran uterus yang lebih besar
dibandingkan kehamilan
Uterus membesar dan lunak
terlihat keluarnya gelembung-gelembung mola
adanya gambaran badai salju dan mola parsial
menunjukkan gambaran swiss cheese
PEMERIKSAAN HCG
Metastatik:
uterus dapat menjadi tempat metastasis dari
keganasan di ovarium, payudara, atau gaster. Lesi
metastasis pada endometrium biasanya disertai
dengan penyebaran penyakit ke tempat lain.3
HISTOLOGI
Keputihan
Perdarahan
Benjolan
Gangguan sanggama
Gangguan BAB atau BAK
Keputihan : lendir
berubah warna, bau
dan rasa gatal
Nyeri
INFEKSI
Iritasi
Gatal
Kemerahan
ALERGI
Perdarahan diluar haid
Tidak haid
KELAINAN HORMONAL
Keputihan, perdarahan,
benjolan
Bisa di vagina, mulut rahim,
rahim dan indung telur
KERUSAKAN ORGAN
REPRODUKSI
PENYAKIT MENULAR
SEKSUAL
117
EPIDEMIOLOGI
Adalah suatu infeksi atau penyakit yang kebanyakan
ditularkan melalui hubungan seksual (oral, anal atau
lewat vagina)
124
Penyebab : Herpes Simplex Virus
Masa Inkubasi : 2 – 10 hari, dpt sampai 3 mgg
Gejala : berupa vesikel (bruntus) dan borok kecil
(ulcera), sangat nyeri, lokasi kelainan di gland penis,
praeputium dan vulva.
127
III. SYPHILIS/ RAJA SINGA /LUES
SYPHILIS
130
131
132
133
134
SIFILIS PADA BAYI
135
IV. ULCUS MOLE
Penyebab : N. Ducreyi
Masa Inkubasi : 2 – 10 hr
Gejala : borok bulat lonjong, dinding tak rata,
kotor dan nyeri tekan, terdapat pembesaran KGB
136
ULKUS MOLE
137
V. JENGGER AYAM (KONDILOMATA AKUMINATA)
143
PERKEMBANGAN
Tertular DARI HIV MENJADI AIDS
Periode
Jendela HIV + AIDS
144
HIV DIDAPATKAN DI:…..
cairan sperma
cairan vagina
darah
air susu ibu 145
GEJALA TAMBAHAN (MINOR)
GANGGUAN LIBIDO
Disfungsi ereksi/impoten : keluhan pria dimana penis tidak dapat ereksi full
(minimal 70%) dalam melakukan penetrasi vagina (ketidakmampuan
mempertahankan ereksinya tetap keras)
Kategori ringan ; kadang gagal kadang berhasil, tetapi apabila tidak diobati
akan mengarah pada sedang atau bahkan sampai berat
Kategori berat : ketidakmampuan penis ereksi di pagi hari dan selalu gagal
dalam seks penetratif, berkaitan dengan penyakit pembuluh darah cth; stroke,
jantung dan DM.
GANGGUAN EREKSI
Gangguan Ereksi lain yaitu Priapismus/priapism ;
kebalikan dari disfungsi ereksi
• Sebuah keadaan dimana terjadi ereksi penis
secara terus menerus meskipun tanpa adanya
rangsangan seksual dan bisa berpotensi merusak
jaringan penis permanen
Priapismus
terjadi akibat tertahannya darah dalam
penis dengan jangka waktu yg lama sehingga penis
terus mengalami ereksi
GANGGUAN ORGASME
Anejakulasi : tidak berejakulasi tapi rasanya sudah
Ejakulasi
incomplete : ejakulasi tidak lengkap, karena terburu-buru dan
perasaan tidak nyaman saat ejakulasi
Ejakulasi
dini : ejakulasi yg terjadi terlalu cepat ; < 2 mnt ada juga
mengkategorikan dengan kepuasan meskipun hanya 30 detik
Ejakulasi
terhambat : kebalikan dari ejakulasi dini, ejakulasi yg tidak
kunjung keluar meskipun sudah berjam2
GANGGUAN EJAKULASI
FAKTOR PSIKOLOGIS :
Antidepressant
Obat penenang
OBAT-OBATAN
KLIMAKTERIUM
Fase klimakterium:
Pramenopause : fertilitas menurun dan menstruasi tidak teratur
Menopause : titik dimana menstruasi berhenti
Pascamenopause : fase setelah menopause ketika gejala
penurunan hormone ovarium terjadi
KLIMAKTERIUM
Ketidakstabilanvasomotor : vasodilatasi dan
vasokontriksi yang berubah-ubah, seperti
warna kemerahan akibat panas (flashes) dan
keringat malam
Gangguan emosi: perubahan mood,
iritabilitas, ansietas dan depresi
GEJALA KLIMAKTERIUM
Atrofi
genitalia dan perubahan seksualitas : estrogen menurun
dan PH meningkat epitel vagina menipis dan kering
Osteoporosis penurunan massa tulang karena penurunan
estrogen estrogen berfungsi untuk mengubah vit. D menjadi
kalsitonin yang essensial dalam absorpsi kalsium oleh usus halus.
Penyakit jantung coroner penurunan kadar kolesterol
lipoprotein densitas tinggi (HDL) dalam serumsekaligus
peningkatan kadar kolesterol lipoprotein densitas rendah (LDL)
PROSES KEPERAWATAN
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Risiko adaptasi individu yang tidak efektif berhubungan dengan
Kurangnya pengetahuan mengenai penyebab penyakit
Efek emosional dan fisiologi pada gangguan
Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan
Manajemen diri
Terapi yang tersedia untuk penyakit
Resiko terhadap gangguan gambaran tubuh berhubungan dengan
Kelainan menstruasi
Disfungsi seksual
Resiko untuk rendahnya kepercayaan diri berhubungan dengan
Persepsi orang lain mengenai ketidaknyamanannya
Tidak mampu memiliki anak
Nyeri akut atau kronis berhubungan dengan
Gangguan menstruasi
Mengutarakan pemahamannya pada anatomi reproduksi
penyebab kelainan, pengobatan dan gangguan catatan
gejala harian
Mengutarakan pemahaman dan menerima respons emosional
serta fisik pada siklus menstruasinya
Membuat tujuan pribadi yang memberikan keuntungan
emosional dan fisik baginya
Memilih usaha pengobatan yang cocok untuk masalahnya
Berhasil beradaptasi dengan kondisi jika penyembuhan tidak
dimungkinkan
INTERVENSI
Pelayanan telah efektif ketika wanita melaporkan peningkatan
dalam kualitas hidupnya, kemampuan perawatan diri dan
konsep diri serta gambaran tubuh yang positif
EVALUASI
TERIMA KASIH