Anda di halaman 1dari 172

MASALAH KESEHATAN

REPRODUKSI PADA
WANITA
Ns. Ike Puspasari Ayu, M.Kep.
Puspasari.ike@gmail.com
MENSTRUASI

3. Bila tidak dibuahi,


dinding rahim dan
sel
telur akan luruh
2. Pelepasan Sel Telur
1. Penebalan dinding rahim yang telah matang,
menunggu untuk
dibuahi

 SIKLUS HIPOTALAMUS-HIPOFISIS
 SIKLUS OVARIUM
 SIKLUS ENDOMETRIUM
SIKLUS
OVARIUM
FASE MENSTRUASI : Peluruhan 2/3 lapisan fungsional endometrium
FASE PROLIFERASI : Penebalan hingga 8-10 kali lipat
FASE SEKRETORIK : Endometrium sekretori yang sudah benar-
benar matur akan mencapai ketebalannya
dilengkapi dengan darah dan sekresi kelenjar
FASE ISKEMIK : jika fertilisasi dan implantasi tidak terjadi, arteri
spiralis akan mengalami spasme  suplai darah ke
lapisan fungsional endometrium terhambat 
nekrosis  lapisan fungsional akan terpisah dengan
lapisan basal  menstruasi dimulai

SIKLUS ENDOMETRIUM
Siklus Menstruasi

Diagram siklus
menstruasi ini
hanya berlaku
untuk wanita
yang memiliki
siklus normal
28 hari
 Siklus 21-35 hari, rata-rata 28 hari
 Lama haid 3-8 hari, rata-rata 7 hari
 Jumlah darah 10-80 cc, rata-rata 35 cc
 Darah tidak membeku
 Bau amis

HAID NORMAL
KLASIFIKASI GANGGUAN MENSTRUASI
 Kelainan jumlah darah dan lama perdarahan:
 Hipermenore/menoragi (>8 hari)
 hipomenore
 Kelainan siklus:
 Polimenore (<21 hari)
 Oligomenore (>35 hari)
 amenore
 Perdarahan di luar haid (metroragia)/ perdarahan bukan karena haid yang
terjadi diantara 2 haid:
 Menoragia (dapat dibedakan dengan haid)
 Menometroragia (menjadi satu dengan haid)
 Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid:
 Premenstrual tension (ketegangan pra haid)
 Mastodinia (nyeri payudara)
 Mittelshmerz (nyeri saat ovulasi/ diantara siklus menstruasi))
 Dismenorea (nyeri haid)
PENYEBAB GANGGUAN MENSTRUASI
 Organik:

 Serviks: erosi, laserasi, ulkus, polip, Ca


 Korpus: polip endometrium, abortus, mola, chorio
Ca, sub involusi, mioma
 Tuba: KET, adneksistis, tumor
 Ovarium: adneksistis, tumor

 Fungsional:

 PUD (Perdarahan uterus disfungsional)


AMENORE
Penyebab berdasarkan level proses menstruasi:

Level Tingkat anatomis Fisiologi Kadar Gonadotropin

1 Hypothalamus • Tumor Rendah


• Anoreksia Nervosa
• Kehilangan BB, stress dan latihan berat
2 Hipofisis • Synd. Seehan Rendah
• panhipopituitarisma
3 Folikel Ovarium • Gonadal Dysgenesis Tinggi
• Ovarian Failure
• Testis kecil (+)
• Defek enzim steroidogenik
• Pasca radiasi/ khemo
4 Korpus luteum • PCOS (Synd. Stein-Leventhal) Normal
(anovulasi) • Hiperprolaktinemia karena tumor, obat,
cacat pada dinding thorax
• Kehilangan BB, stress dan latihan berat
5 Uterus atau • Androgen insensitivity Normal
endometrium • Mullerian agenesis
• Synd. Asherman
6 Saluran • Hymen imperforate normal
pengeluaran • Agenesis vagina
• Stenosis serviks
SINDROM ASHERMAN

 Amenore sekunder karena destruksi endometrium

 Penyebab: kuretase post partum berlebihan  scar


intra uterine.

Perlekatan dapat terjadi pada seluruh endometrium


sehingga kavum uteri menutup sebagian

 Gejala: abortus, dismenorea, hipomenore, infertilitas


ANOMALI DUKTUS MULLERI
 Terhentinya proses pemisahan/ pembentukan saluran
duktus mulleri
 Tingkat kelainan:
 Serviks (-)
 Uterus (+) tanpa kavum
 Uterus (+), kavum (+) tanpa endometrium
 Uterus (-)
 Gejala: hematokolpos, hematometra, hematoperitonium
 Terapi: incise + drain; bedah koreksi
INSENSITIF ANDROGEN (FEMINISASI
TESTIKULER)
 Merupakan pseudohermaproditisme pria (kromosom XY)
dengan fenotip wanita
 Tanda dan gejala:
 Testis relative normal dengan sel sertoli dan sel leydig tapi
tidak terdapat sperma namun memproduksi androgen dan
estrogen/ kadang testis terletak intra abdominal, inguinal,
vaginal atau labial
 Payudara normal
 Alat kelamin luar termasuk introitus tampak seperti normal
 1/3 kasus rambut ketiak dan pubis (-)
 Vagina (-), jika ada pendek, uterus (-)
SINDROM TURNER
 Kelainan kromosom 45 XO
 Gejala:

 Amenore hipergonadotropik, hipoestrogen


 Tubuh pendek
 Webbed neck
 Cubitus valgus
 Rambut pubis dan ketiak (+), mammae (-)
 Kelainan system lain: CV, renal, tiroid, dll.
XY gonadal dysgenesis
Wanita dengan karyotype XY, system
mulleri (+), kadar testosterone normal,
tidak terjadi perkembangan seksual

SWYER’S SYNDROME
PCOS (POLYCYSTIC OVARIUM SYNDROME/
SINDROM STEIN-LEVENTHAL)
 Terdiri dari:
 Hiperandrogenism  hirsutisme (rambut yang tidak
seharusnya)
 Anovulasi kronik  oligo-amenore
 Ovarium polikistik
 Kriteria diagnosis
 Mayor: anovulasi, hiperandrogenism
 Minor: resistensi insulin, hirsutisme, obesitas, LH/FSH > 2,5
 Bukti USG ovarium
HIPERPROLAKTINEMIA
 Mekanime: pengeluaran PIF (Prolactin Inhibitory Factor) dari
hipotalamus menurun  sekresi prolactin meningkat  umpan
balik ke hipotalamus  dopamine meningkat  menekan GnRH
 FSH dan LH menurun
 Gejala: galaktorea/cairan dari putting susu (khas), amenore
 Penyebab:
 Obat-obatan: antagonis dopamine, fenotiazin, reserpin,
amfetamin, antidepresan trisiklik atau stimulasi laktotrop
seperti E2, kontrasepsi oral, dll.
 Hipotiroid: periksa TSH
 Tumor hipofisis  dx: tes campmetri, Ro sella tursica, CT Scan/
MRI, uji provokasi
 Kraniofaringioma  dx: Ro, CT Scan, MRI
SINDROM SEEHAN & PENYAKIT
SIMMOND
 Sindrom seehan: nekrosis adenohipofisis karena HPP dan syok
 Penyakit simmond: sumbatan vena hipofisis karena sepsis dan
emboli
 Gejala:
 Tergantung luasnya daerah yang terkena
 Timbul segera pada periode post partum
 Amenore
 Kegagalan laktasi
 Hilangnya rambut pubis dan ketiak
 Dx: FSH & LH menurun, GH menurun, 17-Ketosteroid & 11-
ketosteroid menurun
PUD (PERDARAHAN UTERUS
DISFUNGSIONAL)

DEFINISI:
Perdarahan uterus abnormal (jumlah, frekuensi atau
lamanya) yang terjadi baik di dalam maupun di luar
siklus haid, yang semata-mata disebabkan oleh
gangguan fungsional mekanisme kerja poros
hipotalamus-hipofisis-ovarium-endometrium tanpa
adanya kelainan organik alat reproduksi.
 Usia premenarche: usia sejak terjadi menarche
sampai memasuki usia reproduksi. Biasanya 3-5
th setelah menarche. Ditandai dengan mens tidak
teratur baik lama maupun jumlahnya (gangguan
fungsi pembuluh darah & psikis)
 Usiaperimenopase: usia antara pre menopause
dan pasca menopause, yaitu sekitar menopause
(40-52 th)

FASE TERJADI PUD


 Endokrin: gangguan pada sistem hipotalamus,
hipofisis, ovarium dan endometrium
 Non endokrin: psikogenik, neuropenik, nutrisi yang
kurang dan penyakit sistemik

PUD bisa terjadi pada siklus ovulatorik, anovulatorik,


folikel persisten

ETIOLOGI PUD
 Lesi
proliferative kelenjar endometrium ( dapat sedikit
mengenai stroma endometrium)
 Etiologi:
anovulasi kronik, tumor ovarium yang
memproduksi estrogen, obesitaAas, nulipara,
unopposed estrogen, DM, menopause lambat
 Tanda dan gejala: vaginal discharge, abdominal
bleeding (post menopause)
 Leucorrhea

HIPERPLASIA ENDOMETRIUM
DISMENOREA
 Nyeri waktu haid atau haid yang berkaitan dengan nyeri seperti
kejang atau kolik
 Klasifikasi:
 Primer (fungsional)
 Kelainan pelvis (-)
 Disebabkan kelainan intrinsik uterus
 Terjadi sejak usia 15-25 th
 Ciri pasien: tegang, non atletis, mother dominated,
ambang nyeri rendah.
 Pengobatan lebih sulit
 Tanda: kongestif dan spasmodic
 Terjadi ketidakseimbangan estrogen dan progesteron
 Sekunder (Organik)
NEXT..  Patologi pelvis (+)
 Termasuk endometriosis
 Terjadi tiap saat
 PID kronik
 Mioma uteri
 Polip endometrium
 Kelainan bentuk uterus
 Kelainan letak uterus
 AKDR

 Stenosis kanalis servikalis


 Tumor ovarium
PMS (PRE MENSTRUAL SYNDROME
 Kejadian siklik depresi atau mudah tersinggung dan keluhan selama fase luteal, disertai
perasaan kembung, nyeri payudara atau sakit kepala
Kelompok gejala gejala

Retensi cairan Nyeri payudara


Edema ekstremitas
BB bertambah
kembung
Gejala otonom Jantung berdebar
Bingung
Pusing
Insomnia
kelelahan
Emosi Gugup/ tegang
Pelupa
Depresi
Mudah tersinggung
Cemas
Menangis
Gejala muskuloskeletal Nyeri otot
Nyeri sendi
Sakit kepala/ migren
kram
TERAPI NON FARMAKOLOGIS UNTUK
PMS

 Pencatatangejala dan penentuan PMS 


meningkatkan sense of control
 Latihan fisik  meningkatkan opiate sental
 Kurangikopi, tingkatkan karbohidrat dan
minyak nabati, kurangi protein dan lemak
hewani
INFEKSI ALAT
GENITAL
FLUOR ALBUS

 Fisiologis: jernih, tidak gatal, tidak berbau.


 Disebabkan oleh transudat vaginal, sekret dari
leher rahim, kelenjar Bartholin dan Kelenjar
skene.
Etiologi
 Corpus alineum
 Infeksi
bakteri : G. Vaginalis, N.Gonorrhoeae,
Chlamydia, M.Hominis, dll.
 Infeksi virus : DNA virus.
1. VULVITIS

Radang selaput lendir labia dan


sekitarnya
Gejala :
 Disuria.
 Lekore dengan pruritus vulva.
 Gangguan coitus.
 Erythema pada labia and introitus
vagina
Etiologi :

 Higiene yang kurang.


 Gonococcus
 Candida albicans.
 Trichomonas
 Oxyuris
 Diabetes.
 Sekunder terhadap lekore dan
fistel traktus genital.
Ulcus pada Vulva :
 Ulcus Tuberculosum.
 Ulcus Acutum vulva.
 Ulcus Lueticum/Syphiliticum.
 Ulcus Molle.
 Ulcus Varicosum.

Komplikasi Vulvitis :
 Bartholinitis.
 Condyloma acuminata.

Penatalaksanaan :
Terapi kausal.
II. VAGINITIS
A. Bakteri Vaginosis:
 Disebut nonspesific vaginitis atau Gardnerella vaginitis.
 Suatu perubahan flora bakteri vagina normal.

Diagnosis:
 Cairan vagina berbau.
 Ph sekret lebih dari 4.5
 Peningkatan jumlah sel pada sekret vagina
 Penambahan KOH ke sekret vagina menimbulkan bau
amis.
B.TRICHOMONAS VAGINITIS

 PMS, Trichomonas Vaginalis


 Sering ditemukan bersama bakterial vaginosis

Diagnosis :
Faktor kekebalan dan ukuran Inoculum mempengaruhi
penampilan gejala.
 Sekret vagina purulen, berbau, dapat disertai pruritus.
 Erythema vagina dan macula colpitis (strawberry cervix).

 Ph vagina  > 5.0.


 Peningkatan leukosit dan motilitas trichomonas pada
sekret secara mikroskopis.
 Whiff test dapat positive.
C.Vulvovaginal Candidiasis.
 Selama hidup, 75 % wanita pernah sekali
terpapar VVC dan 45 % terpapar 2 x atau lebih
 Disebabkan oleh Candida albicans, 85 – 90 %
 Faktor Predisposisi :
1. Penggunaan antibiotik
2. Kehamilan
3. Diabetes.

Diagnosis :
 Gejala : 1. Pruritus vulva
2. Keluar sekret Vagina
-Sign : 1. Sekret bervariasi dari encer
jernih sampai kental/pekat.
2. Vaginal soreness
3. Dispareunia
4. Vulvar Burning
5. Irritasi

- Laboratorium :
1. Whiff tes negative
2. Elemen fungal
3. Preparasi saline normal.
4. pH vagina biasanya normal
III. CERVISITIS

Serviks mempunyai 2 jenis epitel


- Epitel squamousa.
- Epitel glandular.
Penyebab inflamasi serviks tergantung dari
epitel yang terkena
Trichomonas, Candida, and Herpes Simplex
virus  inflamasi ektoserviks.
N. GO dan C. Trachomatis
 epitel glandular  endocervicitis
mukopurulen.
Diagnosis :

 Sekret endoserviks purulen, biasanya


kuning kehijauan.
 Erotio portionis.
 Vaginitis atau vulvitis sekunder.
 Nabothi ovula pada kasus kronis.

Etiologi :
 Infeksi Gonokokus.
 Benda dalam intrauterin.
Ulcus Portio :

 Ulcus Carsinomatosum.
 Ulcus Syphiliticum.
 Ulcus Tuberculosum.

Terapi :
 Antibiotika untuk terapi uncomplicated
lower genital tract infection.
IV. Pelvic Inflammatory Disease (PID)

 PID disebabkan oleh mikro organisme


pada endoserviks yang naik ke
endometrium dan tuba fallopi secara
hematogen, limfogen, atau secara
langsung.
 Kebanyakan kasus disebabkan PMS
 Neiserria gonorrhoeae dan Chlamydia
trachomatis serta H influenza (jarang)
Diagnosis :

Berdasarkan gejala-gejala :
 Nyeri pinggang
 Cervical motion
 Adnexal tenderness
 Demam
Terapi :
Antibiotika spektrum luas.
 ENDOMETRITIS AKUT
Terutama post partum atau post abortum.
Gejala :
 Demam.
 Lochia berbau : Terkadang purulen .
 Lochia lama berdarah  Metrorrhagi.
 Nyeri, bila radang menjalar ke
parametrium dan perimetrium.

Terapi :
 Uterotonika.
 Bed rest dengan posisi Fowler.
 Antibiotika.
 Kuret bila diperlukan.
 ENDOMETRITIS KRONIS

Gejala :
 Fluor albus yang keluar dari ostium.
 Metrorrhagia or menorrhagia.

Terapi :
 Kuretase.

 MYOMETRITIS
Biasanya merupakan lanjutan dari
endometritis,
 Gejala dan terapinya = endometritis. 
Diagnosis  PA.
 SALPINGITIS AKUT
Paling sering disebabkan oleh N. Gonorrhoea.
Gejala :
Nyeri abdomen bawah dan pelvis  bilateral.
Sekret purulen.
Nausea, vomitus, headache.
Kadang disertai demam.

Symptom :
Nyeri abdomen  Kuadran bawah
Distensi abdomen bila ada peritonitis pelvis
Cervical motion tenderness.
Laboratorium :
 Leukositosis.
 Cairan peritoneum yang keruh
pada kuldocentesis.
 Mikroskopis ditemukan bakteri
and leukosit.

DD /
 Apendisitis akut.
 Kehamilan ektopik.
 Ruptur kista lutein pada corpus.
 Diverticulitis.
 Torsi massa adneksa.
 Leiomioma.
 Endometriosis.
 Infeksi traktus urinaria.

Komplikasi :
 Peritonitis pelvis
 Ileus paralitik.
 Selulitis pelvis dengan trombophlebitis.
 Abses tuba, tuboovarial, atau cavum
Douglas.

Pencegahan :
 Deteksi dini dan pemberantasan PMS.
PARAMETRITIS (SELULITIS PELVIS)

 Radangjaringan longgar di dalam


ligamentum latum
 Biasanya unilateral

Etiologi :
 Dariendometritis (percontinuatum,
limfogen, hematogen)
 Robekan serviks
 Perforasi uterus oleh alat-alat
Gejala :
 Febris tinggi
 Nyeri unilateral

Diagnosis :
 Infiltrat pada rektal toucher
 Uterus terdesak ke sisi yang sehat

Penyulit :
 Eksaserbasi akut
 Trombophlebitis
 Abses dalam parametrium
PELVEOPERITONITIS
(PERIMETRITIS)
Sebagai lanjutan Salpingoophoritis
Kadang terjadi dari endometritis atau
parametritis

Etiologi :
GO
Sepsis (postpartum atau postabortum)
Appendisitis

Terapi :
Sesuai etiologi
TUBERCULOSIS PELVIS
- Tuba (90%)
- Endometrium (70%).

Diagnosis :
 Infertilitas.
 TB paru aktif atau dalam penyembuhan.
 HSG, Histeroskopi atau laparoskopi.
 Bakteri M. TBC ditemukan pada cairan
menstruasi atau biopsi spesimen.
Laboratorium :
 Ditemukan bakteri dari kuretase atau biopsi
dengan preparat langsung atau kultur
Radiologi :
Foto Thorax.
HSG.

Differential Komplikasi :
diagnosis : Infertilitas.
Schistosomiasis. Peritonitis
Enterobiasis. tuberkulosa
Carcinoma. generalisata
Infeksi fungal.
Terapi :
A. Medikamentosa.
= Terapi TBC

B. Operatif
Sebelum tindakan operasi pasien harus diberi
antimikroba selama 12 – 18 bulan.

Indikasi terapi operatif :


1. Terapi medikamentosa gagal.
2. Resisten atau rekuren
3. Ganggguan menstruasi yang menetap.
4. Fistel.
 Berperilaku sehat
 Cepat periksa bila ada keluhan
 Deteksi dini dengan PAP smear dan USG
 Melatih otot-otot seksual

HAL-HAL YANG BISA DILAKUKAN


PROLAPSUS
ALAT GENITAL
ETIOLOGI
Kelemahanorgan-organ
penyokong alat genitalia
Fascia endopelvik
Otot-otot dasar pangul
(diafragma pelvis)
Otot-otot diafragma urogenitalia
Perineal body dan sfingter ani
PATOLOGI TERJADINYA
PROLAPSUS ALAT GENITALIA

Kelemahan otot levator ani


dan levator plate
Kelemahan ligamentum
endopelviks
Kelemahan otot-otot
diafragma urogenitalia dan
perineum
FAKTOR RESIKO
Trauma persalinan
Paritas
Tekanan intra abdominal kronik
Usia
Kelainan bawahan
Ras
GEJALA
 Sesuatu yang turun atau keluar dari liang kemaluan
 Terasa atau teraba ada benjolan di liang kemaluan
 Terasa pegal didaerah belakang atau punggung
 Susah berjalan
 Perdarahan pervaginam
 Inkontinensia urin
 Konstipasi
 Gangguan bersenggama
KLASIFIKASI
 Stadium I : bila bagian prolapsus masih
diatas introitus vagina
 Stadium
II : bila bagian prolapsus
sudah mencapai introitus vagina
 StadiumIII : bila bagian prolapsus
sudah keluar dari introitus vagina
Rektokel Grade IV
Prolaps Genitalia Dan
Prolaps Rekti
 Cara Mudah Patokan Himen

Di atas - 1cm Grade I


1 cm sp +1cm Grade II
Di bawah + 1cm Grade III
Eversi komplit Grade IV
PENATALAKSANAAN
Pencegahan :
Penanganan persalinan
yang baik
Terapi hormon pengganti
Latihan otot dasar panggul
PENATALAKSANAAN
 Konservatif
Penggunaan pesarium vagina
Indikasi penggunaan:
 Kontra indikasi operasi
 Menunggu operasi (mengurangi simptom)
 Masih ingin hamil
 Trimester pertama kehamilan
 Pemeriksaan diagnostik memastikan koreksi sistouretrokel besar
bukan penyebab stres inkontinensia urin
A. Smith (silicone, folding)
B. Hodge without support (silicone. folding)
C. Hodge with support (silicone, folding)
D. Gehrung with support (silicone, folding)
E. Risser (silicone, folding)
F. Ring with support (slllcone, folding)
G. Ring without support (slllcone, folding)
H. Cube (silicone, flexible)
I. Tandem-Cube (silicone, flexible)
J. Rigid Gellhom (acrylic, multiple drain)
K. 95% Rigid Gellhom (silicone, multiple
drain)
L. Flexible Gellhom (silicone, multiple drain)
M. Ring incontinence (silicone)
N. Shaatz (silicone. folding)
O. Incontinence dish (silicone, folding)
P. Inflate Ball (latex)
Q. Donut (silicone)
KANKER
REPRODUKSI
JENIS KANKER TERSERING

Kanker indung telur Kanker payudara


Kanker Badan rahim
Kanker trofoblas Kanker Leher rahim
CERVICALCANCER
Kanker Serviks di Indonesia
Kanker yang paling sering di Indonesia ~ (34.4% dari
kanker pada wanita)1
Hampir 70% datang dengan stadium lanjut 2,
sehingga angka survival rendah
15.000 kasus baru, 8.000 kematian3;
Perhari ~40 kasus baru,
Perhari ~20 kematian  Perjam ~1 kematian
Seluruh duniaSetiap 1 menit 1 kasus baru
Setiap 2 menit 1 kematian

1).Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Badan Registrasi Kanker IAPI,
Yayasan Kanker Indonesia. Kanker di Indonesia Tahun1998. Data Histopatologik.
2). Mochtarom M. Data registrasi Kanker Ginekologik. Bagian Obstetri dan Ginekologi.RSUPN /FKUI, Jakarta 1992
3). IARC, Globocan 2002 database; Summary table by Cancer 2002. http://www-dep.iarc.fr/top.htm.Accessed Feb 1, 2007
SEBERAPA SERING KANKER SERVIKS ?

Menurut WHO
TIAP TAHUN, DI SELURUH DUNIA:
490,000 perempuan didiagnosa*

menderita kanker serviks

240,000 di antaranya MENINGGAL

*80% terjadi di negara berkembang


APA PENYEBAB
KANKER SERVIKS?

KANKER SERVIKS DISEBABKAN OLEH HUMAN PAPILLOMAVIRUSa,1,2


120 Tipe HPV telah diketahui
30-40 Tipe HPV menyerang anogenital

Low risk type ( HPV 6 & 11 ) High risk type ( HPV 16 & 18)
(tidak menyebabkan kanker) Menyebabkan kanker serviks
Menyebakan anogenital warts
Anogenital : area kelamin (termasuk kulit
penis, mulut vagina & anus)

Infeksi dengan HPV seringkali TIDAK menimbulkan gejala


Banyak orang TIDAK tahu mereka terinfeksi HPV
Banyak orang dapat menularkan HPV TANPA menyadarinya
KALAU SAYA TERINFEKSI HPV…?
Jika Anda terinfeksi HPV

80% akan dibersihkan dengan 10- 20% berkemungkinan menjadi


sistem immun (kekebalan) infeksi persisten (menetap)

Resiko menjadi kanker serviks

Kebanyakan pria dan wanita yang telah berhubungan intim,


beresiko terinfeksi HPV

Lebih dari 75% wanita yg berhubungan intim, pernah


terinfeksi HPV, puncak di antara umur 18-22 tahun
INSIDEN & PREVALENSI

Angka kejadian HPV di Amerika Serikat


makin meningkat
75% wanita yang secara seksual aktif
terpapar HPV
Prevalensi HPV usia 13-20 tahun  40%
Mahasiswi  43%
KANKER PAYUDARA?

Keganasan no 2 setelah kanker mulut rahim


GEJALA KANKER
PAYUDARA

Benjolan di payudara
Perubahan ukuran dan bentuk
Sekret dari putting susu
Perubahan warna kulit payudara
GOLONGAN YANG
BERISIKO
Usia tua
Tidak kawin
Wanita gemuk
Pertama mens pada usia muda
Menopause yang terlambat
Melahirkan anak pertama usia > 30 th
Adanya riwayat kanker ovarium dan kanker
payudara dalam keluarga
DIAGNOSA DINI…

1. Wawancara
→ Pertanyaan yang menjurus ke kanker payudara
2. Pemeriksaan payudara

→ Inspeksi
SARARI/SADARI
→ Palpasi
Mammografi
USG
KANKER OVARIUM(INDUNG TELUR)
 Di Amerika kanker ginekologi penyebab kematian tertinggi
 Angka kejadiannya cenderung meningkat
 Ditemukan sering secara kebetulan
 Gejala klinik tidak khas.
 Menunjukkan gejala bila telah metastase

DATA OBYEKTIF
Infertilitas

Telat menopause
Pemakaian kontasepsi oral yang lama
Dapat terjadi anak & remaja ( Germ cell)
Riwayatkeluarga menderita kanker
Ovarium- payudara- usus besar

MENINGKATKAN RISIKO
Kehamilan (15%)
Menyusui
Histerektomi /Tubektomi
Pemakaian kontasepsi oral
jangka pendek/beberapa bulan

MENURUNKAN RISIKO
Tidak spesifik
Secara kebetulan
Benjolan diperut
Perut terasa penuh , nyeri
Perubahan pola haid

GEJALA
UPAYA DETEKSI DINI

Upaya yang dilakukan :


1. Pemeriksaan Dalam
2. USG transvaginal
3. Petanda Tumor ( Ca 125 )
PEMERIKSAAN DALAM
USG
TUMOR TROPHOBLAS 15 – 20 %
Kejadian penyakit tinggi ; 6000 – 8000
kasus per tahun
Sering pada usia reproduksi
Satu-2nyajenis yang dapat diobati tuntas
dg kemoterapi walau sudah metastase
Fungsi reproduksi dapat dipertahankan

DATA OBYEKTIF
Mola hidatidosa : Kriteria WHO (2) : histopatologis
dan klinis.
Secara histopatologis,
 Mola hidatidosa : M.H.komplit n parsial
 Mola invasif
 Koriokarsinoma gestasional
 Placental site trophoblastic tumor
Secara klinis
 Penyakit trofoblas gestasional
 Tumor trofoblas gestasional
 Metastatic trophosblastic
GEJALA
 Seperti pada kehamilan trimester 1 yaitu terlambat
haid
 Mual dan muntah. Keluhan muntah yang ditemui
biasanya lebih hebat dibandingkan kehamilan
normal
 Perdarahan & ukuran uterus yang lebih besar
dibandingkan kehamilan
 Uterus membesar dan lunak
 terlihat keluarnya gelembung-gelembung mola
 adanya gambaran badai salju dan mola parsial
menunjukkan gambaran swiss cheese
PEMERIKSAAN HCG

 Padapenyakit trofoblas gestasional kadar hCG


serum berlipat ganda lebih tinggi daripada kadar
hCG pada kehamilan normal.
 PemeriksaanhCG merupakan cara yang paling
bermanfaat baik untuk diagnosis maupun untuk
melakukan pemantauan perjalanan penyakit pada
mola hidatidosa pasca evakuasi jaringan mola
 Juga bermanfaat pada pemantauan hasil
pengobatan dengan kemoterapi pada tumor
trofoblas gestasional
CARA PENCEGAHAN KEHAMILAN
PASCA MOLA
 Selama satu tahun pasien pasca evakuasi mola
tidak dianjurkan hamil untuk memudahkan
pemantauan.
 KByang dianjurkan adalah kondom. Pemakaian
IUD tidak dianjurkan karena adanya efek samping
perdarahan yang akan mempersulit diagnosis
adanya pertumbuhan jaringan trofoblas
 Penggunaan KB hormonal tidak dianjurkan
 Lebih aman menggunakan KB kondom.
KANKER ENDOMETRIUM
KANKER ENDOMETRIUM (BADAN RAHIM)

Kanker ginekologis tertinggi di AS


Meningkat dengan tajam dalam
usia premenopause dengan
puncaknya pada usia 65-75 tahun
 Terdapat pada perempuan-
perempuan kaya/makmur,
kegemukan, post-menopause
dengan paritas rendah,
EPIDEMIOLOGI

 Kanker endometrium berada di bawah kanker ovarium


sebagai kanker ginekologi yang paling sering didapat.
 Insiden kanker endometrium meningkat dari 2 per 100.000
pada wanita di bawah usia 40 tahun tiap tahunnya menjadi
40-50 per 100.000 pada dekade 6,7 dan 8.
 75% dari semua kasus ditemukan saat stadium I (tingkat
survival-nya 75% atau lebih tinggi).
FAKTOR RISIKO

FAKTOR RISIKO RISIKO RELATIF (RR)


Obesitas 2 - 11
- 21 – 50 lb 3,0
- > 50 lb 10
Nuliparitas 2-3
Late menopause (usia > 52 th) 2,4
Unopposed estrogen eksogen 1,6 - 12
Tamoksifen 1,7 – 2,5
Hipertensi 1,2 – 2,1
Radiasi (pelvis) 8
HISTOLOGI

Ditinjau dari asal kanker :

 Kanker endometrium primer :


 endometrioid adenokarsinoma (75%),
adenoskuamosa (20%), dan lain-lain (5%) (papillary
serous, clear cells, dsb)

 Metastatik:
 uterus dapat menjadi tempat metastasis dari
keganasan di ovarium, payudara, atau gaster. Lesi
metastasis pada endometrium biasanya disertai
dengan penyebaran penyakit ke tempat lain.3
HISTOLOGI

Secara umum klasifikasi histologi kanker


endometrium :
 Adenokarsinoma
 Adenokantoma (adenokarsinoma dengan
metaplasia skuamous)
 Adenoskuamosa karsinoma (kombinasi
adenokarsinoma dan squamous cell
karsinoma)
FAKTOR RISIKO

1. Berlebihnya estrogen atas progesteron, yg didapati pada:


 Tumor sel granulosa dan tekoma dari ovarium,
 kegemukan melalui mekanisme konversi perifer,
 Hipertensi dan diabetes melitus yang sebagian besar
dihubungkan dengan faktor kegemukan
-LANJ

2. Pemberian estrogen secara terus-menerus dapat


menyebabkan timbulnya hiperplasia endometrium
3.Perempuan dengan berlebihan estrogen endogen dari tumor
granulosa dapat berkembang menjadi kanker endometriun
4.Perempuan dengan penurunan dari kerusakan estrogen oleh
gangguan hepar dapat berkembang menjadi kanker
endometriun
5.Perempuan yang kegemukan mempunyai kelebihan estrogen
yang berasal dari konversi perifer dari androstenedione
6.Periode premenopause memiliki sifat yang khas dengan
timbulnya siklus unovulasi dengan tidak adanya lawan estrogen,
hal ini menyebabkan insidensi kanker endometriun meningkat
dengan tajam
KESIMPULAN Kanker pada Perempuan

Jenis Payudara Leher rahim Indung telur Badan rahim Peny.


Kanker Trofoblas
ganas

Keluhan Benjolan Perdarahan, Perut Perdarahan Perdarahan


keputihan, membesar setelah hamil
nyeri panggul anggur

Kelompok Perempuan Sudah Usia muda >> usia Usia subur,


perempuan (laki-laki 1%) menikah s.d tua menopause sudah kawin
(+)

Diturunkan (+) (-) (+) (+) (-)

Deteksi dini SADARI Tes PAP Periksa Biopsi


dalam hCG darah
USG IVA USG
Mamografi USG
BAGAIMANA MENJAGA
KESEHATAN ORGAN
REPRODUKSI
Mengenali organ reproduksi
Mengetahui keluhan dan gejala
bila ada kelainan
Melakukan pencegahan
Melakukan deteksi dini
Melakukan pengobatan
KELUHAN ATAU GEJALA YANG SERING

Keputihan
Perdarahan
Benjolan
Gangguan sanggama
Gangguan BAB atau BAK
Keputihan : lendir
berubah warna, bau
dan rasa gatal
Nyeri

INFEKSI
Iritasi
Gatal
Kemerahan

ALERGI
Perdarahan diluar haid
Tidak haid

KELAINAN HORMONAL
Keputihan, perdarahan,
benjolan
Bisa di vagina, mulut rahim,
rahim dan indung telur

TUMOR DAN KANKER


Benjolan,
gangguan
sanggama, gangguan
BAB dan BAK

KERUSAKAN ORGAN
REPRODUKSI
PENYAKIT MENULAR
SEKSUAL
117
EPIDEMIOLOGI
 Adalah suatu infeksi atau penyakit yang kebanyakan
ditularkan melalui hubungan seksual (oral, anal atau
lewat vagina)

 IMSmenyerang sekitar alat kelamin tapi gejalanya


dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran
pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya

 Lebihdari13 milyar penduduk dunia terinfeksi


IMS setiap tahunnya 118
APA BAHAYA IMS/PMS ???
 Kebanyakan IMS peyebab kita sakit
 Beberapa IMS peyebab kemandulan
 Beberapa IMS peyebab keguguran
 IMS dapat menular ke bayi
 IMS penyebab rentan terhadap HIV/AIDS
 Beberapa IMS tidak bisa sembuh
 IMS seperti HIV/AIDS dapat menyebabkan kematian 119
TANDA KHAS IMS
 Keluar
cairan dari alat kelamin secara abnormal (berbau
dan berwarna)
 Sakit/ panas sewaku buang air kecil
 Gatal-gatal di sekitar alat kelamin
 Nyeri
di perut bawah atau sekitar alat kelamin, atau
sewaktu berhubungan seks
 Lukadi mulut atau alat kelamin dengan pembesaran
getah bening
120
APA SAJA JENIS-JENIS IMS ?

I. GO (GONORRHOEA/ KENCING NANAH)


● IMS PALING SERING DITEMUKAN
● Penyebab: Neisseria gonorrhoeae
 Masa Inkubasi : 1 – 5 hari
● Gejala : Keluar nanah terutama pagi (morning drips/
ngeplek), sakit saat kencing dan ereksi, pada
wanita tidak sakit ‘HANYA KEPUTIHAN’
121
GONORRHEA GONORRHEA
PADA PRIA PADA WANITA 122
GONORE
123
GONORE
PADA MATA
BAYI BARU
LAHIR

124
 Penyebab : Herpes Simplex Virus
 Masa Inkubasi : 2 – 10 hari, dpt sampai 3 mgg
 Gejala : berupa vesikel (bruntus) dan borok kecil
(ulcera), sangat nyeri, lokasi kelainan di gland penis,
praeputium dan vulva.

II. HERPES GENITALIS


125
HERPES GENITALIS
126
Herpes Genitalis

127
III. SYPHILIS/ RAJA SINGA /LUES

● Penyebab : Treponema Pallidum


● Masa Inkubasi : 2 mgg sampai 3 bulan
● Terdiri dari 3 stadium :
1. Timbul papel erosif – jadi ulcus durum (keras, tidak nyeri, dasar
bersih, tepi rata)
2. Timbul 3 – 10 th, stlh stad. 1: terjadi perusakan semua jaringan
tubuh
Dapat jg tjd Neurosyphilis, Syphilis Congenital
3.
128
129

SYPHILIS
130
131

SIFILIS TAHAP AWAL


SIFILIS TAHAP II

132
133
134
SIFILIS PADA BAYI
135
IV. ULCUS MOLE

 Penyebab : N. Ducreyi
 Masa Inkubasi : 2 – 10 hr
 Gejala : borok bulat lonjong, dinding tak rata,
kotor dan nyeri tekan, terdapat pembesaran KGB
136
ULKUS MOLE

137
V. JENGGER AYAM (KONDILOMATA AKUMINATA)

Penyebab : Human papilloma virus


Masa Inkubasi : 2 – 3 bln
Gejala : timbul kutil pada daerah yg terinfeksi, lanjut
kutil bergerombol spt jengger ayam di kemaluan dan
daerah anus
138
KONDILOMATA AKUMINATA
139
KONDILOMATA AKUMINATA
140
HIV-
AIDS
141
APA ITU HIV ?
HIV adalah virus yang
melemahkan sistem
kekebalan atau
perlindungan di dalam
tubuh (SEL DARAH PUTIH).
Sel darah putih berfungsi
142
membantu melawan infeksi
ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROM

Kumpulan gejala penyakit yang


didapat akibat menurunnya sistem
kekebalan tubuh oleh karena
adanya HIV didalam tubuh

143
PERKEMBANGAN
Tertular DARI HIV MENJADI AIDS
Periode
Jendela HIV + AIDS

3 - 6 BULAN 3 - 10 TAHUN 1 - 2 TAHUN

144
HIV DIDAPATKAN DI:…..

cairan sperma

cairan vagina

darah
air susu ibu 145
GEJALA TAMBAHAN (MINOR)

Batuk kronis lebih dari tiga


bulan
Infeksi pada mulut
Kelainan pada kulit
Pembesaran kelenjar getah
bening
Herpes zooster
146
CARA PENULARAN

1. Penggunaan jarum suntik, alat tindik dan tato secara


bergantian
2. Tranfusi darah dan transplantasi jaringan yang tercemar HIV
3. Ibu hamil/menyusui yang mengidap HIV kepada bayinya 147
4. Hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV
HIV/AIDS TIDAK DITULARKAN MELALUI KONTAK SOSIAL

1. Bersenggolan dengan pengidap HIV/AIDS


2. Berjabat tangan
3. Penderita HIV/AIDS bersin atau batuk di depan kita
4. Berciuman biasa
5. Melalui makanan dan minuman
6. Sama-sama berenang di kolam renang
7. Menggunakan WC yang sama dengan pengidap
HIV/AIDS
8. Melalui gigitan nyamuk dan serangga lainnya
148
PENCEGAHAN PRIMER (PRIMARY PREVENTION)

(ABSTINENSI), (Be Faithfull),


artinya absen seks artinya bersikap
atau tidak melakukan saling setia
hubungan seks bagi B kepada satu
orang yang belum A pasangan seks
menikah (tidak berganti-
Konsep ganti)
ABCD
(Condom),
artinya mencegah (Drug No),
D
penularan HIV dengan C artinya dilarang
memakai kondom. bila menggunakan
salah satu pasangan
149
Narkoba suntik
telah terinfeksi HIV
PENCEGAHAN KHUSUS
Konseling dan Tes HIV sukarela bagi yang beresiko
Hindari pemakaian peralatan tajam secara
bergantian (jarum suntik, jarum tato, jarum tindik,
pisau cukur)
Kewaspadaan universal bagi petugas
* APD (sarung tangan, jubah, masker)
* Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
* Disinfeksi dengan larutan klorin 150
* Penanganan limbah
DISFUNGSI
SEKSUAL
 Gangguan Libido
 Ganguan Ereksi
 Gangguan Orgasme
 Gangguan Ejakulasi

DISFUNGSI SEKSUAL LAKI-LAKI


Libido: hasrat seksual yg muncul dalam
bentuk energi psikis dan emosional, yg
dipengaruhi hormon seks dan berkaitan
dengan insting
Dua macam gangguan libido : Low
libido dan high libido (Kecanduan
seks/Nymphomaniac)

GANGGUAN LIBIDO
 Disfungsi ereksi/impoten : keluhan pria dimana penis tidak dapat ereksi full
(minimal 70%) dalam melakukan penetrasi vagina (ketidakmampuan
mempertahankan ereksinya tetap keras)

 Kategori ringan ; kadang gagal kadang berhasil, tetapi apabila tidak diobati
akan mengarah pada sedang atau bahkan sampai berat

 Kategori berat : ketidakmampuan penis ereksi di pagi hari dan selalu gagal
dalam seks penetratif, berkaitan dengan penyakit pembuluh darah cth; stroke,
jantung dan DM.

GANGGUAN EREKSI
 Gangguan Ereksi lain yaitu Priapismus/priapism ;
kebalikan dari disfungsi ereksi
• Sebuah keadaan dimana terjadi ereksi penis
secara terus menerus meskipun tanpa adanya
rangsangan seksual dan bisa berpotensi merusak
jaringan penis permanen

 Priapismus
terjadi akibat tertahannya darah dalam
penis dengan jangka waktu yg lama sehingga penis
terus mengalami ereksi

 Penanggulangan dengan obat penenang


 Tidak bisa orgasme saat berhubungan seks
 Hal ini terjadi akibat :
 Hambatan seksual
 Kurang pengetahuan
 Psikologis
(perasaan bersalah, cemas, takut tidak
bisa memuaskan, serta trauma seksual pada masa
lalu)
 Kelebihan hormon serotonin

GANGGUAN ORGASME
 Anejakulasi : tidak berejakulasi tapi rasanya sudah

 Ejakulasi retrogade : sperma masuk ke kandung kemih setelah ejakulasi

 Ejakulasi
incomplete : ejakulasi tidak lengkap, karena terburu-buru dan
perasaan tidak nyaman saat ejakulasi

 Ejakulasi
dini : ejakulasi yg terjadi terlalu cepat ; < 2 mnt ada juga
mengkategorikan dengan kepuasan meskipun hanya 30 detik

 Ejakulasi
terhambat : kebalikan dari ejakulasi dini, ejakulasi yg tidak
kunjung keluar meskipun sudah berjam2

GANGGUAN EJAKULASI
FAKTOR PSIKOLOGIS :

 Konflikintrapersonal : Keyakinan yang bersifat tabu, merasa


terasing, konflik identitas seksual, rasa bersalah (misalnya pada
janda dengan pasangan baru).
 Faktorsejarah : Pengalaman dilecehkan (seksual, verbal, fisik),
perkosaan, belum pernah mendapat pengalaman seksual.
 Konflik interpersonal : Konflik hubungan, perselingkuhan, baru
saja mengalami pelecehan secara fisik, verbal atau seksual,
libido seksual, perbedaan keinginan dengan pasangan,
kurangnya komunikasi seksual.
 FaktorDepresi dalam hidup / Stress : Kondisi keuangan, keluarga
atau masalah pekerjaan, penyakit atau kematian anggota
keluarga, depresi.
FAKTOR MEDIS
 Faktor fisiologis : Menjelang masa menopause, terjadi perubahan pada
organ-organ yang terlibat dalam penerimaan stimulasi seksual.
 Kondisi kulit : Penurunan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar minyak,
penurunan sensasi raba.
 Kondisi payudara : Penurunan lemak, kurang optimalnya pembengkakan
payudara dan ereksi puting payudara sebagai respon terhadap stimulasi
seksual.
 Vagina : Vagina yang memendek dan yang kehilangan elastisitasnya.
Sekresi fisiologis (lubrikasi) berkurang. Peningkatan pH vagina dari 3,5
menjadi 4,5 hingga > 5, penipisan lapisan luar (epitel) dinding vagina.
 Organ reproduksi bagian dalam : Kandung telur (ovarium) dan saluran telur
(tuba faloppi) mengecil, folikel ovarium tidak tumbuh dan berkembang,
terbentuk jaringan parut/skar pada ovarium, berat rahim menurun 30-50%,
leher rahim mengecil, dan penurunan produksi lendir.
 Kandung kemih : Segitiga uretra dan kandung kemih mengecil
PATOLOGIS (PENYAKIT) :

 Peradangan pada vagina


 Peradangan kandung kemih
 Endometriosis (biasa ditandai dengan nyeri haid hebat)
 Hipotiroid (kadar hormone tiroid rendah)
 Diabetes mellitus (DM)
 Multiple sclerosis
 Muscular dystrophy
 Tindakan pembedahan yang menimbulkan keluhan nyeri saat berhubungan
seksual: pengangkatan rahim, pengangkatan payudara, luka sayatan saat
persalinan.
 Kelainan lain pada organ seksual (massa/tumor, infeksi, atrofi, jaringan parut, dsb).
Kontrasepsi oral
Antihipertensi

Antidepressant

Obat penenang

OBAT-OBATAN
KLIMAKTERIUM
 Fase klimakterium:
 Pramenopause : fertilitas menurun dan menstruasi tidak teratur
 Menopause : titik dimana menstruasi berhenti
 Pascamenopause : fase setelah menopause ketika gejala
penurunan hormone ovarium terjadi

KLIMAKTERIUM
 Ketidakstabilanvasomotor : vasodilatasi dan
vasokontriksi yang berubah-ubah, seperti
warna kemerahan akibat panas (flashes) dan
keringat malam
 Gangguan emosi: perubahan mood,
iritabilitas, ansietas dan depresi

GEJALA KLIMAKTERIUM
 Atrofi
genitalia dan perubahan seksualitas : estrogen menurun
dan PH meningkat  epitel vagina menipis dan kering
 Osteoporosis  penurunan massa tulang karena penurunan
estrogen  estrogen berfungsi untuk mengubah vit. D menjadi
kalsitonin yang essensial dalam absorpsi kalsium oleh usus halus.
 Penyakit jantung coroner  penurunan kadar kolesterol
lipoprotein densitas tinggi (HDL) dalam serumsekaligus
peningkatan kadar kolesterol lipoprotein densitas rendah (LDL)

GEJALA PADA PERIODE PASCA


KLIMAKTERIUM
 Pengkajian

 Tanyakan riwayat menstruasi, kehamilan, seksual dan


kontrasepsi secara menyeluruh
 Eksplorasi
persepsi wanita mengenai kondisinya, pengaruh
budaya atau etnis, gaya hidup dan pola adaptasi
 Evaluasiseberapa berat rasa nyeri atau perdarahan yang
dialami dan efeknya pada kehidupan sehari-hari
 Tuliskanberbagai pengobatan rumah dan obat-obatan yang
digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan. Catatan
gejala harian (emosi, perilaku, gejala fisik, diet dan olahraga
serta pola istirahat)

PROSES KEPERAWATAN
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
 Risiko adaptasi individu yang tidak efektif berhubungan dengan
 Kurangnya pengetahuan mengenai penyebab penyakit
 Efek emosional dan fisiologi pada gangguan
 Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan
 Manajemen diri
 Terapi yang tersedia untuk penyakit
 Resiko terhadap gangguan gambaran tubuh berhubungan dengan
 Kelainan menstruasi
 Disfungsi seksual
 Resiko untuk rendahnya kepercayaan diri berhubungan dengan
 Persepsi orang lain mengenai ketidaknyamanannya
 Tidak mampu memiliki anak
 Nyeri akut atau kronis berhubungan dengan
 Gangguan menstruasi
 Mengutarakan pemahamannya pada anatomi reproduksi
penyebab kelainan, pengobatan dan gangguan catatan
gejala harian
 Mengutarakan pemahaman dan menerima respons emosional
serta fisik pada siklus menstruasinya
 Membuat tujuan pribadi yang memberikan keuntungan
emosional dan fisik baginya
 Memilih usaha pengobatan yang cocok untuk masalahnya
 Berhasil beradaptasi dengan kondisi jika penyembuhan tidak
dimungkinkan

HASIL PERAWATAN YANG


DIHARAPKAN
 Menerima gejala wanita benar terjadi
 Menghubungkan data dari catatan status emosional, perasaan
subjektif dan status fisik harian dengan perubahan fisiologis
 Sarankan wanita untuk mengutarakan perasaannya mengenai
gejalanya
 Berikan informasi mengenai pilihan pengobatan sehingga
wanita dan pasangan dapat membuat pilihan yang terbaik
untuk mereka
 Berikan informasi mengenai kelompok pendukung setempat

INTERVENSI
 Pelayanan telah efektif ketika wanita melaporkan peningkatan
dalam kualitas hidupnya, kemampuan perawatan diri dan
konsep diri serta gambaran tubuh yang positif

EVALUASI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai