Anda di halaman 1dari 20

Permasalahan Kesehatan

Wanita Dalam Dimensi Sosial


Dan Upaya Mengatasinya
Meiti Subardhini
Kekerasan
Latar belakang
• Tindak kekerasan terhadap perempuan, telah
berlangsung sepanjang sejarah kehidupan
manusia.
• Banyak cerita di Indonesia sejak sebelum
kemerdekaan : kasus 2 perkawinan paksa,
poligami, perceraian sepihak.
• Maslah di orde lama : masalah perempuan
dalam perkawinan, sebagai buruh di tempat
kerja, eksploitasi perempuan sgi obyek seksual
• Bertahun-tahun fakta kekerasan terhadap
perempuan masih menjadi perhatian klp kecil.
• Mei 1998, Isu kekerasan mulai menjadi
perhatian publik yang disusul dg dibentuknya
Komisi Nasional Anti Kekerasan Thd
Perempuan
• Pertemuan Beijing 1995, menegaskan untuk
menyikapi segala bentuk kekerasan yang
dialami perempuan dimanapun. Dalam konfrensi
ini kekerasan terhadap perempuan ditetapkan
sebagai salah satu dari 12 bidang kepedulian
masyarakat dunia dan sbg hambatan dalam
mencapai “kesetaraan, pembangunan dan
perdamaian”
Definisi Kekerasan
• Setiap tindakan berdasarkan perbedaan jenis
kelamin yang berakibat atau mungkin
berakibat kesengsaraan atau penderitaan
perempuan secara fisik, seksual dan psikologis,
termasuk ancaman tindakan tertentu,
pemaksaan atau perampasan kemerdekaan
secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di
depan umum atau dalam kehidupan pribadi.
(Deklarasi Anti kekerasan terhadap Perempuan,
pasal 1)
Ciri-ciri penting dalam definisi tersebut,
ialah
• Korbannya : perempuan karena jenis
kelaminnya yang perempuan;
• Tindakannya:dengan sengaja menyakiti
perempuan secara fisik, seksual atau
psikologis;
• Akibatnya; yang diserang tubuh
perempuan tetapi penderitaannya adalah
keseluruhan diri pribadinya.
Akar Masalah Kekerasan
• Bersumber pada ketimpangan kekuasaan
antara perempuan, dan laki-laki yang
diperkuat oleh nilai-nilai patriarki yang
dianut secara luas
Peta Kekerasan terhadap
Perempuan

Terjadi dalam seluruh aspek


hubungan antar manusia, yaitu
hubungan keluarga dengan
orang-orang terdekat lainnya
(relasi personal), dalam
hubungan kerja, maupun dalam
menjalankan hubungan-hubungan
sosial kemasyarakatan
Bentuk-bentuk Kekerasan

Kekerasan Fisik :
Dalam konteks relasi personal
tamparan, pemukulan,
penjambakan, pendorong-dorongan
secara kasar, penginjak-injakan,
penendangan, pencekikan, lemparan
benda keras, penyiksaan
menggunakan benda tajam (pisau,
gunting, setrika), serta pembakaran
Dlm konteks relasi kerja dan relasi
kemasyarakatan :
penyekapan terhadap calon-calon
pekerja di tempat-tempat penampungan,
serta pengrusakan alat kelamin (genital
multilation) yang sering dilakukan atas
nama budaya, atau kepercayaan
tertentu.
Konteks situasi konflik bersenjata, kaum
perempuan mengalami bentuk-bentuk
kekerasan fisik yang sama dengan kaum
laki-laki, seperti penembakkan,
pembunuhan, penganiyaan serta
penculikkan atau penghilangan.

Pembakaran rumah serta pemaksaan


untuk mengungsi
Penyiksaan Mental
Bentuk-bentuk penyiksaan psikologis yang dialami
perempuan mencakup makian dan penghinaan
yang berkelanjutan u. mengecilkan harga diri
korban, bentakan dan ancaman u.
memunculkan rasa sakit, larangan ke luar
rumah atau bentuk-bentuk pembatasan
kebebasan bergerak lainnya.

Biasanya terjadi konteks relasi personal, musuh


politik
• Depriasi Ekonomi
bentuk kekerasan yang dialami istri a. ibu
rumahtangga  tidak diberi nahkah rutin
atau jumlah yang cukup u. kebutuhan
wajar sehari-hari.
• Diskriminasi
di dalam lingkungan keluarganya maupun
di tempat kerjanya.
Di keluarganya : warisan, peluang
sekolah, hak kerja di luar rumah, di paksa
kawin muda
• Serangan Seksual
bernuansa seksual a. pelecehan seksual ,
maupun berbagai bentuk pemaksaan
hubungan seks yang sering disebut
perkosaan.

Tindakan perkosaan tidak hanya terbatas


pada pemaksaan masuknya alat kelamin
laki-laki ke alat kelamin perempuan, tetapi
juga penggunaan benda-benda asing u.
menimbulkan kesakitan pada alat kelamin.
Modul perkosaan  korban berada dalam
kondisi terbius sehingga tidak bisa
menolak, mengelak.
Dalam situasi konflik dan represi politik,
tahanan atau musuh perempuan menjadi
korban cara-cara penyiksaan yang secara
sengaja ditujukan pada organ-organ
reproduksi dari tubuh korban.
Perbudakan Seksual :
Masa penjajahan Jepang, DOM

Intimidasi Berbasis Jender


Perempuan menjadi sasaran khusus dari
berbagai tindak ancaman, intimidasi dan
bahkan serangan fisik karena korban
melanggar ketentuan-ketentuan sosial,
seperti cara berpakaian perilaku seksual
yang tidak diterima oleh pihak tertentu di
masyarakat.
Perdagangan Perempuan
• Bentuk-bentuk perdagangan manusia
yang mengancam perempuan, mencakup
pelacuran paksa, dipekerjakan paksa
sebagai pengemis, pengedar narkoba,
pekerja rumah tangga dan kawin kontrak
trans nasional.
Dimana lokus kekerasan ?
• Bisa terjadi dimana saja.
• Selama ini terjadi di rumah tinggal, acara
keramaian, di tempat kerja (kantor, pabrik, ,
atau tempat-tempat penampungan buruh
maupun calon tenaga kerja) .
• Tempat Umum, ( jalanan, pasar,
penginapan/hotel, kendaraan umum)
• Situasi konflik bersenjata, kekerasan terhadap
perempuan terjadi di markas angkatan
bersenjata, pengungsian, tempat-tempat umum
juga di rumah.
Siapa Pelaku Kekerasan ?
Umumnya orang terdekat seperti suami sendiri, ayah,
anggota keluarga lainnya atau sesama pekerja, mandor,
agen, maupun atasan atau majikan korban.

Dlm konteks perdagangan perempuan ?


para pelakunya : para pengguna jasa (pedofil), majikan
atau agen, pengedar narkoba serta penyelundupan
manusia.

Fenomena pihak yang diberi kepercayaan oleh masyarakat


untuk bertindak sebagai pengayom atau pelindung
perempuan
Siapa Korban Kekerasan ?
Perempuan yang tidak pernah jauh dari
lingkungan kita, istri, relasi kerja (pekerja
sektor formal, PRT, pekerja seks, pekerja
anak, calon pekerja di penampungan, para
aktivis buruh)
Penanganan Kekerasan terhadap
perempuan

Anda mungkin juga menyukai