Khusus
Nim : 200211019
Jawaban: model asuhan pada perempuan berkebutuhan khusus memiliki 4 unsur yaitu:
1. Primery care (pelayanan primer)
Kehamilan dan persalinan adalah kehidupan tahap normal bagi kebanyakan
perempuan, dengan asuhan tambahan yang sesuai dan tersedia untuk para
perempuan yang memerlukannya.
Prinsip asuhan primer:
1. Asuhan kesinambungan
2. Manajemen dan pelayanan oleh komunitas
3. Sifatnya umum, mudah diakses, dan adil
4. Bekerjasama dengan masyarakat lokal .
• Dipuskesmas
• Polindes
3.Collborative care
• Inter Profesional
• Pelayanan RS
• Pelayanan Di Puskesmas
• Di Rumah
• Polindes
4.Partnership
persetujuan perempuan
2. Sebutkan dan jelaskan persiapan kelahiran dan persalinan pada ibu kebutuhan khusus!
Jawaban: Continuity of care adalah asuhan kebidanan yang berlanjut dan terus
berkesinambungan sejak dimulai kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga
berencana, tunjuan dari continuity of care salah satunya adalah menurunkan angka
kematian ibu dan angka kematian bayi dengan safe motherhood and making pregnancy
safer, mencegah angka kesakitan ibu dan bayi, dengan asuhan kebidanan yang berlanjut
terus dan berkesinambungan melalui asuhan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Sedangkan continuity of care pada pasien dengan kebutuhan khusus maka pelayanan serta
asuhan kebidanan yang diberikan harus lebih mendalam sehingga tercapai tujuan dari
continuity of care sendiri. Sebagai salah satu contoh asuhan continuity of care pada ibu
dengan gangguan tunarungu wicara. Langkah awal yang harus kita lakukan adalah lakukan
pendekatan diri kepada pasien tersebut bangun kepercayaannya sehingga pasien tersebut
merasa nyaman dalam asuhan kita. Selanjutnya libatkan keluarga terutama suami karena
biasanya keluarga lebih mengerti cara berkomunikasi dengan pasien tersebut, dan keluarga
dapat membantu menyampaikan informasi yang kita berikan jika pasien kurang mengerti
dengan cara penyampaian kita. Lakukan pemeriksaan di ruangan sendiri tanpa ada orang
lain atau pasien lain yang melihatnya guna menjaga privasi pasien tersebut, karena biasanya
pasien yang menderita tunarungu wicara memiliki tingkat rasa percaya diri yang sangat
rendah.
3. Sebutkan dan jelaskan kebutuhan khusus pada permasalahan sosial budaya dari kasus
kehamilan dalam penjara, single parent dan LGBT!
B. Single Parent
Single parent adalah seorang ayah atau seorang ibu yang memikul tugas nya
sendiri sebagai kepala keluarga sekaligus ibu rumah tangga. Orang tua tunggal atau single
parent adalah orang tua yang hanya terdiri dari satu orang saja, gimana di dalam rumah
tangga atau keluarga ia berperan sebagai ibu dan juga berperan sebagai ayah.
Saat ini keluarga orangtua tunggal memiliki serangkaian masalah khusus karena hanya ada 1
orang tua yang membesarkan anak. Bila diukur dengan angka, lebih sedikit hal positif yang
ada dalam diri suatu keluarga dan 1 orang tua dibandingkan keluarga dengan orang tua
lengkap. Orang tua tunggal ini menjadi lebih penting bagi anak dan perkembangannya
karena orang tua tunggal ini tidak mempunyai pasangan untuk saling menopang.
Sager, dkk (dalam Budi, 2011 : 12) menambahkan bahwa single parent adalah orang tua
yang secara sendirian membesarkan remaja remajanya tanpa kehadiran, dukungan atau
tanggung jawab dari pasangannya.
A) Bidan memberitahu supaya orangtua tunggal agar selalu berpikir positif dalam
menghadapi permasalahan, walau tidaklah mudah menjadi kepala keluarga seorang diri.
Namun dengan berupaya dan berusaha hal ini dapat dijalani dan menunjukkan kepada
masyarakat bahwa walau tidak memiliki keluarga utuh tetapi dapat menjalani hidup dan
mendidik anak dengan baik.
B) Bidan memberitahu agar orang tua tunggal dapat lebih bijak dalam mengambil
keputusan dan berkepribadian yang tegas agar anak-anak mudah bersosialisasi dengan
masyarakat.
C) Bidan memberi support agar orang tua tunggal ikhlas dalam menjalankan hidup,
berusaha mengambil hikmah sebagai proses yang dilalui.
D) Bidan menasehati dan membimbing serta memberi pengertian pada anak agar
menghormati, menghargai, mendengarkan nasihat nya dan mampu berbagi peran untuk
menjalankan tugas tugas rumah maupun tugas sosial dalam masyarakat.
C. LGBT
Muncul banyak stigma masyarakat terhadap kaum lgbt yang dianggap abnormal dalam
lingkungan sosial. Tak sedikit dari masyarakat Indonesia yang menganggap kaum lgbt sebagai kaum
yang menyalahi kodrat manusia kaum perusak moral, hama, sampah masyarakat, mengundang
malapetaka, penyandang cacat mental, dan penghancur norma-norma sosial dan agama.
LGBT merupakan akronim dari lesbian, gay, bisexual, dan transgender. Yudianto (2016) menafsirkan
lgbt sebagai istilah baru yang digunakan sejak tahun 1990 an untuk menggantikan perasa“komunitas
gay”.
Di Indonesia terdapat tiga sikap masyarakat dalam merespon fenomena lgbt yaitu pro, kontra, dan
tidak peduli.
✓bagi yang pro, mereka menghargai setiap hak asasi manusia dan terus menyuarakan tentang
kebebasan dalam menentukan hidupnya.
✓bagi yang kontra, mereka beranggapan bahwa lgbt adalah virus yang dapat mencoreng norma-
norma sosial, agama, dan memutuskan garis keturunan.
✓bagi yang tidak peduli terhadap fenomena lgbt memilih biasa-biasa saja dan tidak mengusik
kehidupan lgbt selama lgbt tidak mengusik kehidupan mereka.
Psikoanalisis merupakan teori dalam psikologi yang dikembangkan oleh Freud ketika ia menangani
orang-orang yang mengalami neurosis dan masalah mental lainnya (Berry, 2001). Salah satu bagian
teori psikoanalisis yang sangat terkenal adalah tahap perkembangan psikoseksual.
Adapun fase perkembangan psikoseksual, antara lain: fase oral, fase anal, fase falik, fase laten, dan
fase genital (Feist & Feist, 2014). Menurut Freud fase perkembangan seseorang sehingga
menentukan dirinya menjadi lgbt atau heteroseksual adalah ketika berada di fase falik.
Meyer-Bahlburg(dalam Carlson, 2012) meneliti kadar steroid pada laki-laki homoseksual dan
mayoritas ditemukan bahwa kadar hormon-hormon ini serupa dengan yang ditemukan pada
heteroseksual sehingga dapat disimpulkan dari penelitian Meyer bahwa seseorang yang memiliki
orientasi seksual yang berbeda tidak dipengaruhi oleh hormon. Carlson(2012).
✓sosialisasi ke sekolah, kampus dan lingkungan atau seminar seminar tentang bahayanya penyakit
masyarakat lgbt yang bisa menyebabkan HIV-AIDS. Sosialisasi yang dilakukan tenaga kesehatan dan
pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahayanya penyakit ini.
✓metode konseling realitas untuk membantu individu untuk mencapai otonomi, yaitu kematangan
yang diperlukan bagi kemampuan seseorang untuk mengganti dukungan lingkungan dengan
dukungan internal sehingga individu mampu bertanggung jawab atas siapa mereka dan inginkan
menjadi apa mereka, serta mengembangkan rencana rencana yang bertanggung jawab dan realistis
guna mencapai tujuan-tujuan mereka (Corey,2003: 273-274).