T.A 2023/2024
Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Pada Anak Rentan Yg Berkebutuhan Khusus
Semester :1
Sub topik :
Waktu : 100
Setelah mengikuti perkuliahan pokok bahasan ini, mahasiswa mampu menerapkan asuhan
kebidanan pada anak rentan berkebutuhan khusus
.
REFERENSI
PENDAHULUAN
Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan sebaik-baik bentuk, tak terkecuali bagi
sebagian yang terlahir dengan keadaan spesial, atau yang lebih populer dikenal dengan anak
berkebutuhan khusus (children with special need). Individu tersebut memiliki keterbatasan-
keterbatasan dalam bentuk fisik maupun psikis, pada umumnya anak berkebutuhan khusus
ini memiliki apa yang disebut dengan hambatan belajar dan hambatan perkembangan
(barier to learning and development), karena itu orang tua dan masyarakat memiliki
peranan besar dalam mengembangkan potensinya. Anak-anak berkebutuhan khusus
memerlukan layanan pendidikan spesifik yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya,
yakni disesuaikan dengan hambatan belajar dan hambatan perkembangan oleh masing-
masing anak.
URAIAN MATERI
A. Kehamilan dalam Penjara
Hal ini bisa dijadikan dasar pertimbangan untuk penundaan pelaksanaan pidana
penjara bagi wanita hamil. Karena wanita hamil harus mendapat jaminan keamanan,
memperoleh gizi yang cukup, serta perlakukan diskriminasi dan penghukuman, Wanita
hamil yang menjalani masa penjara di lembaga permasyarakatan kurang mendapat
perhatian khusus karena selama menjalani masa hukumannya wanita hamil tidak
mendapatkan perlakuan yang khusus dari lembaga permasyarakatan. Wanita hamil
diperlakukan sama dengan narapidana lainnya, padahal wanita hamil membutuhkan
kekhususan karena selain kebutuhan gizinya yang harus dipenuhi, kebutuhan gizi untuk
janinnya juga harus dipenuhi.
Peran seorang bidan dalam merawat kehamilan di penjara sangat penting untuk
memastikan kesejahteraan ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Berikut ini beberapa
peran utama seorang bidan dalam konteks kehamilan di penjara:
B. Singel Parent
Pengertian single parent secara umum adalah orang tua tunggal. Single parent
mengasuh dan membesarkan anak-anak mereka sendiri tanpa bantuan pasangan, baik
itu pihak suami maupun pihak istri. Single parent memiliki kewajiban yang sangat besar
dalam mengatur keluarganya. Keluarga single parent memiliki permasalahan-
permasalahan paling rumit dibandingkan keluarga yang memiliki ayah atau ibu. Single
parent dapat terjadi akibat kematian ataupun perceraian.
Newman, dkk (dalam Veronika, 2007 : 15) menyebutkan keluarga single parent
adalah keluarga yang di dalam struktur keluarganya hanya terdapat satu orangtua saja
baik ayah atau ibu yang disebabkan oleh kematian, perceraian, perkawinan tidak jelas
dan pengadopsian remaja. Sementara itu, Haffman (dalam Veronika, 2007 : 15) juga
mengartikan single parent sebagai orangtua yang merangkap ayah sekaligus ibu dalam
membesarkan dan mendidik remajanya serta mengatur kehidupan keluarga karena
perubahan struktur keluarga.
Single parent biasanya lebih merasa tertekan daripada orang tua utuh dalam
kekompetenan sebagai orangtua. Kekompeten orangtua ini nantinya dapat berpengaruh
pada bagaimana orangtua mengasuh anaknya. Menjadi ibu idaman tidak datang dengan
sendirinya, semua itu dibentuk dari suatu proses pendewasaan dan perbaikan karakter,
Papalia (Rahma 2015: 426).
Kemandirian dalam jiwa ibu single parent sangat dibutuhkan untuk menjalankan
peran ganda di sektor domestik, yaitu bertugas dalam urusan rumah tangga seperti
memasak, mencuci piring dan pakaian, membersihkan rumah, menyiapkan makanan
untuk keluarga, merawat, membesarkan dan mendidik anak-anaknya dan di sektor
publik yaitu bertugas secara ekonomi agar kebutuhan tetap terpenuhi yaitu dengan
mencari nafkah bagi keluarganya dan secara sosial yaitu bersosialisasi dengan
masyarakat. Keseimbangan peran domestik dan publik perlu dicapai dengan usaha
ekstra melalui proses kesabaran, ilmu, dan konsistensi untuk menjalankannya.
Single Parent Mother yaitu ibu sebagai seorang orangtua tunggal harus
menggantikan peran ayah sebagai kepala keluarga, pengambil keputusan, pencari
nafkah disamping perannya sebagai mengurus rumah tangga, membesarkan,
membimbing dan memenuhi kebutuhan psikis remaja.
Kemandirian dalam jiwa ibu single parent sangat dibutuhkan untuk menjalankan
peran ganda di sektor domestik, yaitu bertugas dalam urusan rumah tangga seperti
memasak, mencuci piring dan pakaian, membersihkan rumah, menyiapkan makanan
untuk keluarga, merawat, membesarkan dan mendidik anak-anaknya dan di sektor
publik yaitu bertugas secara ekonomi agar kebutuhan tetap terpenuhi yaitu dengan
mencari nafkah bagi keluarganya dan secara sosial yaitu bersosialisasi dengan
masyarakat. Keseimbangan peran domestik dan publik perlu dicapai dengan usaha
ekstra melalui proses kesabaran, ilmu, dan konsistensi untuk menjalankannya.
Dampak negatif dari broken home yang benar-benar sudah tidak bisa dihindari
lagi yaitu memiliki pengaruh negatis bagi remaja baik dalam pertumbuhannya maupun
dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya karena pada masa remaja
merupakan masa-masa krisis identitas yang membuat remaja harus dalam perlakuan
dan keadaan yang baik untuk menemukan identitasnya (Somantri, 2012). Keadaan
keluarga yang kacau dapat membuat anak melakukan banyak hal negatif, memberikan
contoh yang kurang baik sebagai acuan hidup seorang anak. Keadaan seperti itu juga
membuat anak merasa tertekan disegi mental yang amat berat. Keluarga merupakan
pondasi utama didalam hidup seseorang, seorang anak juga akan merasa malu pada
lingkungan sekitar sehingga membuat ia menjauh dan mengucilkan diri dari teman-
teman dan lingkungan karena khawatir akan mendapat respon yang tidak baik dan juga
dapat mengganggu konsentrasinya dalam belajar. Broken home memiliki banyak efek
negatif terhadap hidup seseorang, diantaranya adalah (Somantri, 2012):
a. Masalah akademik, anak akan menjadi malas belajar dan kehilangan semangat
dalam mengejar prestasi.
b. Masalah tingkah laku, anak akan menjadi pemberontak, berbicara dan berperilaku
kasar, tidak peduli dengan lingkungan dan mulai melakukan kebiasaan buruk dan
juga pergaulan yang salah.
c. Masalah seks, karena ia merasa kurang mendapatkan kasih sayang dan
melampiaskan terhadap hawa nafsu atau seks bebas.
d. Masalah agama, kehilangan sosok yang bisa membimbing dan mengarahkan ke
jalan yang benar membuat anak merasa sesuatu yang berkaitan dengan agama hanya
kemunafikan saja.
6.
Peran seorang bidan dalam mendukung ibu tunggal atau "single parent" sangat
penting dalam memberikan perawatan antenatal, perawatan persalinan, dan perawatan
pasca-persalinan yang baik. Berikut adalah beberapa peran utama seorang bidan
terhadap ibu tunggal:
C. LGBT
Orientasi seksual yang lazim ada dalam masyarakat adalah heteroseksual, sedangkan
homoseksual oleh masyarakat dianggap sebagai penyimpangan orientasi seksual. Orientasi
seksual disebabkan oleh interaksi yang kompleks antara faktor lingkungan, kognitif, dan
biologis. Pada sebagian besar individu, orientasi seksual terbentuk sejak masa kecil. Hasil
penelitian-penelitian sebelumnya menganggap bahwa ada kombinasi antara faktor biologis
dan lingkungan sebagai penyebab orientasi seksual homoseksual (Money dalam Feldmen,
1990, hal.360).
Homoseksual atau penyuka sesama jenis sudah tidak asing lagi di masyarakat modern
ini dan bahkan fenomena ini sekarang sudah tampak nyata dan kasat mata bermunculan di
masyarakat. Contohnya isu terkini adalah mengenai LGBT atau GLBT yang merupakan
akronim dari "lesbian, gay, biseksual, dan transgender". Istilah ini digunakan semenjak
tahun 1990-an dan menggantikan frasa "komunitas gay" karena istilah ini lebih mewakili
kelompok-kelompok yang telah disebutkan diatas. Tentu saja sebagian orang masih belum
paham serta bertanya-tanya apa yang dimaksud tentang LGBT.
Akronim diatas dibuat dengan tujuan untuk menekankan keanekaragaman "budaya
yang berdasarkan identitas seksualitas dan gender". Kadang-kadang istilah LGBT
digunakan untuk semua orang yang tidak heteroseksual, bukan hanya homoseksual,
biseksual, atau transgender. Istilah LGBT sangat banyak digunakan untuk penunjukkan
diri.
Orientasi seksual yang lazim ada dalam masyarakat adalah heteroseksual, sedangkan
homoseksual oleh masyarakat dianggap sebagai penyimpangan orientasi seksual. Orientasi
seksual disebabkan oleh interaksi yang kompleks antara faktor lingkungan, kognitif, dan
biologis. Pada sebagian besar individu, orientasi seksual terbentuk sejak masa kecil. Hasil
penelitian-penelitian sebelumnya menganggap bahwa ada kombinasi antara faktor biologis
dan lingkungan sebagai penyebab orientasi seksual homoseksual (Money dalam Feldmen,
1990, hal.360).
1. Kelompok pertama (normative) yang berpandangan bahwa gay adalah kehidupan yang
tidak sesuai dengan norma agama, sosial dan merupakan perilaku yang tidak normal
2. Kelompok kedua (inclusive) yang menerima keberadaan kaum gay dengan konsekuensi
kaum tersebut tidak mengganggu kehidupan masyarakat di sekitarnya.
3. Kelompok tiga (legal oriented people) yang menyatakan bahwa pilihan kehidupan
sebagai gay adalah bagian dari hak asasi manusia (ham) yang hakiki.
4. Kelompok empat (conservative people) yang berpandangan bahwa kehidupan gay
adalah sumber penularan berbagai penyakit khususnya penyakit kelamin.
Peran seorang bidan dalam merawat individu LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan
Transgender) adalah untuk memberikan perawatan kesehatan yang aman, hormat, dan
tanpa diskriminasi kepada semua pasien, termasuk mereka yang termasuk dalam komunitas
LGBT. Berikut adalah beberapa aspek penting dari peran seorang bidan terhadap individu
LGBT: