Anda di halaman 1dari 71

II.

LAYANAN KONSELING
DAN TESTING HIV-AIDS

Pekanbaru, 1 September 2020


Oleh: Predy, SKM,MKes
Tujuan
 Mendiskusikan dengan pasien mengenai keuntungan dan
kerugian test HIV
 Memberikan pendidikan singkat dan akurat terkait
pencegahan dan transmisi HIV, serta pengobatan dan
perawatan HIV
 Memahami kebutuhan akan kerahasiaan dan persetujuan,
dan bagaimana mempraktekkannya
 Menyampaikan hasil test HIV, termasuk rujukan untuk
dukungan pengobatan, perawatan dan pencegahan dan
menyediakan panduan keuntungan memberitahukan
pasangan
Permenkes 21 tahun 2013
DESKRIPSI SINGKAT
 Tes HIV telah digunakan
◦ diagnosis,
◦ mengetahui kecenderungan perkembangan epidemi dan
◦ pengamanan darah donor
 Tujuan KTH
◦ perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat, aman dan
bertanggung jawab.
◦ mengetahui status HIV nya sehingga dapat menentukan dan
memutuskan apa yang harus dilakukan sesuai dengan hasil
tesnya.
◦ memastikan pemecahan berbagai masalah terkait dengan HIV
AIDS.
 Strategi Pengembangan program KTH
◦ Promosi Layanan
◦ Pengembangan Pelayanan
◦ Penguatan jejaring dengan unit layanan lainnya
◦ Pengendalian mutu layanan
ALUR
 Tujuan dan Pengertian
 Proses Konseling dan Testing
 Strategi Konseling danTesting
 Penyampaian hasil
Konseling Testing HIV
 Ada 2:
1. Sukarela
Konseling dan Tes HIV Sukarela (KTS)
2. Ditawarkan
Tes HIV atas Inisiasi Petugas Kesehatan (TIPK)
1. Pengertian KTS
► Konseling
◦ Proses interaksi antara dua orang dalam
pembelajaran mematangkan pilihan untuk
mengambil keputusan
► Test HIV
◦ Pemeriksaan status HIV
► Sukarela
◦ Tanpa paksaan atas keputusan matang sesudah
mendapat informasi faktual dengan menimbang
risiko & konsekuensi
Pengertian KTS
► Dicari oleh klien secara aktif dan individual
► Menekankan pengkajian dan penanganan
faktor risiko
► Strategi untuk mengurangi faktor risiko
2. Pengertian Konseling dan Tes HIV
atas Inisiasi Petugas Kesehatan (TIPK)

 TIPK
◦ Ditawarkan oleh petugas kesehatan
◦ Sebagai bagian dari standar pelayanan medis
◦ Dasar membuat keputusan klinis dan/atau menentukan
layanan medis khusus – terapi ARV
◦ Ada gejala yang mengarah ke HIV / Infeksi Orpotunistik
(IO) seperti : TB, IMS dll
Konseling dan Tes HIV sebagai pintu
masuk untuk pencegahan dan pelayanan
Poliklinik
TB Bangsal
IMS Penyakit Dalam
Poli Umum Anak
Datang sendiri Poli Anak Bedah
Poli Kebidanan (PMTCT) Kebidanan
Poli KIA/KB
Poli mata
Poli Gigi
Penjangkauan Poli Jiwa Rutan dan Lapas
Penasun, Waria, Gay, Klinik Rumatan Metadon
PSK

Unit Transfusi
Darah
Konseling dan Tes atas Inisiatif
Keluarga Petugas Kesehatan (KTIP) -
Pasangan atau
Anak Pelayanan Swasta
KTS
Klinik/ Praktek
swasta

Organisasi kemasyarakatan Pelayanan Kesehatan


Kelompok sebaya, PBR, PKK, Perusahaan
SPSI, Karang Taruna
HIV +
·
· Dokumentasi
Dokumentasi hasil
hasil
tes
tes
·
· Konseling
Konseling pasca
pasca
Pengobat Tradisional tes
tes
Dukun ·
· Informasikan
Informasikan
Pasien
Pasien ikut
ikut dalam
dalam Perawatan
Perawatan Kronis
Kronis HIV
HIV pelayanan
pelayanan yang
yang
tersedia
tersedia
PRINSIP LAYANAN KONSELING DAN
TES HIV
 Confidentiality/Kerahasiaan
 Consent/ Persetujuan
 Counselling/ Konseling
 Correct test result
 Connect to Care
 Recording
 Reporting
Konfidensialitas
 Seluruh hasil hanya disampaikan kepada klien
setelah diperiksa
 Hasil dapat diperlihatkan pada pihak ketiga hanya
dengan ijin dari klien
 Shared confidentiality:
◦ Di tatanan klinik, status HIV pasien dapat diberitahukan
kepada petugas kesehatan lain demi kepentingan pasien
dengan seijin pasien
Infromed Consent
 Verbal
 Tertulis
 Perhatian pada kerentanan terhadap dampak buruk
◦ diskriminasi,
◦ pengucilan,
◦ tindak kekerasan, atau
◦ penahanan.

 Perlu diberi informasi lebih untuk meyakinkan


informed-consent nya
Informed Consent
 Bagi bayi, anak dan remaja - diperlukan
informed-consent dari orang tua atau
wali/pengampu –
 anak <18 tahun punya hak untuk terlibat dalam
semua keputusan yang menyangkut
kehidupannya dan mengemukakan pandangannya
sesuai tingkat perkembangan umurnya
 Pasien dengan penyakit berat
◦ Pertimbangkan manfaat tes HIV dan kepentingan pasien
◦ Bila tes HIV betul-betul dibutuhkan atas kepentingan
pasien maka persetujuan dapat dimintakan kepada
keluarga : ibu, ayah, anak kandung
Bagan Alur Konseling dan Tes HIV
Membutuhkan Konseling
Tes atau dirujuk TIPK
Prates
KTS Informasi Atas inisiatif
Prates petugas

Opt in Tidak Keputusan untuk Tidak Opt Out


menjalani tes HIV
Ya Ya

Pengambilan sampel darah


Tes HIV Lakukan tes cepat HIV sesuai
bagan alur dalam pedoman
nasional
Konseling pasca Tes

Terhubung dengan
layanan kesehatan
dan dukungan HIV
LAYANAN TES HIV DAN
KONSELING
Proses KTH
Permenkes 21 tahun 2013
Model2 Layanan Konseling dan Tes HIV (KTH)
► Layanan mandiri
► Terintegrasi ke dalam layanan kesehatan
► Terintegrasi ke dalam layanan keluarga

berencana
► Terintegrasi ke dalam layanan antenatal
► Terintegrasi ke layanan IMS
► Terintegrasi ke layanan TB
► Unit Laboratorium Mandiri
► KTS HIV Bergerak
Model Layanan KTH Mandiri
 Diskripsi
◦ KT HIV atau klinik swasta
◦ Petugas dilatih secara khusus dan dialokasikan untuk konseling HIV
◦ Kadang dijalankan oleh LSM
◦ Merujuk klien/pasien ke layanan pencegahan dan perawatan
 Kelebihan
◦ Layanan dapat bersifat anonimus– bisa lebih pribadi dibanding
klinik umum
◦ Lokasi bisa dekat populasi berisiko
◦ Waktu layanan fleksibel
◦ Petugas bisa berasal dari populasi sasaran
◦ Kelompok dukungan ODHA bisa diakomodasi
 Kekurangan
◦ Mahal apabila ingin mencakup daerah geografis yang luas
◦ Bisa menimbulkan stigma karena diidentifikasi sebagai layanan HIV
◦ Petugas mengalami kejenuhan karena banyaknya kasus ODHA
Model Layanan KTH Terintegrasi ke
dalam layanan kesehatan
 Diskripsi
◦ KTH ditawarkan kepada pasien
◦ KTH dilakukan oleh petugas klinik yang ada
 Kelebihan
◦ Biaya lebih rendah dibanding layanan yang berdiri sendiri
◦ Jangkauan bisa lebih luas
◦ Lebih mudah untuk diperluas
◦ Mendorong akses perempuan
◦ Tidak bergantung sepenuhnya pada klien
 Kekurangan
◦ Rekam Medis berrisiko pada konfidensialitas  stigma dan
diskriminasi
◦ Petugas mungkin tidak mendapatkan pelatihan konseling HIV
◦ Klnik ramai, sedikit untuk pasien yang baru didiagnosis
◦ Kurang pengetahuan atas opsi rujukan
Model Layanan KTH Terintegrasi ke
dalam layanan KB
 Diskripsi
◦ Memasukkan KTH ke dalam layanan keluarga berencana
◦ Dikombinasikan dengan pelayanan/ perawatan IMS, kesehatan
reproduksi, KIA
◦ Konseling dilakukan oleh petugas klinik yang ada
 Kelebihan
◦ Layanan dan sistem telah tersedia
◦ Cara yang baik untuk menjangkau perempuan
 Kekurangan
◦ Akses bagi laki-laki terbatas
◦ Akses bagi kaum muda terbatas kecuali mereka menghadapi
kehamilan
◦ Meningkatkan beban kerja petugas yang sudah sibuk
Model Layanan KTH Terintegrasi ke
dalam layanan antenatal
 Diskripsi
◦ Pemberian Konseling dan Tes HIV sebagai bagian dari layanan
antenatal
◦ Terkait secara langsung dengan layanan PPIA
◦ Konseling dilakukan oleh petugas yang dilatih secara khusus
dan/atau petugas yang ada
 Kelebihan
◦ Kesempatan untuk mencegah penularan HIVdari Ibu ke anak
◦ Dapat merupakan kegiatan rutin dari layanan komprehensif, atau
masuk ke dalam standar prosedur tetap pemeriksaan ANC (opt-in)
 Kekurangan
◦ Stigma diskriminasi karena HIV positif
◦ Akses konseling bagi pasangan terbatas.
◦ Kurang efisien apabila ibu hamil bukan merupakan kelompok
risiko tinggi (pemborosan reagen HIV, dll)
Model Layanan KTH Terintegrasi ke
layanan IMS

 Diskripsi
◦ Konseling dan tes diinisiasi ke pasien layanan IMS
◦ Konseling dilakukan oleh petugas yang dilatih secara khusus
dan/ atau petugas yang ada
 Kelebihan
◦ Konseling seks aman menurunkan penularan IMS dan HIV
◦ Tingkat penemuan kasus HIV pada orang dengan IMS lebih
tinggi.
◦ Terdapat mekanisme untuk memberitahukan kepada pasangan
tentang risiko penularan (HIV dan IMS)
 Kekurangan
◦ Akses bagi orang yang tidak menunjukkan simtom terbatas
◦ Ada stigma yang terkait dengan mendatangi klinik IMS
Model Layanan KTH Terintegrasi ke
layanan TB
► Diskripsi
◦ Konseling dan tes diinisiasi kepada pasien dengan
diagnosis TB
◦ Konseling dilakukan oleh petugas yang dilatih secara
khusus dan/atau petugas yang ada
► Kelebihan
◦ Tingginya Infeksi Oportunistik TB pada pasien
◦ Pengobatan TB akan lebih baik apabila diketahui status HIV
► Kekurangan
◦ Tidak bisa menjangkau orang yang tidak menunjukkan
simtom
◦ Petugas klinik TB kurang PD (ada anggapan bahwa
menawarkan KTH memiliki efek negatif)
Model Layanan KTH di Unit
Laboratorium Mandiri
 Diskripsi
◦ Tes HIV melalui layanan patologi, laboratorium, dan klinik
swasta
 Kelebihan
◦ Cakupan lebih luas
◦ Bisa bersifat anonim, lebih rahasia
 Kekurangan
◦ Hanya bersifat diagnostik,
◦ Jarang dengan persetujuan atau konseling atau informasi
jarang diberikan
◦ Mungkin tidak mengikuti pedoman dan alur pelaksanaan tes
◦ Tidak ada tindak lanjut atau jaringan rujukan
Model Layanan KTH di KTS HIV
Bergerak
 Diskripsi
◦ Layanan Konseling dan Tes HIV dilakukan dengan cara
mengunjungi kelompok masyarakat yang
membutuhkan
 Kelebihan
◦ Baik untuk kelompok termarginalisasi yang tidak
mempercayai layanan kesehatan
◦ Bisa merujuk ke layanan lain
 Kekurangan
◦ Sulit untuk memberikan tindak lanjut bila hasil tes
tidak diberikan pada hari yang sama
◦ Konfidensial menjadi masalah dalam situasi seperti ini
◦ Memerlukan banyak sumber daya.
Tantangan melakukan tes HIV
► Waktu
► Sumber Daya Manusia
► Stigma
► Beragamnya kebutuhan pasien
Konseling dan tes HIV
Tantangan dan Realita
 Banyak orang perlu di tes HIV untuk
mengidentifikasi yang perlu ART
 Jangkauan layanan Tes HIV perlu ditingkatkan

 Prioritas di tempat yang kemungkinan banyak

ditemukan orang yang perlu ART


 SDM terbatas terutama nakes dan konselor

terlatih
 Yang paling praktis model layanan konseling

dan tes HIV yang terintegrasi dg layanan


kesehatan
Konseling dan tes HIV
Tantangan dan Realita
► Model layanan yang terintegrasi maka
petugas titik layanan kesehatan perlu;
◦ Menawarkan dan menganjurkan tes HIV
◦ Menyampaikan hasil tes
► Waktu untuk konseling pra-tes tidak lagi
menjadi masalah
► Perlu pelatihan yang singkat, agar petugas

kesehatan tidak perlu lama2 meninggalkan


tugas
Perbandingan KTS dan KTIP
Tolak
KTS KTIP
Perbandingan
o Datang ke klinik khusus o Datang ke klinik karena
untuk konseling dan penyakit terkait HIV misalnya
testing HIV pasien TB/suspek TB
Pasien/Klien o Berharap dapat o Tidak bertujuan tes HIV
pemeriksaan o Tes HIV diprakarsai oleh
o Pada umumnya petugas kesehatan berdasarkan
asimtomatis indikasi
o Konselor terlatih baik o Petugas kesehatan yang dilatih
Petugas
petugas kesehatan untuk memberikan konseling
kesehatan/ maupun bukan petugas dan edukasi
Konselor kesehatan
Penekanan pada pencegahan Penekanan pada diagnosis HIV
penularan HIV melalui untuk penatalaksanaan yang tepat
Tujuan utama pengkajian faktor risiko, bagi TB-HIV nya dan rujukan ke
Konseling dan tes pengurangan risiko, PDP
HIV perubahan perilaku dan tes
HIV serta peningkatan
kualitas hidup
Perbandingan KTS dan KTIP
Tolok
KTS KTIP
Perbandingan
o Konseling berfokus o Petugas kesehatan
klien memprakarsai tes HIV
o Secara individual kepada pasien yang
o Kedua hasil baik positif terindikasi
maupun negative o Diskusi dibatasi tentang
Pertemuan Pra
sama-sama pentingnya perlunya menjalani tes HIV
tes
untuk diketahui pasien o Perhatian khusus untuk
karena pentingnya yang hasilnya HIV positif
upaya pencegahan dan dengan fokus pada
peningkatan kualitas perawatan medis dan upaya
hidup pencegahan
o Klien dengan hasil HIV o Perawatan pasien HIV
positif dirujuk ke positif berkoordinasi dengan
Tindak lanjut layanan PDP dan petugas TB dan rujukan ke
dukungan lain yang layanan dukungan lain yang
ada di masyarakat ada di masyarakat
Persamaan KTS dan TIPK
Mengedepankan “5C”
informed
Counseling Confidential Correct Connect to
Consent
Penyampaian Menjaga Test Result Care
Mendapat
dengan kerahasiaan Hasil Test Mendapatka
persetujuan
konseling hasilnya yang benar n PDP
dari klien

Menerapkan “2 R”
recording reporting
Dicatat dan dilaporkan dengan menjamin kerahasiaan
Proses KTS
Konseling Prates pada KTS
TUJUAN MATERI
►Membantu klien ►Jika hasil positif:
memahami & menerima  Dukungan emosional,

hasil tes dg baik, pencegahan penularan


perubahan perilaku, serta kepada pasangan,
membuat rencana memberitahu hasil kepada
pasangan, rujukan yang
mungkin diperlukan
►Jika hasil negatif:
 Mungkin periode jendela,
perlunya tes ulang, perilaku
untuk mencegah penularan
Konseling Prates pada KTS
TUJUAN MATERI
►Membuat klien mampu ►Risiko penularan, cara
memutuskan apakah pencegahan
dirinya perlu memeriksa ►Jika hasil positif:
status HIV nya atau tidak  Dukungan emosional,
dengan segala pencegahan penularan
konsekuensi kepada pasangan,
memberitahu hasil kepada
pasangan, rujukan yang
mungkin diperlukan
►Jika hasil negatif:
 Mungkin periode jendela,
perlunya tes ulang, perilaku
untuk mencegah penularan
TIPK di Fasyankes
 Ditawarkan kepada Semua pasien dengan
gejala dan tanda klinis HIV
 Sebagai prosedur baku perawatan medis
semua pasien yang datang di fasyankes
dengan tingkat epidemi meluas.
 Ditawarkan kepada pasien tertentu di
daerah dengan tingkat epidemi
terkonsentrasi atau rendah
◦ Pasien IMS
◦ Pasien TB
◦ Bumil di ANC
◦ Pasien KB
Permenkes 21 tahun 2013
Permenkes 21 tahun 2013
Permenkes 21 tahun 2013
Keuntungan TIPK pada Program
 Membiasakan Konseling dan Tes HIV di sarana
layanan kesehatan dan masyarakat
 KT HIV menjadi standar perawatan
 Menyediakan model layanan KT alternatif
 Meningkatkan cakupam layanan KT
 Mengidentifikasi pasien yang memerlukan ART
 Memperbaiki tatalaksana IO dan HIV
Kontak awal antara petugas dan pasien
KIE untuk pasien Petugas menginformasikan pentinya tes HIV
(optional) o Banyak pasien tertentu juga mengidap HIV
Edukasi diberikan selama pasien o Diagnosis HIV untuk kepentingan perawatan medis
menunggu giliran, pilih salah satu cara: o Sekarang tersedia obat untuk HIV
o Edukasi kelompok oleh petugas atau Informasi tentang kebijakan UPK
dengan AVA o Semua pasien tertentu akan dites HIV nya kecuali
o Poster pasien menolak
o Brosur Petugas menjawab pertanyaan pasien

Alur
Pasien setuju Tes HIV

Layanan
Pasien menolak Tes HIV
(dengan informed consent) Petugas mengulang informasi ttg pentinya tes HIV
Bila masih menolak juga
o Sarankan sebagai alternatif untuk ke klinik KTS dan

TIPK
Tes Cepat HIV pulangkan
Tes Cepat HIV dilaksanakan oleh o Pada kunjungan berikutnya diulangi informasi ttg
Petugas atau di Laboratorium pentinya tes HIV

Petugas menyampaikan hasil tes


kepada pasien

Pasien dengan hasil tes HIV Pasien dengan hasil Tes HIV Positif
negatif o Petugas informasikan hail ts HIV positf
o Petugas memberikan hasil tes negatif o Berikan dukungan lepada pasien dalam
o Berikan pesan tentang pencgahan menanggapi hasil tes
secara singkat o Informasikan perlunya perawatan dan
o Sarankan untuk ke klinik KTS untuk pengobatan HIV
konselin pencegahan lebih lanjut o Informasikan cara pencegahan penularan kepada
o Anjurkan agar pasangannya mau pasangan
menjalani tes HIV karen ada o Sarankan agar pasangan di tes HIV
kemungkinan dia positif

Rujukan
o Berikan surat rujukan ke PDP
Rujukan o Informasikan sumber dukungan yang ada di
Beri informasi tentang klinik KTS terdekat masyarakat
Proses TIPK
► Komunikasi penawaran tes, informasi Pra-
Tes HIV dan Persetujuan Pasien
► Lakukan Tes Cepat HIV
► Konseling Pasca-Tes HIV
◦ Konseling hasil tes HIV negatif
◦ Konseling hasil tes HIV positif
◦ Konseling pasca-tes bagi ibu hamil
► Rujukan ke Layanan Lain yang Dibutuhkan
Isi Informasi Pra tes pada TIPK
 Alasan Tes HIV
◦ sehubungan dengan penyakit sekarang,
◦ prosedur rutin di layanan
 Informasi dasar HIV
 Ketersediaan obat ARV
 Jaminan konfidensialitas
 Hak untuk menolak (option out)
Komunikasi Penawaran tes HIV
 Komunikasi untuk pasien TB
 Komunikasi untuk pasien IMS
 Komunikasi untuk pasien Bumil
Komunikasi untuk pasien TB
► Kami akan mencari penyebab penyakit Anda.
Untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit
Anda, kami perlu melakukan pemeriksaan
infeksi tifoid, TB dan HIV, kecuali bila Anda
keberatan.
► Penyakit anda mungkin terkait dengan
menurunnya daya tahan tubuh yang
disebabkan virus HIV, kalau kita tahu, maka
anda akan mendapat pengobatan yang tepat
dan obat HIV tersedia gratis di Indonesia dan di
sarana ini
Langkah TIPK di unit DOTS
 Pemberian KIE mengenai kaitan TB dengan HIV
 Memeriksa tanda tanda IO lain pada kasus TB
 Identifikasi faktor resiko yang tampak, misal jejas

suntuikan, tatto, tindik permanen


 Motivasi pasien TB yang beresiko HIV untuk

menjalani tes
 Rujuk pasien TB ke layanan tes HIV dengan

formulir rujukan
 Pemberian informasi tentang hasil tes HIV dan

tindak lanjutnya
 Buat pencatatan dan pelaporannya
Komunikasi untuk pasien IMS
Orang yang menderita penyakit infeksi menular
secara seksual atau IMS juga cenderung
terinfeksi HIV. Hal tersebut karena IMS tertentu
mempermudah terjadinya infeksi HIV.
Bila anda hidup dengan HIV maka anda perlu
mengetahuinya. Pengobatan untuk HIV sudah
tersedia dan dapat membantu anda hidup lebih
sehat.
Dengan alasan tersebut maka kami anjurkan
anda untuk menjalani tes dan konseling HIV.
Apabila anda setuju maka tes akan kami lakukan.
Komunikasi untuk pasien Bumil
 HIV merupakan penyakit yang dapat
ditularkan dari ibu dan kepada bayi yang
dikandungnya. Pada saat ini sudah tersedia
cara untuk mencegah agar infeksi HIV tidak
menular kepada bayi yaitu dengan obat ARV
yang dikonsumsi ibu selama kehamilannya.
 Oleh karena itu saya tawarkan anda untuk
menjalani tes HIV agar pencegahan dapat
dilakukan.
Informasi tentang HIV
► HIV adalah virus atau kuman yang merusak bagian yang
diperlukan tubuh anda untuk melawan penyakit.
► Dengan tes HIV kita dapat mengetahui apakah anda telah
terinfeksi virus HIV.
► Tes HIV adalah tes sederhana yang akan memperjelas diagnosis
penyakit anda.
► Setelah ada hasil tes kami akan berikan layanan konseling untuk
membahas lebih dalam tentang HIV dan penyakit-penyakit yang
terkait.
► Apabila hasil tes nya positif, kami akan beri informasi dan
layanan untuk menangani penyakit tersebut. Yaitu meliputi terapi
dengan obat ARV dan obat lain untuk mengatasi penyakit yang
ada.
► Juga kami akan bantu anda untuk mengungkapkan status anda
guna mencegah penularan ke orang lain.
► Bila hasilnya negative, maka akan kami arahkan anda untuk
mendapat layanan yang dapat membantu upaya anda agar dapat
tetap negative.
Jaminan konfidensialitas
 Hasil tes anda hanya akan diketahui oleh
anda sendiri dan tim medis yang merawat
anda. Artinya bahwa hasil tes andan akan
kami jamin kerahasiaannya, dan kebijakan
sarana kami bahwa mengunkap hasil tes ke
orang lain tanpa seizing anda adalah
pelanggaran. Anda sendiri yang akan
memutuskan kepada siapa hasil tes anda
akan diungkap.
 Apakah anda siap untuk menjalani tes HIV?
Atau anda masih perlu waktu untuk
membahas lebih lanjut tentang arti hasil tes
positif atau negatif bagi anda?
Penolakan untuk menjalani tes HIV
► Tidak boleh mengurangi kualitas layanan lain
yang tidak terkait dengan status HIVnya
► Perlu ditawari untuk menjalani sesi konseling

di Klinik KTS
► Penolakan tersebut harus dicatat di lembar

catatan medisnya
LAYANAN TES HIV DAN
KONSELING
Strategi Tes HIV
Permenkes 21 tahun 2013
Alur pemeriksaan anti-HIV untuk
diagnosis
 Untuk hasil yang indeterminate, perlu diulang
dengan bahan baru yang diambil sedikitnya
14 hari sesudah yang pertama
 Bila hasil tetap indeterminate dengan bahan

baru, lakukan pemantauan ulang pada 3, 6


atau 12 bulan. Bila setelah 1 tahun hasil tetap
“indeterminate”, dianggap tidak terinfeksi HIV
Diagnosis HIV

 Ditemukannya antibodi HIV dalam darah


 Jenis tes antibodi HIV

◦ Rapid Test
◦ ELISA
◦ Western Blot
RAPID TEST
 Macam-2 teknik:
◦ Particle agglutination
◦ Lateral flow membranes
◦ Through flow membranes
◦ Comb-dipstick based systems

 Umumnya mempunyai
- sensitifitas 99 %
- spesifisitas 98 %
RAPID TEST

► Kelebihan:

◦ Hasilnya cepat
◦ Tidak perlu batch
◦ Tidak perlu alat khusus / petugas terlatih
◦ Hasil pada hari yg sama

► WHO merekomendasi Rapid Test Antibodi HIV utk


menjamin kualitas.
Test antibodi HIV tidak bisa
digunakan utk diagnosis:
Infeksi HIV akut,
Infeksi HIV pada bayi baru lahir
(< 18 bln)
LAYANAN TES HIV DAN
KONSELING
Penyampaian Hasil
Konseling Pasca-Tes HIV
 Bagian integral dari proses tes-HIV  harus
diberikan
 Harus diberikan secara individual oleh
petugas yang sama yang memprakarsai tes
HIV semula
 Tidak layak untuk diberikan secara kelompok
Permenkes 21 tahun 2013
Tujuan Konseling Pasca-Tes HIV
 Diagnosis dan terapi
 perubahan perilaku berisiko
◦ yang dapat memperburuk kondisi penyakit
◦ penularan HIV/AIDS
 Konseling pasca tes untuk perubahan perilaku
 melalui rujukan kepada konselor terlatih
Konseling hasil tes HIV negatif
 Penjelasan hasil tesnya
◦ periode jendela
◦ anjuran untuk menjalani tes kembali ketika
terjadi pajanan HIV.
 Informasi dasar tentang cara mencegah
terjadinya penularan HIV
 Pemberian kondom
 membahas dan menilai perlunya rujukan
◦ untuk konseling pasca-tes lebih mendalam
◦ dukungan pencegahan lainnya
Konseling hasil tes HIV positif
 Informasi hasil tes HIV - beri kesempatan
pasien untuk mencerna informasi tersebut
 Yakinkan bahwa pasien mengerti akan arti

hasil tes HIV


 Beri kesempatan pasien untuk bertanya
 Bantu pasien untuk mengatasi emosi
 Bahas masalah yang perlu perhatian segera
 Bantu menemukan jejaring sosial untuk

memberi dukungan dengan segera dan dapat


diterima.
Konseling hasil tes HIV positif
 Informasi cara mencegah penularan HIV – kondom
 Informasi cara menjaga kesehatan
◦ gizi, terapi profilaksis, dan mencegah malaria
 Pengungkapan hasil tes-HIV
◦ waktu dan cara dan kepada siapa
 Tawarkan KTH bagi pasangan dan anaknya.
 Nilai kemungkinan adanya dampak buruk, t.u pasien
perempuan
 Rencanakan kunjungan tindak lanjut mendatang
◦ Rujukan untuk PDP,
◦ skrining dan terapi TB,
◦ terapi profilaksis untuk IO,
◦ pengobatan IMS, KB,
◦ perawatan hamil,
◦ terapi rumatan pengguna opioid, akses pada LJSS
Konseling pasca-tes bagi ibu hamil
 Rencana persalinan
 Penggunaan obat ARV untuk terapi dan PPIA
 Dukungan gizi yang memadai, termasuk

pemenuhan kebutuhan zat besi dan asam


folat.
 Pilihan makanan bayi dan dukungan untuk

melaksanakan pilihannya
 Tes-HIV bagi bayinya kelak dan TL nya
 Tes-HIV bagi pasangan
Rujukan ke Layanan Lain yang
Dibutuhkan

► Rujukan di alam jejaring


► Pihak yang dapat dihubungi, alamat, waktu
dan cara menghubunginya  buatkan janji
► Dicatat pada catatan medis pasien
► Jaga komunikasi antar jejaring
Lembar Konseling
Thank You
71

Anda mungkin juga menyukai