PELAYANAN KEBIDANAN
Disusun oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
ini membahas tentang “Aspek Hukum dalam Praktek Kebidanan dan Aspek Legal dalam
Pelayanan Kebidanan”.
Dalam penyusunan makalah ini, Kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Karena itu Saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, semoga mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat Kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini memberikan manfaat bagi
kita semua.
Penyusun
PELAYANAN KEBIDANAN
i
Daftar isi
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
PELAYANAN KEBIDANAN
ii
BAB 3 PENUTUP
A.KESIMPULAN ..............………………………................................…………………23
B.SARAN ...............……………………………………………………...………….…….24
PELAYANAN KEBIDANAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak permasalahan yang terjadi dalam praktik kebidanan yang sering kita jumpai.
Permasalahan yang terjadi semakin kompleks karena kurang diterapkannya hukum, etika dan
moral yang berlaku dalam ruang lingkup kebidanan, masyarakat, bangsa dan Negara.
Hukum yang berkaitan erat dengan ketentuan-ketentuan peraturan yang berlaku dan harus
ditaati, jika melanggar akan mendapatkan sanksi sesuai dengan berat dan ringannya perilaku
hukum yang dilanggar. Hukum bersifat mengikat, maka dari itu keterikatan tersebut membuat
Etika merupakan ilmu tentang baik dan buruk serta tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak). Dengan etika lebih mengajarkan bidan untuk berbuat yang mengarah pada hukum dan
norma yang berlaku untuk ditaati dan diterapkan dalam memberikan pelayanan kebidanan
kepada masyarakat.
Moral tidak jauh berbeda dengan etika namun moral mengajarkan nilai yang sudah diakui
secara umum. Hal ini berkaitan dengan tindakan susila, budi pekerti sikap, kewajiban dan lain-
lain.
PELAYANAN KEBIDANAN
1
Dengan keterkatan antara hukum, etika dan moral, diharapkan permasalahan yang terjadi
dalam praktik kebidanan dapat diseleaikan dengan baik dengan tetap memperhatikan sisi
Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan standar pelayanan
kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan
kebidanan. Dari dua dimensi mutu pelayanan kebidanan tersebut, tujuan akhirnya adlah
mempunyai batas jelas wewenangnya yang telah disetujui oleh antar profesi dan merupakan
Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada masyarakat harus
memberikan pelayanan yang terbaik demi mendukung program pemerintah untuk pembangunan
dalam negri, salah satunya dalam aspek kesehatan. Menurut UU No. 23 Tahun 1992 Tentang
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidaup sehat bagi setiap warga negara indonesiamelalaui
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sebagai upaya peningkatan sumber daya
manusia yang berkualitas.dengan adanya arus globalisasi salah satu focus utama agar mampu
mempunyai daya saing adalah bagaiamana peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas
sumber daya manusia dibentuk sejak janin didalam kandugan, masa kelahiran dan masa bayi
serta masa tumbuh kembang balita. Hany asumber daya manusia yang berkualitas, yang
PELAYANAN KEBIDANAN
2
memiliki pengetahuan dankemampuan sehingga mampu survive dan mampu mengantisipasi
Bidan erat hubungannya dengan penyiapan sumber daya manusia. Karena pelayanan
bidan meliputi kesehatanreproduksi wanita, sejak remaja, masa calon pengantin,masa hamil,
masa persalinan, masa nifas, periode interval, masa klimakterium dan menoupause serta
Visi pembangunan kesehatan indonesia sehat 2010 adalah derajat kesehatan yang
B. Rumusan Masalah
b) Disiplin Hukum
PELAYANAN KEBIDANAN
3
c) Otonomi dalam Pelayanan Kebidanan
BAB II
ISI
A. Definisi Hukum
Peraturan atau adat, yang secara resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa,
2. Plato
Dilukiskan dalam bukunya Republik. Hukum adalah sistem peraturan-peraturan yang teratur
3. Aristoteles
ASPEK HUKUM DALAM PRAKTEK KEBIDANAN & ASPEK LEGAL DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN
4
Hukum yaitu kumpulan peraturan yang tidak hanya mengikat masyarakat tetapi juga hakim.
4. Austin
Hukum adalah sebagai peraturan yang diadakan untuk memberi bimbingan kepada makhluk
berakal oleh makhluk berakal yang berkuasa atasnya (Friedmann, 1993: 149).
Jadi, hukum adalah himpunan peraturan-peraturan yang dibuat oleh penguasa negara atau
pemerintah secara resmi melalui lembaga atau intuisi hukum untuk mengatur tingkah laku
manusia dalam bermasyarakat, bersifat memaksa, dan memiliki sanksi yang harus dipenuhi oleh
masyarakat.
B. Definisi Moral
Moral berasal dari bahasa Latin yaitu“Mos” (jamak : Mores) yang berarti kebiasaan adat.
“Moral” mempunyai etimologi yang sama dengan “etik, karena keduanya mengandung arti adat
kebiasaan. Istilah moral dipakai untuk menunjukkan aturan dan norma yang lebih konkret bagi
Moral adalah nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Pada hakikatnya, moral mengindikasikan ukuran-
ukuran yang telah diterima oleh suatu komunitas dan moral juga bersumber pada kesadaran
hidup yang berpusat pada alam pikiran (Rahma, 2004). Moral tidak hanya berkaitan dengan
PELAYANAN KEBIDANAN
5
larangan seksual, melainkan lebih terkait dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari
Jadi, moral adalah nilai-nilai dan norma kebiasaan perilaku manusia untuk mengatur
C. Definisi Etika
Etika dalam bahasa Yunani adalah “Ethos” (tunggal), yang berarti kebiasaan-kebiasaan
tingkah laku manusia, adab, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berfikir serta “ta etha”
(jamak), yang berarti adab kebiasaan. Dalam bahasa Inggris,“ethics”, berarti ukuran tingkah
laku atau perilaku manusia yang baik, tindakan yang tepat, yang harus dilaksanakan oleh
Menurut aristoteles etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk serta
Jadi, etika adalah ilmu pengetahuan tentang kebiasaan perilaku manusia baik yang
bersifat baik maupun buruk seperti adab, perasaan, cara berfikir, dan akhlak.
D. Disiplin Hukum
Disiplin Hukum adalah suatu sistem ajaran tentang hukum. Disiplin hukum antara lain:
1. Ilmu hukum
PELAYANAN KEBIDANAN
6
a. Kaidah hukum (validasi sebuah hukum)
c. Pengertian hukum
2. Filsafat hukum
Yaitu sistem ajaran yang pada hakikatnya menjadi kerangka utama dari segala ilmu
hukum dan hukum itu sendiri berserta segala unur penerapan dan pelaksanaannya.
3. Politik hukum
Yaitu arah atau dasar kebijakan yang menjadi landasan pelaksanaan dan penerapan
E. Macam-macam Hukum
PELAYANAN KEBIDANAN
7
b. Hukum yang memaksa
a. Hukum undang-undang
d. Hukum traktat yakni hukum yang terbentuk karena adanya perjanjian antara Negara yang
terlibat di dalamnya
b. Hukum Negara
Hukum tata Negara yakni hukum yang mengatur hubungan antar warganegara dengan alat
perlengkapan negara.
Hukum administrasi yakni hukum yang mengatur hubungan antara alat kelengkapan Negara
PELAYANAN KEBIDANAN
8
5. Menurut caranya
a. Hukum materil yakni hukum yang mengatur kepentingan dan hubungan yang berwujud
b. Hukum formil yakni hukum yang mengatur cara mempertahankan dan melaksanakan hukum
F. Dasar Hukum
Dasar hukum adalah norma hukum atau ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
yang menjadi landasan atau dasar bagi setiap penyelenggaraan tindakan hukum baik
Dasar hukum berbeda dengan hukum dasar. Dasar hukum merupakan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang secara jelas dapat dimengerti maksud dan tujuannya karena secara
tegas menyebutkan ketentuan tersebut sebagai pendukung sebuah tindakan hukum. Misalnya
peraturan presiden, UU dan lain-lain. Sedangkan hukum dasar memuat ketentuan peraturan
hukum berupa prinsip-prinsip hukum umum atau secara garis besar saja, tidak terperinci dan
tidak mengatur hal-hal yang bersifat khusus. Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dimaksud
dalam hukum dasar inilah yang kemudian dibuat penjabaran yang menguraikan ketentuan
tersebut secara lebih spesifik dalam peraturan perundang-undangan. Hukum dasar Negara
PELAYANAN KEBIDANAN
9
Hukum Dan Keterkaitannya Dengan Moral Dan Etika
Ketiganya mempunyai tugas dan kewenangan untuk memanusiakan manusia dan memperadab
manusia.
Istilah etika yang kita gunakan sehari-hari pada hakikatnya berkaitan dengan falsafah
moral, yaitu mengenai apa yang dianggap “baik” atau “buruk” di masyarakat dalam kurun waktu
tertentu, sesuai dengan perubahan/perkembangan norma dan nilai. Dikatakan dalam kurun waktu
tertentu karena moral bisa berubah seiring waktu. Etika dan moral senantiasa berjalan beriringan,
sehingga suatu tindakan yang dinilai bermoral pasti etis dan sesuatu yang tidak bermoral pasti
Etika dan hukum memiliki tujuan yang sama, yaitu mengatur tata tertib dan tentramnya
pergaulan hidup dalam masyarakat. Pelanggaran etik tidak selalu pelanggaran hukum. Tetapi
sebaliknya, pelanggaran hukum hampir selalu merupakan pelanggaran etik. Etika tanpa hukum
hanya merupakan pajangan belaka, bagaikan harimau tanpa taring, hanya bisa digunakan untuk
memberi teguran, nasehat bahwa suatu tindakan itu salah atau benar, tanpa bisa berbuat lebih
jauh lagi. Sebaliknya, hukum tanpa etika ibarat rumah tanpa pondasi yang kuat.
Karena hukum ditujukan bagi masyarakat, maka bila hukum dibuat tanpa dasar etika,
artinya menganggap manusia seperti robot. Keduanya saling membutuhkan, berkaitan dan
keberadaannya tidak bisa digantikan. Misalnya, aborsi tanpa indikasi medis yang jelas, dianggap
sebagai tindakan yang melanggar etika. Etika tidak hanya ”bergerak” sebatas member
PELAYANAN KEBIDANAN
10
peringatan dan tuntutan, sedangkan hukum (dengan dasar etika yang jelas), bisa member sanksi
Disiplin hukum dan keterkaitannya dengan moral dan etika, seperti yang kita ketahui disiplin
hukum suatu sistem ajaran tentang hukum. Sistem ajaran mengenai hukum sangat erat
hubungannya dengan politik hukum yang mengarah pada kebijakan-kebijakan hukum yang
berlaku dalam memberikan pelayanan kebidanan. Kebijakan tersebut dibuat atas dasar “hukum
Tentunya dengan segala kebijakan hukum yang ada Kita tidak bisa meninggalkan etika
dan moral yang berlaku. Kebijakan yang dibuat harus tetap memperhatikan kaidah etika dan
moral yang diakui secara umum. Tanpa etika dan moral kebijakan hukum akan menjadi hukum
yang kaku tanpa adanya dinamisasi yang harmonis dan selaras antara peraturan dan yang
Jadi, dalam praktik pelayanan kebidanan sistem harus sejalan dengan etika dan moral
yang berlaku agar sistem tata hukum berlaku dengan baik dan mencapai tingkat efisien dan
PELAYANAN KEBIDANAN
11
Macam-Macam Hukum Dan Keterkatannya Dengan Moral Dan Etika
Hukum yang ada di Indonesia sangat beragam jenisnya namun hukum yang berkaitan
dengan moral dan etika seperti hukum pidana dan perdata yang mengatur hubungan antara
perseorangan dengan orang lain. Hal ini berkaitan erat karena dalam hubungan antar manusia ada
etika dan moral yang mengatur kehidupan ini agar berjalan dengan baik dan sejalan dengan
bermasyarakat untuk selalu memperhatikan moral dan etika berprilaku dalam memberikan
pelayanan agar resiko kelalaian dalam memberikan pelayanan dapat dicegah dengan adanya
hukum yang mengatur kebijakan dalam memberikan pelayanan. Jika tidak diteraapkan maka
berlaku hukum pidana ataupun hukum perdata yang nantinya berupa tuntutan akan pelayanan
Maka dari itu, dalam memberikan pelayanan harus berkiblat pada hukum yang berlaku
dan diiringi dengan etika dan moral yang menjadi pendukung kualitas pelayanan yang kita
PELAYANAN KEBIDANAN
12
Dasar hukum dalam praktik kebidanan yaitu berupa norma hukum atau ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan atau dasar bagi setiap penyelenggaraan
Dikarenakan dasar hukum berbeda dengan hukum dasar maka dasar hukum dalam
praktik kebidanan yaitu Undang-Undang Kesehatan RI, Peraturan Mentri Kesehatan RI dan
lain-lain. Sedangkan hukum dasar dalam praktik pelayanan kebidanan adalah Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan pernyataan secara umum yang menjadi landasan
Pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan membantu melayani
apa yang dibutuhkan oleh seseorang, selanjutnya menurut kamus besar Bahasa Indonesia, jika
dikaitkan dengan masalah kesehatan diartikan pelayanan yang diterima oleh sesorang dalam
hubungannya dengan pencegahan, diagnosis dan pengobatan suatu gangguan kesehatan tertentu.
Menurut Pasal 1 UU Kesehatan No: 36 Th. 2009, dalam Ketentuan Umum, terdapat
pengertian pelayanan kesehatan yang lebih mengarahkan pada obyek pelayanan yaitu pelayanan
kesehatan yang ditujukan pada jenis upaya, meliputi upaya peningkatan (promotif) pencegahan
PELAYANAN KEBIDANAN
13
integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar
Dari beberapa pengertian tentang pelayanan kebidanan diatas maka dapat disimpulkan
pelayanan kebidanan adalah kegiatan membantu memenuhi kebutuhan seseorang atau pasien,
oleh bidan, dalam upaya kesehatan (meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan dan
pemulihan) yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Sedangkan kata Legal
sendiri berasal dari kata leggal (bahasa Belanda) yang artinya adalah sah menurut undang-
undang atau menurut kamus Bahasa Indonesia, legal diartikan sesuai dengan undang-undang
atau hukum.
suatu tindakan ditinjau dari segi hukum yang berlaku di indonesia. Tujuan aspek legal dalam
pelayanan kebidanan adalah dijadikan sebagai suatu persyaratan untuk melaksanakan praktik
Pelayanan Kebidananadalah penggunaan norma hukum yang telah disahkan oleh badan yang
ditugasi untuk menjadi sumber hukum yang paling utama dan sebagai dasar pelaksanaan
PELAYANAN KEBIDANAN
14
kegiatan dan membantu memenuhi kebutuhan seseorang atau pasien/kelompok masyarakat oleh
Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan merupakan suatu hal yang penting dan
dituntun dari suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa
manusia, adalah pertanggungjawaban dan tanggung gugat (accountability) atas semua tindakan
yang dilakukannya. Sehingga semua tindakan yang dilakukan oleh bidan harus berbasis
kompetensi dan didasari suatu evidence based. Akuntabiliti diperkuat dengan satu landasan
kewenangan bidan yang lebih luas, bidan memiliki hak otonomi dan mandiri untuk bertindak
secara profesional yang dilandasi kemampuan berfikir logis dan sistematis serta bertindak sesuai
Praktik kebidanan merupakan inti dari berbagai kegiatan bidan dalam penyelenggaraan
4. Akreditasi
PELAYANAN KEBIDANAN
15
5. Sertifikasi
6. Registrasi
7. Uji Kompetensi
8. Lisensi
hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi (pengaturan kompetensi),
Ketetapan hukum yang mengantur hak dan kewajiban seseorang yang berhubungan erat dengan
Rencana yang sedang dijalankan oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) sekarang adalah
dengan mengadakan uji kompetensi terhadap para bidan, minimal sekarang para bidan yang
membuka praktek atau memberikan pelayanan kebidanan harus memiliki ijasah setara D3.
Uji kompetensi yang dilakukan merupakan syarat wajib sebelum terjun ke dunia kerja.
Uji kompetensi itu sekaligus merupakan alat ukur apakah tenaga kesehatan tersebut layak
bekerja sesuai dengan keahliannya. Mengingat maraknya sekolah-sekolah ilmu kesehatan yang
PELAYANAN KEBIDANAN
16
Jika tidak lulus dalam uji kompetensi, jelas bidan tersebut tidak bisa menjalankan
profesinya. Karena syarat untuk berprofesi adalah memiliki surat izin yang dikeluarkan setelah
yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut adalah meliputi :(Farelya & Nurrobikha,
2015)
2. Memberi kewenangan
4. Meningkatkan profisionalisme
a. UUD 1945
Amanat dan pesan mendasar dan UUD 1945 adalah UUD 1945 upaya pembangunan
nasional yaitu pembangunan disegadan bidang guna kepentingan keselamatan, kebahagiaan dan
PELAYANAN KEBIDANAN
17
Tujuan dan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap warga Negara Indonesia melalui upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.
Dengan adanya arus globalisasi salah satu focus utama agar mampu mempunyai daya
saing adalah bagaimana peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya
manusia dibentuk sejak janin di dalam kandungan, masa kelahiran dan masa bayi serta masa
tumbuh kembang balita. Hanya sumber daya manusia yang berkualitas, yang memiliki
pengetahuan dan kemampuan sehingga mampu survive dan mampu mengantisipasi perubahan
Karena pertayanan bidan meliputi kesehatan wanita selama kurun kesehatan reproduksi
wanita, sejak remaja, masa calon pengantin, masa hamil, masa persalinan, masa nifas, periode
interval, masa klimakterium dan menopause serta memantau tumbuh kembang balita serta anak
pra sekolah.
Visi Pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2010 adalah derajat kesehatan yang
1. Sertifikasi
PELAYANAN KEBIDANAN
18
Sertifikasi adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu melalui kegiatan pendidikan
formal maupun non formal (Pendidikan berkelanjutan). Lembaga pendidikan non formal
misalnya organisasi profesi, rumah sakit, LSM bidang kesehatan yang akreditasinya ditentukan
oleh profesi. Sedangkan sertifikasi dan lembaga non formal adalah berupa sertifikat yang
hukum atau sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan diperoleh dari pendidikan formal.
b. Sertifikat adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu, bisa diperoleh dari kegiatan
pendidikan formal atau pendidikan berkelanjutan maupun lembaga pendidikan non formal yang
PELAYANAN KEBIDANAN
19
Ø Menetapkan kualifikasi dari lingkup kompetensi.
profesi.
2. Registrasi
Registrasi adalah sebuah proses dimana seorang tenaga profesi harus mendaftarkan
dirinya pada suatu badan tertentu secara periodic guna mendapatkan kewenangan dan hak untuk
bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kopetensi inti atau standar penampilan minimal
yang ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental mampu melaksanakan praktik profesinya.
900/MENKES/SK/VII/2002)
Dengan teregistrasinya seorang tenaga profesi, maka akan mendapatkan haknya untuk
ijin praktik ( lisensi ) setelah memenuhi beberapa persyaratan administrasi untuk lisensi. Tujuan
PELAYANAN KEBIDANAN
20
a. Meningkatkan keemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi kemajuan ilmu pengetahuan
b. Meningkatkan mekanisme yang obyektif dan komprehensif dalam penyelesaian kasus mal
praktik.
Alur proses regisrtasi dalam praktek kebidanan adalah sebagai berikut, bidan yang baru
lulus mengajukan permohonan dan mengirimkan kelengkapan registrasi kepada kepala Dinas
Kesehatan Propinsi dimana institusi pendidikan berada guna memperoleh SIB ( surat ijin bidan )
selambat-lambatnya satu bulan setelah menerima Ijasah bidan. Kelengkapan registrasi menurut
transkrip nilai akademik, surat keterangan sehat dari dokter, pas foto sebanyak 2 lembar.
SIB berlaku selama 5 tahun dan dapat diperbaharui, serta merupakan dasar untuk
penerbitan lisensi praktik kebidanan atau SIPB (surat ijin praktik bidan). SIB tidak berlaku lagi
karena: dicabut atas dasas ketentuan perundang-undangan yang berlaku, habis masa berlakunya
3. Lisensi
Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang berwenang
berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang teregistrasi untuk pelayanan
mandiri. Lisensi adalah pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan
yang telah ditetapkan IBI.Tujuan umum lisensi adalah untuk melindungi masyarakat dari pelayan
ASPEK HUKUM DALAM PRAKTEK KEBIDANAN & ASPEK LEGAL DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN
21
profesi. Tujuan khusus dari lisensi adalah memberikan kejelasan batas wewenang dan
Aplikasi Lisensi dalam praktik kebidanan adalah dalam bentuk SIPB (Surat Ijan Praktik
Biadan). SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Depkes RI kepada tenaga bidan yang
menjalankan praktik setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Bidan yang menjalankan
praktik harus memiliki SIPB, yang diperoleh dengan cara mengajukan permohonan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atua Kota setempat dengan memenuhi persyaratan sebagai
berikut : fotokopi SIB yang masih berlaku, fotokopi ijasah bidan, surat persetujuan atasan, surat
keterangan sehat dari dokter, rekomendasi dari organisasi profesi, pas foto.
Rekomendasi yang telah diberikan organisasi profesi setelah terlebih dahulu dilakukan
penilaian kemampuan keilmuan dan keterampilan, kepatuhan terhadap kode etik serta
kesanggupan melakukan praktik bidan. Bentuk penilaian kemampuan keilmuan dan keterampilan
inilah yang diaplikasikan dengan rencana diselenggarakannya Uji Kompetensi bagi bidan yang
mengurus SIPB atau lisensi. SIPB berlaku sepanjang SIB belum habis masa berlakunya dan
Semua pelayanan yang dilaksanakan oleh bidan selalu ada hukum yang mendesain.Dari sudut
pandang hukum, bidan dapat diminta pertanggung jawaban berdasarkan hukum perdata,pidana dan
administrasi.
PELAYANAN KEBIDANAN
22
b. Melalui Pendekatan Non Litigasi (di luar peradilan)
Penyelesaian sengketa diluar proses peradilan dapat diselesaikan melalui ADR (Alternative Dispute
Resolution) diantaranya melalui proses konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, maupun arbitrase
sebagai alternative penyelesaian sengketa.
Mekanisme penyelesaian sengketa melalui ADR ini lebih mengedepankan tujuan dari penyelesaian
sengketa yaitu win-win solution yang sama – sama menguntungkan para pihak. Pasien selaku konsumen
dapat mengajukan ganti rugi dengan mekanisme ADR tersebut melalui Badan Penyelesaian Sengketa
Kesehatan (BPSK).
BAB IV
PENUTUP
PELAYANAN KEBIDANAN
23
A. Kesimpulan
Jadi, dalam kehidupan bermasyarakat dan dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk
tercapainya kualitas mutu yang baik dalam memberikan pelayanan kebidanan, hukum, etika dan
moral sangat diperlukan karena untuk menyeimbangkan antara hak, kewajiban, dan tanggung
jawab masing-masing serta menjadi pedoman dalam mengambil keputusan dan berprilaku.
Aspek Legal dalam Pelayanan Kebidanan adalah penggunaan norma hukum yang telah
disahkan oleh badan yang ditugasi untuk menjadi sumber hukum yang paling utama dan sebagai
pasien/kelompok masyarakat oleh Bidan dalam upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan dan
pemulihan kesehatan. Aspek legal dalam pelayanan kebidanan meliputi legislasi, registrasi, dan
Setelah mempelajari aspek legal dan legislasi dalam pelayanan kebidanan kami sebagian
penulis menyimpulkan bahwa setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa
menghayati dan mengamalkan kode etik bidan Indonesia, dengan aspek legal dan legislasi dalam
pelayanan kebidanan.
B. Saran
Dengan adanya hukum, etika, dan moral yang berlaku dalam memberikan pelayanan
kebidanan diharapkan agar pelayan kesehatan terutama bidan dapat menaati hukum, menerapkan
kebijakan yang telah dibuat serta tidak melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan
ASPEK HUKUM DALAM PRAKTEK KEBIDANAN & ASPEK LEGAL DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN
24
hukum, etika dan moral yang ada agar dalam memberikan pelayanan akan menghasilkan
Sebagai bidan kita harus memperhatikan ,menghayati dan mengamalkan aspek legal dalam
praktek kebidanan agar nantinya tidak terjadi pelanggaran dan dapat menjalankan tugas kita
DAFTAR PUSTAKA
Soepardan, Suryani dan Dadi Anwar H. 2005. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan. Jakarta :
PELAYANAN KEBIDANAN
25
http://belajarhukumindonesia-ourblogtemplates.com
http://macammacamhukumdiindonesia-bloghukum.com
http://pengertian-hukum-menurut-para-ahli-hukum.blogspot.com
http://amalniam.blogspot.com/2016/03/bab-i-pendahuluan-a.html?m=1
PELAYANAN KEBIDANAN
26