SKRIPSI
Oleh
SKRIPSI
Oleh
Menyetujui
Pembimbing:
Dekan
i
Universitas Sumatera Utara
Telah diuji dan dipertahankan
ii
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan Keaslian Skripsi
Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Faktor-
Rawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019” beserta seluruh isinya
adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
iii
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
iv
Universitas Sumatera Utara
Abstract
Patient safety is a system where the hospital makes patient care safer. Nurses
have an important role in providing care to patients so as to ensure patient safety
to reduce the risk of potentially causing a Patient Safety Incident (PSI). RSUD Dr.
Pirngadi Medan is a hospital that has implemented a patient safety system but it
hasn’t been done well yet. This study aims to determine the related factors to the
implementation of patient safety at Surgical Inpatient Room of RSUD Dr.
Pirngadi Medan in 2019. This study was analytics using cross sectional design.
The sample in this study using total population that is all of nurses at surgical
inpatient room of RSUD Dr. Pirngadi Medan as much as 32 peoples. Data was
obtained by questionnaire and analyzed by using the chi-square test with a
significance value of 0.05. The result showed there is a relationship between
knowledge with the implementation of patient safety in nurses at surgical inpatient
room (p=0,02) while nurses attitude (p=0,60), nurses workload (p=0,12), and
room head supervision (p=0,64) there is no relationship with the implementation
of patient safety in nurses at surgical inpatient room. The recommendation for
nurses are to attend a patient safety training and recommendation for hospital are
to improve health service related to the implementation of patient safety.
v
Universitas Sumatera Utara
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-
Selama penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku dekan Fakultas Kesehatan
3. Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes. selaku Ketua Departemen Keselamatan dan
4. dr. Mhd. Makmur Sinaga, M.S. selaku dosen pembimbing sekaligus dosen
5. Isyatun Mardhiyah Syahri, S.K.M., M.Kes. selaku dosen penguji II yang telah
6. Para Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat USU atas ilmu yang telah
vi
Universitas Sumatera Utara
7. Direktur RSUD Dr. Pirngadi Medan, Sekretaris Bidang Penelitian dan
ruang rawat inap bedah beserta seluruh staf yang telah banyak membantu
8. Orang tua tercinta, Yuhelmi dan Ermi, saudara tercinta Herri Kurniawan,
Yuki Hermawan, Trio Gunawan dan juga seluruh keluarga penulis yang telah
10. Teman–teman peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2015 dan teman-
teman lainnya yang memberikan motivasi serta berbagi ilmu kepada penulis
Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan yang penulis miliki. Penulis berharap
agar skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
vii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi viii
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran xiv
Daftar Istilah xv
Riwayat Hidup xvi
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 6
Tujuan Penelitian 6
Tujuan umum 6
Tujuan khusus 7
Manfaat Penelitian 7
Tinjauan Pustaka 8
Patient Safety 8
Pengertian patient safety 8
Tujuan patient safety 8
Standar patient safety 8
Sasaran patient safety 14
Tujuh langkah menuju patient safety 14
Rumah Sakit 15
Pengertian rumah sakit 15
Fungsi rumah sakit 15
Hak rumah sakit 15
Kewajiban rumah sakit 16
Perawat 18
Pengertian perawat 18
Peran perawat 18
Fungsi perawat 20
Pelayanan Perawatan Rawat Inap 21
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Patient Safety 22
Pengetahuan perawat tentang patient safety 22
viii
Universitas Sumatera Utara
Sikap perawat tentang patient safety 24
Beban kerja perawat tentang patient safety 25
Supervisi kepala ruangan tentang patient safety 28
Landasan Teori 30
Kerangka Konsep 31
Metode Penelitian 32
Jenis Penelitian 32
Lokasi dan Waktu Penelitian 32
Populasi dan Sampel 32
Variabel dan Definisi Operasional 33
Metode Pengumpulan Data 34
Metode Pengukuran 34
Metode Analisis Data 39
Hasil Penelitian 40
Profil Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan 40
Gambaran umum lokasi penelitian 40
Motto, visi, dan misi RSUD Dr. Pirngadi Medan 40
Analisis Univariat 41
Karakteristik responden 41
Pengetahuan perawat 44
Sikap perawat 45
Beban kerja perawat 47
Supervisi kepala ruangan 50
Pelaksanaan patient safety 52
Analisis Bivariat 54
Hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan
patient safety 54
Hubungan sikap perawat dengan pelaksanaan patient safety 55
Hubungan beban kerja perawat dengan pelaksanaan
patient safety 56
Hubungan supervisi kepala ruangan dengan pelaksanaan
patient safety 57
Pembahasan 59
Pelaksanaan Patient Safety 59
Hubungan Pengetahuan Perawat dengan Pelaksanaan
Patient Safety 60
Hubungan Sikap Perawat dengan Pelaksanaan Patient Safety 63
Hubungan Beban Kerja Perawat dengan Pelaksanaan
Patient Safety 64
Hubungan Supervisi Kepala Ruangan dengan Pelaksanaan
Patient Safety 66
Keterbatasan Penelitian 68
ix
Universitas Sumatera Utara
Kesimpulan dan Saran 69
Kesimpulan 69
Saran 69
Daftar Pustaka 71
Lampiran 74
x
Universitas Sumatera Utara
Daftar Tabel
No Judul Halaman
xi
Universitas Sumatera Utara
di Ruang Rawat Inap Bedah RSUD Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2019 49
xii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Gambar
No Judul Halaman
xiii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Lampiran
1 Kuesioner Penelitian 74
2 Master Data 81
xiv
Universitas Sumatera Utara
Daftar Istilah
xv
Universitas Sumatera Utara
Riwayat Hidup
Padang, 16 September 1997. Penulis beragama Islam, anak keempat dari empat
xvi
Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan
Latar Belakang
sangat penting saat ini, dimana masih banyak terjadi kesalahan medis terhadap
pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan rencana atau perencanaan yang
sudah tepat namun pada pelaksanaannya yang tidak tepat. Dampak dari kesalahan
(IKP). Oleh karena itu perhatian terhadap keselamatan pasien menjadi penting
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 pasal 53 ayat (3) yang
2009)
Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) merupakan suatu upaya terpadu untuk
menciptakan lingkungan kerja rumah sakit yang sehat, aman, dan nyaman bagi
semua orang yang ada dalam lingkup rumah sakit. (Permenkes No.66, 2016)
Utah dan Colorado ditemukan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) atau Adverse
1
Universitas Sumatera Utara
2
York KTD adalah sebesar 3,7 % dengan angka kematian 13,6 %. Angka kematian
akibat KTD pada pasien rawat inap di seluruh Amerika yang berjumlah 33,6 juta
per tahun berkisar 44.000 – 98.000 per tahun. Publikasi WHO pada tahun 2004,
ditemukan provinsi DKI Jakarta menempati urutan tertinggi yaitu 37,9% di antara
delapan provinsi lainnya, yaitu Jawa Tengah 15,9 %, D.I. Yogyakarta 18,8%,
Jawa Timur 11,7%, Sumatera Selatan 6,9%, Jawa Barat 2,8%, Bali 1,4%, Aceh
diseluruh bagian rumah sakit, termasuk salah satunya di ruang rawat inap bedah.
cedera medis dan komplikasi. Keselamatan pasien menjadi prioritas utama dalam
kualitas pelayanan serta berkaitan dengan mutu dan citra rumah sakit (Depkes RI,
2008).
jumlah terbanyak di rumah sakit, pelayanan terlama (24 jam secara terus-menerus)
dan merupakan tenaga kesehatan yang sering berinteraksi langsung pada pasien.
Setiap kesalahan dalam prosedur yang dijalani beresiko terjadinya kejadian yang
Oleh sebab itu, perawat memiliki peranan penting dalam memberikan asuhan
menurunkan KTD di rumah sakit. Kajian yang dilakukan oleh WHO pada rumah
Dari data Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Indonesia selama empat
bulan pada 2011 menemukan kasus KTD (14,41%) dan KNC (18,53%) yang
disebabkan oleh proses prosedur klinik (9,26%), medikasi (9,26%), dan pasien
pada akreditasi JCI (Join Commission International) di ruang rawat inap Rumah
pengetahuan baik cenderung akan lebih baik dalam melakukan penerapan 6 SKP
IGD RSUP H. Adam Malik ada pada kategori kurang sebesar 50,8% dan terdapat
Menurut penelitian yang dilakukan Bawelle (2013) di ruang rawat inap RSUD
ruang rawat inap RSUD Liun Kendage Tahuna dengan p value 0,014 dan terdapat
Penelitian yang dilakukan oleh Fridawaty Rivai (2016) tentang faktor yang
rawat inap RSUD Tugurejo Semarang menunujukkan bahwa beban kerja perawat
patient safety dengan p value 0,0009. Penelitian Nurmalia dan Nivalinda (2016) di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Pirngadi Medan adalah rumah sakit
Pemerintah Kota Medan yang berdiri dari tahun 1928 sampai sekarang. RSUD Dr.
Pirngadi Kota Medan adalah rumah sakit tipe B pendidikan yang merupakan pusat
pelayanan tingkat lanjutan untuk pelayanan di Kota Medan. Rumah Sakit Dr.
Pirngadi mempunyai dua ruangan rawat inap bedah yaitu ruangan Melati 3 dan
ruangan Kenanga 1.
keselamatan pasien sejak tahun 2015 tapi masih belum berjalan secara maksimal.
Wawancara singkat yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima orang perawat
ruangan rawat inap bedah, saat melakukan timbang terima pasien perawat hanya
membaca laporan rawatan yang ada di buku rawatan pasien, tanpa melakukan
klarifikasi dan identifikasi ulang pasien antara perawat yang menyerahkan dengan
perawat yang menerima. Hal ini dapat beresiko terhadap kesalahan identifikasi
dan kesalahan dalam pemberian obat pada pasien nantinya. Wawancara singkat
yang dilakukan kepada lima orang perawat mengenai pengawasan oleh kepala
perawat pelaksana secara berkala dan masih kurangnya perhatian yang diberikan
semua perawat pernah mengikuti pelatihan tentang keselamatan pasien dan tidak
rumah sakit.
Hasil pengamatan singkat yang dilakukan oleh peneliti masih ada perawat
yang tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) yaitu sarung tangan dan masker
saat melakukan perawatan luka pada pasien. Saat ditanya kepada perawat
Pasien ruang rawat inap merupakan pasian pasca bedah yang sangat berisiko
terjadinya infeksi dari luar. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk
pelaksanaan patient safety pada perawat ruangan rawat inap bedah di RSUD Dr.
Perumusan Masalah
masalah yaitu belum diketahui apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan
pelaksanaan patient safety pada perawat rawat inap bedah di RSUD Dr. Pirngadi
Tujuan Penelitian
berhubungan dengan pelaksanaan patient safety pada perawat rawat inap bedah di
bedah.
Manfaat Penelitian
inap bedah.
Patient Safety
1 ayat (1) keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien
lebih aman, meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
8
Universitas Sumatera Utara
9
Hak pasien. Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan
dan Widyastuti, 2014). Menurutu Permenkes RI No. 11 Tahun 2017 pasal 6 ayat
(1) hak pasien merupakan hak pasien dan keluarga untuk mendapatkan informasi
tentaang rencana dan hasil pelayanan termasuk terjadinya insiden yang akan
mungkin terjadi.
Kriteria standar hak pasien menurut Permenkes RI No.11 Tahun 2017 pasal 6
ayat (2) adalah harus ada dokter yang akan menjadi penanggung jawab terhadap
memberikan penjelasan yang benar dan jelas kepada pasien dan keluarganya
Pendidikan bagi pasien dan keluarga. Pendidikan bagi pasien dan keluarga
adalah pengetahuan yang diperlukan oleh pasien dan keluarga selama proses
asuhan ( Priyoto dan Tri Widyastuti, 2014). Menurut Simamora (2018), rumah
sakit harus mendidik pasien dan keluarganya mengenai kewajiban dan tanggung
sesame.
Tahun 2017 pasal 8 ayat (1) menyatakan bahwa keselamatan pasien dalam
memperbaiki proses yang telah ada, mengawasi, dan mengevaluasi kinerja melalui
meningkatkan kinerja serta keselamatan dari pasien itu sendiri. Kriteria dari
yang baik.
kinerja.
kejadian dan secara proaktif melakukan evaluasi 1 proses kasus risiko tinggi
setiap tahunnya.
pasien.
keselamatan pasiennya.
pasien.
1. Gaya autokratik yaitu pemimpin yang berfokus pada pencapaian tugas dan
tujuan.
2. Gaya demokrasi yaitu pemimpin yang berfokus pada paham pendekatan yang
Tahun 2017 pasal 11 ayat (1) menyatakan pendidikan bagi staf tentang
rumah sakit dalam meberikan pelayanan yang berkualitas terhadap para pasien
(Priyoto dan Tri Widyastuti, 2014). Kriteria standar pendidikan staf tentang
yang akurat. Kemampuan berkomunikasi yang baik antara perawat dengan pasien
untuk memperoleh data dan informasi mengenai hal yang terkait dengan
keselamatan pasien.
Informasi yang tepat yang diberikan oleh pasien kepada perawat akan
Sebaliknya, informasi yang benar yang diberikan perawat pada pasien akan
membuat rasa kepercayaan pasien terhadap perawat semakin tinggi (Priyoto dan
No. 11 Tahun 2017 pasal 5 ayat (5) sasaran keselamatan pasien dapat tercapainya
hal-hal:
pasal 5 ayat (6) menyatakan untuk tercapainya keselamatan pasien ada tujuh
Rumah Sakit
Fungsi rumah sakit. Menurut UU RI No. 44 Tahun 2009 pasal 5 rumah sakit
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai dengan kebutuhan
medis.
Hak rumah sakit. Hak rumah sakit sudah diatur dalam UU RI No. 44 Tahun
undangan.
kesehatan.
undangan.
kesehatan.
8. Mendapatkan insentif pajak bagi rumah sakit publik dan rumah sakit
pasien yang tidak mampu, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka,
ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti
11. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan
etika.
12. Memberikan informasi yang jelas, benar, dan jujur tentang hak dan kewajiban
pasien.
19. Memberikan perlindungan dan bantuan hukum bagi semua petugas rumah
rokok.
Perawat
menyatakan bahwa perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi
keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah
Peran perawat. Menurut Kozier Barbara yang dikutip oleh Iskandar (2013)
menyatakan peran perawat adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat
stabil. Peran perawat adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari sesorang
yang terjadi.
aman bagi kliennya dan dapat mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan serta melindungi klien dari efek yang tidak diinginkan yang
yang terdiri dari tenaga kesehatan seperti dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan
pasien.
semua sumber-sembuer dan potensi yang ada, baik materi maupun kemampuan
klien.
pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan
tugas yang diberikan, seperti tugas yang biasa dilakukan oleh perawat spesialis
3. Fungsi Interdependen. Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat
saling bergantung diantara tim satu dengan tim lainnya. Fungsi ini terjadi
Menurut PK. St Corolus, 1983 yang dikutip oleh Iskandar (2013), fungsi
3. Fungsi kolaboratif perawat yaitu sebagai anggota dari tim kesehatan, perawat
rehabilitasi.
upaya pelayanan kesehatan utama sesuai dengan wewenang, tanggung jawab, dan
kode etik profesi keperawatan (Nursalam, 2012). Sistem pelayanan perawat rawat
keamanan.
sosiospiritual.
(KTD) yang sering terjadi pada pasien selama dirawat di rumah sakit sehingga
sangat merugikan baik pasien itu sendiri maupun pihak rumah sakit. Menurut
Vincent yang dikutip dari Cecep (2013) beberapa faktor yang berpengaruh
supervisi.
pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi lewat proses sensoris,
khususnya mata dan telinga terhadap suatu objek. Ada 6 tingkatan pengetahuan
1. Tahu artinya dapat mengingat atau mengingat kembali suatu hal yang telah
rendah.
bagian-bagian yang lebih kecil dan masih ada kaitannya satu sama lain.
pengetahuannya.
yang telah diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa
memberikan pengetahuan.
6. Usia. Usia dapat mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang daya tangkap dan pola
safety, unsur-unsur yang ada dalam patient safety, tujuan patient safety, upaya
patient safety serta perlindungan diri selama bekerja. Pelaksanaan patient safety
merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Di dalam sistem tersebut meliputi penilaian risiko seperti risiko jatuh, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden atau kejadian tidak diharapkan, kemampuan belajar dari insiden
oleh Sunaryo (2015) sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Gerungan yang dikutip
mengenai objek atau situasi yang relatif tetap, yang disertai adanya perasaann
tertentu, dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat respons atau
yang diberikan.
tugasnya secara aman dan nyaman. Sikap positif yang dilakukan oleh perawat
akan menunjang perawat dalam meminimalisir risiko yang akan terjadi. Sikap
perawat terhadap pelaksanaan pastient safety ini dapat berupa mencuci tangan saat
akan bersentuhan dengan pasien, pemakaian sarung tangan dan masker agar
Beban kerja perawat terhadap patient safety. Beban kerja adalah besaran
pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan
hasil kali antara jumlah pekerjaan dengan waktu. Setiap pekerja dapat bekerja
sekelilingnya, untuk itu perlu dilakukan upaya penyerasian antara kapasitas kerja,
beban kerja dan lingkungan kerja agar, sehingga diperoleh produktivitas kerja
Beban Kerja merupakan sesuatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan
keterampilan, perilaku dan presepsi dari kerja itu sendiri. Beban kerja juga
diartikan sebagai faktor seperti tuntutan tugas atau upaya yang dilakukan untuk
kegiatan kerja pada waktu tertentu, yang terdiri dari beban kerja fisik, beban kerja
1. Aspek fisik terdiri dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi), jumlah merawat
harinya.
pekerjaan dengan uraian tugasnya yang harus diselesaikan pada batas waktu
tertentu. Beban kerja dapat dibedakan lebih lanjut ke dalam beban kerja
berlebihan atau terlalu sedikit kuantitatif, yang timbul sebagai akibat dari tugas-
tugas yang terlalu banyak atau sedikit diberikan kepada tenaga kerja untuk
diselesaikan dalam waktu tertentu, dan beban kerja berlebihan atau terlalu sedikit
kualitatif, yaitu jika orang merasa tidak mampu untuk melakukan suatu tugas, atau
tugas tidak menggunakan ketrampilan dan atau potensi dari tenaga kerja. Ada 4
1. Beban Berlebih Kuantitatif. Beban berlebih secara fisik ataupun mental akibat
2. Beban Terlalu Sedikit Kuantitatif. Beban kerja terlalu sedikit kuantitatif juga
yang sederhana, dimana banyak terjadi pengulangan gerak akan timbul rasa
bosan, rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari, sebagai hasil
besar pekerjaan yang selama ini dikerjakan secara manual oleh manusia atau
tenaga kerja diambil alih oleh mesin-mesin atau robot, sehingga pekerjaan
manusia beralih titik beratnya pada pekerjaan otak. Pekerjaan makin menjadi
kerja. Tenaga kerja akan merasa bahwa ia “tidak maju-maju”, dan merasa
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap beban kerja (Tarwaka, 2004) yaitu :
1. Faktor internal, yaitu pengaruh dari tubuh sendiri terdiri dari faktor biologis
seperti umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan, gizi, kesehatan diri, serta
keinginan.
kegiatan di institusi tempat kerja, tugas pokok dan fungsi di kantor, serta kondisi
lingkungan kantor.
keperawatan berat atau tinggi dapat mempengaruhi patient safety. Seperti, banyak
tugas keperawatan yang perlu dilakukan oleh sekelompok perawat selama shift
tertentu. Beban kerja keperawatan dipengaruhi juga oleh jumlah perawat, jumlah
Supervisi Kepala Ruangan tentang Patient Safety. Dikutip dari Suarli dan
secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahan dan kemudian bila ditemukan suatu masalah dapat segera diberikan
bantuan yang bersifat langsung untuk mengatasinya. Manfaat dari supervisi ini
adalah:
semakin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang harmonis antara atasan
dan bawahannya.
bawahan.
sekali hal itu merupakan bukan supervisi yang baik, karena organisasi atau
baik.
zaman.
Landasan Teori
dikembangkan oleh Prof James Reason pada 1990 yang kemudian terus
potongan keju membentuk satu garis dengan potensi insiden (hazard), maka
sebuah hazard akan menjadi insiden keselamatan pasien. Sebuah hazard akan
menimbulkan dampak dari insiden ketika berbagai lapisan dalam sistem baik
kondisi laten organisasi maupun tindakan individu yang tidak aman bersinergi dan
Variabel Independen
Variabel Dependen
1.Pengetahuan Perawat
2.Sikap Perawat
6. Pelaksanaan Patient
Safety
3.Beban Kerja Perawat
7.
4.Supervisi kepala
8.
ruangan
Gambar 2. Kerangka konsep penelitian
Hipotesis Penelitian
kerja perawat, dan supervisi kepala ruangan dengan pelaksanaan patient safety
pada perawat rawat inap bedah di RSUD Dr. Pirngadi Tahun 2019.
perawat, dan supervisi kepala ruangan dengan pelaksanaan patient safety pada
Jenis Penelitian
pendekatan cross sectional. Hal ini dikarenakan peneliti ingin melihat hubungan
antara pengetahuan perawat, sikap perawat, beban kerja perawat, supervisi kepala
ruangan dengan pelaksanaan patient safety di ruangan rawat inap bedah, dimana
Lokasi penelitian. Lokasi penelitian di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan yang
beralamat di Jalan Prof. H.M. Yamin, SH No.47, Sei Kera Hilir II, Medan
Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat bagian unit
rawat inap bedah di RSUD Dr. Pirngadi tahun 2019 yang berjumlah 32 perawat,
perawat.
total jumlah perawat di ruang rawat inap bedah yang berjumlah 32 orang.
33
Universitas Sumatera Utara
34
penelitian. Variabel dari penelitian terdiri dari variabel independen dan variabel
dependen.
pengetahuan perawat, sikap perawat, beban kerja perawat, dan supervisi kepala
ruangan.
patient safety.
safety.
tertentu.
Data sekunder. Data sekunder diperoleh dari RSUD Dr. Pirngadi berupa
jumlah data perawat, profil rumah sakit dan data pendukung lainnya.
Metode Pengukuran
1. Pengetahuan Perawat
diberi nilai 1 sedangkan responden yang menjawab salah akan diberi nilai
total skor 4 – 6.
2. Sikap Perawat
Tabel 1
Tabel 2
Bobot Nilai 1
Bobot Nilai 1 Variabel
Variabel Beban Kerja Variabel = 1
= 12 indikator
indikator
Tidak 1 12
Ya 2 24
akan diberi nilai 1. Sehingga didapatkan jumlah nilai maksimal yang dapat
berikut:
Tabel 3
Bobot Nilai 1
Variabel Supervisi Bobot Nilai 1 Variabel
Variabel = 1
Kepala Ruangan = 8 indikator
indikator
Tidak Pernah (TP) 1 8
Pernah (P) 2 16
Tabel 4
Bobot Nilai 1
Variabel Pelaksanaan Bobot Nilai 1 Variabel
Variabel = 1
Patient Safety = 14 indikator
indikator
Tidak Pernah (TP) 1 14
Pernah (P) 2 28
ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi. Sehingga didapatkan jumlah nilai
(Arikunto, 2010):
22 – 28.
kerja perawat, supervisi kepala ruangan, dan pelaksanaan patient safety yang akan
Analisis dilakukan dengan cara uji statistik Chi-square yang memiliki tingkat
Pirngadi Medan terletak di Jalan Prof. H. M. Yamin, S.H. No.47 Medan. RSUD
Dr. Pirngadi Medan didirikan pada tanggal 11 Agustus 1928 oleh pemerintahan
Kolonial Belanda dengan nama “Gementa Zieken Huis” dimana peletakan batu
pertamanya dilakukan oleh Maria Constantia Macky anak dari Walikota Medan
saat itu dan pengangkatan direktur pertamanya yaitu Dr. W. Bays. Dengan
masuknya Jepang ke Indonesia, rumah sakit diambil alih dan diganti nama
Tahun 1950 nama rumah sakit ini berganti nama menjadi Rumah Sakit
Umum Pusat Besar, pimpinannya adalah dr. Paruhum Daulay. Tahun 1969 Rumah
Sakit Umum Pusat Medan dipimpin oleh dr. Zainal Rasyid Siregar, SKM. dan
semasa kepemipinan beliau nama Rumah Sakit Umum Pusat Medan berubah
nama lagi menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Propinsi (Provincial Top Referal
Hospital). Berdasarkan surat keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 150 tanggal
25 Juni 1979, Rumah Sakit Umum Pusat Umum Medan berasal dari nama seorang
Motto, visi dan misi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan.
Motto. Motto pada RSUD Dr. Pirngadi Medan ialah Aegroti Salus Lex
Visi. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan menetapkan visi
40
Universitas Sumatera Utara
41
sebagai berikut yaitu “Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi MANTAP
masyarakat.
Misi. Misi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan adalah sebagai
berikut:
timbul kepercayaan dan harapan serta rasa aman dan kenyamanan bagi
para penderita.
Analisis Univariat
jenis kelamin, pendidikan terakhir, pelatihan patient safety di RSUD Dr. Pirngadi
Tabel 5
Umur (tahun) n %
26 – 35 1 3,1
36 – 45 18 56,3
46 – 55 9 28,1
56 – 65 4 12,5
Total 32 100
(3,1%).
tahun), masa kanak-kanak (5 – 11 tahun), masa remaja awal (12 – 16 tahun), masa
remaja akhir (17 – 25 tahun), masa dewasa akhir (36 – 45 tahun), masa lansia
awal (46 – 55 tahun), masa lansia akhir (56 – 65 tahun), dan masa manula (65
tahun keatas). Sesuai tabel diatas dapat disimpulkan bahwa perawat kebanyakan
Jenis kelamin. Distribusi perawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019
Tabel 6
Jenis Kelamin n %
Perempuan 28 87,5
Laki-laki 4 12,5
Total 32 100
kelamin perempuan sebanyak 28 orang (87,5%) dan perawat yang memilik jenis
2019 berdasarkan pendidikan terakhir perawat dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7
Pendidikan Terakhir n %
Diploma III 27 84,4
Ners 5 15,6
Total 32 100
pendidikan terakhir Diploma III sebanyak 27 orang (84,4%) dan perawat yang
Tahun 2019 berdasarkan pelatihan patient safety dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8
mengikuti pelatihan patient safety sebanyak 17 orang (53,1%) dan perawat yang
pengetahuan pada perawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019 dapat dilihat
Tabel 9
Jawaban
Total
Pengetahuan Benar Salah
n % n % n %
Yang dimaksud dengan keselamatan
31 96,9 1 3,1 32 100,0
pasien.
Tujuan patient safety. 17 53,1 15 46,9 32 100,0
Yang tidak termasuk sasaran
19 59,4 13 40,6 32 100,0
keselamatan pasien.
Kondisi dimana terjadinya insiden
28 87,5 4 12,5 32 100,0
tetapi belum terpapar pada pasien.
Yang tidak termasuk tujuh langkah
3 9,4 29 90,6 32 100,0
menuju keselamatan pasien.
Yang tidak termasuk standar
4 12,5 28 87,5 32 100,0
keselamatan pasien.
menjawab benar dan 1 orang (3,1%) menjawab salah tentang yang dimaksud
orang (59,4%) menjawab benar dan 13 orang (40,6%) menjawab salah tentang
orang (12,5%) menjawab salah tentang terjadinya insiden tetapi belum terpapar
kepada pasien. Sebanyak 3 orang (9,4%) menjawab benar dan 29 orang (90,6%)
orang (12,5%) menjawab benar dan 8 orang (87,5%) menjawab salah tentang
Tabel 10
Pengetahuan n %
Kurang 18 56,2
Baik 14 43,8
Total 32 100
perawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 11
Jawaban
Total
Sikap Setuju Tidak Setuju
n % n % n %
Menerapkan sistem keselamatan
32 100,0 0 0,0 32 100,0
pasien di rumah sakit.
Melakukan identifikasi pasien
27 84,4 5 15,6 32 100,0
dengan benar.
Terjadinya IKP harus dilaporkan. 21 65,5 11 34,4 32 100,0
Memperhatikan keamanan obat yang
32 100,0 0 0,0 32 100,0
harus diwaspadai.
Menggunakan metode peningkatan
16 50,0 16 50,0 32 100,0
kerja.
Komunikasi merupakan kunci untuk
32 100,0 0 0,0 32 100,0
mencapai keselamatan pasien.
Terjadi IKP harus didiskusikan. 32 100,0 0 0,0 32 100,0
Instruksi dokter harus ditulis lengkap
16 50,0 16 50,0 32 100,0
dan dibacakan ulang.
Selalu berkomunikasi dengan pasien. 16 50,0 16 50,0 32 100,0
Perlunya mengikuti pelatihan patient
32 100,0 0 0,0 32 100,0
safety.
menjawab setuju dan tidak ada yang menjawab tidak setuju mengenai penerapan
setuju dan 5 orang (15,6%) menjawab tidak setuju tentang melakukan identifikasi
pada pasien dengan benar. Sebanyak 21 orang (65,5%) menjawab setuju dan 11
orang (34,4%) menjawab tidak setuju tentang terjadinya IKP harus dilaporkan.
Sebanyak 32 orang (100,0%) menjawab setuju dan tidak ada yang menjawab tidak
(50,0%) menjawab setuju dan 16 orang (50,0%) menjawab tidak setuju tentang
setuju dan tidak ada yang menjawab tidak setuju tentang komunikasi merupakan
setuju dan tidak ada yang menjawab tidak setuju tentang terjadi IKP harus
menjawab tidak setuju tentang instruksi dokter harus ditulis lengkap dan
Sebanyak 32 orang 100,0%) menjawab setuju dan tidak ada yang menjawab tidak
Tabel 12
Sikap n %
Kurang Baik 5 15,6
Baik 27 84,4
Total 32 100
sikap kurang baik sebesar 5 orang (15,6%) dan perawat yang memiliki sikap baik
kerja pada perawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019 dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 13
Jawaban
Total
Beban Kerja Ya Tidak
n % N % n %
Melakukan observasi pada pasien. 17 53,1 15 46,9 32 100,0
Banyaknya pekerjaan yang harus
13 40,6 19 59,4 32 100,0
dilakukan.
Beragamnya jenis pekerjaan. 3 9,4 29 90,6 32 100,0
Kontak langsung dengan pasien
16 50,0 16 50,0 32 100,0
terus menerus.
Menyampaikan informasi kepada
27 84,4 5 15,6 32 100,0
pasien dan keluarganya.
Kurangnya tenaga perawat. 18 56,2 14 43,8 32 100,0
Menjelaskan prosedur tindakan
20 62,5 12 27,5 32 100,0
kepada pasien dan keluarga.
Mampu menghadapi pasien yang
31 96,9 1 3,1 32 100,0
banyak keluhan.
Melakukan pengurusan berkas
30 93,8 2 6,2 32 100,0
administrasi pasien.
Mendampingi dokter ketika visit ke
26 81,2 6 18,8 32 100,0
ruangan.
Melakukan operan perawat. 4 12,5 28 87,5 32 100,0
Menyiapkan pasien yang akan
26 81,2 6 18,8 32 100,0
pulang.
(59,4%) menjawab tidak tentang banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan oleh
menjawab tidak tentang beragamnya jenis pekerjaan yang dilakukan oleh perawat.
menjawab tidak tentang kontak langsung dengan pasien terus menerus. Sebanyak
Tabel 14
Beban Kerja n %
Ringan 17 53,1
Berat 15 46,9
Total 32 100
beban kerja ringan sebesar 17 orang (53,1%) dan perawat yang memiliki beban
supervisi kepala ruangan pada perawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019
Tabel 15
Jawaban
Total
Supervisi Kepala Ruangan Pernah Tidak Pernah
n % n % N %
Membimbing dalam pembentukan tim
19 59,4 13 40,6 32 100,0
setiap shift kerja.
Membimbing dalam identifikasi
19 59,4 13 40,6 32 100,0
risiko.
Mengarahkan untuk melaksanakan
22 68,8 10 31,2 32 100,0
program patient safety sesuai SOP.
Bertanggung jawab mengikuti serah
6 18,8 26 81,2 32 100,0
terima pasien.
Membimbing dalam perencanaan
sebelum melakukan pendidikan 15 46,9 17 53,1 32 100,0
kesehatan pada pasien.
Mengatur dan membuat jadwal dinas
23 71,9 9 28,1 32 100,0
perawat.
Melakukan rumusan metode
7 21,9 25 78,1 32 100,0
penugasan.
Membimbing dalam menganalisis
18 56,2 14 43,8 32 100,0
kondisi pasien.
(59,4%) perawat menjawab pernah dan 13 orang (40,6%) menjawab tidak pernah
orang (59,4%) perawat menjawab pernah dan 13 orang (40,6%) menjawab tidak
(68,8%) perawat menjawab pernah dan 10 orang (31,2%) menjawab tidak pernah
menjawab tidak pernah tentang bertanggung jawab mengikuti serah terima pasien.
perawat menjawab pernah dan 9 orang (28,1%) menjawab tidak pernah tentang
mengatur dan membuat jadwal dinas perawat. Sebanyak 7 orang (21,9%) perawat
Supervisi Kepala Ruangan pada perawat dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 16
kurang baik sebesar 25 orang (78,1%) dan supervisi kepala ruangan baik sebesar 7
orang (21,9%).
pelaksanaan patient safety pada perawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun
Tabel 17
Jawaban
Total
Pelaksanaan Patient Safety Pernah Tidak Pernah
n % n % n %
Pemasangan gelang pada pasien. 32 100,0 0 0,0 32 100,0
Menanyakan identitas pasien
21 65,6 11 34,4 32 100,0
sebelum memulai prosedur.
Perintah lisan dituliskan secara
18 56,2 14 43,8 32 100,0
lengkap oleh perawat.
Perintah melalui telepon dituliskan
32 100,0 0 0,0 32 100,0
secara lengkap oleh perawat.
Perintah lisan atau melalui telepon
4 12,5 28 87,5 32 100,0
dibacakan kembali oleh perawat.
Perintah atau hasil pemeriksaan
dikonfirmasi oleh perawat yang 6 18,8 26 81,2 32 100,0
memberi perintah.
Mengidentifikasi label obat-obat
29 90,6 3 9,4 32 100,0
yang perlu diwaspadai.
Menyimpan obat yang diwaspadai di
19 59,4 13 40,6 32 100,0
area yang dibatasi ketat.
Menerapkan program hand hygiene. 9 28,1 23 71,9 32 100,0
Menerapkan proses asesmen awal
10 31,2 22 68,8 32 100,0
risiko pasien jatuh.
Menerapkan langkah-langkah
15 45,9 17 53,1 32 100,0
mengurangi risiko pasien jatuh.
Menggunakan gelang identifikasi
5 15,6 27 84,4 32 100,0
risiko jatuh.
Memastikan ulang pasien dengan
27 84,4 5 15,6 32 100,0
benar.
Menerapkan proses asesmen awal
10 31,2 22 68,8 32 100,0
risiko pasien jatuh.
Memastikan lokasi operasi dengan
12 37,5 20 62,5 32 100,0
benar.
pernah dan tidak ada yang menjawab tidak pernah tentang melakukan
menjawab pernah dan 14 orang (43,8%) menjawab tidak pernah tentang perintah
perawat menjawab pernah dan tidak ada yang menjawab tidak pernah tentang
orang (12,5%) perawat menjawab pernah dan 28 orang (87,5%) menjawab tidak
pernah tentang perintah lisan atau melalui telepon dibacakan kembali oleh
perawat menjawab pernah dan 3 orang (9,4%) menjawab tidak pernah tentang
(59,4%) perawat menjawab pernah dan 13 orang (40,6%) menjawab tidak pernah
tentang menyimpan obat yang diwaspadai di area yang dibatasi ketat. Sebanyak 9
orang (28,1%) perawat menjawab pernah dan 23 orang (71,9%) menjawab tidak
perawat menjawab pernah dan 22 orang (68,8%) menjawab tidak pernah tentang
menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh. Sebanyak 15 orang (45,9%)
perawat menjawab pernah dan 17 orang (53,1%) menjawab tidak pernah tentang
(15,6%) perawat menjawab pernah dan 27 orang (84,4%) menjawab tidak pernah
perawat menjawab pernah dan 5 orang (15,6%) menjawab tidak pernah tentang
Tabel 18
pada perawat kurang baik sebesar 23 orang (71,9%) dan pelaksanaan patient
Analisis Bivariat
Data yang menunjukkan hubungan kedua variabel tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 19
melaksanakan patient safety dengan kurang baik, dan sebesar 2 orang (11,1%)
patient safety dengan kurang baik dan sebesar 7 orang (50,0%) melaksanakan
patient safety dengan baik. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square
(χ²) diperoleh nilai p = 0,02 dimana nilai p lebih kecil dari α = 0,05 maka dapat
pelaksanaan patient safety pada perawat ruang rawat inap bedah di RSUD Dr.
menunjukkan hubungan kedua variabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 20
Hasil Uji Statistik Hubungan Sikap Perawat dengan Pelaksanaan Patient Safety
di Ruang Rawat Inap Bedah RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019
sikap perawat dengan pelaksanaan patient safety diperoleh bahwa dari 5 perawat
yang mempunyai sikap kurang baik, ada sebesar 3 orang (60,0%) melaksanakan
patient safety dengan kurang baik, dan sebesar 2 orang (40,0%) melaksanakan
patient safety dengan baik. Sedangkan dari 27 perawat yang memiliki sikap baik,
ada sebesar 20 orang (74,1%) yang melaksanakan patient safety dengan kurang
baik dan sebesar 7 orang (25,9%) melaksanakan patient safety dengan baik. Hasil
uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square (χ²) diperoleh nilai p = 0,60
dimana nilai p lebih besar dari α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan antara sikap perawat dengan pelaksanaan patient safety pada perawat
ruang rawat inap bedah di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019.
yang menunjukkan hubungan kedua variabel tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 21
Hasil Uji Statistik Hubungan Beban Kerja Perawat dengan Pelaksanaan Patient
Safety di Ruang Rawat Inap Bedah RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019
beban kerja perawat dengan pelaksanaan patient safety diperoleh bahwa dari 17
perawat yang mempunyai beban kerja ringan, ada sebesar 10 orang (58,8%)
melaksanakan patient safety dengan kurang baik, dan sebesar 7 orang (41,2%)
memiliki beban kerja berat, ada sebesar 13 orang (86,7%) yang melaksanakan
patient safety dengan kurang baik dan sebesar 2 orang (13,3%) melaksanakan
patient safety dengan baik. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square
(χ²) diperoleh nilai p = 0,12 dimana nilai p lebih besar dari α = 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara beban kerja perawat dengan
pelaksanaan patient safety pada perawat ruang rawat inap bedah di RSUD Dr.
Data yang menunjukkan hubungan kedua variabel tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 22
supervisi kepala ruangan dengan pelaksanaan patient safety diperoleh bahwa dari
25 perawat yang disupervisi oleh kepala ruangan, ada sebesar 17 orang (68,0%)
melaksanakan patient safety dengan kurang baik, dan sebesar 8 orang (32,0%)
disupervisi oleh kepala ruangan, ada sebesar 6 orang (85,7%) yang melaksanakan
patient safety dengan kurang baik dan sebesar 1 orang (14,3%) melaksanakan
patient safety dengan baik. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square
(χ²) diperoleh nilai p = 0,64 dimana nilai p lebih besar dari α = 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara supervisi kepala ruangan dengan
pelaksanaan patient safety pada perawat ruang rawat inap bedah di RSUD Dr.
perawat yang melaksanakan patient safety dengan kurang baik sebanyak 23 orang
(71,9%) dan perawat yang melaksanakan patient safety dengan baik sebanyak 9
orang (28,1%).
(Nursalam, 2011).
Kurang baiknya pelaksanaan patient safety pada perawat rawat inap bedah ini
disebabkan oleh beberapa faktor seperti tingkat pendidikan perawat yang memiliki
pendidikan terakhir Diploma III sebanyak 27 orang (84,4%) dan Ners hanya
sebanyak 5 orang (15,6%). Hal ini diikuti dengan perawat yang masih belum
mengikuti pelatihan patient safety sebanyak 15 orang (46,9%) dan yang perawat
yang pernah mengikuti pelatihan patient safety sebanyak 17 orang (53,1%). Hal
dilakukan oleh kepala ruangan. Berdasarkan hasil penelitian kepala ruangan tidak
59
Universitas Sumatera Utara
60
pasien setiap harinya yang seharusnya sudah menjadi tanggung jawab dari kepala
ruangan.
Salah satu standar dari keselamatan pasien adalah peran kepemimpinan dalam
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Retnaningsih (2016) yang
menyatakan bahwa hasil dari implementasi patient safety adalah kurang baik
tidak sejalan dengan penelitian oleh Rivai (2016) yang menyatakan hasil dari
Ajjapannge Soppeng.
patient safety dengan kurang baik, dan sebesar 2 orang (11,1%) melaksanakan
pengetahuan baik, ada sebesar 7 orang (50,0%) yang melaksanakan patient safety
dengan kurang baik dan sebesar 7 orang (50,0%) melaksanakan patient safety
dengan baik. Hasil analisis statistik yang dilakukan terhadap kedua variabel
faktor yang mempengaruhi pelaksanaan dari patient safety pada perawat ruang
Diploma III dan banyaknya perawat yang belum pernah mengikuti pelatihan
Ners, mempunyai pengalaman dalam mengikuti pelatihan patient safety dan usia
perawat yang sudah termasuk perawat senior. Sementara itu perawat yang
oleh perawat yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap
keselamatan pasien. Hal ini didukung dari pernyataan perawat bahwa keselamatan
perawat yang memiliki pengetahuan baik dengan pelaksanaan patient safety baik
disebabkan karena pengetahuan baik dan perawat sadar akan perannya sangat
pengalaman, dan usia. Semakin tinggi pendidikan sesorang maka maka semakin
bisa didapati dari pelatihan patient safety yang pernah diikuti oleh perawat.
(Sunaryo, 2015)
Diploma III sebanyak 27 perawat (84,4%) dan Ners sebanyak 5 perawat (15,6%).
Perawat yang masih belum mengikuti pelatihan patient safety sebanyak 15 orang
(46,9%) dan yang perawat yang pernah mengikuti pelatihan patient safety
merupakan suatu hal yang berpengaruh terhadap terjadinya risiko yang akan
menyatakan bahwa pengetahuan salah satu yang berfungsi sebagai pelindung atau
2013)
keselamatan pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Liun Kendage Tahuna dengan
nilai p = 0,014. Penelitian lainnya yang sejalan penelitian Sukesi (2015) yang
patient safety menunjukkan hasil bahwa dari 5 perawat yang mempunyai sikap
kurang baik, ada sebesar 3 orang (60,0%) melaksanakan patient safety dengan
kurang baik, dan sebesar 2 orang (40,0%) melaksanakan patient safety dengan
baik. Sedangkan dari 27 perawat yang memiliki sikap baik, ada sebesar 20 orang
(74,1%) yang melaksanakan patient safety dengan kurang baik dan sebesar 7
orang (25,9%) melaksanakan patient safety dengan baik. Hasil analisis statistik
yang dilakukan terhadap kedua variabel tersebut memperoleh tidak ada hubungan
antara sikap perawat dengan pelaksanaan patient safety dengan nilai p = 0,60
artinya sikap perawat belum dapat dikatakan sebagai faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan dari patient safety pada perawat ruang rawat inap bedah di RSUD Dr.
Perawat yang memiliki sikap kurang baik dengan pelaksanaan patient safety
kurang baik disebabkan oleh kurangnya kepatuhan dan rasa tanggung jawab yang
dimiliki oleh perawat itu sendiri. Adapun perawat yang memiliki sikap baik
dengan pelaksanaan patient safety kurang baik disebabkan oleh tidak optimalnya
Sementara perawat yang memiliki sikap kurang baik dengan pelaksanaan patient
safety kurang baik disebabkan oleh pengetahuan perawat mengenai patient safety
baik. Perawat yang memiliki sikap baik dengan pelaksanaan patient safety baik
disebabkan motivasi serta tanggung jawab yang tinggi dari perawat itu sendiri
dimiliki oleh seorang perawat dalam merawat pasien agar dapat memberikan
Sikap sangat berdampak terhadap kinerja individu. Sikap yang negatif akan
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian oleh Mawansyah (2017)
yang menyatakan bahwa ada hubungan sikap perawat dengan pelaksanaan Patient
patient safety diperoleh bahwa dari 17 perawat yang mempunyai beban kerja
ringan, ada sebesar 10 orang (58,8%) melaksanakan patient safety dengan kurang
baik, dan sebesar 7 orang (41,2%) melaksanakan patient safety dengan baik.
Sedangkan dari 15 perawat yang memiliki beban kerja berat, ada sebesar 13 orang
(86,7%) yang melaksanakan patient safety dengan kurang baik dan sebesar 2
orang (13,3%) melaksanakan patient safety dengan baik. Hasil analisis statistik
yang dilakukan terhadap kedua variabel tersebut memperoleh tidak ada hubungan
antara beban kerja perawat dengan pelaksanaan patient safety dengan nilai
p = 0,12 artinya beban kerja perawat belum dapat dikatakan sebagai faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan dari patient safety pada perawat ruang rawat inap
ringan dengan pelaksanaan patient safety kurang baik disebabkan oleh perawat
kurangnya tanggung jawab dari individu perawat itu sendiri. Perawat dengan yang
memiliki beban kerja berat dengan pelaksanaan patient safety kurang baik
disebabkan karena perbedaan shift kerja dan tuntutan tugas. Perawat yang bekerja
shift malam biasanya memiliki tuntutan tugas yang lebih berat dibanding perawat
yang bekerja pada shift pagi dan siang. Hal ini dikarenakan perawat harus
menjaga pasien pada malam hari dan biasanya daya tahan tubuh perawat juga
berbeda dengan shift lainnya sehingga perawat lebih mudah kelelahan. Sementara
perawat yang memiliki beban kerja ringan dengan pelaksanaan patient safety baik
disebabkan oleh kemampuan dan keterampilan yang baik dimiliki oleh perawat
dalam pelaksanaan patient safety. Perawat dengan beban kerja berat dengan
pelaksanaan patient safety baik disebabkan oleh motivasi kerja yang tinggi dan
Beban kerja dipengaruhi oleh aspek fisik yaitu tuntutan tugas pokok dan
tugas tambahan, aspek psikologis yaitu hubungan antar sesama perawat dan
aspek waktu yaitu waktu yang efektif dalam mengerjakan tuntutan tugas. Faktor
lainnya yang mempengaruhi beban kerja adalah faktor internal yang berasal dari
dalam diri individu sendiri seperti umur, jrnis kelamin, persepsi, dan keinginan.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu seperti kegiatan,
(2009) yang menyatakan terdapat hubungan bermakna antara beban kerja perawat
nilai p = 0,000.
perawat yang disupervisi oleh kepala ruangan, ada sebesar 17 orang (68,0%)
melaksanakan patient safety dengan kurang baik, dan sebesar 8 orang (32,0%)
disupervisi oleh kepala ruangan, ada sebesar 6 orang (85,7%) yang melaksanakan
patient safety dengan kurang baik dan sebesar 1 orang (14,3%) melaksanakan
patient safety dengan baik. Hasil analisis statistik yang dilakukan terhadap kedua
variabel tersebut memperoleh tidak ada hubungan antara supervisi kepala ruangan
dengan pelaksanaan patient safety dengan nilai p =0,64 artinya supervisi kepala
dari patient safety pada perawat ruang rawat inap bedah di RSUD Dr. Pirngadi
maksimalnya pengawasan yang dilakukan oleh kepala ruangan. Faktor lain yang
pelaksana hal ini didukung dari pernyataan perawat bahwa tidak ada reward atau
safety. Adapun supervisi kepala ruangan baik dengan pelaksanaan patient safety
kurang baik terjadi karena kurangnya kemampuan dan keterampilan yang dimiliki
dari individu perawat itu sendiri sehingga perawat belum optimal dalam bekerja.
safety baik juga disebabkan oleh pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
individu perawat itu sendiri sudah baik sehingga pemahaman perawat terhadap
pelaksanaan patient safety juga baik. Adapun supervisi kepala ruangan baik
dengan pelaksanaan patient safety baik disebabkan oleh perawat yang memiliki
tanggung jawab dan kemampuan yang baik sehingga perawat dapat bekerja
dengan efektif.
dilakukan agar bawahan menjadi lebih efektif dan efisien dalam melaksanakan
Supervisi kepala ruangan di RSUD Dr. Pirngadi Medan tidak berjalan dengan
inap bedah tidak dilakukan secara berkala oleh kepala ruangan sehingga
pengawasan yang dilakukan dari atasan terhadap perawat pelaksana tidak optimal
dan efisien. Seperti saat serah terima pasien antar shift perawat, kepala ruangan
membaca laporan rawatan yang ada tanpa adanya tatap muka antar perawat.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Rivai (2015) yang menyatakan
Keterbatasan Penelitian
rumah sakit yang tidak memungkinkan hal tersebut. Untuk mengatasi hal
Kesimpulan
RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019 diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Saran
Adapun saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan hasil penelitian ini
sebagai berikut:
pasien.
2. Diharapkan bagi pihak RSUD Dr. Pirngadi Medan dapat lebih meningkatkan
safety).
69
Universitas Sumatera Utara
70
71
Universitas Sumatera Utara
72
Pambudi, Y.D.W., Sustriningsih, A., & Yasin, D.D.F. (2018). Faktor-faktor yang
mempengaruhi perawat dalam penerapan 6 SKP (sasaran keselamatan
pasien) pada akreditasi JCI (join commission international) di ruang rawat
inap Rumah Sakit Panti Waluya Malang. Jurnal Keperawatan. 3 (1), 735-
745. Diakses dari https:// publikasi.unitri.ac.id/
index.php/fikes/article/download/844/657.
Rivai, F., Indahwaty S., dan Ita K. (2016). Faktor yang berhubungan dengan
implementasi keselamatan pasien di RSUD Ajjappannge Soppeng tahun
2015. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia. 5 (4), 153-156. Diakses dari
https://jurnal.ugm.ac.id/jkki/article/view/30527.
Simamora, R.H. (2018). Buku ajar keselamatan pasien melalui timbang terima
pasien berbasis komunikasi efektif: sbar. Medan: USU Press.
Sukesi, I., Soeharto, S., & Ahsan. (2015). Analisis faktor yang berhubungan
dengan kinerja perawat melaksanakan keselamatan pasien. Jurnal
Keperawatan. 6 (1), 34-42. Diakses dari https:// media. neliti.com/ media/
publications/ 138567- ID- none. pdf + &cd=1&hl =en& ct= clnk & gl = id.
WHO. (2011). Collaborating centre for patient safety solutions. Diakses dari
http://www.who.int.
Utara yang sedang melakukan penelitian untuk tugas skripsi dengan judul
Perawat Rawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2019”.
sebenarnya tanpa ada rasa takut karena tidak ada penilaian benar atau salah dalam
penelitian semata.
A. IDENTITAS RESPONDEN
Petunjuk Pengisian:
1. Baca dan pahami baik-baik setiap pertanyaan.
2. Isilah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu/Saudara
dengan memberikan tanda (√ ) pada lembar kuesioner pilihan.
Nama
Usia Tahun
B. PENGETAHUAN
4. Kondisi dimana sudah terjadinya insiden tetapi belum terpapar pada pasien
disebut …..
a. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
b. Kondisi Potensial Cedera (KPC)
c. Kejadian Tidak Cedera (KTC)
d. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
C. SIKAP
Petunujuk Pengisian :
Berilah tanda ( √ ) pada jawaban yang sesuai menurut Bapak/Ibu/Saudara.
Keterangan:
TS= Tidak Setuju, S= Setuju
No. Pernyataan TS S
D. BEBAN KERJA
Petunjuk pengisian:
Berilah penilaian atas masing-masing pernyataan dibawah ini dengan memberi
tanda check list (√ ) pada kolom pilihan yang sesuai dengan
Bapak/Ibu/Saudara lakukan.
No Pernyataan Ya Tidak
1. Melakukan observasi pasien secara ketat selama jam
kerja.
Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda check list (√ ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan
jawaban.:
TP = Tidak pernah, P = Pernah
No. Pertanyaan TP P
1. Apakah perawat melaksanakan ketepatan identifikasi
pasien?
Pengetahuan
Nama Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 Total P
YS 1 0 1 1 0 0 3
NG 1 0 1 1 0 0 3
TGS 1 1 1 1 0 0 4
TN 1 0 0 1 0 0 2
HK 1 0 0 1 0 0 2
S 1 0 1 1 0 0 3
RA 1 1 1 1 0 0 4
Ris 0 1 0 1 0 0 2
MP 1 1 1 1 1 0 5
Her 1 1 1 1 0 0 4
Ri 1 1 1 1 0 0 4
No 1 1 1 1 0 0 4
RMM 1 1 1 1 0 0 4
NS 1 1 1 1 0 0 4
Ric 1 1 1 1 0 0 4
SS 1 1 1 1 0 1 5
HM 1 0 1 1 0 0 3
ST 1 0 1 0 0 0 2
M 1 0 1 0 0 0 2
RB 1 0 1 1 0 0 3
AU 1 0 0 0 0 0 1
TG 1 0 0 1 0 0 2
JG 1 1 1 1 0 0 4
Is 1 1 0 1 1 1 5
TA 1 0 0 1 0 0 2
JH 1 1 0 1 0 1 4
YO 1 0 0 1 0 0 2
SU 1 1 0 1 0 0 3
MY 1 1 0 1 1 1 5
Y 1 1 1 0 0 0 3
TY 1 0 0 1 0 0 2
NH 1 0 0 1 0 0 2
Sikap Total
Nama Responden
Si1 Si2 Si3 Si4 Si5 Si6 Si7 Si8 Si9 Si10 Si
YS 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 16
NG 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
TGS 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 16
TN 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 16
HK 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 16
S 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
RA 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 19
Ris 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
MP 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
Her 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
Ri 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
No 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
RMM 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
NS 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
Ric 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
SS 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 16
HM 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
ST 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 16
M 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
RB 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
AU 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 15
TG 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 15
JG 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 15
Is 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 18
TA 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 15
JH 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 17
YO 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 17
SU 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 15
MY 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
Y 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
TY 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 17
NH 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 17
Beban Kerja
Nama Responden
BK1 BK2 BK3 BK4 BK5 BK6 BK7
YS 2 1 1 1 2 1 1
NG 2 1 1 1 2 1 1
TGS 1 1 1 1 2 1 2
TN 2 2 2 2 2 1 2
HK 2 2 2 2 2 1 2
S 2 2 2 2 2 2 2
RA 1 1 1 1 2 1 2
Ris 2 2 2 2 2 1 2
MP 2 2 2 2 2 2 2
Her 1 1 1 1 2 1 2
Ri 1 1 1 1 2 1 2
No 1 1 1 1 2 1 2
RMM 1 1 1 1 2 1 2
NS 2 1 2 2 1 1 1
Ric 1 1 1 1 2 1 2
SS 2 2 2 2 2 1 2
HM 1 1 1 1 2 1 2
ST 2 2 2 2 2 1 2
M 2 1 1 1 1 2 1
RB 1 1 1 1 2 1 2
AU 1 1 1 1 2 1 2
TG 2 2 1 2 2 2 1
JG 1 1 1 1 2 2 1
Is 2 2 1 2 2 2 1
TA 2 2 1 2 2 2 1
JH 2 2 1 2 2 2 1
YO 2 2 1 2 2 2 1
SU 1 1 1 1 2 1 1
MY 1 1 1 1 1 1 2
Y 1 1 1 2 2 1 2
TY 2 2 1 2 2 2 1
NH 1 1 1 2 2 2 2
Nama
Beban Kerja
Responden Total BK
BK8 BK9 BK10 BK11 BK12
YS 2 2 2 1 1 17
NG 2 2 1 1 1 16
TGS 2 2 2 1 2 18
TN 2 2 1 1 1 20
HK 2 2 1 1 1 20
S 2 2 2 2 2 24
RA 2 2 2 1 2 18
Ris 2 2 2 2 2 23
MP 2 2 2 2 2 24
Her 2 2 2 1 2 18
Ri 2 2 2 1 2 18
No 2 2 2 1 2 18
RMM 2 2 2 1 2 18
NS 2 2 1 1 2 18
Ric 2 2 2 1 2 18
SS 2 1 2 1 2 21
HM 2 2 2 1 2 18
ST 1 2 1 2 2 21
M 2 2 1 1 1 16
RB 2 2 2 1 2 18
AU 2 2 2 1 1 17
TG 2 2 2 1 2 21
JG 2 1 2 1 2 17
Is 2 2 2 1 2 21
TA 2 2 2 1 2 21
JH 2 2 2 1 2 21
YO 2 2 2 1 2 21
SU 2 2 2 1 2 17
MY 2 2 2 1 2 17
Y 2 2 2 1 2 19
TY 2 2 2 1 2 21
NH 2 2 2 1 2 20
usia kategorik 3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 26-35 1 3.1 3.1 3.1
36-45 18 56.3 56.3 59.4
46-55 9 28.1 28.1 87.5
56-65 4 12.5 12.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
2. Jenis Kelamin
jk
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid perempuan 28 87.5 87.5 87.5
laki-laki 4 12.5 12.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
3. Pendidikan Terakhir
pt
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid DIploma III 27 84.4 84.4 84.4
Ners 5 15.6 15.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
5. Pengetahuan Perawat
P1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 1 3.1 3.1 3.1
Benar 31 96.9 96.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
P2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 15 46.9 46.9 46.9
Benar 17 53.1 53.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
P3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 13 40.6 40.6 40.6
Benar 19 59.4 59.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
P4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 4 12.5 12.5 12.5
Benar 28 87.5 87.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
P5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 29 90.6 90.6 90.6
Benar 3 9.4 9.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 28 87.5 87.5 87.5
Benar 4 12.5 12.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
total pengetahuan 2
6. Sikap Perawat
Si1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 32 100.0 100.0 100.0
Si2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 5 15.6 15.6 15.6
Setuju 27 84.4 84.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
Si3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 11 34.4 34.4 34.4
Setuju 21 65.6 65.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
Si4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 32 100.0 100.0 100.0
Si5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 16 50.0 50.0 50.0
Setuju 16 50.0 50.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
Si6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 32 100.0 100.0 100.0
Si7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 32 100.0 100.0 100.0
Si8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 16 50.0 50.0 50.0
Setuju 16 50.0 50.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
Si9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 16 50.0 50.0 50.0
Setuju 16 50.0 50.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
Si10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 32 100.0 100.0 100.0
total sikap 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 5 15.6 15.6 15.6
BK1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 15 46.9 46.9 46.9
Ya 17 53.1 53.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
BK2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 19 59.4 59.4 59.4
Ya 13 40.6 40.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
BK3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 29 90.6 90.6 90.6
Ya 3 9.4 9.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
BK4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 16 50.0 50.0 50.0
Ya 16 50.0 50.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
BK5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 5 15.6 15.6 15.6
Ya 27 84.4 84.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
BK6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 14 43.8 43.8 43.8
Ya 18 56.3 56.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
BK7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 12 37.5 37.5 37.5
Ya 20 62.5 62.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
BK8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 1 3.1 3.1 3.1
Ya 31 96.9 96.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
BK9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 2 6.3 6.3 6.3
Ya 30 93.8 93.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
BK10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 6 18.8 18.8 18.8
Ya 26 81.3 81.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
BK11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 28 87.5 87.5 87.5
Ya 4 12.5 12.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
BK12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 6 18.8 18.8 18.8
Ya 26 81.3 81.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
Su1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 13 40.6 40.6 40.6
Pernah 19 59.4 59.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
Su2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 13 40.6 40.6 40.6
Pernah 19 59.4 59.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
Su3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 10 31.3 31.3 31.3
Pernah 22 68.8 68.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
Su4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 26 81.3 81.3 81.3
Pernah 6 18.8 18.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
Su5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 17 53.1 53.1 53.1
Pernah 15 46.9 46.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
Su6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 9 28.1 28.1 28.1
Pernah 23 71.9 71.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
Su7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 25 78.1 78.1 78.1
Pernah 7 21.9 21.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
Su8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 14 43.8 43.8 43.8
Pernah 18 56.3 56.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
total supervisi 2
PS2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 11 34.4 34.4 34.4
Pernah 21 65.6 65.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
PS3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 14 43.8 43.8 43.8
Pernah 18 56.3 56.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
PS4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 32 100.0 100.0 100.0
PS5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 28 87.5 87.5 87.5
Pernah 4 12.5 12.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
PS6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 26 81.3 81.3 81.3
Pernah 6 18.8 18.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
PS7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 3 9.4 9.4 9.4
Pernah 29 90.6 90.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
PS8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 13 40.6 40.6 40.6
Pernah 19 59.4 59.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
PS9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 23 71.9 71.9 71.9
Pernah 9 28.1 28.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
PS10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 22 68.8 68.8 68.8
Pernah 10 31.3 31.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
PS11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 17 53.1 53.1 53.1
Pernah 15 46.9 46.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
PS12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 27 84.4 84.4 84.4
Pernah 5 15.6 15.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
PS13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 5 15.6 15.6 15.6
Pernah 27 84.4 84.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
PS14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 20 62.5 62.5 62.5
Pernah 12 37.5 37.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
Analisis Bivariat
1. Pengetahuan Perawat dengan Pelaksanaan Patient Safety
Crosstab
Chi-Square Tests
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,41.
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,22.
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,97.